Ilmu Lingkungan (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Lingkungan (S2) by Author "Chay Asdak"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
Item Kajian Imbuhan pada Kawasan Resapan Air terkait Pola Ruang RDTR Kecamatan Pakem Tahun 2011-2030(2018-01-02) SIGIT PRIYATNO; Chay Asdak; Chay AsdakRencana Detail Tata Ruang (RDTR) merupakan salah satu bentuk rencana tata ruang di tingkat kabupaten/kota. RDTR ini dibuat untuk 20 tahun dan direview setiap 5 tahun sekali. Pembuatan tata ruang harus mempertimbangkan kondisi imbuhan di waktu yang akan datang terutama di kawasan resapan air. RDTR Kecamatan Pakem 2011-2030 belum memperhitungkan kondisi imbuhan di waktu yang akan datang. Penelitian ini menghitung nilai imbuhan proyeksi setelah diterapkannya pola ruang RDTR Kecamatan Pakem 2011-2030. Perhitungan nilai imbuhan proyeksi menggunakan konsep water balance Tornthwaite dengan pendekatan spasial (SIG). Rasio proyeksi nilai imbuhan-total hujan sesudah diterapkan RDTR turun menjadi 52,5 % dari nilai imbuhan sebelum diterapkannya RDTR. Berdasarkan analisa GIS, skenario mempertahankan lahan belum terbangun, memaksimalkan lahan RTH, mengembalikan lahan tidak sesuai tata ruang, restorasi hutan dan pembuatan sumur resapan dapat menambah nilai imbuhan proyeksi sehingga menjadi sebesar 82 % dari nilai awal.Item PEMANFAATAN PEMODELAN HIDROMETEOROLOGI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PERINGATAN DINI DI DAS BEKASI HULU(2023-07-13) NIZAM MAWARDI; Chay Asdak; Chay AsdakBencana banjir merupakan salah satu kejadian bencana hidrometeorologi yang sering melanda wilayah Indonesia. Termasuk wilayah yang sering terendam banjir adalah daerah hilir DAS Bekasi Hulu yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Daerah rawan banjir merupakan pertemuan antara dua anak sungai yang terdapat di DAS Bekasi Hulu, yaitu Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak buruk banjir adalah dengan membangun sistem peringatan dini. Prediksi cuaca numerik sering digunakan untuk mendeteksi potensi terjadinya banjir akibat hujan ekstrem. Salah satu prediksi cuaca numerik yang baru dikembangkan dan belum pernah digunakan di Indonesia adalah pemodelan hidrometeorologi WRF-Hydro. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran tentang peringatan dini yang ada di wilayah studi, menganalisis aksi tanggap menghadapi banjir yang dilakukan oleh masyarakat dan badan penanggulangan bencana, menguji kemampuan pemodelan WRF-Hydro untuk menyimulasikan kejadian hujan lebat yang berdampak banjir dahsyat pada 1 Januari 2020 dan menunjukkan bagaimana agar pemodelan baru ini dapat dimanfaatkan dan diterapkan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental untuk menguji kemampuan model dan analisis kualitatif untuk menjelaskan peringatan dini eksisting dan aksi tanggap banjir. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar atau lebih dari 31 persen wilayah tangkapan DAS Bekasi Hulu adalah area terbangun. Masyarakat di wilayah rawan banjir mendapatkan informasi peringatan dini dari instansi pemerintah, yaitu BMKG dan BBSWCC, serta dari organisasi masyarakat, yaitu KP2C. WRF-Hydro memiliki potensi untuk digunakan untuk prediksi cuaca maupun aliran sungai melalui fase penelitian terlebih dahulu.Item PEMODELAN SPASIAL DINAMIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN DI PERI-URBAN CIREBON(2021-01-08) MOH. DEDE; Chay Asdak; Tidak ada Data DosenPerubahan penggunaan lahan (LULC) melalui ekspansi lahan terbangun berpotensi meningkat selaras dengan peningkatan kebutuhan terhadap lahan sebagai konsekuensi dari pertambahan jumlah penduduk dan urbanisasi. Kota Cirebon sebagai pusat pertumbuhan bagi Ciayumajakuning terus berkembang dan melebihi batas administratifnya, fenomena ini menyebabkan terbentuknya region peri-urban sebagai konsekuensi interaksi lingkungan perkotaan dan pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika perubahan LULC beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, menganalisis probabilitas perubahannya pada periode 2030 dan 2045, mengetahui implikasi lingkungan akibat perubahan LULC, serta merumuskan arahan kebijakan LULC di peri-urban Cirebon. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui pemanfaatan model regresi logistik, GWLR, regresi kubik, regresi kuadratik, serta algoritma machine learning – cellular automata (CA), artificial neural network (ANN), dan ANN-CA – untuk memodelkan perubahan penggunaan lahan beserta faktor yang berpengaruh proses tersebut dan implikasi lingkungannya. Data LULC dan perubahan kualitas lingkungan diperoleh dari citra satelit (Landsat series) pada periode perekaman 1999, 2009, dan 2019, sedangkan data-data lain berasal dari open data resmi milik lembaga-lembaga relevan. Model spasial dinamis perubahan LULC diverifikasi berdasarkan hasil ground truth dan citra satelit resolusi tinggi (CNES-Airbus) pada tahun 2020. Hasil penelitian menunjukkan perubahan LULC di peri-urban Cirebon ditandai oleh ekspansi lahan terbangun seluas 15,44 km2, fenomena ini menyebabkan lahan pertanian dan kebun / perkebunan menyusut secara signifikan. Model regresi logistik menunjukkan ketujuh faktor lingkungan berpengaruh signifikan terhadap ekspansi lahan terbangun dengan r-square mencapai 0,43. Secara parsial terdapat empat faktor yang paling berpengaruh yakni kemiringan lereng, jarak dari lahan terbangun eksisting, jarak dari CBD, serta aksesibilitas. Berdasarkan hasil verifikasi, pemodelan spasial dinamis terbaik untuk pemodelan LULC masa mendatang di peri-urban Cirebon adalah model CA karena memiliki overall accuracy 0,96 dan overall kappa 0,95. Perubahan LULC berdampak paling signifikan terhadap peningkatan suhu (16,6 persen) dan kadar kloforil-A (14,6 persen) dengan p-value < 0,01. Model DPSIR menghasilkan arahan kebijakan LULC di peri-urban Cirebon yang meliputi perumusan dan re-evaluasi penataan ruang, pembangunan vertikal, proteksi lahan pertanian, alokasi green space, penggalakan permakultur dan permablitz, penguatan riset dan penyediaan data lingkungan, serta perubahan paradigma peningkatan aksesibilitas. Kajian ini diharapkan menjadi referensi bagi pengambil kebijakan dan masyarakat dalam mewujudkan perkembangan perkotaan yang berkelanjutan di peri-urban Cirebon.Item PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR LIMBAH DOMESTIK MENGGUNAKAN CONSTRUCTED WETLANDS TEKNIK SURFACE FLOW (SF) DAN ANALISIS KEBERLANJUTANNYA(2017-07-28) IGA MALIGA; Chay Asdak; Chay AsdakAir limbah domestik merupakan air bekas yang dihasilkan dari berbagai aktivitas rumah tangga seperti memasak, mencuci, mandi dan lain sebagainya. Air limbah domestik cenderung diabaikan karena tidak memiliki efek/dampak yang langsung terlihat oleh mata. Permasalahan air limbah domestik yang tidak diolah menjadi salah satu permasalahan rumit di kemudian hari karena terjadinya efek akumulasi yang terjadi di badan air. Seiring dengan meningkatnya jumlah populasi penduduk di Kota Bandung, proses pengelolaan air limbah domestik menjadi suatu hal yang harus dipertimbangkan saat ini untuk mencegah semakin tercemarnya air sungai yang salah satunya disebabkan oleh pembuangan air limbah domestik oleh warga tanpa ada proses pengelolaan terlebih dahulu. Penelitian ini dilakukan di Kota Bandung dengan lokasi penelitian di Kantor Pusat Pengembangan dan Penelitian Sumber Daya Air (Pusair) dengan melibatkan warga RW 09 Kelurahan Dago. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi antara kualitatif dan kuantitatif. Metode ini biasa disebut dengan mixed methods, dimana metode kuantitatif lebih dominan digunakan. Sampel dari penelitian ini adalah 31 KK dan 2 orang key informan yang dipilih secara purposive. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas proses pengelolaan air limbah domestik yang dilakukan dengan Constructed Wetlands teknik Surface Flow dengan melihat berbagai parameter kualitas air limbah domestik seperti, Residu Tersuspensi, BOD, COD, Amonia Total, detergen, minyak dan lemak, Nitrat, Nitrit, Nitrogen Organik, pH, Fosfat Total dan Total koli. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui aspek keberlanjutan proses pengelolaan air limbah domestik tersebut di Kantor Pusair dengan melihat aspek ekonomi, sosial, teknologi dan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai efektivitas yang bervariasi dengan variasi debit 0,01 L/ detik; 0,05 L/detik dan 0,1 L/detik dengan persen reduksi nilai kadar pencemar terjadi pada hampir semua parameter air limbah domestik yaitu BOD, COD, Amonia total, fosfat total, detergen, residu tersuspensi, minyak dan lemak, Nitrat, Nitrit dan Nitrogen Organik dengan persentase reduksi berkisar pada 25% hingga 97,5% pada masing-masing parameter. Perbedaan variasi debit mempengaruhi nilai efektivitas proses pengelolaan air limbah dometik tersebut. Nilai keberlanjutan keseluruhan proses pengelolaan air limbah domestik yang dilakukan di Kantor Pusair Bandung sebesar 62,7% dengan status Cukup Berkelanjutan. Dengan rincian masing-masing aspek yaitu, nilai dimensi ekonomi 62,5% ; dimensi ekologi 75%; dimensi sosial 33,3% dan dimensi teknologi 80%.Item Water Footprint Proses Produksi Pupuk Urea (Studi kasus: PT Pupuk Kujang Cikampek)(2016-10-18) RICKY AGUSTIYAN; Chay Asdak; SunardiKebutuhan pupuk yang terus meningkat tiap tahunnya menyebabkan industri pupuk berperan strategis dalam program pemerintah terkait dengan ketahanan pangan nasional. Peningkatan jumlah produksi pupuk urea tiap tahunnya akan berimplikasi pada peningkatan konsumsi sumber daya alam (air) sebagai salah satu bahan baku utama dalam proses produksi pupuk urea dan memberikan tekanan terhadap sumber daya air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung besarnya nilai water footprint proses produksi pupuk urea dan mengetahui keberlanjutan proses produksi pupuk urea dalam konteks water footprint. Penelitian ini dilakukan di PT Pupuk Kujang Cikampek dengan menggunakan metode penelitian quantitative less dominant qualitative. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dengan informan kunci dan observasi pada proses produksi pupuk urea. Berdasarkan hasil penelitian, besarnya nilai water footprint proses produksi pupuk urea di PT Pupuk Kujang adalah sebesar 4,65 m3/ton denga rincian 4,65 m3/ton blue water footprint dan 0 grey water footprint. Untuk kajian keberlanjutan, PT Pupuk Kujang Cikampek menggunakan air dari Waduk Jatiluhur, dimana berdasarkan hasil perhitungan dan wawancara status Waduk Jatiluhur sebagai sumber air rentan tidak berkelanjutan dikarenakan besarnya pemakaian air (outflow) dibandingkan dengan ketersediaan air (inflow) di Waduk Jatiluhur. Oleh karena itu, water footprint proses produksi pupuk urea di PT Pupuk Kujang rentan tidak berkelanjutan karena kegiatan produksi dilakukan di area dengan kondisi sumber daya air yang rentan berkelanjutan.