S1 - Sarjana
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S1 - Sarjana by Title
Now showing 1 - 20 of 1041
Results Per Page
Sort Options
Item 3D QSAR PHARMACOPHORE SENYAWA TURUNAN ASAM HIDROXAMAT SEBAGAI INHIBITOR TUMOR NECROSIS FACTOR ALPHA (TNF-α)(2014-08-20) ZAHRAH AN UMILLAH RACHMAN; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenEkspresi yang berlebihan dari Tumor Necrosis Factor alpha (TNF-α) yang merupakan sitokin proinflamasi 17 kDa, berkaitan langsung dengan penyakit inflamasi seperti rheumatoid arthritis dan penyakit Chron’s. Fitur kimia berdasarkan model 3D QSAR farmakofor telah dikembangkan terhadap senyawa turunan asam hidroxamat sebagai inhibitor TNF-α. Model tiga dimensi farmakofor dibentuk menggunakan program Discovery Studio 2.5, untuk mengetahui fitur – fitur pada senyawa turunan asam hidroxamat yang bertanggung jawab menginhibisi TNF-α. Tahap-tahap pemodelan farmakofor yaitu penyiapan data yang mencakup penggambaran 2D dengan ChemDraw Ultra, optimasi geometri dengan Hyperchem 7.0, Common Feature Generation Pharmacophore dengan perangkat lunak Discovery Studio, pembuatan training set, pharmacophore generation dengan 3D QSAR Pharmacophore, analisis data, dan validasi model. Model farmakofor terbaik (Hipotesis 1) yang terdiri dari satu hydrogen bond donor, satu hydrogen bond acceptor, dan dua hidrofobik, telah dihasilkan dari 28 senyawa training set.Item Aktivitas Analgesik Ekstrak dan Tablet Ekstrak Putri Malu (Mimosa pudica Linn.) Terhadap Mencit dengan Metode Geliat(2015-07-10) ALHAMZAH RACHMAT F; Rini Hendriani; Sri Adi SumiwiPutri malu (Mimosa pudica Linn.) merupakan tanaman yang umumnya tumbuh di daerah tropis. Tanaman ini telah banyak dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit secara empirik. Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak etanol herba putri malu pada dosis mg/kg BB memiliki aktivitas analgesik terhadap mencit yang diuji dengan menggunakan metode geliat. Pada penelitian ini diuji aktivitas analgesik dari ekstrak dan tablet yang mengandung ekstrak etanol herba putri malu pada dosis mg/kg BB. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode geliat (Writhing method) pada mencit jantan galur Swiss Webster menggunakan asam asetat % sebagai zat penginduksi nyeri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas analgesik berupa persentase proteksi dari ekstrak dan tablet esktrak etanol herba putri malu sebesar % dan %. Secara statistik, kedua kelompok tersebut menunjukkan perbedaan efek yang signifikan terhadap kontrol negatif pada tingkat kepercayaan %. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tablet ekstrak etanol herba putri malu memiliki efek analgesik yang lebih besar dibandingkan dengan ekstrak etanol herba putri malu, dan kedua kelompok tersebut menunjukkan efek yang signifikan jika dibandingkan dengan kontrol negatif.Item AKTIVITAS ANALGESIK FRAKSI AIR DAUN PUSPA (Schima wallichii Choisy.) PADA MENCIT DENGAN METODE GELIAT(2012-08-08) MAWARDI IHSAN; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPuspa (Schima wallichii Choisy.) adalah salah satu tumbuhan pakan primata yang tumbuh di daerah subtropis. Berdasarkan penelitian sebelumnya ekstrak etanol daun puspa memberikan aktivitas analgesik terbaik pada dosis 500 mg/kgBB. Pada penelitian kali ini aktivitas analgesik fraksi air daun puspa pada dosis 500 mg/kgBB dievaluasi pada 15 ekor mencit yang dibagi secara acak ke dalam kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan uji fraksi air. Pengujian aktivitas analgesik dilakukan menggunakan metode geliat dengan penginduksi asam asetat 0,7%, kemudian efektivitasnya dibandingkan dengan aspirin 65 mg/kgBB. Fraksi air daun puspa secara signifikan (pPuspa (Schima wallichii Choisy.) is one of primate food plants that grows in subtropical areas. Based on previous study, ethanolic extract of puspa leaves gave best analgesic activity at 500 mg/kg. In this study, analgesic activity of aqueous fraction of puspa leaves at dose of 500 mg/kg were evaluated in 15 mice which were randomly divided into groups of negative control, positive control, and aqueous fraction test group. Analgesic activity testing was done by 0.7% acetic acid-induced writhing method, then its effectiveness was compared to aspirin 65 mg/kg. Aqueous fraction of puspa leaves significantly (pKeywords: Activity, Analgesic, Aqueous, Puspa, WrithingItem Aktivitas Analgesik Fraksi N-Heksan, Etil Asetat, dan Air Buah Pandan Laut pada Mencit dengan Metode Geliat(2014-02-02) DANA NASRULLAH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenTumbuhan pandan laut (Pandanus tectorius) biasa digunakan oleh masyarakat secara tradisional sebagai pereda nyeri. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah pandan laut memiliki aktivitas analgesik pada mencit. Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas analgesik ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air dari ekstrak etanol buah pandan laut dengan metode geliat dengan penginduksi nyeri asam asetat 0,7%. Dosis yang digunakan untuk ekstrak dan ketiga fraksi itu adalah 125 mg/kgBB dan aspirin sebagai kontrol positif adalah 65 mg/kgBB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dan fraksi memberikan aktivitas analgesik. Ekstrak etanol memberikan efek analgesik paling tinggi dengan persen proteksi 70,05% diikuti dengan fraksi air 60,25%, fraksi n-heksan 32,14%, dan fraksi etil asetat 13,02%.Item AKTIVITAS ANALGESIK FRAKSI N-HEKSAN, ETIL ASETAT, DAN AIR DAUN CEPLUKAN (Physalis angulata Linn.) PADA MENCIT DENGAN METODE GELIAT(2012-08-06) VALDIS R AGNAR; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSalah satu contoh tumbuhan yang berkhasiat sebagai pereda nyeri adalah tumbuhan ceplukan (Physalis angulata L.). Untuk mengetahui lebih dalam mengenai aktivitas analgesik pada tumbuhan ceplukan maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dari tumbuhan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas analgesik fraksi n-heksan, etil asetat, dan air dari daun ceplukan(Physalis angulata L.) pada mencit dengan metode geliat. Pengujian dilakukan menggunakan metode geliat dengan penginduksi asam asetat 0,7%. Bahan uji diberikan secara oral dengan dosis 500 mg/kg BB. Sebagai kontrol positif digunakan asetosal dengan dosis 65 mg/kg BB. Aktivitas analgesik dilakukan dengan mengamati geliat mencit setelah diinduksi asam asetat 0,7%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa masing-masing fraksi memberikan aktivitas analgesik. Fraksi yang memberikan persen efektifitas terbesar adalah fraksi n-heksan sebesar 71,04%, diikuti fraksi air (66,94%), dan fraksi etil asetat (24,86%). One example of a nutritious plant as a pain reliever is ceplukan plant (Physalis angulata L.). To find out more about the analgesic activity in these ceplukan it is necessary to further research of these plants. This research aims to determine the analgesic activity of n-hexane, ethyl acetate, and water fraction from ceplukan (Physalis angulata L.) leaves in mice by writhing method. The research is done using the writhing method which was acetic acid 0.7% as an inductor. The test substance is administered orally at a dose of 500 mg / kg of body weight. Aspirin is used as a positive controls at a dose of 65 mg / kg of body weight. Analgesic activity is done by observe writhing of the mice after the acetic acid 0.7% induced. Test results showed that each fraction giving analgesic activity. Fractions which gave the greatest percent effectiveness is the fraction of n-hexane at 71.04%, followed by the fraction of water (66.94%), and ethyl acetate fraction (24.86%).keywords: Analgesic, Physalis angulata, Fraction, Writhing MethodItem AKTIVITAS ANDROGENIK EKSTRAK SELEDRI DAUN (Apium graveolens L. var. secalinum Alef.) PADA AYAM JANTAN GALUR HY-LINE(2012-08-08) SALSHABILLA FIRDAUS NUGRAHA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSeledri daun (Apium graveolens L. var. secalinum Alef.) merupakan salah satu varietas seledri, yang telah digunakan dalam penelitian oleh Suyatna 2011 sebagai afrodisiak. Efek afrodisiak berkaitan dengan aktivitas androgenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas androgenik ekstrak seledri daun dan dosis yang memberikan aktivitas androgenik terbaik dengan metode pertumbuhan jengger (chick comb growth method) pada ayam jantan galur Hy-Line. Ayam dikelompokan secara acak kedalam lima kelompok yaitu kontrol positif (testosteron undekoat 10 mg/kg bb), kontrol negatif (PGA 1% b/v), dan tiga kelompok uji yang mengandung ekstrak seledri daun dengan dosis 50 mg/kg bb, 150 mg/kg bb, dan 250 mg/kg bb. Data penelitian dihimpun berdasarkan parameter yang diamati yaitu ukuran jengger, rasio berat jengger terhadap berat badan, rasio berat testis terhadap berat badan, berat badan, dan peningkatan berat badan. Data dianalisis secara statistik dengan ANAVA dan uji Neuman-Keuls kemudian dideskripsikan berdasarkan hipotesa penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak seledri daun tidak memiliki efek afrodisiak melalui aktivitas androgenik pada dosis 50 mg/kg bb, 150 mg/kg bb dan 250 mg/kg bb. Leaf celery (Apium graveolens L. var. secalinum Alef.) is one of variety celery, that has been used in research by Suyatna 2011 as aphrodisiac. Aphrodisiac effect is related with androgenic activity. The purpose of this research is investigating the androgenic activity of extract of leaf celery and determining dosage that gives the best androgenic activity by using chick comb growth method at cock Hy-Line furrow. Chicken were randomly grouped into five groups, i.e. positive control (testosterone undekoat 10 mg/kg bw), negative control (PGA 1% w/v), and three experiment groups contained extract of leaf celery with dose of 50 mg/kg bw, 150 mg/kg bw, and 250 mg/kg bw. Data were collected based on the observed parameters were the size of comb, ratio of comb to body weight, ratio of testis to body weight, body weight, and body weight gained. The data were analyzed using ANOVA and Newman Keuls and then described based on the hypothesis of the research. The result showed that extract of leaf celery does not have aphrodisiac effect of androgenic activity at doses of 50 mg/kg bw, 150 mg/kg bw and 250 mg/kg bw.Keywords: Apium graveolens L. var. secalinum Alef., aphrodisiac, androgenic, Hy-LineItem AKTIVITAS ANTIAGREGASI PLATELET EKSTRAK ETANOL DAUN PUSPA (Schima wallichii Choisy) PADA MENCIT JANTAN(2013-11-07) FADLAN NURFHAFIDZ MASKUR; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPlatelet adalah komponen vital pada homeostasis normal melalui kemampuannya untuk terikat pada pembuluh darah yang luka atau rusak dan terakumulasi di tempat tersebut. Akan tetapi agregasi platelet juga memiliki kerugian yaitu menyebabkan trombosis dan emboli. Ekstrak etanol daun puspa (Schima wallichii Choisy) memiliki aktivitas analgesik dan antiinflamasi yang dimungkinkan dapat menghambat agregasi platelet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiagregasi platelet ekstrak etanol daun puspa. Penelitian ini dilakukan melalui tahapan determinasi tumbuhan, ekstraksi, penapisan fitokimia, kromatografi lapis tipis, pengujian aktivitas antiagregasi platelet, dan analisis data statistika. Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun puspa dosis 125 mg/kg bobot badan (BB) mencit, 250 mg/kg BB, dan 500 mg/kg BB dapat memberikan aktivitas antiagregasi platelet pada mencit dan dosis 500 mg/kg BB memberikan aktivitas antiagregasi platelet terbaik. Namun bila dibandingkan dengan aspirin 42,25 mg/kb BB maka aktivitas antiagregasi platelet dari ekstrak 500 mg/kg BB tidak menunjukkan aktivitas yang lebih baik.Item AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN KARET KEBO (Ficus elastica Roxb. ex Hornem)(2013) HANIFAH NURROCHMAH KAMILIYAH; Sri Agung Fitri Kusuma; Dudi RunadiABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun Karet kebo (Ficus elastica Roxb. ex Hornem) terhadap bakteri Shigella dysenteriae ATCC 13313. Metode penelitian yang dilakukan meliputi pengumpulan bahan dan determinasi tanaman daun Karet kebo, ekstraksi, penapisan fitokimia, parameter ekstrak dan pengujian aktivitas antibakteri. Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan adanya peningkatan diameter hambat seiring dengan peningkatan kosnetrasi ekstrak yang digunakan. Kata kunci : Daun Karet kebo, Ficus elastica Roxb. ex Hornem, aktivitas antibakteri, Shigella dysenteriae.Item AKTIVITAS ANTIBAKTERI SALEP FRAKSI TERAKTIF KULIT BATANG TRENGGULI (Cassia fistula L.) TERHADAP Propionibacterium acnes ISOLAT KLINIS DAN Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853(2016-04-19) SEPTIYANI M; Anis Yohana Chaerunisaa; Tiana MilandaInfeksi bakteri pada kulit umumnya disebabkan oleh Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa. Pada penelitian ini dilakukan formulasi sediaan salep antibakteri dari fraksi teraktif kulit batang trengguli (Cassia fistula L.) yang diketahui memiliki aktivitas terhadap kedua bakteri tersebut. Selain itu dilakukan pula evaluasi fisik dan uji aktivitas terhadap kedua bakteri uji. Ekstrak dan fraksi diuji aktivitas antibakterinya menggunakan metode difusi agar, fraksi teraktif ditentukan berdasarkan hasil uji aktivitas tersebut. Fraksi teraktif ditentukan nilai Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) dengan metode mikrodilusi. Formula salep dibuat dengan konsentrasi fraksi teraktif 2–4 X KHTM. Karakteristik fisik dari sediaan yang diamati meliputi perubahan organoleptik, pH, dan viskositas selama 28 hari penyimpanan. Aktivitas antibakteri dari fraksi dibandingkan antara sebelum dan setelah dibuat sediaan dengan metode kromatografi lapis tipis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat merupakan fraksi teraktif dengan KHTM dan KBM sebesar 175 ppm dan 350 ppm untuk Propionibacterium acnes, serta 400 ppm dan 800 ppm untuk Pseudomonas aeruginosa. Dari hasil evaluasi terhadap formula disimpulkan bahwa karakteristik fisik dari sediaan salep basis hidrofob dan hidrofil tidak berubah selama 28 hari penyimpanan. Dari kedua jenis salep tersebut, salep basis hidrofil memiliki aktivitas lebih baik terhadap kedua bakteri uji dengan diameter zona hambat yang tidak mengalami perubahan selama 28 hari penyimpanan.Item AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI GRAM POSITIF ISOLAT KLINIS PENYEAB JERAWAT(2015-07-10) ADITYA SALMAN HAKIM; Yoppi Iskandar; Sri Agung Fitri KusumaJerawat merupakan salah satu gangguan kesehatan pada kulit muka yang dapat timbul pada usia muda dan tua. Salah satu penyebab utama terbentuknya jerawat adalah adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari kelima sari buah segar dan fermentasinya serta mengetahui sifat kombinasi antibakteri dari sari buah segar dan hasil fermentasinya terhadap isolat klinis P.acnes, Penelitian ini meliputi tahap determinasi buah, fermentasi buah dan pembuatan sari buah hasil fermentasi, pembuatan sari buah segar, penapisan fitokimia, uji aktivitas antibakteri segar, fermentasi, dan kombinasi sari buah terbaik. Metode yang digunakan adalah metode difusi agar dengan teknik perforasi, sedangkan untuk proses fermentasi digunakan pelaku fermentasi Saccharomyses cerevicae.Item AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAN FRAKSI BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP ISOLAT KLINIS Klebsiella pneumoniae DAN Shigella dysenteriae(2016-04-19) SALSABILA NUSANTO R; Ami Tjitraresmi; Rr. SulistiyaningsihKlebsiella pneumoniae merupakan bakteri penyebab pneumonia yang dapat mengawali terjadinya infeksi lain (super infeksi), seperti disentri yang disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella dysenteriae. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksi biji pepaya terhadap isolat klinis Klebsiella pneumoniae dan Shigella dysenteriae, menentukan fraksi teraktif, dan mengetahui Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) dari bahan uji. Metode yang digunakan adalah metode difusi agar dengan teknik perforasi dan penentuan KHTM serta KBM dengan metode mikrodilusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi etil asetat biji pepaya memiliki aktivitas antibakteri terhadap kedua bakteri uji, dengan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) untuk ekstrak etanol biji pepaya adalah 10% - 20% (b/v) terhadap kedua bakteri uji. Untuk fraksi etil asetat adalah 1,25% - 2,50% (b/v) terhadap Klebsiella pneumoniae isolat klinis dan 0,3125% - 0,625% (b/v) terhadap Shigella dysenteriae isolat klinis. Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) untuk ekstrak etanol biji pepaya adalah 20% (b/v) terhadap kedua bakteri uji, sedangkan untuk fraksi etil asetat adalah 2,5% (b/v) terhadap Klebsiella pneumoniae isolat klinis dan 0,625% terhadap Shigella dysenteriae isolat klinis.Item Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Biji Pepaya Terhadap Isolat Klinis Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Penyebab Infeksi Luka Bakar(2016-01-22) ADI PRATAMA; Ami Tjitraresmi; Rr. SulistiyaningsihABSTRAK Infeksi pada luka bakar masih menjadi salah satu penyebab utama dari kecacatan serta kematian. Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri yang paling umum menyebabkan infeksi pada luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksi biji pepaya terhadap isolat klinis Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa, menentukan fraksi teraktif, dan mengetahui Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) dari bahan uji. Metode yang digunakan adalah metode difusi agar dengan teknik perforasi dan penentuan KHTM serta KBM dengan metode mikrodilusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) untuk ekstrak etanol biji pepaya adalah (b/v) terhadap kedua bakteri uji. Untuk fraksi etil asetat adalah (b/v) terhadap Pseudomonas aeruginosa isolat klinis dan (b/v) terhadap Staphylococcus aureus isolat klinis. Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) untuk ekstrak etanol biji pepaya adalah (b/v) terhadap kedua bakteri uji sedangkan untuk fraksi etil asetat adalah (b/v) terhadap Pseudomonas aeruginosa isolat klinis dan terhadap Staphylococcus aureus isolat klinis. Kata kunci: Biji, Pepaya, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Luka BakarItem Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Bunga Mawar (Rosa sp.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Staphylococcus aureus Isolat Klinis(2015-07-13) ARIQA D SHASTIANI; Rr. Sulistiyaningsih; Tina RostinawatiBerkeringat berlebihan dapat menimbulkan masalah seperti bau badan. Bau badan ditimbulkan saat keringat dimetabolisme oleh bakteri kulit dan salah satu penyebab bau badan adalah Staphylococcus aureus. Bunga mawar (Rosa sp.) berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak bunga mawar dan fraksi teraktifnya terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Staphylococcus aureus isolat klinis. Uji aktivitas dilakukan dengan metode difusi agar dan uji KHTM dengan metode mikrodilusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga mawar, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi air memiliki aktivitas antibakteri terhadap kedua bakteri uji. Disimpulkan bahwa fraksi etil asetat merupakan fraksi teraktif dengan nilai KHTM terhadap bakteri S. aureus ATCC 25923 adalah % - % (b/v) dengan nilai KBM sebesar % (b/v), sedangkan untuk S. aureus isolat klinis berada pada rentang % - % (b/v) dengan nilai KBM % (b/v).Item AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill) TERHADAP Escherichia coli DAN Shigella dysenteriae ISOLAT KLINIS(2015-01-20) FITRIA DEVI M; Tiana Milanda; Yoppi IskandarDiare adalah buang air besar (defekasi) lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi cair atau setengah cair (setengah padat) dan kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya, yaitu lebih dari 200 gram atau 200 mL/24 jam , diantaranya disebabkan infeksi bakteri Escherichia coli dan Shigella dysenteriae. Daun alpukat (Persea americana Mill) merupaka salah satu tumbuhan yang digunakan secara empirik untuk mengobati diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan berbagai fraksi daun alpukat terhadap Escherichia coli dan Shigella dysenteriae isolat klinis. Penelitian dilakukan melalui tahap pengumpulan dan determinasi tanaman, ekstraksi simplisia, pemeriksaan parameter standar ekstrak, pengujian aktivitas antibakteri ekstrak, fraksinasi ekstrak, pengujian aktivitas antibakteri fraksi, penentuan nilai Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimun (KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) fraksi teraktif, analisis kandungan metabolit sekunder dalam ekstrak dan fraksi teraktif, dan penentuan profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ekstrak dan fraksi teraktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi daun alpukat (fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air) memiliki aktivitas antibakteri terhadap kedua bakteri uji. Fraksi etil asetat merupakan fraksi teraktif dengan nilai KHTM dan nilai KBM sebesar terhadap kedua bakteri uji.Item Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Daun Alpukat (Persea americana Mill) Terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Pseudomonas aeruginosa Multiresisten(2015-01-20) GLADYOLA AYU MAULIARHANI; Tiana Milanda; Dudi RunadiABSTRAK Penyakit infeksi adalah penyakit yang diakibatkan masuk dan berkembangnya suatu mikroba patogen dalam sel inang, antara lain bakteri Pseudomonas aeruginosa. Terapi antibiotika yang tidak tepat menyebabkan P. aeruginosa resisten terhadap beberapa golongan antibiotik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksi daun alpukat (Persea americana Mill) terhadap P. aeruginosa ATCC 27853 dan P. aeruginosa multiresisten, menentukan fraksi teraktif dan menentukan nilai Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dan Konsetrasi Bunuh Minimum (KBM) dari fraksi teraktif. Penelitian dilakukan melalui tahap pengumpulan dan determinasi tanaman, ekstraksi simplisia, penapisan fitokimia ekstrak, pemeriksaan parameter standar ekstrak, pengujian aktivitas antibakteri ekstrak, fraksinasi ekstrak, pengujian aktivitas antibakteri fraksi, penentuan nilai Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimun (KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) fraksi teraktif, analisis metabolit sekunder dalam fraksi teraktif, dan penentuan profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ekstrak dan fraksi teraktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan daun alpukat memiliki aktivitas antibakteri terhadap P. aeruginosa ATCC 27853 dan P. aeruginosa multiresisten. Fraksi etil asetat merupakan fraksi teraktif dengan nilai KHTM sebesar 7,5% (b/v) terhadap P. aeruginosa ATCC 27853 dan P. aeruginosa multiresisten, serta KBM pada konsentrasi 7,5% terhadap kedua bakteri uji. Kata kunci: Penyakit infeksi, Persea americana Mill, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, Pseudomonas aeruginosa multiresisten.Item Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Daun Kamboja (Plumeria rubra L.) Terhadap Escherichia coli dan Shigella dysenteriae Isolat Klinis(2015-01-25) KENDY LIVI DANAWATI; Tiana Milanda; Dudi RunadiABSTRAK Disentri adalah penyakit akut yang menyerang usus besar dan bagian distal usus halus, ditandai dengan gejala diare disertai darah dan lendir, muntah, nyeri di bagian perut dan demam Shigella dysenteriae dan Eschericia coli merupakan penyebab utama disentri di Indonesia. Daun kamboja (Plumeria rubra L.) secara empiris digunakan sebagai obat disentri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kamboja dan menentukan fraksi teraktif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae dan Escherichia coli. Penelitian dilakukan melalui tahap pengumpulan bahan, determinasi tumbuhan, ekstraksi, penapisan fitokimia, pengujian parameter standar ekstrak, uji aktivitas antibakteri ekstrak,fraksinasi ekstrak, uji aktivitas antibakteri fraksi,penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) fraksi teraktif, dan penentuan profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ekstrak dan fraksi teraktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kamboja, fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat memiliki aktivitas antibakteri terhadap kedua bakteri uji. Fraksi etil asetat merupakan fraksi teraktif dengan nilai KHTM sebesar 1,875% (b/v) dan nilai KBM sebesar 3,75% (b/v) terhadap E.coli dan S.dysenteriae isolat klinis. Kata kunci : Disentri, Plumeria rubra L., Shigella dysenteriae, Eschericia coliItem AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN NANAS KERANG (Tradescantia spathacea Swartz) TERHADAP Escherichia coli ISOLAT KLINIS DAN Shigella dysenteriae ISOLAT KLINIS(2014-08-19) FIRDA ARYANTI WIDYANA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenDiare menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu tumbuhan yang secara empirik memiliki aktivitas antidiare adalah daun nanas kerang (Tradescantia spathacea Swartz). Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antibakteri daun nanas kerang terhadap Escherichia coli isolat klinis dan Shigella dysenteriae isolat klinis penyebab diare. Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi simplisia, uji aktivitas antibakteri ekstrak, fraksinasi ekstrak, uji banding aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksi, penetapan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) fraksi teraktif, penapisan fitokimia dan Profil KLT Bioautografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun nanas kerang memiliki aktivitas antibakteri terhadap E.coli dan S. dysenteriae. Fraksi etil asetat asam dari ekstrak daun nanas kerang merupakan fraksi teraktif.Dari hasil penapisan fitokimia dan profil KLT, fraksi etil asetat asam mengandung senyawa golongan flavonoid dan kuinon yang diduga memiliki aktivitas antibakteri.Item AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN NANAS KERANG (Tradescantia spathacea) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus ISOLAT KLINIS DAN Staphylococcus epidermidis ISOLAT KLINIS(2014-08-19) IRVAN MAULANA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenJerawat merupakan penyakit infeksi kulit yang dapat diperparah oleh infeksi bakteri seperti MRSa dan Staphylococcus epidermidis. Salah satu tumbuhan yang berpotensi untuk mengobati jerawat adalah daun nanas kerang (Tradescantia spathacea Sw). Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antibakteri daun nanas kerang terhadap MRSa isolat klinis dan Staphylococcus epidermidis isolat klinis. Penelitian ini dilakukan dengan determinasi dan pengumpulan simplisia, mengekstraksi simplisia, uji aktivitas antibakteri ekstrak, fraksinasi ekstrak, uji banding ekstrak dan berbagai fraksi, penetapan KHTM dan KBM fraksi teraktif, penapisan fitokimia, profil KLT dan Profil KLT Bioautografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun nanas kerang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap MRSa isolat klinis dan Staphylococcus epidermidis isolat klinis. Fraksi teraktif adalah fraksi etil asetat asam terhadap bakteri MRSa isolat klinis dan Staphylococcus epidermidis isolat klinis. Senyawa yang berperan sebagai antibakteri diduga berasal dari golongan flavonoid dan kuinon.Item AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PEPAYA (Carica papaya Linn.) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSa) DAN Staphylococcus epidermidis ISOLAT KLINIS(2015-01-20) WAFA MUFIEDAH MAULANY; Tiana Milanda; Yoppi IskandarJerawat merupakan infeksi kulit berupa peradangan pada kelenjar polisebasea, antara lain disebabkan Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSa) dan Staphylococcus epidermidis. Daun pepaya (Carica papaya Linn.) merupakan salah satu tumbuhan yang secara tradisional digunakan untuk mengobati jerawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksi daun pepaya terhadap MRSa dan S. epidermidis isolat klinis. Penelitian dilakukan melalui tahap pengumpulan dan determinasi tanaman, ekstraksi simplisia, pemeriksaan parameter standar ekstrak, pengujian aktivitas antibakteri ekstrak, fraksinasi ekstrak, pengujian aktivitas antibakteri fraksi, penentuan nilai Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimun (KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) fraksi teraktif, analisis kandungan metabolit sekunder dalam ekstrak dan fraksi teraktif, dan penentuan profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ekstrak dan fraksi teraktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi daun pepaya (fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air) memiliki aktivitas antibakteri terhadap kedua bakteri uji, kecuali fraksi n-heksan terhadap MRSa isolat klinis. Fraksi air merupakan fraksi teraktif dengan nilai KHTM sebesar (b/v) terhadap MRSa dan (b/v) terhadap S. epidermidis isolat klinis serta nilai KBM (b/v) terhadap MRSa isolat klinis dan (b/v) terhadap S.epidermidis isolat klinis.Item Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Daun Rambutan (Nephelium lappaceum) Terhadap Methicillin Resistant Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Multi Resistant(2017-07-19) NABILA MUDIN S; Imam Adi Wicaksono; Rr. SulistiyaningsihABSTRAK Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapatkan dari rumah sakit yang dapat menyebabkan berbagai penyakit serius. Bakteri utama penyebab infeksi nosokomial adalah Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan Pseudomonas aeruginosa Multi Resistant (PAMR). Tanaman rambutan (Nephelium lappaceum) diketahui memiliki khasiat sebagai antibakteri karena diduga memiliki kandungan senyawa flavonoid, polifenolat dan tannin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri, menentukan KHTM dan KBM dari ekstrak etanol dan fraksi teraktif terhadap bakteri MRSA dan PAMR. Pengujian diawali dengan proses ekstraksi kemudian dilakukan fraksinasi dengan metode ekstraksi cair-cair, sehingga diperoleh fraksi etil asetat, air dan n-heksan. Setelah itu aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar dan nilai KHTM dan KBM ditentukan dengan metode pengenceran tabung. Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan fraksi air daun rambutan memiliki aktivitas antibakteri terhadap PAMR dan MRSA, dimana fraksi etil asetat merupakan fraksi teraktif dan fraksi n-heksan tidak memberikan aktivitas antibakteri. KHTM dan KBM dari ekstrak dan fraksi etil asetat berada pada rentang konsentrasi 2,5% b/v dan 5% b/v terhadap bakteri MRSA dan PAMR. Penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi etil asetat daun rambutan (Nephelium lappaceum) mengandung senyawa flavonoid, polifenol, saponin dan tannin. Kata Kunci: Infeksi nosokomial, Nephelium lappaceum, Antibakteri, Methicillin Resistant Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa Multi Resistant