Browsing by Author "Dani Riswandi"
Now showing 1 - 14 of 14
Results Per Page
Sort Options
Item EFEKTIVITAS HERBISIDA BERBAHAN AKTIF IPA GLIFOSAT 486 g/L DALAM MENGENDALIKAN GULMA PADA BUDIDAYA JAGUNG HIBRIDA (Zea mays L.) TANPA OLAH TANAH (TOT)(2020-09-21) NITA NUR REZKIA; Denny Kurniadie; Dani RiswandiGulma dalam persiapan lahan sangat penting untuk dikendalikan. Kombinasi penggunaan herbisida pada lahan sistem TOT menjadi alternatif dalam persiapan tanam tanaman jagung, karena dapat menghemat tenaga kerja dan waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas herbisida IPA Glifosat 486 g/L dalam mengendalikan gulma pada budidaya jagung hibrida dengan sistem TOT. Penelitian dilakukan pada Januari hingga April 2020 di lahan yang berada di Balai Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman, Pasirbanteng, Jatinangor, Sumedang dengan ketinggian tempat 752 mdpl. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 4 ulangan sehingga didapat 32 plot percobaan. Perlakuan terdiri dari TOT dengan dosis herbisida berbahan aktif IPA Glifosat 486 g/L dosis 2,3,4,5,6,7 L/ha, Olah Tanah Sempurna (OTS), dan Kontrol. Hasil percobaan menunjukkan bahwa herbisida berbahan aktif IPA Glifosat 486 g/L mulai dosis 3,0 hingga 7,0 L/ha dapat efektif mengendalikan gulma Imperata cylindrica, Brachiaria mutica, Eupatorium odoratum, Calopogonium mucunoides dan gulma total hingga 4 minggu setelah tanam tanpa menimbulkan efek keracunan pada pertanaman jagung pada persiapan tanam jagung hibrida.Item Efikasi Herbisida Metrbuzin 70 WG terhadap Pertumbuhan Gulma pada Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.)(2017-08-25) INTAN PERMATA SARI; Denny Kurniadie; Dani RiswandiABSTRAK Intan Permata Sari. 2017. Efikasi Herbisida Metribuzin 70 WG Terhadap Pertumbuhan Gulma pada Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.). Dibimbing oleh Denny Kurniadie dan Dani Riswandi. Tanaman tebu merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan penghasil gula. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi dosis herbisida Metribuzin 70 WG berbahan aktif metribuzin yang efektif untuk mengendalikan gulma pada tanaman tebu serta dapat berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan tebu. Percobaan dilakukan di Perkebunan Tebu Desa Sumber Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon pada bulan September 2016 sampai bulan Januari 2017. Tempat percobaan bertipe curah hujan C menurut Schmidt-Fergusson dengan ketinggian tempat 30 mdpl. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pola Sederhana dengan 7 (tujuh) perlakuan dan 4 (empat) ulangan. Perlakuan yang diujicobakan pada percobaan ini yaitu Metribuzin 70 WG 1,5 kg/ha, Metribuzin 70 WG 2,0 kg/ha, Metribuzin 70 WG 2,5 kg/ha, Metribuzin 70 WG 3,0 kg/ha, Metribuzin 70 WG 3,5 kg/ha, Penyiangan manual sebanyak tiga kali, dan Kontrol (tanpa perlakuan). Hasil percobaan menunjukkan bahwa herbisida Metribuzin 70 WG pada dosis 1,5 kg/ha dapat menekan pertumbuhan gulma daun lebar dan gulma rumput sejak 4 MSA hingga 12 MSA, tetapi tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan tebu. Kata kunci: Tebu, Efikasi, MetribuzinItem Inventarisasi Gulma pada Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) pada Berbagai Ketinggian Tempat di Wilayah Kabupaten Brebes.(2014-10-20) MARSELA VIANITA S; Uum Umiyati; Dani RiswandiTujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dominasi dan keanekaragaman jenis gulma pada lahan jagung manis di Kabupaten Brebes pada berbagai ketinggian tempat, sehingga dapat dijadikan pedoman dalam manajemen pengendalian gulma jagung manis pada ketinggian tempat yang berbeda di Kabupaten Brebes. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah sentra produksi jagung manis di Kabupaten Brebes pada bulan Maret 2014 sampai dengan Mei 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif melalui metode survey dengan 4 wilayah pengamatan pada rentang ketinggian berbeda yang meliputi Kecamatan Tanjung (20 – 50 m dpl), Kecamatan Kersana (< 20 m dpl), Kecamatan Banjarharjo (20 – 100 m dpl), dan Kecamatan Losari (< 20 m dpl). Dari hasil penelitian diperoleh komposisi vegetasi gulma dominan yang terdapat pada ketinggian < 20 m dpl yaitu Lindernia sp. dan Portulaca oleracea yang merupakan gulma golongan berdaun lebar. Gulma dominan Axonopus compressus dan Cynodon dactylon dari golongan rumput, serta Portulaca oleracea dari golongan berdaun lebar dominan pada ketinggian 20 – 50 m dpl. Sedangkan, pada wilayah dengan ketinggian 69 – 100 m dpl gulma dominan yang muncul yaitu Axonopus compressus, Cynodon dactylon dari golongan rumput dan Lindernia sp. dari golongan berdaun lebar. Berdasarkan hasil analisis vegetasi, jenis gulma yang banyak muncul berasal dari famili Poaceae.Item KEANEKARAGAMAN GULMA PADA DUA SISTEM TANAM PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DI DATARAN MEDIUM(2019-10-24) ATTINA BALQIN IZZAH; Denny Kurniadie; Dani RiswandiGulma merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan produktivitas padi. Penurunan hasil produksi padi diakibatkan oleh gulma berbanding lurus dengan kerapatan gulma pada satu satuan luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberagaman jenis dan dominansi gulma pada tanaman padi di Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei. Setiap lokasi lahan sawah yang diteliti menggunakan dua sistem tanam yaitu system rice intensification dan konvensional. Masing-masing sistem tanam diambil didua areal lahan dengan umur tanaman berkisar 20 sampai 25 hari setelah tanam. Dilakukan analisis vegetasi pada masing-masing petak contoh. Pengamatan meliputi sum dominance ratio, koefisien komunitas, keanekaragaman, dan bobot kering gulma. Hasil penelitian menunjukkan gulma dominan pada tanaman padi di tiga lokasi adalah Alternanthera philoxeroides, Salvinia molesta, Pistia stratiotes, Cyperus difformis, Ludwigia octovalvis, Marsilea crenata, Cynodon dactylon, Bacopa monnieri, Leersia hexandra, Commelina diffusa, dan Paspalum conjugatum. Indeks keragaman gulma pada system rice intensification di Sumedang yaitu 2,02, Bandung 2,05, dan Tasikmalaya 2,05 serta pada sistem tanam konvensional di Sumedang 1,53, Bandung 1,41 dan Tasikmalaya 1,74. Sistem tanam mampu mempengaruhi keberagaman dan dominansi gulma padi sawah.Item Keefektifan Herbisida Berbahan Aktif Bentazon 400 g/L, MCPA 60 g/L dan Campuran Bentazon + MCPA 460 g/L serta Sifat Herbisida Campuran terhadap Beberapa Jenis Gulma Padi Sawah(2020-09-03) REZA AMALIA; Dedi Widayat; Dani RiswandiPengendalian gulma dengan herbisida tunggal secara terus- menerus dengan bahan aktif yang sama akan menyebabkan resiko terjadinya resistensi. Penggunaan herbisida campuran dapat memperluas spektrum pengendalian dan menghambat terjadinya resistensi gulma. Campuran herbisida dengan dua atau lebih jenis bahan aktif akan menunjukkan interaksi antara satu bahan dengan bahan yang lain. Interaksi tersebut dapat bersifat sinergis, antagonis, dan aditif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan herbisida Bentazon 400 g/L, MCPA 60 g/L, dan Bentazon + MCPA 460 g/L serta sifat campurannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni- Agustus 2019, di Rumah Plastik Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Perlakuan terdiri dari tiga jenis herbisida dengan enam tingkat dosis, yaitu herbisida tunggal Bentazon 400g/L dan MCPA 60 g/L (4; 2; 1; 0,5; 0,25; 0 L.ha⁻¹), herbisida campuran Bentazon + MCPA 460 g/L (5; 2,5; 1,25; 0,625; 0,3215; 0 L.ha⁻¹) dengan empat ulangan. Gulma target adalah Sphenoclea zeylanica, Ludwigia hyssopifolia, Fimbristylis miliacea, dan Cyperus iria. Analisis data menggunakan persentase kerusakan gabungan gulma untuk mengetahui keefektifan dari setiap herbisida dan analisis regresi linear dengan metode Multiplicative Survival Model untuk menentukan LD₅₀ setiap herbisida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis yang efektif dari setiap herbisida yaitu, Herbisida Bentazon 400 g/L (1,00 L.ha⁻¹), herbisida MCPA 60 g/L (2,00 L.ha⁻¹) dan herbisida campuran Bentazon + MCPA 460 g/L (0,625 L.ha⁻¹), pencampuran herbisida Bentazon + MCPA 460 g/L memiliki nilai LD₅₀ percobaan sebesar 0,3857 L.ha⁻¹ dan LD₅₀ harapan sebesar 0,6943 L.ha⁻¹, dengan nilai kotoksisitasnya yaitu 1,8 (>1) maka sifat campuran herbisida bersifat sinergis.Item Pengaruh Alelopati Tiga Spesies Gulma Utama Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merill) Dengan Ukuran Benih Yang Berbeda(2014-10-18) HANA AQMARINA; Dani Riswandi; Dedi WidayatKedelai merupakan komoditas penting setelah padi dan jagung di Indonesia karena biji kedelai mengandung gizi yang tinggi, terutama kadar protein. Salah satu kendala yang menurunkan hasil produksi kedelai adalah gulma yang dapat menurunkan produksi 30-50%. Gulma dapat mengeluarkan senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan tumbuhan lain dan peristiwanya disebut alelopati. Penelitian ini berujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh alelopati tiga spesies gulma utama terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai dengan ukuran benih yang berbeda. Percobaan dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dari bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juni 2014. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok sederhana yang terdiri dari 12 perlakuan, A = Ageratum conyzoides + Agromulyo (benih ukuran besar), B = Ageratum conyzoides + Dering 1 (benih ukuran sedang), C = Ageratum conyzoides + Gepak kuning (benih ukuran kecil), D = Cyperus rotundus + Agromulyo (benih ukuran besar), E = Cyperus rotundus + Dering 1 (benih ukuran sedang), F = Cyperus rotundus + Gepak kuning (benih ukuran kecil), G = Imperata cylindrica + Agromulyo (benih ukuran besar), H = Imperata cylindrica + Dering 1 (benih ukuran sedang), I = Imperata cylindrica + Gepak kuning (benih ukuran kecil), J = Agromulyo (benih ukuran besar) (kontrol), K = Dering 1 (benih ukuran sedang) (kontrol), dan L = Gepak Kuning (benih ukuran kecil) (kontrol). Perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penilitian menunjukan alelopati tiga spesies gulma utama terhadap ukuran benih yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun pada umur 2 MST dan jumlah polong isi, tetapi tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun pada umur 4 dan 6 MST, jumlah stomata, luas daun, jumlah polong hampa, jumlah biji per polong, bobot 100 biji, dan bobot biji per tanaman.Item Pengaruh Berbagai Dosis Herbisida 2,4-D Dimetil Amina 866 g/l terhadap Penekanan Gulma, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang pada Sistem Tanam Pindah(2014-10-19) FADILLAH SYAHRIZAL; Denny Kurniadie; Dani RiswandiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh herbisida 2,4 – D dimetil amina terhadap pertumbuhan gulma serta pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah varietas Ciherang pada Sistem Tanam Pindah. Percobaan dilaksanakan pada bulan Nopember 2013 sampai Pebruari 2014 di Desa Cijeruk, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Rancangan Percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu : A. Herbisida 2,4-D dimetil amina 1,5 l/ha, B. Herbisida 2,4-D dimetil amina 2,0 l/ha, C. Herbisida 2,4-D dimetil amina 2,5 l/ha, D. Herbisida 2,4-D dimetil amina 3,0 l/ha, E. Herbisida 2,4-D dimetil amina 3,5 l/ha, F. Penyiangan mekanis, G. Kontrol. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji F dan untuk menguji perbedaan nilai rata-rata perlakuan digunakan uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaplikasian herbisida 2,4-D dimetil amina 866 g/l berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan gulma berdaun lebar dan teki namun tidak efektif dalam mengendalikan rumput serta pada dosis 3,0 l/ha dan 3,5 l/ha menimbulkan keracunan pada tanaman padi di minggu pertama setelah aplikasi herbisida. Namun tidak mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah varietas Ciherang.Item PENGARUH DOSIS HERBISIDA BERBAHAN AKTIF CAMPURAN Metil Metsulfuron 0,7% + Chlorimuron Etil 0,7% + 2,4-D Na 75% TERHADAP GULMA, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI PADA SISTEM TANPA OLAH TANAH(2017-09-03) CITRA BERTA WARNI GULTOM; Dani Riswandi; Dedi WidayatSistem tanpa olah tanah dan aplikasi herbisida semakin banyak digunakan untuk mengatasi kehilangan hasil tanaman budidaya akibat gulma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh herbisida campuran Metsulfuron Metil 0,7% + Chlorimuron Etil 0,7% + 2,4-D Na 75% terhadap gulma, pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah varietas Ciherang pada sistem Tanpa Olah Tanah. Percobaan dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai Januari 2017 di SPLPP (Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian) Fakultas Pertanian UNPAD Jl. Raya Laswi No. 176 Jelekong Kecamatan Bale Endah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Rancangan Percobaan yang digunakan adalah Rancangan Percobaan Acak Kelompok dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu : A. 750 g/ha, B. 1000 g/ha, C. 1250 g/ha, D. 1500 g/ha, E. Penyiangan secara Manual + Olah Tanah Sempurna, F. Olah Tanah Sempurna + tanpa penyiangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa herbisida berbahan aktif campuran metil metsulfuron 0,7% + chlorimuron etil 0,7% + 2,4-D Na 75% efektif menekan pertumbuhan gulma sampai 8 MSA (minggu setelah aplikasi). Semakin tinggi dosis herbisida yang diaplikasikan semakin meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Pada dosis 1250 g/ha efektif mengendalikan gulma dan berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah varietas Ciherang pada sistem tanpa olah tanah.Item PENGARUH DOSIS HERBISIDA ETHOXYSULFURON 15 WG TERHADAP GULMA, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS CIHERANG(2017-07-05) ATY FUJIATY SETIAWAN; Dani Riswandi; Dedi WidayatGulma pada pertanaman padi menyebabkan turunnya hasil padi baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Salah satu cara mengendalikan gulma yang efektif adalah dengan menggunakan metode kimiawi menggunakan Herbisida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis herbisida Ethoxysulfuron 15 WG terhadap pertumbuhan gulma dan hasil tanaman padi varietas Ciherang. Percobaan dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran unit Ciparay dari bulan Oktober sampai bulan Januari 2017. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari 7 perlakuan, dengan 4 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut: Ethoxysulfuron 6 g/ha ; Ethoxysulfuron 9 g/ha ; Ethoxysulfuron 12 g/ha ; Ethoxysulfuron 15 g/ha ; Ethoxysulfuron 18 g/ha ; Penyiangan Manual ; Kontrol (Tanpa penyiangan dan tanpa herbisida). Hasil percobaan menunjukan bahwa herbisida Ethoxysulfuron dosis 9 g/ha mampu menekan pertumbuhan gulma Ludwigia adscendens, Ludwigia perrenis, Fimbristylis miliacea, gulma lain-lain dan gulma total serta memberikan pengaruh baik pada hasil tanaman padi.Item Pengaruh Dosis Herbisida Isopropilamina Glifosat dan Frekuensi Penyiangan Terhadap Gulma, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis Tegak (Phaseolus vulgaris L.) Var. Balitsa 1 pada Sistem Tanpa Olah Tanah(2016-07-19) SYIFA FAJRIANI; Dedi Widayat; Dani RiswandiBuncis adalah tanaman sayuran polong yang peka terhadap kehadiran gulma. Pengendalian gulma pada buncis dengan sistem tanpa olah tanah (TOT) dilakukan saat pembukaan lahan dan pemeliharaan. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi dosis herbisida isopropilamina glifosat dan frekuensi penyiangan terbaik dalam mengendalikan gulma dan meningkatkan hasil tanaman buncis pada sistem TOT. Percobaan dilakukan pada Desember 2015 sampai Maret 2016 di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan tiga ulangan. Faktor utama adalah dosis herbisida dengan tiga taraf, yaitu tanpa aplikasi herbisida (h0), dosis 2 l/ha (h1) dan 3 l/ha (h2). Anak petak adalah frekuensi penyiangan dengan tiga taraf, yaitu tanpa penyiangan (p0), penyiangan 2 dan 4 MST (p1) serta penyiangan 2, 4 dan 6 MST (p2). Hasil percobaan menunjukkan adanya interaksi antara aplikasi herbisida dan frekuensi penyiangan pada pengamatan bobot kering gulma dan tinggi tanaman. Kombinasi perlakuan terbaik ditunjukkan oleh perlakuan h1p1 (herbisida dosis 2 l/ha + penyiangan 2 dan 4 MST). Perlakuan h1 (herbisida dosis 2 l/ha) dan p1 (penyiangan 2 dan 4 MST) menunjukkan bobot kering gulma total yang rendah dan hasil polong buncis paling tinggi yaitu sebesar 14,20 ton/ha dan 13,61 ton/ha.Item PERAN DOSIS HERBISIDA METYLMETSULFURON 20% TERHADAP PENEKANAN GULMA, PERTUMBUHAN & HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L.)(2019-08-29) EVA WANTY TRI WANI TAMBUNAN; Dedi Widayat; Dani RiswandiSalah satu faktor rendahnya hasil padi yaitu keberadaan gulma yang dapat menekan pertumbuhan karena terjadinya kompetisi unsur hara. Pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida lebih efektif dibandingkan dengan pengendalian gulma lainnya. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas herbisida Metlymetsulfuron 20% terhadap penekanan gulma, pertumbuhan dan hasil padi sawah (Oryza sativa L.). Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 sampai April 2019 di SPLPP (Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian), Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan tersebut diantaranya Metylmetsulfuron 20% dengan dosis 10g/ha, 15g/ha, 20 g/ha, 25 g/ha, 30 g/ha, serta penyiangan mekanis dan kontrol (tanpa perlakuan). Perbedaan antara perlakuan diuji dengan menggunakan uji Duncan pada taraf nyata 5%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa herbisida Metylmetsulfuron 20% dari 20g/ha mampu mengendalikan Ludwigia perennis, Fimbristylis miliacea , Limnocharis flava, Leersia hexandra dan Monochoria vaginalis serta memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan serta hasil tanaman padi.Item RESPON GULMA, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L) TERHADAP DOSIS DAN WAKTU APLIKASI HERBISIDA ARYLPICOLINATE(2016-10-04) NADYA JENETHA BR S; Dedi Widayat; Dani RiswandiABSTRAK Nadya Jenetha BrSihombing. 2016. Respons Gulma, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oriza sativa L.) akibat Dosis dan Waktu Aplikasi Herbisida Arylpicolinate. Dibimbing oleh Dedi Widayat dan Dani Riswandi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dosis dan waktu aplikasi herbisida Arylpicolinate yang paling efektif untuk mengendalikan gulma dan memberikan hasil terbaik pada padi sawah (Oryza sativa L). Penelitian dilakukan sejak bulan November 2015 sampai Februari 2016 di Desa Wargaluyu, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan sepuluh perlakuan dan empat kali ulangan. Jenis perlakuan yang dicoba sebagai berikut : Arylpicolinate 10 g.a.i/ha (0,4 l/ha), waktu aplikasi 2 MST (Minggu Setelah Tanam) ; Arylpicolinate 20 g a.i/ha (0,8 l/ha), waktu aplikasi 2 MST ; Arylpicolinate 25 g a.i/ha (1,0 l/ha), waktu aplikasi 2 MST ; Arylpicolinate 30 g a.i/ha (1,2 l/ha), waktu aplikasi 2 MST ; Arylpicolinate 10 g a.i/ha (0,4 l/ha), waktu aplikasi 3 MST ; Arylpicolinate 20 g a.i/ha (0,8 l/ha), waktu aplikasi 3 MST ; Arylpicolinate 25 g a.i/ha (1,0 l/ha), waktu aplikasi 3 MST ; Arylpicolinate 30 g a.i/ha (1,2 l/ha), waktu aplikasi 3 MST ; Penyiangan mekanis 2 dan 4 MST ; Kontrol (Tanpa penyiangan dan tanpa herbisida). Perbedaan antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji Scott-Knot pada taraf nyata 5%.Hasil penelitian menunjukan bahwa herbisida Arylpicolinate yang diaplikasikan pada 2 MST dan 3 MST mampu menekan pertumbuhan gulma Ludwigia octovalis, Fimbristilis miliaceae, Monochoria vaginalis, Fimbristilis aestivalis sampai 56 hari setelah tanam dan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi . Herbisida Arylpicolinate dosis 10 g.a.i/ ha yang diaplikasikan pada 2 atau 3 MST mampu mengendalikan gulma dan berpengaruh baik terhadapa pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Kata kunci : Herbisida Arylpicolinate, Gulma, Padi (Oryza sativaL.)Item Respon Gulma, Pertumbuhan, dan Hasil Jagung (Zea mays L.) Hibrida pada Sistem TOT Terhadap Berbagai Dosis Herbisida Paraquat Diklorida 276 g/L(2019-01-30) ARIS KURNIAWAN; Dedi Widayat; Dani RiswandiSistem Tanpa Olah Tanah (TOT) dapat menghemat waktu dan biaya lebih efisien pada budidaya tanaman jagung. Sistem TOT erat hubungannya dengan penggunaan herbisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh herbisida paraquat diklorida 276 g/L dalam menekan pertumbuhan gulma pada pertanaman jagung hibrida dengan sistem TOT. Penelitian dilakukan pada April-September 2017 di lahan yang berada di Desa Tenjolayar, Kecamatan Cigasong, Majalengka dengan ketinggian tempat 193 mdpl. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan sehingga didapat 24 plot percobaan. Jenis perlakuan yang dicoba adalah 1) 0,75 L/ha + TOT, 2) 1 L/ha + TOT, 3) 1,25 L/ha + TOT, 4) 1,5 L/ha + TOT, 5) Penyiangan manual + TOT, dan 6) Kontrol (OTS). Perbedaan antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji F, sedangkan untuk menguji nilai rata-rata perlakuan digunakan Uji Jarak Berganda Duncan taraf nyata 5%. Herbisida paraquat diklorida 276 g/L berpengaruh terhadap penekanan gulma pada saat 1 minggu setelah aplikasi dan 5 minggu setelah aplikasi. Dosis paraquat diklorida 276 g/L yang paling tepat dalam mengendalikan gulma pada pertanaman jagung hibrida yaitu dosis 1,5 L/ha.Item Respons Tiga Varietas Kedelai (Glycine max (L) Merrill) Terhadap Alelopati Gulma Ageratum conyzoides dan Borreria alata(2016-01-19) VERIO ANGGARA PUTRA; Dedi Widayat; Dani RiswandiZat alelopati yang dikeluarkan oleh gulma dapat menekan pertumbuhan dan hasil tanaman, termasuk tanaman kedelai. Salah satu cara untuk mengetahui efek dari zat alelopati gulma dapat dilakukan dengan metode pot bertingkat. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alelopati yang dihasilkan oleh gulma Ageratum conyzoides dan Borreria alata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor dan diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama adalah varietas kedelai (gepak kuning, gema, dan grobogan), dan faktor kedua adalah jenis gulma (Ageratum conyzoides dan Borreria alata),. Hasil percobaan pot bertingkat menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara penggunaan varietas kedelai berbagai ukuran benih dengan pemberian gulma Ageratum conyzoides dan juga Borreria alata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah polong pertanaman, jumlah biji pertanaman, dan bobot biji pertanaman, namun terjadi pengaruh interaksi pada parameter bobot 100 biji. Perlakuan pemberian gulma Ageratum conyzoides maupun Borreria alata mampu memberikan pengaruh penekanan terhadap pertumbuhan dan hasil jika dibandingkan dengan perlakuan penggunaan varietas kedelai. Kesimpulan, pengaruh perlakuan mampu menekan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Kata kunci : Alelopati, Ageratum conyzoides, Borreria alata, kedelai.