Ilmu Kesejahteraan Sosial (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Kesejahteraan Sosial (S2) by Author "Budi Muhamad Taftazani"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item EVALUASI PROSES PROGRAM PELAYANAN GELANDANGAN PENGEMIS OLEH PANTI PELAYANAN SOSIAL PENGEMIS GELANDANGAN ORANG TERLANTAR MARDI UTOMO SEMARANG(2022-10-02) MARYATUN; Santoso Tri Raharjo; Budi Muhamad TaftazaniPanti Pelayanan Sosial Pengemis Gelandangan Orang Terlantar (PPS PGOT) Mardi Utomo Semarang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah yang memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan layanan rehabilitasi sosial dalam penanganan gelandangan dan pengemis melalui pendekatan tahapan pertolongan dalam pekerjaan sosial. Pada tahun 2021 angka terminasi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) pada PPS PGOT Mardi Utomo terjadi penurunan sebanyak 43 (empat puluh tiga) orang dari tahun sebelumnya yang berjumlah 113 (seratus tiga belas) orang. Dalam prakteknya panti menerima sasaran pelayanan dengan karakteristik yang berbeda dari segi usia, status keluarga maupun kondisi kesehatan jiwa. Perbedaan karakteristik PPKS, menjadikan kebutuhan yang tidak sama sehingga perlu upaya layanan yang sesuai masing-masing karakteristik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi serta mengevaluasi proses program pelayanan gelandangan dan pengemis yang dilakukan oleh PPS PGOT Mardi Utomo Semarang dengan karakteristik PPKS yang berbeda. Berdasarkan indikator pemenuhan upaya rehabilitasi sesuai harapan dan kebutuhan masing-masing PPKS diketahui penyebab belum tercapainya hasil program pelayanan secara maksimal. Adapun penelitian ini menggunakan desain evaluasi proses program menurut teori (Grinnell, R.M.. Gabor, P. & Unrau, 2019) dengan pendekatan kualitatif untuk melihat jalannya proses pelayanan sehingga dapat diketahui keefektifan program berdasarkan komponen di dalamnya berupa latar belakang program, profil klien, profil staf pelaksana program, jumlah layanan yang diberikan kepada klien, intervensi dan kegiatan program, dukungan administrasi, tingkat kepuasan klien serta tingkat efisiensi program. Hasil penelitian evaluasi terkait proses pelayanan gelandangan dan pengemis oleh Panti Pelayanan Sosial Pengemis Gelandangan Orang Terlantar Mardi Utomo Semarang khususnya dalam komponen intervensi dan kegiatan program melalui proses pertolongan dalam pendekatan pekerjaan sosial menunjukkan bahwa terdapat sejumlah kekurangan karena belum mengimplementasikan tahapan pelayanan secara spesifik sesuai karakteristik PPKS. Proses penerimaan meskipun dalam standar pelayanan PPS PGOT hanya menerima PPKS sesuai kriteria (usia 19 hingga 60 tahun serta sehat jasmani dan rohani), namun pada prakteknya masih terdapat PPKS dengan usia anak dan remaja maupun dengan gangguan kejiwaan sehingga berpengaruh pada proses asesmen, perumusan rencana penyelesaian masalah, intervensi, resosialisasi hingga terminasi yang belum sepenuhnya mempertimbangkan karakteristik PPKS tersebut. Selanjutnya terkait komponen evaluasi proses program lainnya secara umum dapat diidentifikasi hingga diketahui faktor yang menjadi penghambat dan pendukung proses pelayanan. Panti bersama pihak terkait perlu menyesuaikan tahapan pelayanan dengan indikator pemenuhan upaya rehabilitasi sosial sesuai kebutuhan PPKS dan mengupayakan peningkatan komponen pendukung program hingga pada tataran tingkat efisiensi program melalui perencanaan penganggaran.Item Pemberdayaan Perempuan Melalui Pendekatan Community Based Education (CBE) di Desa Tarunajaya(2022-10-04) RIZEKI HARDIANSYAH; R. Nunung Nurwati; Budi Muhamad TaftazaniTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum kelompok Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) di Desa Tarunajaya, mengidentifikasi proses perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilakukan untuk pemberdayaan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) di Desa Tarunajaya, dan menganalisis perbedaan pemberdayaan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) di Desa Tarunajaya sebelum dan sesudah dilakukan intervensi program pemberdayaan berbasis Community Based Education (CBE). Objek dari penelitian ini adalah 10 (sepuluh) orang PRSE yang ada di Desa Tarunajaya. Adapun metode yang digunakan penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa input tingkat pemberdayaan kelompok Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) di Desa Tarunajaya masuk dalam kategori tidak berdaya. Selain itu, dalam setiap proses pelaksanaan penelitian Tindakan partisipatif yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilakukan untuk pemberdayaan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) di Desa Tarunajaya terbukti telah dijalankan dengan maksimal dengan 1 siklus selama 4 bulan penelitian Tindakan partisipatif. Selain itu, sebagai output dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemberdayaan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) di Desa Tarunajaya sebelum dan sesudah dilakukan intervensi program pemberdayaan berbasis Community Based Education (CBE), yang terbukti dari skor rata-rata sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) PRSE di Desa Tarunajaya yang mengalami peningkatan secara keseluruhan indikator, dari semula hanya 4 (empat) dari 6 (enam) indikator yang masuk dalam kriteria berdaya.Item PENGARUH STRATEGI COPING TERHADAP KECENDERUNGAN RELAPSE KORBAN PENYALAHGUNA NAPZA(2022-11-16) AHMAD SAALIK HUDAN AL FARIZ; Binahayati; Budi Muhamad TaftazaniPenelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh strategi coping terhadap kecenderungan relapse korban penyalahguna NAPZA di Inabah 15 Pondok Pesantren Suryalaya. Penelitian ini menggunakan perspektif teori cognitive behavioral model of relapse Marlatt dan Gordon (1985) tentang pengaruh strategi coping terhadap relapse pada korban penyalahguna NAPZA. Penelitan ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Data dikumpulkan melalui survey yang dilaksanakan pada pertengahan tahun 2022. Sebanyak tiga puluh empat anak binaan/korban penyalahguna NAPZA di Inabah 15 pondok pesantren Suryalaya dengan minimal 4 bulan masa rehabilitasi, berpartisipasi dalam survey ini. The Ways of Coping Quitioner (WCQ) yang dirancang oleh Folkman (1986) digunakan untuk mengukur strategi koping dan instrumen Stimulant Risk Relapse Scale (SRRS) yang dirancang oleh Ogai, Y. dkk (2007) digunakan untuk mengukur kecenderungan relapse. Karakteristik responden rata-rata berusia 22 Tahun, dengan mayoritas berpendidikan terakhir SMA, selanjutnya responden pada penelitian ini mayoritas menggunakan jenis obat-obatan, durasi penggunaan NAPZA rata-rata 2 tahun, dan responden rata-rata mengikuti rehabilitasi selama 5 bulan. Penelitian menunjukan bahwa 50% dari respon memiliki nilai strategi coping yang baik akan tetapi 41% responden melaporkan kecenderungan relapse yang tinggi. Hasil uji multivariat regresi menunjukan ada 4 variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan relapse, melihat nilai beta dan nilai signifikansinya strategi coping menjadi predictor paling berpengaruh terhadap kecenderungan relapse dengan nilai beta dan signifikansi (Beta=-0.913, p<0.001), disusul oleh variabel usia responden dengan nilai beta dan signifikansi (Beta=0.285, p<0.005), selanjutnya predictor lama penggunaan NAPZA dengan nilai beta dan signifikansi (Beta=-0.265, p<0.005), yang variabel terakhir yang berpengaruh signifikan adalah jenis NAPZA dengan nilai beta dan signifikansi (Beta=0.222, p<0.010)Item SELF-DISCLOSURE ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI RPSAA AMAL SHOLEH PROVINSI GORONTALO(2022-09-14) DETYO EKA CAHYA SALIM; Budi Muhamad Taftazani; R. Nunung NurwatiSelf-Dislcosure merupakan pemberian informasi tentang diri seseorang yang biasanya dirahasiakan namun diberitahu kepada orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai proses pengungkapan anak korban kekerasan seksual di RPSAA Amal Sholeh Provinsi Gorontalo dengan melihat lima dimensi yaitu Ukuran/Jumlah, Valensi, Kejujuran, Maksud dan Tujuan, dan Keakraban. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualititatif dengan metode studi kasus. Sumber data yang digunakan meliputi data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan uji kredibilitas pemeriksaan yaitu trianggulasi sumber, trianggulasi waktu, trianggulasi teknik, Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualititatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengunkapan anak korban kekerasan seksual dilakukan kepada keluarga, waktu keterbukaan anak berbeda-beda, tergantung berapa banyak informasi tentang kekerasan seksual yang dimiliki oleh anak. Ketiga informan melakukan pengungkapan secara mandiri dengan menangis karena perasaan takut terhadap respon negatif dari lawan bicara. Respon negatif yang ditimbulkan oleh orang tua menyebabkan dua dari tiga orang anak menyembunyikan beberapa informasi tentang kekerasan seksual yang di alaminya kepada orang tuanya dan lebih terbuka kepada polisi karena memberikan perasaan nyaman dan aman ketika melakukan keterbukaan tentang kekerasan seksual. Tujuan anak korban kekerasan seksual melakukan pengungkapan atas kejadian yang di alaminya adalah agar anak tidak mendapatkan tindakan kekerasan seksual dari pelaku. Dua dari tiga informan menceritakan hubungan percintaan kepada sahabat ataupun saudaranya. Akan tetapi ketiga informan tidak menceritakan kekerasan seksual kepada siapapun termasuk teman dekat ataupun saudaranya karena beranggapan kekerasan seksual merupakan suatu aib yang harus disembunyikan.