Teknologi Agroindustri (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Teknologi Agroindustri (S2) by Subject "Aspergillus niger"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item ISOLASI δ-GUAIENE DARI MINYAK NILAM (Pogostemon Cablin Benth.) DAN PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIJAMUR TERHADAP JAMUR Aspergillus niger, Candida albicans, Microsporum gypseum DAN Trichophyton mentagrophytes(2022-03-29) RAHMI RAHMAWATI; Efri Mardawati; Sarifah NurjanahDelta-Guaiene merupakan produk samping dari produksi patchouli alkohol minyak nilam. Penelitian ini bertujuan untuk isolasi delta-guaiene minyak nilam dan uji aktivitas antijamur delta-guaiene terhadap A. niger, C. albicans, M. gypseum dan T. mentagrophytes. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan analisis Response Surface Method (RSM). Tahap pertama adalah isolasi delta-guaiene dengan proses fraksinasi perlakuan tekanan dan reflux rasio, sedangkan tahap kedua adalah uji aktivitas antijamur terhadap jamur C. albican, A. niger, T. mentagrophytes dan M. gypseum. Variasi tekanan distilasi fraksinasi 1-20 mmHg. Variasi refluks rasio 5:1-35:1. Respon yang diamati dari isolasi δ-guaiene adalah rendemen dan kadar delta-guaiene. Karakteristik yang diamati meliputi bobot jenis dan indeks bias. Pada tahap kedua, parameter yang diamati adalah Diameter Daya Hambat (DDH), Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan tekanan 1 mmHg dan reflux rasio 5 merupakan kondisi optimum dengan rendemen 3,3475% dan kadar delta-guaiene 7,82% dengan validitas model masing-masing 52,88% dan 39,96%. Perlakuan tekanan 1 mmHg dan reflux rasio 5:1 dan 35:1 memberikan destilat dengan rendemen paling tinggi 6,5±3,54 mL dan kadar delta-guaiene paling tinggi 17,29±2,93 %, indeks bias rata-rata 1,5±0,002 dan bobot jenis rata-rata 9,4±0,01. Hasil uji aktivitas antijamur menunjukan bahwa delta-guaiene mampu menghambat pertumbuhan jamur C. albicans dengan DDH 40% dengan penghambatan 0,15 mm, A. niger dengan DDH 20% dengan penghambatan 1,4 mm dan KBM 20%, T. mentagrophytes dengan DDH 20% dengan penghambatan 0,4 mm, KHM 20% dan KBM 20%. Terakhir M. gypseum dengan DDH 20% dengan penghambatan 0,25 mm, KHM 20% dan KBM 20%.