Ilmu Sastra (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Sastra (S2) by Subject "Arthawarsa"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item Kidung Arthawarsa: Edisi Teks, Analisis Struktur, dan Semiotik(2014-06-29) GUSTI AYU NOVAENI; Titin Nurhayati Mamun; Titin Nurhayati MamunPenelitian ini menggunakan Kidung Arthawarsa sebagai bahan kajian dengan pokok bahasan filologi dan kesastraan. Tujuan dari penelitian yakni tersajinya teks yang bersih dari kesalahan, membuat terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia sehingga dimengerti pembaca, serta mengkaji struktur dan makna Kidung Arthawarsa. Upaya tercapainya tujuan melalui cara penelitian filologi dan sastra. Terkait penelitian filologi tahapan dilakukan antara lain pelacakan dan inventarisasi naskah. Naskah yang telah diperoleh dibandingkan untuk menentukan dasar edisi. Prinsip edisi teks Kidung Arthawarsa dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip kerja metode landasan karena ditemukan pada lima buah naskah Kidung Arthwarsa. Teks hasil edisi kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berdasarkan prinsip kerja metode terjemahan bebas dan terjemahan parsial. Terkait pendekatan sastra, khususnnya pendekatan struktural, aspek-aspek Kidung Arthawarsa dikaji melalui struktur formal dan struktur naratif guna menginterpretasi makna Kidung Arthawarsa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teks Kidung Arthawarsa mengalami dinamika sistem sastra. Tampak struktur formal secara konvensi, Kidung Arthawarsa berbahasa Tengahan dan tetap menggunakan metrum macepat seperti pada umumnya walau ditemukan empat jenis puh yang tidak lazim digunakan, yakni Puh Sendon Kadiri, Puh Sendon, Puh Sasendon, dan Puh Cacandiran. Secara naratif tampak ada kepaduan tiga motif, yakni panji, calonarang, dan tantri. Ketiga motif tersebut merupakan ciri khas cerita panji dalam tradisi Bali. Pada teks Kidung Arthawarsa tampak konsep bhakti diimplementasikan dalam swadharma (kewajiban), yakni kewajiban suami istri, dan kewajiban kepada orang tua.