Ekonomi Pertanian (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ekonomi Pertanian (S2) by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 69
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Petani di Kecamatan Kupang Timur(2010) MELGIANA SUFIA MEDAH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Melgiana S. Medah (2012). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Petani di Kecamatan Kupang Timur. Di bimbing oleh Prof.Dr.Ir.H.Maman H.K., M.Sc)dan Dr.Ir.Lies Sulistyowati,MS). Faktor–faktor yang mempengaruhi kemiskinan petani di kecamatan Kupang Timur cukup beragam, diantaranya kurang tersedianya lahan bagi petani, sempitnya lahan, penggunaan teknologi yang masih semi tradisional, berpengaruh pada produktivitas lahan dan pendapatan petani yang rendah akhirnya memicu kemiskinan pada keluarga tani. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan karakteristik petani miskin di Kecamatan Kupang Timur. 2) Mengidentifikasi faktor-faktor Penyebab Kemiskinan Petani di Kecamatan Kupang Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 160 orang petani di kecamatan Kupang Timur dan metode analisis data yang digunakan adalah Analisis Jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik petani miskin di Kecamatan Kupang Timur dapat dilihat dari rendahnya tingkat pendidikan, dimana 62,50 persen petani berlatar belakang pendidikan setingkat SD, dan 66 persen petani memiliki modal usaha tani yang rendah. Demikian juga penggunaan teknologi pertanian yang semi tradisional, masih sebanyak 65.63 persen, sementara 91 persen petani belum menggunakan akses kredit untuk usaha taninya dan selanjutnya curahan waktu kerja petani di sektor pertanian yang cukup tinggi yakni berkisar antara 5-8 jam/hari sebanyak 73,75 persen dan 43.75 persen petani cukup sering mengadakan 5 (lima) kali pesta dalam kurun waktu 6 (enam) bulan . Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan petani di Kecamatan Kupang Timur adalah faktor geografi dan lingkungan mempengaruhi kemiskinan petani sebesar 82,5 persen terhadap petani di pedesaan, diikuti oleh faktor ekonomi sebesar 5,1 persen serta faktor sosial dan budaya mempengaruhi kemiskinan sebesar 3,2 persen. Pendapatan memberikan pengaruh sebesar 34.4 persen terhadap kemiskinan di kecamatan Kupang Timur. Rata-rata pendapatan petani di kecamatan Kupang Timur adalah kurang dari 3 (tiga) juta rupiah, sehingga berdasarkan standar ukuran kemiskinan Sajogyo maupun Bank Dunia, maka keluarga tani di Kecamatan Kupang Timur berada pada standar ukuran garis kemiskinan yang ditetapkan. Kata Kunci : kemiskinan, faktor personal dan fisik, faktor ekonomi, faktor sosial dan budaya, faktor geografi dan lingkunganItem Strategi Pengembangan Usaha Tani Sayuran Berorientasi Pasar Modern (Kasus Kelompok Tani Liudiak Desa Liurai Sub Distrik Aileu Vila Distrik Aileu Timor Leste)(2011) JOSE NUNES; Maman Haeruman Karmana; Tomy PerdanaABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor produksi sayuran, kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam usahatani sayuran berorientasi pasar modern oleh Kelompok Tani Liudiak Distrik Aileu Timor Leste, kemudian merumuskan alternatif strategi yang akan dilakukan. Metode yang digunakan adalah deskriptif.. Teknik analisis menggunakan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas untuk mengetahui pengaruh faktor produksi luas lahan, jumlah tenaga kerja, benih, pupuk kandang dan pestisida dursban dengan produksi sayuran kubis bulat dan sawi putih. Analisis lingkungan untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal dan eksternal melalui Matriks IFE dan EFE. Perumusan strategi berdasarkan pada hasil pemetaan pada Matriks SWOT dan analisis Diagram SWOT. Berdasarkan hasil analisis regresi fungsi produksi Cobb- Douglass diperoleh faktor produksi berpengaruh secara simultan terhadap produksi kubis bulat dan sawi putih. Faktor produksi benih berpengaruh nyata secara parsial terhadap produksi kubis bulat. Luas lahan dan jumlah benih berpengaruh nyata secara parsial terhadap produksi sawi putih, sementara penggunaan faktor produksi luas lahan, jumlah tenaga kerja dan pupuk kandang pada produksi kubis bulat dan sawi putih tidak efisien secara ekonomi. Proporsi penambahan faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk dan pestisida dursban akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar pada kubis bulat dan sawi putih. Kekuatan utama adalah Contract farming dengan Kmanek Supermarket, Kelemahan utama adalah penggunaan input produksi tidak efisien. Peluang utama adalah dukungan agen internasional US-AID melalui proyek DAC. Ancaman utama adalah terhentinya pasokan input. Rekomendasi strategi adalah meningkatkan keterampilan, keahlian dan kemandirian petani anggota Kelompok Tani Liudiak, melakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan menyusun rencana selanjutnya dan melakukan kerjasama dengan intansi pemerintah untuk penyediaan input produksi, dan mitra untuk memperbaiki distribusi. Kata kunci: Sayuran, Strategi pengembangan, usahatani, pasar modern, Timor Leste.Item Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Pertanian Program Pendidikan Magister Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian Bidang Kajian Utama Agribisnis(2012-11-21) DIAN FIRDAUS; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenItem FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN SISTEM INFORMASI (Suatu Kasus Ikatan Keluarga Alumni Magang Jepang)(2012-11-21) RAMADANI SAPUTRA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenItem Factors that Influence the Price Difference in The Level of Onion Farmers (Case in Margamulya Village Pangalengan Sub-District Bandung Regency)(2012-11-21) WARSA NONO A; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenItem DAMPAK PENERAPAN SISTEM RESI GUDANG (SRG) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH (SUATU KASUS DI PT. PERTANI, DESA CIPANCUH KECAMATAN HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU - JAWA BARAT)(2012-11-21) POPPY SOPHIA BAKUR; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenItem PENGARUH SKALA USAHA TANI KOPI TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PETANI HUTAN (SUATU KASUS BUDIDAYA KOPI DI BAWAH TEGAKAN MELALUI POLA PHBM DI DESA PULOSARI KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG)(2012-11-21) ELLY SULIANTINI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenItem DAMPAK PROGRAM AKSI DESA MANDIRI PANGAN TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT (Survey Pada Anggota Kelompok Afinitas Desa Mandiri Pangan Di Desa Girijaya Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut)(2012-11-21) ENDANG AHMAD S; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenItem ANALISIS KEMAMPUAN PRODUKSI, KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN UBI KAYU DI KECAMATAN MALANGBONG KABUPATEN GARUT PROPINSI JAWA BARAT(2013-09-03) YENI BUDIAWATI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenAnalisis Kemampuan Produksi, Kebutuhan dan Ketersediaan Ubi Kayu di Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat (Di bawah bimbingan RONNIE S. NATAWIDJAJA sebagai ketua dan TOMMY PERDANA sebagai anggota. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Sampai sejauh mana potensi kebutuhan ubi kayu dan keadaan output pasar ubi kayu di Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut, dan yang ke (2) Sejauh mana kemampuan petani ubi kayu dalam mengalokasikan berbagai input produksi dan tingkat efisiensinya serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian menggunakan metode survei dengan mengambil 50 responden petani ubi kayu secara random yang terdapat di 5 (lima) desa penghasil ubi kayu terbesar di Kecamatan Malangbong Propinsi Jawa Barat. Kebutuhan ubi kayu dan keadaan output pasar ubi kayu menggunakan data primer hasil survei yang dilakukan kepada pelaku industri berbahan baku ubi kayu yang tersebar di daerah penelitian dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan konsep food balance sheets yang bertujuan untuk melihat perubahan kebutuhan ubi kayu secara struktural untuk berbagai penggunaan dalam kurun waktu tertentu. Hal ini berguna untuk melakukan analisis kebutuhan penyediaan ubi kayu di lokasi penelitian yang dilihat berdasarkan penggunaan atau kebutuhan ubi kayu untuk kebutuhan industri dan konsumsi masyarakat setempat. Kemampuan petani ubi kayu dalam mengalokasikan input produksi dan tingkat efsiensinya menggunakan data primer dengan alat bantu kuisioner yang dibagikan kepada 50 responden petani ubi kayu, dianalisis dengan meggunakan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglass. Produksi ubi kayu rata-rata per tahun di Kecamatan Malangbong adalah sebesar 32.046 ton. Sedangkan permintaan ubi kayu rata-rata per tahun adalah sebesar 36.376 ton. Total kebutuhan ubi kayu untuk industri rata-rata per tahun adalah sebesar 10.217 ton, sedangkan total kebutuhan ubi kayu untuk konsumsi rata-rata adalah sebesar 26.159 ton. Rata-rata impor ubi kayu dari luar Malangbong per tahun adalah sebesar 12.203 ton, sedangkan rata-rata ubi kayu yang diperdagangkan atau dikirim ke luar Malangbong per tahun adalah sebesar 12.203 ton. Secara keseluruhan faktor-faktor produksi pada usahatani ubi kayu berpengaruh terhadap produksi ubi kayu di Kecamatan Malangbong, seperti input tenaga kerja, pupuk kandang, panjang batang stek, diameter batang stek, harga jual, pupuk TSP, populasi tanaman, dan rasio antara luas lahan dan biaya produksi, serta pupuk urea. Sedangkan pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ubi kayu. Fungsi produksi ubi kayu di daerah penelitian berada pada kondisi increasing return to scale. Pada kondisi ini para petani ubi kayu memiliki kesempatan untuk mengatur kembali penggunaan faktor-faktor produksi atau input agar diperoleh hasil produksi yang optimal.Item STUDI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA JASA SEWA TRAKTOR RODA DUA DI LAHAN SAWAH KABUPATEN SUMEDANG(2013-09-27) AGUS S; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenStudi Kelayakan Finansial Usaha Jasa Sewa Traktor Roda Dua, Di Lahan Sawah di Kabupaten Sumedang, di bawah bimbingan bimbingan Bapak Ronnie S. Natawidjaja dan Ibu Yosini Deliana Studi Kelayakan Finansial Usaha Jasa Sewa Traktor Roda Dua dilakukan pada UPJA di Kecamatan Darmaraja, Buahdua, Ujung Jaya, dan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat dengan tujuan: 1) Menganalisis kelayakan finansial usaha jasa alsintan traktor roda dua di lahan sawah Kabupaten Sumedang dan 2)Menganalisis Rasio traktor dengan luas lahan sawah di Kabupaten Sumedang. Hasil studi menunjukan bahwa: 1) hasil perhitungan NPV rata-rata usaha jasa sewa traktor pada UPJA yang diamati dengan discount rate sebesar 11,8 persen merupakan usaha dengan NPV>0 yaitu sebagai suatu investasi yang layak; 2) usaha traktor setiap UPJA dinyatakan layak karena nilai IRR lebih besar disbanding nilai MARR 11,08 persen (IRR>MARR); 3) Payback period usaha jasa sewa traktor pada masing-masing UPJA dinyatakan layak karena hasil payback period setiap kecamatan lebih pendek waktunya daripada maksimum umur ekonomis traktor yang mencapai 10 tahun; 4) usaha jasa sewa traktor pada masing-masing UPJA merupakan usaha yang memberikan keuntungan dengan nilai RCR pada Kelompok Tani Mitra Wangi sebesar 96,4 persen; Sumber Rejeki sebesar 71,7 persen; Mekar Jaya sebesar 67,42 persen; dan . Kasta bersih sebesar 64,19 persen; dan 5) Hasil perhitungan BEP masing-masing UPJA lebih kecil daripada nilai sewa traktor yang ditentukan diawal yaitu 22 hektar per tahun. Hal ini berarti pengembalian investasi lebih cepat, sehingga dapat dikatakan bahwa di usaha sewa traktor menguntungkan. Hasil Analisis Sensitivitas dengan sensitivitas penurunan nilai pendapatan hingga 10 persen dan kenaikan biaya operasional sebesar 10 persen menunjukan usaha jasa sewa traktor roda dua masing-masing UPJA di Kabupaten Sumedang layak untuk di lanjutkan. Berdasarkan hasil rekapitulasi kelayakan investasi seluruh UPJA di ketahui usaha jasa sewa traktor UPJA di Mitra wangi merupakan usaha yang memilki nilai kelayakan yang paling tinggi dibandingkan dengan nilai kelayakan investasi UPJA lainnya. Secara keseluruhan kebutuhan pengadaan tambahan traktor untuk Kabupaten Sumedang dalam satu MT mencapai 300,40 unit.Item Analisis Nilai Tambah dan Pemasaran Kayu Sengon olahan di Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang(2013-10-21) KUNDRAT; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenItem ANALISA SUBSTITUSI BUAH LOKAL DAN BUAH IMPOR DI RITEL MODERN DENGAN MODEL AIDS (ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM)(2013-10-22) WAHYUNIAR PAMUNGKAS; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPertumbuhan yang tinggi dari sektor konsumsi memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Salah satu yang mendorong tumbuhnya sektor konsumsi adalah pertumbuhan di sektor ritel khusus nya pertumbuhan ritel modern. Perkembangan ritel modern menjadi pendorong semakin banyaknya komoditas impor-impor masuk ke pasar domestik, terutama untuk komoditas buah-buahan. Perkembangan sektor ritel modern yang mendorong semakin banyaknya komoditas impor masuk ke pasar domestik menibulkan beberapa dampak, dampak positif nya bagi konsumen semakin banyak alternatif pilihan berbelanja dengan tingkat kenyaman dan kualitas akan produk yang beragam. Akan tetapi bagi beberapa komoditas lokal khususnya buah-buahan hal tersebut menjadi sebuah ancaman, karena persaingan akan semakin ketat dan terdesaknya pangsa pasar buah lokal di pasar domestik. Komoditas jeruk impor dan apel impor merupakan komoditas dengan nilai impor terbesar hingga saat ini. Di dalam negeri kedua komoditas tersebut juga sama-sama diberdayakan, sehingga persaingan antara komoditas tersebut semakin tinggi. Permasalahan yang ditonjolkan dalam penelitian ini adalah; (1) bagaimana karakteristik dan sifat interaksi persaingan antara komoditas jeruk lokal dan apel lokal dengan jeruk impor dan apel impor, (2) faktor apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian buah-buahan. Penelitian ini mengambil sampel konsumen dari supermarket yang berada di Kota Bandung. Model permintaan dengan model almost ideal demand system (aids) menghasilkan nilai koefisien determinasi relatif rendah yaitu antara 8-24%, hal itu karena permintaan dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak dijadikan variabel dalam penelitian. Melalui model AIDS bisa diketahui bahwa permintaan setiap komoditi bersifat elastis terhadap harga sendiri karena bernilai < -1, kemudian hubungan substitusi hanya terjadi pada komoditas jeruk impor terhadap apel lokal dan apel lokal terhadap apel impor, nilai elastisitas pendapatan semuanya menunjukan angka positif. Dari analisa IPA (importance performance analysis) diketahui bahwa tingkat kepentingan konsume (responden) akan kinerja kualitas komoditas lokal lebih tinggi dibanding dengan komoditas impor yaitu sebesar 3.62 dan 3.46 berbanding dengan 3.02 dan 2.97. Komoditas lokal mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) dalam hal rasa, akan tetapi kualitas ketersediaan, warna, dan ukuran masih belum bisa memenuhi harapan konsumen.Item RISIKO PERUBAHAN IKLIM DAN STRATEGI ADAPTASI PETANI PADI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI (SUATU KASUS DI JAWA BARAT DAN JAWA TIMUR)(2014-07-10) BOBBY RACHMAT SAEFUDIN; Tuhpawana P. Sendjadja; Dini RochdianiPerubahan iklim sebagai dampak dari pemanasan global telah terjadi di tengah-tengah kita dan menjadi isu penting utama dalam kebijakan pembangunan dan global governance pada abad ke 21. Sektor pertanian merupakan sektor perekonomian yang sangat rentan terhadap perubahan iklim karena sektor ini memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap kondisi iklim dan cuaca. Perubahan iklim berisiko menyebabkan penurunan produktivitas, penurunan kualitas hasil panen, kegagalan panen dan penurunan lahan panen yang berimplikasi pada penurunan pendapatan usahatani petani padi. Di sisi lain, petani telah belajar beradaptasi terhadap risiko perubahan iklim tersebut berdasarkan pengalaman pribadi (trial and error) serta dari informasi yang diterimanya baik dari petani lain maupun sumber-sumber lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat risiko perubahan iklim pada petani padi dan mengkaji strategi adaptasi terhadap perubahan iklim yang dilakukan petani padi dari waktu ke waktu serta menganalisis pengaruh dari tingkat risiko perubahan iklim dan strategi adaptasi petani terhadap pendapatan usahatani petani padi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif. Seluruh data yang diperoleh berasal dari data sekunder dari CAPAS UNPAD. Hasil penelitian menunjukkan tingkat risiko perubahan iklim pada petani padi adalah rendah (71,16%), sedang (20%) dan tinggi (8,84%). Tingkat risiko perubahan iklim berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani petani padi. Kenaikan tingkat risiko perubahan iklim sebesar 0,01 satuan akan menurunkan pendapatan usahatani Rp 15.649,86. Sementara itu, strategi adaptasi yang dilakukan petani dalam menghadapi perubahan iklim diantaranya adalah menyesuaikan waktu tanam dan waktu panen mereka baik pada musim rendeng maupun musim gadu, menyesuaikan varietas padi mereka dengan memilih varietas yang mempunyai produktivitas tinggi (varietas ciherang), menyesuaikan pola tanam mereka dengan memakai pola tanam padi-padi-palawija (Jawa Timur) dan pola tanam padi-padi-bera (Jawa Barat). Selain itu, petani juga menyesuaikan luas lahan irigasi mereka terhadap perubahan iklim, dengan mengatur luas lahan yang memang perlu diairi irigasi dan yang tidak. Namun demikian, banyaknya jumlah strategi adaptasi yang dilakukan petani dalam menghadapi perubahan iklim tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani petani padi.Item PERBEDAAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI CABAI MERAH MEMILIH KOPERASI SEBAGAI SUMBER PEMBIAYAAN BERDASARKAN LOKASI KELOMPOK TANI(2015-11-08) VEGA CHENDRA MULYANA; Tuti Karyani; Lies SulistyowatiPetani masih mengalami hambatan dalam mengakses pembiayaan dari bank. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh Koperasi Jasa Agribisnis (Koja) untuk memberikan pembiayaan kepada petani cabai merah di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses bisnis Koperasi Jasa Agribisnis, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani cabai merah memilih Koja sebagai sumber pembiayaan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya keuntungan petani cabai merah tersebut. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survey eksplanatori. Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif atau nalar deduktif-hipotetikal. Lokasi penelitian adalah petani anggota Koja di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Metode sampling yang dilakukan adalah simple random sampling, dengan metode analisis yang digunakan analisis deskripsi, uji Mann Whitney U, dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam proses bisnis ini, Koja berperan menampung cabai merah dari petani, Koja berperan menjual cabai merah ke PT. Heinz ABC Indonesia. Ada perbedaan penilaian faktor-faktor yang mempengaruhi petani cabai merah memilih Koja sebagai sumber pembiayaan berdasarkan lokasi kelompok tani yakni : lama berhubungan, besarnya angsuran, dan pelayanan. Sedangkan faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan petani cabai merah adalah produktifitas lahan.Item RASIONALITAS PETANI KEDELAI (Suatu Kasus di Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya)(2016) IVAN SAYID NURAHMAN; Iwan Setiawan; Trisna Insan NoorPertumbuhan kebutuhan konsumsi kedelai melebihi pertumbuhan produksi dalam negeri, sehingga kebutuhan terpaksa dipenuhi dengan impor. Hal tersebut berdampak pada menurunnya minat petani karena dengan adanya kedelai impor tersebut membuat harga kedelai nasional tidak dapat bersaing dengan kedelai impor yang lebih murah. Kondisi tersebut menuntut adanya rasionalitas petani dalam menjalankan usahatani kedelai, maka diharapkan dengan rasionalitas petani usahatani kedelai dapat memberikan keuntungan bagi petani demi tercapainya tingkat kesejahteraan petani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasionalitas petani dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam menjalankan usahatani kedelai serta menganalisis pengaruh rasionalitas terhadap terhadap kesejahteraan petani. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif, dengan jumlah responden sebanyak 127 orang petani kedelai. Metode analisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis PLS (Partial Least Squares). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar motivasi petani untuk menanam kedelai bersumber dari ekstrinsik yakni dari adanya bantuan/program pemerintah. Rasionalitas petani dilihat dari empat dimensi keberlajutan termasuk kategori tinggi, hanya rasionalitas sosial yang termasuk ke dalam kategori sedang. Faktor yang mempengaruhi rasionalitas petani adalah motivasi petani. Kesejahteraan petani di Kecamatan Jatiwaras termasuk kategori keluarga sejahtera. Kesejahteraan petani di Kecamatan Jatiwaras dipengaruhi oleh rasionalitas petani.Item ANALISIS EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANI KEDELAI DENGAN PENDEKATAN FUNGSI PRODUKSI DAN KEUNTUNGAN (Suatu Kasus di Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya)(2016) RIAN KURNIA; Eliana Wulandari; Trisna Insan NoorABSTRAK Rian Kurnia. Analisis Efisiensi Ekonomi Relatif Usahatani Kedelai dengan Pendekatan Fungsi Produksi dan Keuntungan. Dibimbing oleh Trisna Insan Noor dan Eliana Wulandari Kebutuhan kedelai dalam negeri yang tinggi tidak diimbangi dengan tingginya produksi kedelai dalam negeri, hal ini mendorong pemerintah mengimpor kedelai dari luar negri untuk memenuhi kebutuhan. Ketergantungan kedelai impor tidak boleh dibiarkan maka perlu dikaji lebih jauh, mengenai usahatani kedelai pada agro-ekosistem (lahan sawah dan lahan darat), dengan pendekatan fungsi produksi dan keuntungan.Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis keragaan usahatani kedelai di Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya. 2) Menganalisis pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi usahatani kedelai baik pada produksi dan keuntungan di Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya. 3) Menganalisis perbedaan efisiensi ekonomi relatif antara usahatani kedelai di lahan sawah dan lahan darat di Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel dengan Multistage Cluster Random Sampling, maka diperoleh jumlah sampel 127 orang dari populasi petani kedelai sebanyak 185 orang, 52 petani di lahan sawah dan 75 petani di lahan darat. Penelitian menggunakan fungsi produksi dan fungsi keuntungan dan hasil penelitian ini adalah 1) Usahatani di lahan sawah dan darat layak diusahakan dilihat dari R/C rata-rata usahatani lahan sawah adalah 1,78 dan untuk usahatani lahan darat 2,01, dengan R/C ˃ 1. 2) Rata-rata nilai Efisiensi Teknis (TE) Efisiensi Alokatif (AE) dan Efisiensi Ekonomis (EE) di lahan sawah adalah 99,97 TE, 62,68 AE dan 62,68 EE sedangkan Rata-rata nilai Efisiensi Teknis, Efisiensi Alokatif dan Efisiensi Ekonomis di lahan sawah adalah 21,35 TE, 19,42 AE dan 19,42 EE. Nilai tersebut menunjukkn usahatani kedelai di lahan darat lebih efisien baik dilihat dari nilai TE, AE maupun EE. 3) Berdasarkan hasil uji kesamaan efisiensi ekonomi antara petani lahan darat dan petani lahan sawah diperoleh hasil bahwa alokasi penggunaan faktor-faktor produksi antara petani lahan darat dan petani lahan sawah berbeda. Hal ini bisa dikarenakan terdapat perbedaan biaya penyusutan antara lahan darat dan lahan sawah sehingga keuntungan yang diperoleh cenderung berbeda.Item ANALISIS STRUKTUR BIAYA DAN EFISIENSI USAHATANI TANAMAN BAWANG MERAH BERDASARKAN TUJUAN PASAR DI KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT(2017) DENNY ANDRELADER RAZZIANTO; Trisna Insan Noor; Eti SuminartikaDenny Andrelader Razzianto. Analisis Struktur Biaya dan Efisiensi Usahatani Tanaman Bawang Merah Berdasarkan Tujuan Pasar di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Dibimbing oleh Eti Suminartika dan Trisna Insan Noor Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis struktur biaya usahatani bawang merah dengan tujuan pasar untuk konsumsi dan untuk industri bawang goreng di Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. 2) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah tujuan pasar industri bawang goreng dan tujuan pasar konsumsi di Kabupaten Majalengka. 3)Menganalisis tingkat efisiensi usahatani bawang merah dengan tujuan pasar untuk konsumsi dan untuk industri bawang goreng di Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel dengan Proportional Sampling, maka diperoleh jumlah sampel 82 orang dari total populasi petani bawang merah sebanyak 463 orang, 35 orang sebagai usahatani bawang merah tujuan industri bawang goreng dan 47 responden usahatani tujuan konsumsi. Data di analisis menggunakan Revenue Cost Ration untuk menganalisis pendapatan dan menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah. Selanjutnya penggunaan analisis produk marjinal untuk mengukur efisiensi alokatif dan efisiensi ekonomis diukur dari perkalian antara efisiensi teknis dan alokatif.. Hasil dari penelitian 1) Usahatani tujuan industri bawang goreng dan tujuan konsumsi layak diusahakan dilihat dari R/C rata-rata usahatani bawang merah tujuan industri bawang goreng adalah 1,14 dan usahatani bawang merah tujuan konsumsi 1,23. 2) Faktor yang berdampak pada produksi usahatani bawang merah dengan tujuan industri bawang goreng antara lain Jumlah benih, pupuk NPK, pupuk kandang dan pupuk TSP dan faktor yang berdampak pada produksi bawang merah tujuan konsumsi menunjukkan luas lahan, jumlah benih, pupuk NPK dan pupuk ZA. 3) Efisiensi teknis pada usahatani bawang merah tujuan industri bawang goreng dengan nilai rata-rata 85,28%, usahatani bawang merah tujuan konsumsi dengan nilai 89,98%. Untuk efisiensi alokatif (EA) nilai rata-rata usahatani bawang merah tujuan industri bawang goreng dan konsumsi yaitu 68,06% dan 84,68%, nilai rata-rata efisiensi ekonomiss (EE) pada usahatani bawang merah tujuan industri bawang goreng adalah 58,34% dan untuk tujuan konsumsi sebesar 75,49%. Penilaian efisiensi usahatani bawang merah tujuan konsumsi menunjukan lebih efisien dari pada usahatani bawang merah tujuan industri bawang goreng. Hal ini karena jumlah produksi tujuan konsumsi lebih tinggi dibanding dengan tujuan industri bawang goreng. Kata Kunci : Struktur Biaya, Efisiensi, Usahatani, Bawang MerahItem Pengaruh Pengembalian Jerami Padi ke Sawah Terhadap Efisiensi Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Subang(2018-10-21) HANDOKO; Lies Sulistyowati; Elly RasmikayatiHANDOKO. Pengaruh Pengembalian Jerami Padi ke Sawah Terhadap Efisiensi Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Subang. Dibimbing LIES SULISTYOWATI dan ELLY RASMIKAYATI Potensi jerami padi hasil panen di Kabupaten Subang yang sangat besar seharusnya tidak dibakar, tetapi dimanfaatkan sebagai pupuk kompos unutk dapat memenuhi separuh dari kebutuhan pupuk kimia. Dengan demikian efesiensi usahatani petani dapat ditingkatkan karena adanya peralihan dan pengurangan biaya pembelian pupuk anorganik. Sikap petani terhadap pengembalian jerami di Kabupaten Subang beragam, ada yang menerima dan mengadopsi anjuran pengembalian jerami dan adapula petani yang tidak menerima dan mengadopsi anjuran ini. Perbedaan sikap tersebut disebabkan oleh perbedaan persepsi petani terhadap teknologi pengembalian jerami. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mendeskripsikan perbandingan usaha tani padi antara petani yang mengembalikan jerami ke sawah dengan yang tidak, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk mengembalikan jerami ke lahan sawah, dan mengetahui apakah ada perbedaan tingkat efesiensi teknis, alokatif, dan ekonomi. Peneiltian dilakukan terhadap 228 petani sampel di wilayah Kecamatan Binong, Pusakanegara, dan Patokbeusi Kabupaten Subang, Jawa Barat. Desain penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan penarikan sampel menggunakan multi stage cluster sampling. Pengumpulan data dengan teknis wawancara dengan instrumen kuisioner. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif, regresi logistik, dan fungsi produksi stochastic frontier cobb douglas. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan tingkat produksi antara petani yang mengembalikan jerami ke lahan sawah dengan yang tidak mengembalikan, sedangkan tingkat pendapatan dan RC rasio terdapat kecenderungan meningkat antara petani yang mengembalikan jerami ke lahan sawah dengan tidak mengembalikan 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk mengembalikan jerami ke lahan sawah yaitu tingkat pendapatan dan sifat inovasi. Semakin tinggi tingkat pendapatan dan sifat inovasi maka peluang petani untuk mengembalikan jerami ke lahan sawah lebih tinggi. 3. Tingkat efisiensi teknis petani yang mengembalikan jerami ke lahan sawah sebesar 93% dan yang tidak mengembalikan sebesar 95%, tingkat efisiensi alokatif petani yang mengembalikan jerami ke lahan sawah sebesar 73% dan yang tidak mengembalikan sebesar 59%, dan tingkat efisiensi ekonomis petani yang mengembalikan jerami ke lahan sawah sebesar 67% dan yang tidak mengembalikan sebesar 56%. Tingkat efisiensi alokatif dan ekonomis petani yang mengembalikan jerami ke lahan sawah lebih tinggi dibandingkan yang tidak. Kata kunci : Fungsi Cobb Douglas, jerami, efisiensiItem KINERJA DAN DAMPAK PENYELENGGARAAN DIKLAT PERTANIAN INDONESIA (Suatu Kasus di Pulau Sumatera Bagian Barat)(2018-10-22) ISRALASMADI; Hepi Hapsari; Ronnie Susman NatawidjajaPulau Sumatera Bagian Barat meliputi Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau dan Jambi merupakan wilayah kerja Balai Pelatihan Pertanian Jambi yang mempunyai tugas pokok melakukan diklat bagi aparatur pertanian. Kondisi sumber daya manusia pelaku pertanian terutama petani saat ini masih rendah tingkat pendidikannya, kurang terampil dan rendahnya aspek kewirausahaan. Penelitian ini untuk mengukur diklat yang dilakukan telah berjalan sesuai dengan kaidah diklat yang benar dan untuk memastikan penyelenggaraan diklat dapat bermanfaat bagi lingkungan kerja/usaha. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data-data sekunder. Jumlah populasi 614 orang, jumlah sampel 314 orang dari 11 angkatan diklat (per angkatan diklat 31 orang). Metode yang digunakan adalah metode Kir Patrick. Alat analisis menggunakan analisis deskriptif, Independent Sample Test, Regresi Linier Berganda, Uji F, Uji T, dan uji wilcoxom. Hasil penelitian menunjukkan 1) rata-rata kepuasan peserta sebesar 3 terkategori “Cukup”, tingkat kepuasan peserta terhadap widyaiswara/fasilitator terkategori “Baik”. 2) terdapat peningkatan pengetahuan peserta setelah mengikuti diklat/ berbeda secara nyata. 3) sikap dan perilaku peserta menunjukkaan kategori baik, penilaian widyaiswara/fasilitator terhadap peserta diklat mengenai Aspek Pengetahuan dan Keterampilan terkategori “Baik”. 4) purnawidya pasca diklat menerapkan materi diklat setelah kembali ke tempat asalnya pada skor 3,03 atau “menerapkan cukup lengkap”. Kata kunci : diklat, petani, dampakItem Peran Kelompok Wanita Tani Dalam Usaha Meningkatkan Pendapatan Keluarga Tani Melalui Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (Suatu Kasus Di Kelompok Wanita Tani Asih Munggaran, Sri Mukti dan Sekar Wangi(2018-10-25) ENDANG LUMBANTOBING; Eti Suminartika; Lucyana TrimoABSTRAK ENDANG LUMBANTOBING. 2018. Peran Kelompok Wanita Tani Dalam Usaha Meningkatkan Pendapatan Keluarga Tani Melalui Program Kawasan Rumah Pangan Lestari, KRPL (Suatu Kasus di KWT Asih Munggaran, Sri Mukti dan Sekar Wangi, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang). Tim Pembimbing: ETI SUMINARTIKA DAN LUCYANA TRIMO. Lahan pekarangan masyarakat memiliki potensi dalam mewujudkan ketahanan pangan. Ketahanan pangan dapat diwujudkan dengan cara optimalisasi lahan pekarangan dengan cara menanam tanaman pangan lestari. Selain itu lahan pekarangan dapat berperan untuk meningkatkan pendapatan petani mengurangi pengeluaran konsumsi dan kelestarian lingkungan. Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan peran, kendala yang dihadapi kelompok wanita tani serta menganalisis perbedaan pendapatan pekarangan sebelum dan sesudah program KRPL di Kecamatan Telagasari. Metode penelitian yang digunakan yaitu teknik survei dengan menggunakan primer dan data sekunder. Metode pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh dengan jumlah responden sebanyak 45 orang dalam kelompok wanita tani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan pendapatan dari pekarangan pada program KRPL. Rata-rata responden sebelum dikelolanya lahan pekarangan dengan baik sebesar Rp. 23.442,22 per tahun, Setelah program KRPL lahan pekarangan dikelola dengan baik menjadi pendapatan sebesar Rp. 455.855,56 pertahun. Berdasarkan hal tersebut, pekarangan yang dikelola baik dapat meningkatkan pendapatan, menguragi pengeluaran pembelian komsumsi, memanfaatkan pekarangan dan menjaga kelestarian lingkungan. Kata kunci : Kelompok Wanita Tani, Kawasan Rumah Pangan Lestari, Usaha Tani