Browsing by Author "Iwan Setiawan"
Now showing 1 - 20 of 191
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Kinerja Fungsi Kelompok Tani (Suatu Kasus di Kelompok Tani Wulan Jaya, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka)(2020-01-15) NADHILA CHAIRUNISA; Iwan Setiawan; Tidak ada Data DosenNADHILA CHAIRUNISA. 2020. Analisis Kinerja Fungsi Kelompok Tani (Suatu Kasus di Kelompok Tani Wulan Jaya, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka). Di bawah bimbingan IWAN SETIAWAN. Pertumbuhan kelompok tani di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat, akan tetapi perkembangannya saat ini terbilang lemah dan tidak berdaya di mana kelompok tani hanya digunakan sebagai wadah untuk menerima dan menyalurkan bantuan kepada anggota. Pengurus kelompok tani yang tidak menjalankan tugasnya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kelompok tani menjadi salah satu penyebab peristiwa ini. Kelompok Tani Wulan Jaya merupakan salah satu kelompok tani yang dianggap unggul karena telah memiliki kemudahan aksesibilitas terhadap informasi, infrastruktur, pasar, dan pemangku kepentingan. Berdasarkan keunikan tersebut, maka perlu dilakukan analisis kinerja untuk mengetahui apakah pengurus kelompok tani tersebut sudah melaksanakan tugasnya dengan baik atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Kelompok Tani Wulan Jaya yang didasarkan pada fungsifungsi kelompok tani. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif deskriptif dengan metode survei. Data yang dianalisis adalah hasil dari wawancara, kuesioner, observasi, studi kepustakaan, dan dokumentasi lapangan. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis data deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa anggota Kelompok Tani Wulan Jaya merupakan petani mangga yang berpengalaman dengan kerjasama dan semangat belajar yang tinggi. Pelaksanaan fungsi kelompok tani pada fungsi kelas belajar dan fungsi wahana kerjasama termasuk ke dalam kategori baik, sedangkan pada fungsi unit produksi termasuk ke dalam kategori buruk. Secara umum, fungsifungsi kelompok tani telah dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, kinerja fungsi Kelompok Tani Wulan Jaya sudah baik sehingga dapat dijadikan referensi bagi kelompok tani lain untuk meningkatkan kinerjanya.Item ANALISIS MODEL BISNIS KOPIKIRDIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS(2022-08-03) DARRYL MIKHA PRATAMA MALEKE; Iwan Setiawan; Tidak ada Data DosenKopikirdia merupakan kedai kopi yang berdiri pada 26 Mei 2019 di Jakarta. Permasalahan yang dimiliki oleh Kopikirdia adalah belum dapat memaksimalkan pemasaran dan meraih keuntungan yang maksimal akibat belum memiliki model bisnis yang jelas. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan teknik penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara , kuesioner, dan observasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model bisnis Kopikirdia yang sedang berjalan, memberi strategi alternatif bagi Kopikirida, dan merancang model bisnis baru sesuai dengan kebutuhan Kopikirdia dalam meraih visinya. Alata analisis yang digunakan antara lain business model canvas dan analisis lingkungan yang terdiri dari analisis SWOT, perhitungan matriks IFE dan matriks EFE, pembuatan matriks IE, dan penyusunan matriks SWOT. Hasil penelelitian ini menghasilkan identifikasi model bisnis Kopikirdia dimana terdapat kelemahan untuk diperbaiki; strategi alternatif bagi Kopikirdia yang berupa mengembangkan dan menambah key activities di Kopikirdia, mempertahankan dan meningkatkan produk yang dihasilkan oleh Kopikirdia, menjaga harga jual produk yang ditawarkan, meningkatkan marketing baik direct maupun digital untuk meningkatkan branding dan penjualan perusahaan, menambah produk diluar menu dan menambah kegiatan untuk meningkatkan aliran pendapatan, melakukan kemitraan, dan membuat target pasar yang jelas; serta rancangan model bisnis baru bagi Kopikirdia dalam bentuk business model canvas.Item ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK OLAHAN TEPUNG MOCAF (Studi Kasus Pada Arum Ayu di Kota Tangerang Selatan)(2020-04-13) IRMA LARASATI; Iwan Setiawan; Tidak ada Data DosenIRMA LARASATI. 2020. Analisis Nilai Tambah Produk Olahan Tepung Mocaf (Studi Kasus pada Arum Ayu di Kota Tangerang Selatan). Di bawah bimbingan IWAN SETIAWAN. Pertumbuhan konsumsi terigu di Indonesia sangat tinggi hingga menjadikannya bahan pangan pokok kedua setelah beras, padahal Indonesia bukan negara penghasil gandum, sehingga butuh alternatif. Salah satu komoditas lokal yang potensial dijadikan tepung alternatif adalah modified cassava flour (mocaf). Salah satu pegiat dan pelopor usaha kue berbasis tepung mocaf adalah Arum Ayu yang didirikan oleh Ambarwati pada tahun 2005 di Kota Tangerang. Salah satu produk olahan tepung mocaf yang diunggulkan adalah kue sus kering dengan merek “Crunchy Soes Cassava”. Dalam kegiatan produksi, ada kendala karakteristik tepung berbeda yang mengakibatkan hasil kue terkadang tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan proses pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf dan tepung mocaf menjadi kue; (2) menganalisis nilai tambah produk olahan tepung mocaf yang sudah dikembangkan; (3) menganalisis kendala yang dihadapi dalam proses penciptaan nilai tambah pada produk tepung mocaf. Untuk itu digunakan desain kualitatif dengan metode studi kasus, analisis deskriptif dan perhitungan nilai tambah Hayami. Hasil penelitian mengungkap bahwa: (1) produksi mocaf dilakukan oleh mitra, dengan proses pembuatan diawali persiapan bahan, pengupasan singkong, buat irisan tipis, perendaman, penjemuran, penepungan, pengayakan dan penyimpanan; (2) nilai tambah mocaf menjadi kue sus sebesar Rp 167.352,78/kg dengan rasio 55,78% yang berarti bernilai tambah tinggi (nilai rasio >40%); dan (3) kendalanya, harga produk olahan tepung mocaf lebih mahal dan konsumen ketergantungan terhadap produk terigu. Butuh pemihakan dari pemerintah dan masyarakat untuk melembagakan mocaf.Item Analisis Perbandingan Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen Pada Produk Keripik Singkong (Suatu Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran)(2023-07-12) MEIVA ANINDYA; Iwan Setiawan; Tidak ada Data DosenAdanya fluktuasi penjualan produk keripik singkong. Dengan berorientasi pada penerapan kualitas bauran pemasaran dan loyalitas konsumen diharapkan penjualan produk keripik singkong dapat stabil atau meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik konsumen, mengetahui perbandingan dan ada atau tidaknya perbedaan bauran pemasaran dan loyalitas konsumen antara merek keripik singkong Qtela, Kusuka, Chuba, dan Maicih. Penelitian ini dirancang secara kuantitatif dengan membandingkan keempat merek keripik singkong. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis nonparametrik Uji Kruskal Wallis. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran dengan jumlah sampel sebanyak 87 orang yang ditentukan menggunakan metode simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas konsumen keripik singkong merupakan perempuan dengan usia 21 tahun, rata-rata pengeluaran per bulan sebesar Rp1.000.001 – Rp2.500.000, merek keripik singkong yang paling sering dikonsumsi yaitu Qtela dengan frekuensi mengonsumsi 2-3 kali sebulan, dan alasan konsumen mengonsumsi keripik singkong karena memiliki rasa yang sesuai dengan preferensi mereka. Hasil Uji Kruskal Wallis pada variabel bauran pemasaran dan loyalitas konsumen keripik singkong menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara keripik singkong merek Qtela, Kusuka, Chuba, dan Maicih.Item Analisis Tingkat Stres Petani Ubi Jalar (Suatu Kasus Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang)(2019-01-27) AQBIL BANI MUTSLA; Iwan Setiawan; Tidak ada Data DosenPada tahun 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia mayoritas bekerja pada sektor pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan. Sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan, Pemerintah membuat Undang-undang tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Akan tetapi program maupun kebijakan pemerintah kurang berjalan dengan baik sehingga menjadi sebuah masalah yang menekan psikologis petani yaitu stres. India dan Bangladesh merupakan contoh negara yang memiliki petani dengan tingkat bunuh diri yang tinggi akibat dari stres. Mayoritas petani yang melakukan bunuh diri merupakan petani komoditas unggulan negara masing-masing. Indonesia juga memiliki beberapa komoditas unggulan salah satunya ubi jalar. Pada Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, terdapat salah satu varietas unggulan yaitu Ubi Cilembu. Karena terdapat kesamaan permasalahan, petani Ubi Cilembu diteliti seberapa besar tingkat stres kerja yang dimiliki dengan menggunakan alat ukur Job Stress Survey, mengidentifikasi apakah faktor produksi, faktor sosial ekonomi, dan faktor eksternal berpengaruh terhadap tingkat stres dengan menggunakan path analysis, serta mengetahui strategi coping yang digunakan untuk mengatasi stres kerja dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Setelah diteliti didapatkan hasil bahwa tingkat stres kerja petani Ubi Cilembu memiliki nilai rata-rata sebesar 25,88, artinya petani Ubi Cilembu memiliki tingkat stres kerja yang tinggi. Dari ketiga faktor yang digunakan, hanya faktor eksternal yang memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap tingkat stres kerja dengan nilai pengaruh sebesar 11,4%. Akan tetapi, ketiga faktor tersebut berpengaruh signifikan terhadap tingkat stres kerja petani Ubi Cilembu secara simulltan dengan nilai pengaruh sebesar 18,9%. Strategi coping yang digunakan, petani Ubi Cilembu cenderung untuk mengontrol respon emosi dalam menghadapi kondisi stresfull.Item Bagi Hasil Penyakapan Pada Usaha Tani Padi ( Studi Kasus Di Kelurahan Setianagara, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat(2023-01-09) ADE SANDI SAMSUDIN; Iwan Setiawan; Tidak ada Data DosenADE SANDI SAMSUDIN. 2021. Bagi Hasil Penyakapan pada Usaha Tani Padi di Kelurahan Setianagara Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Di bawah bimbingan Iwan Setiawan. Penyakap (penggarap) adalah petani yang mengusahakan lahan milik orang lain dan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan dimana petani penyakap yang bertindak sebagai manajer. Risiko usaha tani ditanggung bersama dengan pemilik tanah dan penyakap hal ini sesuai yang tercantum dalam Undang-Undang No 2 tahun 1960 tentang perjanjian bagi hasil namun di lapangan sering kali tejadi hal-hal yang tidak sesuai dengan UU tersebut dan lebih mengutamakan hukum kebiasaan sehingga pembagian risiko usaha tani bisa menjadi tidak adil karena seluruh risikonya bisa jadi ditanggung penyakap, kecuali pajak tanah dibayar oleh pemilik dalam sistem bagi hasil. Besar bagi hasil tidak sama untuk setiap daerah, biasanya bagi hasil ini ditentukan oleh tradisi daerahnya masing-masing. Hasil yang dibagi ialah hasil bersih, yaitu hasil kotor sesudah dikurangi biaya-biaya yang harus dipikul bersama seperti benih, pupuk, tenaga ternak, biaya menanam, biaya panen, dan zakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagi hasil penyakapan pada usaha tani padi di Kelurahan Setianagara Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Desain pada penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif dan teknik penelitiannya menggunakan studi kasus. Informasi yang diperoleh berasal dari hasil wawancara dan observasi. Informan dalam penelitian ini merupakan petani sebagai pemilik lahan dan penggarap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem bagi hasil usaha pertanian yang diterapkan di Kelurahan Setianagara tidak menggunakan perjanjian bagi hasil menurut Undang-Undang No 2 tahun 1960 tentang perjanjian bagi hasil tanah pertanian tapi mereka melakukan perjanjian bagi hasil yang mendasarkan pada hukum adat kebiasaan yang sudah turun temurun dilakukan yakni perjanjian berdasarkan pada persetujuan dan kesepakatan antara pihak pemilik tanah dan calon penggarap yang dilakukan secara lisan dengan dasar kepercayaan.Item Bagian Edible dan In Edible Ayam Sentul Jantan Umur 12 Minggu Pada Sistem Pemeliharaan Semi Organik(2017-09-07) TRIANTI; Tuti Widjastuti; Iwan SetiawanPenelitian mengenai “Bagian Edible dan In Edible Ayam Sentul Jantan Umur 12 Minggu pada Sistem Pemeliharaan Semi Organik” telah dilaksanakan di Local Chicken Breeding and Production Station, Laboratorium Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran pada bulan Februari-Mei 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bobot bagian edible dan in edible ayam Sentul jantan umur 12 minggu. Jumlah ayam yang dipelihara sebanyak 70 ekor (jantan dan betina), kemudian sampel diambil secara acak sebanyak 29 ekor ayam jantan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan bobot edible dalam bentuk karkas sebesar 415,10 gram dengan koefisien variasi 12,64 persen, jantung 3,79 gram, hati 14,28 gram dan ampela 22,83 gram. Rataan bobot in edible yaitu darah, bulu, kepala, kaki, leher, jeroan dan lemak abdominal masing-masing adalah 25,28 gram, 27,69 gram, 27,86 gram, 22,24 gram, 20,07 gram, 28,59 gram, dan 4,28 gram.Item BAGIAN EDIBLE DAN INEDIBLE PUYUH PADJADJARAN JANTAN GALUR MURNI HITAM, COKLAT SERTA SILANGANNYA PADA UMUR POTONG TUJUH MINGGU(2019-03-04) DESTIA ASTARI; Endang Sujana; Iwan SetiawanPenelitian mengenai Bagian Edible Dan Inedible Puyuh Padjadjaran Jantan Galur Murni Hitam, Coklat Serta Silangannya Pada Umur Potong Tujuh Minggu telah dilaksanakan dalam waktu tujuh minggu dimulai pada bulan Oktober hingga Desember 2018 di Breeding Center Puyuh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi dan bobot bagian edible dan inedible puyuh Padjadjaran jantan galur murni hitam, coklat serta silangannya yang dipotong pada umur tujuh minggu. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, kemudian data ditabulasi kedalam format excel, dan diolah secara deskriptif. Peubah yang diamati adalah bobot dan proporsi bagian edible dan inedible. Sample yang digunakan 90 ekor, terdiri dari 30 ekor untuk masing-masing galur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata bagian edible puyuh Padjadjaran jantan galur murni hitam, coklat dan silangannya masing-masing adalah 92,83±6,53g (67,89%), 99,00±9,02g (70,75%), dan 92,75±10,07g (66,07%), dengan rata-rata bagian inedible secara berturut-turut 44,18±8,27g (32,11%), 40,91±4,94g (29,25%), dan 47,58±8,58g (33,93%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa puyuh Padjadjaran jantan galur murni coklat memiliki rata-rata proporsi bagian edible tertinggi yaitu sebesar 70,75% dengan bagian inedible terendah sebesar 29,25%. Kata kunci: puyuh Padjadjaran, bobot, proporsi, edible, inedibleItem Bentuk, Warna Kerabang dan Rongga Udara Telur Ayam Pelung di Kabupaten Bandung dan Garut(2018-07-09) RIFA FISTYKAWATI; Iwan Setiawan; Indrawati Yudha AsmaraBENTUK, WARNA KERABANG DAN RONGGA UDARA TELUR AYAM PELUNG DI KABUPATEN BANDUNG DAN GARUT Rifa Fistykawati ABSTRAK Penelitian mengenai kualitas telur Ayam Pelung telah dilaksanakan di Kabupaten Bandung dan Garut dari bulan Maret sampai April 2018. Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bentuk, warna kerabang, dan rongga udara telur Ayam Pelung di Kabupaten Bandung dan Garut. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan objek penelitian 30 butir telur Ayam Pelung dari masing-masing kabupaten. Peubah yang diamati yaitu bentuk, warna kerabang dan rongga udara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur di kabupaten Bandung memiliki rata-rata indeks bentuk telur 75,78 dan rongga udara memiliki Grade AA dengan warna kerabang didominasi coklat gelap, sedangkan di kabupaten Garut memiliki rata-rata indeks bentuk telur 75,24 dan rongga udara memiliki Grade AA dengan warna kerabang didominasi putih kecoklatan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk, warna kerabang dan rongga udara telur Ayam Pelung di kabupaten Bandung dan Garut tergolong baik. Kata kunci : Ayam Pelung, bentuk, rongga udara, warna kerabangItem BOBOT POTONG, BAGIAN EDIBLE DAN BAGIAN INEDIBLE ITIK MAGELANG JANTAN PADA PEMBERIAN CAMPURAN PROBIOTIK (Streptococcus thermophillus DAN Bacillus cereus) DALAM AIR MINUM(2017-07-13) PALMAR M PAKPAHAN; Iwan Setiawan; Siti WahyuniPenelitian yang berjudul Bobot Potong, Bagian Edible Dan Bagian Inedible Itik Magelang Jantan Pada Pemberian Campuran Probiotik Streptococcus thermophillus dan Bacillus cereus dalam Air Minum telah dilaksanakan selama 60 hari, sejak bulan Maret sampai dengan Mei 2016 di Kandang itik milik Bapak Asep yang beralamat di jalan Caringin, Jatinangor, Jawa Barat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bobot potong, bagian edible dan inedible itik Magelang jantan pada pemberian campuran probiotik Streptococcus thermophillus dan Bacillus cereus dalam air minum. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan enam perlakuan P0 = (tanpa probiotik), P1 = (100% Streptococcus thermophillus + 0% Bacillus cereus), P2 = (25% Streptococcus thermophillus + 75% Bacillus cereus), P3 = (50% Streptococcus thermophillus + 50% Bacillus cereus) dan P4 = (75% Streptococcus thermophillus + 25% Bacillus cereus), P5 = (0% Streptococcus thermophillus + 100% Bacillus cereus) dengan pengulang sepuluh kali. Data hasil penelitian dianalisis ragam dan perbedaan antar perlakuan diuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian campuran probiotik 50% Streptococcus thermophillus + 50% Bacillus cereus dalam air minum menghasilkan bobot potong dan edible yang optimum, walaupun bobot inediblenya tergolong tinggi.Item Bobot Potong, Bobot Bagian Edible dan In Edible Ayam Hasil Persilangan Pejantan Bangkok Dengan Betina Ras Petelur(2016-10-09) VISIA NURUL HUSNA; Iwan Setiawan; Endang SujanaPenelitian mengenai bobot potong, bobot bagian edible dan in edible ayam hasil persilangan pejantan Bangkok dengan betina ras petelur pada umur potong 8 minggu telah dilaksanakan di kandang Laboratorium Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran pada Januari – Maret 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bobot potong, bobot bagian edible dan in edible ayam hasil persilangan pejantan Bangkok dengan betina ras petelur. Penelitian dilakukan secara deskriptif. Jumlah DOC ayam hasil persilangan pejantan Bangkok dengan betina ras petelur yang dipelihara sebanyak 60 ekor. DOC dimasukkan ke dalam 12 kandang, setiap kandang berisi 5 ekor lalu dipelihara hingga berumur 8 minggu. Peubah yang diamati meliputi bobot potong, bobot bagian edible dan in edible. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan bobot potong adalah 1.000,25±82,64 gram dengan koefisien variasi 8,27 persen. Raatan bobot bagian edible 684,75±55,38 gram atau 68,46 persen dengan koefisien variasi 8,09 persen. Sedangkan rataan bobot bagian in edible mencapai 286,59±25,53 gram atau 28,65 persen, dengan koefisien variasi 8,91 persen. Dapat disimpulkan bahwa rataan bobot potong, bobot bagian edible dan inedible ayam hasil persilangan pejantan Bangkok dengan betina ras petelur tergolong tinggi.Item BOBOT POTONG, EDIBLE DAN INEDIBLE AYAM SENTUL DI BALAI PENGEMBANGAN DAN PERBIBITAN UNGGAS JATIWANGI, MAJALENGKA(2018-12-07) YENY SIDABUTAR; Tuti Widjastuti; Iwan SetiawanPenelitian bertujuan untuk mengetahui bobot potong, bobot serta proporsi bagian edible dan inedible ayam Sentul di Balai Pengembangan dan Perbibitan Unggas Jatiwangi. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 di Laboratorium Produksi Ternak Unggas , Fakultas peternakan, Universitas Padjadjaran. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, data yang dicatat merupakan hasil dari penimbangan bobot potong, bobot edible dan inedible ayam Sentul Balai Pengembangan dan Perbibitan Unggas Jatiwangi yang terdiri dari 30 ekor jantan dan 30 ekor betina umur 4 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot potong ayam Sentul jantan dan betina di Balai Pengembangan dan Perbibitan Unggas Jatiwangi pada umur 4 bulan mencapai 989,00±134,44 gram dan 841,90±104,70 gram. Adapun bobot bagian edible untuk jantan dan betina masing-masing adalah 628,46±91,32 gram dan 592,10±57,28 gram dengan proporsi 62,85% dan 59,21%. Bobot bagian inedible ayam Sentul jantan dan betina yaitu sebesar 333,90±44,09 gram dan 308,30±22,77 gram dengan proporsi 33,39% dan 30,38%.Item Bobot Potong, Edible dan Non Edible Itik Peking Mojosar Putih (PMp) pada Pemberan Pakan Sisa Rumah Makan dan Komersial(2015-10-25) SARITO.SIMANULLANG; Iwan Setiawan; Nena HilmiaPenelitian bertujuan untuk mengetahui bobot potong, edible dan non edible itik Peking Mojosari putih (PMp) yang diberi pakan sisa rumah makan dan komersial, telah dilaksanakan di Kandang Percobaan Kebun Muncang, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif terhadap 40 ekor itik Peking Mojosari putih umur 7-10 minggu yang diberi pakan sisa rumah makan dan komersial. Parameter yang diamati adalah bobot potong, bobot edible (karkas, giblet, leher) dan bobot non edible (jeroan tanpa giblet, kepala, kaki, bulu, lemak abdominal dan darah). Hasil penelitian menunjukkan bobot potong itik PMp yang diberi pakan sisa rumah makan adalah sebesar 1.649,5±123,61 gram, dan bobot potong itik PMp yang diberi pakan komersial yaitu sebesar 1.917,65±173,11 gram. Persentase karkas itik PMp yang diberi pakan sisa rumah makan dan komersial adalah 63,88 ± 2,43% dan 62,17±1,51%. Bagian edible dan non edible itik PMp yang diberi pakan sisa rumah makan adalah sebesar 76,8±4,01% dan 23,19±3,17%, sedangkan persentae edible dan non edible itik PMp yang diberi pakan komersial adalah sebesar 76,71±3,51% dan 23,29±4,04%. Kata Kunci :Pakan Sisa Rumah Makan, Komersial, Edible, Non Edible, Itik Peking Mojosari Putih (PMp).Item BOBOT POTONG, KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH PADJADJARAN JANTAN GALUR MURNI HITAM, COKLAT SERTA SILANGANNYA PADA UMUR POTONG TUJUH MINGUU(2019-03-11) AISYAH UMMU KHAIRIYAH; Iwan Setiawan; Endang SujanaABSTRAK Penelitian dengan judul Bobot Potong, Karkas dan Lemak Abdominal Puyuh Padjadjaran Jantan Galur Murni Hitam, Coklat, serta Silangannya pada Umur Potong Tujuh Minggu telah dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai dengan Desember 2018 di Breeding Center Puyuh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bobot potong, karkas dan lemak abdominal puyuh Padjadjaran jantan galur murni hitam, coklat, serta silangannya pada umur potong tujuh minggu. Data penelitian diolah dengan menggunakan metode deskriptif. Puyuh Padjadjaran yang digunakan berjumlah 90 ekor, terdiri atas 30 ekor puyuh dari setiap galur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot potong puyuh Padjadjaran jantan galur murni hitam, coklat dan silangannya masing-masing adalah 137,01 ± 9,79 g; 139,92 ± 11,01 g; dan 140,33 ± 8,21 g. Bobot karkas berturut-turut 86,84 ± 6,28 g; 92,72 ± 8,76 g; dan 86,83 ± 9,85 g. Bobot lemak abdominal puyuh Padjadjaran jantan galur murni hitam, coklat dan silangannya, masing-masing adalah 1,87 ± 0,97 g; 2,41 ± 1,55 g; dan 1,71 ± 1,44 g. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa puyuh Padjadjaran silangan memiliki nilai bobot potong tertinggi dengan bobot lemak abdominal yang rendah sedangkan nilai karkas tertinggi dimiliki oleh galur murni coklat. Kata Kunci : Puyuh Padjadjaran, jantan, Bobot potong, karkas, lemak abdominalItem BOBOT POTONG, KARKAS, DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH PADJADJARAN BETINA AFKIR GALUR MURNI WARNA HITAM DAN COKLAT(2021-09-08) MOCHAMAD YOGA; Iwan Setiawan; Endang SujanaPenelitian tentang “Bobot Potong, Karkas, dan Lemak Abdominal Puyuh Padjadjaran Betina Afkir Galur Murni Warna Hitam dan Coklat” telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 di Breeding Center Puyuh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bobot potong, karkas, dan lemak abdominal puyuh Padjadjaran betina galur murni warna hitam dan coklat pada umur afkir. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif. Puyuh Padjadjaran betina afkir yang digunakan berjumlah 100 ekor, masing-masing 50 ekor setiap galurnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot potong puyuh Padjadjaran betina galur murni warna coklat dan hitam berturut-turut yaitu 144,10 ± 15,52 g dan 140,20 ± 24,45 g. Bobot karkasnya masing-masing mencapai 92,77 ± 9,95 g dan 86,89 ± 14,24 g dengan bobot lemak abdominal 3,02 ± 1,57 g dan 1,94 ± 1,18 g. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa puyuh Padjadjaran galur murni warna coklat memiliki bobot potong dan nilai presentase karkas tinggi dibandingkan dengan puyuh Padjadjaran betina afkir galur murni warna hitam. Keduanya memiliki lemak abdominal yang cukup tinggi mengingat puyuh yang digunakan masuk fase afkir.Item BOBOT TELUR, BOBOT TETAS, DAN SUSUT TETAS ENTOK (Cairina moschata) YANG DIKANDANGKAN(2019-09-17) HANIFAH SILVIYANI; Iwan Setiawan; Indrawati Yudha AsmaraPenelitian yang bertujuan untuk mengetahui bobot telur, bobot tetas, dan susut tetas telur entok lokal yang dikandangkan telah dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2019 di Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Telur yang digunakan berjumlah 39 butir didapatkan dari induk entok berjumlah 30 ekor. Peubah yang diamati adalah bobot telur, bobot tetas, dan susut tetas telur. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata bobot telur sebesar 70,00 ± 5,68 gram, bobot tetas 44,13 ± 4,15 gram, dan susut tetas sebesar 36,67 ± 6,92 %. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bobot telur dan bobot tetas entok lokal yang dikandangkan sudah baik dengan susut tetas yang tinggi.Item Bobot Telur, Specific Gravity, dan Tebal Kerabang Telur Ayam Pelung di Kabupaten Bandung dan Garut(2018-07-09) RIMA LUTHFIANTI; Indrawati Yudha Asmara; Iwan SetiawanBOBOT TELUR, SPECIFIC GRAVITY, DAN TEBAL KERABANG TELUR AYAM PELUNG DI KABUPATEN BANDUNG DAN GARUT Rima Luthfianti ABSTRAK Penelitian dengan judul “Bobot Telur, Specific Gravity, dan Tebal Kerabang Telur Ayam Pelung di Kabupaten Bandung dan Garut” telah dilaksanakan pada bulan Maret – April 2018. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bobot telur, specific grafity, dan tebal kerabang telur Ayam Pelung di Kabupaten Bandung dan Garut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Telur yang digunakan sebanyak 30 butir dari masing-masing Kabupaten yang disimpan kurang dari tujuh hari. Peubah yang diamati adalah bobot telur, specific gravity, dan tebal kerabang. Data yang diperolehdianalisis secara deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata bobot telur di Kabupaten Bandung dan Garut masing-masing sebesar 45,18+ 2,47gram dan 43,39+ 4,03 gram. Rata-rata nilai specific gravity di Kabupaten Bandung danGarut masing-masing sebesar 1,082+ 0,007 dan 1,081 +0,006. Rata-rata tebal kerabang di Kabupaten Bandung dan Garut masing-masing sebesar 0,29 + 0,03 mm dan 0,30+ 0,03mm. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas eksterior telur Ayam Pelung di Kabupaten Bandung dan Garut yang mencakup bobot telur danspecific gravity sudah baik, sedangkan tebal kerabang lebih tipis dibandingkan dengan ayam lokal lainnya. Kata Kunci:Ayam Pelung, bobot telur, specific gravity, tebal kerabangItem BOBOT TETAS DAN CHICK QUALITY AYAM SENTUL HASIL KAWIN ALAM PADA LAMA PENCAMPURAN JANTAN DAN BETINA SELAMA 24 JAM(2017-10-09) RIZKI BUDIMAN; Iwan Setiawan; Siti WahyuniPenelitian bertujuan untuk mengetahui bobot tetas dan chick quality score ayam Sentul hasil kawin alam dengan lama pencampuran jantan dan betina selama 24 jam. Ayam Sentul dikawinkan selama 24 jam lalu dipisahkan selama 7 hari, menggunakan kandang koloni sebagai tempat perkawinan ayam dengan perbandingan antara jantan dan betina 1:5 dan kandang batere sebagai tempat ayam betina beristirahat dan bertelur. Penelitian menggunakan metode deskriptif, data yang diperoleh sebagai hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan terhadap ukuran pemusatan yaitu nilai rata-rata dan ukuran penyebaran yaitu nilai standard deviasi, serta dilakukan pendugaan parameter yaitu menaksir atau menduga nilai yang diketahui. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa ayam Sentul yang dikawinkan secara alami dengan lama pencampuran selama 24 jam dan diikuti pemisahan selama 7 hari didapat bobot tetas sebesar 31,019±1,323g. Chick quality score masing-masing untuk nilai aktivitas sebesar 6,154±4,761, kaki dan jari sebesar 9,808±0,941, paruh sebesar 9,808±0,941, perut sebesar 9,808±0,941, dan pusar sebesar 6,346±4,710. Hal tersebut menunjukan bahwa aktivitas dan pusar mempunyai nilai buruk sedangkan kaki dan jari, paruh, dan perut mempunyai nilai yang baik. Berdasarkan chick quality score yang diperoleh hanya 42,30% DOC Sentul yang memenuhi kriteria salable chick.Item Business Plan Ayam Kampung Super Pedaging di Kabupaten Garut(2023-09-25) FARHAN NURDINA; Iwan Setiawan; Dani GarnidaAyam kampung super merupakan persilangan dari ayam ras petelur dan ayam kampung, yang memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga dapat dijadikan ayam pedaging. Kebutuhan daging ayam kampung di kabupaten Garut sendiri masih belum dapat dicukupi, sehingga masih ada peluang untuk membuka bisnis peternakan ayam kampung super ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat perencanaan bisnis ayam kampung super dari aspek non finansial dan aspek finansial. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis perencanaan usaha. Berdasarkan hasil dari kajian ini, target konsumen usaha ini yaitu masyarakat menengah ke atas yang memiliki gaya hidup sehat di Kabupaten Garut. Produk yang dijual oleh usaha ini adalah ayam kampung super sehat hidup. Ayam dipelihara tidak menggunakan bahan kimia berupa vaksin dan vitamin pabrikan. Bisnis peternakan ayam kampung super merupakan bisnis yang menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari nilai kriteria investasi meliputi nilai NPV Rp. 411.946.099, B/C 0.1079662, tingkat IRR 63% dan payback period selama 1 tahun 6 bulan 27 hari. Nilai BEP (unit) per siklusnya sebanyak 1200 kg dan BEP (Rp) per siklusnya sebesar Rp 47.965.410 serta BEP(harga) sebesar Rp. 35.083/kg.Item DAMPAK BISNIS RINTISAN FINANSIAL TEKNOLOGI (START-UP) TERHADAP SOSIAL EKONOMI PETANI (Studi Kasus di Kelompok Tani Radhea Putra Mitra Perusahaan X Desa Sukamenak, Kecamatan Pangalengan, Kab Bandung(2019-08-02) NENSY AGNI WIRSYA; Iwan Setiawan; Tidak ada Data DosenNENSY AGNI WIRSYA. 2019. Dampak Bisnis Rintisan Teknologi Finansial (Start-up) Terhadap Sosial Ekonomi Petani (Studi Kasus di kelompok Tani Radhea Putra Mitra Perusahaan X Desa Sukamenak, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung). Dibawah bimbingan IWAN SETIAWAN. Permodalan menjadi masalah primer yang dihadapi petani di Indonesia. Namun masalah tersebut mulai terpecahkan dengan berkembangnya bisnis rintisan (start-up) yang bergerak dibidang teknologi finansial, salah satunya Perusahaan X. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak sosial dan ekonomi yang dirasakan petani setelah bermitra dengan Perusahaan X. Penelitian didisain secara kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus dan alat analisis SIA. Penelitian dilakukan mulai Februari-Juni 2019 di kelompok tani Radhea Putra, Desa Sukamenak, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemitraan dengan Perusahaan X berdampak terhadap peningkatan kinerja usahatani, interaksi sosial, manajemen usahatani dan wawasan petani. Secara ekonomi, juga berdampak terhadap peningkatan status sosial ekonomi, tingkat kesejahteraan, keberlanjutan usaha, keterjaminan pasar, ketersediaan modal dan kepastian komoditas yang diushakan petani. Namun, petani perlu menyisihkan sebagian pendapatan untuk penguatan modal dan pengembangan skala usaha. kata kunci : dampak, bisnis rintisan berbasis aplikasi (start-up), sosial ekonomi petani