Teknik Geologi (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Teknik Geologi (S1) by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 1363
Results Per Page
Sort Options
Item PROSPEK HIDROKARBON PADA FORMASI TALANG AKAR BAGIAN ATAS DI LAPANGAN X CEKUNGAN SUMATERA SELATAN BERDASARKAN DATA SEISMIK DAN SUMURAN(2006) WISNU PRIHANTONO; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenAbstract Research area is located at “X†block, part of South Sumatra basin, South Sumatra Province. Analysis performed within this research is sequence stratigraphy focused at Upper Talang Akar Formation. The Analysis were aiming to know the sequence stratigraphy and distribution of system tracts. This research can be applied to understand the prospect zone . Pursuant to the analysis result which are using seismic and well log data, the area accurately consist of 3 sequence, that are sequence I which consist of the highstand system tract I, sequence II which consist of the transgressive system tract II and highstand system tract II, and also sequence III which consist of the transgressive system tract III and highstand system tract III. The sequence stratigraphy being held before is reference to divided the prospect zone. The prospect zone above which is Zone A, Zone and Zone C.The rock properties from each other zone have been calculated, which is porosity (Ф), shale volume (Vsh), water saturation (Sw) etc. The results is important parameter for hydrocarbon reserve calculation. The reserve calculated by probability approach with monte carlo method. The provenance of this deposits is interpretatively derived from eastsoutheast ward, that is Lampung High. Pursuant to the sequence stratigraphy analysis, some hydrocarbon prospect areas all present at high stand system tract deposits.Item MEDAN TEGASAN DI ZONA SESAR FLORES DAN SESAR WETAR BERDASARKAN DATA KEGEMPAAN(2006) ANDI AMRAN; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Dalam penelitian ini dilakukan inversi tegasan untuk mengetahui keadaan tegasan (state of stress) di zona sesar Flores dan zona sesar Wetar dengan menggunakan 56 data mekanisme pusat gempa. Hasil inversi menunjukkan bahwa di zona sesar Flores tegasan utama maksimum (s1) memiliki azimut 3510 dan plunge 110, tegasan utama menengah (s2) memiliki azimut 2580 dan plunge 130, dan tegasan utama minimum (s3) memiliki azimut 1190 dan plunge 720. Nisbah tegasan untuk zona sesar ini adalah 0,57. Azimut tegasan mendatar maksimum (SH) adalah 1740 dan azimut (Sh) adalah 840. Rejim tegasan di zona sesar ini menurut klasifikasi WSM project adalah thrust faulting, sedangkan menurut klasifikasi Delvaux dkk. (1997) adalah pure compression. Di zona sesar Wetar s1 memiliki azimut 3150 dan plunge 120, s2 memiliki azimut 2240 dan plunge 60, dan s3 memiliki azimut 1070 dan plunge 760. Nisbah tegasan untuk zona sesar ini adalah 0,53. Azimut tegasan mendatar maksimum (SH) adalah 1380 dan azimut tegasan mendatar minimum (Sh) adalah 480. Rejim tegasan di zona sesar ini menurut klasifikasi WSM project (Barth dkk., 2008) adalah thrust faulting, sedangkan menurut klasifikasi Delvaux dkk. (1997) adalah pure compression. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arah ketiga tegasan utama, nisbah tegasan, arah tegasan mendatar maksimum dan minimum, dan rejim tegasan pada zona sesar Flores dan zona sesar Wetar. Data yang digunakan adalah mekanisme pusat (focal mechanism) gempa akibat pensesaran belakang busur (back arc thrusting). Metode inversi tegasan yang digunakan adalah metode improved right dihedron dan rotational run yang dikembangkan oleh Delvaux dan Sperner (2003). Penentuan arah tegasan mendatar maksimum menggunakan persamaan yang digagas oleh Lund (2000) dan penentuan rejim tegasan menggunakan klasifikasi WSM project (Zoback, 1992) dan Delvaux, dkk. (1997). Hasil inversi menunjukkan bahwa tegasan utama maksimum di zona sesar Flores berarah utara – selatan dan relatif mendatar dengan tegasan utama minimum berarah hampir tegak. Nisbah tegasan untuk zona sesar ini adalah 0,57, arah tegasan mendatar barat laut – tenggara, arah tegasan mendatar minimum timur laut – barat daya, dan rejim tegasan pada zona sesar ini adalah thrust faulting (Zoback, 1992) atau pure compression (Delvaux, dkk., 1997). Hasil inversi menunjukkan bahwa tegasan utama maksimum di zona sesar Wetar berarah barat laut – tenggara dan relatif mendatar dengan tegasan utama minimum berarah hampir tegak. Nisbah tegasan untuk zona sesar ini adalah 0,53, arah tegasan mendatar barat laut – tenggara, arah tegasan mendatar minimum timur laut – barat daya, dan rejim tegasan pada zona sesar ini adalah thrust faulting (Zoback, 1992) atau pure compression (Delvaux, dkk., 1997).Item POLA STRUKTUR BATUAN SEDIMEN TERSIER DAERAH SELATAN KARAWANG DAN CIANJUR(2007) HENRI SETIAJI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Daerah penelitian secara administratif terletak pada daerah Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, serta Kabupaten Bandung. Sementara itu secara geografis daerah penelitian terletak pada 107°00’ - 107°30’ BT dan 7°00’ - 7°33’ LS. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai keadaan geologi, khususnya pola struktur geologi dan tektonik di daerah ini Dari hasil analisis data orientasi pada daerah penelitian disimpulkan bahwa arah umum kelurusan DEM relatif baratlaut – tenggara. Arah umum strike perlapisan batuan relatif barat - timur. Arah umum sumbu lipatan relatif barat - timur. Arah umum strike bidang sesar naik relatif baratdaya – timurlaut. Arah umum strike bidang sesar normal relatif baratlaut – tenggara. Arah umum strike bidang sesar mendatar relatif utara - selatan. Dari data orientasi di atas disimpulkan tegasan umum pada daerah penelitian relatif utara - selatan. Untuk memperkuat analisis dilakukan pengelompokan daerah struktur daerah penelitian berdasarkan pola strukturnya. Daerah penelitian dibagi menjadi delapan daerah struktur: Daerah Struktur Jonggol, Daerah Struktur Cariu, Daerah Struktur Purwakarta, Daerah Struktur Cibeet, Daerah Struktur Cikalong, Daerah Rajamandala, Daerah Struktur Sukanegara, Daerah Struktur Sindangbarang. Tahapan sejarah tektonik daerah penelitian dimulai dari pembentukan batuan penyusun daerah penelitian, dari Oligosen hingga Miosen. Kemudian terjadi periode tektonik pertama dimana berkembang lipatan pada daerah struktur Rajamandala, dan juga perlipatan pada Daerah Struktur Jonggol, Daerah Struktur Cariu dan Daerah Struktur Purwakarta yang kemudian dilanjutkan dengan pembentukan sesar - sesar naik di daerah - daerah struktur tersebut. Setelah periode tektonik pertama, dilanjutkan pembentukan sesar sesar mendatar minor pada daerah struktur Rajamandala, Daerah Struktur Jonggol, Daerah Struktur Sukanegara dan Daerah Struktur Sindangbarang. Daerah Struktur Sindangbarang merupakan daerah dengan jumlah struktur yang diketahui paling sedikit, dan disusun oleh dominasi formasi termuda di daerah penelitian Dari hasil analisis diatas dan disebandingkan dengan peneliti terdahulu, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua periode tektonik di daerah penelitian, yaitu periode Miosen - Pliosen dengan tegasan utama baratlaut - tenggara dan periode Pliosen - Plistosen dengan tegasan timurlaut - baratdaya. ABSTRACT The research area administratively located in Karawang District, Purwakarta District, Cianjur District, Bogor District and Bandung Distric of West Java. It is geographically located in 107°00’ - 107°30’ E and 7°00’ - 7°33’ S. The result of this research is expected will give scientific information about geological setting, particularly the structural pattern and tectonic of this area. The data analysis concluded that general trend of DEM lineament relatively northwest – southeast. Trend of strike of rocks bedding relatively west – east. Strike of dip-slip fault plane trending northeast – southwest. Strike of strike-slip fault plane trending north - south. From this analysis it is concluded that common stress of the research area relatively north - south. To support the analysis, the research area divided into different structural zone based by structural pattern in each location. The research area divided into eight structural zone: Jonggol Structural Zone, Cariu Structural Zone, Purwakarta Structural Zone, Cibeet Structural Zone, Cikalong Structural Zone, Rajamandala Structural Zone, Sukanegara Structural Zone, and Sindangbarang Structural Zone. The tectonic stages history of the study area begins from the formation of rocks making up the study area, from the Oligocene to Miocene. Then there was a period in which the first tectonic folds developed in the Rajamandala structure zone, and also on the Jonggol Structure Zone, Cariu Structural Zone and Purwakarta Structural Zone followed by the formation of faults up in the area. After a period of first tectonic,then followed by the formation of minor strike slip fault on Rajamandala Structure Zone, Jonggol Structural Zone and Sukanegara Structural Zone. Sindangbarang Structure Zone is an area with a known amount of structure at least, prepared by the dominance of the youngest formation in the study area. From the analysis above and compared with previous research, it can be concluded that there are two tectonic periods in the study area, which is the period of the Miocene - Pliocene with major stress relatively northwest - southeast and the period of the Pliocene - Pleistocene with major stress relatively northeast - southwest.Item GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN KAITANNYA DENGAN KETERDAPATAN MANIFESTASI PANAS BUMI DI LAPANGAN MANRU JAWA BARAT(2007) JIMMY A M MANURUNG; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Salah satu sumber panas bumi yang berada di Jawa Barat adalah Gunung Ciremai. Lapangan MANRU berada di sebelah Selatan Gunung Ciremai dicirikan dengan pemunculan mata air panas di sungai Citiis dan Utara Lapangan MANRU serta terdapatnya kolam lumpur (mud pool) di bagian Utara Lapangan MANRU. Minimnya data yang dapat memberikan informasi secara menyeluruh mengenai adanya anomali yang berkaitan dengan keberadaan potensi dan batas zona prospek menimbulkan pertanyaan apakah daerah penelitian merupakan daerah prospek panas bumi yang positif untuk dikembangkan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah daerah ini merupakan prospek panas bumi yang positif untuk dikembangkan. Daerah penelitian mempunyai data geologi, geokimia air, dan geofisika (gaya berat, geomagnet, resistivity, dan magnetotellurik). Penelitian ini dimulai dengan rekonstruksi data geologi untuk mengetahui litologi penyusun dan struktur geologi yang ada di daerah ini. Kemudian dilanjutkan dengan analisis geokimia air untuk menentukan aliran air dan dugaan temperatur reservoir. Lalu analisis data geofisika untuk mengetahui struktur bawah permukaan dan litologi bawah permukaaan. Integrasi data geologi, geokimia, dan geofisika akan menunjukkan bagaimana kondisi bawah permukaan daerah penelitian. Sistem panas bumi daerah ini adalah sistem dominasi air dengan temperatur sedang-sampai rendah dengan batuan sedimen sebagai batuan reservoir dengan ketebalan sekitar 800 m, pada kedalaman 400 – 1200 m dari permukaan tanah dan terpisahkan oleh struktur sesar. Sumber panas yang membentuk sistem panas bumi di daerah ini adalah kegiatan magmatisme yang menghasilkan produk batuan plutonik dan mungkin juga batuan vulkanik yang mengintrusi batuan sedimen Tersier. Proses hidrotermal di daerah ini mungkin saja secara menerus atau secara periodik berlanjut hingga saat ini. Hal ini diduga berdasarkan munculnya Gunungapi Ciremai yang berumur Kuarter. ABSTRACT One of the geothermal resource located in West Java is Mount Ciremai. MANRU Field is in the South of Mount Ciremai characterized by the occurrence of hot springs in the Citiis river and in the North of MANRU Field as well as the presence of mud pool in the North of MANRU Field. The lack of data that can provide comprehensive information about the anomalies associated with the presence of the potential and prospects of the zone boundary raises questions whether the study area is an area of ​​geothermal prospects are positive for development. Therefore it needs further research to determine whether the region is a positive prospect for geothermal development. Research areas have geological data, geochemistry of water, and geophysical (gravity, geomagnet, resistivity, and magnetotellurik). The study begins with the reconstruction of geological data to determine the lithology and geological structure existing in this area. Then proceed with the analysis of water geochemistry to determine the type of reservoir water and the reservoir temperature. Then the analysis of geophysical data to determine the subsurface structure and lithology below the surface. Integrated data of geological, geochemical, and geophysical is integrated will show how the subsurface condition of study area. Geothermal system of this area is a water-dominated system with moderat to low temperatures which sedimentary rocks as the reservoir rocks at depth 400 – 1200 m from the surface with thickness about 800 m, are separated by fault structures. Heat sources that form a geothermal system in this area is magmatism activity that produces plutonic rocks and may also volcanic rocks which cut Tertiary sedimentary rocks. Hydrothermal processes in this region may be continuous or periodic continues to this day. This is presumably based on the appearance of the Quaternary Mount Ciremai.Item TEKTONIK BANTEN-JAWA BARAT BAGIAN UTARA PADA LEMBAR PETA GEOLOGI REGIONAL SERANG, JAKARTA, DAN KARAWANG(2007) YOGIASA BANUSATRIA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSARI Daerah penelitian secara administratif berada di daerah Serang, Jakarta, dan Karawang serta termasuk dalam Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, daerah penelitian terletak pada koordinat 106o 00’ 00†BT sampai 107o 30’ 00†BT dan 5o 50’ 45†LS sampai 6o 30’ 00†LS. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses-proses tektonik dan pola struktur yang berkembang di daerah penelitian. Dilakukan perbandingan arah tegasan pada struktur regional yang diperoleh dari analisis stereografi, serta kelurusan CITRA dan penelitian terdahulu juga dilakukan sebagai pembanding. Struktur geologi daerah penelitian mulai terbentuk pada Kala Oligosen Akhir, membentuk struktur sesar normal berarah dominan utara-selatan akibat adanya gaya tarikan. Pada periode tektonik Pliosen-Plistosen terjadi anjakan sesar naik berarah relatif barat-timur, yaitu Sesar Baribis yang sejajar dengan arah kelurusan lipatan dan kemudian dipotong oleh sesar-sesar mendatar. Pola struktur berarah barat-timur ini banyak terbentuk pada bagian timur daerah penelitian. Kemudian terbentuk undulasi-undulasi lipatan di bagian barat daerah penelitian yang diduga akibat reaktivasi basement dari sesar-sesar berarah utara-selatan yang sebelumnya telah tertutup oleh batuan sedimen serta vulkanik yang berumur Pliosen sampai Plistosen. Berdasarkan aktivitas tektonik tersebut diketahui bahwa arah tegasan utama berarah utara-selatan yang dipengaruhi oleh subduksi di selatan Jawa. Hasil penelitian ini dituangkan kedalam peta struktur geologi dengan skala 1:200.000, sehingga akan memudahkan dalam penyediaan dan pemberian informasi tatanan struktur geologi dan tektonik pada daerah tersebut. ABSTRACT Based on administrative reviewed, the research area is located in Serang, Jakarta, and Karawang region of West Java Province. Based on geographic reviewed, the research area is located at 106o 00’ 00†- 107o 30’ 00†East Longitude and 5o 50’ 45†LS - 6o 30’ 00†South Latitude. The objective of this research are to comprehend the tectonic process and structural trends that developed in the research area. Comparison of the stress direction is done on regional structures data which is collected by stereography analysis and lineaments of CITRA data, as well as comparison data from the former researcher. The structure geology in research area was began formed at Late Oligocene that cause the occurrences of the dominance north-south normal faults by the extensional stress. At Pliocene-Pleistocene tectonic periods, the west-east thrust fault is formed, that called Baribis Fault which has lateral orientation with the direction of fold lineaments and being cut off by the strike-slip faults. This west-east structure trends basically formed in the east side of the research area. Then, undulation folds are formed in the west side of the research area that suspected cause by the basement reactivation of north-south faults which has been covered by the Pliocene to Pleistocene sediment or volcanic rocks. Based on the tectonic activity, the major stress is known north-south direction that influenced by the subduction in south Java. The result of this research will be shown in geological structures map in scale 1:200.000, then it will be easier to define the detail of structural geology and tectonic information of this research area.Item DAYA DUKUNG TANAHFONDASI DANGKAL PADA BUKIT HAMBALANG BAGIAN SELATAN KECAMATAN CITEUREUP KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT(2007) RIFKI ASRUL SANI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian dilakukan di kaki Bukit Hambalang bagian Selatan yang mencakup kompleks pembangunan Wisma Atlet Hambalang, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.Daerah penelitian terletakpada 106° 53` 3,7608" - 106° 53` 32.1072" LS dan 6° 33` 5,5584" - 6° 33` 37,3608" BT. Seiring dengan terjadinya longsoran di beberapa titik wilayah pembangunan Wisma Atlet Hambalang, maka diperlukankajiandatakondisigeologiteknik yang berupa sifat fisik dan mekanika tanah dan juga batuan bawah permukaan.Terutamamengenaidayadukungtanahdalammenahanbebanbangunan di atasnya agar tidakterjadipenurunanatausettlement. Berdasarkan pembagian litostratigrafi tidak resmi, di daerah penelitian terdapat tiga satuan batuan, yaitu satuan batupasir, satuan batulanau dan satuan batuan vulkanik. Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian adalah kekar, dengan hasil proyeksi stereografi menunjukkan gaya berarah relatif Utara – Selatan. Satuantanahdaerahpenelitianmasukkedalamklasifikasitanahlempungdengantingkatplastisitas yang rendah dan tinggi (CL – CH), serta tanah lanau dengan plastisitas rendah dan tinggi (ML – MH). HasilperhitunganfondasidangkaluntukGeneral soil shear condition danlocal soil shear conditiondapatdisimpulkanbahwadayadukungtanah yang diizinkan (qa) untuksetiapkedalaman yang paling tinggipadafondasibujursangkar (square footing) dannilaitertinggiterdapatpadakedalaman 2 meter, yaitu57,32 ton/m2dan36,11 ton/m2. Fondasi yang paling rendahuntuksemuakedalamanpadafondasimenerus (continuous footing) untukkedalaman 2 meter memilikinilai34,49 ton/m2dan21,25 ton/m2. Berdasarkan data SPT (Standard Penetration Test), maka nilai daya dukung yang diizinkan (qa) pada masing-masing titik bor berkisar pada rentang 2,85 ton/m2 sampai 16,85 ton/m2. ABSTRACT This research is located inSouthern Hambalang hill which included Hambalang Sport Center Buliding Area, Citeureup District, Bogor Regency, West Java Province. This research area geographicaly lies on106° 53` 3,7608" - 106° 53` 32.1072" LS dan 6° 33` 5,5584" - 6° 33` 37,3608" BT.Along with landslide in some area at Hambalang Sport Center Building, it needs geological engineering study data such as mechanical and physical properties of soil also subsurface rocks. Especially about soil bearing capacity in order to restrain the building from settlement. Based on non-formal litostratigraphy units, this area divided into three units, those areunit of sandstones, unit of siltstones and unit of volcanoclastics.Structural geology that developed in this area are joints, which stereographic projection result indicated North – South direction of force. Unit of soils in this area classified onto clay soil with low to high plasticity (CL – CH), then silt soil with low to high plasticity (ML – MH). The shallow foundation calculation results for General soil shear condition and local soil shear condition it could be conclused that the allowable shallow soil foundation (qa) for all depth which is highest at square footing and the highest value at 2 metre of depth, that is 57,32 ton/m2and36,11 ton/m2. The lowest footing for all depth at continous footing at 2 metre of depth had value 34,49 ton/m2and21,25 ton/m2. Based on SPT (Standard Penetration Test), the allowable support stability (qa) each of borehole ranging from 2,85 ton/m2 to 16,85 ton/m2.Item Karakteristik Reservoar A dan B Berdasarkan Data Well Log Lapangan INDAH , dan Perhitungan Cadangan Reservoar A dan B, Formasi Air Benakat , Sub-Cekungan Jambi(2007) INDAH KUSUMANINGTYAS; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Lapangan INDAH merupakan salah satu lapangan minyak yang berada di Sub-Cekungan Jambi. Lokasinya berada sekitar 12.5 km sebelah tenggara Ibu Kota Provinsi Jambi. Zona produktif pada lapangan ini berada pada reservoir batupasir Formasi Air Benakat dan lainnya pada interval Formasi Talang Akar. Berdasarkan posisinya dalam kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi maka pembelajaran mengenai karakteristik reservoir pada Formasi Air Benakat Bawah sangat dibutuhkan. Dalam studi ini terdapat beberapa data yang digunakan sebagai objek studi yaitu data , cutting (serbuk bor) dan data wireline log (gamm ray, resistivity, neutron, density). Data – data yang dikumpulkan berasal dari data sumur ( well log ), yaitu data LAS dari sumur,K-09, K-11ST, K-12ST, K-13, K-14, K-16, K-17, K-18 yang merupakan hasil digitasi dari wireline log, yaitu kurva log GR, ILD, CNCF, ZDEN, RD, RMLL. dan data seismik untuk dapat menganalisa karakteristik reservoar. Penelitian ini dimulai dengan analisis dan interpretasi data log, pada tahapan ini interpretasi yang dilakukan mencakup interpretasi secara kualitatif dan kuantitatif . Kemudian dilakukan korelasi stratigrafi pada semua sumur yang ada di lapangan INDAH untuk menentukan arah penyebaran dari lapisan prosek hidrokarbon dan menentukan lingkungan pengendapan lapisan tersebut. Dari korelasi sikuen dapat ditentukan lapisan yang berpotensi menjadi reservoir. Tahap selanjutnya adalah perhitungan cadangan dengan menggunakan metoda volumetrik. Kemudian dapat disimpulkan bahwa karakteristik reservoar batupasir tersebut meliputi porositas, permeabilitas dan saturasi air serta kondisi bawah permukaan lapangan INDAH, yang akan memperlihatkan keterdapatan hidrokarbon minyak dan gas bumi. ABSTRACT INDAH field is Energi Mega Persada “Gelam†field is located in Jambi Sub-Basin. The location is approximately 12.5km southest of capital city of Jambi Province. Productive zones in field are on sandstone reservoirs on Air Benakat Formation. Based on its potition in its exploration and production of oil and gas then learning abaout characteristics of the reservoir on Lowes Air Benakat Formation is needed In this study, there are some data that are used as objects of study, there are cutting (powdew drill) anda wireline log data (gamma ray, resistivity, neutron, density). Data –data collected from well data (well log), the LAS data fro well K-09, K-11ST, K-12ST, K-13, K-14, K-16, K-17, K-18, which is the result of digitization of wireline (kurva log GR, ILD, CNCF, ZDEN, RD, RMLL. dan data seismik) for reservoir characteristics. The study began with the analysis and interpretation of log data, at this stage is carried out include interpretation of the qualitative and quantitative interpretation. Stratigraphic correlation is then performed on all existing wells in INDAH field, to determine the direction of the spread of prospek hydrocarbon layer can be determine the environment of deposition of the coating layer and determinate siquance correlation potential reservoir. The next stage is calculation of reserve by used in the calculation of reserve. Then it can be concluded that the characteristics of reservoir and subsurface conditions INDAH field, wich will show hydrocarbon oil and gas.Item KESTABILAN LERENG TAMBANG UNTUK RENCANA DESAIN LERENG TAMBANG BATUBARA DI DAERAH MUARAWAHAU, KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR(2007) HASTOMO; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Secara administratif daerah penelitian terletak di daerah Muarawahau Kecamatan Muarawahau, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis, lokasi penyelidikan terletak pada 117° 30` 35.514" BT - 117° 39` 15.5028" BT dan 2° 10` 4.5516"LS - 2° 13` 12.3996"LS. Geologi lokasi penelitian termasuk ke dalam Cekungan Kutai yang tersusun oleh seri batuan sedimen Tersier mulai Eosen hingga Pliosen. Dimana disusun oleh satu formasi, yaitu formasi Wahau yang berumur Miosen Tengah. Geomorfologi daerah penelitian dapat dibedakan menjadi dua satuan, yaitu: satuan dataran rendah pedalaman sedimen sangat landai, dan satuan dataran rendah pedalaman sedimen landai. Stratigrafi daerah penelitian tersusun atas empat macam litologi, yaitu batubara, batupasir, batulempung dan batulanau. Dengan klasifikasi tanah di daerah penelitian berdasarkan USCS adalah CH, ML, dan SC. Berdasarkan nilai UCS terhadap contoh batuan inti bor, klasifikasi tanah kohesif dan batuan adalah Firm Soil hingga Very Weak Rock. Geologi teknik daerah penelitian tersusun atas tiga satuan, yaitu satuan geologi teknik tanah halus I, satuan geologi teknik tanah halus II, dan satuan geologi teknik tanah kasar. Hasil pembobotan nilai Rock Mass Rating (RMR) pada highwall dan lowwall berdasarkan data bor GT-08 dan GT-09, menunjukan nilai 15 sampai 53. Hal itu berarti litologi yang berada pada highwall dan lowwall termasuk ke dalam massa batuan kelas III, IV, dan V (Fair Rock, Poor Rock, dan Very Poor Rock). Dari hasil pembobotan RMR dapat dilakukan analisis Slope Mass Rating (SMR) untuk menentukan sudut lereng tambang yang akan dibuat. Sudut yang diperoleh adalah kurang dari 650. Sudut ini menjadi acuan untuk menentukan sudut lereng tambang. Dalam pembuatan desain lereng yang stabil dilakukan beberapa simulasi untuk mendapatkan nilai faktor keamanan lereng (FS) yang stabil dengan menggunakan program Geoslope. Simulasi dilakukan pada setiap kedalaman lereng dengan interval 10 meter hingga target kedalaman 55 meter untuk seam 1 dan 90 meter untuk seam 2 , masing-masing pada kondisi satureted, saturated dengan pengaruh seismic load, muka airtanah diturunkan 5 meter, dan muka airtanah diturunkan 5 meter dengan pengaruh seismic load. Dari beberapa simulasi yang dilakukan, sudut lereng mengacu pada sudut yang direkomendasikan dengan FS > 1,25 (lereng stabil) hasil yang didapat ialah: pada lereng highwall seam 1 akan stabil pada sudut 300, 350, 450, 650, dan 700. Untuk lereng highwall seam 2 akan stabil pada sudut 250, 300, 400, dan 550.Item DISTRIBUSI RESERVOIR BATUPASIR FORMASI UPPER SIHAPAS BERDASARKAN DATA LOG SUMUR DAN SEISMIK PADA LAPANGAN BETA, CEKUNGAN SUMATERA TENGAH(2007) ANGGI YULIANDUS; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Lapangan ‘BETA’ merupakan salah satu lapangan minyak produksi di Cekungan Sumatera Tengah. Lapangan ini memiliki potensi reservoir yang sangat baik dengan nilai cadangan yang tinggi. Namun pada kondisi sekarang produksinya semakin menurun. Untuk itu diadakan penelitian – penelitian lebih lanjut seperti penyebaran reservoir pada lapangan ‘BETA untuk meningkatkan produksi lapangan ‘BETA’. Lapangan ‘BETA’ mempunyai 4 data well log dan data core dari 3 sumur. Semua data tersebut diambil dalam kondisi yang baik. Penelitian ini dimulai dengan deskripsi core untuk menentukan fasies yang ada pada sumur yang mempunyai core. Kemudian dilanjutkan dengan mengintegrasikannya dengan hasil analisis well log (elektrofasies) untuk menentukan target reservoir, juga dibantu dengan data DST untuk mengetahui kandungan fluida pada reservoir dan tekanan formasinya. Berdasarkan hasil intergrasi tersebut, akan dibuat log tipe yang akan dijadikan acuan dalam korelasi antar sumur pada daerah penelitian. Korelasi sumur juga dibantu dengan teknik sikuen stratigrafi untuk menentukan batas formasi, parasikuen set dan batas bidang maximum flooding surface. Hasil korelasi ini akan memberikan gambaran kondisi bawah permukaan baik secara vertikal maupun horizontal. Kemudian dipetakan penyebarannya menggunakan seismik sehingga diketahui bentuk relief subsurface formasinya. Pada sumur BT-2 terdapat 3 litofasies yang berkembang, yakni : Laminated Silty Claystone (Fsl), Massive Calcareous Sandstone (Sca), Bidirectionl Ripple Sandstone (Sr). Pada sumur BT-3 terdapat 2 litofasies yang berkembang, yakni : Massive Silty Claystone (Fsm), Conglomeratic Sandstone (Sc). Pada sumur BT-4 terdapat 5 litofasies yang berkembang, yakni : Laminated Calcareous Claystone (Fca), Laminated Silty Claystone (Fsl), Massive Silty Claystone (Fsm), Massive Calcareous Sandstone (Sca), Cross Laminated Sandstone (Scl). Hasil interpretasi fasies menunjukan bahwa lingkungan pengendapan lapangan ‘BETA’ adalah tidal flat, bagian dari sistem delta (tide dominated) Geometri reservoir yang menunjukan sand ridges yang memanjang secara parallel searah channel merupakan ciri khas sistem delta (tide dominated) dengan arah pengendapan Timur Laut-Barat Daya. ABSTRAK Lapangan ‘BETA’ merupakan salah satu lapangan minyak produksi di Cekungan Sumatera Tengah. Lapangan ini memiliki potensi reservoir yang sangat baik dengan nilai cadangan yang tinggi. Namun pada kondisi sekarang produksinya semakin menurun. Untuk itu diadakan penelitian – penelitian lebih lanjut seperti penyebaran reservoir pada lapangan ‘BETA untuk meningkatkan produksi lapangan ‘BETA’. Lapangan ‘BETA’ mempunyai 4 data well log dan data core dari 3 sumur. Semua data tersebut diambil dalam kondisi yang baik. Penelitian ini dimulai dengan deskripsi core untuk menentukan fasies yang ada pada sumur yang mempunyai core. Kemudian dilanjutkan dengan mengintegrasikannya dengan hasil analisis well log (elektrofasies) untuk menentukan target reservoir, juga dibantu dengan data DST untuk mengetahui kandungan fluida pada reservoir dan tekanan formasinya. Berdasarkan hasil intergrasi tersebut, akan dibuat log tipe yang akan dijadikan acuan dalam korelasi antar sumur pada daerah penelitian. Korelasi sumur juga dibantu dengan teknik sikuen stratigrafi untuk menentukan batas formasi, parasikuen set dan batas bidang maximum flooding surface. Hasil korelasi ini akan memberikan gambaran kondisi bawah permukaan baik secara vertikal maupun horizontal. Kemudian dipetakan penyebarannya menggunakan seismik sehingga diketahui bentuk relief subsurface formasinya. Pada sumur BT-2 terdapat 3 litofasies yang berkembang, yakni : Laminated Silty Claystone (Fsl), Massive Calcareous Sandstone (Sca), Bidirectionl Ripple Sandstone (Sr). Pada sumur BT-3 terdapat 2 litofasies yang berkembang, yakni : Massive Silty Claystone (Fsm), Conglomeratic Sandstone (Sc). Pada sumur BT-4 terdapat 5 litofasies yang berkembang, yakni : Laminated Calcareous Claystone (Fca), Laminated Silty Claystone (Fsl), Massive Silty Claystone (Fsm), Massive Calcareous Sandstone (Sca), Cross Laminated Sandstone (Scl). Hasil interpretasi fasies menunjukan bahwa lingkungan pengendapan lapangan ‘BETA’ adalah tidal flat, bagian dari sistem delta (tide dominated) Geometri reservoir yang menunjukan sand ridges yang memanjang secara parallel searah channel merupakan ciri khas sistem delta (tide dominated) dengan arah pengendapan Timur Laut-Barat Daya.Item GEOKIMIA DAN PEMODELAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN SIBAYAK(2007) HENDY SUJARMAITANTO; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Lapangan panasbumi Sibayak terletak sekitar 65 km ke arah barat daya dari kota Medan. Lapangan panasbumi ini berada didalam kaldera Singkut dan dikelilingi oleh tiga gunungapi, G.Pintau, G.Sibayak dan G.Pratektekan. Stratigrafi bagian bawah daerah ini tersusun dari batuan sedimen berumur pra-Tertier – Tertier, secara tidak selaras ditutupi oleh batuan vulkanik quarter. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari sistem lapangan panasbumi Sibayak dan mencoba membuat pemodelan sistem panasbuminya berdasarkan data geokimia, data geofisika dan data sumur. Data geokimia yang menjadi objek utama dari penelitian ini adalah data kimia manifestasi. Hasil analisis kimia manifestasi menunjukkan tipe mata air pada lapangan panasbumi Sibayak dapat dikelompokkan menjadi air sulfat pH asam, mata air sulfat pH mendekati netral dan mata air bikarbonat. Sumber panas diperkirakan berasal dari aktivitas vulkanik G. Sibayak. Batuan penudung pada lapangan panasbumi ini diperkirakan berasal dari batuan vulkanik dengan ketebalan hingga + 1100 meter sedangkan batuan yang menjadi reservoir diperkirakan berasal dari batuan sedimen. Reservoir panasbumi Sibayak berada dalam fasa cair dan tergolong ke dalam sistem dominasi air dengan temperatur berkisar 237 – 2810 C. Lapangan panasbumi Sibayak termasuk ke dalam sistem panasbumi hidrothermal vulkanik, tipe island – arc. Berdasarkan hasil penelitian, zona upflow dari sistem lapangan panasbumi Sibayak berada di sekitar puncak kawah Gunung Sibayak sedangkan zona outflow berada di sekitar kaldera Singkut, di sebelah tenggara Gunung Sibayak. ABSTRACT Sibayak geothermal field it is located about 65 km southwest of Medan. This geothermal field lies inside the Singkut caldera and is surrounded by three volcanoes, Mt. Pintau, Mt. Sibayak and Mt. Pratektekan. The Quaternary volcanic formation in the upper part is unconformable overlying pre-Tertiary to Tertiary sedimentary formations. The purpose of study is to figure out the characteristics of the Sibayak geothermal system and try to model it’s geothermal system based on geochemical, geophysical and well data. Geochemical data which is the main object of this study are manifestations chemical data. The analysis results showed the type of the spring in this field can be divided into three type of water, sulphate acid pH, sulphate near neutral pH and bicarbonate. The heat sources is predicted come from the volcanic activity of Mt. Sibayak. The cap rock in this field is predicted from the volcanic formation with a thickness up to + 1100 meter whereas the reservoir is predicted from the sedimentary formation. The sibayak reservoir is water phase and classified to water dominated system with temperature ranged from 237 – 2810 C. Sibayak geothermal field are classified to the volcanic hydrothermal system, island-arc type. Based on this study, the upflow zone of the Sibayak geothermal system is located around the high of Mt. Sibayak crater. Whereas the outflow zone is located around the Singkut caldera southwest of Mt. Sibayak.Item LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUPASIR X BERDASARKAN DATA CORE, DATA WELL LOG, DAN DATA SEISMIK PADA LAPANGAN MAR FORMASI BEKASAP, CEKUNGAN SUMATRA TENGAH(2007) MARIA AGITA JUDIASRI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Lapangan MAR terletak pada bagian selatan dari Coastal Plain Pekanbaru. Lapangan MAR terletak 70 km Timur Laut dari Pekanbaru, sekitar 3 km berada pada sisi Utara lapangan MAR. Lapangan MAR merupakan area tersendiri yang juga merupakan 4 way dip closure yang sudah diproduksikan semenjak tahun 1988. Lapangan MAR ditemukan setelah dilakukan pemboran eksplorasi pada bulan Oktober tahun 1985. Puncak laju produksi dari lapangan MAR pada periode Januari 1991 mencapai 1900 BOPD dengan watercut 70%, kemudian mengalami penurunan sampai 500 BOPD dengan watercut 95% pada periode 1998, dan bertahan sampai saat ini dengan laju Produksi 225 BOPD dengan watercut 97% (MAR 1, MAR 3, MAR 5 dan MAR 6) Lapangan MAR . Lapangan ini sudah dilakukan pemboran sebanyak 19 sumur. Sampai saat ini usaha peningkatan masih terus dilakukan dengan berbagai studi geologi dan geofisika.Penelitian ini dimulai dengan analisis terhadap data core. Hanya ada satu data core pada daerah penelitian ini yang telah diinterpretasikan oleh PT BOB-BSP Pertamina Hulu. Selanjutnya menganalisa 19 sumur untuk menentukan elektrofasies dan pelamparan Batupasir-X secara lateral. Marker Batupasir-X telah diinterpretasikan oleh PT BOB-BSP Pertamina Hulu. Menginterpretasi data seismik dengan mengikat terlebih dahulu dengan data log, sehingga memperoleh gambaran keadaan bawah permukaan secara lateral dan dapat mengetahui attribute seismik yang menggambarkan lingkungan pengendapan daerah penelitian.Secara umum fasies yang berkembang yaitu distributary channel. Fasies yang berkembang pada daerah penelitian ini funnel shape, cylindrical, dan bell. Seismik fasies pada daerah penelitian berupa parallel-subparalel. Hal ini mencerminkan bahwa lingkungan pengendapan dari lingkungan Delta Plain sampai Delta Front. ABSTRACT MAR field located in the west of coastal plain Pekanbaru. MAR field lies on 70 km north west from Pekanbaru, it’s about 3 km in the north side MAR field. MAR field is a separate field area which is also 4-way dip clossure which had exploration since October 1988 years. Field development was continued with the drilling of four well continued MAR-2, MAR-3,MAR-4,MAR-5. Wells to the production of 1550 BOPD with watercut 15% in the month of May 1988. Then the dicline to 500 BOPD with watercut 95% in the period of 1998, and continues to this with the product rate of 225 BOPD with a 97% watercut (MAR 1, MAR 3, MAR 5 dan MAR 6 MAR field. This field had been carried out drilling as many as 19 wells. The development trough geophysical and geological studies have been implemented to this field until nowadays. The study began with an analysis of the data core. There is only one data cores in this area of ​​research that has been interpreted by BOB-BSP PT Pertamina Hulu. Further analyzes 19 wells to determine elektrofasies and Sandstone-X laterally spread. Sandstone Marker-X has been interpreted by PT Pertamina Hulu BOB-BSP. Interpretation seismic data with a tied first with log data, so as to obtain a picture of subsurface conditions to determine the lateral and seismic attribute that describes the precipitation of the study area.In general facies that develop the distributary channel. Elektrofasies that developed in this research area is funnel shape, cylindrical and bell. Seismic facies in the study area in the form of parallel -subparalel. This reflects that the depositional environment of the Delta Plain to Delta Front.Item PENENTUAN DESAIN LERENG FINAL PADA PIT DH DAERAH KONSESI PT. ARUTMIN INDONESIA TAMBANG ASAM ASAM(2007) GALIH WIRIA SWANA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Salah satu faktor penunjang keberhasilan tambang terbuka ialah kestabilan lereng yang dibentuk. Dalam menentukan kemiringan desain final lereng yang dibentuk, salah satu caranya ialah dengan menggunakan metode geomekanik melalui penentuan nilai Rock Mass Rating (RMR) dan nilai Slope Mass Rating (SMR). Namun, dari nilai SMR tidak diketahui faktor keamanan (Safety Factor) dari lereng tersebut sehingga diperlukan analisis kestabilan lereng. Nilai kemiringan lereng dan faktor keamanannya dapat menjadi acuan untuk membuat desain lereng final yang representatif. Penelitian dilakukan di Desa Asam asam, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan yang merupakan areal PKP2B PT Arutmin Indonesia site Asam Asam. Daerah penelitian adalah pit 1 dan pit 2 DH. Morfologi daerah penelitian cenderung landai dikarenakan di sebelah selatan daerah penelitian tidak jauh dari bibir pantai, di sebelah utara merupakan hutan produksi, di sebelah barat merupakan pemukiman penduduk, dan di sebelah timur merupakan areal penambangan PT Arutmin Indonesia Site Asam asam. Daerah penelitian terletak pada Formasi Warukin dimana unit stratigrafinya yaitu batupasir (pasir kasar - halus), mudstone (Claystone, Siltstone) & carbonaceous mudstone, serta batubara dan dengan strike 80o – 90o dan dip 29o - 35o. RMR pada section sidewall berkisar antara 25- 59, dan SMR berkisar antara 30.1o – 59o pada section western lowwall atau data bor AGT-02 dan AGT-03 berkisar antara 20 - 55 dan SMR berkisar antara 20 o – 55o . Pada Section westernhighwall RMR berkisar antara 34 -71 dan SMR berkisar antara 33.06o – 71o. Pada section easternlowwall RMR berkisar antara 20- 55 dan SMR berkisar antara 20o – 54.96o. Pada section eastern highwall RMR berkisar antara 29 - 79 dan SMR berkisar antara 29o – 79o.Dari hasil analisa kestabilan lereng, pada umumnya nilai kemiringan lereng hasil dari nilai SMR berada pada kondisi labil hingga stabil sehingga perlu dilakukan penurunan muka air tanah pada beberapa bagian agar dihasilkan desain final lereng yang stabil. Kata Kunci : Geomekanik, Analisis Kestabilan Lereng, Desain lereng final ABSTRACT One factor that supporting the success of open pit mining is slope stability formed. In determining the slope of the final design slopes formed, one of the way is by using the method of geomechanic determining value through Rock Mass Rating (RMR) and the Slope Mass Rating (SMR). However, from the SMR value the safety factor of the slope is unknown, so that the slope stability analysis is required. Slope value and the safety factor can be a reference to create the final design of representative slopes. This research conducted in the village of Asam asam, Jorong, Tanah Laut, South Kalimantan Province which the area is PT Arutmin Indonesia PKP2B site Asam asam. The research area is the pit 1 and pit 2 DH. Morphology research areas tend to be slightly because the south area of this researchis not far from the beach, on the north area is a production forest, the west area is residential, and the east area of the mining area of PT Arutmin Indonesia Site Asam asam. The research area lies in the Warukin Formation where its stratigraphic unit is sandstone (Coarsed - Fine sand), mudstone (Claystone, Siltstone) and carbonaceous mudstone, and coal with strike 80o - 90o and dip 29o - 35o. RMR in the sidewall section ranges between 25-59, and the SMR ranged between 30.1o - 59o, on the western lowwall section or drill data of AGT-02 and AGT-03 ranged between 20-55 and the SMR ranged between 20o - 55o. In western highwall section RMR ranges between 34 -71 and the SMR ranged between 33.06o - 71o. In the eastern lowwall section RMR ranged between 20-55 and the SMR ranged between 20o - 54.96o. In the eastern highwall section of RMR ranged between 29-79 and the SMR ranged between 29o - 79o. From this analysis of slope stability, in general the value of the slope of SMR values are in unstable to stable conditions, so it needs to be done to steady decline in the groundwater in some parts so that the final design produced a stable slope. Keywords : Geomechanic, Slope Stability Analysis, Final Slope DesignItem SISTEM PANASBUMI LAPANGAN TOMPASO SULAWESI(2007) HARI FAHMI S; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Lapangan Panasbumi Tompaso terletak kurang lebih 30 km sebelah Selatan Kota Manado, Sulawesi Utara atau 10 km di Selatan Lapangan Panasbumi Lahendong.Litologi daerah penelitian tersusun dari batuan volkanik berumur Tersier dan Kuarter. Batuan berumur Tersier merupakan produk dari kompleks G. Lembeyan yang berumur Miosen awal yang berupa perselingan lava dan breksi piroklastik sedangkan batuan yang berumur Kuarter merupakan produk dari hasil aktivitas vulkanik dari G. Lengkoan, G. Tampusu, G. Riendengan, dan G. Sempu. Berdasarkan data Geologi, lapangan Tompaso terbentuk akibat adanya zona subduksi antara lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Sistem panasbumi didominasi oleh air yang dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik dan tektonik. Pada daerah penelitian terdapat 2 pola struktur yaitu pola berarah barat laut-tenggara dan pola barat daya – timur laut. Berdasarkan data Geokimia yaitu dari beberapa manifestasi yang berkaitan dengan aktivitas vulkanik berupa mataair panas, fumarola dan tanah terubah daerah upflow terletak di Bukit Kasih dan outflow ke arah Kawangkoan dan Danau Tondano.Berdasarkan data Geofisika berupa metode Magnetotellurik dari 53 titik pengamatan menjelaskan bahwa rata-rata ketebalan batuan penudung sekitar 700 m hingga 900 m dan zona reservoir berada pada kedalaman 1100 m yang dibatasi oleh sesar daerah penelitian. Jika data Geofisika digabungkan dengan data sumur pengeboran maka batuan yang memiliki nilai tahanan jenis rendah (1-10)ohm.m terdiri dari Breksi Tuff, Breksi Tuff terubah dan Tuff terubah dan tergolong tipe alterasi argilitik, batuan yang memiliki nilai tahanan jenis menengah (10-100)ohm.m terdiri dari Andesit terubah dan Andesit Basaltik terubah yang tergolong pada tipe alterasi Transisi sedangkan batuan yang memiliki nilai tahanan jenis tinggi (100-1000)ohm.m terdiri dari Breksi Andesit terubah yang tergolong tipe alterasi Propilitik. Dari data sumur pengeboran juga diketahui temperatur daerah penelitian yaitu 2500c dan estimasi cadangan panasbumi sebesar 163 MW Kata kunci: reservoir, sistem panasbumi, Tompaso, tahanan jenisItem PROVENANCE BATUPASIR FORMASI MELUHU DI DAERAH KENDARI DAN SEKITARNYA, PROVINSI SULAWESI TENGGARA(2007) ASRI SURYA ILHAMI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Daerah penelitian, secara administratif, terletak di wilayah Kendari dan sekitarnya, Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara geografis, terletak pada 121° 54’ 4.2192†BT - 122° 58’ 31.3788†BT dan 3° 34’ 10.0668†LS - 4° 36’ 8.01†LS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik litologi batupasir Formasi Meluhu, baik secara megaskopis maupun mikroskopis, menentukan area atau wilayah sumber sedimen (provenance) dari batupasir pada Formasi Meluhu, menentukan kondisi iklim pada waktu proses pengendapan berlangsung, dan mengungkap sejarah pengendapan batupasir Formasi Meluhu. Analisis provenance batupasir Formasi Meluhu menunjukkan bahwa sumber sedimennya berasal dari tatanan tektonik recycled orogen (sub-zona quartzose recycled dan collision orogen atau fold thrust belt). Kompleks Mekongga, batuan metamorf berderajat rendah di margin sebelah barat cekungan, kemungkinan besar adalah provenance area untuk Formasi Meluhu. Umur batuan metamorf tersebut diperkirakan periode Karbon-Perm. Di beberapa tempat, batuan metamorf Mekongga diintrusi oleh batuan beku granitik, yang berperan sebagai batuan sumber untuk fragmen batuan vulkanik. Kemudian pada periode Triasik, Formasi Meluhu diendapkan di atas batuan metamorf tersebut. Paleoclimate daerah penelitian pada saat proses pembentukan batupasir Formasi Meluhu adalah beriklim panas dan lembab. ABSTRACT Research area, administratively, located at Kendari and surrounding area, Southeast Sulawesi Province. Geographically, located in 121° 54’ 4.2192†E - 122° 58’ 31.3788†E dan 3° 34’ 10.0668†S - 4° 36’ 8.01†S. The purpose of this study is to determine the lithological characteristics of Meluhu Formation sandstones, both megas and microscopically, determine the sediment source area (provenance) of the Formation sandstones Meluhu, determine the climatic conditions during the deposition process, and reveal the depositional history of sandstone Meluhu Formation. Sandstone provenance analysis indicates that the source of Meluhu Formation was derived from the tectonic recycled orogen provenance (sub-zone collision quartzose recycled orogen or fold and thrust belt). Mekongga complex, a low degree of metamorphic rocks in the western basin margin, most likely the provenance area for the Meluhu Formation. Age of metamorphic rocks is estimated to Perm-Carboniferous period. In some places, Mekongga metamorphic rocks intruded by granitic rocks, which serve as source rocks for fragments of igneous rock. Then in the Triassic period, Meluhu Formation was deposited on top of the metamorphic rocks. Paleoclimate of sandstone Meluhu Formation is arid and humid climates.Item PENENTUAN MODEL TENTATIF SISTEM PANASBUMI LAPANGAN PANASBUMI DAERAH KAWAH CIBUNI, GUNUNG PATUHA, BERDASARKAN DATA GEOKIMIA(2007) WIJNA ATISOBHITA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Daerah penelitian terdapat di Kawah Cibuni, yang merupakan hasil erupsi dari Gunung Patuha, Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk. memperkirakan suhu bawah permukaan daerah penelitian berdasarkan data geokimia dan menentukan model tentatif dari lapangan panasbumi ini. Manifestasi yang berada di daerah penelitian berupa fumarol, steaming ground dan air panas. Berdasarkan data manifestasi, daerah penelitian termasuk ke dalam sistem panasbumi dua fasa, yaitu sistem tipe dominasi uap panas (vapour dominated system) dan tipe dominasi air panas (water dominated system). Air panas yang terdapat pada daerah penelitian termasuk ke dalam tipe air panas bikarbonat yang kondisi reservoirnya dipengaruhi oleh vulkanomagmatik, terletak pada zona immature water dan memiliki pola aliran up flow. Hasil perhitungan dengan metode geothermometer menunjukan temperatur reservoir berada pada rentang antara 100,753⠰C - 305,392⠰C.Berdasarkan hasil penggabungan data geologi dan geokimia panasbumi, menunjukan gambaran suatu sistem panasbumi dengan air panas yang bersumber dari terobosan intrusi dangkal yang berada di bawah kawah Cibuni yang masih menyimpan panas, reservoir berupa batuan ubahan propilitik dengan batuan penudung berupa mineral lempung dengan tipe ubahan advance argilik. Tempat beradanya fumarol dan keluarnya air panas ke permukaan diperkirakan dipengaruhi oleh kegiatan tektonik (sesar-sesar) yang berada di daerah penelitian.Item PENENTUAN LOKASI DAN DESAINDISPOSAL AREA PADA RENCANA TAMBANG BATUBARA KECAMATAN TANJUNG PALASTENGAH, KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR(2007) TWIN HOSEA W K; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Proses penambanganterbuka, khususnyapenambanganbatubara, perludilakukankegiatanpembersihanlahandanpengupasanlapisanpenutupatauoverburden. Untukitudiperlukansuatu area untukmenimbun material buangandarioverburdentersebut. Area inidisebutdisposalataudumping area.Dalam menentukan suatu area menjadi lokasi disposal area, perlu adanya analisis daya dukung tanah dan kualitas massa batuan supaya tidak terjadi keruntuhan. Kemudian demimeminimalisirpenggunaanlahan, makadisposal areadapat ditempatkan pada bagianataslereng yang sudahterbuka.Namun hal ini akanmempengaruhikestabilanlereng tersebut. Olehsebabitu penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi yang paling tepat untuk dijadikan disposal area, menentukan desain aman disposal, dan menentukan jarak aman antara disposal area dengan tepi lereng yang sudah terbuka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu: (1) metode lapangan yang terdiri dari pemetaan geologi teknik, pengambilan sampel tanah dan batuan, serta pengambilan data parameter RMR dari hasil pemborandi tiga titik pemboran yakni GT01, GT02, dan GT03, (2) metode analisis laboratorium untuk mendapatkan informasi UCS, sudut geser dalam, kohesi, dan berat isi, dan(3) metode studio berupa analisis data lapangan dan laboratorium. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwanilaidayadukungtanahpadasetiaptitikberbeda-beda. Dari ketigatitiktersebut, lokasi yang disarankanuntukmenjadidisposal areaadalahsekitartitik GT03 karenamemilikinilaidayadukungtanah yang paling besarsekitar494,452 ton/m2untukjenisfondasimenerus (local shear). Dari hasilanalisis RMR, termasukkedalamkelasmassabatuan II (good rock), sehinggamemilikinilaikohesi yang besar. Dari hasilsimulasidananalisiskestabilanlereng, desaindisposal area yang amanadalahdengansudutlerengtunggal25,56o,lerengkeseluruhan 15,52o,danmaksimaltinggitimbunan 50m.Sedangkandarihasilsimulasijarakdisposal areaterhadaptepilereng, makadapatdisimpulkanbahwaposisidisposal areaadalah>6m daritepilerenguntuklerenghigh walldan>13m daritepilerenguntuklerenglow wall. Kata Kunci : Disposal area, daya dukung tanah, RMR, analisis kestabilan lereng, desain lereng, jarak aman. ABSTRACT Open pit mining, especialy coal mining, needs cleaning and cutting of overburden. Therefore open pit minning needs an area for dumping overburden material. This area called disposal or dumping area. We need analysis of bearing capacity and quality of rock mass for preventing the failure. In minimizing of landuse, disposal area could placed on the bench of opened slope but it can affect the stability of slope. Therefore, this research aims to determine the best location of disposal area, the design of safe disposal area, and determine the safe distance beetwen disposal area and opened slope. Method which used in this research divided into three methods, they are: (1) field method that consist of engineering geological mapping, taking soil and rock sample, and taking data of RMR parameters from three bore holes i.e.:GT01, GT02, and GT03; (2) laboratoy analysis method for gaining information about UCS, angle of friction, cohession, and unit weight, and (3) studio method be in the form of analysis of field and laboratory data. The result shows that value of bearing capacity different in its point. The location that suggested for dumping area is around GT03 because it has highest bearing capacity, among the other points, it is about 494,452ton/m2 for continuousfoundation.Result of RMR analysis shows point GT03included in class II of rock mass (good rock) therefore it has high cohesion.The simulation and analysis of slope stability show that safe design of disposal area is: single slope 25,56o, overall slope 15,52o, and maximal dumping is 50m. The simulation of distance beetwen disposal area and opened slope shows that safe position of disposal area is >6m for high wall slope and >13m for low wall slope. Keywords: Disposal area, bearing capacity, RMR, slope stability analysis, slope design, safe distance.Item Analisis Sikuen Stratigrafi Batupasir X, Lapangan CST, Formasi Balikpapan, Cekungan Kutai, Kalimantan Timur(2007) ADYATMA CAKRI PRATAMA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSARI Lokasi penelitian ini terletak di salah satu lapangan milik Chevron Indonesia Company yang berada sekitar 125 km kearah timur laut dari Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Penelitian ini hanya difokuskan pada reservoir X yang terdapat pada lapangan CST. Penelitian menggunakan data log yang berjumlah 13 sumur. Data ini diharapkan dapat membantu peneliti untuk menganalisis bawah permukaan secara detail, dan juga untuk membantu dalam membuat beberapa peta bawah permukaan seperti isopach map, net to gross isopach map serta penentuan lingkungan pengendapan. Bedasarkan analisis data log, reservoir X tersusun atas litologi batupasir, batulempung, sisipan batugamping, dan batubara. Hasil analisis fasies didapatkan bahwa lapangan CST terdiri atas 3 fasies, yaitu Distributary Channel, Tidal Channel, dan Delta Front. Didapat juga bahwa lapangan CST merupakan bagian dari lingkungan pengendapan delta yang dipengaruhi oleh arus pasang – surut. ABSTRACT CST field is one of Chevron Indonesia Company’s field. Located about 125 km towards the northeast of Balikpapan City, East Borneo. This study focused only on the reservoir X contained in the CST field. Research using the log data, amounting to 13 wells. Data is expected to help researcher to analyze subsurface in detail, and also to assist in making subsurface maps such as isopach map, net to gross isopach map, and the determination of deposition environment. Based on the analysis of log data, reservoir lithology X is composed of sandstone, mudstone, limestone inserts, and coal. The results of facies analysis obtained that the CST field consists of three facies, Distributary Channel, Tidal Channel, and Delta Front. CST field is a part of deltaic environment system which is tide dominated influenced.Item SUHU BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN KEMUNCULAN MINERAL UBAHAN DAN GEOKIMIA AIR PANAS DALAM PEMBENTUKAN SISTIM PANAS BUMI LAPANGAN LEMBAHTRILAYA, PROVINSI BENGKULU(2007) DRAJAT RACHMAT SANTOSO; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRACT Lembahtrilaya Geothermal field is located about 180km at north of bengkulu city. Lembahtrilaya Geothermal field is on exploration stage and have one exploration well there is LT well. This research is for knowing geothermal model system of Lembahtrilaya geothermal field by using LT well data, geochemical surface data and geophysich data. At LT well there are four kind of litology there is altered volcanic breccia, altered andecite basaltic breccias, altered andecite breccias and altered andecite. Alteration zone at LT well divided into two, there is argilic alteration zone and propylitic alteration zone. Geochemical data which proceed is produce chlorida hot water that can use as geothermometer. Reservoir temperature based on alteration mineral, well thermometer and water geochemical data produce temperature between 200o C – 220o C. Upflow zone is located around Hululais Hill and outflow to north – northeast research area. Hot source at research area is estimate comes from rest activity of BT Hululais volcanism.Item POTENSI MINYAK BUMI PADA BATUPASIR X DAN Y BERDASARKAN DATA CORE DAN DATA LOG SUMUR PADA AREA X LAPANGAN BLADE CEKUNGAN SUMATRA TENGAH(2007) AGRI SAPUTRA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Area X pada lapangan Bladeberada di Cekungan Sumatera Tengah sekitar 120 km barat laut Pekanbaru, Lapangan yang telah di eksplorasi sejak tahun 1981 ini masih memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan. Dalam pengembangannya berbagai cara dilakukan dalam mengoptimalkan produksi, salah satunya mencari potensi minyak bumi pada reservoir yang lebih dalam.Penelitian dilakukan pada 2 reservoir yang ada di Formasi Bangko yaitu batupasir X dan batupasir Y. Daerah penelitian memiliki 1 data core dan 131 data log yang tersedia. Penelitian dimulai dengan melakukan analisis pada data batu inti untuk menentukan litofasies. Litofasies kemudian diasosiasikan menjadi satu fasies. Selanjutnya data log dianalisis untuk menentukan elektrofasies. Kedua hasil analisis ini kemudian dilakukan penyamaan posisi kedalaman. Kemudian data log dikorelasikan untuk mendapatkan model penyebarannyasecara lateral dan lingkungan pengendapan pada daerah penelitian. Pada data log juga dilakukan analisis kontak fluida untuk perhitungan OOIP. Hasil analisis menyimpulkan bahwa batupasir X terdiri dari fasies Transgressive sandstone sedangkan batupasir Y terdiri dari fasies Fluvial Channel Sand. Fasies Transgressive sandstone diendapkan pada lingkungan transisi sedangkan untuk fasies Fluvial channel diendapkan pada lingkungan fluvial. Dari perhitungan OOIP pada batupasir X diperoleh hasil sebesar 4.44 MMBO dan untuk batupasir Y sebesar 21.37 MMBO. Berdasarkan analisis batu inti (litofasies), analisis pola log kurva gamma ray, dan analisis perhitungan OOIP memperlihatkan bahwa daerah penelitian berpotensi akan minyak bumi. ABSTRACT Area X of Blade field located in Central Sumatera Basin about 120 km North-West of Pekanbaru, Riau.This Field has been explored since 1981 and it still has great potential to be developed. In its development is done in various ways to optimize production.one of it looking for oil in the reservoir potential in the deeper zone.This research focus is the 2 reservoir at Bangko Formation in this field which is X sandtoneand Y sandstone. Research area has 1 data of core and 131 data of log. This study starts from the determination of facies through the core data analysis and pattern log analysis.The result of these analysis is then be combined and correlated to obtained the lateral distribution models and depositional environment in the study area. then doing analysis fluid contacts at the well log data for the calculation of the OOIP. Result of analysis concluded that X sand is Transgressive sandstone facies and Y sand is Fluvial Channel facies. The Transgressive sandstone facies was deposited in transtitional zone and Fluvial Channel facies was deposited in fluvial environment. results obtained from ooip calculations on x sandstone is 4.44MMBO and Y sandstone is 21.37MMBO.Based on the analysis of core data (litofasies), analyzes the pattern log of gamma ray curve, and OOIP calculation shows that study area have a potential of oil.Item KARAKTERISTIK MORFOMETRI SUB DAS SEBAGAI RESPON TEKTONIK DAERAH KARANGGAYAM DAN SEKITARNYA, KABUPATEN KEBUMEN, PROVINSI JAWA TENGAH(2007) IRVAN WIRANDIKA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSARI Daerah Karanggayam dan sekitarnya terletak di antara 7° 32` 33" - 7° 37` 57" Lintang Selatan dan 109° 31` 55" - 109° 37` 22" Bujur Timur, dan termasuk ke dalam Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Secara fisiografi termasuk kedalam bagian Pegunungan Serayu Selatan dan Zona Depresi Tengah. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi dan morfometri setiap sub-DAS, selain daripada itu penelitian ini dilakukan khususnya agar dapat menunjukkan informasi struktur geologi pada daerah penelitian berdasarkan kondisi geomorfologi dan pola pengaliran yang berkembang di daerah tersebut. Pola pengaliran yang terdapat pada daerah Karanggayam dibagi menjadi tiga pola pengaliran, yaitu pola subdendritik, subparalel, dan trellis. Daerah penelitian ini termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Karanggayam dan dapat di bagi menjadi dua puluh tiga sub-DAS yakni sub-DAS A1 hingga sub-DAS A16 dan sub-DAS B1 hingga sub-DAS B7. Bentang alam yang terdapat pada daerah penelitian dibagi menjadi 2 yaitu bentuk lahan pedatarandan bentuk lahan perbukitan. Salah satu objek penelitian pada penelitian ini adalah karakteristik sub-subDAS. Sub-subDAS pada daerah penelitian merupakan daerah yang dipengaruhi oleh proses tektonik, sehingga menghasilkan karakteristik sub-subDAS yang khas. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode komparatif antara data kerapatan aliran (drainage density/Dd) dengan data indeks percabangan sungai (bifurcation ratio/Rb) pada sesar naik yang terdapat padadaerah penelitian. Diperlukan data uji statistik antara lain; uji normalitas distribusi data, uji homogenitas dan uji-t untuk membandingkan variabel-variabel morfometri sub-sub DAS pada kedua blok sesar tersebut.Hasil dari penelitian ini memberikan gambaran tentang karakteristik morfotektonik daerah penelitian. ABSTRACT Karanggayam area and its surroundings lie between 7° 32` 33" - 7° 37` 57" South Latitude dan 109° 31` 55" - 109° 37` 22" East Longitude, and administratively included in Karanggayam District, Kebumen Regency, Central Java Province. While phisiographically, it lies in Southern Serayu Mountain and Central Depression Zone. Generally, the aim of the research are to know the characteristic of morphology and morphometry each sub-watershed. Besides, this research is especially aimed to inform geological structure in this research area based geomorfological aspect and drainage patterns in the research area. Drainage patterns within the Karanggayam area can be divided into three types of patterns, as follows subdendritic, subparallel, and trellis drainage pattern.The research is part of Karanggayam Watershed, and could be divided onto twenty three sub-watersheds, they are named as A1 sub-watershed to A16 sub-watershed and also B1 sub-watershed to B7 sub-watershed. Landscape of the research area are divided onto plain landform and hills landform. One of the research object in this research were characteristic of sub-sub watersheds. Sub-sub watersheds in the research area affected by tectonic processes, resulting in sub-sub watersheds characteristic typical. This research was conducted with the comparative method between Drainage Density ( ">Dd) data andBifurcation Ratio (Rb) data on thrust faultthat contained in the research area. Necessary statistical test data,among others; normality of data distribution test, homogenity test and a t-test to compare the morphometric variables of sub-subwatersheds in both fault blocks. Results from this research provide a snapshot of morfotectonic characteristic research area.