S1 - Sarjana
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S1 - Sarjana by Author "Ade Zuhrotun"
Now showing 1 - 20 of 21
Results Per Page
Sort Options
Item Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar Cilembu (Ipomoea batatas (L). Lam)(2015-01-20) ULFA TRI WAHYUNI; Ade Zuhrotun; Sri Agung Fitri KusumaDisentri basiler adalah suatu penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh Shigella dysenteriae. Oleh karena itu, diperlukan penemuan antibakteri baru dari bahan alam. Salah satunya adalah pemanfaatan daun ubi jalar Cilembu (Ipomoea batatas (L.) Lam). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri, KHTM dan KBM serta kandungan metabolit sekunder dalam ekstrak etanol daun ubi jalar Cilembu. Penelitian dilakukan dengan tahapan ekstraksi dan pemeriksaan kualitas ekstrak. Selanjutnya dilakukan tahap uji aktivitas antibakteri, uji KHTM dan uji KBM.ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun ubi jalar Cilembu memiliki aktivitas antibakteri dan memiliki senyawa golongan flavonoid, tanin, polifenol dan steroid. Kata kunci: ubi jalar Cilembu, antibakteriItem AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN TANGKOLO (Kleinhovia hospita Linn.) DAN FRAKSI-FRAKSINYA TERHADAP Escherichia coli ATCC 25922(2017-05-12) TRIAYU MAHARANI; Tiana Milanda; Ade ZuhrotunPada tahun 2012, penyakit infeksi menjadi penyebab 22% kematian di Indonesia, yang salah satunya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etil asetat daun tangkolo (Kleinhovia hospita Linn.) dan fraksi-fraksinya terhadap Escherichia coli ATCC 25922. Penelitian ini meliputi ekstraksi dengan metode maserasi bertingkat, fraksinasi dengan metode Kromatografi Cair Vakum (KCV), uji aktivitas dengan metode difusi agar, mikrodilusi, dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) bioautografi terhadap E. coli, pencarian golongan metabolit sekunder dengan metode penapisan fitokimia dan KLT dengan berbagai penampak bercak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dan Fraksi III memberikan aktivitas terhadap E. coli pada konsentrasi 10%. Nilai Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) fraksi III berada pada rentang 1,25%-2,5% (b/v) dan nilai Konsentrai Bunuh Minimum (KBM) pada 2,5% (b/v). Dari hasil pengujian KLT bioautografi dan KLT dengan berbagai penampak bercak, fraksi III mengandung metabolit sekunder steroid dan terpenoid. Senyawa yang aktif terhadap E. coli ATCC 25922 pada fraksi III diduga merupakan golongan steroid. Kata kunci: Daun Tangkolo, Kleinhovia hospita Linn., antibakteri, Escherichia coli ATCC 25922Item Aktivitas Antibakteri Fraksi Teraktif Dari Daun Beringin (Ficus benjamina Linn) dan Kiara Kebo (Ficus altissima Blume) terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633(2016-01-19) MICHAEL OCTAVIANUS; Tiana Milanda; Ade ZuhrotunTumbuhan pakan primata terbukti memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi teraktif dari daun beringin (Ficus benjamina Linn) dan kiara kebo (Ficus altissima Blume) terhadap bakteri Bacillus subtilis ATCC 6633. Tahap penelitian meliputi determinasi tumbuhan, penyiapan simplisia, ekstraksi simplisia, uji aktivitas ekstrak, penentuan profil kromatografi lapis tipis (KLT) ekstrak teraktif , fraksinasi ekstrak teraktif dengan kromatografi cair vakum (KCV), penentuan profil KLT fraksi, uji aktivitas fraksi, penentuan konsentrasi hambat tumbuh minimum (KHTM) dan konsentasi bunuh minimum (KBM) fraksi teraktif, dan penapisan fitokimia simplisia, ekstrak dan fraksi teraktif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat daun kiara kebo merupakan ekstrak teraktif dengan diameter hambat pertumbuhan Bacillus subtilis ATCC 6633 sebesar 15,3 mm pada konsentrasi 1,25%. Ekstrak ini mengandung senyawa flavanoid, steroid, monoterpenoid dan sesquiterpenoid, dengan rendemen ekstrak sebanyak 2,12% (b/b) terhadap simplisia. Kelompok fraksi II (fraksi 5-10) dan III (fraksi 11-15) adalah fraksi teraktif, dengan diameter hambat pertumbuhan Bacilus subtilis ATCC 6633 sebesar 13,1-12,6 mm pada konsentrasi 3%. Kedua kelompok fraksi kemudian digabungkan dan dilakukan penentuan KHTM dan KBM. Hasilnya, fraksi memiliki nilai KHTM dan KBM pada konsentrasi 0,0625% (b/v) dan 0,125% (b/v). Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa fraksi ini mengandung senyawa golongan flavanoid, steroid, monoterpenoid dan sesquiterpenoid.Item Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol dan Fraksi dari Kulit Batang Mahoni (Swietenia macrophylla King) dengan Metode DPPH(2015-07-10) PARRISHANY EKA .S; Ade Zuhrotun; Resmi MustarichieKulit batang mahoni mengandung senyawa flavonoid dan saponin, tetapi penggunaannya sebagai tanaman obat masih belum maksimal. Ekstrak etanol kulit batang mahoni telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan yang cukup baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak dan fraksi kulit batang mahoni (Swietenia macrophylla King). Aktivitas antioksidan ditentukan menggunakan metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil) dengan vitamin C sebagai pembanding. Ekstraksi dilakukan dengan metode sokletasi dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak difraksinasi menggunakan metode ekstraksi cair-cair (ECC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi-fraksi dari kulit batang mahoni memiliki aktivitas antioksidan terhadap radikal DPPH dengan nilai IC50 secara berturut-turut adalah ppm, ppm, ppm, dan ppm, sedangkan nilai IC50 dari vitamin C adalah ppm.Item AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI DARI TAUCO DENGAN METODE DPPH(2015-07-09) ARINA SYIFA HIDAYATI; Ade Zuhrotun; Resmi MustarichieTauco merupakan salah satu bahan makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari fermentasi kedelai. Kedelai telah lama dikenal sebagai sumber alami antioksidan. Kedelai merupakan kelompok tanaman penghasil flavonoid alami, yaitu golongan isoflavon. Proses fermentasi pada tauco akan meningkatkan kandungan isoflavon bebas dalam tauco, sehingga diharapkan aktivitas antioksidan akan meningkat. Antioksidan merupakan suatu senyawa yang memiliki kemampuan untuk menetralkan radikal bebas dengan mendonorkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak dan fraksi-fraksi dari tauco. Tauco diekstraksi dengan menggunakan metode sokletasi kemudian dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan metode ekstraksi cair-cair. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode 1,1-difenil-2-pikrihidrazil (DPPH) dengan vitamin C sebagai pembanding. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai IC50 untuk ekstrak etanol dan fraksi adalah sebesar ppm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak dan fraksi dari tauco memiliki aktivitas antioksidan yang lebih lemah dibandingkan dengan vitamin C yang memiliki nilai IC50 sebesar ppm.Item AKTIVITAS ANTITUMOR FRAKSI N-HEKSAN KULIT BATANG CEMPAKA KUNING (Michelia champaca Linn.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF7 SECARA IN VIVO(2019-04-18) WAHYU ASHRI ADITYA; Ade Zuhrotun; Yuni Elsa HadisaputriKulit batang cempaka kuning (Michelia champaca L.) memiliki potensi sebagai antikanker alami. Pengujian secara in vitro terhadap ekstrak dan fraksi – fraksi menunjukkan aktivitas sebagai inhibitor enzim topoisomerase yang merupakan salah satu jalur mekanisme obat antikanker. Penelitian ini merupakan lanjutan uji aktivitas secara in vivo terhadap fraksi teraktif yaitu fraksi n-heksan dengan metode xenograft. Mencit betina balb/c diinduksi secara s.c. dengan sel kanker payudara MCF7 dan diamati pembentukkan tumor selama 7 hari. Pada uji pendahuluan digunakan fraksi n-heksan dengan dosis 3,75, 7,5 dan 15 mg/Kg BB secara p.o. duplo. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap penurunan volume tumor dan bobot badan mencit diketahui bahwa dosis 15 mg/Kg BB merupakan yang terbaik. Selanjutnya diuji aktivitas antitumor menggunakan dosis tersebut terhadap mencit yang lebih banyak (9 ekor). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 8 dari 9 mencit yang diuji telah sembuh dari tumor dengan persen penurunan volume tumor sebesar 99,3 ± 1,95% selama pengamatan sampai 25 hari. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa fraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning memiliki aktivitas antitumor dan prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi antikanker alami.Item AKTIVITAS EKSTRAK METANOL DAUN TANGKOLO (Kleinhovia hospita Linn.) DAN FRAKSI-FRAKSINYA TERHADAP BAKTERI Escherichia coli ATCC 25922(2017-05-05) NAELI FARHATY; Tiana Milanda; Ade ZuhrotunAdanya masalah resistensi dan efek samping dari antibiotik menyebabkan infeksi bakteri sulit diatasi. Oleh karena itu diperlukan pencarian zat antibakteri baru yang lebih aman dan efektif. Tumbuhan tangkolo (Kleinhovia hospita Linn.) diketahui memiliki khasiat sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak metanol daun tangkolo dan fraksi-fraksinya terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 25922. Daun tangkolo diekstraksi dengan metode maserasi bertingkat selanjutnya difraksinasi menggunakan metode kromatografi cair vakum. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar, mikrodilusi dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) bioautografi. Penentuan golongan metabolit sekunder dengan menggunakan metode penapisan fitokimia dan KLT dengan berbagai penampak bercak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol, fraksi IV dan fraksi V masih memberikan aktivitas antibakteri pada konsentrasi 10%. Fraksi teraktif yaitu fraksi IV memiliki nilai Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) pada konsentrasi 2,5% (b/v) dan 5% (b/v). Senyawa yang dapat memberikan aktivitas antibakteri pada fraksi IV diduga merupakan golongan senyawa polifenol dan terpenoid.Item AKTIVITAS INHIBITOR TOPOISOMERASE BEBERAPA EKSTRAK KULIT BATANG CEMPAKA KUNING (Michelia champaca L.) DENGAN MECHANISM-BASED YEAST BIOASSAY(2018-04-25) RUDY SUSENO; Wiwiek Indriyati; Ade ZuhrotunKanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian terbesar di dunia. Penelusuran senyawa bioaktif yang bersifat antikanker terus dilakukan dan dikembangkan guna mendapatkan obat yang efektif. Cempaka kuning (Michelia champaca L.) merupakan tanaman yang telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. Salah satu konstituen aktif dari cempaka kuning adalah liriodenin. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah potensi beberapa ekstrak kulit batang cempaka kuning sebagai antikanker dengan mekanisme inhibitor topoisomerase, serta mengetahui kadar liriodenin yang terdapat pada ekstrak tersebut. Pengujian aktivitas inhibitor topoisomerase dilakukan dengan metode mechanism based yeast bioassay. Analisa kuantitatif kandungan liriodenin pada masing masing ekstrak dilakukan dengan KLT densitometri. Hasil pengujian aktivitas menunjukan ekstrak metanol merupakan ekstrak paling aktif dengan nilai 〖IC〗_12 terhadap galur 1138 1140 dan 1353 sebesar 1488 µg/ml, 3559 µg/ml dan 4194 µg/ml. Hasil validasi metode menunjukan rata rata akurasi (%R) kembali sebesar 94,77%, presisi (%RSD) sebesar 1,41%, linearitas (R^2) sebesar 0,995, batas deteksi dan kuantitasi sebesar 4,28 µg/mL dan 12,98 µg/mL. Hasil analisa kadar liriodenin menunjukan ekstrak etil asetat memiliki kadar liriodenin terbanyak sebesar 0,36%.Item ANALISIS KANDUNGAN SENYAWA WITHANOLID A PADA EKSTRAK HERBA CIPLUKAN (Physalis angulata L.) YANG BERASAL DARI BANDUNG, SUBANG, GARUT, DAN YOGYAKARTA DENGAN METODE KLT DENSITOMETRI(2021-07-12) ANNISA ATUSHOLIHAH; Ade Zuhrotun; Tidak ada Data DosenTanaman ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh diberbagai tempat seperti di pekarangan rumah, sepanjang jalan, tanah kosong dan juga ladang pertanian. Tanaman ini seringkali dianggap sebagai gulma yang mengganggu lahan pertanian warga. Secara empiris tanaman ciplukan banyak digunakan untuk mengurangi gejala dari berbagai penyakit seperti rematik, penyakit kuning, cacingan, diabetes melitus, sakit perut, radang pernafasan, epilepsi, dan juga gusi berdarah. Kajian fitokimia terhadap tanaman ciplukan menunjukkan adanya berbagai metabolit sekunder seperti flavonoid, karotenoid, alkaloid, withasteroid dan juga fisalin, dimana withanolid merupakan komponen bioaktif utama yang mendukung penggunaan tanaman ciplukan sebagai obat tradisional. Withanolid berperan sebagai agen antioksidan, antikanker, imunosupresif, dan juga antikonvulsif. Salah satu senyawa dari golongan withanolid adalah withanolid A yang juga mempunyai manfaat dalam gangguan neurologis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis senyawa withanolid A dari ekstrak etanol 70% dan 50% dari tumbuhan ciplukan yang berasal dari Bandung, Subang, Garut dan Yogyakarta menggunakan KLT Densitometri. Dari penelitian ini diketahui kadar withanolid A pada ekstrak herba ciplukan etanol 70% yang berasal dari Bandung, Subang, Garut dan Yogyakarta berturut-turut yaitu 2,747%; 2,937%; 3,564%; 3,182% dan untuk ekstrak etanol 50% yang berasal dari Bandung, Subang, Garut, dan Yogyakarta berturut-turut 2,681%; 3,037%; 1,782%; 2,807%. Dapat disimpulkan bahwa herba ciplukan yang memiliki kandungan withanolid A paling banyak di Jawa Barat dalam ekstrak etanol 70% berasal dari Bandung tepatnya di daerah Cisarua.Item Analisis Senyawa Asam Galat, Kinin, Asam Tanat, dan Saponin Pada Ekstrak Herba Ciplukan (Physalis angula L.) Dengan Metode HPTLC Dan Software ImageJ(2022-02-15) SUNANI; Ade Zuhrotun; Intan Timur MaisyarahMasyarakat Indonesia telah memanfaatkan herba ciplukan (Physalis angulata L.) sebagai obat tradisional diantaranya sebagai obat cacing, epilepsi, radang tenggorokan, dan sakit kuning (icterus). Herba ciplukan terbukti memiliki khasiat diantaranya antiinflamasi, antimikroba, antimalaria, antioksidan, dan antifibrosis. Kajian fitokimia terhadap herba ciplukan menunjukan adanya kandungan senyawa bioaktif seperti asam galat, kinin, asam tanat, dan saponin. Asam galat mempunyai berbagai aktivitas sebagai antioksidan dan analgesik, kinin sebagai antiinflamasi dan antimalaria, asam tanat sebagai antimikroba dan antialergi, dan saponin sebagai antijamur dan antivirus. High Perfomance Thin Layer Chromatography (HPTLC) merupakan modifikasi dari Thin Layer Scanner (TLC) dengan fase diam yang mempunyai ukuran partikel 5-6 µm. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan senyawa asam galat, kinin, asam tanat, dan saponin pada ekstrak etanol 70% herba ciplukan dengan metode HPTLC dan Software ImageJ. Dari penelitian ini digunakan fase gerak yang optimal untuk analisis. Dapat disimpulkan kadar senyawa asam galat, kinin, asam tanat, dan saponin berturut-turut, yaitu 0,307%; 1,938%; 0,022%; dan 2,278%.Item Formulasi dan Evaluasi Kapsul Dari Herba Ciplukan (Physalis angulata L.) Dengan Metode Granulasi Basah Untuk Pengobatan Fibrosis Paru dan Hati(2021-08-03) MUTIARA APRILIANSYAH; Yoga Windhu Wardhana; Ade ZuhrotunFibrosis merupakan terbentuknya jaringan parut yang dapat terjadi pada paru dan hati dengan prognosis yang buruk, progresif dan dapat menyebabkan kematian. Herba ciplukan (Physalis angulata L.) memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, sehingga dapat menjadi imunomodulator yang mengontrol aktivitas autoimun dan dapat mengurangi perkembangan penyakit fibrosis. Herba ciplukan dapat diformulasikan dalam bentuk kapsul karena bentuknya dapat menutupi warna, rasa, dan bau yang tidak enak dari ekstrak. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula terbaik dan mengetahui kualitas sediaan kapsul herba ciplukan berdasarkan hasil evaluasinya. Formulasi dilakukan dengan membuat sediaan kapsul dari ekstrak menggunakan metode granulasi basah. Formula dioptimasi menggunakan Design Expert faktorial dua tingkat dengan hasil sebanyak 4 variasi formula. Faktor yang divariasikan adalah Aerosil sebagai pengering dengan konsentrasi 3-10% dan Primojel sebagai penghancur dengan konsentrasi 2-8%. Granul dan kapsul yang dihasilkan dievaluasi dan dianalisis dengan Design Expert. Hasil yang diperoleh menunjukkan formula 1 dengan kombinasi Aerosil 3% dan Primojel 2% merupakan formula terbaik dengan hasil evaluasi yaitu Loss on Drying 2,38%; laju alir 13,92 g/detik; sudut istirahat 25,57; indeks kompresibilitas 14,95%; keseragaman bobot 2,12%; waktu hancur 91,50 detik; hasil penetapan kadar 93,99%; dan nilai desirability yaitu 0,90.Item FORMULASI DAN EVALUASI PATCH MENGANDUNG FRAKSI n-HEKSAN KULIT BATANG CEMPAKA KUNING (Michelia champaca L.)(2021-07-28) KAMILA SHIBA; Ade Zuhrotun; Soraya Ratnawulan MitaFraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning (Michelia champaca L.) telah terbukti memiliki aktivitas antikanker sebagai inhibitor topoisomerase 1 dan 2. Pengembangan selanjutnya yang dilakukan adalah membuat sedian patch yang mengandung fraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning sebagai pengobatan alternatif pada kanker payudara stadium awal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula terbaik dari patch berdasarkan evaluasi fisik dan kimia yang diamati. Fraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning dioptimasi menjadi sediaan patch menggunakan basis HPMC dengan konsentrasi 0,5%; 0,8% dan 1%. Diperoleh basis yang paling sesuai adalah HPMC dengan konsentrasi 0,8% berdasarkan kemudahan daya tuang, waktu pengeringan tercepat dan kemudahan pelepasan patch dari cetakan. Patch fraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning yang dihasilkan memiliki sifat fisik yang sedikit lengket, berwarna kuning pudar, sedikit buram dan beraromatik. Hasil analisis data statistik untuk evaluasi ketebalan sediaan, uji variasi bobot, uji keseragaman bobot dan persen kandungan air adalah 0,115; 0,003; 0,746; dan 0,172. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar data dalam setiap evaluasi. Terdapat perbedaan yang signifikan antar data dalam evaluasi uji variasi bobot karena diperoleh nilai Sig<0,05 sehingga dilakukan uji lanjut yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar data dalam evaluasi tersebut. Hasil uji KLT menunjukkan bahwa sediaan patch yang telah diektraksi dengan n-heksan dan etanol 96% mengandung senyawa aktif dari fraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning yang ditandai pada Rf 0,65.Item FORMULASI TABLET DARI FRAKSI n-HEKSAN KULIT BATANG CEMPAKA KUNING (Michelia champaca Linn.) MENGGUNAKAN Design Expert (Regular Two-Level Factorial Design)(2022-04-12) ANI NURFALAH; Iyan Sopyan; Ade ZuhrotunTanaman cempaka kuning (Michelia champaca Linn.) memiliki aktivitas sebagai antikanker yang paling baik diantara kelompok familinya (Magnoliaceae). Hal ini dikarenakan terdapat kandungan senyawa liriodenin yang dapat menghambat DNA Topoisomerase I dan II sehingga efektif dalam menghambat pertumbuhan kanker. Pengujian secara In-vivo telah dilakukan menggunakan fraksi n-heksan pada mencit balb/c betina yang telah diinduksi dengan sel kanker payudara MCF7. Hasilnya menunjukan bahwa fraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning memiliki aktivitas antitumor dengan dosis terbaik yaitu 15 mg/Kg BB dengan persen kesembuhan 99,3 ± 1,95%. Karena memiliki potensi yang besar terhadap penghambatan kanker payudara, maka penelitian kali ini bertujuan untuk membuat sediaan tablet dari fraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning. Tahapan penelitian meliputi persiapan bahan dan pembuatan tablet, untuk menyiapkan bahan, tumbuhan di panen dari lingkungan jatinangor kemudian diolah menjadi ekstrak dan fraksi n-heksan sesuai dengan penelitian sebelumnya. Pembuatan tablet dilakukan menggunakan Design Expert (Regukar Two-Level Factorial Design) dengan dosis fraksi n-heksan sebesar 116,37 mg/tablet. Teknik pembuatan tablet menggunakan metode granulasi basah dengan variasi konsentrasi bahan pengisi (Mg aluminometasilikat) dan disintegran (Na croscarmellose). Hasil evaluasi tablet menunjukkan bahwa semua formula memenuhi parameter yang sesuai standar Farmakope Indonesia VI, dan didapatkan formula optimal yaitu formula 2 dengan nilai desirability sebesar 0,940 yang terdiri dari Mg aluminometasilikat sebesar 50% dan Na croscarmellose sebesar 0,5%.Item KARAKTERISASI FRAKSI N-HEKSAN KULIT BATANG CEMPAKA KUNING (Michelia champaca Linn.)(2022-02-14) ASILLA MAURI RAMDINI KAMALUDIN; Raden Bayu Indradi; Ade ZuhrotunTanaman cempaka kuning (Michelia champaca Linn.) memiliki aktivitas antikanker yang telah dibuktikan dengan pemberian fraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning (dosis 15 mg/kgBB) pada mencit balb/c setelah diinduksi sel kanker payudara MCF7 dan mengalami kesembuhan, hal tersebut karena fraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning mengandung senyawa liriodenin yang berperan sebagai inhibitor enzim topoisomerase, sehingga tanaman ini memiliki potensi besar sebagai tanaman obat, maka perlu dilakukan karakterisasi fraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning untuk melihat karakter dari fraksi n-heksan sebagai tujuan dari penelitian ini. Metode penelitian meliputi penyiapan dan pengolahan tanaman, ekstraksi, fraksinasi, pemeriksaan parameter spesifik dan non spesifik. Hasil karakterisasi parameter spesifik menunjukkan fraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning memiliki bentuk pasta, berwarna hijau kecokelatan, mempunyai rasa pahit, dan berbau khas. Nilai rendemen ekstrak 9,69±0,15%; rendemen fraksi 9,15±0,24%; bobot jenis fraksi 0,678±0,006; kadar minyak atsiri 1,98±0,013% v/b. Hasil kromatografi lapis tipis dengan pengembang kloroform:metanol (9:1) menunjukkan bercak yang berfluoresensi kuning pada UV 366 nm. Hasil karakterisasi parameter non spesifik fraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning menunjukkan nilai kadar abu total 1,44±0,075%; kadar abu tidak larut asam 0,45±0,075%; dan kadar air 5,31±2,3% v/b.Item Optimasi Fase Gerak KLT Untuk Analisis Kandungan Senyawa Asam Galat, Kinin, Asam Tanat, dan Saponin Pada Ekstrak Herba Ciplukan (Physalis angulata L.) Dengan Software ImageJ(2022-02-18) MAYA ANDANI; Ade Zuhrotun; Intan Timur MaisyarahObat herbal atau pengobatan tradisional banyak digunakan di Indonesia untuk menjaga kesehatan masyarakat. Bahan baku obat tradisional yaitu tanaman obat yang masyarakat percaya berkhasiat dan aman untuk mengobati dan menyembuhkan berbagai macam penyakit serta baik untuk kesehatan. Salah satu tanaman obat yang cukup dikenal yaitu tanaman ciplukan (Physalis angulata L.). Tanaman ciplukan (Physalis angulata L.) berpotensi untuk dikembangkan sebagai buah dan bahan baku pada bidang biofarmaka, seperti penggunaan sebagai pengobatan diabetes mellitus, obat anti kanker, obat bisul, dan sebagainya. Tanaman ciplukan dilaporkan mengandung beberapa senyawa bioaktif, diantaranya asam galat, kinin, asam tanat, dan saponin yang masing-masing memiliki manfaat yang berbeda. Kadar senyawa bioaktif dari obat tradisional penting untuk diketahui agar dapat menentukan bahan secara tepat untuk membuat sediaan obat tradisional. Pada penelitian ini, kadar senyawa bioaktif dari ekstrak herba ciplukan (Physalis angulata L.) diukur dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan software ImageJ. Fase gerak optimal yang diperoleh untuk analisis KLT masing-masing senyawa bioaktif yaitu toluena : etil asetat : asam format (5:4:1) untuk asam galat dan asam tanat, kloroforom : metanol (9:1) untuk kinin, dan toluena : etil asetat : asam format (1:9:1) untuk saponin. Analisis kuantitatif hasil KLT menggunakan software ImageJ menghasilkan kandungan senyawa bioaktif dalam ekstrak herba ciplukan (Physalis angulata L.) yaitu asam galat sebanyak 0,26188189%, kinin 1,364523%, asam tanat 0,010609531%, saponin 2,067989657%.Item PENETAPAN PARAMETER STANDAR SIMPLISIA DAN EKSTRAK HERBA CIPLUKAN (Physalis angulata L.)(2021-07-13) ERSA FADHILAH; Raden Bayu Indradi; Ade ZuhrotunMasyarakat Indonesia telah memanfaatkan herba ciplukan (Physalis angulata L.) sebagai obat tradisional diantaranya sebagai obat cacing, demam, tulang patah, bisul, koreng, obat ischuria, dan icterus (sakit kuning). Melalui beberapa penelitian herba ciplukan terbukti memiliki khasiat diantaranya antiinflamasi, imunosupresan, antidiabetes, antikanker, antimikroba, antiasma, antimalaria, antioksidan, aktivitas sitotoksik, dan antifibrosis. Untuk mendapatkan mutu bahan obat yang berkualitas dibutuhkan informasi mengenai parameter standar simplisia dan ekstrak. Sehingga dilakukan penelitian mengenai parameter standar simplisia dan ekstrak herba ciplukan (Physalis angulata L.) dari daerah Bandung, Subang, Garut, Sleman. Hasil penelitian menunjukkan parameter simplisia kadar sari larut air 18,07-27,70%; kadar sari larut etanol 6,24-9,12%; kadar flavonoid total simplisia 0,05-0,16 %; susut pengeringan 12,53-16,27%; kadar abu total 10,14-12,16 %; dan kadar abu tidak larut asam 1,40-4,63 %. Sedangkan parameter ekstrak yaitu rendemen ekstrak 11,75-19,99 %; kadar flavonoid total 0,82-1,72%; bobot jenis 1,02-1,06% dan kadar air 5-12%. Hasil kromatografi lapis tipis dengan pengembang toluen: aseton: asam asetat (6:6:0,05) menunjukan kemiripan nilai Rf bercak pada ekstrak dengan baku kuersetin yang merupakan senyawa golongan flavonoid sehingga menandakan ada kandungan flavonoid dalam ekstrak. Hasil penapisan fitokimia menunjukan simplisia dan ekstrak mengandung senyawa golongan alkaloid, saponin, tanin, polifenol, flavonoid, steroid dan triterpenoid.Item Uji Efektivitas Antiluka Ekstrak Turbinaria ornata Dalam Sediaan Hidrogel(2022-01-12) MUHAMMAD FAHD FIRDAUS; Rini Hendriani; Ade ZuhrotunLuka bakar merupakan kondisi dimana suatu jaringan rusak atau hilang akibat kontak kulit dengan panas.Turbinaria ornata mengandung senyawa yang memiliki aktivitas sebagai penutup luka serta antimikroba yaitu Neophytadiene dan 4,8,12,16-Octadecatetraen-1-ol,4,9,13,17-tetramethyl. Dalam hidrogel ini diformulasikan ekstrak dengan kombinasi hEGF sebagai faktor pertumbuhan yang sangat berpotensi dalam proses penyembuhan luka.Tujuan dari riset ini yaitu memperluas pemanfaatan ekstrak T. ornata untuk pengobatan jenis luka lain yaitu luka bakar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset. Dilakukan pengumpulan bahan, perancangan formula hidrogel, pembuatan ekstrak T. ornata, evaluasi sediaan, serta uji efektivitas pada hewan uji. Dalam satu formula sediaan ini, terdapat ekstrak kental T. ornata dengan kadar 200mg/10ml. Penelitian ini menghasilkan sediaan hidrogel kombinasi ekstrak T. ornata dengan hEGF yang baik karena dan memiliki pH menyerupai pH kulit yaitu 6. Ketiganya memiliki daya sebar yang baik karena berada pada rentang 5 – 7 cm. Viskositas gel memenuhi syarat karena berada pada rentang 500-10.000 mPa/s. Hasil uji efektivitas dari sediaan hidrogel ekstrak T. ornatatunggal memiliki persentase kesembuhan sebesar 96% dan hidrogel kombinasi ekstrak T.ornata dengan memiliki persentase kesembuhan sebesar 100%.Item UJI TOKSISITAS AKUT DERMAL EKSTRAK ETIL ASETAT Turbinaria ornata PADA TIKUS(2022-01-12) AYU NURSITI FATIMAH; Gofarana Wilar; Ade ZuhrotunPlester Antispetik ekstrak etil asetat Turbinaria ornata mengandung senyawa yang memiliki aktivitas sebagai penutup luka serta antimikroba yaitu Neophytadiene dan 4,8,12,16-Octadecatetraen-1-ol,4,9,13,17-tetramethyl. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek toksik dan nilai LD50 dari plester antiseptik ekstrak etil asetat Turbinaria ornata. Metode pengujian dilakukan pada tikus betina sebanyak 5 kelompok yaitu kelompok satelit; 50 mg/kgBB; 250 mg/kgBB; 1000 mg/kgBB; 2000 mg/kgBB. Dilakukan pengamatan hewan uji secara individual pada jam ke-0, 1, 2, 3, 4 setelah pemaparan bahan uji dan setiap hari setelahnya selama 14 hari, lalu dianalisis menggunakan metode uji Wilcoxon. Pengamatan bobot badan hewan uji sebelum perlakuan, 1 minggu sesudah perlakuan, dan sebelum dikorbankan lalu dianalisis dengan Uji Oneway ANOVA. Hasil penilaian klinis didapatkan bahwa tidak terdapat efek toksik pada hewan uji dengan p > 0,05. Sedangkan hasil analisis pengamatan bobot badan memiliki p-value 0,000 < 0,05 artinya terdapat perbedaan bobot badan tikus yang disebabkan antar perlakuan. Sampai pengamatan selama 14 hari, tidak terdapat kematian hewan uji pada semua kelompok. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat efek toksik pada hewan uji dan terdapat perubahan bobot badan signifikan. LD50 plester antiseptik ekstrak etil asetat Turbinaria ornata dikategorikan dalam rentang 2000 mg/kgItem UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)(2018-05-10) NOVI AFIFAH; Ade Zuhrotun; Rini HendrianiTumbuhan salam di Indonesia biasanya dimanfaatkan daunnya sebagai bumbu masak. Selain itu, daun salam berpotensi sebagai obat tradisional yang dibuktikan dengan banyaknya penelitian yang melaporkan khasiatnya untuk mengobati diare, kolesterol, kencing manis, gastritis, serta hipertensi. Untuk melihat keamanannya, maka dilakukan pengujian toksisitas akut dari ekstrak etanol daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 70% dan diperoleh rendemen sebesar 11,65%. Uji toksisitas akut terhadap mencit jantan dan betina dilakukan dengan cara memberikan ekstrak etanol daun salam dengan dosis 9,6; 12; 15; 18,75; dan 23,44 g/kg BB yang diberikan secara oral dan dilakukan pengamatan terhadap kematian mencit selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan nilai dosis kematian (LD50) mencit jantan sebesar 13,19 g/kg BB dan mencit betina sebesar 13,38 g/kgBB. Berdasarkan nilai LD50, daun salam termasuk kategori sedikit toksik.Item UJI TOKSISITAS SUBKRONIK FRAKSI N-HEKSAN KULIT BATANG CEMPAKA KUNING (Michelia champaca L.) PADA MENCIT GALUR SWISS WEBSTER(2021-07-27) NADA SALSABILA RUSTIWI; Ade Zuhrotun; Imam Adi WicaksonoFraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning (Michelia champaca L.) memiliki kandungan liriodenin yang diketahui secara efektif dapat menghambat pertumbuhan kanker dengan menghambat DNA Topoisomerasi I dan DNA Topoisomerase II, sehingga berpotensi sebagai antikanker alami. Agen antikanker digunakan secara berulang dalam jangka waktu yang lama, sehingga perlu dilakukan uji toksisitas untuk mengetahui keamanan penggunaan fraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning. Gambaran toksisitas jangka pendek atau akut memiliki nilai LD50 > 28000 yang termasuk kedalam kategori tidak membahayakan. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lanjutan untuk mengetahui gambaran toksisitas jangka menengah dari penggunaan fraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning selama 90 hari secara in vivo. Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit galur Swiss Webster berjenis kelamin jantan dan betina. Kelompok uji terdiri dari 6 kelompok yaitu kelompok kontrol, dosis 1000 mg/kgBB, 700 mg/kgBB, 350 mg/kgBB, satelit kontrol, dan satelit 1000 mg/kgBB pada masing-masing jenis kelamin. Untuk mengetahui gambaran toksisitas dilihat melalui parameter hematologi darah, biokimia klinis, indeks organ, serta histopatologi organ. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian fraksi n-heksan kulit batang cempaka kuning dengan dosis dibawah 350 mg/kgBB secara berulang selama 90 hari secara umum tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada parameter bobot badan, hematologi, biokimia klinis, dan indeks organ. Terdapat efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan fraksi kulit batang cempaka diatas dosis 350 mg/kgBB dalam jangka waktu yang lama diantaranya adalah perubahan nilai SGPT darah, dan berpengaruh pada hati, ginjal, paru, dan limfa. Dengan dosis optimum fraksi n-heksan kulit batang cempaka sebesar 15 mg/kgBB mencit, maka penggunaan fraksi n-heksan selama 90 hari dapat dikatakan aman dengan dosis maksimum 350 mg/kgBB mencit perharinya.