Kebidanan (D-IV)
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Item Hubungan Antara Faktor Predisposisi Dengan Kejadian Putus Metode Kontrasepsi jangka Pendek Pada WUS Berdasarkan Data Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program (SKAP) di Jawa Barat Tahun 2019(2023-07-14) FAJRINA RAMADAN DINANTI; Ari Indra Susanti; Sefita Aryuti NirmalaPemerintah terus berupaya meningkatkan pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) untuk menekan peningkatan jumlah penduduk. Data SKAP Provinsi Jawa Barat tahun 2019 menunjukkan bahwa sekitar 59% wanita umur 15 – 49 tahun menggunakan suatu alat/cara kontrasepsi yang hampir seluruhnya merupakan kontrasepsi jangka pendek (Non-MKJP). Namun demikian, metode Non-MKJP memiliki tingkat putus pakai yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor predisposisi dengan kejadian putus metode kontrasepsi jangka pendek pada Wanita Usia Subur (WUS) di Jawa Barat tahun 2019. Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan data SKAP tahun 2019 di Jawa Barat dengan jumlah WUS 13.230.400. Sampel penelitian sebanyak 1.700 WUS usia 15 – 49 tahun dengan status kawin, tidak sedang hamil, subur, dan aktif secara seksual, pernah menggunakan kontrasepsi. Analisis data bivariate dengan uji korelasi Person Correlation menggunakan software SPSS versi 24.0. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara usia, paritas, pendidikan dan kualitas pelayanan kesehatan dengan kejadian putus metode Non-MKJP (p-value 0.05) terdapat tingkat hubungan sangat rendah (nilai r= 0.00 – 0.199). Simpulan pada penelitian ini, terdapat hubungan antara WUS berdasarkan umur, paritas, tingkat pendidikan, WUS yang mendapatkan konseling efek samping, kepemilikan asuransi kesehatan, dan kualitas pelayanan kesehatan dengan kejadian putus metode kontrasepsi jangka pendek. Namun, tidak terdapat hubungan antara tingkat kesejahteraan dan wilayah tempat tinggal dengan kejadian putus metode kontrasepsi jangka pendek pada WUS di Jawa barat tahun 2019.Item Gambaran Kepercayaan Diri Bidan Dalam Melaksanakan Kompetensi Deteksi Dini Pada Kehamilan(2019) AYU DINDA BESTARI; Astuti Dyah Bestari; Ari Indra SusantiAngka kematian ibu di Jawa Barat pada tahun 2020 tercatat sebanyak 85,77/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian dan kesakitan ibu tersebut dapat diminimalisir dengan Antenatal Care (ANC) terpadu. Bidan sebagai tenaga kesehatan memiliki peran yang stategis dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, salah satu tugas bidan sebagai care provider (pemberi asuhan pada ibu hamil). Kualitas layanan kesehatan ibu dan anak dapat meningkat apabila bidan kompeten dan percaya diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepercayaan diri bidan dalam melaksanakan kompetensi deteksi dini pada kehamilan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif secara cross sectional. Responden pada penelitian ini sebanyak 61 bidan di wilayah kerja Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung yang diperoleh menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa bidan yang memiliki kepercayaan diri tinggi 93% dan sedang 7%. Bidan dengan pendidikan D3 sebesar 92%, bidan tidak pernah mengikuti pelatihan sebesar 85%, bidan berada pada usia 31-40 sebesar 38%, dan bidan dengan lama bekerja >5 tahun sebesar 95%. Simpulan pada penelitian ini, sebagian besar bidan dengan pendidikan D3 di wilayah kerja Kecamatan Ciparay memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. kata kunci: bidan, deteksi dini, ibu hamil, kepercayaan diri.Item Gambaran Kepercayaan Diri Bidan dalam Melakukan Deteksi Dini Bayi Baru Lahir di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor(2023-11-17) NURUL HUDA; Ari Indra Susanti; Lani GumilangBidan memiliki kompetensi berkaitan dengan bayi baru lahir yang dapat mendukung dalam penurunan AKB di Indonesia. Kepercayaan diri diperlukan oleh seorang bidan dalam melakukan keterampilan berkaitan dengan kompetensinya. Kepercayaan diri digambarkan sebagai keyakinan terhadap potensi diri, skill, keterampilan dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara sukses dengan penuh kepercayaan diri dan yakin bahwa ia mampu dengan dirinya. Penanganan bayi baru lahir atau dalam kompetensi kebidanan biasa disebut Pelayanan kesehatan neonatal esensial bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi, terutama dalam 24 jam pertama kehidupan. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kepercayaan diri bidan dalam melakukan kompetensi deteksi dini bayi baru lahir di Puskesmas wilayah Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif dan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2023 kepada 42 bidan. Penentuan jumlah responden dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, di mana seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner untuk mengukur tingkat kepercayaan diri bidan. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar bidan memiliki kepercayaan diri yang tinggi sebesar 88% dan 12% dalam kategori kepercayaan diri sedang. Tingginya kepercayaan diri seorang bidan dalam melakukan kompetensinya dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang diteliti sebagai karakteristik individu bidan. Karakteristik tersebut di antaranya adalah masa kerja responden yang paling banyak ≥5 tahun dan pelatihan yang pernah dilakukan mengenai deteksi dini bayi baru lahir.Item HUBUNGAN FAKTOR SIKAP, MOTIVASI DAN KELENGKAPAN ALAT DENGAN PELAKSANAAN MTBS DI PUSKESMAS KABUPATEN CIANJUR(2019) NOOR AZRINA MOSLEM; Raden Tina Dewi Judistiani; Deni Kurniadi SunjayaManajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi bayi dan balita tidak sehat yang berkunjung ke Puskesmas. Berbagai faktor mempengaruhi pelaksanaan program MTBS seperti sikap petugas kesehatan, motivasi petugas kesehatan, dan kelengkapan alat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, gambaran karakteristik responden dan hubungan faktor sikap, motivasi dan kelengkapan alat dengan pelaksanaan MTBS Puskesmas (Puskesmas Ciranjang, Puskesmas Ciherang, Puskesmas Karang Tengah) di Kab.Cianjur. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik cross sectional. Sebanyak 70 sasaran sampel yang terdiri atas petugas KIA termasuk dokter,perawat,dan bidan. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa faktor yang paling signifikan adalah kelengkapan alat (p=0.043), sikap mendapat signifikansi marginal (p=0.052), dan motivasi mendapatkan hasil tidak signifikan (p= 0.352). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa faktor kelengkapan alat, dan sikap menjadi faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan MTBS dan faktor motivasi tidak memiliki hubungan dengan pelaksanaan MTBS di Puskesmas (Puskesmas Ciranjang, Puskesmas Ciherang, Puskesmas Karang Tengah) Kab.Cianjur.Item GAMBARAN PENGGUNAAN APLIKASI IPOSYANDU OLEH KADER DI KELURAHAN CIGUGUR TENGAH KOTA CIMAHI(2023-10-23) DINA FITRIAWATI; Akhmad Yogi Pramatirta; DidahLatar Belakang: Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Basis Masyarakat (UKBM) yang dilakukan oleh kader untuk memberikan pelayanan keshatan bagi ibu, bayi, dan balita. Salah satu tugas kader dalam kegiatan posyandu masih melakukan pencatatan dan pelaporan data kesehatan ibu dan anak secara manual. Oleh karena itu, agar pencatatan dan pelaporan data posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien sehingga perlu didukung oleh inovasi digital sehingga mempermudah kader melaksanakan tugasnya. Aplikasi iPosyandu merupakan inovasi baru yang dapat mempermudah kader dalam proses pencatatan data dan pelaporan sehinggan dapat meningkatkan pelayanan yang optimal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan aplikasi iPosyandu oleh kader. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang dilakukan di Kelurahan Cigugur Tengah, Kota Cimahi pada bulan Mei 2023 kepada 67 kader posyandu. Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang diberikan sesudah pelatihan penggunaan aplikasi iposyandu. Pengolahan dan analisis data univariat dilakukan secara deskriptif. Hasil: Penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas responden berada pada usia 46-55 tahun sebanyak 35 responden (52,2%). Semua responden dalam riset ini berjenis kelamin perempuan sebanyak 67 responden (100%). Tingkat pendidikan mayoritas responden adalah SMA/MA/SMK sebanyak 52 responden (77,6%). Sedangkan, berdasarkan karakteristik Pekerjaan mayoritas responden adalah Ibu rumah tangga sebanyak 60 responden (89,6%). Sebagian besar kader pada saat log in, input data dan log out pada aplikasi iPosyandu dilakukan dengan percaya diri. Kesimpulan: Gambaran penggunaan aplikasi iposyandu oleh kader pada saat log in, input data dan log out sebagian besar dilakukan dengan percaya diri. Kata Kunci: Penggunaan, Aplikasi, iPosyandu KaderItem Sikap Petugas Kesehatan dalam Tatalaksana Perawatan Metode Kanguru di RS Pendampingan dan Tanpa Pendampingan POCQI Kabupaten Cianjur(2023-07-13) MELAN PUTRI PEBRIANI; Neneng Martini; Lani GumilangSikap petugas kesehatan yang baik harus dimiliki dalam pelaksanaan PMK yang optimal sebagai pengganti inkubator dalam menangani bayi BBLR. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap petugas kesehatan terhadap pelaksanaan PMK di RS POCQI dan Tanpa Pendampingan POCQI di Kabupaten Cianjur. Desain penelitian ini menggunakan analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Februari 2023 kepada 57 petugas kesehatan yang bertugas di ruang perinatologi, NICU, dan PICU. Instrumen yang digunakan untuk mengukur sikap petugas kesehatan adalah kuesioner. Analisis statistik komparasi yang dilakukan menggunakan Mann Whitney didapatkan hasil nilai sig (2-tailed) 0.948 dimana tidak ada perbedaan signifikan antara Sikap Petugas di RS POCQI dan Tanpa Pendampingan POCQI. Kata Kunci: Pelaksanaan PMK, Sikap Petugas Kesehatan, RS POCQI dan RS Tanpa POCQIItem Hubungan Faktor Maternal dan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Cimacan Kabupaten Cianjur(2023-07-14) NURUL AZIZAH; Neneng Martini; Lani GumilangABSTRAK Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) didefinisikan sebagai bayi yang lahir dengan berat badan di bawah 2500 gram. Data Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat menunjukkan persentase bayi BBLR di Cianjur tahun 2019 sebesar 2,8% dengan total 42.702 bayi baru lahir dan 1.143 diantaranya merupakan bayi berat lahir rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan faktor maternal dan BBLR. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan bayi BBLR di RSUD Cimacan tahun 2020 - 2022 (total sampling). Studi cross-sectional analitik ini menggunakan data sekunder dari rekam medis. Data dikumpulkan dari 168 ibu dengan bayi BBLR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BBLR tertinggi terjadi di tahun 2022 (41,1%) pada kelompok ibu nulipara (48,2%), usia 20-35 tahun (70,8%), kadar Hb ≥ 11 gr/dl (57,7%), status gizi normal (54,8%) dan tidak mengalami preeklamsia (92,9%). Terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu (p value = 0,017), preeklamsia (p value = 0,001) kadar Hb (p = 0,001, r = 0,551) dan status gizi ibu (p value = 0,042) dengan kejadian BBLR, namun tidak ada hubungan antara paritas (p value = 0,347) dan kejadian BBLR di RSUD Cimacan tahun 2020 - 2022. Faktor maternal yang mempengaruhi BBLR adalah usia ibu, komplikasi kehamilan (preeklamsia) dan anemia.Item Ketersediaan dan kesesuaian ruang khusus menyusui dan atau memerah ASI di Puskesmas Kota Bandung(2019) ANISA FADLIA; Sefita Aryuti Nirmala; Astuti Dyah BestariPemerintah Indonesia mewajibkan setiap pengurus tempat kerja dan penyelenggara fasilitas umum termasuk Puskesmas untuk menyediakan ruang khusus menyusui sebagai dukungan meningkatkan cakupan ASI Eksklusif. Belum terdapat data nasional mengenai jumlah fasilitas khusus menyusui di sarana umum khususnya di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan dan kesesuaian ruang khusus menyusui di Puskesmas Kota Bandung. Metode penelitian merupakan deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data yang diambil dalam satu waktu. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 Puskesmas. Pengamatan menggunakan instrumen berupa lembar checklist mengenai persyaratan minimal ruangan khusus menyusui sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan no 15 tahun 2013. Hasil penelitian didapatkan sebesar 48% Puskesmas memiliki ruang khusus menyusui, dan 52% Puskesmas tidak memiliki ruang khusus menyusui. Berdasarkan hasil pengamatan dari 36 Puskesmas yang memiliki ruang khusus menyusui hanya 13,9% yang sesuai dengan peryaratan minimal, sedangkan sebesar 86,1% tidak memenuhi persyaratan dalam menyediakan ruang khusus menyusui. Kesimpulan hasil penelitian pada 75 Puskesmas Kota Bandung terdapat 36 Puskesmas yang memiliki ruang khusus menyusui. Saran dari penelitian ini bagi fasilitas pelayanan kesehatan termasuk Puskesmas perlu menyediakan ruang khusus menyusui sesuai dengan peraturan yang ada.Item PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN ORANG TUA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN VIDEO TUTORIAL PENGGUNAAN APLIKASI IPOSYANDU ORANG TUA(2023-08-18) NURLAELASARI; Didah; Fedri Ruluwedrata RinawanLatar Belakang: Orang tua dapat berhalangan hadir mengantarkan anak ke Posyandu. Aplikasi android iPosyandu Orang Tua yang terhubung dengan aplikasi iPosyandu kader membantu orang tua memantau data hasil pemeriksaan anak kapanpun dan dimanapun.Tujuan: Mengetahui efektifitas video tutorial dalam iPosyandu untuk perubahan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam penggunaan aplikasi Metode: Kuantitatif intervensional dalam bentuk one-group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Besaran sample yang diambil sebanyak 60 orang tua di Kelurahan Cigugur Tengah, Cimahi. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah diberikan video tutorial penggunaan aplikasi. STATA 15.1 Special Edition (lisensi) digunakan dalam analisis komparasi (Paired T test atau Wilcoxon Signed-rank test). Hasil: Terdapat perubahan pengetahuan dengan nilai p=0.000, effect size 2.0 dan keterampilan (p=0.000, effect size 9.37). Kesimpulan: Peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan aplikasi iPosyandu dapat berkontribusi pada pemahaman dan perilaku orang tua terkait pemantauan tumbuh kembang anak. Kata Kunci : Pengetahuan, Kemampuan, iPosyandu Orang tuaItem Pengetahuan Ibu Menyusui Mengenai Perawatan Payudara dalam Mengatasi Bendungan ASI di Desa Cikoneng(2023-07-22) JIHAN NABILAH; Astuti Dyah Bestari; Ariyati MandiriPerawatan payudara merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi bendungan ASI. Bendungan ASI akan berdampak terhadap proses menyusui. Ketepatan teknik perawatan payudara yang digunakan dalam mengatasi bendungan ASI dipengaruhi oleh pengetahuan. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu menyusui mengenai perawatan payudara dalam mengatasi bendungan ASI di Desa Cikoneng. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional yang melibatkan sebanyak 107 ibu menyusui di Desa Cikoneng, Kecamatan Ciparay sebagai responden. Hasil penelitian dianalisis secara analisis univariat. Hasil penelitian ini didapatkan tingkat pengetahuan responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 89 responden (83.2%), baik sebanyak 10 responden (9.3%) dan kurang sebanyak 8 responden (7.5%). Tingkat pengetahuan responden dalam kategori baik paling tinggi yaitu pada parameter perawatan payudara sebanyak 79 responden (73.8%) dan jumlah paling rendah yaitu pada parameter kompres dingin sebanyak 10 responden (9.3%). Saran dari hasil penelitian ini diharapkan adanya peningkatan pengetahuan ibu menyusui mengenai perawatan payudara dalam mengatasi bendungan ASI melalui promosi kesehatan dan konseling.Item Hubungan Tingkat Kemandirian Dengan Kualitas Hidup Lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay(2023-10-25) ARIN NURINSANI YAFII; Ariyati Mandiri; Sharon GondodiputroPeningkatan jumlah lansia dapat meningkatkan rasio ketergantungan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kemandirian dengan kualitas hidup lansia. Studi penelitian cross-sectional dilakukan terhadap 74 lansia yang berada di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober 2023. Pengukuran tingkat kemandirian lansia menggunakan indeks barthel dan kualitas hidup lansia diukur menggunakan WHOQOL-BREF dan WHOQOL-OLD versi Bahasa Indonesia. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan rasch model dan uji chi-square. Uji korelasi spearman untuk menganalisis hubungan tingkat kemandirian dengan kualitas hidup lansia dan distribusi frekuensi digunakan untuk menilai kemandirian lansia. Hasil penelitian menunjukkan koefsisien korelasi dan p value tingkat kemandirian dengan kualitas hidup lansia menggunakan WHOQOL-BREF sebesar 0,136 dan p=0,249 dan WHOQOL-OLD sebesar 0,171 dan p=0,145, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kemandirian lansia dengan kualitas hidup lansia menggunakan WHOQOL-BREF dan WHOQOL-OLD dan memiliki tingkat kekuatan korelasi yang lemah atau sangat rendah. Namun, jika dilihat dari hubungan dengan masing- masing aspek kualitas hidup terdapat hubungan antara tingkat kemandirian dengan aspek fisik pada WHOQOL-BREF dengan p=0,005 dan aspek berpartisipasi dengan masyarakat pada WHOQOL-OLD dengan p=0,016.Item Tingkat Kepuasan Kerja Kader Posyandu lansia di Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat(2023-10-03) CICI PARLINA; Sharon Gondodiputro; Astuti Dyah BestariPendahuluan: Kader Posyandu lansia adalah orang yang dipilih oleh warga setempat untuk memperbaiki derajat Kesehatan masyarakat. Kader yang bekerja secara produktif akan bergantung pada kepuasan kerja, kepuasan kerja kader menjadi faktor penting dalam kegiatan posyandu lansia. Semakin besar tingkat kepuasan kerja kader, semakin tinggi kinerja kader dalam mengelola posyandu lansia. Menurut studi Teori Herzberg dipengaruhi dua faktor yang terlibat dalam kepuasan kerja, yaitu motivator factor dan hygiene factor. Herzberg mengatakan faktor-faktor yang menyebakan kepuasan kerja berbeda dari faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kepuasan kerja Kader Posyandu lansia di Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Metode: Studi kuantitatif dengan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada 107 kader aktif di Posyandu lansia Kabupaten Bandung. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Non Probability Total Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi lembar kuesioner, analisis data karakteristik diolah menggunakan program SPSS sedangkan data kuesioner dipersiapkan mengguanakan model Rasch melalui program Winstep. Hasil: Penelitian menunjukan bahwa terdapat 2 indikator pada penelitian ini yaitu motivator factor dan hygiene factor. Pada indikator motivator factor, responden puas pada dimensi keyakinan agama sebesar 61,7% dan responden tidak puas pada dimensi prestasi sebesar 72%. Pada indikator hygiene factor responden puas pada dimensi hubungan interpersonal sebesar 51,4% dan tidak puas pada dimensi status di masyarakat sebesar 77,6%. Simpulan: Kepuasan kerja kader dipengaruhi oleh motivator factor apabila faktor tersebut terpenuhi maka akan menimbulkan kepuasan. Hygiene factor merupakan timbulnya kepuasan dan tidak kepuasan dalam kinerja.Item Pengembangan media ajar GEMPI dengan model research and development pada tahap 1 dan 2(2023-11-01) CHYNTIA HIKMAH SUCI; Ariyati Mandiri; Sefita Aryuti NirmalaKeterampilan hidup merupakan sekumpulan keterampilan yang dibutuhkan remaja untuk menghadapi persoalan penting yang dapat memfasilitasi remaja dalam pengembangan yang serta berfungsi secara efektif sebagai makhluk sosial. Belajar merupakan suatu keharusan bagi remaja, GEMPI (gerakan remaja kesiapan pernikahan) merupakan sebuah gerakan sosial dari mahasiswa untuk remaja salah satunya dengan program memberikan edukasi menggunakan media ajar. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengembangkan materi serta media ajar tentang keterampilan hidup bagi remaja. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Tanjungsari. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan pengembangan atau reserach and development. Tahap penelitian ini meliputi analisis kebutuhan dan perencanaan. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Populasi penelitian siswa kelas 11, dengan ukuran sampel minimum dalam penelitian survey sebanyak 196. Hasil penelitian ini adalah materi yang dibutuhkan mengenai keterampilan personal 79,8%, komunikasi efektif 64,3%, berfikir kritis dan kreatif 68,1%, hubungan interpersonal 54,9%, pemecahan masalah 64%, menanggulangi stress dan emosi 67,1% dan kepemimpinan diri 62%. Media ajar yang digunakan video animasi 71,8%, penampilan menarik dan banyak gambar 56,8%, ilustrasi menggambarkan keterampilan hidup 39,9%, serta sederhana mudah digunakan 53,1%. Simpulan: hasil penelitian analisis ini, materi yang akan disampaikan mengenai 7 indikator keterampilan hidup dan media yang digunakan berupa video animasi. Selanjutnya peneliti mengembangkan perencanaan media ajar berupa skrip naskah dan story board sesuai dengan hasil penelitian.Item Gambaran Klasifikasi Status Gizi Pada Balita Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Pakutandang Kabupaten Bandung(2023-09-01) FADIA NURDEVIA NUGRAHA; Dini Saraswati Handayani; DidahStatus gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua dan tenaga Kesehatan, karena kekurangan gizi menjadi salah satu faktor penghambat pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas Pertumbuhan balita dapat di nilai dari standar antropometri, yang digunakan program surveilans gizi terdiri atas indeks berat badan menurut umur (BB/U), panjang badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau PB/U), dan berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan (BB/PB atau BB/PB). Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran klasifikasi status gizi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pakutandang berdasarkan jenis kelamin dan usia Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis data deskriptif, jumlah populasi 3.762 balita yang melakukan penimbangan balita di bulan Agustus 2022, pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling dengan hasil 110 balita. dengan penghitungan sampel tiap desa menggunakan rumus alokasi propotional . Hasil menunjukan berdasarkan status gizi BB/U sebagian besar berada padakelompok laki-laki dengan kategori gizi baik yaitu sebanyak 71,2% , status gizi PB/U sebagian besar berada pada kelompok laki-laki dengan kategori status gizi pendek yaitu sebanyak 86,5% dan status gizi BB/PB sebagian besar berada pada kelompok perempuan dengan kategori gizi baik yaitu sebanyak 86,2%. Status gizi berdasarkan BB/U, PB/U dan BB/PB pada karakteristik usia sebagian besar berada pada 0-12 bulan yaitu sebanyak 100 %. Kesimpulan dari penelitian ini status gizi BB/U berada pada status gizi baik, PB/U berada pada status gizi pendek dan BB/PB berada pada status gizi baik.Item HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU BERSALIN TERKONFIRMASI COVID-19 DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JULI 2021-JULI 2022(2023-07-12) DINNA TRIYANI; Sefita Aryuti Nirmala; Akhmad Yogi PramatirtaCoronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus bernama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCoV2). Omicron merupakan varian terbaru dari coronavirus. Omicron di Indonesia pertama kali terdeteksi pada awal bulan Desember dengan jumlah total kasus secara gelobal 72.209.009 kasus. Infeksi COVID-19 dapat menyebabkan luaran bayi seperti kelahiran prematur, kematian ibu, abortus dan bayi lahir mati. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu bersalin terkonfirmasi COVID-19 dengan kejadian asfiksia pada bayi di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung periode Juli 2021 sampai Juli 2022 dengan jumlah sampel 69 ibu bersalin dan 70 bayi. Metode penelititan mengunakan analitik berupa kuantitatif deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dan dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia ibu terkonfirmasi COVID-19 dengan kejadian asfiksia pada bayi (p-value=0.838), paritas ibu terkonfirmasi COVID-19 dengan asfiksia (p-value =0.647) dan jenis persalinan ibu terkonfirmasi COVID- 19 dengan asfiksia (p-value =0.313). Terdapat hubungan antara usia kehamilan ibu terkonfirmasi COVID-19 dengan kejadian asfiksia pada bayi (P=0.001) dan komplikasi ibu terkonfirmasi COVID-19 dengan kejadian asfiksia (p-value =0.013). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara karakteristik usia kehamilan dan komplikasi ibu terkonfirmasi COVID-19 dengan kejadian asfiksia pada bayi, sedangkan pada karakteristik usia, paritas dan jenis persalinan ibu terkonfirmasi COVID-19 menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan dengan kejadian asfiksia pada bayi di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.Item Pengaruh Video Interaktif Terhadap Pengetahuan WUS mengenai Pentingnya KB Di Masa Pandemi Covid 19(2022-11-27) ALYVIA CHOIRUNNISA; Lani Gumilang; DidahPendahuluan : Penurunan akses terhadap layanan fasilitas kesehatan selama pandemi, mengakibatkan penurunan jumlah pengguna kontrasepsi sehingga dapat berisiko meningkatnya jumlah kehamilan yang dapat diprediksi dengan bertambahnya jumlah kelahiran (Baby boom). Maka dari itu diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan WUS mengenai KB dan pelayanan KB di masa Pandemi Covid 19. Metode : Metode penelitian ini Pre-Experimental One-Group Pre-test Post-test desain. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tanjungsari pada bulan Januari 2022 dengan jumlah sampel 55 orang WUS. Teknik pengambilan data menggunakan purposive sampling . Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner melalui google formulir. Analisis data univariat menggunakan distribusi frekuensi dan data bivariat menggunakan uji paired sample t test Hasil : Hasil dari penelitian ini diperoleh karakteristik WUS sebagian besar berusia 20-35 tahun sebesar 83,6%, pendidikan terakhir yaitu SMA/Sederajat sebesar 52,8%, paritas WUS sebagian besar Multigravida (2-4) anak 63,7%, tidak bekerja/Ibu rumah tangga sebesar 78,1%. Nilai signifikasi pengaruh video interaktif terhadap pengetahuan WUS mengenai pentingnya keluarga berencana di masa Pandemi Covid 19 sebesar p= 0.000. Simpulan : Terdapat pengaruh video interaktif terhadap pengetahuan WUS mengenai pentingnya keluarga berencana di masa Pandemi Covid 19Item Gambaran Risiko Tinggi Kehamilan Berdasarkan Karakteristik Ibu dan Suami di Desa Pakutandang(2022-10-14) SALMA AWALIA NUR AZIZAH; Lani Gumilang; Astuti Dyah BestariKomplikasi pada kehamilan risiko tinggi menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas ibu. Komplikasi tersebut berkaitan dengan kondisi 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, dan terlalu dekat) serta KEK yang erat kaitannya dengan karakteristik ibu dan suami. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran risiko tinggi kehamian berdasarkan karakteristik ibu dan suami. Metode penelitian yaitu deskriptif kuantitatif menggunakan desain cross sectional dengan responden sebanyak 88 ibu hamil di Desa Pakutandang periode Januari-Maret 2022. Hasil penelitian menunjukan karakteristik ibu hamil “terlalu muda” mayoritas tidak bekerja 3,4% dan berpendidikan rendah 2,3%, “terlalu tua” tidak bekerja 9,1% dan berpendidikan tinggi 12,6%, “terlalu banyak” tidak bekerja 4,5% dan terdapat persentase sama pada berpendidikan rendah dan tinggi 2,3%, “terlalu dekat” tidak bekerja 8% dan berpendidikan tinggi 5,7%, serta ibu dengan KEK tidak bekerja 11,4% dan berpendidikan tinggi 10,2%. Karakteristik suami pada ibu hamil “terlalu muda” menunjukan mayoritas bekerja sebagai pedagang, PNS/TNI/POLRI, dan pekerja lepas masing-masing 1,1% dan berpendidikan tinggi 2,2%, “terlalu tua” sebagai petani 3,4% dan berpendidikan tinggi 7,9%, “terlalu banyak” sebagai petani 2,3% dan berpendidikan rendah 3,4%, “terlalu dekat” pedagang 2,3% dan berpendidikan tinggi 5,7%, serta pada ibu dengan KEK sebagai pekerja lepas terdapat 7,9% dan berpendidikan tinggi 7,9%. Karakteristik pekerjaan ibu tidak bekerja sebesar 87,5% dan suami pekerja lepas 40,9%, serta mayoritas berpendidikan tinggi pada ibu sebesar 59,8% dan suami 65,9%. Risiko tinggi kehamilan yang terjadi pada ibu adalah KEK sebesar 14,8%. Bagi Bidan Desa dan FKTP diharapkan data ini dapat menjadi dasar kegiatan intervensi untuk menangani kehamilan risiko tinggi, bagi masyarakat diharapkan dapat menghindari faktor-faktor kehamilan risiko tinggi serta memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk deteksi dini kehamilan risiko tinggi. Kata kunci: kehamilan risiko tinggiItem Hubungan Self Efficacy Dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan Pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Garuda(2023-08-21) DERA RATRI SALSADILAH; Neneng Martini; DidahPada tahun 2018 Word Health Organization (WHO) menyatakan, sekitar13% ibu hamil mengalami gangguan kecemasan. Bahkan di negara berkembang persentase bisa mencapai 19,8%. Kecemasan yang berkepanjangan mengakibatkan ibu tidak bisa fokus dan hilang rasa keyakinan diri (Self efficacy). Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui hubungan self efficacy dengan tingkat kecemasan ibu yang akan bersalin di Puskesmas Garuda Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan kuantitatif dan desain cross sectional. Responden dalam penelitian ini berjumlah 44 orang ibu hamil trimester 3 (>32 minggu) di wilayah kerja Puskemas Garuda Kota Bandung. Analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Self Efficacy dengan tingkat kecemasan pada ibu yang akan bersalin di Puskemas Garuda Kota Bandung (p value>0.05). Simpulan penelitian, responden sebagian besar memiliki kategori self efficacy tinggi (93,2%), dan tingkat kecemasan rendah-sedang (72,7%). Setelah dilakukan uji statistik tidak terdapat hubungan antara self efficacy dengan tingkat kecemasan pada ibu yang akan bersalin Puskesmas Garuda Kota Bandung. Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai signifikansi sebesar (p>0.05). Hal ini dapat disebabkan karena faktor lain seperti faktor sosial lingkungan, biologis, dan behavioral tidak di teliti serta besar sampel penelitian yang sedikit sehingga tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan lainnya.Item PENGARUH STRES TERHADAP KUALITAS HIDUP MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN(2022-10-14) VANYA AZZAHRA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Latar Belakang: Stres merupakan suatu respons negatif tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu. WHO menyatakan bahwa kelompok remaja memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami stres. Kelompok usia remaja dapat ditemukan dikalangan mahasiswa. Mahasiswa menjadi salah satu kelompok yang sangat rentan mengalami stress, terlebih bagi mahasiswa tahun pertama. Banyaknya hal baru dan perbedaan dari masa sekolah menengah sebelumnya menuntut mahasiswa untuk beradaptasi, apabila mereka gagal untuk beradaptasi maka hal tersebut malah bisa menjadi stresor. Stres yang dialami akan berdampak pada kondisi emosional, fisik, intelektual, dan sosial yang pada akhirnya akan berdampak juga pada kualitas hidup. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh stres terhadap kualitas hidup Mahasiswa Universitas Padjadjaran. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2022 kepada mahasiswa di Universitas Padjadjaran. Jumlah sampel sebanyak 149 responden mahasiswa tahun pertama dari enam belas fakultas yang ada di Universitas Padjadjaran. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner PSS untuk menilai stres pada mahasiswa, kemudian untuk kualitas hidup mahasiswa diukur menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF. Hasil: Hasil uji korelasi menggunakan spearman didapatkan hasil dari setiap item faset dan dimensi kualitas hidup yaitu p-value (<0,05) dengan arah hubungan negatif dan correlation coefficient r=0,300-0,469 (korelasi yang cukup). Simpulan: Terdapat pengaruh negatif stres terhadap kualitas hidup Mahasiswa Universitas Padjadjaran. Kata kunci: Stres, Kualitas Hidup, MahasiswaItem PERBEDAAN KETERAMPILAN PENGUKURAN TINGGI DAN PENIMBANGAN BERAT BADAN BAYI BALITA SEBELUM DAN SESUDAH KEGIATAN REFRESHING KADER DI POSYANDU KECAMATAN PAGERAGEUNG(2023-01-10) INTAN KHOERUNISA; Astuti Dyah Bestari; Lani GumilangKeterampilan kader merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pelaksanaan kegiatan posyandu. Kader yang tidak terlatih berdampak pada kurang terampilnya dalam melaksanakan pengukuran dan penimbangan, sehingga terdapat kekeliruan dalam menginterpretasikan hasil pengukuran dan penimbangan. Perlu dilaksanakan kegiatan penyegaran kader, agar kualitas keterampilannya dapat terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan pengukuran tinggi dan penimbangan berat badan bayi-balita sebelum dan sesudah kegiatan refreshing kader di Posyandu Kecamatan Pagerageung. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental one group pre-test and post-test design yang melibatkan 45 orang kader di Kecamatan Pagerageung sebagai responden. Analisis data menggunakan uji beda Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan pengukuran tinggi badan dengan menggunakan 2 jenis alat ukur yaitu infantometer dan microtoise (p<0,05). Keterampilan pengukuran berat badan dengan menggunakan 4 jenis alat ukur yaitu dacin, timbangan digital untuk balita yang sudah bisa berdiri, timbangan digital untuk balita yang belum bisa berdiri dan baby scale juga menunjukan perbedaan yang signifikan (p<0,05) Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk melakukan kegiatan refreshing kader khususnya mengenai keterampilan pengukuran tinggi dan penimbangan berat badan dapat dilakukan secara berkala.