Ekonomi Pertanian (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Item ANALISIS KEMAMPUAN PRODUKSI, KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN UBI KAYU DI KECAMATAN MALANGBONG KABUPATEN GARUT PROPINSI JAWA BARAT(2013-09-03) YENI BUDIAWATI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenAnalisis Kemampuan Produksi, Kebutuhan dan Ketersediaan Ubi Kayu di Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat (Di bawah bimbingan RONNIE S. NATAWIDJAJA sebagai ketua dan TOMMY PERDANA sebagai anggota. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Sampai sejauh mana potensi kebutuhan ubi kayu dan keadaan output pasar ubi kayu di Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut, dan yang ke (2) Sejauh mana kemampuan petani ubi kayu dalam mengalokasikan berbagai input produksi dan tingkat efisiensinya serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian menggunakan metode survei dengan mengambil 50 responden petani ubi kayu secara random yang terdapat di 5 (lima) desa penghasil ubi kayu terbesar di Kecamatan Malangbong Propinsi Jawa Barat. Kebutuhan ubi kayu dan keadaan output pasar ubi kayu menggunakan data primer hasil survei yang dilakukan kepada pelaku industri berbahan baku ubi kayu yang tersebar di daerah penelitian dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan konsep food balance sheets yang bertujuan untuk melihat perubahan kebutuhan ubi kayu secara struktural untuk berbagai penggunaan dalam kurun waktu tertentu. Hal ini berguna untuk melakukan analisis kebutuhan penyediaan ubi kayu di lokasi penelitian yang dilihat berdasarkan penggunaan atau kebutuhan ubi kayu untuk kebutuhan industri dan konsumsi masyarakat setempat. Kemampuan petani ubi kayu dalam mengalokasikan input produksi dan tingkat efsiensinya menggunakan data primer dengan alat bantu kuisioner yang dibagikan kepada 50 responden petani ubi kayu, dianalisis dengan meggunakan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglass. Produksi ubi kayu rata-rata per tahun di Kecamatan Malangbong adalah sebesar 32.046 ton. Sedangkan permintaan ubi kayu rata-rata per tahun adalah sebesar 36.376 ton. Total kebutuhan ubi kayu untuk industri rata-rata per tahun adalah sebesar 10.217 ton, sedangkan total kebutuhan ubi kayu untuk konsumsi rata-rata adalah sebesar 26.159 ton. Rata-rata impor ubi kayu dari luar Malangbong per tahun adalah sebesar 12.203 ton, sedangkan rata-rata ubi kayu yang diperdagangkan atau dikirim ke luar Malangbong per tahun adalah sebesar 12.203 ton. Secara keseluruhan faktor-faktor produksi pada usahatani ubi kayu berpengaruh terhadap produksi ubi kayu di Kecamatan Malangbong, seperti input tenaga kerja, pupuk kandang, panjang batang stek, diameter batang stek, harga jual, pupuk TSP, populasi tanaman, dan rasio antara luas lahan dan biaya produksi, serta pupuk urea. Sedangkan pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ubi kayu. Fungsi produksi ubi kayu di daerah penelitian berada pada kondisi increasing return to scale. Pada kondisi ini para petani ubi kayu memiliki kesempatan untuk mengatur kembali penggunaan faktor-faktor produksi atau input agar diperoleh hasil produksi yang optimal.Item ANALISA SUBSTITUSI BUAH LOKAL DAN BUAH IMPOR DI RITEL MODERN DENGAN MODEL AIDS (ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM)(2013-10-22) WAHYUNIAR PAMUNGKAS; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPertumbuhan yang tinggi dari sektor konsumsi memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Salah satu yang mendorong tumbuhnya sektor konsumsi adalah pertumbuhan di sektor ritel khusus nya pertumbuhan ritel modern. Perkembangan ritel modern menjadi pendorong semakin banyaknya komoditas impor-impor masuk ke pasar domestik, terutama untuk komoditas buah-buahan. Perkembangan sektor ritel modern yang mendorong semakin banyaknya komoditas impor masuk ke pasar domestik menibulkan beberapa dampak, dampak positif nya bagi konsumen semakin banyak alternatif pilihan berbelanja dengan tingkat kenyaman dan kualitas akan produk yang beragam. Akan tetapi bagi beberapa komoditas lokal khususnya buah-buahan hal tersebut menjadi sebuah ancaman, karena persaingan akan semakin ketat dan terdesaknya pangsa pasar buah lokal di pasar domestik. Komoditas jeruk impor dan apel impor merupakan komoditas dengan nilai impor terbesar hingga saat ini. Di dalam negeri kedua komoditas tersebut juga sama-sama diberdayakan, sehingga persaingan antara komoditas tersebut semakin tinggi. Permasalahan yang ditonjolkan dalam penelitian ini adalah; (1) bagaimana karakteristik dan sifat interaksi persaingan antara komoditas jeruk lokal dan apel lokal dengan jeruk impor dan apel impor, (2) faktor apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian buah-buahan. Penelitian ini mengambil sampel konsumen dari supermarket yang berada di Kota Bandung. Model permintaan dengan model almost ideal demand system (aids) menghasilkan nilai koefisien determinasi relatif rendah yaitu antara 8-24%, hal itu karena permintaan dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak dijadikan variabel dalam penelitian. Melalui model AIDS bisa diketahui bahwa permintaan setiap komoditi bersifat elastis terhadap harga sendiri karena bernilai < -1, kemudian hubungan substitusi hanya terjadi pada komoditas jeruk impor terhadap apel lokal dan apel lokal terhadap apel impor, nilai elastisitas pendapatan semuanya menunjukan angka positif. Dari analisa IPA (importance performance analysis) diketahui bahwa tingkat kepentingan konsume (responden) akan kinerja kualitas komoditas lokal lebih tinggi dibanding dengan komoditas impor yaitu sebesar 3.62 dan 3.46 berbanding dengan 3.02 dan 2.97. Komoditas lokal mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) dalam hal rasa, akan tetapi kualitas ketersediaan, warna, dan ukuran masih belum bisa memenuhi harapan konsumen.Item PREFERENSI DAN TINGKAT KEPUASAN PETANI TERHADAP ATRIBUT BENIH KENTANG (G2) INDUSTRI DI KABUPATEN GARUT(2024-01-12) DIKY INDRAWIBAWA; Trisna Insan Noor; Meddy RachmadiKabupaten Garut merupakan sentra produksi utama kentang industri di Provinsi Jawa Barat, yang dihadapkan dengan permasalahan kekurangan benih kentang industri. Selama ini, petani kentang di Kabupaten Garut mendapatkan benih kentang industri dari mitra industri, penangkar kentang industri atau dari benih sendiri. Petani sangat selektif dalam memilih benih yang akan dipergunakannya. Preferensi petani tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kualitas kentang industri sesuai permintaan pasar industri, baik indutri besar maupun UMKM. Tujuan penelitian ini yaitu: (1) Menganalisis preferensi petani terhadap benih kentang industri; (2) Menganalisis tingkat kepuasan petani terhadap atribut benih kentang industri; dan (3) Menganalisis atribut yang perlu diperhatikan dan diperbaiki dari kentang industri. Metode sensus dilakukan dalam penelitian terhadap 100 petani. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis urutan kepentingan atribut benih kentang industri. Sedangkan, untuk menganalisis tingkat kepuasan petani dipwegunakan Customer Satisfaction Index (CSI), mengangalisis tingkat kepentingan petani dipergunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan untuk menganalisis atribut yang perlu diperhatikan dan diperbaiki conjoint analysis. Hasil penelitian menunjukan; 1) Preferensi petani terhadap atribut benih kentang industri yang sangat disukai yaitu benih kentang yang bebas OPT, mempertimbangkan umur panen, memper timbangkan ukuran umbi, memprioritaskan kontrak produksi dan pemasaran, harga beli benih, dan dapat tepat waktu dalam pengiriman. 2) berdasarkan analisis CSI meskipun tingkat kepuasan petani terhadap benih kentang industri mencapai 68,34 persen, terdapat tingkat ketidakpuasan sebesar 31,66 persen yang menjadi bahan perbaikan dimasa yang akan datang. 3) Analisis Importance Performance Analysis (IPA) menunjukkan bahwa perbaikan perlu dilakukan pada atribut yang memiliki tingkat kepentingan tinggi namun kinerja yang kurang memuaskan. Fokus perbaikan mencakup karakteristik benih yang bebas dari OPT, kemudahan dalam mendapatkan benih, ketahanan tanaman terhadap OPT, produktivitas umbi, kemudahan memasarkan umbi, harga jual umbi yang relatif tinggi, dan pendampingan proses produksi. 4) Hasil analisis konjoin menyimpulkan bahwa kombinasi atribut yang memenuhi preferensi petani melibatkan benih kentang bebas OPT, umur panen singkat, ukuran umbi sesuai, kontrak produksi dan pemasaran, harga beli yang terjangkau, dan ketepatan waktu pengiriman. 5) petani yang menganggap penting sub atribut dengan importance value tertinggi umumnya berasal dari kalangan petani dengan pengalaman usahatani ≤10 tahun. Ini memberikan wawasan penting bahwa preferensi cenderung bervariasi berdasarkan tingkat pengalaman petani dalam usahatani. Penelitian ini memberikan wawasan berharga tentang berbagai preferensi petani, yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan sektor kentang industri di Kabupaten Garut.Item STUDI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA JASA SEWA TRAKTOR RODA DUA DI LAHAN SAWAH KABUPATEN SUMEDANG(2013-09-27) AGUS S; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenStudi Kelayakan Finansial Usaha Jasa Sewa Traktor Roda Dua, Di Lahan Sawah di Kabupaten Sumedang, di bawah bimbingan bimbingan Bapak Ronnie S. Natawidjaja dan Ibu Yosini Deliana Studi Kelayakan Finansial Usaha Jasa Sewa Traktor Roda Dua dilakukan pada UPJA di Kecamatan Darmaraja, Buahdua, Ujung Jaya, dan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat dengan tujuan: 1) Menganalisis kelayakan finansial usaha jasa alsintan traktor roda dua di lahan sawah Kabupaten Sumedang dan 2)Menganalisis Rasio traktor dengan luas lahan sawah di Kabupaten Sumedang. Hasil studi menunjukan bahwa: 1) hasil perhitungan NPV rata-rata usaha jasa sewa traktor pada UPJA yang diamati dengan discount rate sebesar 11,8 persen merupakan usaha dengan NPV>0 yaitu sebagai suatu investasi yang layak; 2) usaha traktor setiap UPJA dinyatakan layak karena nilai IRR lebih besar disbanding nilai MARR 11,08 persen (IRR>MARR); 3) Payback period usaha jasa sewa traktor pada masing-masing UPJA dinyatakan layak karena hasil payback period setiap kecamatan lebih pendek waktunya daripada maksimum umur ekonomis traktor yang mencapai 10 tahun; 4) usaha jasa sewa traktor pada masing-masing UPJA merupakan usaha yang memberikan keuntungan dengan nilai RCR pada Kelompok Tani Mitra Wangi sebesar 96,4 persen; Sumber Rejeki sebesar 71,7 persen; Mekar Jaya sebesar 67,42 persen; dan . Kasta bersih sebesar 64,19 persen; dan 5) Hasil perhitungan BEP masing-masing UPJA lebih kecil daripada nilai sewa traktor yang ditentukan diawal yaitu 22 hektar per tahun. Hal ini berarti pengembalian investasi lebih cepat, sehingga dapat dikatakan bahwa di usaha sewa traktor menguntungkan. Hasil Analisis Sensitivitas dengan sensitivitas penurunan nilai pendapatan hingga 10 persen dan kenaikan biaya operasional sebesar 10 persen menunjukan usaha jasa sewa traktor roda dua masing-masing UPJA di Kabupaten Sumedang layak untuk di lanjutkan. Berdasarkan hasil rekapitulasi kelayakan investasi seluruh UPJA di ketahui usaha jasa sewa traktor UPJA di Mitra wangi merupakan usaha yang memilki nilai kelayakan yang paling tinggi dibandingkan dengan nilai kelayakan investasi UPJA lainnya. Secara keseluruhan kebutuhan pengadaan tambahan traktor untuk Kabupaten Sumedang dalam satu MT mencapai 300,40 unit.Item Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Pertanian Program Pendidikan Magister Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian Bidang Kajian Utama Agribisnis(2012-11-21) DIAN FIRDAUS; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenItem MODEL PENGEMBANGAN B2C (BUSINESS TO CUSTOMER) TERHADAP PENJUALAN PRODUK AQUAPONIK DI PT. TABEL(2023-07-13) VIORENSA TEDJALAKSANA; Yosini Deliana; Lucyana TrimoAquponik ialah tata cara atau sebuah metode untuk budidaya ikan (akuakultur) dan tanaman (hidroponik) secara bersama-sama dalam sebuah ekosistem yang saling menguntungkan. Hal ini akan mendukung dengan memakai baterai alami untuk mengubah limbah ikan berupa kotoran dan sisa pangan ikan menjadi sebuah nutrisi tanaman. PT. TABEL (Tanikota Agribudaya Edulestari) menjadi salah satu perusahaan yang berada di Jawa Barat dengan menerapkan sistem pertanian organik. Perusahaan tersebut menggunakan konsep budidaya pertanian yang bebas dari pupuk dan insektisida kimia buatan dengan sistem permakultur dan aquaponik. Inovasi aquakultur yang diterapkan pada perusahaan tersebut tidak selamanya membuahkan hasil yang manis secara langsung, walaupun penerapan konsep telah mereduksi biaya namun belum dapat memperoleh keuntungan usaha secara maksimal. Persaingan pemasaran aquaponik serta daya saing pada bidang sejenis turut menjadi polemik dalam dunia aquaponik. Melihat potensi permasalahan tersebut pengembangan inovasi akuakultur pada perusahaan tersebut sangat dibutuhkan. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus utama ialah bagaimana bisa manajemen operasi penjualan produk aquaponik dan potensi SOAR yang dihadapi PT. TABEL, serta bagaimana model pengembangan bussiness to customer (B2C) terhadap penjualan produk aquaponik yang sesuai untuk diterapkan di PT. TABEL. Metode penelitian ini merupakan suatu studi kasus dengan menggunakan sebuah pendekatan kualitatif. Data yang akan dipakai dalam penelitian ini yakni primer dan sekunder. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: (1) penerapan manajemen operasional akan dilakukan pada penjualan produk ataupun di PT tabel, yakni planning, organizing, actuating, controling; (2) berdasarkan matriks dari SOAR menjadi strategi yang mana dapat dijadikan prioritas adalah stategi pendekatan dalam meningkatkan pangsa pasar dan strategi dalam pengembangan produk; (3) PT. TABEL telah berlangsung dalam melaksanakan kegiatan dengan tanggung jawab sosial (CSR) yang didasarkan atas komitmen dan keseriusan, dengan perencanaan yang terperinci dan implementasi yang terarah.Item Dampak Onsite Training Model (OTM) Pada Pelatihan Agribisnis Tanaman Sayuran Terhadap Persepsi, Perilaku dan Peningkatan Pendapatan Petani(2023-10-03) ADY WIBOWO; Trisna Insan Noor; Iwan SetiawanAdy Wibowo. Dampak Onsite Training Model (OTM) Pada Pelatihan Agribisnis Tanaman Sayuran Terhadap Persepsi, Perilaku dan Pendapatan Petani. Dibimbing oleh Iwan Setiawan dan Trisna Insan Noor. Pola pelatihan yang sudah dikerjakan selama ini belum sesuai dengan dengan kondisi dan tantangan yang terkini. Pelatihan saat ini hanya sebatas meningkatkan pengetahuan, sikap petani, tidak berkorelasi langsung dengan peningkatan pendapatan petani yang bermuara pada kesejahteraan petani. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan persepsi petani terhadap pelaksanaan pelatihan agribisnis tanaman sayuran dengan menggunakan OTM ; (2) Mendeskripsikan dampak OTM pada pelatihan agribisnis tanaman sayuran terhadap tingkat capaian perilaku (pengetahuan, keterampilan dan sikap); (3) Mendeskripsikan dampak OTM pada pelatihan agribisnis tanaman sayuran terhadap pendapatan petani. Responden penelitian ini sebanyak 90 orang petani yang mengikuti pelatihan dan petani yang tidak mengikuti pelatihan. Untuk itu digunakan analisis deskriptif kuantitatif, analisis pendapatan usaha tani dan uji beda perbandingan menggunakan uji t sampel berpasangan (paired sample) serta uji t sampel tidak berpasangan (independent sample). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persepsi peserta terhadap pelaksanaan pelatihan adalah sebesar 90,96 persen menyatakan sangat baik; (2) Berdasarkan Uji Independent Sample T Test, pada bagian equal variances assumed diketahui nilai Sig. (2tailed) sebesar 0.000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata perilaku petani yang mengikuti pelatihan dan tidak mengikuti pelatihan. (3) Pendapatan petani setelah mengikuti pelatihan lebih besar dan berbeda nyata daripada pendapatan sebelum mengikuti pelatihan, begitu pula apabila dibandingkan dengan petani yang tidak mengikuti pelatihan.Item Studi Komparasi Berbagai Sumber Pembiayaan Pertanian di Kabupaten Bandung(2023-07-10) RADEN TRIZALDI PRIMA ALAMSYAH; Tuti Karyani; Eliana WulandariModal merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam usahatani. Sebagai sentra produksi pangan dan hortikultura, petani di Kabupaten Bandung mengakses berbagai sumber pembiayaan untuk mencukupi kebutuhan modal yang diperlukan. Akan tetapi, masih terdapat petani yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang didapatkan oleh petani, manfaat dan risiko dari berbagai sumber pembiayaan, menganalisis perbedaan pendapatan petani yang mendapatkan pembiayaan dari berbagai sumber, dan faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan petani dalam mendapatkan pembiayaan. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, sampel disurvei menggunakan proportionate stratified random sampling melalui penyebaran kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif, varians satu arah (one-way ANOVA) dan regresi logistik multinomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 61% petani telah mendapatkan pembiayaan dari berbagai sumber. Sumber pembiayaan yang paling banyak diakses adalah sumber pembiayaan bukan bank. Berdasarkan manfaatnya, SPBB memiliki tingkat kemanfaatan yang paling besar dan termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan SPD memiliki tingkat efektivitas yang paling besar dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Berdasarkan risikonya, SPB merupakan sumber yang paling aman dan termasuk dalam kategori rendah. Petani yang mendapatkan pembiayaan dari berbagai sumber terbukti memiliki perbedaan rata￾rata pendapatan yang signifikan. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan petani dalam mendapatkan pembiayaan adalah pendapatan dan komoditas usahatani.Item Minat Konsumen dan Produsen Usaha Bakeri dalam Penggunaan Kemasan Hijau (Green Packaging)(2023-10-06) WILY ANDANI; Yosini Deliana; Lucyana TrimoKemasan Hijau (green packaging) dapat menjadi solusi dari permasalahan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh timbulan sampah plastik akibat dari kemasan usaha bakeri, namun minat usaha bakeri untuk menggunakannya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan keadaan penggunaan green packaging pada produsen dan konsumen bakeri; (2) Mendeskripsikan besarnya minat produsen dan preferensi konsumen dalam penggunaan green packaging; (3) Menentukan faktor-faktor terpenting pada minat produsen dalam penggunaan green packaging; (4) Menentukan faktor-faktor terpenting yang mendasari minat konsumen dalam penggunaan green packaging. Untuk itu digunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis faktor. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Indramayu pada Februari – Mei 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan green packaging pada produsen masih rendah, yaitu hanya 25,00% untuk produk roti dan 15,00% untuk produk kue bolu, sebagian besar lainnya masih menggunakan kemasan plastik jenis yang belum ramah lingkungan. Green packaging yang digunakan adalah kemasan yang berbahan dasar kertas berupa kantong kertas untuk roti dan box karton untuk produk kue bolu. Konsumen lebih menyukai kemasan yang berbahan dasar kertas daripada kemasan plastik, yaitu sebanyak 83,00% untuk produk roti dan 68,00% untuk produk kue bolu. Berdasarkan hasil penilaian, produsen cukup berminat menggunakan green packaging. Sedangkan konsumen sangat berminat menggunakan green packaging. Faktor terpenting berdasarkan penilaian produsen dalam minat produsen menggunakan green packaging adalah keterjangkauan harga, kebersihan, dan daya tarik visual. Sedangkan bagi konsumen adalah kebersihan, manfaat bagi lingkungan, dan keterjangkauan harga.Item Atensi Pelaku Usaha Pertanian Hortikultura Terhadap Teknologi Pembiayaan di Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta(2023-03-21) ROHAYATI SUCI INDRIANINGSIH; Eliana Wulandari; Tuti KaryaniTeknologi pembiayaan merupakan inovasi dalam industri keuangan salah satunya dalam pinjaman yang dapat diakses oleh pelaku usaha. Namun pelaku usaha masih belum familiar dengan teknologi pembiayaan sehingga atensi terhadap teknologi pembiayaan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan aksesibilitas pelaku usaha terhadap pinjaman digital; (2) mendeskripsikan permasalahan serta penyebab terkait rendahnya pemanfaatan pinjaman digital; (3) mendeskripsikan atensi pelaku usaha terhadap pinjaman digital; dan (4) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi atensi pelaku usaha pertanian terhadap teknologi pembiayaan. Untuk itu digunakan analisis deskriptif kuantitatif, fishbone analysis, dan analisis regresi linier berganda. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Cianjur pada Agustus 2022 – Februari 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesibilitas pelaku usaha terhadap pinjaman digital memiliki kemudahan dalam hal akses informasi, jaringan, dan sarana prasarana, namun masih memiliki kekurangan dalam pengoperasian aplikasi dan situs web. Permasalahan dalam pemanfaatan pinjaman digital meliputi sumber daya manusia, metode, teknologi, dan lingkungan. Atensi pelaku usaha terhadap pinjaman digital adalah pada kesadaran serta penilaian bahwa pinjaman digital memiliki manfaat untuk kegiatan usaha. Secara simultan, seluruh variabel berpengaruh signifikan terhadap atensi pelaku usaha terhadap pinjaman digital. Secara parsial, variabel usia, pengalaman usaha, dan kemudahan mengakses pinjaman digital berpengaruh signifikan terhadap atensi pelaku usaha terhadap pinjaman digital.Item Pola Pengembangan Sistem Inovasi Agribisnis Belimbing Madu di Setra Produksi Kota Banjar(2023-04-12) PERDI SETIAWAN; Iwan Setiawan; Hepi HapsariBelimbing madu merupakan salah satu komoditas unggulan yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Kota Banjar. Realita yang terjadi dalam kegiatan agribisnis belimbing di Kota Banjar masih terfokus pada subsistem produksi atau budidaya dan belum diikuti oleh pengembangan pada subsistem agribisnis lainnya. Melihat potensi dan permasalahan tersebut, pengembangan sistem inovasi agribisnis belimbing di Kota Banjar sangat diperlukan. Masalah pokok yang dijadikan fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem inovasi agribisnis belimbing yang berjalan di Kota Banjar saat ini serta seperti apa pola pengembangan sistem inovasi agribisnis belimbing yang cocok diterapkan di Kota Banjar demi tercapainya tujuan pengembangan agribisnis belimbing di Kota Banjar. Metode penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan pendekatan alat analisis Soft System Methodology (SSM). Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Sistem inovasi agribisnis belimbing madu di Kota Banjar masih dilakukan dengan cara tradisional dan konvensional; 3)Pola pengembangan sistem inovasi agribisnis belimbing madu yang cocok diterapkan di Kota Banjar adalah dengan pendekatan kolabrasi antar berbagai lembaga baik pemerintah maupun swasta dalam setiap subsistem inovasi agribisnis belimbing madu di Kota Banjar dengan mengadopsi inovasi dan teknologi.Item KEBERLANJUTAN AGRIBISNIS VANILI DI KABUPATEN SUMEDANG, JAWA BARAT(2023-07-14) DARMA SETIAWAN; Eliana Wulandari; Iwan SetiawanKabupaten Sumedang merupakan salah satu sentra pengembangan vanili di Indonesia. Kualitas vanili yang tumbuh di Indonesia dikenal dengan kadar vanilinnya yang cukup tinggi (2,75%) dibandingkan produk Madagaskar (2,2%), Sri Lanka (1,5%) dan Meksiko (1,75%) menjadikan vanili Indonesia memiliki keunggulan secara kualitas dengan negara lain yang mengembangkan vanili. Namun permasalahan yang terjadi pada kinerja agribisnis vanili diantaranya penggunaan benih lokal/asalan yang bukan berasal dari kebun sumber benih yang telah ditetapkan, adopsi teknologi budidaya yang rendah, penanganan panen dan pascapanen yang rendah, serta inovasi kelembagaan yang rendah, dapat menghambat keberlanjutan agribisnis vanili. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Mendeskripsikan kinerja agribisnis vanili di Kabupaten Sumedang; 2) Menganalisis status keberlanjutan agribisnis vanili di Kabupaten Sumedang; 3) Menganalisis pengaruh subsistem agribisnis vanili terhadap keberlanjutan agribisnis vanili di Kabupaten Sumedang. Metode penelitian yang digunakan yaitu mix method, dengan jumlah responden sebanyak 67 orang petani vanili. Metode analisis menggunakan analisis deskriptif, analisis Multidimensional Scalling (MDS), dan analisis PLS (Partial Least Squares). Hasil penelitian menunjukkan: 1) Kinerja subsistem penyediaan input, budidaya, pemasaran, dan penunjang termasuk kategori vanili baik, dengan kinerja subsistem pemasaran merupakan kinerja yang paling tinggi dan kinerja subsistem budidaya merupakan kinerja paling rendah. Sedangkan subsistem panen dan pascapanen memperoleh kinerja cukup baik; 2) Status keberlanjutan agribisnis vanili di Kabupaten Sumedang pada status cukup berkelanjutan berdasarkan pada penilaian status keberlanjutan pada masing-masing dimensi yaitu : (a) dimensi ekonomi cukup berkelanjutan; (b) dimensi sosial cukup berkelanjutan; (c) dimensi lingkungan cukup berkelanjutan; (d) dimensi teknologi cukup berkelanjutan; serta (e) dimensi kelembagaan cukup berkelanjutan; 3) Subsistem penyediaan input, subsistem budidaya, subsistem panen dan pasca panen berpengaruh secara signifikan terhadap keberlanjutan agribisnis vanili. Artinya semakin baik subsistem penyediaan input, subsistem budidaya, subsistem panen dan pasca panen maka akan semakin baik pula keberlanjutan agribisnis vanili. Namun pada subsistem pemasaran tidak berpengaruh signifikan terhadap keberlanjutan agribisnis vanili.Item PENGARUH KOGNITIF SOSIAL TERHADAP RETENSI PELANGGAN MELALUI KETERLIBATAN PELANGGAN FOOD E-COMMERCE PADA KONDISI PASCAPANDEMI COVID-19(2023-10-12) MUHAMMAD OKIBA JAUHARI ELFA; Hesty Nurul Utami; Zumi SaidahKondisi new normal mengakibatkan perubahan perilaku berbelanja pada masyarakat dengan mulainya konsumen beralih ke peritel fisik. Berdasarkan fenomena tersebut maka perusahaan perlu mempertahankan pelanggan agar tetap melakukan kegiatan belanja daring. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis karakteristik pelanggan food e-commerce bahan makanan siap masak dan katering sehat pada kondisi pascapandemi, (2) menganalisis seberapa besar pengaruh efikasi diri, nilai yang dirasakan, kualitas produk yang dirasakan, kualitas konten online terhadap keterlibatan dan pengaruh keterlibatan pelanggan terhadap retensi pelanggan. Data dikumpulkan dari 300 pelanggan e-commerce bahan makanan siap masak dan katering sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pelanggan didominasi oleh perempuan, golongan usia dewasa muda, domisili Bandung dan Jakarta, pendidikan terakhir sarjana, pekerjaan sebagai pekerja swasta, dan penghasilan lebih dari Rp10.000.000. Terdapat pengaruh kualitas konten online dan nilai yang dirasakan terhadap keterlibatan pelanggan. Keterlibatan pelanggan memberikan pengaruh yang nyata terhadap retensi pelangganItem TINGKAT KEBERLANJUTAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PENGGILINGAN PADI SKALA BESAR DI KABUPATEN SUBANG(2023-11-24) NORMA DEWI KUSNANDARI; Lucyana Trimo; Trisna Insan NoorBeras masih menjadi komoditas strategis di Indonesia. Penggilingan padi mennetukan ketersediaan, kualitas dan kuantitasnya, namun penggilingan padi semakin menurun terutama untuk skala besar. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan kinerja agroindustri penggilingan padi skala besar di Kabupaten Subang; (2) Menganalisis tingkat keberlanjutan agroindustri penggilingan padi skala besar di Kabupaten Subang; (3) Merumuskan strategi pengembangan agroindustri penggilingan padi skala besar di Kabupaten Subang. Metode yang digunakan adalah mix method dengan melakukan wawancara ke 14 responden dan wawancara mendalam terhadap 7 informan. Data dianalisis menggunakan Rap-Ricemill MDS dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan kinerja penggilingan padi rata-rata sebesar 78 persen dengan subsistem pemasaran dan kelembagaan yang masih perlu dioptimalkan. Status keberlanjutan penggilingan padi skala besar di Kabupaten Subang rata-rata mempunyai status cukup berkelanjutan, terdapat satu dimensi yang mempunyai status kurang berkelanjutan yaitu dimensi sosial. Dalam analisis SWOT, perusahaan berada di kuadran III yang mengindikasikan penggunaan strategi turnaround. Situasi ini menggambarkan bahwa perusahaan memiliki peluang pasar yang signifikan, namun di sisi lain, menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Strategi yang tepat dalam situasi ini adalah mengurangi masalah-masalah internal perusahaan untuk dapat memanfaatkan peluang pasar yang lebih baik.Item Daya Saing Berkelanjutan Korporasi Petani Jagung di Kabupaten Bandung(2023-03-31) GUSTI REZA PUSPITA; Tuti Karyani; Iwan SetiawanPemerintah telah mencanangkan konsep pengembangan korporasi jagung sebagai terobosan dalam ketahanan pangan. Kegiatan korporasi jagung ini belum diketahui mampu berdaya saing dan berlanjut untuk jangka panjang atau hanya menjadi program insidental dan sepintas saja. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan gambaran ekosistem korporasi petani jagung; 2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi potensi daya saing berkelanjutan korporasi petani jagung; 3) menganalisis indeks dan status keberlanjutan korporasi petani jagung; dan 4) merumuskan rancangan model struktural terbaik untuk meningkatkan daya saing berkelanjutan korporasi petani jagung. Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Bandung ini didesain secara mix method dengan menggunakan metode survey pada 81 responden dan wawancara mendalam pada 6 informan. Analisis data menggunakan PLS-SEM dan Rap-Corn dengan Multi-Dimensional Scaling (MDS). Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa ekosistem korporasi petani jagung berjalan cukup kondusif. Terdapat 6 variabel utama yang mempengaruhi potensi daya saing keberlanjutan korporasi petani jagung antara lain sumber daya produksi, kemampuan usaha, kinerja usaha, kebijakan dan insfrastruktur, riset dan teknologi, dan dukungan kelembagaan eksternal. Tingkat keberlanjutan dimensi ekonomi (63,76%) dan lingkungan (72,25%) berada dalam kategori cukup berlanjutan, dimensi sosial budaya (76,12%), teknologi (77,85%), serta hukum dan kelembagaan (83,01%) berada dalam kategori sangat berkelanjutan. Peningkatan kualitas manajemen sumber daya manusia (SDM) pada koperasi baik pengurus maupun petani anggotanya diperlukan agar korporasi petani jagung dapat berkelanjutan.Item KINERJA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI KOPI (Studi Kasus: Koperasi Produsen Kopi Prima Jaya, Desa Kalibanger, Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung)(2023-05-11) ALFRI ULTRIASRATRI; Lucyana Trimo; Iwan SetiawanKoperasi sebagai kelompok ekonomi petani merupakan terobosan guna melakukan pengembangan usaha dengan cara memberdayakan petani, agar mereka dapat mengolah bidang pertanian itu sendiri secara profesional. Tujuan dari penelitian adalah: (1) Menganalisis kinerja Koperasi Kopi Prima Jaya; (2) Menganalisis kondisi internal dan eksternal Koperasi Kopi Prima Jaya; dan (3) Menetapkan strategi pengembangan yang cocok diterapkan sebagai upaya pengembangan pada Koperasi Kopi Prima Jaya. Penelitian didesain secara kualitatif deskriprif menggunakan pendekatan studi kasus. Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal, faktor eksternal dan strategi alternatif dan analisis AHP digunakan untuk menentukan prioritas alternatif strategi. Wawancara dengan teknik triangulasi pada 6 informan dilakukan guna memperoleh data primer. Hasil pengukuran kinerja koperasi mendapatkan skor 1.023 yang artinya koperasi termasuk dalam kategori berkualitas. Hasil IFAS menunjukan sarana prasarana yang memadai merupakan faktor kekuatan utama dan hasil EFAS menunjukkan keterbatasan modal adalah faktor utama dalam kelemahan. Koperasi berada pada kuadran 1 diagram SWOT, yaitu untuk memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Hasil matriks SWOT diperoleh 12 strategi alternatif. Analisis AHP membuktikan bahwa strategi pengembangan koperasi yang paling tepat adalah strategi S01. Hasil tersebut menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman budidaya tanaman kopi merupakan prioritas alternatif strategi yang dapat di gunakan koperasi untuk meningkatkan pengembangan usahanya.Item Pola Pengelolaan Desa Wisata Berbasis Komunitas (Studi Kasus di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang)(2023-03-02) NIRWIKARA WIDHIWIDHANA PRASETYANTO; Lucyana Trimo; Iwan SetiawanPengembangan pariwisata berbasis komunitas pedesaan merupakan langkah yang dilakukan dalam rangka memastikan keuntungan dari sektor pariwisata dapat dirasakan masyarakat. Tujuan dari penelitian adalah: (1) Identifikasi permasalahan pariwisata berbasis komunitas di Desa Wisata Pujon Kidul; (2) Identifikasi potensi (kelebihan dan kekurangan), peluang serta ancaman serta menganalisis strategi pengembangan pariwisata berbasis komunitas pedesaan; dan (3) Memperoleh pola pengelolaan pariwisata berbasis komunitas yang tepat bagi Desa Wisata Pujon Kidul. Penelitian yang dilakukan ini didesain secara kualitatif menggunakan metode studi kasus. Diagram fishbone digunakan untuk identifikasi akar permasalahan, Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal, faktor eksternal dan strategi alternatif dan analisis AHP digunakan untuk menentukan prioritas alternatif strategi. Pola pengelolaan dibuat berdasarkan pola pentahelix Informasi dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan studi lieratur. Wawancara mendalam dilakukan pada 4 informan kunci dan 57 informan pendukung. Identifikasi masalah menunjukkan pelarangan bis besar masuk ke Desa Pujon Kidul dan masyarakat yang bekerja di pariwisata terjebak pada zona nyaman sebagai akar permasalahan. Analisis SWOT-AHP menunjukkan bahwa pengembagnan pariwisata berbasis komunitas di Desa Pujon Kidul berjalan dengan baik dikarenakan nilai prioritas strength dan opportunity melebihi nilai prioritas weakness dan threat. Analisis SWOT-AHP juga menunjukkan bahwa prioritas strategi yang perlu dilakukan adalah dengan mengintensifkan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Stakeholder yang terlibat dalam pengembangan pariwisata di Desa Pujon Kidul meliputi akademisi, bisnis, masyarakat, pemerintah serta media dimana masing-masing stakeholder memiliki peran dalam membangun pariwisata di Desa Pujon Kidul.Item TERUSIRNYA PETANI (Studi Kasus Alih Fungsi Lahan Pertanian di Desa Sukamakmur, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang)(2023-10-12) SONIA YUSTIKA AINI; Ganjar Kurnia; Tidak ada Data DosenPenyingkiran atau eksklusi pada petani merupakan fenomena pokok dari konversi lahan pertanian yang dapat berpengaruh pada penghidupan (livelihoods) petani. Tujuan dari penelitian adalah: (1) Menjelaskan dan menganalisis proses tersingkirnya petani dari lahan garapannya akibat pengembangan kawasan industri; (2) Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan petani tersingkir dari lahan garapannya; (3) Mengetahui bagaimanakah penghidupan petani di Kabupaten Karawang, setelah lahan garapannya dialihkan untuk peruntukkan lain (non-pertanian); dan (4) Memberi sumbangan pengetahuan pada perdebatan ilmiah tentang eksklusi akibat kebijakan alih fungsi lahan. Penelitian yang dilakukan ini didesain secara kualitatif menggunakan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada 10 informan dilakukan guna memperoleh data primer. Hasil penelitian menunjukan bahwa telah terjadi konversi lahan pertanian yang menyebabkan terusirnya petani atau eksklusi pada petani. Eksklusi tersebut dialami oleh setiap kelas sosial petani yaitu landlords atau tuan tanah, large peasant atau petani berskala besar, middle peasant atau petani berskala menengah dan landless atau petani tanpa tanah. Eksklusi terjadi karena faktor aturan atau kebijakan pemerintah Kabupaten Karawang yang tertuang dalam PERDA No. 2 tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang Tahun 2011 – 2031, pasar tanah, paksaan dan legitimasi. Akibatnya terjadilah pola perubahan penghidupan petani.Item Efisiensi Produksi dan Pemasaran Jamur Tiram Putih di Kabupaten Bandung Barat(2023-05-10) NADYA HASNA LATIFA; Dini Rochdiani; Zumi SaidahJamur tiram putih merupakan komoditas yang kini sedang banyak digemari oleh masyarakat. Namun, adanya permintaan yang semakin meningkat tidak didukung oleh produksi yang tergolong fluktuatif sehingga menyebabkan masih adanya impor jamur tiram putih. Selain produksi yang fluktuatif, permasalahan lain dirasakan oleh petani dengan adanya harga yang fluktuatif. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menentukan faktor produksi yang berpengaruh pada usahatani jamur tiram putih, 2) Menentukan tingkat efisiensi teknis, alokatif, dan ekonomi pada usahatani jamur tiram putih, 3) Mengidentifikasi lembaga pemasaran dan fungsi pemasaran jamur tiram putih, 4) Menganalisis efisiensi pemasaran jamur tiram putih melalui pendekatan marjin pemasaran, farmer’s share, dan biaya pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Dalam penelitian ini diambil sampel petani secara simple random sampling yaitu sebanyak 80 orang petani jamur tiram putih. Penelitian ini menggunakan teknik analisis cobb douglass stochastic frontier. Hasil penelitian menunjukkan yaitu 1) Terdapat empat variabel yang mempengaruhi produksi jamur tiram putih secara signifikan yaitu jumlah bibit, dedak, serbuk gergaji, dan tenaga kerja. 2) Nilai efisiensi teknis (77,4%) dan efisiensi alokatif (80%) usahatani jamur tiram putih sudah efisien karena memiliki nilai diatas 0,7. Namun, petani masih memiliki kesempatan untuk meningkatkan tingkat efisiensi teknis dan alokatifnya. 3) Terdapat 3 saluran pemasaran yang melibatkan petani, pedagang pengecer, bandar/tengkulak, dan sayurbox. 4) Dari 3 saluran pemasaran, hanya terdapat 2 saluran pemasaran yang efisien yaitu saluran pemasaran I dan III. Namun sayangnya, 70% petani menggunakan saluran pemasaran II yang mengindikasikan bahwa saluran pemasaran yang digunakan tidak efisien.Item KEMANDIRIAN EKONOMI PESANTREN BERBASIS AGRIBISNIS DI PONDOK PESANTREN AL-ITTIFAQ RANCABALI KABUPATEN BANDUNG(2023-10-06) DIAN RAHMAWATI; Iwan Setiawan; Tuti KaryaniOptimalisasi unit usaha pesantren dalam jangka panjang dapat menciptakan kemandirian ekonomi pesantren. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui pengembangan kewirausahan agribisnis pesantren (2) Mengetahui pola kemandirian ekonomi Pesantren (3) Mengetahui jejaring kolaborasi atau kemitraan (interdependensi) Pesantren dengan berbagai pihak dalam mewujudkan kemandirian ekonominya (4) Menganalisis faktor-faktor yang menentukan kemandirian ekonomi Pesantren. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan Teknik studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada dua informan kunci dan enam informan pendukung. Data yang terkumpul dianalisis dengan etik, emik dan dialektik. Penelitian dilakukan selama tiga bulan dari bulan Oktober 2022 sampai dengan Januari 2023. Hasil penelitian menunjukan bahwa pesantren memiliki tekad yang kuat untuk menjadikan pesantren yang mandiri. Pengembangan agribisnis di Pondok Pesantren Al-Ittifaq dilakukan dengan membentuk unit usaha dan membentuk organisasi pengembangan agribisnis. Pola pengembangan kemandirian ekonomi pesantren dibentuk dengan melibatkan stakeholder diantaranya dilakukan konsep pentahelix yaitu akademisi, bisnis, masyarakat, pemerintah dan media. Kemitraan dilakukan dengan beberapa pasar tradisional, modern market dan juga restoran. Faktor penentu diantaranya adanya peran pemimpin (Kiyai) dan juga peran santri. Kata Kunci: Kemandirian ekonomi, studi kasus, stakeholder