Geofisika (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Geofisika (S1) by Title
Now showing 1 - 20 of 125
Results Per Page
Sort Options
Item Algoritma Analisis Sinyal Mikrotremor 3 Komponen (Studi Kasus: Daerah Karst Citatah)(2022-07-04) EVI FAZRIATI; Yudi Rosandi; Tidak ada Data DosenPerangkat lunak pengolahan sinyal mikrotremor telah dibuat untuk mendapatkan nilai frekuensi dominan. Pembuatan perangkat lunak ini dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman terbuka yaitu python. Algoritma yang digunakan untuk pengolahan sinyal mikrotremor diantaranya adalah Fast Fourier Transform (FFT), pembatasan sinyal (windowing), penghalusan kurva (moving average), dan perhitungan nilai galat. Data dianalisis dengan menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mendapatkan spektrum yang menunjukkan nilai frekuensi dominan sehingga merepresentasikan karakteristik geologi daerah penelitian. Perbandingan nilai frekuensi dominan dilakukan pada data yang diperoleh dari seismometer sensitivitas rendah yang dikembangkan di laboratorium (Seismo-Log) dan seismometer sensitivitas tinggi. Hasil pengolahan data Seismo-Log menggunakan python menunjukkan bahwa nilai frekuensi dominan yang didapatkan adalah 11,6 Hz. Sementara itu, hasil pengolahan data dari seismometer sensitivitas tinggi yang diolah dengan menggunakan perangkat lunak komersial memiliki nilai frekuensi dominan 11,8 Hz. Terdapat perbedaan atau selisih nilai frekuensi dominan sebesar 0,2 Hz. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh sensitivitas peralatan yang digunakan serta kondisi lingkungan saat melakukan pengukuran. Nilai frekuensi dominan menunjukkan kondisi geologi dengan ketebalan sedimen yang tipis.Item Analisa Pola Perubahan Lingkungan Dari Hulu Sampai Hilir Sungai Citarik Berdasarkan Sebaran Nilai Resistivitas Tanah(2021-04-23) VENA AISYAH AMALIANINGRUM; Eleonora Agustine; Tidak ada Data DosenDaerah aliran Sungai Citarik digunakan oleh warga sekitar sebagai irigasi pertanian dan tempat pembuangan limbah domestik, industri maupun pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan lingkungan dari hulu, tengah, dan hilir Sungai Citarik dengan melihat pola endapan dan sebaran nilai resistivitas. Metode yang digunakan yaitu resistivitas 2D dengan Menggunakan alat ukur Resistivity Meter Small Scales – Digital (RMSS-D) konfigurasi dipole – dipole dengan tiga Lintasan. Dari ketiga lintasan diperoleh pola pengedapan dari hulu sampai hilir Sungai Citarik yang mengalami perubahan semakin menebal. Sebaran nilai resistivitas dari hulu, tengah sampai hilir Sungai Citarik mengalami perbedaan terlihat sebaran resistivitas di hilir lebih rendah dibandingkan bagian tengah dan hulu.Item Analisa Sekuen Stratigrafi Pada Reservoar Kelompok Kembelangan Menggunakan Data Sumur dan Seismik 2D (Studi Kasus : Cekungan Wokam, Kepulauan Aru)(2021-01-14) UMI NURHASANAH; Eleonora Agustine; Tidak ada Data DosenSekuen stratigrafi merupakan ilmu yang dikembangkan dari stratigrafi seismik. Melalui sekuen stratigrafi, dapat diketahui rekaman pengendapan sedimen untuk menentukan zona indikasi cadangan minyak dan gas bumi. Cekungan Wokam, Kepulauan Aru memiliki kerangka tektonik yang kompleks dan dikelilingi cekungan aktif produksi minyak dan gas bumi di Indonesia Bagian Timur. Sehingga perlu dilakukan penerapan konsep sekuen stratigrafi dengan zona target berada pada Kelompok Kembelangan yang berperan sebagai reservoar. Analisa sekuen stratigrafi yang dilakukan yaitu mengamati perubahan kurva log yang sudah terkoreksi checkshot untuk penentuan batas sekuen stratigrafi dan mengamati kemenerusan dan terminasi reflektor seismik dari paket pengendapan sedimen didalam system tract. Dilakukan penarikan horison seismik berdasarkan batas sekuen stratigrafi untuk mendapatkan zona perangkap minyak dan gas bumi. Reservoar Kelompok Kembelangan di Cekungan Wokam, Kepulauan Aru memiliki tiga sekuen pengendapan. Sekuen pengendapan pada Formasi Ekmai dan Woniwogi terdiri dari Lowstand System Tract (LST) - Transgressive System Tract (TST) - Highstand System Tract (HST), sedangkan pada Formasi Piniya terdiri dari Transgressive System Tract (TST) - Highstand System Tract (HST). Perangkap minyak dan gas bumi yang ditemukan yaitu perangkap struktural berupa patahan dimana Sebagian besar ditemukan berada pada lapisan Transgressive System tract (TST) - Highstand System tract (HST). Bagian bawah lapisan TST dan bagian atas lapisan HST dapat berfungsi sebagai lapisan penutup pada reservoar batupasir.Item ANALISA STRUKTUR RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN GUNUNG PAPANDAYAN MENGGUNAKAN PEMODELAN 2D BERDASARKAN DATA MAGNETOTELLURIK(2023-09-15) ILMI MAULDI NURJANAH; Dini Fitriani; Tidak ada Data DosenMetode magnetotellurik merupakan metode elektromagnetik pasif dengan memanfaatkan sumber alami untuk menggambarkan struktur bawah permukaan dengan resistivitas yang memiliki kontras yang tinggi. Metode ini digunakan untuk menduga keberadaan sesar dan juga perlapisan batuan Gunung Papandayan. Data sekunder metode magnetotellurik berupa time series diproses dengan fast fourier transform, robust processing, pemilihan crosspower, pemodelan 1D inversi Occam dan Bostic dengan menggunakan mode TM, dan pemodelan inversi 2D menggunakan metode finite difference dengan algoritma Non Linear Conjugate Gradient (NLCG). Mode TM dapat menggambarkan karakterisitik konduktif secara lateral lebih baik dibanding mode TE (Simpson, F. & Bahr, K., 2005). Pemodelan 2D dengan metode inversi yang telah dilakukan memiliki RMS 3.2461. Terdapat dugaan lapisan sedimentasi karena letusan gunung api pada kedalaman 0 hingga 1800 meter dengan nilai resistivitas sebesar 2 – 126 Ohm.m. Pada kedalaman 1800 – 2600 terdapat nilai resistivitas yang sangat rendah hal ini dapat diperkirakan sebagai caprock berupa clay. Terdapat juga nilai yang sangat resistif yaitu pada kedalaman 2600 di titik Pd 7 yang mencapai 673 Ohm.m diduga sebagai reservoar berupa heat source.Item ANALISIS CLUSTERING PARAMETER FISIKA SEDIMEN SUNGAI (STUDI KASUS: MEANDER SUNGAI CITARUM HULU)(2017) ANINDITA PUTRI GUNAWAN; Kartika Hajar Kirana; Tidak ada Data DosenSedimen sungai merupakan salah satu media tempat terendapkannya material pencemar, diantaranya polutan antropogenik yang dapat mengubah sifat fisis. Sifat fisis yang dapat terpengaruh diantaranya adalah Electrical Conductivity (EC), Total Dissolved Solid (TDS) dan suseptibilitas magnetik (χLF dan χFD). Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan data sifat fisis tersebut yang diambil dari Meander Sungai Citarum Hulu untuk dianalisis karakternya berdasarkan pengelompokkan data yang sejenis menggunakan metode K-Means clustering. Karakter tersebut dapat dijadikan indikator adanya perbedaan nilai parameter fisis yang lebih besar atau lebih kecil berdasarkan tempatnya. Karakter sedimen yang diperoleh adalah nilai suseptibilitas terukur akan berbanding terbalik dengan parameter lain, dimana akan bernilai rendah apabila berasosiasi dengan zat antropogenik, begitupun sebaliknya. Seperti pada hasil clustering yang menunjukkan tiga cluster berbeda. Rentang nilai χLF, χFD, EC dan TDS berturut-turut yang didapat pada setiap cluster sebesar (422.73-980.75) × 10−8𝑚3/𝑘𝑔, 2.98-3.99%, (310-530) µS/cm dan (225-380) mg/L untuk cluster pertama yang diduga tercemar tinggi, (759.03-1200.83) × 10−8𝑚3/𝑘𝑔, 1.53-3.23 %, 120-340 µS/cm dan 94-244 mg/L untuk cluster kedua yang diduga tercemar sedang dan (1264.85-1728.44) × 10−8𝑚3/𝑘𝑔, 1.40-2.12 %, 190-350 µS/cm dan 145-254 mg/L untuk cluster ketiga yang diduga tercemar rendah dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Hasil menunjukkan bahwa K-Means dapat digunakan untuk menemukan karakter sedimen yang dapat mengidentifikasi keberadaan zat pencemar.Item ANALISIS EVOLUSI TEMPORAL FLUKS TERMAL DARI LUMPUR PANAS SIDOARJO TAHUN 2006 2020 MENGGUNAKAN METODE REMOTE SENSING(2021-04-15) HAFIZH NUR FAUZAN H; Irwan Ary Dharmawan; Tidak ada Data DosenBencana semburan lumpur panas di Sidoarjo Indonesia yang terjadi sejak tahun 2006 hingga saat ini masih menimbulkan risiko bahaya bagi permukiman penduduk di wilayah terdampak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas semburan lumpur panas Sidoarjo dengan memanfaatkan metode remote sensing. Metode ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan lumpur, mengidentifikasi sifat fisis lumpur, serta mengestimasi fluks termal dari lumpur panas Sidoarjo yang berada di permukaan yang merupakan salah satu indikasi dari aktivitas semburan lumpur panas. Digunakan tiga data spektral satelit yaitu ASTER, Landsar 7, dan Landsat 8. Dengan periode waktu data yang diambil adalah 2006-2020. Seluruh proses pengambilan dan pengolahan data dilakukan di Google Earth Engine. Hasil penelitian menunjukan bahwa fluks termal yang diperoleh dari pengolahan data spektral satelit adalah fluks termal radiatif atau radiative heat flux (RHF). Kemudian hasil analisis perubahan fluks termal ini menunjukan adanya variasi musiman pada kurva time-series yang diduga karena perubahan dua musim di Indonesia yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Rata-rata RHF lumpur panas Sidoarjo sejak 2006 sampai 2020 adalah sebesar 468,04 W/m2. Bila dihitung, rata-rata RHF lumpur panas pada tahun 2006-2013 adalah 460 W/m2 kemudian meningkat pada 2014-2020 dengan rata-rata RHF 475,63 W/m2. Peningkatan ini diduga diakibatkan oleh volume lumpur yang keluar semakin besar sehingga permukaan tanggul lebih banyak yang tertutup oleh lumpur.Item ANALISIS GEOSTATISTIK DATA CORE SEDIMEN SITU CISANTI MENGGUNAKAN SGeMS(2022-07-08) ZIKRA ZEVIKA; Imran Hilman Mohammad; Kartika Hajar KiranaTelah dilakukan penelitian mengenai analisis geostatistik pada data core sedimen Situ Cisanti. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis geostatistik data core sedimen untuk menghasilkan visualisasi 3D bawah permukaan menggunakan SGeMS sehingga mempermudah interpretasi. Selain itu, dilakukan estimasi nilai EC dan VWC dengan pendekatan ordinary kriging pada daerah yang tidak diambil sampel core-nya. Data yang digunakan adalah nilai EC (Electrical Conductivity) dan VWC (Volumetric Water Content) dari sampel core tanah alami, sedimen mata air dan sedimen Situ Cisanti. Berdasarkan hasil estimasi nilai EC dan VWC menggunakan metode ordinary kriging pada core tanah alami, sedimen mata air maupun sedimen Situ Cisanti, diketahui bahwa nilai EC pada kedalaman 0 cm, 25 cm dan 50 cm secara berturut-turut memiliki rentang nilai sebesar 1,93-11,50 dS/m; 1,93-15,41 dS/m; 4,92-12,60 dS/m dan nilai VWC memiliki rentang nilai sebesar 0,06-0,38 m3/m3; 0,08-0,45 m3/m3; 0,19-0,41 m3/m3. Hasil estimasi tersebut juga menunjukkan wilayah persebaran nilai EC dan VWC yang tertinggi terdapat di bagian tengah arah selatan Situ Cisanti dan wilayah dengan nilai terendah berada di bagian tengah agak ke timur yang membentang dari arah utara hingga ke selatan Situ Cisanti. Selain itu, dari hasil estimasi dapat diketahui juga bahwa nilai EC dan VWC akan semakin tinggi seiring dengan bertambahnya kedalaman core. Hal ini menandakan bahwa endapan sedimen yang dahulu berada di Situ Cisanti memiliki nilai EC dan VWC yang tinggi dan terindikasi terdapatnya material pencemaran antropogenik, namun seiring berjalannya waktu kualitas sedimen Situ Cisanti semakin baik yang dibuktikan dengan nilai EC dan VWC yang semakin rendah.Item Analisis Komponen Litogenik dan Antropogenik dari Sedimen DAS Citarum Hilir(2019-04-10) MECHDI GHAZALI; Kartika Hajar Kirana; Dini FitrianiSungai Citarum merupakan sungai terpanjang yang ada di Provinsi Jawa Barat dengan panjang mencapai 269 km. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi mineral magnetik dominan yang terdapat pada sampel sedimen serta mengetahui karakteristik komponen litogenik dan antropogenik berdasarkan pengukuran menggunakan metode kemagnetan batuan. Sampel sedimen diambil pada tepi sungai yang kemudian disaring berdasarkan ukuran bulirnya yaitu, bulk, mesh 120, mesh 325. Ketiga sampel tersebut kemudian diukur nilai suseptibilitas magnetiknya menggunakan Suseptibilitimeter Bartington MS2B dengan dua frekuensi. Hasil pengukuran suseptibilitas magnetik menunjukkan sampel bulk, mesh 120, dan mesh 325 memiliki rentang 65-625 m3/kg. Pengukuran nilai 𝜒𝐹𝐷 (%) berkisar antara 0,15 - 4,38 %. Kemudian sampel yang telah diukur nilai suseptibilitas magnetiknya dilakukan ekstraksi mineral magnetik pada bulir dengan mesh 325 untuk dilakukan uji SEM-EDS dan XRD. Hasil penelitian sedimen yang tercemar oleh polutan (antropogenik) sering ditemukan nilai 𝜒𝐹𝐷 (%) rendah (1 - 4%) Perhitungan secara statistik menunjukkan korelasi antara (𝜒𝐿𝐹) dan (𝜒𝐹𝐷 ) terdapat hasil yang negatif -0,110. Hasil korelasi tersebut menyatakan peningkatan magnetik akibat dari polusi industri (sumber antropogenik). Hasil uji SEM-EDS menunjukkan perubahan morfologi menjadi spherule tunngal sedangkan hasil uji XRD menunjukkan bahwa sampel mengandung mineral magnetit. Data hidrologi Sungai Citarum menunjukkan bahwa kondisi lingkungan Sungai Citarum bagian hilir menunjukkan kondisi yang telah tercemar.Item Analisis Kondisi Lingkungan Berdasarkan Sifat Fisika-Kimia Sedimen dan Indeks Pencemaran (Studi Kasus: Sungai Cimande, Rancaekek, Jawa Barat)(2022-07-14) NOVIA CHICILIA; Imran Hilman Mohammad; Dini FitrianiDaerah Aliran Sungai Cimande banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat sekitar dan dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah industri. Kegiatan industri tersebut dapat menimbulkan adanya pencemaran akibat sumber antropogenik yang akan mempengaruhi kualitas air sungai. Untuk mendapatkan parameter fisika-kimia pada air dan sedimen Sungai Cimande dan menganalisis tingkat pencemaran serta kondisi lingkungan sungai dilakukan analisis parameter fisika-kimia berupa EC (Electrical Conductivity), TDS (Total Dissolve Solid), pH, suhu, dan suseptibilitas magnetik, serta logam berat untuk perhitungan indeks pencemaran CF (Contamination Factor), EF (Enrichment Factor), PLI (Pollution Load Index), dan Igeo (Index Geoaccumulation). Berdasarkan hasil pengukuran parameter fisika-kimia pada sampel air dan sedimen, diperoleh nilai EC, TDS, dan pH Sungai Cimande masih berada di standar baku mutu yang ditetapkan. Namun, nilai suhu pada sampel air di beberapa titik berada di atas standar baku mutu. Selain itu, didapatkan korelasi yang tinggi antara nilai EC dan TDS. Berdasarkan hasil pengukuran suseptibilitas magnetik, sampel sedimen Sungai Cimande memiliki nilai Xlf yang didominasi oleh konsentrasi mineral ferrimagnetik (>10×10^-8 m^3 /kg) dan nilai Xfd (%) termasuk ke dalam medium (2 – 10%), serta memiliki kelimpahan mineral magnetik berasal dari bulir Stable Single Domain (SSD) atau Multidomain (MD) yang diduga berasal dari antropogenik. Hal tersebut didukung oleh hasil korelasi antara Xlf dan Xfd(%) yang menunjukkan korelasi negatif. Berdasarkan hasil perhitungan indeks pencemaran EF, CF, Igeo titik C3 terkontaminasi sangat tinggi oleh logam berat, dan hasil PLI pada keempat titik tersebut diperoleh PLI >1 menunjukkan bahwa Sungai Cimande telah tercemar.Item ANALISIS LAHAN UNTUK PERTAMANAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN RESISTIVITAS 2D (STUDI KASUS: DESA TANJUNGJAYA, KECAMATAN PANIMBANG, PROVINSI BANTEN)(2021-04-14) NADHIRA GUNAWAN; Eleonora Agustine; Irwan Ary DharmawanPengembangan wilayah di Kecamatan Panimbang, Provinsi Banten dilakukan agar pariwisata tidak hanya terpusat di pesisir barat Pandeglang saja tapi juga di daerah sekitarnya. Pengembangan wilayah dilakukan secara bertahap dari kantor pemerintahan, pendidikan, dan fasilitas umum. Salah satu fasilitas umum yang akan dibangun adalah taman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi pelapisan dan kesuburan tanah untuk pembangunan taman. Metode resistivitas digunakan untuk mengetahui pola pelapisan tanah dengan menggunakan konfigurasi dipol-dipol. Metode penginderaan jauh digunakan untuk mengetahui kesesuaian lahan dan kesuburan tanah. Kesesuaian lahan berdasarkan data agroklimat (Ritung, et al., 2011) kesuburan tanah berdasarkan parameter fisika dan kimia yang diambil dari SoilGrids250m. Hasil metode resistivitas menunjukkan nilai beragam antara 1 – 110 Ωm dan terdapat tiga lapisan tanah hingga kedalaman 3,58 meter. Lapisan pertama diduga tanah liat berdebu (15 – 30 Ωm), lapisan kedua diduga tanah liat (1 – 5 Ωm), dan lapisan ketiga diduga tanah berdebu dan berpasir (70 – 110 Ωm). Berdasarkan data penginderaan jauh, lapisan pertama memiliki nilai bulk density dan pertukaran kation yang ideal namun nilai pH dan kandungan nitrogen yang kurang. Lapisan kedua memiliki nilai kapasitas pertukaran kation dan pH yang ideal, nilai bulk density yang cukup ideal, dan kandungan nitrogen yang kurang dan dianggap sebagai lapisan yang subur.Item ANALISIS METODE SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION DAN TRANSFORMASI RADON PARABOLA UNTUK MENEKAN MULTIPLE PADA DATA SEISMIK DI STRUKTUR KOMPLEKS LAUT SERAM(2023-08-29) AISYA MUTIARA RAMADHANI SYAFARIE; Eleonora Agustine; Tidak ada Data DosenLaut Seram memiliki struktur geologi yang kompleks karena terletak pada zona konvergensi antara Lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik sehingga dapat ditemukan berbagai sesar. Maka, hal tersebut akan menyebabkan sulitnya dalam mencitrakan bawah permukaan diperlukan suatu penelitian menggunakan hukum fisika melalui metode seismik refleksi dengan memanfaatkan respon gelombang pantul yang melewati lapisan batuan. Berdasarkan struktur geologinya yang kompleks, ketika akuisisi seismik refleksi akan tertangkap banyak noise dan multiple pada perekaman data sehingga mengakibatkan adanya kesalahan dalam interpretasi citra bawah permukaan. Akuisisi seismik dilakukan pada Lintasan-24 dan Lintasan-41 di Laut Seram. Citra penampang seismik yang dapat diinterpretasi dengan baik perlu melalui proses penekanan multiple menggunakan metode Surface Related Multiple Elimination (SRME) dan transformasi Radon parabola. Metode SRME menggunakan konsep prediksi multiple dan mereduksi adaptif multiple prediksi dari data. Metode transformasi Radon parabola menekan multiple menggunakan perbedaan moveout antara event primer dan multiple dengan mentransformasikan data dari domain 𝑡 − 𝑥 ke domain lain. Pada Lintasan-24 mengandung multiple jangka panjang di kedalaman 3500 – 4000 ms dan multiple jangka pendek di kedalaman 5200 – 5500 ms. Lintasan-41 multiple hanya mengandung multiple jangka panjang di kedalaman 3000 – 4500 ms. Berdasarkan hasil pengolahan, dapat disimpulkan bahwa metode transformasi Radon parabola lebih efektif menekan multiple baik jangka panjang maupun pendek dibandingkan dengan metode Surface Related Multiple Elimination (SRME).Item Analisis Parameter Fisika-Kimia dan Indeks Pencemarandari Sedimen Sungai yang Terpengaruh Sumber Antropogenik(Studi Kasus: Sungai Citarik Hilir, Jawa Barat)(2022-03-05) SINTHIA ANIS ROFIFAH; Eddy Supriyana; Dini FitrianiSungai Citarik Hilir banyak dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari oleh masyarakat sekitar. Hal tersebut dapat menurunkan kualitas perairan sungai akibat meningkatnya aktivitas antropogenik di sungai. Untuk mengetahui tingkat pencemaran di Sungai Citarik Hilir, dilakukan analisis parameter fisika-kimia berupa suhu, pH, EC (Electrical Conductivity), TDS (Total Dissolve Solid), dan suseptibilitas magnetik, serta logam berat digunakan untuk perhitungan indeks pencemaran EF (Enrichment Factor), CF (Contamination Factor) (CF), PLI (Pollution Load Index), dan Igeo (Index Geoaccumulation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pH sampel air, sedimen, dan sedimen coring Sungai Citarik Hilir dan Situ Cisanti masih berada di rentang ambang batas. Namun, nilai pH pada sampel air dan sampel sedimen dibeberapa titik masih berada di bawah baku mutu. Berdasarkan nilai suseptibilitas magnetiknya sampel sedimen pada Sungai Citarik Hilir menunjukkan adanya mineral ferimagnetik dan memiliki kelimpahan mineral magnetik berasal dari bulir Stable Single Domain (SSD) atau Multidomain (MD) yang diduga berasal dari antropogenik dan litogenik. Hasil indeks pencemaran EF, CF, dan Igeo di titik S5 yang berada disekitar pabrik, persawahan, dan pemukiman penduduk serta titik S9 yang berada di pertemuan antara Sungai Citarik Hilir dan Sungai Citarum terkontaminasi sedang hingga tinggi oleh bahan pencemar, dan hasil PLI menunjukkan tercemar.Item ANALISIS PARAMETER HISTERESIS DAN INDEKS PENCEMARAN DARI SAMPEL TANAH DI PERTAMBANGAN TIMAH (STUDI KASUS: TAMBANG RAKYAT DESA POHIN, BANGKA)(2022-07-13) ELFRAYOGA ANNAFI; Dini Fitriani; Tidak ada Data DosenTambang Rakyat Desa Pohin, Bangka merupakan salah satu tambang yang dikelola oleh masyarakat sekitar dimana area sekitar pertambangan terdiri atas perkebunan berupa kebun cabai jawa, kebun jeruk manis, kebun buah naga, kebun vanilli dan kebun alpukat, sedangkan area pertambangan terdiri atas kolong (danau buatan), parit penyemprotan dan limbah pembuangan. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa air yang digunakan sebagai irigasi area perkebunan merupakan air berasal dari kolong, sehingga berdasarkan hal tersebut terindikasi adanya pencemaran oleh limbah pertambangan (tailings) yang berasal dari aktivitas pertambangan. Untuk mengetahui tingkat pencemaran di area Pertambangan Rakyat Desa Pohin dan area sekitarnya dilakukan analisis parameter histeresis untuk mengetahui sifat kemagnetan serta analisis logam berat yang digunakan untuk perhitungan indeks pencemaran EF (Enrichment Factor), CF (Contamination Factor), PLI (Pollution Load Index), dan Igeo (Index Geoaccumulation). Berdasarkan parameter histeresis sampel area pertambangan didominasi oleh hard magnetic material dengan domain berupa Pseudo Single Domain (PSD) yang mengindikasikan adanya pencemaran oleh logam berat, selain itu pada sampel menunjukan keberadaan mineral oksidasi berupa mineral magnetit. Hasil indeks pencemaran EF, CF, dan Igeo menunjukkan adanya pencemaran oleh logam berat pada area pertambangan dan perkebunan dengan lokasi yang paling tercemar berdasarkan hasil indeks PLI merupakan kolong dan parit penyemprotan.Item ANALISIS PENGARUH PUPUK PADA LAHAN TERKONDISI MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS 2D(2022-05-23) ANISSA TRI PERTIWI; Eleonora Agustine; Tidak ada Data DosenPemberian pupuk yang berlebihan dapat mengakibatkan residu pupuk terakumulasi dalam tanah yang dapat mengubah struktur mineral dalam tanah. Hal ini berpotensi mengakibatkan tingkat kesuburan tanah menurun. Keberadaan akumulasi pupuk dalam tanah dapat dikaji melalui sifat fisika tanah dengan menggunakan metode resistivitas. Pada penelitian ini dilakukan dengan uji coba pada tanah terkondisi dengan menggali dua bagian tanah, salah satu bagian tanah diberi pupuk anorganik dan setelah itu kedua bagian tanah tersebut ditutup kembali. Tanah diukur sebelum dikondisikan (nilai resistivitas sebagai acuan) dan seminggu setelah diberi perlakuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adakah perbedaan nilai resistivitas tanah yang mengandung pupuk dan tanah yang digali saja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanah yang diberi pupuk memiliki nilai resistivitas yang lebih rendah dibanding dengan lahan yang digali saja. Rentang nilai resistivitas tanah terkondisi yang mengandung pupuk anorganik adalah 0.80 – 6.68 Ωm. Sedangkan nilai resistivitas tanah yang digali saja sekitar 6.68 – 19.3 Ωm.Item Analisis Petrofisika Batuan Reservoar dan Batuan Induk pada Cekungan Berau, Perairan Papua Barat(2020-07-16) POPY DWI INDRIYANI; Asep Harja; Tidak ada Data DosenReservoar dan batuan induk pada sedimen klastik Cekungan Berau memiliki kesebandingan dengan daerah produktif hidrokarbon di Paparan Barat Laut Australia. Berdasarkan hal tersebut, Cekungan Berau diperkirakan memiliki potensi yang sama dengan daerah produktif hidrokarbon di Paparan Barat Laut Australia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis zona prospek reservoar hidrokarbon dan batuan induk dengan menggunakan parameter petrofisika yaitu volume shale, porositas, saturasi air dan permeabilitas. Analisis petrofisika batuan reservoar dan batuan induk dilakukan pada tiga sumur bor yang terletak di Cekungan Berau yaitu Sumur DI-1, DI-2 dan DI-3 pada Formasi Kembelangan dan Tipuma. Hasil analisis kualitatif menunjukkan terdapat empat zona reservoar dan empat zona batuan induk dari total analisis tiga sumur bor. Berdasarkan analisis kuantitatif Sumur DI-1 memiliki rata-rata nilai volume shale (V_sh) 9,25 %, porositas efektif (PHIE) 20,68 %, saturasi air (S_w) 93,3 % dan permeabilitas (k) 55,69 mD. Sumur DI-2 memiliki rata-rata nilai V_sh 29,16 %, PHIE 2,97 %, S_w 67,9 % dan k 0,05 mD. Sumur DI-3 memiliki rata-rata nilai V_sh 6,20 %, PHIE 19.36 %, S_w 80,2 % dan k 242,05 mD. Pada Sumur DI-1 dan DI-3 memiliki nilai S_w yang tinggi yang mempresentasikan bahwa batuan reservoar jenuh terhadap air. Selain itu pada Sumur DI-2 memiliki nilai porositas dan permabilitas yang rendah dan termasuk kategori yang buruk sebagai batuan reservoar. Berdasarkan hal tersebut, mengindikasikan bahwa pada tiga sumur pemboran tidak menunjukkan adanya prospek reservoar hidrokarbon.Item ANALISIS SEISMIK ANISOTROPI PADA PENGOLAHAN DATA SEISMIK METODE PRE-STACK TIME MIGRATION (PSTM) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS CITRA PENAMPANG SEISMIK LAUT 2D(2023-08-24) MUHAMMAD ALIF HABIIBI; Kusnahadi Susanto; Eleonora AgustineKarakteristik anisotropi pada data seismik laut diperlukan agar dapat meningkatkan ketepatan interpretasi, memahami kompleksitas struktur dengan lebih komprehensif serta mengoptimalkan identifikasi dan evaluasi potensi hidrokarbon. Informasi tentang anisotropi dapat memberikan penjelasan yang lebih dalam tentang bagaimana energi seismik merambat melalui lapisan-lapisan batuan yang tidak homogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan karakteristik anisotropi pada data seismik laut 2D dengan menentukan nilai parameter anisotropi. Nilai anisotropi parameter anisotropi yang didapatkan memiliki rentang nilai 0 sd 0,521 sehingga diperoleh kualitas penampang seismik yang lebih baik. Penampang data seismik hasil pre-stack time migration yang melibatkan parameter anisotropi terbukti dapat meningkatkan kualitas data seismik. Dengan melibatkan analisis seismik anisotropi, interpretasi data seismik mengungkapkan secara lebih jelas diskontinuitas pada patahan yang sebelumnya tidak terdeteksi, menyediakan representasi yang lebih baik tentang struktur bawah permukaan, dan secara signifikan meningkatkan kualitas penampang data seismik.Item Analisis Sifat Fisika dan Kimia Sedimen Tercemar Sumber Antropogenik (Studi Kasus: Sungai Citarik, Desa Sangiang-Padamukti, Kabuipaten Bandung)(2022-10-22) ANNISYA SAMITHA DILAGA; Eddy Supriyana; Dini FitrianiSungai Citarik bagian hilir dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai tempat pembuangan limbah industri dan rumah tangga yang menyebabkan adanya pencemaran akibat sumber antropogenik. Akibat dari pencemaran oleh sumber antropogenik tersebut dapat mempengaruhi kualitas Sungai Citarik. Untuk mengidentifikasi kualitas Sungai Citarik, dapat dilakukan analisis sifat fisika dan kimia dari air dan sedimen sungai. Dalam penelitian ini telah dilakukan analisis sifat fisika dan kimia dari air dan sedimen Sungai Citarik hilir berupa Electrical Conductivity (EC), Total Dissolved Solid (TDS), Power of Hydrogen (pH), suhu, dan suseptibilitas magnetik, serta kandungan unsur logam berat. Hasil pengukuran sifat fisika dan kimia pada air dan sedimen menunjukkan beberapa berada di bawah ambang batas dan lainnya berada di atas ambang batas standar baku mutu tercemar. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai EC, TDS, pH, dan suhu dari sampel air dan sedimen berada di bawah ambang batas standar baku mutu. Berdasarkan nilai suseptibilitas magnetik menunjukkan bahwa sedimen Sungai Citarik didominasi oleh mineral ferrimagnetik. Hasil perhitungan indeks pencemaran, yaitu Enrichment Factor (EF), Contamination Factor (CF), dan Index Geo-Accumulation (Igeo) menunjukkan bahwa sedimen terkontaminasi. Sementara itu, Polluted Load Index (PLI) menunjukkan nilai kurang dari 1.Item ANALISIS SIFAT FISIKA TANAH PADA LAHAN TERKONDISI AKIBAT PENGARUH PUPUK BERLEBIH MENGGUNAKAN METODA KELISTRIKAN(2022-09-11) OLA AULIA MURI; Eleonora Agustine; Tidak ada Data DosenPemberian pupuk NPK yang berlebihan dapat mengakibatkan residu pupuk terakumulasi dalam tanah sehingga dapat mengubah struktur mineral dalam tanah. Hal ini berpotensi mengakibatkan menurunnya tingkat kesuburan tanah. Terakumulasi nya pupuk dalam tanah dapat dikaji sifat fisika tanah nya dengan metode kelistrikan batuan menggunakan Decagon EM-50. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan variasi nilai konduktivitas dan volume water content seiring bertambahnya kedalaman pada lahan terkondisi dan mendapatkan informasi mengenai morfologi bentuk bulir magnetik dan komposisi unsur pada lahan terkondisi. Pada penelitian ini dilakukan uji coba pada tanah terkondisi dengan sebagian diberi pupuk NPK, sebagian digemburkan dan sebagian tanah tidak diberi perlakuan (non-pupuk). Parameter fisika yang dianalisis adalah Electrical Conductivity (EC) dan Volume Water Content (VWC) tanah serta analisis morfologi dan mineralogi bulir magnetik. Hasil pengukuran pada lahan terkondisi yaitu pada tanah non-pupuk memiliki rentang nilai EC yaitu 0.55-1.3 dS/m, dan rentang nilai VWC 0.19-0.26 m3/m3. Sampel tanah pupuk memiliki rentang nilai EC yaitu 1.08-13,25 dS/m, dan rentang nilai VWC 0.25-0.36 m3/m3. Sampel tanah digemburkan memiliki rentang nilai EC yaitu 1.15-2.1 dS/m, dan rentang nilai VWC yaitu 0.23-0.32 m3/m3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai EC dan VWC pada tanah yang diberi pupuk memiliki nilai paling tinggi dibandingkan tanah non-pupuk dan tanah yang digemburkan, karena dipengaruhi adanya mineral pupuk yang telah tersuspensi dalam tanah dan mengisi pori dalam tanah. Hasil uji SEM-EDS menunjukkan bahwa bulir magnetik yang berasal dari sampel tanah non-pupuk dan tanah digemburkan memiliki bentuk oktahedral sedangkan bulir mgantik pada sampel tanah pupuk memiliki bentuk spherule. Pada tanah non-pupuk terdapat unsur O, Al, Si, Mg dan Fe. Pada tanah pupuk terdapat unsur O, Al, Si, P, K dan Fe dimana unsur P dan K ini diduga berasal dari penambahan pupuk NPK. Pada titik yang digemburkan terdapat unsur O, Al, Si, Mg dan Fe.Item ANALISIS SIFAT FISIKA-KIMIA DAN MORFOLOGI BULIR MAGNETIK DARI TANAH PADA SITUS ARKEOLOGI (STUDI KASUS: SITUS PERCANDIAN BATUJAYA, KARAWANG)(2023-04-13) ANNISA EKA OKTARIANI; Eleonora Agustine; Dini FitrianiSitus Batujaya merupakan kompleks percandian yang terletak di Kabupaten Karawang dan merupakan situs percandian tertua di Pulau Jawa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan karakteristik antara tanah tua di dalam situs dengan tanah luar situs yang berdampingan dengan aktivitas kehidupan masa kini. Dalam penelitian ini dilakukan identifikasi karakteristik tanah situs berdasarkan sifat fisika-kimia, kelimpahan unsur dan logam berat, juga analisis morfologi bulir dari sampel tanah yang diambil dari dalam situs dan tanah permukaan luar situs sebagai sampel pembanding. Berdasarkan hasil pengukuran suseptibilitas magnetik, nilai 𝜒𝐿𝐹 memiliki rentang (0,47-6,28) ×10^(-6) m3/kg, dan nilai 𝜒𝐻𝐹 memiliki rentang (0,45-5,95)×10^(-6) m3/kg. Berdasarkan kedua pengukuran tersebut diperoleh rentang nilai 𝜒𝐹𝐷(%) sebesar (1,78-12,8)%. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa mineral magnetik tanah situs didominasi oleh sumber pedogenik, sedangkan tanah luar situs didominasi oleh sumber antropogenik. Berdasarkan hasil pengukuran Electric Conductivity, Total Dissolve Solid, dan Power of Hydrogen, diperoleh nilai EC berkisar antara 50-2080 μS/cm, lalu 44-1746,67 mg/L untuk nilai TDS, dan 4,6-10,13 untuk nilai pH. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari nilai EC, TDS, dan pH antara tanah situs dengan tanah di luar situs. Hasil uji SEM menunjukkan bentuk bulir magnetik dari tanah situs umumnya sudah mengalami erosi dan pelapukan, ditunjukkan oleh bentuk bulir yang bagian sisi-sisinya sudah rusak, juga terdapat banyak rekahan dan lubang pada bagian permukaan bulir. Adapun bulir magnetik dari tanah luar situs memiliki permukaan halus dan bentuk lebih tegas. Hasil uji ICP-OES menunjukkan bahwa tanah situs memiliki kandungan arsen dan timah yang lebih tinggi, sementara tanah luar situs menunjukkan hasil sebaliknya.Item Analisis Sifat Fisis Tanah di Area Penambangan Timah dan Sekitarnya (Studi Kasus: Desa Pohin, Bangka)(2021-07-14) DHIESTA RAHMA HARTATI; Kartika Hajar Kirana; Dini FitrianiDesa Pohin, Bangka merupakan salah satu lokasi di Pulau Bangka yang terdapat aktivitas penambangan timah. Kolong dan tanah tailing tambang, serta perkebunan pada lokasi ini mengindikasikan terjadinya pencemaran air dan degradasi tanah. Sampel tanah diambil pada 5 (lima) titik di area tambang dan 5 (lima) titik di area perkebunan. Selain itu juga diambil sampel air dari kolong dan sumur warga. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas penambangan timah terhadap area sekitarnya, maka dilakukan analisa sifat magnetik dan non-magnetik tanah melalui parameter suseptibilitas magnetik, TDS, EC, dan pH. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan nilai suseptibilitas magnetik terhadap kedalaman dengan variasi nilai 𝜒𝑙𝑓 yang diperoleh relatif rendah sebesar -0,29×10-8 – 206,87×10-8 m3/kg untuk sampel mesh 10, sedangkan pada sampel mesh 325 berkisar antara 0,42×10-8 – 196,65×10-8 m3/kg. Berdasarkan nilai 𝜒𝑓𝑑(%), sampel dikategorikan sebagai low to medium 𝜒𝑓𝑑(%). Grafik skematik 𝜒𝑙𝑓− 𝜒𝑓𝑑(%) menunjukkan sumber kelimpahan mineral magnetik berasal dari campuran sumber antropogenik dan pedogenik. Hasil pengukuran parameter TDS dan EC menunjukkan nilai yang rendah dan berada di bawah standar batas pada sampel tanah dan air menunjukkan bahwa sampel tidak bersifat salin. Hasil pengukuran pH menunjukkan sampel bersifat asam-netral, dimana dominasi sampel asam berada pada area tambang dan dominasi sampel netral pada area pekebunan. Meskipun area perkebunan dominan bersifat netral, ditemukan penurunan pH tanah terhadap kedalaman pada kebun vanili dan alpukat yang diinterpretasikan akibat oksidasi mineral sulfida. Nilai pH yang relatif netral pada area perkebunan diinterpretasikan akibat pemberian sekam padi dan pupuk kandang.