Ekonomi Pertanian (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ekonomi Pertanian (S2) by Author "Dini Rochdiani"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item Efisiensi Produksi dan Pemasaran Jamur Tiram Putih di Kabupaten Bandung Barat(2023-05-10) NADYA HASNA LATIFA; Dini Rochdiani; Zumi SaidahJamur tiram putih merupakan komoditas yang kini sedang banyak digemari oleh masyarakat. Namun, adanya permintaan yang semakin meningkat tidak didukung oleh produksi yang tergolong fluktuatif sehingga menyebabkan masih adanya impor jamur tiram putih. Selain produksi yang fluktuatif, permasalahan lain dirasakan oleh petani dengan adanya harga yang fluktuatif. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menentukan faktor produksi yang berpengaruh pada usahatani jamur tiram putih, 2) Menentukan tingkat efisiensi teknis, alokatif, dan ekonomi pada usahatani jamur tiram putih, 3) Mengidentifikasi lembaga pemasaran dan fungsi pemasaran jamur tiram putih, 4) Menganalisis efisiensi pemasaran jamur tiram putih melalui pendekatan marjin pemasaran, farmer’s share, dan biaya pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Dalam penelitian ini diambil sampel petani secara simple random sampling yaitu sebanyak 80 orang petani jamur tiram putih. Penelitian ini menggunakan teknik analisis cobb douglass stochastic frontier. Hasil penelitian menunjukkan yaitu 1) Terdapat empat variabel yang mempengaruhi produksi jamur tiram putih secara signifikan yaitu jumlah bibit, dedak, serbuk gergaji, dan tenaga kerja. 2) Nilai efisiensi teknis (77,4%) dan efisiensi alokatif (80%) usahatani jamur tiram putih sudah efisien karena memiliki nilai diatas 0,7. Namun, petani masih memiliki kesempatan untuk meningkatkan tingkat efisiensi teknis dan alokatifnya. 3) Terdapat 3 saluran pemasaran yang melibatkan petani, pedagang pengecer, bandar/tengkulak, dan sayurbox. 4) Dari 3 saluran pemasaran, hanya terdapat 2 saluran pemasaran yang efisien yaitu saluran pemasaran I dan III. Namun sayangnya, 70% petani menggunakan saluran pemasaran II yang mengindikasikan bahwa saluran pemasaran yang digunakan tidak efisien.Item Peran Penyuluh Pertanian Swadaya dalam Regenerasi Pelaku Pertanian di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat(2019-10-25) NOFRI AMIN; Iwan Setiawan; Dini RochdianiNofri Amin. Peran Penyuluh Pertanian Swadaya dalam Regenerasi Pelaku Pertanian di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dibimbing oleh Iwan Setiawan dan Dini Rochdiani. Penyuluh pertanian diakui sebagai salah satu penggerak kemajuan di pedesaan, meskipun kondisi saat ini peran penyuluh pertanian pemerintah dinilai hanya sekedar sebagai penyampai (diseminator) teknologi dan informasi. Penyuluh yang tepat untuk saat ini dan dapat diandalkan dalam menyampaikan pesan inovasi adalah penyuluh yang berasal dari petani itu sendiri, petani berhasil dan maju yang dengan kesadaran sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh, mereka adalah penyuluh swadaya. Dilain pihak petani dipedesaan dengan kondisinya yang tua (aging) dan berpendidikan rendah tidak mampu untuk mengejar ketertinggalan teknologi canggih saat ini sehingga diperlukan generasi muda yang inovatif dan profesional sebagai penerus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan peran penyuluh swadaya, menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dan merumuskan strategi dalam mendorong regenerasi pelaku pertanian. Penelitian yang didesain secara terpadu ini dilakukan dari bulan Maret-Juni 2019 dengan menggunakan metode survei dan wawancara terstruktur terhadap 106 orang penyuluh swadaya yang dilakukan secara sensus. Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis secara statistik deskriptif dan dengan statistik inferensi dengan menggunakan PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik dan kinerja penyuluh pertanian swadaya berpengaruh langsung dan signifikan terhadap peran penyuluh pertanian swadaya dalam regenerasi pelaku pertanian. Meningkatnya peran penyuluh pertanian swadaya efektif meningkatkan tumbuhnya minat generasi muda, tingginya partisipasi petani muda, peningkataan kerjasama dan diterapkannya teknologi yang inovatif spesifik lokasi. Rekomendasinya, diperlukan fasilitasi dan pelatihan metodologi bagi penguatan kapasitas dan kompetensi penyuluh swadaya.Item RISIKO PERUBAHAN IKLIM DAN STRATEGI ADAPTASI PETANI PADI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI (SUATU KASUS DI JAWA BARAT DAN JAWA TIMUR)(2014-07-10) BOBBY RACHMAT SAEFUDIN; Tuhpawana P. Sendjadja; Dini RochdianiPerubahan iklim sebagai dampak dari pemanasan global telah terjadi di tengah-tengah kita dan menjadi isu penting utama dalam kebijakan pembangunan dan global governance pada abad ke 21. Sektor pertanian merupakan sektor perekonomian yang sangat rentan terhadap perubahan iklim karena sektor ini memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap kondisi iklim dan cuaca. Perubahan iklim berisiko menyebabkan penurunan produktivitas, penurunan kualitas hasil panen, kegagalan panen dan penurunan lahan panen yang berimplikasi pada penurunan pendapatan usahatani petani padi. Di sisi lain, petani telah belajar beradaptasi terhadap risiko perubahan iklim tersebut berdasarkan pengalaman pribadi (trial and error) serta dari informasi yang diterimanya baik dari petani lain maupun sumber-sumber lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat risiko perubahan iklim pada petani padi dan mengkaji strategi adaptasi terhadap perubahan iklim yang dilakukan petani padi dari waktu ke waktu serta menganalisis pengaruh dari tingkat risiko perubahan iklim dan strategi adaptasi petani terhadap pendapatan usahatani petani padi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif. Seluruh data yang diperoleh berasal dari data sekunder dari CAPAS UNPAD. Hasil penelitian menunjukkan tingkat risiko perubahan iklim pada petani padi adalah rendah (71,16%), sedang (20%) dan tinggi (8,84%). Tingkat risiko perubahan iklim berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani petani padi. Kenaikan tingkat risiko perubahan iklim sebesar 0,01 satuan akan menurunkan pendapatan usahatani Rp 15.649,86. Sementara itu, strategi adaptasi yang dilakukan petani dalam menghadapi perubahan iklim diantaranya adalah menyesuaikan waktu tanam dan waktu panen mereka baik pada musim rendeng maupun musim gadu, menyesuaikan varietas padi mereka dengan memilih varietas yang mempunyai produktivitas tinggi (varietas ciherang), menyesuaikan pola tanam mereka dengan memakai pola tanam padi-padi-palawija (Jawa Timur) dan pola tanam padi-padi-bera (Jawa Barat). Selain itu, petani juga menyesuaikan luas lahan irigasi mereka terhadap perubahan iklim, dengan mengatur luas lahan yang memang perlu diairi irigasi dan yang tidak. Namun demikian, banyaknya jumlah strategi adaptasi yang dilakukan petani dalam menghadapi perubahan iklim tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani petani padi.