Ilmu Komunikasi (S3)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Komunikasi (S3) by Subject "akses ekonomi"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item Judul Disertasi ini Konstruksi Identitas Etnik Untuk Memperoleh Akses Ekonomi Dan Tuntutan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus Pada Komunitas Etnik Lokal di Sekitar Tambang Migas Tiaka, Kabup(2017-06-24) ILYAS; Nuryah Asri Sjafirah; Deddy MulyanaMenguatnya kesadaran komunitas lokal dalam mengonstruksi identitas etnik didorong oleh semakin sempitnya ruang hidup dan ruang sosial yang mereka miliki. Kehadiran tambang migas di Morowali Utara, milik perusahaan JOB PMTS yang mereklamasi gugusan karang Tiaka berakibat hilangnya akses atas sumber mata pencaharian utama (livelihood) komunitas lokal terutama di Kolo Bawah. Gugusan karang Tiaka yang oleh komunitas sekitar dikenal dengan Sapa Mataha adalah fishing ground paling menjanjikan karena di sepanjang wilayah itu adalah habitat ikan bernilai ekonomi tinggi. Kondisi ini melahirkan tuntutan restitusi pendapatan komunitas lokal yang terdiri dari etnik Ta’a, Bajo, Bugis dan Bungku seperti; rekrutmen tenaga kerja, suplier dan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan CSR. Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui dan memahami berbagai konsep yang berhubungan dengan konstruksi identitas etnik lokal yang digunakan untuk memperoleh akses ekonomi dan alokasi CSR akibat keberadaan tambang migas Tiaka. Paradigma penelitian adalah konstruktivis dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan posisi komunitas lokal dalam kegiatan tambang migas Tiaka adalah kelompok yang terpinggirkan dari ruang kulturalnya. Sebagian kecil warga memperoleh pekerjaan unskilled sementara tokoh-tokoh komunitas memperoleh benefit karena direkrut menjadi humas (juru bicara) perusahaan. Sementara, implementasi CSR pada komunitas sekitar tidak didasarkan secara penuh pada komitmen pemberdayaan masyarakat tetapi lebih bermakna sebagai upaya perusahaan untuk memperlancar operasi (licence to operate). Situasi ini mendorong lahirnya gerakan sosial komunitas berbasis identitas etnik yang mengembangkan wacana tanah ulayat atau masyarakat adat untuk menegaskan klaim atas akses terhadap Sapa Mataha. Ekspresi-ekspresi identitas muncul dengan konstruksi etnik Ta’a, Bajo, Bugis dan Bungku dengan berbagai bentuk derivasinya. Hal ini juga ditandai dengan lahirnya organisasi-organisasi paguyuban, forum-forum berbasis wilayah yang mengekspresikan kepentingan etnik lokal. Pola-pola komunikasi gerakan komunitas lokal dapat ditemukan pada aktivitas penyadaran, advokasi, sosialisasi dan konsolidasi di sepanjang Kecamatan Bungku Utara dan Mamosalato yang dipelopori oleh aktor-aktor komunitas. Para tokoh yang terlibat sebagai aktor komunitas membangun jaringan ke luar melalui media massa dan LSM sementara konsolidasi internal dilakukan melalui pertemuan tatap muka, pertemuan warga, FGD, media famflet, blog di internet dan media sosial di facebook.