Ilmu Komunikasi (S3)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Komunikasi (S3) by Subject "advertising"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item DINAMIKA PERKEMBANGAN PERUSAHAAN PERIKLANAN INDONESIA(2018-03-06) MUHAMMAD ADI PRIBADI; Anter Venus; Dadang SugandaPenelitian ini membahas tentang perkembangan dinamika perusahaan periklanan di Indonesia. Perusahaan periklanan yang dimiliki oleh orang Indonesia masih terbilang muda dari segi pengalaman dibandingkan dengan perusahaan periklanan di Amerika Serikat dan Jepang yang sudah berumur lebih dari 100 tahun. Sebelum kemerdekaan, perusahaan periklanan sudah ada namun keberadaanya banyak yang merugi sehingga perusahaan-perusahaan tersebut sudah tidak ada lagi setelah kemerdekaan. kondisi ekonomi dan politik yang tidak stabil menjadi tantangan terberat dalam bisnis di bidang periklanan saat itu. Perusahaan periklanan milik orang Indonesia saat ini yang dianggap tertua dan masih beroperasi adalah Fortune Indonesia yang sudah ada sejak tahun 1971 dan Dwi Sapta IMC yang telah hadir di tahun 1989. Kondisi ekonomi dan politik di Indonesia beberapa kali mengalami gangguan namun kedua perusahaan periklanan ini masih mampu beroperasi dalam menghadapi semua tantangan tersebut. Terdapat empat pertanyaan yang ingin diungkap peneliti, pertama, mengapa perusahaan periklanan yang dimiliki oleh publik dan keluarga bisa berkembang di Indonesia ? kedua, bagaimana pengelolaan yang terjadi pada perusahaan Dwi Sapta Integrated Marketing Communication dan Fortune Indonesia? ketiga, bagaimana komunikasi dan budaya organisasi yang terjadi di perusahaan Dwi Sapta IMC dan Fortune Indonesia? keempat, apa aspek-aspek keunggulan komparatif dan kompetitif organisasi Dwi Sapta IMC dan Fortune Indonesia?. Metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus ekspolatoris. Peneliti memilih studi kasus eksploratoris agar bisa menggambar fenomena perkembangan perusahaan periklanan secara utuh. Wawancara mendalam dengan tiga orang dari Fortune Indonesia dan satu orang dari Dwi Sapta. Peneliti memaparkan faktor-faktor penentu keberhasilan dari kedua perusahaan ini dalam mempertahankan para kliennya dalam jangka panjang. Keduanya memiliki kemiripan dalam membangun perusahaan periklanan walaupun kealamian kedua perusahaan ini berbeda. Fortune Indonesia adalah perusahaan miliki publik karena perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia sedangkan Dwi Sapta IMC adalah perusahaan milik keluarga. Kesamaan keduanya dalam membangun bisnis periklanan adalah dengan menggunakan komunikasi dan budaya organisasi untuk mendukung perencanaan komunikasi pemasaran terpadu dalam upaya mencapai tujuan, yaitu memuaskan klien. Pimpinan dari kedua perusahaan percaya bahwa dalam menjalankan bisnis periklanan, setiap anggota organisasi perlu mendapatkan kesempatan untuk berkomunikasi dalam mencurahkan ide kreatif mereka dalam menghasilkan komunikasi pemasaran yang dibutuhkan klien. Perubahan struktur organisasi adalah upaya yang dilakukan untuk melancarkan komunikasi yang terjadi didalam organisasi. Budaya organisasi yang terdiri dari nilai-nilai diperlukan untuk menjaga cara kerja dari setiap anggotanya didalam upaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada para klien. Dwi Sapta IMC memposisikan perusahaannya saat berkomunikasi dengan para klien sebagai rekan kerja yang saling membutuhkan sedangkan Fortune Indonesia memposisikan dirinya sebagai pihak yang mendengarkan dan melaksanakan keinginan klien.