Ilmu Tanah (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Tanah (S2) by Author "Anne Nurbaity"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item Aplikasi Pupuk Hayati dan Pupuk Organik terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah, Derajat Infeksi Akar serta Pertumbuhan Tunas Bibit Buah Naga (Hylocereus costaricencis L.)pada Tanah Pasir Tambang Galian C(2014-07-18) KIKI ZAKIAH; E. Hidayat Salim; Anne NurbaityDegradasi lahan yang disebabkan oleh penambangan pasir mengakibatkan tanah menjadi tidak produktif. Penambahan bahan pembenah tanah seperti pupuk organik dan pupuk hayati diketahui mampu meningkatkan produktivitas tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik dan pupuk hayati seperti Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan Mychorriza Helper Bacteria (MHB) terhadap C-organik, N-total, P-potensial, P-tersedia, infeksi akar dan pertumbuhan tunas bibit buah naga (Hylocereous costaricencis L.) pada tanah pasir bekas galian tambang di Kabupaten Sumedang, Indonesia. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, dari bulan Desember sampai dengan Juni 2013. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, terdiri atas dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu pupuk hayati yang terdiri dari: tanpa pupuk hayati, FMA dan FMA + MHB serta faktor kedua yaitu pupuk organik yang terdiri dari: tanpa pupuk organik, pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing, pupuk kandang sapi, pupuk kandang kelinci, kompos cocopeat dan POG (masing – masing 5 kg polibag-1). Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara pupuk organik dengan pupuk hayati terhadap C-organik, N-total, P-potensial, P-tersedia dan pertumbuhan tinggi tunas buah naga. Tidak terdapat interaksi antara pemberian pupuk hayati dengan pupuk organik terhadap derajat infeksi akar. Perlakuan FMA + MHB dan pupuk organik berupa pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi, cocopeat serta POG memberikan nilai derajat infeksi akar dan pertumbuhan tunas bibit buah naga yang paling tinggi.Item PENINGKATAN SERAPAN N, P, K, PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA JENIS SAYURAN SERTA BIODIVERSITAS BIOTA TANAH AKIBAT APLIKASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN DOSIS NPK(2019-10-02) AMIN MBUSANGO; Betty Natalie Fitriatin Abdurahman; Anne NurbaityAmin Mbusango. 2019. Peningkatan Serapan N, P, K, Pertumbuhan dan Hasil Dua Jenis Sayuran serta Biodiversitas Biota Tanah Akibat Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskula dan Dosis NPK. Dibimbing oleh Anne Nurbaity dan Betty Natalie Fitriatin. Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) merupakan pupuk hayati yang dapat secara langsung meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman, serta dapat berfungsi sebagai amelioran. Salah satu upaya untuk menjaga pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan yaitu melalui pemanfaatan kombinasi FMA dan NPK yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan aplikasi FMA yang tepat pada berbagai dosis NPK yang dapat meningkatkan serapan hara N, P, K, dan mendapatkan dosis kombinasi FMA dan NPK yang tepat agar memberikan hasil tanaman tertinggi, serta untuk mengetahui pengaruh aplikasi FMA terhadap biodiversitas mikroba dan mesofauna di rizosfer tanaman. Penelitian ini dilaksanakan atas dua tahap. Tahap pertama uji aplikasi FMA pada berbagai dosis NPK terhadap serapan hara, pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran kangkung dan selada dengan menggunakan rancangan petak terbagi (split plot). Petak utama adalah perlakuan mikoriza (tidak diberi FMA dan diberi FMA). Sedangkan anak petak yaitu berbagai dosis NPK (0, 25, 50, 75 dan 100 % dosis rekomendasi). Tahapan kedua yaitu analisis biodiversitas tanah pada rizosfer tanaman kangkung dan selada yang tidak diberi dan diberi FMA dengan menggunakan metode observasi lapangan. Hasil percobaan tahap pertama menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara FMA dan dosis NPK terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, serapan N, P, K, klorofil, bobot basah, panjang akar, kolonisasi akar, dan panjang akar terinfeksi. Secara umum kombinasi FMA dosis 50% NPK memperlihatkan hasil terbaik pada semua parameter. Hasil percobaan tahap kedua yaitu uji biodiversitas mikroba dan mesofauna tanah menunjukkan bahwa tanaman sayuran yang diberi FMA memiliki keragaman dan kelimpahan mesofauna yang tinggi, namun menurunkan populasi mikroba tanah. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi FMA dapat menurunkan dosis penggunaan NPK hingga 50%, meningkatkan hasil tanaman sayuran serta biodiversitas mesofauna tanah di rizosfer kangkung dan selada. Kata kunci: Mikoriza Arbuskula, NPK, Biodiversitas Tanah, Kangkung, SeladaItem Respon Beberapa Tanaman Sayuran yang Diinokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula dan Mycorrhizal Helper Bacteria terhadap Berbagai Konsentrasi Fosfor pada Sistem Hidroponik Model Ebb-Flow(2022-07-08) DERISFHA SRI ANGGRAENI; Emma Trinurani Sofyan; Anne NurbaityTeknologi budidaya secara hidroponik merupakan salah satu teknik urban farming yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan dan peningkatan hasil tanaman. Suplai unsur hara terutama P pada hidroponik berasal dari pupuk anorganik, namun perlu dipelajari apakah dosis ini dapat diturunkan dengan memanfaatkan pupuk hayati seperti Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan Mycorrhizal Helper Bacteria (MHB). Penelitian ini bertujuan (1) mendapatkan isolat MHB terbaik dalam meningkatkan germinasi spora FMA, (2) mengetahui adanya interaksi antara berbagai tanaman sayuran yang diinokulasi FMA dan MHB terhadap berbagai konsentrasi fosfor, (3) mendapatkan konsentrasi fosfor terbaik pada hidroponik sistem Ebb-Flow. Tahap pertama uji kemampuan isolat MHB dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan perlakuan Bacillus mycoides, Bacillus subtilis, Pseudomonas diminuta, Burkholderia gladioli, dan Burkholderia cenocepacia. Spora germinasi FMA yang diujikan yaitu Glomus sp., dan Gigaspora decipien menggunakan isolat MHB terseleksi dengan media berbeda-beda yaitu Bacto agar, Whatmann No. 42, dan Rockwool. Tahap kedua adalah uji respon beberapa tanaman sayuran (selada romain, selada merah, kangkong) dengan berbagai konsentrasi fosfor (0, 20, 40, 80 ppm) pada sistem hidroponik model Ebb-flow. Hasil percobaan tahap pertama menunjukkan bahwa Bacillus subtilis, Pseudomonas diminuta, dan Burkholderia gladioli memiliki kemampuan yang lebih unggul dalam menghasilkan asam-asam organic, enzim fosfatase, dan P terlarut. Hasil percobaan tahap kedua menunjukkan MHB Pseudomonas diminuta pada media Rockwool memberikan hasil terbaik terhadap germinasi spora FMA. Terdapat interaksi berbagai tanaman sayuran dan berbagai konsentrasi P terhadap jumlah spora FMA, kolonisasi akar, serapan hara N, P, K, Fe. Aplikasi FMA dan MHB pada sistem hidroponik model Ebb-Flow menurunkan konsentrasi P pada tanaman selada romain sebesar 40 ppm (50%), selada merah diturunkan menjadi 40 ppm (50%), dan kangkung menjadi 20 ppm P (25%). Selain dapat menurunkan dosis P, aplikasi FMA dan MHB dapat meningkatkan hasil berbagai tanaman sayuran.