Teknologi Agroindustri (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Teknologi Agroindustri (S2) by Subject "Ampas sagu"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item PENGARUH APLIKASI PELAPIS EDIBEL BERBASIS PATI AMPAS SAGU-KITOSAN TERHADAP KARAKTERISTIK CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) PADA SUHU PENYIMPANAN BERBEDA(2016-02-25) DHINNA FARYANTI; Mohamad Djali; Imas Siti SetiasihABSTRAK Ampas sagu merupakan limbah hasil pengolahan sagu yang masih mengandung pati cukup tinggi sehingga berpotensi sebagai bahan pelapis edibel. Penambahan kitosan diharapkan dapat meningkatkan nilai mutu karakteristik pelapis edibel berbasis pati ampas sagu karena dapat membentuk film dengan sifat mekanik yang baik, tidak beracun, bersifat biodegradable dan relatif bersifat hidrofobik. Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu 1) penetapan parameter mutu kritis cabai merah (Capsicum annuum L); 2) penentuan konsentrasi kitosan optimum pada pelapis edibel berbasis pati ampas sagu dengan variasi konsentrasi kitosan 1%, 1,5%, 2% (b/v) dan kontrol; 3) Penentuan frekuensi pencelupan pada pelapis edibel pati ampas sagu-kitosan (PASK) dengan frekuensi pencelupan terdiri dari 1,2,3,4 dan 5 kali pencelupan; 4) aplikasi pelapis edibel berbasis pati ampas sagu-kitosan pada cabai merah dan penyimpanan pada suhu berbeda. Metode penelitian adalah eksperimen dengan tiga ulangan dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan buah dapat digunakan sebagai parameter mutu kritis cabai merah (Capsicum annuum L) dengan titik kritis sebesar 1713,22 gf. Konsentrasi kitosan sebesar 1,5% (b/v) menghasilkan karakteristik pelapis edibel yang mendekati standar film/pelapis pangan yaitu ketebalan 0,18±0,00 mm, kuat tarik 17,00±1,55 Mpa, regangan 10,10±0,48%, modulus elastisitas 915,19±88,06 Mpa, kecerahan (Nilai L*) 90,38±0,49 dan WVTR 193,22±6,62 g/m²/24 jam. Pada suhu penyimpanan 10°C±2°C, cabai merah yang dilapisi pelapis edibel PASK dengan frekuensi pencelupan 2 kali memiliki laju respirasi dan susut bobot lebih rendah, kadar air dan kekerasan lebih tinggi, penurunan kadar vitamin C dan nilai °hue lebih lambat serta umur simpan lebih panjang hingga 32,8 hari dibandingkan cabai merah pada suhu penyimpanan 25°C±2°C.