S3 - Doktor
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S3 - Doktor by Title
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
Item PENGARUH INDUKSI HIPOKSIA HIPOBARIK INTERMITEN TERHADAP EKSPRESI mRNA HIF-1α, PDGF, VEGF, TNF-α, IL-1β, MAKROFAG, ANGIOGENESIS, DAN FIBROBLAS PADA PENYEMBUHAN LUKA PASCA PENCABUTAN GIGI TIKUS(2023-07-18) LINAWATI; Suhardjo; Ambrosius PurbaPendahuluan. Perubahan konsentrasi oksigen akibat hipoksia akan memodulasi fungsi sel dengan menstabilkan HIF-1α yang merupakan faktor transkripsi bagi banyak gen yang mengatur respon adaptif terhadap hipoksia. Stabilisasi HIF-1α sebagai regulator utama homeostasis oksigen dan penentu hasil penyembuhan luka melalui aktivasi beberapa gen target HIF-1α. Hipoksia dapat terjadi di ketinggian disebut sebagai hipoksia hipobarik (HH). Belum banyak diketahui tentang jalur HIF-1α dalam hubungannya dengan penyembuhan luka pasca pencabutan gigi dengan keadaan hipoksia hipobarik intermiten (HHI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisi pengaruh induksi hipoksia hipobarik intermiten terhadap ekspresi mRNA HIF-1α, PDGF, VEGF, TNF-α, IL-1β, makrofag, angiogenesis, dan fibroblas pasca pencabutan gigi pada tikus. Bahan dan Metode. Penelitian ini merupakan true eksperimental dengan rancangan Randomized Post Test Only Control Group Design, menggunakan empat puluh lima ekor tikus Sprague-Dawley jantan dilakukan pencabutan gigi molar pertama kiri rahang atas, kemudian secara acak dibagi menjadi 9 kelompok yaitu 4 kelompok HH yang diinduksi hipoksia hipobarik selama 30 menit setiap hari dalam Hypobaric Chamber pada ketinggian 18.000 kaki sebanyak 1 kali HH, 3 kali HH, 5 kali HH, dan 7 kali HH, dan 4 kelompok normoksia yang diterminasi pada hari ke 1,3,5, dan 7, serta 1 kelompok kontrol yang diterminasi pada hari ke-0 setelah pencabutan gigi. RT-PCR untuk mengukur perubahan molekuler jaringan soket pasca pencabutan gigi pada tikus untuk mengevaluasi ekspresi mNRA HIF-1α, PDGF, VEGF, TNF-a, IL-1β. Pemeriksaan histologi dengan pewarnaan HE untuk mengevaluasi jumlah makrofag, angiogenesis dan fibroblas pada soket setelah pencabutan gigi. Parameter molekuler dan histologis dihitung pada setiap akhir percobaan pada hari ke 0,1,3,5, dan 7 setelah pencabutan gigi sebagai fase perbaikan proses penyembuhan luka. Hasil Penelitian. Penelitian ini menemukan mekanisme kerja secara molekuler percepatan penurunan peradangan dan penyembuhan luka secara optimal setelah 5 kali HH pada hari ke 5 pasca pencabutan gigi, terbukti setelah 1 kali induksi hipoksia hipobarik meningkatkan ekspresi mRNA HIF-1α pada hari ke 1 yang mengaktifkan beberapa gen target HIF-1α, dan setelah induksi HHI (3 kali HH, 5 kali HH, dan 7 kali HH) terjadi adaptasi sistemik secara bertahap tingkat seluler yang menginduksi respons protektif terhadap hipoksia pada sel dan jaringan soket pasca pencabutan gigi, sehingga meningkatkan ekspresi PDGF setelah 3 kali HH dan ekspresi VEGF setelah 5 kali HH, menstimulasi peningkatan jumlah jumlah angiogenesis pada hari ke 1 dan fibroblas pada hari ke 3, menstimulasi jumlah makrofag pada hari ke 3 yang menurunkan sitokin pro inflamasi TNF-α setelah 5 kali HH dan IL-1β setelah 3 kali HH, dibandingkan kontrol dan normoksia yang tanpa diberi induksi hipoksia hipobarik. Kesimpulan. Induksi HHI mengaktifkan beberapa gen target HIF-1α menstimulasi terjadi adaptasi sistemik secara bertahap tingkat seluler yang menginduksi respons protektif terhadap hipoksia pada sel dan jaringan soket pasca pencabutan gigi, sehingga meningkatkan VEGF dan PDGF yang menstimulasi angiogenis dan fibroblas, menstimulasi makrofag berdampak penurunan sitokin pro inflamasi TNF-α dan IL-1β yang mempercepat penurunan peradangan pada penyembuhan luka pasca pencabutan gigi. Kata Kunci : Hipoksia hipobarik, hipoksia , HIF-1α, PDGF, VEGF, TNF-α, IL-1β, makrofag, fibroblas, angiogenesis, pencabutan gigi, penyembuhan luka.Item PENGARUH QUICK RESPOND CODE TERHADAP EFEKTIVITAS PENCARIAN DATA ANTE MORTEM PADA PROSEDUR ODONTOLOGI FORENSIK DI TNI ANGKATAN LAUT(2022-10-19) SUGENG WINARNO; Suhardjo; Yoni Fuadah SyukrianiPendahuluan. Penelitian ini didasarkan pada permasalahan sulitnya pencarian data antemortem untuk mendukung penetapan identitas korban pada prosedur odontology forensik. Permasalahan tersebut diduga karena data antemortem yang ada saat ini dalam bentuk sediaan padat atau analog. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prosedur odontologi forensik melalui transformasi data antemortem dari analog ke digital dan memanfaatkan teknologi informasi Quick Respond Code dalam pencarian data antemortem. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metodologi campuran (mixed methode) dengan strategi sequential exploratory survey. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama, penelitian kualitatif menggunakan kerangka PIECES dan diagram fishbone untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi transformasi data ante mortem digital dalam format hypertext markup language dan penggunaan Quick Respond Code dalam pencarian data ante mortem pada prosedur odontologi forensik. Kedua, penelitian kuantitatif untuk mengetahui tingkat kepuasan pengelola data antemortem terhadap konsep digitalisasi data antemortem serta analisis pengaruh penggunaan Quick Respond Code terhadap efektivitas pencarian data ante mortem pada prosedur odontologi forensik. Pathway analysis digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Quick Respond Code (X) terhadap efektivitas pencarian data ante mortem (Y). Temuan Penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor efficiency dan control masing-masing memperoleh nilai 4,02 dan 4.03, sedangkan performance (3.80), information (3,79), economic (3,76) dan service (3.74). Besaraan pengaruh data antemortem digital Quick Respond Code terhadap efektivitas pencarian data antemortem dengan indikator akurasi (Y1) adalah odontogram 8 %, foto radiografi 17,7%, rekam wajah 28,7%, cetakan gigi 3% dan rugae palatina 1,2%. Besaran pengaruh variabel lain (ε) di luar pengamatan sebesar 94,2%. Pada indikator presisi (Y2), pengaruh odontogram 11,8%, foto radiografi 17,2%, foto rekam wajah 2,3%, cetakan gigi 7,8% dan rugae palatina 10,2%, sedangkan variabel lain (ε) sebesar 94,8%. Diskusi. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa faktor efficiency pada aspek kapasitas sumber daya dan control pada aspek pembaruan data dinilai memiliki peran kuat dalam memengaruhi digitalisasi data antemortem Quick Respond Code dan penggunaan sistem informasi pada prosedur odontology forensic. Besaran pengaruh penggunaan data antemortem digital Quick Respond Code terhadap efektivitas identifikasi korban pada indikator akurasi dan presisi secara kuantitatif tidak signifikan (p>0,05). Namun, data antemortem digital Quick Respond Code secara kualitatif dapat memberikan nilai tambah pada pengembangan jenis data antemortem berupa kemampuan menyimpan data secara ringkas, sederhana, serta pergeseran data secara cepatItem Pengaruh Stres Psikologis Terhadap Kelainan Periodontal Pada Tikus Galur Wistar (Sebagai Model Stres Psikologis Pada Prajurit Siswa Pendidikan Pertama TNI AD)(2023-07-18) BABY PRABOWO SETYAWATI; Ani Melani Maskoen; Tidak ada Data DosenPendahuluan: Karies dan kelainan periodontal masih menjadi beban penyakit mulut global yang sangat penting untuk diatasi. Periodontitis berat yang dapat menyebabkan kehilangan gigi, ditemukan pada 5-15% dari sebagian besar populasi dewasa usia 35-44 tahun. Beberapa penyakit periodontal dan penurunan efektifitas pengobatan penyakit periodontal dapat disebabkan oleh stres psikologis. Stres sebagai penyebab langsung masalah periodontal yang dihubungkan melalui mekanisme neuro–immunoendocrinological. Prajurit siswa pendidikan pertama TNI AD yang umumnya berada diantara usia remaja akhir antara 17–21 tahun atau tamat SMA berada pada tahap psikologis yang rentan dengan perubahan sosial dan lingkungan. Prajurit siswa ditempatkan berada dalam situasi stres pada pendidikan dasar TNI AD, sehingga besar kemungkinan mengalami penyakit periodontal. Permasalahannya adalah bagaimana pengaruh stres psikologis terhadap penyakit periodontal pada tikus galur Wistar sebagai model stres psikologis pada prajurit siswa pendidikan pertama TNI AD. Pengaruh stres dilihat dengan menganalisis ekspresi Il-1β, Il-6, Il-10, kortisol, IgG, IgA, jumlah PMN, makrofag dan pelebaran jaringan periodontal. Metode penelitian dilakukan pada model tikus galur Wistar yang merupakan studi True Experimental dengan rancangan Randomized Post Test Only Control Group Design. Hasil penelitian dan pembahasan didapatkan data kuantitatif berupa analisa pada pemeriksaan CBCT, IHK dan HE dengan hasil analisis terjadi peningkatan ekspresi Il-1β, Il-6, dan kortisol, peningkatan jumlah PMN dan makrofag, penurunan ekspresi IgG, IgA dan Il-10 serta pelebaran jaringan periodontal secara signifikan sesuai dengan hipotesis. Kebaharuan penelitian ini adalah ditemukan jalur baru pengaruh stres psikologis terhadap kelainan periodontal pada tikus galur Wistar sebagai model stres psikologis pada prajurit siswa pendidikan pertama TNI AD melalui analisa jalur. Berupa mekanisme terjadinya pelebaran periodontal akibat stres psikologis melalui tiga jalur kuatnya hubungan antar Il-1β, Il-6, Il-10, IgG, IgA, makrofag, PMN dan kortisol Kesimpulan penelitian ini adalah adanya pengaruh stres psikologis terhadap kelainan periodontal.Item PENGARUH TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP RISIKO KEJADIAN RELAPS PASCA PERGERAKAN GIGI ORTODONTI (Penelitian Eksperimental Laboratoris untuk Mendeteksi Perubahan Tingkat Ekspresi mRNA HIF-1α, Prote(2023-07-18) YUN MUKMIN AKBAR; Endah Mardiati; Ani Melani MaskoenPendahuluan. Relaps pasca perawatan ortodonti menunjukkan masih terdapat daya yang menggerakkan gigi yang berasal dari serat suprakrestal gingiva. Reorganisasi kolagen pada serat gingiva terjadi lebih lambat dari pada reorganisasi membran periodontal dan tulang alveolar, dan masih dapat menghasilkan daya yang berpotensi menggerakkan gigi setelah alat ortodonti dilepas. Homeostasis gingiva secara konstan diatur oleh ekspresi gen-gen komponen matriks ekstraseluler, yaitu gen yang berperan dalam sintesis dan degradasi kolagen. Potensi Terapi Oksigen Hiperbarik (TOHB) dalam regenerasi jaringan ditempuh melalui mekanisme homeostasis sel punca, respon stress oksidatif, inflamasi, remodelling jaringan, angiogenesis, adhesi/kontak sel, regenerasi, proliferasi, diferensiasi sel maupun apoptosis. Metode. Penelitian ini merupakan studi true experimental, untuk mengetahui pengaruh TOHB terhadap sintesis dan degradasi kolagen pada serat suprakrestal gingiva pasca pergerakan gigi ortodonti melalui perubahan ekspresi mRNA HIF-1α, protein Col I dan protein MMP-1. Etik penelitian disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Lembaga Kesehatan Kelautan TNI AL Surabaya Nomor No.01/EC/LKS/I/2021. Subyek penelitian berjumlah 44 ekor kelinci (Oryctolagus cuniculus) yang dibagi ke dalam kelompok normal (K0), kelompok ortodonti tanpa TOHB (K1) dan kelompok ortodonti dengan TOHB (K2). Perlakuan ortodonti berupa separasi kedua gigi insisif sentral atas dilanjutkan dengan fase retensi dan fase pengamatan relaps. Perlakuan TOHB berupa pemberian oksigen 100% pada 2,4 ATA selama 90 menit/hari selama kurun waktu 2, 4, 6, 8 dan 10 hari. Kelompok K0 tidak mendapatkan perlakuan ortodonti maupun TOHB. Ekspresi mRNA HIF-1α ditentukan melalui pemeriksaan RT PCR, sedangkan ekspresi protein Col I dan MMP-1 dihitung berdasarkan skor immunoreaktif sesuai dengan modified Remmele method. Perhitungan pergerakan gigi dilakukan secara klinis menggunakan digital caliper. Seluruh data hasil penelitian selanjutnya dianalisis statistik menggunakan metode ANOVA. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TOHB meningkatkan ekspresi mRNA HIF-1α secara bermakna (p = 0.0140), meningkatkan ekspresi protein Col I sisi regangan serat suprakrestal gingiva (p = 0.0043), meningkatkan ekspresi protein MMP-1 sisi tekanan serat suprakrestal gingiva (p = 0,0068) serta penurunan relaps pasca pergerakan gigi ortodonti (p = 3.75.10-40). Simpulan. TOHB sebagai metode adjuvant mengurangi risiko relaps pasca pergerakan gigi ortodonti melalui proses sintesis dan degradasi serat suprakrestal gingiva yang ditandai dengan peningkatan ekspresi mRNA HIF-1α, protein Col I dan MMP-1.Item SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ZIRKONIA SILIKA SEBAGAI PROTOTIP IMPLAN ENDODONTIK DAN UJI RESPON PERIAPIKAL PADA KONDISI HIPOKSIA HIPOBARIK INTERMITEN(2023-07-23) PUJI WIDODO; I Made Joni; Nina DjustianaABSTRAK Pendahuluan. Gigi pasca perawatan endodontik memerlukan penguat salah satunya berupa implan endodontik. Implan endodontik yang dibuat harus memenuhi persyaratan sesuai sifat mekanis gigi. Tujuan penelitian adalah membuat komposit menggunakan matriks PMMA, filler ZrO2, SiO2 sehingga dapat digunakan sebagai prototip implan endodontik (PIE). Persyaratan untuk PIE sesuai dengan pasak endodontik. Pemilihan didasarkan pada sifat mekanik yang meliputi kekuatan fleksural, diametral tensile strength (DTS) dan modulus elastisitas (ME). Metode penelitian. Penelitian ini dimulai dari pemilihan matriks menggunakan PMMA, dilanjutkan dengan sintesis partikel untuk mendapatkan nanopartikel sebagai filer komposit. Prekusor yang dipakai Tetraethyl Orthosilicate (TEOS) untuk silika dan Zirkonium Oxychloride sebagai bahan ZrO2. Keduanya disintesis menggunakan metode sol-gel dilanjutkan beadsmill. Penilaian filer sesuai harapan dengan dikarakterisasi yang meliputi PSA, Zeta potensial, FTIR, XRF dan XRD serta SEM. Matrik dan filer yang didapat disintesis menjadi komposit PIE dengan variasi silane yaitu MPTS dan TMSPMA dan filler yang digunakan adalah ZrO2-SiO2 dan ZrSiO4. Komposit PIE yang terbentuk, diuji fleksural, DTS dan ME. Hasil uji mekanik yang mendekati sifat mekanik dentin dilakukan uji toksisitas menggunakan metode double time trypan blue , dilanjutkan uji klinis untuk mengetahui biokompabilitas PIE dengan melihat proses penyembuhan periapikal gigi hewan coba pada kondisi udara normal dan hipoksia hipobarik intermiten (HHI) melalui ekspresi gen HIF-1α, Interleukin 6, TNF-α dan VEGF. Hasil. Hasil pengujian mekanik SiO2/ZrO2/TMSPMA sebagai PIE lebih mendekati kekuatan dentin dengan kekuatan fleksural sebesar 152,7 ± 13,0 Mpa, DTS 51,2 ± 0,6 MPa dan ME 9272,8 ± 2481,4 MPa, dibandingkan sampel lainnya. Uji toksisitas SiO2/ZrO2/TMSPMA sebagai PIE menunjukkan rerata viabilitas adalah 93,61%. Uji pengaruh HHI adalah terjadi peningkatan yang bermakna ekspresi gen HIF-1α (p=0,020) dan VEGF (p=0,015) serta terjadi peningkatan yang tidak bermakna pada IL-6 (p=0,123) dan TNF α (p=0,451). Simpulan. Simpulan penelitian adalah komposit PMMA - SiO2/ZrO2/TMSPMA memenuhi syarat sebagai PIE memenuhi syarat dari sifat mekanis maupun biokompabilitasnya, serta hipoksia hipobarik intermiten dapat mempercepat regulasi sitokin pro inflamasi sebagai proses penyembuhan setelah pemasangan PIE. Kata kunci: Karakterisasi Zirkonia oksida /Silika oksida, Implan endodontik, Hipoksia hipobarik intermiten, respon periapikal.