Ilmu Sastra (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Sastra (S2) by Subject "Burung"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item PENGUNAAN NAMA BURUNG DALAM PARIBASA BANJAR KALIMANTAN SELATAN : KAJIAN LINGUAKULTUROLOGI(2015-12-10) AHMAD MUBAROK; Ani Rachmat; Ani RachmatPenelitian ini mengkaji penggunaan nama burung dalam paribasa (paribahasa) Banjar dari tinjauan Linguakulturologi. Pembahasan bertujuan menemukan penggunaan nama burung dalam paribasa serta menjelaskan hal-hal yang menyebabkan penggunaan nama burung tersebut. Selain itu juga untuk menemukan hal-hal yang diacu serta fungsi sosial dari paribasa yang menggunakan nama burung tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak diikuti dengan teknik simak bebas libat cakap (SBLC). Data didapatkan dari kumpulan paribasa yang dikumpulkan oleh Ganie (2013) dan Seman (2008). Metode analisis data menggunakan metode interpretatif. Adapun teori analisis data menggunakan Linguakulturologi oleh Bartmiński (2004) dan Rachmat (2013), Great Chain Metaphor Theory oleh Lakoff dan Turner (1987) yang merupakan perkembangan dari teori metafora konseptual dari Lakoff dan Jonshon (1980). Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan adanya keberagaman penggunaan nama burung dalam paribasa, yakni sekurang-kurangnya 20 nama burung. Nama burung yang mendominasi adalah ayam, kemudian disusul pipit, bebek, dan gagak. Kondisi geografis Kalimantan Selatan, biogeografis, serta sosial-budaya masyarakat Banjar memiliki suatu keterkaitan atau relasi tertentu dalam penggunaan nama-nama burung tersebut. Adapun acuan yang muncul dari penggunaan nama burung dalam paribasa menunjukkan pada 1) sifat, 2) perilaku, 3) kondisi, dan 4) posisi atau kedudukan, yakni kedudukan tinggi dan rendah. Terkait dengan fungsi sosial, paribasa yang menggunakan nama burung digunakan sebagai sarana untuk, 1) memuji, 2) mencela atau menghina, 3) menasihati, 4) memberi peringatan, 5) penyemangat, dan 6) sindiran.