Agroteknologi (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Agroteknologi (S1) by Author "Ade Ismail"
Now showing 1 - 20 of 28
Results Per Page
Sort Options
Item DAYA HASIL GALUR KEDELAI HITAM (Glycine soja L.) GENERASI F6 BERDASARKAN KARAKTER HASIL DAN KOMPONEN HASIL DI JATINANGOR(2023-10-05) RISKA FITRIANI; Ade Ismail; Agung KaruniawanPengetahuan mengenai daya hasil kedelai hitam merupakan hal yang penting dalam proses pengembangan varietas unggul. Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hasil 16 galur kedelai hitam generasi F6 berdasarkan karakteristik hasil dan komponen hasil di Jatinangor. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2021 hingga Maret 2022 di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 18 perlakuan yaitu 16 galur uji dan dua varietas cek pada tiga ulangan. Dua varietas cek (Detam 1 dan Mutiara 3) digunakan sebagai pembanding dengan galur uji. Karakter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah buku subur, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, jumlah polong total, jumlah biji pertanaman, bobot biji pertanaman (g), bobot 100 butir (g), bobot biji perpetak (kg), panjang biji (mm), dan diameter biji. Analisis varians dilakukan pada 12 karakter yang diamati. Hasil menunjukkan bahwa seluruh galur tidak berbeda secara nyata pada seluruh karakter yang diamati. Selain itu, terdapat tiga faktor lingkungan yang diduga menyebabkan tumbuh kedelai hitam tidak optimal; yaitu rendahnya curah hujan, tingginya kelembaban serta keberadaan organisme pengganggu tanaman. Seragam dan rendahnya nilai karakter-karakter yang diamati diduga kuat karena adanya pengaruh faktor-faktor lingkungan yang tidak sesuai dengan syarat tumbuh kedelai hitam.Item Ekasplorasi, Karakterisasi, dan Seleksi In-Situ Pisang (Musa paradisiaca L.) Sub Grup Plantain Berdasarkan Karakter Morfologi dan Agronomi Pada Tiga Kabupaten DI Jawa Barat(2015-01-20) SEPTIAN INDRAJATI; Ade Ismail; Farida DamayantiTanaman pisang menjadi sumber makanan sepanjang tahun karena mudah tumbuh dan memiliki banyak manfaat serta merupakan komoditas hortikultura yang potensial untuk dikembangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan luar negeri ataupun dalam negeri. Salah satu prosedur awal program pemuliaan tanaman untuk mendapatkan kultivar unggul baru dengan melakukan karakterisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data tingkat keragaman dan kekerabatan jenis pisang sub-grup plantain pada tiga Kabupaten di Jawa Barat berdasarkan karakter morfologi dan agronomi. Penelitian dilakukan di beberapa daerah di Jawa Barat (Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Sukabumi) dari bulan Juli sampai dengan September 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode survey dan eksplorasi. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat keragaman jenis pisang sub-grup plantain serta tingkat keragaman hayati agroekosistem pada tiga Kabupaten di Jawa Barat adalah rendah. Penampilan jenis pisang sub-grup plantain pada tiga Kabupaten di Jawa Barat kurang bervariasi. Tingkat keragaman total pisang sub grup plantain tergolong rendah, yaitu 0.83.Item Eksplorasi Pisang Jenis Plantain (Musa paradisiaca) Melalui Identifikasi Karakter Unggul secara In-situ di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat(2014-04-19) FITRI UTAMI HASAN; Ade Ismail; Nono CarsonoPisang merupakan tanaman buah-buahan yang banyak terdapat di Indonesia dengan tingkat produksi yang cenderung terus meningkat dan memiliki tingkat produksi yang tinggi diantara buah lainnya. Tasikmalaya merupakan salah satu daerah sentra produksi pisang unggulan nasional di Indonesia. Secara umum pisang digolongkan dalam jenis pisang banana dan plantain. Pisang banana adalah jenis pisang yang dapat dikonsumsi langsung sebagai buah segar, sedangkan pisang plantain adalah jenis pisang yang dapat dikonsumsi setelah diolah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi karakter unggul masing-masing pisang jenis plaintain secara in-situ di Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian dilakukan pada bulan November hingga bulan Desember 2013 di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi dengan penentuan lokasi berdasarkan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kabupaten Tasikmalaya memiliki indeks keragaman tanaman pisang plantain sebesar 1,76 dengan jenis pisang yang mendominasi secara berurutan berdasarkan nilai INP (Indeks Nilai Penting) yaitu Pisang Nangka (94.59%.), Pisang Kapas (34.07%), dan Pisang Medan (24.75%). Berdasarkan analisis cluster diketahui terdapat dua kelompok besar pisang jenis plantain dan melalui analisis PCA (Principle Component Analysis) diketahui bahwa warna marjin petiolus dan panjang buah merupakan karakter yang paling berkontribusi pada variasi jenis pisang plantain. Karakter unggul yang dimiliki pisang jenis plantain di Tasikmalaya adalah jumlah buah persisir dan jumlah sisir pertandan. Disimpulkan bahwa Kabupaten Tasikmalaya memiliki keragaman jenis pisang plantain yang tinggi dengan karakter unggul.Item Eksplorasi Sumberdaya Genetik Pisang (Musa paradisiaca L) Sub-Grup Banana pada Tiga Kabupaten di Jawa Barat(2014-08-25) SHANDY NUGRAHA; Ade Ismail; Neni RostiniABSTRAK Shandy Nugraha. 2014. Eksplorasi Sumberdaya Genetik Pisang (Musa paradisiaca L) Sub-Grup Banana pada Tiga Kabupaten di Jawa Barat. Dibawah bimbingan Neni Rostini dan Ade Ismail. Pisang merupakan komoditas hortikultura yang mendapat prioritas untuk diteliti dan dikembangkan karena sangat potensial dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri ataupun ekspor. Karakterisasi merupakan salah satu prosedur awal program pemuliaan tanaman untuk mendapatkan kultivar unggul baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data tingkat keragaman dan kekerabatan jenis pisang sub-grup banana pada tiga Kabupaten di Jawa Barat berdasarkan karakter morfologi dan agronomi. Penelitian dengan metode survey dan eksplorasi yang dilakukan di beberapa daerah di Jawa Barat (Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Sukabumi) dari bulan Juli sampai dengan Agustus 2014. Penentuan lokasi sampel dilakukan secara purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat keragaman jenis pisang sub-grup banana serta tingkat keragaman hayati agroekosistem pada tiga Kabupaten di Jawa Barat adalah tinggi. Keragaman genetik dari jenis pisang sub-grup banana pada tiga Kabupaten di Jawa Barat adalah tinggi. Variasi dipengaruhi oleh seluruh karakter morfologi dan agronomi yang digunakan kecuali karakter bentuk daun dan warna marjin petiolus. Hasil dendogram setiap jenis memperlihatkan variasi yang terdapat pada jenis pisang lokal sub-grup banana adalah luas. Kata Kunci : Banana, keragaman dan karakterisasiItem Eksplorasi,Karakterisasi,dan Nilai Guna Plasma Nutfah Pisang Lokal (Musa spp.) di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut Jawa Barat(2016-07-30) AGUNG HESYA FURQAN; Ade Ismail; Warid Ali QosimABSTRAK Agung Hesya Furqan. 2016. Eksplorasi, Karakterisasi dan Nilai Guna Plasma Nutfah Pisang Lokal (Musa spp.) di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dibimbing oleh Ade Ismail dan Warid Ali Qosim Pisang (Musa spp.) adalah salah satu buah yang berasal dari Asia Tenggara dan kini telah tersebar keseluruh dunia. Pisang merupakan tanaman rakyat yang dapat tumbuh di hampir seluruh tipe agroekosistem dan sangat beragam jenis-jenisnya. Terkait dengan adanya ancaman terhadap keberadaan plasma nutfah dan pengetahuan masyarakat lokal maka solusi untuk mencegahnya adalah dengan kajian etnobotani. Wilayah Kecamatan Cibalong Garut Selatan merupakan salah satu sentra produksi dan komoditi unggulannya pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidetfikasi berbagai jenis pisang (Musa spp.) yang dapat dijadikan sumber plasma nutfah yang berpotensi berbasiskan studi etnobotani di daerah Kecamatan Cibalong. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai bulan Maret 2016 di Kecamatan Cibalong Garut Selatan. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi dengan penentuan lokasi berdasarkan metode purposive sampling dan menggunakan pendekatan partisipatif PRA (Participatory Rural Apraisal). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kecamatan Cibalong memiliki indeks keragaman tanaman pisang sebesar 1,43 tergolong sedang dengan jenis pisang yang mendominasi secara berurutan berdasarkan nilai INP (Indeks Nilai Penting) yaitu Pisang Nangka (30%), Pisang Ambon (13%), dan Pisang Kapas (12%). Berdasarkan analisis Nilai Indeks Cultural Significance Tanaman Pisang di Kecamatan Cibalong diketahui bahwa Pisang Ambon dan Pisang Ambon Jepang dengan nilai ICS masing masing adalah 52 yang memiliki nilai manfaat yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Cibalong Pisang ambon yang mendominasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pemanfaatan pisang ambon yang tinggi juga. Keyword : eksplorasi, partisipatif, pisang, plasma nutfahItem Estimasi Heritabilitas dengan Metode Regresi Tetua-Turunan (Parent-Offspring Regression) pada Tiga Populasi Hanjeli (Coix lacryma-jobi L.) di Kebun Percobaan Ciparanje Jatinangor(2015-10-13) SABILATUL JANNAH; Warid Ali Qosim; Ade IsmailInformasi mengenai nilai duga heritabilitas tanaman hanjeli diperlukan untuk mengetahui pengaruh genetik dan lingkungan karakter yang diamati sehingga mempermudah program seleksi yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai nilai duga heritabilitas tiga populasi (#28x#9, #28x#26, dan #38x#37) hanjeli (Coix lacryma-jobi L.). Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, pada bulan November 2014 sampai April 2015. Penelitian dilakukan tanpa menggunakan rancangan tata ruang dengan menggunakan generasi F2 (ditanam sebelum F3) dan generasi F3 yang ditanam dalam plot. Analisis heritabilitas menggunakan metode regresi tetua-turunan (parent-offspring regression). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai duga heritabilitas delapan karakter kuantitatif pada populasi #28x#26 dan #38x#37 adalah rendah dan pada populasi #28x#6 memiliki nilai duga heritabilitas rendah untuk tujuh karakter (tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah buku, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji dengan kulit, dan umur panen) serta bernilai sedang untuk karakter jumlah anakan. Nilai heritabilitas yang rendah tersebut menjadikan seleksi tidak langsung akan efektif dilakukan pada populasi hanjeli ini.Item Evaluasi Karakter Agromorfologi dan Daya Hasil Aksesi Terpilih Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Double Petal.(2023-03-31) MULYATI BINTI MUSTAPA; Ade Ismail; Agung KaruniawanEvaluasi karakter agromorfologi pada bunga telang dapat digunakan untuk menyeleksi aksesi yang memiliki potensi unggul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi karakter agromorfologi dan daya hasil serta persentase daya berkecambah aksesi bunga telang double petal. Penelitian ini dilaksanakan mulai November 2021 sampai September 2022 di Kebun Percobaan Ciparanje dan Laboratorium Unit Teknologi Benih, Universitas Padjadjaran. Percobaan lapangan disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan yang terdiri dari 11 aksesi bunga double petal sebagai perlakuan dan tiga varietas cek yaitu CT4.3, CT38, dan CT51 sebagai pembanding. Adapun uji daya berkecambah menggunakan 11 aksesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variasi penampilan pada karakter agromorfologi. Berdasarkan analisis komponen utama pada karakter agromorfologi menunjukkan eigenvalue berkisar antara 1,13-9,47 dengan kontribusi kumulatif 93,02%. Analisis klaster menunjukkan aksesi-aksesi bunga telang terbagi menjadi dua klaster utama dengan jarak euclidean 0,27-4,65. Terdapat satu aksesi yang memiliki daya hasil tertinggi berdasarkan hasil uji LSI yaitu CT12.3B. Aksesi CT4.3 tanpa perlakuan memiliki daya berkecambah tertinggi yaitu 66,50%Item Evaluasi kemurnian fenotipik galur - galur jagung (Zea mays L.) DR, BR, mutan DR, dan mutan BR berdasarkan karakter morfologi dan agronomi di Jatinangor(2014-07-21) INDRAWAN ADI SUCIPTO; Ade Ismail; Dedi RuswandiABSTRAK Indrawan Adi Sucipto. 2014. Evaluasi kemurnian fenotipik galur - galur jagung (Zea mays L.) DR, BR, mutan DR, dan mutan BR berdasarkan karakter morfologi dan agronomi di Jatinangor. Dibimbing oleh Dedi Ruswandi dan Ade Ismail. Informasi mengenai kemurnian fenotipik galur tetua sangat penting guna pembentukan galur hibrida. Percobaan untuk menguji kemurnian fenotipik berdasarkan karakter morfologi dan agronomi telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2013 di lahan percobaan Puri Indah yang disusun dengan rancangan tanpa tata ruang. Metode percobaan diaplikasikan dengan menanam 20 galur DR, 4 galur BR, 56 galur mutan DR, dan 12 galur mutan BR. Galur tersebut diuji kemurnian fenotipiknya secara deskriptif berdasarkan karakter morfologi dan agronomi yang terdiri atas karakter kualitatif dan karakter kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 7 galur yang memiliki kemurnian fenotipik tinggi yaitu galur BR 162, M5 DR 1.6.3, M5 DR 14.3.8, M5 DR 16.9.10, M5 DR 18.6.1, M5 BR 153.1.2 dan M5 BR 153.11.1. Ketujuh galur tersebut didefinisikan murni karena tidak terdapat sampel tanaman yang karakternya menyimpang dari karakter dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variabilitas fenotipik yang luas pada 92 galur jagung DR, BR, mutan DR, dan mutan BR dengan jarak antara nilai minimum dan maksimum yang jauh pada karakter umur anther, umur silk, anther silk interval (ASI), jumlah tongkol, panjang malai, tinggi tanaman, lebar daun dan diameter tongkol.Item EVALUASI KERAGAMAN GENETIK PLASMA NUFTAH UBI KAYU LIAR LOKAL INDONESIA BERDASARKAN KARAKTER MORPHO-AGRONOMY DAN MARKA MOLEKULER SIMPE SEQUENCE REPEAT(2016-01-20) HENDI NUR WICAKSONO; Agung Karuniawan; Ade IsmailABSTRAK Hendi Nur Wicaksono. 2015. Evaluasi Keragaman Genetik Plasma Nutfah Ubi Kayu Liar (Manihot Glaziovii Muell) Lokal Berdasarkan Karakter Morfologi Dan Marka Molekuler SSR. Dibimbing oleh Agung Karuniawan dan Ade Ismail. Keragaman genetik merupakan pondasi utama untuk mengidentifikasi plasma nuftah ubi kayu liar asli Indonesia yang memiliki potensi sebagai bahan makananan, bahan baku industri dan sumber bahan bakar nabati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keragaman genetik ubi kayu dengan menggunakan marka agro-morphology dan marka molekuler SSR. Penelitian ini menggunakan sebanyak 23 aksesi ubi kayu liar (Manihot glaziovii) yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia sepertim Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya. Penelitian ini berlangsung dari bulan Desember 2014 hingga Juni 2015. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok untuk melihat keragaman genetik dari 23 aksesi ubi kayu liar berdasarkan marka morfologi dan menggunakan metode eksperimental untuk mengetahui keragaman genetik berdasarkan marka molekuler SSR. Analisis menggunakan Analisis Komponen Utama (PCA) dan Analisis Klaster dengan dendogram. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa keragaman genetik ubi kayu liar berdasarkan karakter morpho-agronomy adalah luas dengan jarak genetik 0.00 hingga 3.32 dan keragaman genetik ubi kayu liar adalah sempit dengan jarak genetik 0.71 hingga 1.00 berdasarkan marka molekuler. Kata Kunci : Dendogram, Keragaman genetik, PCA, SSR , Ubi Kayu LiarItem Identifikasi ex-situ Jenis-Jenis Pisang (Musa paradisiaca) Varietas Ambon Asal Jawa Barat yang Berpotensi sebagai Sumber Bahan Baku Serat(2016-07-15) AIDA FITRIA; Neni Rostini; Ade IsmailHasil panen pisang ambon menghasilkan sampah batang pisang yang cukup banyak dan tidak dipergunakan. Di sisi lain, batang pisang mengandung serat yang cukup tinggi. Laboratorium Pemulian Tanaman Universitas Padjadjaran memiliki 15 aksesi tanaman pisang (Musa paradisiaca) varietas ambon yang berasal dari Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari jenis pisang ambon yang paling berpotensi sebagai bahan baku serat di Jawa Barat sekaligus mendapatkan informasi mengenai keragaman genetik dan fenotipik serta hubungan kekerabatan ke-15 aksesi berdasarkan karakter vegetatif dan generatif. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 hingga Maret 2016 di Kebun Percobaan Ciparanje, Unpad Jatinangor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 15 aksesi sebagai perlakuan dan diulang dua kali. Analisis data dilakukan untuk mendapatkan nilai varians genetik dan varians fenotipik. Hubungan kekerabatan dan analisis PCA menggunakan program XL STAT 2016. Hasil penelitian menunjukkan keragaman genetik dan fenotipik ke-15 aksesi pisang berdasarkan karakter vegetatif adalah rendah. Keragaman genetik dan fenotipik pada karakter generatif adalah tinggi pada karakter bobot tandan dan panjang rachis. Nilai heritabilitas pada dua karakter generatif tersebut adalah tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman pisang, sedangkan pengaruh lingkunganya kecil. Aksesi AB13, pisang (Musa paradisiaca) varietas ambon jenis lumut yang berasal dari Ciamis, Jawa Barat memiliki hubungan kekerabatan yang jauh pada karakter vegetatif dan memiliki kandungan serat kasar tertinggi diantara 15 aksesi.Item IDENTIFIKASI IN-SITU JENIS-JENIS PISANG BANANA DAN PLANTAIN DI JAWA BARAT SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF BERBASIS INDUSTRI SALE(2015-07-10) TRESNA KUSUMA PUTRI; Ade Ismail; Agung KaruniawanPisang merupakan komoditas unggulan di berbagai kabupaten/kota di Jawa Barat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat keragaman dan kekerabatan jenis pisang di Jawa Barat berdasarkan karakter morfologi dan agronomi. Penelitian dengan metode survey dan eksplorasi yang dilakukan di beberapa daerah di 12 kabupaten/kota di Jawa Barat yaitu Bandung, Bandung Barat, Ciamis, Cianjur, Cirebon, Garut, Kuningan, Purwakarta, Banjar, Sukabumi, Sumedang, dan Tasikmalaya dari bulan Desember 2014 hingga April 2015. Penentuan lokasi pengamatan dilakukan dengan teknik purposif sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis komponen utama (PCA) dan analisis klaster. Hasil analisis berupa biplot dan dendogram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman pisang di Jawa Barat tinggi. Analisis cluster aksesi pisang pada masing-masing dataran di Jawa Barat menunjukkan jarak euclidean berkisar 0,00 sampai ±2,46. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien ketidakmiripan pada populasi aksesi pisang lokal adalah besar yang berarti variasi di dalam populasi aksesi pisang di Jawa Barat adalah luas. Pisang yang berpotensi dikembangkan untuk sale adalah Ambon Kuning, Kapas, Siem, dan Raja Bulu.Item Identifikasi Plasma Nutfah Pisang Nangka (Musa acuminata) secara In-situ sebagai Sumber Aksesi Unggul di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut, Jawa Barat.(2016-06-27) TIFFANI DIAS A; Agung Karuniawan; Ade IsmailPisang nangka (Musa acuminata) dapat dijadikan sebagai sumber energi yang baik karena mengandung kalori yang cepat diserap oleh tubuh. Selain itu, pisang nangka mengandung enam komponen utama yang diperlukan oleh tubuh manusia yaitu air, gula, protein, lemak, vitamin dan mineral, serta asam folat yang cukup tinggi dan dapat juga dikatakan sebagai bahan pangan fungsional karena memiliki pati resisten. Saat ini jenis pisang yang lebih dikembangkan yaitu Cavendish, sedangkan Jawa Barat memiliki varietas lokal yaitu pisang nangka yang dapat dimanfaatkan. Karakterisasi merupakan salah satu prosedur awal program pemuliaan tanaman untuk mendapatkan plasma nutfah dan kultivar unggul baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi mengenai keragaman genetik pisang nangka di Kecamatan Cibalong. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey purposive sampling dan eksplorasi in-situ yang dilakukan di beberapa desa yaitu Desa Karyasari, Mekarsari, Karyamukti, dan Sagara di Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut, Jawa Barat dari bulan Januari 2016 sampai dengan Maret 2016. Analisis data dilakukan untuk mendapatkan nilai variasi genetik dan varians fenotipik. Hubungan kekerabatan dan analisis PCA dianalisis menggunakan program XL-STAT 2016. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat keragaman yang luas pada pisang nangka berdasarkan hasil karakterisasi dari karakter vegetatif dan generatif menurut deskriptor pisang di Kecamatan Cibalong dan terdapat sumber plasma nutfah pisang nangka di Kecamatan Cibalong. Jenis pisang nangka memiliki nilai Indeks Nilai Penting (INP) yang lebih besar dibandingkan jenis pisang lain yaitu mencapai 88.56%. Hasil dendogram dari analisis cluster memperlihatkan bahwa variasi yang terdapat pada jenis pisang nangka adalah tinggi.Item Kajian Resiko Lingkungan Tomat Transgenik Mirakulin melalui Analisis Kesepadanan Karakter Agronomis di Lapang Uji Terbatas(2021-07-28) FAZA AULIA MAULANA; Nono Carsono; Ade IsmailTomat transgenik mirakulin merupakan salah satu tanaman hasil rekayasa genetika yang dapat dijadikan pangan alternatif yang rendah kalori dan pemanis alami non gula. Sebelum dilakukan pelepasan dan peredaran, tanaman transgenik perlu melalui pengkajian resiko lingkungan sebagai tahapan untuk mencapai keamanan hayati. Kesepadanan substansi merupakan prinsip umum kajian resiko lingkungan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan karakter antara tanaman transgenik dengan tanaman konvensionalnya dan untuk menduga ada tidaknya unintended effect. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menilai kesepadanan karakter agronomis pada tanaman tomat transgenik mirakulin dibandingkan dengan tanaman tomat non transgenik kultivar Moneymaker. Percobaan dilakukan di Lapangan Uji Terbatas, Lahan Percobaan Ciparanje, Jatinangor. Data yang diperoleh yaitu tinggi tanaman, diameter batang, laju pertumbuhan relatif, waktu berbunga, umur panen, jumlah bunga per tandan, jumlah buah per tandan, jumlah buah per tanaman, bobot buah per butir, diameter buah dan indeks panen. Data dianalisis menggunakan uji student t-test dan limits of concern. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dan hasil yang sepadan pada semua karakter yang diamati antara tanaman transgenik dan non transgenik. Hal ini menunjukkan bahwa tomat transgenik mirakulin sepadan dengan tanaman non transgenik dan tidak terdeteksinya unintended effects.Item Karakterisasi Bulir Padi (Oryza sativa) Fungsional Lokal Jawa Barat(2023-08-01) AKHMAD TAUFIQ ISMAIL; Ade Ismail; Noladhi WicaksanaPadi saat ini bukan hanya dimanfaatkan menjadi makanan utama, namun juga dijadikan sebagai sumber pangan fungsional. Pangan fungsional ialah bahan makanan yang memiliki manfaat lebih untuk tubuh. padi merah maupun beras hitam merupakan contoh dari padi fungsional. Karakterisasi beras merah dan beras hitam merupakan tahap awal dalam pengembangan lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakter morfologi bulir dari tujuh genotip padi fungsional, serta menduga variasi dan tingkat kemiripan antar genotip. Percobaan ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2020 sampai dengan Desember 2020 di Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif tanpa rancangan tata ruang. Benih yang digunakan berjumlah 10 benih padi tiap genotip. Uji pembandingan nilai varians fenotip dengan standard deviasi digunakan untuk melihat keragaman dari karakter yang diamati. Hasil penelitian diperoleh bahwa karakter morfologi berupa panjang beras, lebar beras, tebal beras, dan rasio P/L beras, panjang gabah, lebar gabah, tebal gabah, dan rasio P/L gabah memiliki nilai yang beragam dan terdapat perbedaan disetiap genotip. Berdasarkan analisis varibilitas fenotipik menunjukan bahwa variasi pada karakter- karakter pengamatan seperti panjang gabah, panjang beras, lebar gabah, lebar beras, tebal gabah, tebal beras, dan bobot 100 biji adalah sempitItem KARAKTERISASI KEANEKARAGAMAN PISANG LOKAL VARIETAS ROID (Musa spp.) SEBAGAI UPAYA KONSERVASI DAN PELESTARIAN VARIETAS DI KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG(2022-02-09) VIKA FARADHITA PRATIWI; Agung Karuniawan; Ade IsmailPisang menjadi salah satu komoditas pertanian yang banyak dibudidayakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Saat ini baru terdapat 101 jenis varietas lokal pisang yang terdaftar di Indonesia, salah satunya pisang Roid dari Kecamatan Jatigede. Pisang Roid dibiarkan tumbuh liar tanpa adanya perawatan khusus dari masyarakat setempat. Pemanfaatan secara terus-menerus tanpa adanya upaya konservasi dan pelestarian, dapat memicu terjadinya kelangkaan plasma nutfah pisang Roid sebagai sumber daya genetik. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi persebaran dan keanekaragaman pisang Roid melalui kegiatan eksplorasi dan karakterisasi in situ. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi keanekaragaman genetik dan menyusun upaya pelestarian serta konservasi varietas lokal pisang Roid (Musa spp.) di Kecamatan Jatigede. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September–November 2021 di tiga desa yang terletak di Kecamatan Jatigede, yaitu Desa Ciranggem, Desa Jemah, dan Desa Mekarasih. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksplorasi, survei, dan wawancara sebagai teknik pengambilan data. Berdasarkan hasil penelitian, Kecamatan Jatigede memiliki keanekaragaman genetik yang luas dan kekerabatan antaraksesi pisang Roid yang jauh. Karakter yang berkontribusi terhadap keanekaragaman antaraksesi yaitu lebar tepian pelepah (LPt), diameter tandan (DTn), dan panjang pseudostem (PPs). Aksesi MS1.3 dipilih sebagai aksesi unggul dengan karakter jumlah sisir pertandan banyak, lebar helai daun 71-80 cm, panjang helai daun 171-220 cm, dan jumlah rhizoma > 5 anakan. Pisang Roid memiliki nilai ICS tertinggi sebesar 99 dibandingkan jenis pisang lainnya. Metode konservasi dan pelestarian varietas lokal yang diusulkan adalah konservasu secara in situ yang berpusat di Desa Mekarasih, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang.Item KERAGAMAN DAN PERBEDAAN PENAMPILAN 52 GENOTIPUBI JALAR (Ipomoea batatas L. Lam) LOKAL ASAL DESA CILEMBU DI LAHAN SAWAH DAN LAHAN KERING(2014-10-20) GIANDA DITY HAZBI; Farida Damayanti; Ade IsmailDesa Cilembu di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang merupakan produsen penghasil ubi jalar Cilembu. Meningkatnya permintaan ubi jalar Cilembu yang diperburuk oleh alih fungsi lahan menyebabkan penanaman dilakukan diluar desa Cilembu. Penanaman ubi jalar Cilembu juga telah mengalami perubahan dari yang biasanya hanya ditanam di lahan sawah kini juga ditanam di lahan kering. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menduga keragaman, interaksi genotip dengan jenis lahan dan untuk mengetahui varietas yang cocok untuk masing-masing jenis lahan. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Identifikasi dilakukan secara ex-situ pada dua set percobaan yaitu bulan Agustus 2012 sampai Januari 2013 untuk penanaman lahan sawah dan Desember 2012 sampai Mei 2013 untuk penanaman lahan kering. Penelitian didisain dalam Rancangan acak Kelompok dengan 52 genotip sebagai perlakuan dan diulang sebanyak dua kali. Sebanyak 8 karakter komponen hasil dianalisis dengan analisis varians, uji homogenitas, analisis varians gabungan, uji Beda Nyata Terkecil dan Uji Scott-Knott. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terjadi interaksi antara genotip dengan jenis lahan pada penanaman ubi jalar lokal asal desa Cilembu antara lahan sawah dengan lahan kering berdasarkan karakter panjang ubi, jumlah ubi per plot dan jumlah ubi per tanaman. Terdapat perbedaan hasil pada penanaman ubi jalar lokal asal desa Cilembu antara lahan sawah dan lahan kering. Ubi jalar lokal asal desa Cilembu lebih cocok ditanam pada lahan sawah dibandingkan pada lahan kering berdasarkan karakter panjang ubi, jumlah ubi per plot dan jumlah ubi per tanaman.Item Keragaman Fenotipik dan Korelasi Karakter Morfologi terhadap Ketahanan Colletotrichum acutatum pada 18 Genotip Cabai (Capsicum spp).(2012) PUSTAKA RAIH SHAUMI; Neni Rostini; Ade IsmailKorelasi keragaman fenotipik 18 genotip cabai terhadap ketahanan Colletotrichum acutatum dilakukan untuk memperoleh informasi keragaman fenotipik yang tinggi dan memiliki korelasi terhadap ketahanan penyakit antraknosa. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, dari bulan Agustus 2015 sampai bulan Mei 2016. Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 18 genotip cabai sebagai perlakuan dan diulang dua kali. Populasi 18 genotip cabai tersebut memiliki latar belakang genetik yang berbeda-beda, terdiri dari genotip koleksi unpad dan varietas komersil. Selanjutnya dilakukan uji scott-knott untuk pengelompokkan berdasar nilai rata-rata. Keragaman karakter kualitatif dan kuantitatif diuji menggunakan analisis komponen utama (PCA) untuk melihat seberapa besar nilai kontribusi terhadap keragaman gentik cabai. Karakter-karakter cabai yang memiliki keragaman tinggi dan berkorelasi terhadap ketahanan penyakit Colletotrichum acutatum terdiri atas karakter tinggi tanaman, panjang buah, rasio panjang buah/diameter buah, panjang tangkai buah, ketebalan tangkai buah dan bobot buah pertanaman.Item Keragaman Genetik 15 Genotip Pisang (Musa paradisiaca) Varietas Ambon Lokal Asal Jawa Barat Berdasarkan Karakter Buah di Jatinangor(2015-01-20) AMRIN PRAYOGA; Ade Ismail; Citra BaktiPisang merupakan tanaman buah-buahan tropis yang paling digemari sebagian masyarakat dunia karena memiliki banyak kelebihan. Produksi Pisang di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi daerah sentra produksi pisang di Indonesia. Pisang Ambon merupakan varietas pisang yang paling mendominasi dibandingkan varietas pisang lainnya di Jawa Barat. Laboratorium Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran memiliki 15 aksesi tanaman pisang (Musa paradisiaca) varietas ambon asal Jawa Barat. Lima belas aksesi tanaman pisang (Musa paradisiaca) varietas ambon ini berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat (Sukabumi, Sumedang, Bandung, Cianjur, Tasikmalaya dan Garut). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai keragaman fenotipik 15 aksesi tanaman pisang (Musa paradisiaca) varietas ambon asal Jawa Barat berdasarkan karakter buah. Penelitian dilakukan sejak bulan April 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 di Kebun Percobaan Ciparanje Unpad Jatinangor. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif tanpa rancangan dengan pendekatan kualitatif dan juga menggunakan data kuantitatif. Hubungan kekerabatan dianalisis menggunakan software XLStat 2014 dan menghasilkan analisis berupa dendogram dan grafik biplot. Berdasarkan analisis cluster pada karakter kuantitatif dan kualitatif pada 15 aksesi pisang dari 5 jenis pisang ambon mempunyai kekerabatan yang luas, berdasarkan jarak koefisien Euclidian yang dihasilkan berdasarkan karakter buah. Berdasarkan analisis PCA (Principle Component Analysis) diketahui bahwa penducle dan bentuk buah adalah karakter yang paling berkontribusi pada variasi karakter kualitatif buah, sedangkan diameter jantung, jumlah sisir per tandan, jumlah buah per sisir, kadar gula dan panjang rachis adalah karakter yang paling berkontribusi pada variasi pada karakter kuantitatif buah. Menurut analisis varians populasi karakter yang mempunyai variabilitas fenotipik yang luas adalah karakter bobot tandan dan bobot buah per sisir. Pada penelitian ini genotip Ambon11, genotip Ambon10 dan genotip Ambon13 merupakan genotip yang memiliki karakter unggul dan direkomendasikan untuk penelitian lebih lanjut.Item Keragaman Genetik dan Hubungan Kekerabatan 15 Aksesi Pisang (Musa paradisiaca) Varietas Ambon Asal Jawa Barat Berdasarkan Karakter Morfologi di Jatinangor.(2014-07-17) ZAKIYAH DAULATI; Noladhi Wicaksana; Ade IsmailKeragaman genetik merupakan faktor penting dalam program pemuliaan tanaman terutama dalam proses seleksi, karena dengan keragaman genetik yang luas maka proses seleksi akan berjalan efektif. Laboratorium Pemulian Tanaman Universitas Padjadjaran memiliki 15 aksesi tanaman pisang (Musa paradisiaca) varietas ambon asal Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai keragaman genetik dan hubungan kekerabatan 15 aksesi tanaman pisang (Musa paradisiaca) varietas ambon asal Jawa Barat berdasarkan karakter morfologi pada fase vegetatif. Penelitian dilakukan sejak bulan Mei 2013 sampai dengan bulan November 2013 di Kebun Percobaan Ciparanje, Unpad Jatinangor. Lima belas aksesi tanaman pisang (Musa paradisiaca) varietas ambon ini berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat (Sukabumi, Sumedang, Bandung, Cianjur, Tasikmalaya dan Garut). Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 15 aksesi sebagai perlakuan dan diulang dua kali. Data dianalisis untuk mendapatkan nilai varians genetik dan varians fenotipik. Hubungan kekerabatan dianalisis dengan menggunakan program NTSYSpc versi 2.10q yang akan menghasilkan analisis berupa dendogram dan biplot Principal Component Analysis (PCA). Hasil penelitian menunjukkan keragaman genetik 15 aksesi pisang (Musa paradisiaca) varietas ambon asal Jawa Barat berdasarkan karakter morfologi vegetatifnya mempunyai keragaman genetik yang tinggi yaitu pada karakter lebar helai daun, dan rhizoma (anakan). Keragaman genetik yang rendah terlihat pada karakter panjang petiole. Nilai heritabilitas pada semua karakter adalah rendah. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman pisang, sedangkan pengaruh genetiknya kecil. Aksesi AB13, pisang (Musa paradisiaca) varietas ambon jenis lumut yang berasal dari Ciamis, Jawa Barat memiliki hubungan kekerabatan yang jauh dengan aksesi lain, berdasarkan jarak koefisien euclidian yang dihasilkan oleh analisis hubungan kekerabatan berdasarkan karakter morfologi.Item Keragaman Genetik Pisang Muli (Musa acuminata Colla) pada Tiga Ekosistem di Jawa Barat(2015-07-11) FRANSISCA T; Ade Ismail; Warid Ali QosimJawa Barat merupakan salah satu provinsi yang terdapat keragaman genotipe pisang yang cukup tinggi. Salah satu pisang yang saat ini belum diketahui informasi keragaman genetiknya di Jawa Barat yaitu Musa acuminata Colla varietas muli. Berdasarkan beberapa penelitian di Indonesia dan dunia juga belum diketahui adanya penelitian tentang Musa acuminata Colla varietas muli. Padahal Musa acuminata Colla varietas muli memiliki banyak manfaat diantaranya: sebagai sumber energi yang baik, mengandung mineral, vitamin, zat besi, dan dapat dikatakan sebagai pangan fungsional karena memiliki pati resisten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Musa acuminata Colla varietas muli berdasarkan karakter agronomi dan morfologi pada tiga ekosistem di Jawa Barat. Penelitian dilakukan menggunakan metode survey dan eksplorasi yang dilakukan di beberapa daerah di Jawa Barat (Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Bogor) dari bulan November 2014 sampai April 2015. Hasil dari penelitian adalah Jawa Barat memiliki tingkat keragaman hayati yang tinggi pada agroekosistem pertanaman Musa acuminata Colla varietas muli dan banyak ditemukan di dataran medium. Perlu dilakukan kegiatan identifikasi dan karakterisasi Musa acuminata Colla varietas muli secara ex-situ guna mendukung kegiatan pemuliaan tanaman lebih lanjut.