Ilmu Tanah (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Tanah (S2) by Subject "Batuan Fosfat"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item KARAKTERISASI DAN KONTRIBUSI BAKTERI PELARUT FOSFAT TERHADAP EFISIENSI PEMUPUKAN BATUAN FOSFAT PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DAN KANDUNGAN P ULTISOLS KENTRONG(2019-10-16) DEWI NURMA YANTI NINGTYAS; Betty Natalie Fitriatin Abdurahman; Mieke Rochimi SetiawatiBakteri Pelarut Fosfat (BPF) memiliki potensi untuk meningkatkan kelarutan dan ketersediaan fosfat pada tanaman. Mekanisme mineralisasi fosfat oleh BPF dapat melalui enzim fosfatase dan asam organik yang dihasilkan oleh BPF. Penelitian ini mengkaji pemanfaatan BPF untuk meningkatkan serapan fosfat pada tanaman jagung dan P-tersedia pada Ultisols Kentrong. Penelitian ini dilaksanakan empat tahap penelitian diantaranya tahap 1 Isolasi Bakteri Pelarut Fosfat (BPF) Indigenous Ultisols Kentrong, Lebak, Provinsi Banten. Tahap 2 Isolat BPF yang telah diisolasi dilakukan penyeleksian tiga BPF potensial dengan cara menganalisis beberapa faktor diantaranya adalah analisis enzim fosfatase, hormon tumbuh IAA, produksi asam organik, P-Terlarut, Uji Hayati pada tanaman Jagung. Tahap 3 analisis kompatibilitas yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan BPF dijadikan konsorsium. Tahap 4 dilakukan uji percobaan rumah kaca untuk mengetahui kemampuan konsorsium Indigenous Ultisols Kentrong dan konsorsium eksogenous terhadap efisiensi pemupukan batuan fosfat pada tanaman jagung. Hasil isolasi bakteri Ultisols Kentrong terdapat 4 isolat BPF yaitu PDS 1, PDS 2, KCG 1 dan UJ 4. Hasil analisis pada tahap 2 terdapat tiga isolat potensial yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung diantaranya PDS 1, PDS 2 dan UJ 4. Hasil analisis pada tahap 3 BPF indigenous Ultisols Kentrong dan eksogenous masing-masing isolat bersifat kompatibel dan mampu dijadikan dalam bentuk konsorsium. Pada tahap 4 hasil analisis menunjukkan perlakuan konsorsium BPF belum mampu mengefisiensikan penggunaan pupuk batuan fosfat, hal tersebut dapat dilihat dengan pertumbuhan tanaman, nilai serapan total dan P-tersedia pada tanah yang lebih kecil dibandingkan perlakuan pemupukan P dengan SP-36.Item RESPON SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT AMELIORASI PARTIKEL NANO ABU VULKANIK DAN BATUAN FOSFAT PADA INCEPTISOLS CILEMBU(2019-10-16) PRADHINTO DWI NUGROHO; Mahfud Arifin; Rina DevnitaInceptisols Cilembu merupakan tanah yang mempunyai karakteristik unsur hara rendah dalam budidaya Ubi Cilembu. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh partikel nano amelioran (abu vulkanik dan batuan fosfat) terhadap pH dan P tersedia pada Inceptisols Cilembu, Sumedang-Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2019 sampai dengan Juni 2019 di Laboratorium Fisika Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 4 taraf dan diulang sebanyak 2 kali. Penelitian dilakukan inkubasi partikel nano abu vulkanik dan batuan fosfat dengan dosis masing-masing 0% (0 g), 2% (20 g), 4% (40 g) dan 6% (60 g). Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara partikel nano abu vulkanik dan batuan fosfat terhadap sifat kimia tanah ordo Inceptisols asal Cilembu. Partikel nano abu vulkanik berpengaruh mandiri terhadap P tersedia, P-potensial setelah satu bulan inkubasi; retensi P, P-tersedia dan unsur Mn setelah dua bulan inkubasi; pH, P-tersedia, P-potensial, kejenuhan basa, unsur Mn dan H-dd setelah tiga bulan inkubasi. Partikel nano batuan fosfat berpengaruh mandiri terhadap pH, delta pH, retensi P, P-tersedia, P-potensial, kejenuhan basa, unsur Fe, Mn, Zn dan K-total setelah satu bulan inkubasi; pH, delta pH, P-tersedia, P-potensial, KTK, kejenuhan basa, unsur Fe, Mn, Zn dan K-total setelah dua bulan inkubasi; pH, delta pH, P-tersedia, P-potensial, kejenuhan basa, unsur Mn, Zn dan K-total setelah tiga bulan inkubasi.