Ekonomi Pertanian (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ekonomi Pertanian (S2) by Title
Now showing 1 - 20 of 69
Results Per Page
Sort Options
Item ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KECAMATAN PURWASARI KABUPATEN KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT(2022-10-13) ADE IRAWAN; Trisna Insan Noor; Tuti KaryaniABSTRAK Ade Irawan. Alih Fungsi Lahan Sawah di Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dibimbing oleh Trisna Insan Noor dan Tuti Karyani. Alih fungsi lahan pertanian merupakan isu yang perlu diperhatikan karena ketergantungan masyarakat terhadap sektor pertanian, terutama pangan. Dalam kegiatan alih fungsi lahan sangat erat kaitannya dengan permintaan dan penawaran lahan, dimana penawaran atau persediaan lahan sangat terbatas sedangkan permintaan lahan yang tidak terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui faktor – faktor yang berkaitan dengan alih fungsi lahan, 2) Mengetahui dampak sosial dan ekonomi alih fungsi lahan dan 3) Menganalisis tingkat keberlanjutan lahan sawah di Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat. Desain penelitian menggunakan mix method. Penelitian dilakukan di Kecamatan Purawasari Kabupaten Karawang yang merupakan kecamatan dengan luas alih fungsi lahan sawah terbesar di Kabupaten Karawang. Data primer dikumpulkan dari petani yang telah mengalihfungsikan lahannya yang dipilih secara probability sampling. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif dan dengan menggunakan Multidimensional Scaling (MDS). Hasil analisis deskriptif menunjukkan faktor dominan yang berkaitan alih fungsi lahan adalah luas kepemilikan lahan dan usia petani serta dampak sosial dan ekonomi terjadi perubahan antara sebelum dan sesudah aih fungsi lahan. Penilaian RAP-Padi menunjukkan tingkat keberlanjutan lahan sawah di Kabupaten Karawang memiliki nilai indeks keberlanjutan dimensi sosial 19,52, dimensi ekonomi 33,23, dimensi lingkungan 12,77, dimensi teknologi 41,28 dan dimensi kelembagaan 21,44. Rata - rata dari kelima dimensi, indeks keberlanjutan multidimensi lahan sawah di Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang adalah sebesar 25,65% dimana masuk kedalam kategori kurang berkelanjutan dan lebih ke arah tidak berkelanjutan.Item ANALISA SUBSTITUSI BUAH LOKAL DAN BUAH IMPOR DI RITEL MODERN DENGAN MODEL AIDS (ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM)(2013-10-22) WAHYUNIAR PAMUNGKAS; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPertumbuhan yang tinggi dari sektor konsumsi memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Salah satu yang mendorong tumbuhnya sektor konsumsi adalah pertumbuhan di sektor ritel khusus nya pertumbuhan ritel modern. Perkembangan ritel modern menjadi pendorong semakin banyaknya komoditas impor-impor masuk ke pasar domestik, terutama untuk komoditas buah-buahan. Perkembangan sektor ritel modern yang mendorong semakin banyaknya komoditas impor masuk ke pasar domestik menibulkan beberapa dampak, dampak positif nya bagi konsumen semakin banyak alternatif pilihan berbelanja dengan tingkat kenyaman dan kualitas akan produk yang beragam. Akan tetapi bagi beberapa komoditas lokal khususnya buah-buahan hal tersebut menjadi sebuah ancaman, karena persaingan akan semakin ketat dan terdesaknya pangsa pasar buah lokal di pasar domestik. Komoditas jeruk impor dan apel impor merupakan komoditas dengan nilai impor terbesar hingga saat ini. Di dalam negeri kedua komoditas tersebut juga sama-sama diberdayakan, sehingga persaingan antara komoditas tersebut semakin tinggi. Permasalahan yang ditonjolkan dalam penelitian ini adalah; (1) bagaimana karakteristik dan sifat interaksi persaingan antara komoditas jeruk lokal dan apel lokal dengan jeruk impor dan apel impor, (2) faktor apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian buah-buahan. Penelitian ini mengambil sampel konsumen dari supermarket yang berada di Kota Bandung. Model permintaan dengan model almost ideal demand system (aids) menghasilkan nilai koefisien determinasi relatif rendah yaitu antara 8-24%, hal itu karena permintaan dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak dijadikan variabel dalam penelitian. Melalui model AIDS bisa diketahui bahwa permintaan setiap komoditi bersifat elastis terhadap harga sendiri karena bernilai < -1, kemudian hubungan substitusi hanya terjadi pada komoditas jeruk impor terhadap apel lokal dan apel lokal terhadap apel impor, nilai elastisitas pendapatan semuanya menunjukan angka positif. Dari analisa IPA (importance performance analysis) diketahui bahwa tingkat kepentingan konsume (responden) akan kinerja kualitas komoditas lokal lebih tinggi dibanding dengan komoditas impor yaitu sebesar 3.62 dan 3.46 berbanding dengan 3.02 dan 2.97. Komoditas lokal mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) dalam hal rasa, akan tetapi kualitas ketersediaan, warna, dan ukuran masih belum bisa memenuhi harapan konsumen.Item ANALISIS EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI DENGAN PENDEKATAN FUNGSI PRODUKSI DAN KEUNTUNGAN (Suatu Kasus di Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya)(2016) RIAN KURNIA; Eliana Wulandari; Trisna Insan NoorABSTRAK Rian Kurnia. Analisis Efisiensi Ekonomi Relatif Usahatani Kedelai dengan Pendekatan Fungsi Produksi dan Keuntungan. Dibimbing oleh Trisna Insan Noor dan Eliana Wulandari Kebutuhan kedelai dalam negeri yang tinggi tidak diimbangi dengan tingginya produksi kedelai dalam negeri, hal ini mendorong pemerintah mengimpor kedelai dari luar negri untuk memenuhi kebutuhan. Ketergantungan kedelai impor tidak boleh dibiarkan maka perlu dikaji lebih jauh, mengenai usahatani kedelai pada agro-ekosistem (lahan sawah dan lahan darat), dengan pendekatan fungsi produksi dan keuntungan.Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis keragaan usahatani kedelai di Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya. 2) Menganalisis pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi usahatani kedelai baik pada produksi dan keuntungan di Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya. 3) Menganalisis perbedaan efisiensi ekonomi relatif antara usahatani kedelai di lahan sawah dan lahan darat di Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel dengan Multistage Cluster Random Sampling, maka diperoleh jumlah sampel 127 orang dari populasi petani kedelai sebanyak 185 orang, 52 petani di lahan sawah dan 75 petani di lahan darat. Penelitian menggunakan fungsi produksi dan fungsi keuntungan dan hasil penelitian ini adalah 1) Usahatani di lahan sawah dan darat layak diusahakan dilihat dari R/C rata-rata usahatani lahan sawah adalah 1,78 dan untuk usahatani lahan darat 2,01, dengan R/C ˃ 1. 2) Rata-rata nilai Efisiensi Teknis (TE) Efisiensi Alokatif (AE) dan Efisiensi Ekonomis (EE) di lahan sawah adalah 99,97 TE, 62,68 AE dan 62,68 EE sedangkan Rata-rata nilai Efisiensi Teknis, Efisiensi Alokatif dan Efisiensi Ekonomis di lahan sawah adalah 21,35 TE, 19,42 AE dan 19,42 EE. Nilai tersebut menunjukkn usahatani kedelai di lahan darat lebih efisien baik dilihat dari nilai TE, AE maupun EE. 3) Berdasarkan hasil uji kesamaan efisiensi ekonomi antara petani lahan darat dan petani lahan sawah diperoleh hasil bahwa alokasi penggunaan faktor-faktor produksi antara petani lahan darat dan petani lahan sawah berbeda. Hal ini bisa dikarenakan terdapat perbedaan biaya penyusutan antara lahan darat dan lahan sawah sehingga keuntungan yang diperoleh cenderung berbeda.Item ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH LAHAN RAWA DI KABUPATEN CIAMIS (Suatu Kasus di Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis)(2019-01-29) T. SYAIFUL AZWAR; Ernah; Trisna Insan NoorT.Syaiful Azwar. Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah Lahan Rawa Di Kabupaten Ciamis (Suatu Kasus Di Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis). Dibimbing oleh Trisna Insan Noor dan Ernah. Padi masih menjadi komoditas penting dalam kebijakan pertanian di Indonesia karena terkait dengan ketahanan pangan dan swasembada beras. Penggunaan faktor produksi yang tidak efisien akan berpengaruh pada tingkat produktivitas usahatani. Kemampuan petani dalam melakukan pengelolaan dan pengalokasian faktor produksi yang digunakan akan berpengaruh pada produksi dan produktivitas, serta akan memberikan gambaran mengenai tingkat efisiensi yang dicapai oleh petani. Identifikasi masalah penelitian ini adalah : 1) Bagaimana keragaan usahatani padi sawah di Kecamatan Lakbok ? 2) Adakah pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi secara bersama-sama (simultan) dan secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap hasil produksi usahatani padi sawah di Kecamatan Lakbok ? 3) Apakah rata-rata penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani padi sudah efisien atau belum ? Uji analisis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan sampel 98 orang petani responden yang ada di Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis. Pengambilan sampel dilakukan dengan Simple Random Sampling. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan analisis efisiensi ekonomi faktor produksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) Rata-rata hasil produksi padi yang diperoleh di Kecamatan Lakbok, yaitu sebanyak 3.600 Kg /Ha GKG. Sedangkan total pendapatan untuk petani di Kecamatan Lakbok sebesar Rp. 7.197.137,37 per hektar per musim tanam dengan RC rasio 1,80 per musim tanam. 2) Besar determinasi (R2) adalah sebesar 0,913. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel independen (luas lahan, benih, pupuk, pestisida, fungisida, insektisida dan tenaga kerja) dapat menjelaskan variabel dependen (produksi padi) sebesar 91,1 persen, sedangkan sisanya diterangkan oleh faktor lain di luar model yang diturunkan. Sedangkan nilai koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 0,958 artinya keeratan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen sebesar 95,8 persen . 3) Luas lahan, fungisida, insektisida dan tenaga kerja lebih besar dari satu, artinya kombinasi penggunaan faktor produksi yang berupa luas lahan, fungisida, insektisida dan tenaga kerja pada usahatani padi sawah belum efisiensi ekonomi. Sedangkan nilai efisiensi ekonomi untuk faktor produksi benih dan pestisida menunjukkan angka negatif, artinya penggunaan faktor produksi tersebut pada usahatani padi sudah terlalu banyak dan akan mengurangi tingkat pendapatan yang diperoleh. Kata Kunci : Usahatani padi sawah, Produktivitas, Efisiensi ProduksiItem Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Petani di Kecamatan Kupang Timur(2010) MELGIANA SUFIA MEDAH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Melgiana S. Medah (2012). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Petani di Kecamatan Kupang Timur. Di bimbing oleh Prof.Dr.Ir.H.Maman H.K., M.Sc)dan Dr.Ir.Lies Sulistyowati,MS). Faktor–faktor yang mempengaruhi kemiskinan petani di kecamatan Kupang Timur cukup beragam, diantaranya kurang tersedianya lahan bagi petani, sempitnya lahan, penggunaan teknologi yang masih semi tradisional, berpengaruh pada produktivitas lahan dan pendapatan petani yang rendah akhirnya memicu kemiskinan pada keluarga tani. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan karakteristik petani miskin di Kecamatan Kupang Timur. 2) Mengidentifikasi faktor-faktor Penyebab Kemiskinan Petani di Kecamatan Kupang Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 160 orang petani di kecamatan Kupang Timur dan metode analisis data yang digunakan adalah Analisis Jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik petani miskin di Kecamatan Kupang Timur dapat dilihat dari rendahnya tingkat pendidikan, dimana 62,50 persen petani berlatar belakang pendidikan setingkat SD, dan 66 persen petani memiliki modal usaha tani yang rendah. Demikian juga penggunaan teknologi pertanian yang semi tradisional, masih sebanyak 65.63 persen, sementara 91 persen petani belum menggunakan akses kredit untuk usaha taninya dan selanjutnya curahan waktu kerja petani di sektor pertanian yang cukup tinggi yakni berkisar antara 5-8 jam/hari sebanyak 73,75 persen dan 43.75 persen petani cukup sering mengadakan 5 (lima) kali pesta dalam kurun waktu 6 (enam) bulan . Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan petani di Kecamatan Kupang Timur adalah faktor geografi dan lingkungan mempengaruhi kemiskinan petani sebesar 82,5 persen terhadap petani di pedesaan, diikuti oleh faktor ekonomi sebesar 5,1 persen serta faktor sosial dan budaya mempengaruhi kemiskinan sebesar 3,2 persen. Pendapatan memberikan pengaruh sebesar 34.4 persen terhadap kemiskinan di kecamatan Kupang Timur. Rata-rata pendapatan petani di kecamatan Kupang Timur adalah kurang dari 3 (tiga) juta rupiah, sehingga berdasarkan standar ukuran kemiskinan Sajogyo maupun Bank Dunia, maka keluarga tani di Kecamatan Kupang Timur berada pada standar ukuran garis kemiskinan yang ditetapkan. Kata Kunci : kemiskinan, faktor personal dan fisik, faktor ekonomi, faktor sosial dan budaya, faktor geografi dan lingkunganItem ANALISIS KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN LOBSTER (Panulirus spp.) PASCA PENERAPAN KEBIJAKAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NO 12 TAHUN 2020 DI KECAMATAN CIDAUN KABUPATEN CIANJUR(2021-09-22) DESI DWI DJAYANTI; Ahmad Choibar Tridakusumah; Trisna Insan NoorLobster merupakan salah satu komoditas unggulan yang bernilai ekonomis tinggi. Seiring berjalannya waktu, permintaan tidak hanya untuk keperluan konsumsi, akan tetapi juga mencakup benih lobster. Tingginya permintaan dan harga benih dikhawatirkan akan mengancam keberlanjutan pengelolaannya. Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah membatasi ukuran penangkapan dengan mengeluarkan PERMENKP No.56/2016. Namun pada tahun 2020 kebijakan tersebut diganti dengan PERMENKP No.12/2020 yang memberikan izin terhadap penangkapan benih lobster. Tujuan penelitian ini yaitu; 1) Mengetahui kondisi pengelolaan lobster di Kecamatan Cidaun, 2) Menganalisis implementasi kebijakan tentang pengelolaan lobster di Kecamatan Cidaun, 3) Menganalisis keberlanjutan pengelolaan lobster pasca penerapan kebijakan di Kecamatan Cidaun. Metode penelitian yang digunakan yaitu mix method dengan teknik penarikan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah 79 orang responden. Data dianalisis menggunakan MDS dengan pendekatan RAPFISH dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik nelayan yang terlibat dalam kegiatan penangkapan lobster sebagian besar berada diumur produktif, memiliki tingkat pendidikan secara formal, mempunyai pengalaman dibidang nelayan selama lebih dari 10 tahun, dan memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak 3 orang. Implementasi kebijakan di Kecamatan Cidaun dilihat dari aspek yang di atur dalam kebijakan tersebut memperlihatkan bahwa kebijakan tidak dilakukan dengan efektif dilihat dari kondisi budidaya dan penangkapan lobster yang masih belum optimal dilakukan. Secara keseluruhan, dari lima dimensi yang dikaji, didapatkan status keberlanjutan pengelolaan lobster di Kecamatan Cidaun berada pada tingkat status cukup berkelanjutan.Item ANALISIS KEMAMPUAN PRODUKSI, KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN UBI KAYU DI KECAMATAN MALANGBONG KABUPATEN GARUT PROPINSI JAWA BARAT(2013-09-03) YENI BUDIAWATI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenAnalisis Kemampuan Produksi, Kebutuhan dan Ketersediaan Ubi Kayu di Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat (Di bawah bimbingan RONNIE S. NATAWIDJAJA sebagai ketua dan TOMMY PERDANA sebagai anggota. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Sampai sejauh mana potensi kebutuhan ubi kayu dan keadaan output pasar ubi kayu di Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut, dan yang ke (2) Sejauh mana kemampuan petani ubi kayu dalam mengalokasikan berbagai input produksi dan tingkat efisiensinya serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian menggunakan metode survei dengan mengambil 50 responden petani ubi kayu secara random yang terdapat di 5 (lima) desa penghasil ubi kayu terbesar di Kecamatan Malangbong Propinsi Jawa Barat. Kebutuhan ubi kayu dan keadaan output pasar ubi kayu menggunakan data primer hasil survei yang dilakukan kepada pelaku industri berbahan baku ubi kayu yang tersebar di daerah penelitian dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan konsep food balance sheets yang bertujuan untuk melihat perubahan kebutuhan ubi kayu secara struktural untuk berbagai penggunaan dalam kurun waktu tertentu. Hal ini berguna untuk melakukan analisis kebutuhan penyediaan ubi kayu di lokasi penelitian yang dilihat berdasarkan penggunaan atau kebutuhan ubi kayu untuk kebutuhan industri dan konsumsi masyarakat setempat. Kemampuan petani ubi kayu dalam mengalokasikan input produksi dan tingkat efsiensinya menggunakan data primer dengan alat bantu kuisioner yang dibagikan kepada 50 responden petani ubi kayu, dianalisis dengan meggunakan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglass. Produksi ubi kayu rata-rata per tahun di Kecamatan Malangbong adalah sebesar 32.046 ton. Sedangkan permintaan ubi kayu rata-rata per tahun adalah sebesar 36.376 ton. Total kebutuhan ubi kayu untuk industri rata-rata per tahun adalah sebesar 10.217 ton, sedangkan total kebutuhan ubi kayu untuk konsumsi rata-rata adalah sebesar 26.159 ton. Rata-rata impor ubi kayu dari luar Malangbong per tahun adalah sebesar 12.203 ton, sedangkan rata-rata ubi kayu yang diperdagangkan atau dikirim ke luar Malangbong per tahun adalah sebesar 12.203 ton. Secara keseluruhan faktor-faktor produksi pada usahatani ubi kayu berpengaruh terhadap produksi ubi kayu di Kecamatan Malangbong, seperti input tenaga kerja, pupuk kandang, panjang batang stek, diameter batang stek, harga jual, pupuk TSP, populasi tanaman, dan rasio antara luas lahan dan biaya produksi, serta pupuk urea. Sedangkan pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ubi kayu. Fungsi produksi ubi kayu di daerah penelitian berada pada kondisi increasing return to scale. Pada kondisi ini para petani ubi kayu memiliki kesempatan untuk mengatur kembali penggunaan faktor-faktor produksi atau input agar diperoleh hasil produksi yang optimal.Item Analisis Nilai Tambah dan Pemasaran Kayu Sengon olahan di Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang(2013-10-21) KUNDRAT; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenItem ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN EFISIENSI USAHATANI TANAMAN BAWANG MERAH BERDASARKAN TUJUAN PASAR DI KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT(2017) DENNY ANDRELADER RAZZIANTO; Trisna Insan Noor; Eti SuminartikaDenny Andrelader Razzianto. Analisis Struktur Biaya dan Efisiensi Usahatani Tanaman Bawang Merah Berdasarkan Tujuan Pasar di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Dibimbing oleh Eti Suminartika dan Trisna Insan Noor Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis struktur biaya usahatani bawang merah dengan tujuan pasar untuk konsumsi dan untuk industri bawang goreng di Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. 2) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah tujuan pasar industri bawang goreng dan tujuan pasar konsumsi di Kabupaten Majalengka. 3)Menganalisis tingkat efisiensi usahatani bawang merah dengan tujuan pasar untuk konsumsi dan untuk industri bawang goreng di Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel dengan Proportional Sampling, maka diperoleh jumlah sampel 82 orang dari total populasi petani bawang merah sebanyak 463 orang, 35 orang sebagai usahatani bawang merah tujuan industri bawang goreng dan 47 responden usahatani tujuan konsumsi. Data di analisis menggunakan Revenue Cost Ration untuk menganalisis pendapatan dan menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah. Selanjutnya penggunaan analisis produk marjinal untuk mengukur efisiensi alokatif dan efisiensi ekonomis diukur dari perkalian antara efisiensi teknis dan alokatif.. Hasil dari penelitian 1) Usahatani tujuan industri bawang goreng dan tujuan konsumsi layak diusahakan dilihat dari R/C rata-rata usahatani bawang merah tujuan industri bawang goreng adalah 1,14 dan usahatani bawang merah tujuan konsumsi 1,23. 2) Faktor yang berdampak pada produksi usahatani bawang merah dengan tujuan industri bawang goreng antara lain Jumlah benih, pupuk NPK, pupuk kandang dan pupuk TSP dan faktor yang berdampak pada produksi bawang merah tujuan konsumsi menunjukkan luas lahan, jumlah benih, pupuk NPK dan pupuk ZA. 3) Efisiensi teknis pada usahatani bawang merah tujuan industri bawang goreng dengan nilai rata-rata 85,28%, usahatani bawang merah tujuan konsumsi dengan nilai 89,98%. Untuk efisiensi alokatif (EA) nilai rata-rata usahatani bawang merah tujuan industri bawang goreng dan konsumsi yaitu 68,06% dan 84,68%, nilai rata-rata efisiensi ekonomiss (EE) pada usahatani bawang merah tujuan industri bawang goreng adalah 58,34% dan untuk tujuan konsumsi sebesar 75,49%. Penilaian efisiensi usahatani bawang merah tujuan konsumsi menunjukan lebih efisien dari pada usahatani bawang merah tujuan industri bawang goreng. Hal ini karena jumlah produksi tujuan konsumsi lebih tinggi dibanding dengan tujuan industri bawang goreng. Kata Kunci : Struktur Biaya, Efisiensi, Usahatani, Bawang MerahItem Atensi Pelaku Usaha Pertanian Hortikultura Terhadap Teknologi Pembiayaan di Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta(2023-03-21) ROHAYATI SUCI INDRIANINGSIH; Eliana Wulandari; Tuti KaryaniTeknologi pembiayaan merupakan inovasi dalam industri keuangan salah satunya dalam pinjaman yang dapat diakses oleh pelaku usaha. Namun pelaku usaha masih belum familiar dengan teknologi pembiayaan sehingga atensi terhadap teknologi pembiayaan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan aksesibilitas pelaku usaha terhadap pinjaman digital; (2) mendeskripsikan permasalahan serta penyebab terkait rendahnya pemanfaatan pinjaman digital; (3) mendeskripsikan atensi pelaku usaha terhadap pinjaman digital; dan (4) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi atensi pelaku usaha pertanian terhadap teknologi pembiayaan. Untuk itu digunakan analisis deskriptif kuantitatif, fishbone analysis, dan analisis regresi linier berganda. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Cianjur pada Agustus 2022 – Februari 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesibilitas pelaku usaha terhadap pinjaman digital memiliki kemudahan dalam hal akses informasi, jaringan, dan sarana prasarana, namun masih memiliki kekurangan dalam pengoperasian aplikasi dan situs web. Permasalahan dalam pemanfaatan pinjaman digital meliputi sumber daya manusia, metode, teknologi, dan lingkungan. Atensi pelaku usaha terhadap pinjaman digital adalah pada kesadaran serta penilaian bahwa pinjaman digital memiliki manfaat untuk kegiatan usaha. Secara simultan, seluruh variabel berpengaruh signifikan terhadap atensi pelaku usaha terhadap pinjaman digital. Secara parsial, variabel usia, pengalaman usaha, dan kemudahan mengakses pinjaman digital berpengaruh signifikan terhadap atensi pelaku usaha terhadap pinjaman digital.Item Dampak Onsite Training Model (OTM) Pada Pelatihan Agribisnis Tanaman Sayuran Terhadap Persepsi, Perilaku dan Peningkatan Pendapatan Petani(2023-10-03) ADY WIBOWO; Trisna Insan Noor; Iwan SetiawanAdy Wibowo. Dampak Onsite Training Model (OTM) Pada Pelatihan Agribisnis Tanaman Sayuran Terhadap Persepsi, Perilaku dan Pendapatan Petani. Dibimbing oleh Iwan Setiawan dan Trisna Insan Noor. Pola pelatihan yang sudah dikerjakan selama ini belum sesuai dengan dengan kondisi dan tantangan yang terkini. Pelatihan saat ini hanya sebatas meningkatkan pengetahuan, sikap petani, tidak berkorelasi langsung dengan peningkatan pendapatan petani yang bermuara pada kesejahteraan petani. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan persepsi petani terhadap pelaksanaan pelatihan agribisnis tanaman sayuran dengan menggunakan OTM ; (2) Mendeskripsikan dampak OTM pada pelatihan agribisnis tanaman sayuran terhadap tingkat capaian perilaku (pengetahuan, keterampilan dan sikap); (3) Mendeskripsikan dampak OTM pada pelatihan agribisnis tanaman sayuran terhadap pendapatan petani. Responden penelitian ini sebanyak 90 orang petani yang mengikuti pelatihan dan petani yang tidak mengikuti pelatihan. Untuk itu digunakan analisis deskriptif kuantitatif, analisis pendapatan usaha tani dan uji beda perbandingan menggunakan uji t sampel berpasangan (paired sample) serta uji t sampel tidak berpasangan (independent sample). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persepsi peserta terhadap pelaksanaan pelatihan adalah sebesar 90,96 persen menyatakan sangat baik; (2) Berdasarkan Uji Independent Sample T Test, pada bagian equal variances assumed diketahui nilai Sig. (2tailed) sebesar 0.000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata perilaku petani yang mengikuti pelatihan dan tidak mengikuti pelatihan. (3) Pendapatan petani setelah mengikuti pelatihan lebih besar dan berbeda nyata daripada pendapatan sebelum mengikuti pelatihan, begitu pula apabila dibandingkan dengan petani yang tidak mengikuti pelatihan.Item DAMPAK PENERAPAN SISTEM RESI GUDANG (SRG) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH (SUATU KASUS DI PT. PERTANI, DESA CIPANCUH KECAMATAN HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU - JAWA BARAT)(2012-11-21) POPPY SOPHIA BAKUR; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenItem DAMPAK PROGRAM AKSI DESA MANDIRI PANGAN TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT (Survey Pada Anggota Kelompok Afinitas Desa Mandiri Pangan Di Desa Girijaya Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut)(2012-11-21) ENDANG AHMAD S; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenItem Daya Saing Berkelanjutan Korporasi Petani Jagung di Kabupaten Bandung(2023-03-31) GUSTI REZA PUSPITA; Tuti Karyani; Iwan SetiawanPemerintah telah mencanangkan konsep pengembangan korporasi jagung sebagai terobosan dalam ketahanan pangan. Kegiatan korporasi jagung ini belum diketahui mampu berdaya saing dan berlanjut untuk jangka panjang atau hanya menjadi program insidental dan sepintas saja. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan gambaran ekosistem korporasi petani jagung; 2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi potensi daya saing berkelanjutan korporasi petani jagung; 3) menganalisis indeks dan status keberlanjutan korporasi petani jagung; dan 4) merumuskan rancangan model struktural terbaik untuk meningkatkan daya saing berkelanjutan korporasi petani jagung. Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Bandung ini didesain secara mix method dengan menggunakan metode survey pada 81 responden dan wawancara mendalam pada 6 informan. Analisis data menggunakan PLS-SEM dan Rap-Corn dengan Multi-Dimensional Scaling (MDS). Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa ekosistem korporasi petani jagung berjalan cukup kondusif. Terdapat 6 variabel utama yang mempengaruhi potensi daya saing keberlanjutan korporasi petani jagung antara lain sumber daya produksi, kemampuan usaha, kinerja usaha, kebijakan dan insfrastruktur, riset dan teknologi, dan dukungan kelembagaan eksternal. Tingkat keberlanjutan dimensi ekonomi (63,76%) dan lingkungan (72,25%) berada dalam kategori cukup berlanjutan, dimensi sosial budaya (76,12%), teknologi (77,85%), serta hukum dan kelembagaan (83,01%) berada dalam kategori sangat berkelanjutan. Peningkatan kualitas manajemen sumber daya manusia (SDM) pada koperasi baik pengurus maupun petani anggotanya diperlukan agar korporasi petani jagung dapat berkelanjutan.Item DINAMIKA KELOMPOK, TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA DAN KINERJA USAHATANI PADI ORGANIK (Studi pada Kelompok Tani Paguyuban Bumi Mandiri dan Kelompok Tani Sri Tanggulun di Kabupaten Subang)(2023-03-15) EVI FARIDAH ROSTANTI MELIYANI; Tuhpawana P. Sendjadja; Ahmad Choibar TridakusumahPadi organik merupakan salah satu usaha tani padi yang cukup menjanjikan memberikan keuntungan bagi pelaku usaha tani. Peningkatan kinerja usahatani padi organik dapat didukung dengan adanya penyediaan sarana produksi serta partisipasi dari anggota kelompok tani. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dinamika kelompok terhadap tingkat partisipasi anggota dan kinerja usaha tani padi organik. Metode penelitian yang digunakan survey, populasi dalam penelitian ini sebanyak 32 orang anggota petani padi organik Kelompok Tani Paguyuban Bumi Mandiri dan Sri Tanggulun. Rancangan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan menggunakan analisis Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika kelompok dan partisipasi anggota pada kelompok tani ada pada kategori baik. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan PLS diperoleh bahwa karakteristik tidak berpengaruh positif terhadap partisipasi anggota variabel karakteristik berpengaruh positif terhadap kinerja usaha tani variabel dinamika kelompok berpengaruh positif terhadap partisipasi anggota, dinamika kelompok tidak berpengaruh terhadap kinerja usahatani dan variabel partisipasi anggota tidak berpengaruh terhadap kinerja usaha tani.Item DINAMIKA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN BERWAWASAN LINGKUNGAN (EKO-PESANTREN) DI PONDOK PESANTREN SURYALAYA(2023-04-06) AKHMAD HIDAYAT NURUL AKBAR; Iwan Setiawan; Trisna Insan NoorPesantren memainkan peran besar dalam upaya penyelamatan lingkungan, antara lain dengan membekalkan wawasan dan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari pengamalan ajaran agama. Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Suryalaya yang merupakan salah satu Pondok Pesantren di Tasikmalaya Jawa Barat yang pernah mendapatkan Penghargaan Kalpataru yaitu Penghargaan Tertinggi dari Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang lingkungan dengan kategori C bidang kegiatan Penghijauan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang Dinamika penerapan pesantren berwawasan lingkungan (Eko Pesantren) dari periode waktu tahun 1905-1952 (Masa persiapan) dan periode 1952-2011 (masa pelaksanaan) serta periode tahun 2011 s.d sekarang (keberlanjutan). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan alat analisis berupa Analisis Matriks SWOT (IFE, EFE, dan QSP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pondok Pesantren Suryalaya telah menerapkan ekopesantren dalam kegiatannya yang terbagi menjadi tahap persiapan, pelaksanaan dan keberlanjutan. Kegiatan yang dilaksanakan Pondok Pesantren Suryalaya terkait kegiatan berwawasan lingkungan terutama kegiatan ekonomi, sosial dan ekologi memberi dampak dalam kehidupan masyarakat sekitar. Terkait hal tersebut, Pesantren Suryalaya menerapkan beberapa strategi dalam bidang ekonomi, sosial dan lingkungan dalam rangka penerapan ekopesantren di lingkungan Pondok Pesantren Suryalaya.Item Efisiensi Produksi dan Pemasaran Jamur Tiram Putih di Kabupaten Bandung Barat(2023-05-10) NADYA HASNA LATIFA; Dini Rochdiani; Zumi SaidahJamur tiram putih merupakan komoditas yang kini sedang banyak digemari oleh masyarakat. Namun, adanya permintaan yang semakin meningkat tidak didukung oleh produksi yang tergolong fluktuatif sehingga menyebabkan masih adanya impor jamur tiram putih. Selain produksi yang fluktuatif, permasalahan lain dirasakan oleh petani dengan adanya harga yang fluktuatif. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menentukan faktor produksi yang berpengaruh pada usahatani jamur tiram putih, 2) Menentukan tingkat efisiensi teknis, alokatif, dan ekonomi pada usahatani jamur tiram putih, 3) Mengidentifikasi lembaga pemasaran dan fungsi pemasaran jamur tiram putih, 4) Menganalisis efisiensi pemasaran jamur tiram putih melalui pendekatan marjin pemasaran, farmer’s share, dan biaya pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Dalam penelitian ini diambil sampel petani secara simple random sampling yaitu sebanyak 80 orang petani jamur tiram putih. Penelitian ini menggunakan teknik analisis cobb douglass stochastic frontier. Hasil penelitian menunjukkan yaitu 1) Terdapat empat variabel yang mempengaruhi produksi jamur tiram putih secara signifikan yaitu jumlah bibit, dedak, serbuk gergaji, dan tenaga kerja. 2) Nilai efisiensi teknis (77,4%) dan efisiensi alokatif (80%) usahatani jamur tiram putih sudah efisien karena memiliki nilai diatas 0,7. Namun, petani masih memiliki kesempatan untuk meningkatkan tingkat efisiensi teknis dan alokatifnya. 3) Terdapat 3 saluran pemasaran yang melibatkan petani, pedagang pengecer, bandar/tengkulak, dan sayurbox. 4) Dari 3 saluran pemasaran, hanya terdapat 2 saluran pemasaran yang efisien yaitu saluran pemasaran I dan III. Namun sayangnya, 70% petani menggunakan saluran pemasaran II yang mengindikasikan bahwa saluran pemasaran yang digunakan tidak efisien.Item Factors that Influence the Price Difference in The Level of Onion Farmers (Case in Margamulya Village Pangalengan Sub-District Bandung Regency)(2012-11-21) WARSA NONO A; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenItem FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN PETANI DALAM PEMILIHAN BENIH KOPI DI DESA PULOSARI, KECAMATAN PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG(2020-09-15) DINA FITHRIYYAH; Tuhpawana P. Sendjadja; Eliana WulandariDesa Pulosari Kecamatan Pangalengan merupakan salah satu sentra pengembangan tanaman kopi arabika di Kabupaten Bandung. Permasalahan yang terjadi pada usahatani kopi arabika adalah masih banyaknya digunakan benih asalan yang bukan berasal dari kebun sumber benih yang telah ditetapkan. Benih asalan dapat mempengaruhi produktivitas kopi ke depannya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi petani dalam pemilihan benih kopi, diantaranya adalah tingkat kepentingan dan pengetahuan petani terhadap atribut-atribut benih kopi. Tujuan penelitian ini yaitu; 1) Menganalisis tingkat kepentingan petani terhadap atribut-atribut benih kopi di Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung; 2) Menganalisis tingkat pengetahuan petani kopi terhadap atribut benih masing-masing varietas kopi yang digunakan di Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung; 3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam pemilihan benih kopi di Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan jumlah responden sebanyak 77 orang petani kopi. Metode analisis menggunakan analisis deskriptif, Importance Performance Analysis dan analisis PLS (Partial Least Squares). Hasil penelitian menunjukan; 1) Tingkat kepentingan petani responden terhadap variabel baik atribut maupun aksesibilitas benih secara keseluruhan diklasifikasikan sangat penting serta mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap preferensi petani; 2) Tingkat pengetahuan petani responden terhadap variabel baik atribut maupun aksesibilitas benih masing-masing varietas secara keseluruhan diklasifikasikan cukup tahu serta mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap preferensi petani; 3) Keputusan petani dalam pemilihan benih kopi di Desa Pulosari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung secara signifikan dipengaruhi oleh faktor internal (karakteristik petani) yaitu umur, pengalaman usahatani dan luas lahan; faktor eksternal yaitu media informasi, penyuluhan dan kelompok tani; serta preferensi terhadap benih yaitu tingkat kepentingan dan tingkat pengetahuan petani terhadap atribut dan aksesibilitas benih kopi.Item Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Usaha Rengginang Di Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung.(2022-04-21) MOCHAMAD BASHIIR AWALUDIN; Lucyana Trimo; Tuhpawana P. SendjadjaRengginang merupakan produk unggulan di Kecamatan Ciparay karena banyaknya pengusaha kecil yang bergerak di sektor UMKM rengginang. Dengan potensi tersebut, seharusnya usaha rengginang dapat memberikan laba yang terus meningkat dengan mengoptimalkan produksi rengginang yang merupakan makanan asli Sunda menjadi makanan yang mampu menembus pasar global. Namun dalam kenyataannya, laba dari usaha rengginang di Kecamatan Ciparay mengalami penurunan. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1). menganalisis karakteristik usaha dan pengusaha rengginang; 2) menganalisis pengaruh modal Kerja, peluang usaha, perencanaan usaha, kemampuan/skill, dan pemasaran terhadap keberhasilan usaha rengginang; 3) menganalisis model pemecahan masalah penunjang kerberhasilan usaha Rengginang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan jumlah responden sebanyak 104 pengusaha rengginang. Pengolahan data dilakukan secara kuantitatif. Pengolahan data menggunakan analisis jalur, dengan bantuan SPSS 26. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pengusaha dan usaha dari pelaku usaha rengginang di Kecamatan Ciparay untuk usia masih tergolong kedalam usia produktif dan didominasi oleh perempuan. Tingkat pendidikan pelaku usaha rengginang didominasi oleh lulusan SMA Sederajat. Sebagian besar usaha yang telah dijalankan oleh pelaku usaha rengginang telah beroperasi lebih dari 7 tahun. Akan tetapi dalam hal pendapatan usaha masih tergolong kedalam berpenghasilan rendah. Keberhasilan usaha dipengaruhi dengan nyata dan positif oleh variabel Modal 0,075 pada signifikansi 90% dengan pengaruh 0,159, variabel peluang, perencanaan, dan kemampuan/skill secara berturut-turut 0,013; 0,044; dan 0,013 pada signifaknsi 95% dengan pengaruh 0,232; 0,235; 0,242 dan pemasaran 0,005 pada signifikansi 99% dengan pengaruh 0,335 serta menjadi variabel yang dominan dalam keberhasilan usaha rengginang di Kecamatan Ciparay. Para pemangku kepentingan penta helix (akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media) diperlukan untuk mengembangkan model bisnis. Masing-masing pemangku kepentingan memiliki peran, baik secara individu maupun kolaboratif, dalam mendukung model pengembangan usaha yang dapat membantu keberhasilan pelaku usaha Rengginang.