Kebidanan (D-IV)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Kebidanan (D-IV) by Title
Now showing 1 - 20 of 190
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KLIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KB DI PUSKESMAS JATINANGOR(2013-07-26) ARTHA KUSUMAWARDHANI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenKepuasan klien merupakan suatu tingkat perasaan klien yang timbul dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperoleh setelah klien membandingkan dengan harapannya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat kepuasan terhadap mutu pelayanan KB di Puskesmas Jatinangor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan importance performance analysis dan metode analisis regresi linier berganda. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah akseptor KB yang sudah mendapatkan pelayanan KB minimal satu kali di Puskesmas Jatinangor pada bulan Juni 2013. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah sampel 70 orang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa indeks kepuasan responden sebesar 73,45% yang berarti responden merasa puas. Hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel Bukti Langsung, kehandalan, Daya tanggap, Jaminan, Empati memiliki perngaruh secara bersama-sama terhadap kepuasan dengan F 10,516 dengan angka signifikansi (P value) sebesar 0,000 < 0,005. Koefisien determinasi sebesar 0,451 berarti perubahan variabel kepuasan klien dijelaskan oleh kelima dimensi sebesar 45% Simpulan penelitian ini adalah klien sudah merasa puas dengan pelayanan KB yang diberikan dan variabel Kepuasan Klien, Bukti Langsung, kehandalan, Daya tanggap, Jaminan, Empati memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap kepuasan klien.Item ANEMIA REMAJA(2013-01-25) WENY WINDYA HAPSARY; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Prevalensi anemia pada remaja semakin meningkat, beberapa penelitian menujukkan prevalensi anemia hingga 78,3% Remaja putri memiliki risiko lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini dikarenakan remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh analisis tentang hubungan pola mentsruasi dan pola nutrisi dengan anemia remaja putri dan faktor yang paling besar pengaruhnya (pola menstruasi dan pola nutrisi) terhadap anemia remaja putri. Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol pada 60 orang remaja putri usia 18-19 tahun. Terdapat dua kelompok penelitian yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. Sebelum dilakukan pengelompokkan, responden diperiksa kadar Hb nya terdahulu, alokasi pengelompokkan berdasarkan status anemia. Analisis data menggunakan cross tabulation uji Chi-Square, perhitungan Odds Ratio (OR) dan Populated Attributable Risk (PAR) menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16. Pada kelompok kasus dan kelompok kontrol terdapat hubungan yang bermakna (p<0,005) pola menstruasi tidak normal dan pola nutrisi kurang baik terhadap kejadian anemia. Dibandingkan dengan pola nutrisi yang kurang baik (OR : 5,21: 95%CI 1,278-21,237), pola menstruasi yang tidak normal memiliki pengaruh lebih besar terhadap kejadian anemia (OR: 6,41: 95% CI 2,084 – 19,755) Disimpulkan bahwa terdapat hubungan pola menstruasi yang tidak normal dan pola nutrisi yang kurang baik dengan peningkatan risiko kejadian anemia pada remaja putri. Kata kunci : pola menstruasi, pola nutrisi, anemia, remaja putriItem EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN TANPA MEDIA DAN DENGAN MEDIA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT MENGENAI INKONTINENSIA URIN DI KELURAHAN ISOLA KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG(2013-07-26) YUNIA HENDRAWATI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenyuluhan kesehatan adalah proses memberdayakan masyarakat untuk memelihara kesehatannya. Seseorang mempelajari sesuatu dengan baik apabila menggunakan lebih dari satu indera. Proses penyerapan informasi 20% dari yang kita dengar dan 50% dari yang kita lihat dan dengar. Penyuluhan kesehatan yang diambil mengenai inkontinensia urin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas Penyuluhan Kesehatan Tanpa Media Dan Dengan Media Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Mengenai Inkontinensia Urin Di Kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Metode yang digunakan adalah desain penelitian quasy ekperimental. Subjek penelitian adalah seluruh ibu paritas> 2 di Kelurahan Isola sebanyak 96 orang. Pengumpulan data melalui kuesioner dilakukan pada tanggal 25-26 Juni 2013. Hasil penelitian menunjukan karaktreristik ibu berumur 20-35 tahun (56,3%), pendidikan SMP dan SMA (39,6%) dan semua ibu tidak bekerja (100%). Ibu memiliki pengetahuan baik pada penyuluhan tanpa media (29,17%) dan penyuluhan dengan media (75,00%). Terdapat peningkatan pengetahuan bermakna pada pre test dan post test kelompok tanpa media dan kelompok media dengan nilai (p= 0,000). Terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan bermakna antara post test kelompok tanpa media dan kelompok media dengan nilai (p= 0,000). Simpulan penelitian ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dan terdapat perbedaan pengetahuan menggunakan media lebih baik dari tanpa media.Item EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA VIDEO TENTANG ANEMIA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DI SMAN 1 TASIKMALAYA(2019-10-09) RISTA YUNANDA; Lani Gumilang; Neneng MartiniABSTRAK Pendahuluan : Data WHO menunjukan 32% wanita usia 15-49 tahun mengalami anemia. Di Indonesia, prevalensi anemia pada wanita sebanyak 23,9%. Salah satu upaya pencegahan anemia yaitu dengan pendidikan kesehatan media video. Retensi penyerapan informasi melalui media video sebesar 30%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan media video terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia. Metode : Desain penelitian menggunakan quasi experimental one group pretest-posttest design di SMAN 1 Tasikmalaya. Teknik pengambilan sampel yaitu proportionate stratified random sampling dengan sampel sebanyak 53 orang. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan Paired sample t test untuk mengetahui perbedaan nilai sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Besaran efek dihitung dengan rumus Pearson’s correlation coefficient r. Hasil : Terdapat peningkatan skor pada pengetahuan dan sikap setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan media video. Kemudian didapatkan p value <0,05. Besaran efek yang diberikan pada variabel pengetahuan yaitu 0,87 dan pada variabel sikap yaitu 0,74. Simpulan : Pendidikan kesehatan media video memberikan efek yang besar terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap anemia.Item Ekpektasi Lansia terhadap pelayanan di Posbindu(2019-10-26) DESTYANA WULANDARI AZANA; Didah; Sharon GondodiputroPendahuluan: Banyak faktor yang memengaruhi cakupan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Salah satu faktor yang perlu dieksplorasi adalah ekspektasi lansia. Bila ekspektasi sesuai dengan kenyataan akan membuat lansia tersebut puas dan mereka akan secara rutin datang ke Posbindu. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi ekspektasi lansia terhadap pelayanan di Posbindu. Metode: Penelitian kualitatif fenomenologi dilakukan terhadap 8 orang informan lansia yang berasal dari 7 posbindu (7 puskesmas) yang dipilih secara simple random sampling. Penelitian dilakukan pada bulan juli sampai dengan oktober 2018. Konsep yang dieksplorasi adalah struktur, proses, output. Pengumpulan data dilakukan dengan in dept interview. Data diolah dengan menggunakan coding dan kategorisasi Hasil : ekspektasi struktur meliputi 4 kategori aksesibiltas, sumber daya manusia fasilitas serta biaya. Proses meliputi 5 kategori : waktu pelayanan, perilaku dan komunikasi kader, perilaku dan komunikasi dokter/petugas kesehatan kepada lansia dan output meliputi kategori keinginan untuk sehat, penyakit terkontrol,dan mengetahui penyakit yang diderita Kesimpulan: Ekspektasi lansia dalam pelayanan di posbindu terbentuk dari 3 komponen yaitu input, proses dan outputItem EKSPEKTASI LANSIA TERHADAP CAREGIVER (PENDAMPING LANSIA)(2019-10-12) DAHLIA SANTIKA H; Sharon Gondodiputro; Lina RahmiatiPendahuluan: Dengan bertambahnya usia, lansia berisiko untuk mengalami sindroma eriatric dan penurunan aktivitas sehari-hari. Menurut WHO lebih dari 40% lansia berusia 65-74 tahun mengalami gangguan aktivitas sehari-hari sehingga pendampingan oleh pendamping lansia/caregiver sangat dibutuhkan. Banyak penelitian-penelitian yang telah dilakukan tentang pendamping lansia, namun penelitian tentang pendamping lansia belum banyak dilakukan. Ekspektasi lansia penting diidentifikasi karena bila ekspektasi lansia terhadap pendamping lansia tidak terpenuhi, maka dapat menimbulkan masalah kesehatan maupun nonkesehatan. Berdasarkan keterangan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Ekspektasi lansia terhadap pendamping lansia/caregiver.” Metode: Studi deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi melalui metode in-dept interview yang dilakukan pada 7 lansia yang dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling untuk menentukan lokasi lansia dan purposive sampling untuk memilih lansia sesuai kriteria inklusi. Hasil: Peneliti mendapatkan ekspektasi lansia terhadap caregiver yaitu seluruh informan memilih caregiver informal yaitu anak, sebaran demografi caregiver yang diinginkan oleh lansia yaitu jenis kelamin perempuan, dengan usia dewasa, bekerja, dan tempat tinggal dekat dengan informan dan caregiver formal di panti werdha tidak menjadi pilihan lansia dalam melakukan pendampingan Simpulan: Ekspektasi lansia terhadap pendamping lansia sudah baik namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti perhatian, ikhlas dan sabar dalam melakukan pendampingan Kata Kunci: Ekspektasi, lansia, pendamping lansia/caregiverItem FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA BURUH PABRIK PANCA AGUNG MAJALAYA(2013-07-26) YULI ASTUTI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Keputihan dapat disebabkan oleh faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen berasal dari dalam tubuh wanita seperti penyakit kronis dan kehamilan, sedangkan faktor eksogen berasal dari luar yaitu genital hygiene, stres dan penggunaan kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian keputihan pada buruh pabrik Panca Agung Majalaya. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan uji statistic chi square dan kolmogorov smirnov, data diperoleh dari kuisioner terhadap 55 responden. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa wanita dengan genital hygiene tidak baik, mengalami keputihan patologis sebesar 69,57%, pada wanita pengguna IUD mengalami keputihan patologis sebesar 100%, dan wanita yang mengalami stres mengalami keputihan patologis sebesar 53,84%. Faktor genital hygiene, penggunaan kontrasepsi dan stres terdapat hubungan dengan kejadian keputihan (p<0,05). Simpulan dari penelitian ini adalah faktor genital hygiene, penggunaan kontrasepsi dan stres memiliki hubungan bermakna dengan kejadian keputihan pada buruh pabrik. Kata kunci : genital, hygiene, keputihan, kontrasepsi, stresItem Faktor-Faktor Pembentuk Kepuasan Kerja Kader dalam Memberikan Pelayanan Posbindu Lansia di Kota Bandung(2020-10-06) NABILA RAMADHANIA; Sharon Gondodiputro; Merry WijayaPendahuluan: Pos pembinaan terpadu (Posbindu) sebagai wadah bagi lansia untuk mendapatkan berbagai pelayanan kesehatan guna meningkatkan kualitas hidup. Keberhasilan posbindu tergantung peran kader dan peran serta masyarakat. Semakin tinggi kepuasan kerja kader, maka akan semakin tinggi pula kinerja yang diberikan dalam mengelola posbindu. Masih banyaknya kendala dalam pelayanan Posbindu, seperti kurangnya keaktifan kader dalam memberikan pelayanan di Posbindu. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi faktor-faktor pembentuk kepuasan kerja kader dalam memberikan pelayanan posbindu lansia di Kota Bandung. Metode: Studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dilakukan pada 18 kader aktif dan tidak aktif di 16 Posbindu Kota Bandung. Simple random sampling dilakukan untuk menentukan lokasi Puskesmas dan purposive sampling untuk memilih kader sesuai kriteria inklusi. Metode in-dept interview dilakukan untuk mengeksplorasi faktor-faktor kepuasan kerja kader dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur. Kegiatan Posbindu diamati oleh para peneliti. Hasil : Terdapat 2 tema inti pada penelitian ini yaitu motivator factor dan hygiene factor. Pada motivator factor terbagi ke dalam 6 kategori yaitu, prestasi, penghargaan, pertumbuhan pribadi, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan ditemukan satu kategori baru yaitu keyakinan agama. Pada hygiene factor terbagi ke dalam 9 kategori yaitu, kebijakan dan administrasi, supervisi, hubungan interpersonal dengan puskesmas dan perangkat daerah, hubungan interpersonal dengan rekan kerja, insentif, kehidupan pribadi, kondisi kerja, status, dan ditemukan satu kategori baru yaitu hubungan sosial. Simpulan: Kepuasan kerja kader dibentuk oleh motivator factor, apabila faktor tersebut terpenuhi akan menimbulkan motivasi kerja. Hygiene factor dijadikan sebagai faktor untuk mempertahankan kepuasan kerja, apabila faktor tersebut tidak sesuai, dapat menimbulkan adanya ketidak puasan kerja. Kata Kunci : Kader, kepuasan kerja, lansia, motivasi, posbindu.Item FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA MEKARGALIH WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG(2013-07-26) IIS KARNENGSIH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Anemia pada ibu hamil di Indonesia ditemukan sebanyak 70% yang dominan disebabkan oleh kekurangan zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian analitik, cross sectional yang dilakukan pada ibu hamil di Desa Mekargalih wilayah kerja Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang. Data diambil dari kuesioner dan pemeriksaan darah (Hb). Sebanyak 44 ibu hamil diperiksa dan yang mengalami anemia sebesar 54,55%. Faktor karakteristik responden tidak berhubungan dengan anemia yaitu (umur (P=0,186), paritas (P=0,662), pendidikan (P=0,365), pekerjaan (P=0,450)), faktor status gizi tidak berhubungan dengan anemia (P=0,848) serta faktor keluarga (jumlah anggota keluarga (P=0,662) dan pendapatan (P=0,414) tidak berhubungan dengan anemia. Simpulan terdapat faktor lain yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak. Kata Kunci : Ibu Hamil, Anemia, Faktor Risiko.Item FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 CIPARAY(2013-07-26) GHEA WILANDA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenMenarche adalah perdarahan pertama dari uterus yang terjadi pada seorang wanita dan menandai kedewasaan. Usia menarche adalah menstruasi pertama yang biasanya terjadi pada wanita usia 12-13 tahun. Usia menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor genetik, status kesehatan, gizi, kegiatan fisik, sosial ekonomi, lingkungan, globalisasi, dan status kelahiran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor–faktor yang berhubungan dengan usia menarche remaja putri di SMP Negeri 1 Ciparay. Metode penelitian adalah analitik dengan menggunakan uji statistic chi square, menggunakan data primer dari kuesioner yang dibagikan kepada 88 responden. Hasil penelitian ini adalah pada faktor sosial ekonomi rendah mengalami keterlambatan menarche 21,43%; pada faktor olahraga yang teratur mengalami keterlambatan menarche 5,56% sedangkan pada yang tidak melakukan olahraga mengalami keterlambatan menarche 14,71%; dan pada faktor riwayat penyakit kronis mengalami keterlambatan menarche 21,21%. Faktor sosial ekonomi (p=0,019) dan riwayat penyakit kronis (p=0,002) berhubungan dengan usia menarche remaja putri SMP Negeri 1 Ciparay, sedangkan faktor olahraga tidak berhubungan dengan usia menarche remaja putri SMP Negeri 1 Ciparay (p=0,075). Simpulan dari penelitian adalah keterlambatan menarche sering terjadi pada remaja putri dengan sosial ekonomi keluarga kurang dan memiliki riwayat atau sedang menderita penyakit kronis.Item faktor-faktor yang memengaruhi kejadian ekspulsi IUD pada klien jampersal yang dipasang IUD segera postpartum di RSUD Cibabat Kota Cimahi(2013-07-26) ANIS ZAHARA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenEkspulsi AKDR adalah lepasnya AKDR secara spontan dari posisi semula. Ekspulsi AKDR dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor usia, paritas, waktu pemasangan dan kompetensi petugas pemasang AKDR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kejadian ekspulsi AKDR pada klien Jampersal yang dipasang AKDR segera postpartum di RSUD Cibabat kota Cimahi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik menggunakan pendekatan cross sectional, data yang diambil merupakan data sekunder yang dikumpulkan dari buku register dan rekam medik klien jampersal yang dipasang AKDR segera postpartum di RSUD Cibabat Kota Cimahi pada bulan Januari-Juni Tahun 2013, dengan sampel klien jampersal yang dipasang AKDR segera postpartum sebanyak 341 dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Hasil penelitian klien Jampersal yang dipasang AKDR segera postpartum yang mengalami ekspulsi AKDR sebesar 17% dari 58 orang, faktor usia terbesar pada usia 4 sebesar 33,3% dengan p value =0,000, kompetensi petugas pemasang AKDR terbesar pada petugas yang mengikuti workshop sebanyak 22,5% dengan p value =0,000, dan waktu pemasangan >10menit sebesar 100%. Simpulan dari hasil peneltian ini adalah usia, paritas, waktu pemasangan dan kompetensi petugas pemasang AKDR dapat memengaruhi kejadian ekspulsi AKDR pada klien yang dipasang AKDR segera postpartum. Kata kunci: Faktor ekspulsi AKDR, Ekspulsi AKDRItem FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN IBU POST PARTUM DALAM MENGGUNAKAN KONTRASEPSI SUNTIK DI RSUD KOTA TASIKMALAYA(2013-07-26) ESTER CHRISTIYANTI MANURUNG; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenKontrasepsi suntik Depo-provera merupakan kontrasepsi yang banyak digunakan pada klien Ruang Nifas Fisiologis RSUD Tasikmalaya sebelum klien keluar dari Rumah Sakit, klien yang menggunakan kontrasepsi suntik depo-provera sebanyak 76,4% (734 orang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan ibu post partum dalam menggunakan kontrasepsi suntik di RSUD Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek pada penelitian ini adalah ibu post partum yang dirawat di Ruang Nifas dengan jumlah 33 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Total Sampling. Data diuji dengan menggunakan analisis uji Chi-Square dan Fisher dilanjutkan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara pendidikan, usia, paritas dengan pengambilan keputusan ibu post partum dalam menggunakan kontrasepi suntik (p>0,05), terdapat hubungan antara pengetahuan tentang kontrasepsi suntik dengan sumber informasi tentang alat kontrasepsi terhadap pengambilan keputusan ibu post partum dalam menggunakan kontrasepi suntik (p<0,05 Simpulan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan ibu post partum dalam menggunakan kontrasepi suntik yaitu Pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik dan Pemberi Informasi tentang kontrasepsi suntik secara statistik bermakna terhadap pengambilan keputusan ibu post partum dalam menggunakan kontrasepsi suntik.Item faktor-faktor yang menghambat dan mendorong dosen untuk melanjutkan jenjang pendidikan S2 di akademi kebidanan YPSDMI Garut(2013-07-26) IDA FARIDA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPendahuluan: Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan setiap waktu mengalami perkembangan. Perkembangan pendidikan bidan berjalan seiring dengan perkembangan pelayanan kebidanan untuk menjawab tuntutan serta kebutuhan masyarakat akan pelayanan kebidanan. Dengan demikian dosen program diploma atau sarjana wajib memiliki kualifikasi akademik minimum Magister. Dosen di Akbid YPSDMI Garut masih banyak yang belum memenuhi ketentuan tersebut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendorong dosen untuk melanjutkan pendidikan S2. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam. Sampel yang diambil adalah total sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor yang menghambat dosen belum melanjutkan S2 meliputi faktor keluarga, akses tempat pendidikan, biaya dan daya tampung perguruan tinggi. Faktor yang mendorong dosen meliputi faktor lingkungan tempat kerja termasuk dukungan ketua yayasan dan teman sejawat, dukungan keluarga. Simpulan: Simpulan dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat faktor penghambat dan faktor pendorong bagi dosen untuk melanjutkan pendidikan S2. Kata kunci: Dosen, Pendidikan S2, Faktor Penghambat dan PendorongItem Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Dengan Covid-19 Berdasarkan Karakteristik Di RSHS Bandung Periode April 2020 - Desember 2021(2023-02-22) ROSALINDA AGNESTYA INDRA; Neneng Martini; Ariyati MandiriCoronavirus merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Pada tahun 2021 kasus coronavirus di Indonesia mencapai 4.251.945 jiwa. Pada periode April 2020 – Desember 2021, di RSHS terdapat 269 ibu hamil yang terinfeksi coronavirus. Ibu hamil termasuk salah satu kelompok orang yang rentan terkena virus ini. Selain rentan terkena coronavirus ibu hamil juga rentan terkena anemia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan COVID-19 di RSHS Bandung periode April 2020 – Desember 2021. Metode penelititan ini adalah deskriptif dengan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari rekam medik RSHS Bandung pada periode April 2020 – Desember 2021. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Besar sampel yang diambil dalam penelitian sebanyak 269 data ibu hamil. Analisis data menggunakan tabel distribusi frekuensi dan cross-tabulation. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa 46% ibu hamil dengan COVID-19 mengalami anemia. Ibu hamil yang mengalami anemia berdasarkan usia paling banyak <20 tahun sebesar 29% dengan anemia sedang, kemudian untuk usia kehamilan terbanyak yaitu trimester I sebesar 33% dengana anemia berat, selanjutnya untuk paritas terbanyak yaitu grandemultipara sebesar 43% dengan anemia sedang. Adanya perubahan imunologis dan hematologis pada masa kehamilan, hal ini menyebabkan ibu hamil lebih berisiko terhadap terinfeksi COVID-19 dan anemia, sehingga menyebabkan ibu hamil masuk ke dalam populasi yang berisiko.Item GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU, RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN STATUS IMUNISASI TERHADAP MORBIDITAS PADA BAYI USIA 1-14 BULAN(2019-10-22) RAHMY NURMALASARI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenMorbiditas anak di Indonesia masih tinggi, berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit 2013 terdapat lima besar morbiditas yaitu ISPA, diare, demam, kejang dan Pneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu, riwayat ASI eksklusif dan status imunisasi terhadap morbiditas pada bayi usia 1-14 bulan di wilayah Sukabumi. Metode penelitian ini adalah deskriptif, dengan desain penelitian potong lintang pada ibu yang memiliki bayi usia 1-14 bulan sebanyak 71 responden dan berdomisili di wilayah Sukabumi. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, analisis data menggunakan univariat. Didapatkan hasil penelitian, sebagian besar responden ibu berusia 20-35 tahun dengan morbiditas adalah demam yaitu 78,9%, pendidikan ibu adalah SD dengan morbiditas terbanyak adalah demam sebesar 29,6%, dan ibu yang tidak bekerja dengan morbiditas anak adalah demam sebesar 78,9%, memberikan ASI eksklusif dengan morbiditas terbanyak adalah demam sebesar 83,1% dan imunisasi lengkap dengan morbiditas anak terbanyak adalah demam sebesar 63,4%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa morbiditas terbanyak adalah demam, pada responden usia 20-35 tahun, pendidikan terakhir SD, ibu tidak bekerja, anak yang mendapatkan ASI eksklusif dan imuniasasi lengkap.Item Gambaran Kepercayaan Diri Bidan Dalam Melaksanakan Kompetensi Deteksi Dini Pada Kehamilan(2019) AYU DINDA BESTARI; Astuti Dyah Bestari; Ari Indra SusantiAngka kematian ibu di Jawa Barat pada tahun 2020 tercatat sebanyak 85,77/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian dan kesakitan ibu tersebut dapat diminimalisir dengan Antenatal Care (ANC) terpadu. Bidan sebagai tenaga kesehatan memiliki peran yang stategis dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, salah satu tugas bidan sebagai care provider (pemberi asuhan pada ibu hamil). Kualitas layanan kesehatan ibu dan anak dapat meningkat apabila bidan kompeten dan percaya diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepercayaan diri bidan dalam melaksanakan kompetensi deteksi dini pada kehamilan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif secara cross sectional. Responden pada penelitian ini sebanyak 61 bidan di wilayah kerja Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung yang diperoleh menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa bidan yang memiliki kepercayaan diri tinggi 93% dan sedang 7%. Bidan dengan pendidikan D3 sebesar 92%, bidan tidak pernah mengikuti pelatihan sebesar 85%, bidan berada pada usia 31-40 sebesar 38%, dan bidan dengan lama bekerja >5 tahun sebesar 95%. Simpulan pada penelitian ini, sebagian besar bidan dengan pendidikan D3 di wilayah kerja Kecamatan Ciparay memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. kata kunci: bidan, deteksi dini, ibu hamil, kepercayaan diri.Item Gambaran Kepercayaan Diri Bidan dalam Melakukan Deteksi Dini Bayi Baru Lahir di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor(2023-11-17) NURUL HUDA; Ari Indra Susanti; Lani GumilangBidan memiliki kompetensi berkaitan dengan bayi baru lahir yang dapat mendukung dalam penurunan AKB di Indonesia. Kepercayaan diri diperlukan oleh seorang bidan dalam melakukan keterampilan berkaitan dengan kompetensinya. Kepercayaan diri digambarkan sebagai keyakinan terhadap potensi diri, skill, keterampilan dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara sukses dengan penuh kepercayaan diri dan yakin bahwa ia mampu dengan dirinya. Penanganan bayi baru lahir atau dalam kompetensi kebidanan biasa disebut Pelayanan kesehatan neonatal esensial bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi, terutama dalam 24 jam pertama kehidupan. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kepercayaan diri bidan dalam melakukan kompetensi deteksi dini bayi baru lahir di Puskesmas wilayah Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif dan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2023 kepada 42 bidan. Penentuan jumlah responden dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, di mana seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner untuk mengukur tingkat kepercayaan diri bidan. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar bidan memiliki kepercayaan diri yang tinggi sebesar 88% dan 12% dalam kategori kepercayaan diri sedang. Tingginya kepercayaan diri seorang bidan dalam melakukan kompetensinya dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang diteliti sebagai karakteristik individu bidan. Karakteristik tersebut di antaranya adalah masa kerja responden yang paling banyak ≥5 tahun dan pelatihan yang pernah dilakukan mengenai deteksi dini bayi baru lahir.Item GAMBARAN KEPUASAN IBU HAMIL ATAS LAYANAN KONSELING GIZI YANG DIBERIKAN OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATINANGOR TAHUN 2018(2019-10-08) KIKI SUNDARI; Merry Wijaya; Sefita Aryuti NirmalaKekurangan gizi pada ibu hamil dan bayi telah menyumbang setidaknya 3,5 juta kematian setiap tahun. Konseling mengenai pentingnya pemenuhan zat gizi selama kehamilan sangat perlu dilakukan sebagai upaya promotif dan preventif. Kepuasan pasien adalah salah satu indikator keberhasilan pelayanan konseling gizi. Kepuasan sendiri bersifat subjektif dan merupakan hasil reaksi afeksi yang sangat ditentukan oleh karakteristik individu, seperti pendidikan, umur, dan pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa karakteristik ibu, kepuasan terhadap layanan konseling gizi secara umum dan khusus berdasarkan limadimensi kepuasan, dan frekuensi karakteristik responden terhadap tingkat kepuasan secara umum di wilayah kerja puskesmas Jatinangor. Metode penelitian deskriptif dari data primer dengan jumlah responden yang digunakan sebanyak 77 ibu hamil yang diambil dengan cara accidental sampling, analisis data menggunakan univariat. Hasil penelitian menunjukkanmayoritas ibu hamil berusia 20–35 tahun (81,81%) dengan tingkat kepuasan 72,73%, pendidikan terakhir SLTA (48,05%) dengan tingkat kepuasan 41,56%, dan mayoritas tidak bekerja (83,12%) dengan tingkat kepuasan 71,43%. Secara umum 88,31% ibu mengatakan puas, 48,05% ibu puas pada dimensi tangibles, dan 100% ibu puas berdasarkan empat dimensi lainnya.Item GAMBARAN KETERAMPILAN KADER TERHADAP PENGGUNAAN APLIKASI iPOSYANDU SAAT KEGIATAN POSYANDU DI KECAMATAN PASAWAHAN KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2019(2020-10-06) INDAH LAVENINA GUNAWAN; Astuti Dyah Bestari; Ariyati MandiriPosyandu merupakan suatu program upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibuat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Setiap kegiatan Posyandu terdapat pencatatan berupa SIP ( Sistem Informasi Posyandu ) yang setiap bulannya disetorkan ke Puskesmas. Untuk memudahkan pelaporan SIP dibuat aplikasi iPosyandu. Tujuan penelitian ini adalah melakukan observasi untuk melihat keterampilan kader dalam menggunakan aplikasi iPosyandu saat kegiatan posyandu berlangsung. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan metode analisis data kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling didapatkan jumlah responden 82 orang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan desain observasional dan diuraikan dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan kader dalam menggunakan aplikasi iPosyandu saat kegiatan Posyandu berlangsung yaitu sebanyak 90.24% kader terampil dan 9.76% kader tidak terampil. Hal ini dapat dipengaruhi oleh pelatihan penggunaan aplikasi iPosyandu yang sebelumnya sudah dilakukan dan penggunaan secara rutin. Penelitian ini berupa action research dimana perlu adanya kerjasama kader untuk terus menggunakan aplikasi iPosyandu agar dapat memberi masukan untuk menambah kekurangan pada aplikasi sesuai kebutuhan.Item Gambaran Klasifikasi Status Gizi Pada Balita Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Pakutandang Kabupaten Bandung(2023-09-01) FADIA NURDEVIA NUGRAHA; Dini Saraswati Handayani; DidahStatus gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua dan tenaga Kesehatan, karena kekurangan gizi menjadi salah satu faktor penghambat pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas Pertumbuhan balita dapat di nilai dari standar antropometri, yang digunakan program surveilans gizi terdiri atas indeks berat badan menurut umur (BB/U), panjang badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau PB/U), dan berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan (BB/PB atau BB/PB). Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran klasifikasi status gizi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pakutandang berdasarkan jenis kelamin dan usia Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis data deskriptif, jumlah populasi 3.762 balita yang melakukan penimbangan balita di bulan Agustus 2022, pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling dengan hasil 110 balita. dengan penghitungan sampel tiap desa menggunakan rumus alokasi propotional . Hasil menunjukan berdasarkan status gizi BB/U sebagian besar berada padakelompok laki-laki dengan kategori gizi baik yaitu sebanyak 71,2% , status gizi PB/U sebagian besar berada pada kelompok laki-laki dengan kategori status gizi pendek yaitu sebanyak 86,5% dan status gizi BB/PB sebagian besar berada pada kelompok perempuan dengan kategori gizi baik yaitu sebanyak 86,2%. Status gizi berdasarkan BB/U, PB/U dan BB/PB pada karakteristik usia sebagian besar berada pada 0-12 bulan yaitu sebanyak 100 %. Kesimpulan dari penelitian ini status gizi BB/U berada pada status gizi baik, PB/U berada pada status gizi pendek dan BB/PB berada pada status gizi baik.