Geofisika (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Geofisika (S1) by Subject "Akuifer"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item IDENTIFIKASI AKUIFER BERDASARKAN DISTRIBUSI RESISTIVITAS DI BAWAH PERMUKAAN (STUDI KASUS: WILAYAH KAMPUS UNPAD ARJASARI)(2019-10-16) IWAN GUNAWAN; Asep Harja; Eleonora AgustineAir sebagai salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia yang sebagian besar tersimpan dalam tanah. Kondisi tersimpannya air dalam tanah berbeda-beda di setiap wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis lapisan batuan penyimpan dan mampu mengalirkan air (akuifer) dengan nilai kedalamannya di wilayah kampus UNPAD Arjasari Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger menggunakan 28 elektroda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki nilai resistivitas berkisar antara 1,4 – 1348 Ωm. Lapisan yang memiliki resistivitas rendah kurang dari 20 Ωm mendominasi hingga kedalaman 35 m diidentifikasikan sebagai lapisan akuiklud, yaitu media berpori yang dapat menyimpan air tetapi tidak dapat mengalirkan air. Lapisan ini diperkirakan terisi oleh air pada musim hujan, namun pada musim kering tidak mengandung air. Lapisan batuan dengan rentang resistivitas menengah 22 – 89 Ωm terdapat dibeberapa titik hingga kedalaman 70 m diinterpretasi litologi tufa kasar berselingan dengan tufa halus yang bersifat permeabel dan dapat berperan sebagai akuifer. Lapisan batuan dengan nilai resistivitas tinggi lebih dari 89 Ωm yang mendominasi pada kedalaman lebih dari 70 m. Batuan dengan resistivitas tinggi ini diperkirakan batuan breksi vulkanik kompak berasosiasi dengan lava yang tidak dapat menyimpan air maupun mengalirkannya (impermeabel). Dengan adanya lapisan impermeabel pada bagian bawah lapisan akuifer dan tidak adanya batuan keras di atasnya maka diperkirakan akuifer pada daerah penelitian merupakan akuifer dangkal yang bersifat bebas (unconfined aquifer).Item IDENTIFIKASI AKUIFER MENGGUNAKAN RESISTIVITAS DC (STUDI KASUS : KIPAS LAVA GUNUNG HARUMAN, KAWASAN PEGUNUNGAN MALABAR, KABUPATEN BANDUNG)(2022-09-30) FIKRI IBRAHIM MAHDY HERMANTO; Asep Harja; Kusnahadi SusantoAir merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan utama bagi manusia. Peningkatan populasi manusia mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan air dimana sebagian besar kebutuhan air bersih masih bergantung pada air tanah. Gunung Haruman, Kabupaten Bandung merupakan salah satu recharge area Cekungan Air Tanah (CAT) Bandung-Soreang. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi distribusi aliran air mendapatkan kedalaman akuifer pada kipas lava Gunung Haruman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Resistivitas DC. Hasil interpretasi terhadap data resistivitas memunculkan dugaan bahwa akuifer pada daerah penelitian merupakan akuifer dangkal dengan kedalaman sekitar 40 meter. Akuifer diduga berada pada lapisan pumice dengan rentang nilai resistivitas berkisar antara 3,9 Ωm hingga 97 Ωm. Lapisan akuifug ditandai dengan nilai resistivitas relatif lebih tinggi yaitu 100 Ωm hingga 1500 Ωm dengan dugaan berupa lapisan batu lava basalt yang bersifat impermeable. Distribusi aliran air pada akuifer yang terdapat pada daerah penelitian diduga mengarah dari arah timur ke arah barat laut.Item PEMETAAN ZONA AKUIFER BERDASARKAN DATA RESISTIVITAS DI BAGIAN UTARA KIPAS VULKANIK GUNUNG HARUMAN (STUDI KASUS: HARUMAN, KABUPATEN BANDUNG)(2022-08-24) REINALDY TANGKE; Kusnahadi Susanto; Asep HarjaPenggunaan air tanah sebagai salahsatu sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan manusia terus meningkat, sehingga perlu dilakukan konservasi pada daerah resapan air. Lereng Gunung Haruman merupakan salahsatu kawasan yang memiliki kondisi hutan yang cukup hijau dan banyak ditemukan mata air sehingga berpotensi menjadi daerah resapan air. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan persebaran lapisan akuifer berdasarkan persebaran nilai resistivitas batuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Resistivitas-DC dengan konfigurasi Schlumberger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rentang nilai resistivitas daerah penelitian berada pada rentang 1-5000 Ohmm dan terdapat dua lapisan, yaitu lapisan akuifer dan lapisan akuifug. Lapisan akuifer memliki rentang nilai resistivitas 1-100 Ohmm dan terdiri dari lapisan batuan lava vesikuler yang berasosiasi dengan batuapung. Lapisan akuifer diperkirakan berada di kedalaman kurang dari 40 meter dan termasuk jenis lapisan akuifer bebas (unconfined aquifer) dengan arah persebaran dari timur ke barat, sesuai dengan bentuk kipas vulkanik Gunung Haruman. Lapisan akuifug memiliki rentang nilai resistivitas 100-5000 Ohmm dan terdiri dari lapisan batuan lava basalt yang merupakan lapisan kedap air (impermeable) karena memiliki struktur masif dan kompak, sehingga air tanah tidak dapat melewati lapisan batuan ini.Item PEMETAAN ZONA AKUIFER MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS-DC PADA KAWASAN KIPAS VULKANIK (STUDI KASUS: HARUMAN, JAWA BARAT)(2021-04-20) SALSABILLA FILSANI; Dini Fitriani; Asep HarjaTingkat pengambilan air bersih sebagai salahsatu kebutuhan utama manusia terus meningkat, sehingga penting untuk dilakukan konservasi, khususnya pada daerah resapan. Daerah Haruman merupakan salahsatu kawasan resapan utama yang mengisi Cekungan Air Tanah (CAT) Bandung-Soreang serta terdapat 10 mata air yang tersebar di bagian barat lereng gunung berbentuk kipas vulkanik. Penelitian dilakukan untuk mengetahui persebaran zona akuifer berupa kedalaman dan arah aliran air tanah berdasarkan persebaran nilai resistivitas batuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Resistivitas-DC konfigurasi Wenner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rentang nilai resistivitas daerah penelitian berada dalam rentang 20–1500 Ωm yang terdiri dari 4 lapisan batuan, yaitu lapisan pumice dan lapilli dengan rentang nilai 20–150 Ωm, lapisan lava vesikuler dengan rentang nilai 150–250 Ωm, lapisan tufa dengan rentang nilai 250–500 Ωm, dan lapisan lava basalt dengan rentang nilai 500–1500 Ωm. Berdasarkan hasil penelitian, zona akuifer diperkirakan berada pada lapisan batuan pumice dan lapilli serta pada lapisan batuan lava vesikuler yang berada di kedalaman dangkal (<40 meter) dan termasuk jenis lapisan akuifer bebas (unconfined aquifer). Aliran air tanah diperkirakan mengalir searah dengan kipas vulkanik dan sebaran lokasi mata air yaitu dari arah timur menuju barat.