S1 - Sarjana
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S1 - Sarjana by Title
Now showing 1 - 20 of 1363
Results Per Page
Sort Options
Item ABSTRAK Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor yang dimiliki oleh PT. Antam (Persero) Tbk berlokasi di Gunung Pongkor, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Vein(2014-02-03) TOMMY ADITIAWAN; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPatahan Semangko merupakan patahan mendatar dekstral dengan azimuth ± U 330o T. Berdasarkan pemodelan Wrench Fault Tectonic Moody dan Hill (1956), Patahan Semangko merupakan patahan orde pertama dari tegasan yang relatif berarah utara-selatan. Keaktifan sesar dikaji dengan menggunakan metode perhitungan indeks kelokan muka pegunungan (smf), metode paritan, metode pemboran dangkal, metode resistivitas, dan radiocarbon dating. Hasil perhitungan (1,2 – 2,2) mencerminkan bahwa Patahan Semangko termasuk tektonik aktif – menengah. Dari pengkajian metode paritan dan radiocarbon dating dapat diketahui Patahan Semangko mengalami dua kali reaktifasi sejak 5.370±120 BP, pada kurun waktu tersebut telah terjadi tiga sekuen stratigrafi pengendapan yang masih berlangsung sampai sekarang. Metode geolistrik resistivitas dan pemboran dangkal dilakukan untuk mengetahui keberadaan struktur geologi di bawah permukaan. Kajian, evaluasi, dan analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa Patahan Semangko merupakan patahan aktif.Item AKTIVITAS TEKTONIK BERDASARKAN ASPEK Rb, Dd, Smf, Vf PADA SUBDAS CIUJUNG TENGAH, SERANG,BANTEN(2021-08-18) TAUFIK YASIR SUKARDA; Nur Khoirullah; Raden Irvan SophianDaerah penelitian bearada pada sub-DAS Ciujung tengah, daerah ini tersusun oleh batuan vulkanik yang berasal dari Gunung Karang yang terbagi menjadi tiga bentang alam yaitu Gunungapi vulkanik, perbukitan vulkanik curam, dan dataran vulkanik bergelombang. Aktivitas tektonik daerah penelitian diidentifikasi dengan melakukan pendekatan kuantitatif terhadap aspek morfometri. Aspek yang digunakan adalah rasio percabangan sungai (Rb), Kerapatan Pengaliran (Dd), sinusitas muka gunung (Smf), dan rasio perbandingan lebar dasar lembah dengan tinggi lembah (Vf). Hasil analisis menunjukkan pola kelurusan punggungan dengan arah tenggara-baratlaut yang mendekati utara-selatan, aspek morfometri menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki aktivitas tektonik rendah dengan kontrol dari litologi yang lebih dominan, dengan ini menunjukkan bahwa aspek yang digunakan dapat memberikan gambaran umum aktivitas tektonik daerah penelitian.Item Aktivitas Tektonik Berdasarkan Karakteristik Morfometri Di DAS Cibanten, Provinsi Banten(2021-08-16) MUHAMMAD HERYOGA MATUZA; Nur Khoirullah; Raden Irvan SophianDaerah penelitian secara geografi berada di DAS Cibanten, Serang, provinsi Banten. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Daerah ini terdiri dari batuan vulkanik kwarter. Daerah penelitian dipelajari untuk mengetahui kondisi geologi, identifikasi aktivitas tektonik dengan analisis kuantitatif pada parameter morfometri berupa rasio percabangan sungai (Rb), indeks gradien sungai (SL), kerapatan sungai (Dd), asimetri cekungan pengaliran (AF) indeks bentuk sungai (Bs), serta sinusitas muka gunung (Smf). Pola kelurusan sungai daerah penelitian dominan berorientasi barat laut-tenggara Dari keenam parameter tersebut diperoleh nilai yang menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki tingkat aktivitas tektonik yang bervariasi, dari aktif hingga tidak aktif, dan dominan pada tingkat aktivitas tektonik rendah hingga tidak aktif.Item AKTIVITAS TEKTONIK BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOMETRI DI KECAMATAN CIWARU, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT(2021-09-04) MAHATHIR MUHAMMAD; Zufialdi Zakaria; Raden Irvan SophianDaerah penelitian ini secara geografis berada di Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan. Daerah ini secara umum tersusun atas batuan sedimen yang diwakili oleh Formasi Halang dan batuan vulkanik yang diwakili oleh Formasi Kumbang. Daerah penelitian ini terdapat banyak lipatan-lipatan perbukitan yang memanjang dengan kemiringan lereng yang cukup curam, hal itu salah satu indikasi adanya proses tektonik yang terjadi di daerah tersebut. Oleh karena itu daerah ini dipilih untuk mengetahui seberapa kuat tingkat aktivitas tektonik yang terjadi di daerah tersebut. Dalam mengidentifikasi aktivitas tektonik ini, dilakukan beberapa analisis yaitu analisis kelurusan punggungan dan analisis morfometri DAS. Dalam analisis morfometri DAS, digunakan 4 parameter yaitu Faktor Asimetri (Af), Indeks Gradien Panjang Sungai (Sl), Sinusitas Muka Gunung (Smf), dan Rasio Dasar Lembah Berbanding Tinggi Lembah (Vf). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa punggungan-punggungan yang ada di daerah penelitian ini secara umum berarah baratlaut-tenggara, selain itu secara umum tingkat aktivitas tektonik relatifnya didominasi oleh aktivitas tektonik sedang-rendah. Kata Kunci : Morfometri das, indeks aktivitas tektonik relatif (IATR), Ciwaru.Item AKTIVITAS TEKTONIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP LINGKUNGAN GEOLOGI DI KECAMATAN CADASNGAMPAR KABUPATEN MAJALENGKA(2020-08-24) RIZKY FAUZAN AKBAR; Teuku Yan Waliana Muda Iskandarsyah; Iyan HaryantoSistem tektonik Pulau Jawa merupakan struktur yang kompleks karena berada dekat dengan zona subduksi. Akibat dari aktivitas yang kompleks ini kemudian akan menjadikan Pulau Jawa memiliki berbagai potensi yang bisa menguntungkan maupun merugikan. Bentuk-bentuk lahan pada daerah Sumedang dan Majalengka memiliki tatanan tektonik yang kompleks kemudian akan dianalisis menggunakan parameter morfotektonik diantaranya Kerapatan Aliran (Dd), Faktor Asimetri (Af), Bentuk Sebagian subdas (Bs), Sinusitas Muka Gunung (Smf), dan Kurva Hipsometri (Hc) yang kemudian diketahui Indeks Aktivitas Tektonik Relatif (IATR). Setelah dilakukan perhitungan dan analisis morfotektonik, diketahui bahwa Sebagian subdas-1 adalah daerah dengan aktivitas tektonik tertinggi. Namun setelah dilakukan perbandingan panjang struktur dengan luas masing-masing Sebagian subdasnya, Sebagian subdas-3 yang merupakan daerah dengan aktivitas tektonik tertinggi. Sehingga kemungkinan besar metode IATR kurang cocok digunakan pada perhitungan morfotektonik daerah penelitian. Kemudian, dilakukan analisis geologi lingkungan berupa potensi bencana berupa pergerakan tanah di daerah Utara, Tengah, dan Tenggara daerah penelitian karena minim vegetasi, rentan dengan pergerakan tanah, dan terdapat pemukiman masyarakat.Item AKTIVITAS TEKTONIK DAN POTENSI GERAKAN TANAH DI KECAMATAN KALIJATI DAN DAWUAN KABUPATEN SUBANG PROVINSI JAWA BARAT(2022-12-29) LUTFI FAUZAN; Bombom Rachmat Suganda; Cipta EndyanaDaerah penelitian meliputi dua kecamatan, yaitu kecamatan Kalijati dan Dawuan, Kabupaten Subang, Prov. Jawa Barat. Aktivitas tektonik dapat memicu kerusakan, salah satunya yaitu dapat mengakibatkan gerakan tanah. Fenomena alam tersebut tentu dapat berpotensi menimbulkan kerugian. Oleh karena itu dilakukan suatu penelitian untuk menginventarisasi daerah tingkat keaktifan tektonik dan potensi gerakan tanah pada daerah tersebut. Model yang diterapkan dalam menentukan daerah tingkat aktivitas tektonik yaitu dengan menggunakan penginderaan jauh dengan menggunakan metode Indeks Analisis Tektonik Relatif (IATR) terdiri atas enam parameter, yaitu SL, Vf, Bs, Hi, Af, dan Smf sedangkan untuk gerakan tanah menggunakan metode Indeks Storie terdiri atas empat parameter, yaitu kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis tanah, dan curah hujan. Berdasarkan analisis aktivitas tektonik pada 12 Sub DAS, daerah penelitian terdapat dua kelas IATR, yaitu kelas 3 dan kelas 4. Aktivitas tektonik kelas 3 umumnya sebarannya berada di bagian utara sedangkan kelas 4 berada pada selatan. Sedangkan tingkat gerakan tanah terbagi menjadi empat kelas, yaitu tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Gerakan tanah pada daerah penelitian didominasi oleh kelas rendah. Secara umum, aktivitas tektonik dan potensi gerakan tanah tergolong rendah, akan tetapi untuk kejadian longsor berada pada lokasi IATR kelas 3 selain itu karena faktor litologi didominasi batuan vulkanik.Item AKTIVITAS TEKTONIK GUNUNG KAREUMBI DAN SEKITARNYA : STUDI NEOTEKTONIK DAN MORFOTEKTONIK SEBAGIAN KABUPATEN SUMEDANG,KABUPATEN GARUT, DAN KABUPATEN BANDUNG(2017-06-21) RAFI PRATISTA P; Iyan Haryanto; Tidak ada Data DosenSecara administratif, daerah penelitian berada pada sebagian Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, dan secara geografis, berada pada 107° 48` 58,91” BT - 107° 59` 56,82” BT dan 6° 59` 57,48” LS - 6° 49` 19,2” LS. Daerah penelitian terdiri dari 62 Sub-Sub DAS dan didominasi oleh batuan vulkanik berumur kuarter. Penelitian dengan metode neotektonik dan morfotektonik ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat aktivitas tektonik. Metode penelitian yang dilakukan meliputi analisis studio, pengumpulan data sekunder, pengolahan data serta pembuatan laporan. Analisis kelurusan pada daerah penelitian menunjukkan arah tektonik dominan relatif barat laut-tenggara dan utara-selatan. Analisis hasil penghitungan morfometri DAS yang meliputi Rb, Dd, Rc, dan Cc menunjukkan bahwa secara umum daerah penelitian terdeformasi secara tektonik. Analisis hasil penghitungan indikator aktivitas tektonik (Vf, Smf, dan AF) yang diolah menjadi Indeks Aktivitas Tektonik menunjukkan aktivitas tektonik tinggi pada barat laut, barat daya, serta tenggara daerah penelitian. Pada tempat-tempat tersebut terdapat sesar-sesar yang memengaruhi aktivitas tektonik lokal.Item AKUMULASI ZONA HIDROKARBON PADA FORMASI BAONG, DAERAH ARU SELATAN, CEKUNGAN SUMATERA UTARA BERDASARKAN DATA WELL LOG & SEISMIK(2016-04-08) DAI BIANDA RADIA BASKORO; Undang Mardiana; Andi Agus NurKebutuhan energi kian hari semakin meningkat, tetapi kondisi tingkat produksi saat ini memberikan kondisi yang berkebalikan dengan tingkat konsumsinya sehingga cara paling efektif menanganinya adalah dengan melakukan pengembangan lapangan migas. Salah satu pengembangan lapangan migas dengan cara analisa sikuen stratigrafi. Cekungan Sumatera Utara hingga saat ini merupakan salah satu cekungan migas yang memproduksi hidrokarbon, maka penelitian yang dilakukan memiliki fokus kajian mengenai sikuen stratigrafi untuk menentukan zona akumulasi hidrokarbon pada salah satu daerah yang berada pada cekungan Sumatera Utara yaitu daerah Aru Selatan, dengan objek penelitian merupakan batupasir pada Formasi Baong dengan pendekatan berdasarkan data log sumur dan Seismik Dari penelitian ini diketahui terdapat zona rerservoir yang merupakan produk fasies Basin Floor Fan Fasies pada sistem lingkungan pengendapan laut dalam yang tersebar cukup luas pada daerah Aru Selatan, Cekungan Sumatera Utara. Pada zona reservoir tersebut memiliki kondisi reservoir yang ”baik”Item ALIRAN AIR TANAH DAERAH G. TALANG DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT(2018-07-11) YOGI ISKANDAR; Teuku Yan Waliana Muda Iskandarsyah; HendarmawanAir merupakan sumber daya penting bagi seluruh kehidupan makhluk hidup. Dapat kita temukan air di permukaan tanah (surface run off) dan di dalam tanah (Ground Water). Dibandingkan dengan air permukaan, airtanah mempunyai kualitas yang lebih baik, maka airtanah lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Namun permasalahan yang sering dihadapi adalah airtanah pada dasarnya susah untuk di temukan. Untuk mengetahui potensi cadangan airtanah harus diketahui arah aliran airtanah agar mengetahui dimana air tanah berkumpul. Faktor yang mempengaruhi arah aliran airtanah salah satunya adalah struktur geologi. Struktur geologi bisa menjadi tempat aliran airtanah yang mengalir pada rekahan-rekahan yang terbentuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arah aliran airtanah menggunakan metode fault fracture density. Karakteristik geologi pada endapan volkanik selalu berubah dalam jarak yang cukup dekat dan struktur geologinya yang sangat kompleks berpengaruh pada sistem aliran airtanah. Densitas fracture akan di analisis pada luas 1 km2, akan didapat zona dengan densitas fracture tinggi, yang mana merupakan tempat untuk aliran air tanah kemudian dikonfirmasi dengan data geologi dan data hidrogeologi. Dari hasil analisis data fault fracture density yang divalidasi data geologi dan hidrogeologi dapat di interpretasi bahwa arah aliran air tanah berarah timur laut - barat daya yang ditandai dengan zona fracture yang tinggi, kontrol struktur geologi berupa sesar dan banyak ditemukannya mata air rekahan. Nilai EC berkisar 50 µS/cm - 250 µS/cm dan TDS antara 25 mg/L – 125 mg/L yang menandakan perjalan air belum terlalu jauh dari zona resapan.Item Aliran Airtanah di Daerah Gekbrong dan Sekitarnya, Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat(2015-07-12) EGI NUROHMAN ANWARI; Ismawan; HendarmawanABSTRAK Daerah penelitian secara geografis terletak antara 107° 00` 15.99" - 107° 3` 33.01" BT dan 6° 50’ 07.66" – 6° 52` 24.47" LS. Secara administratif termasuk di Desa Gekbrong dan sekitarnya, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat yang termasuk dalam Peta Rupabumi Indonesia (BAKOSURTANAL) Lembar Cugenang dan Lembar Gegerbitung Perbesaran 1:25.000. Satuan Geomorfologi daerah penelitian dikelompokkan menjadi 2 satuan geomorfologi, satuan geomorfologi tubuh gunungapi strato, satuan geomorfologi kaki gunungapi strato. Pola pengaliran yang berkembang di daerah penelitian adalah pola pengaliran sungai multi basinal dengan sistem setrifugal. Berdasarkan satuan litostratigrafi tidak resmi, maka batuan yang menyusun daerah penelitian dikelompokkan menjadi 2 satuan batuan, yaitu satuan breksi vulkanik, dan satuan lava andesit. Karakteristik akifer di daerah penelitian dapat di lihat dari parameter hidrolik hasil dari uji pemompaan, sedangkan karakter nilai tahanan jenis batuan dapat dilihat dari hasil uji geolistrik pada daerah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur permukaan berdasarkan densitas kelurusan yang dikompilasikan dengan data resistifitas batuan kedalaman 1 meter. Struktur permukaan dianalisis melalui kerapatan lineament di permukaan dengan metode FFD. Lineament ini diasumsikan berasosiasi dengan fracture atau fault daerah resapan aliran airtanah yang tertutup oleh bentang alam yang kurang bersahabat sehingga sulit teridentifikasi secara langsung. Fault dan fracture ini diasumsikan sebagai bidang lemah yang menjadi jalur pergerakan aliran airtanah. Kata kunci: karakteristik akifer, karakter nilai jenis batuan, uji pemompaan, uji geolistrik, metoda FFD. ABSTRACT The research area is geographically located between 107 ° 00 `15.99 "- 107 ° 3` 33.01" E and 6 ° 50 `07.66 "- 6 ° 52` 24.47" latitude. Administratively included in the village and surrounding Gekbrong, District Gekbrong, Cianjur, West Java included in the Topographic Map of Indonesia (BAKOSURTANAL) Cugenang Sheets and Sheet Gegerbitung Magnification 1: 25,000. Unit Geomorphology research areas are grouped into two geomorphological unit, the unit body geomorphology strato volcanoes, geomorphology unit strato volcano foot. Drainage pattern that developed in the area of research is multi-basinal river drainage pattern with setrifugal system. Based on unofficial litho unit, the rocks that make up the study area are grouped into two lithologies, namely the volcanic breccia unit, and the unit andesite lava. Characteristics of the aquifer in the study area can be seen from the hydraulic parameters of the pumping test results, while the character of rock resistivity values can be seen from the test results geoelectric the study area. This study to identify the structure of the surface based on the density of alignment with the data compiled resistifitas rock depth of 1 meter. Surface structure is analyzed through lineament density at the surface of the FFD method. Lineament is assumed to be associated with a fracture or fault catchment area covered by the groundwater flow is less friendly landscape making it difficult identified directly. Fault and fracture is assumed to a weak field the movement path of groundwater flow. Keywords: characteristics of the aquifer, character value of the type of rock, pumping test, test geoelectric, FFD metods.Item Alterasi Dan Mineralisasi Cebakan Big Gossan, Distrik Ertsberg, Mimika, Papua(2014-04-10) APRIANDI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenCebakan Big Gossan terletak sekitar 1 km sebelah baratdaya dari Kompleks Gunung Bijih Timur (GBT) dan 2 km sebelah selatan dari Kompleks Intrusi Grasberg (GIC) di Provinsi Papua. Cadangan terukur dari cebakan ini sekitar 55,94 juta ton, dengan kadar Cu 2,18%, Au 0,72 g/t dan Ag 4,19 g/t. Berdasarkan hasil pengamatan dari sebelas drill holes, pengamatan petrologi, petrografi, dan mineragrafi serta dilengkapi data assay, dapat diketahui karakteristik alterasi dan mineralisasi cebakan ini. Cebakan ini tersusun oleh satuan marmer, satuan breksi dan satuan marmer terubah. Terdapat tiga jenis batuan beku yang menerobos batuan induk. Batuan beku diklasifikasikan sebagai monsonit, porfiri diorit dan diorit. Potong-memotong antara monsonit yang diterobos oleh porfiri diorit di bagian baratdaya cebakan, menunjukkan bahwa monsonit berumur lebih tua dibandingkan dengan porfiri diorit. Di bagian tenggara dari cebakan diintrusi oleh diorit pada periode yang lebih muda. Alterasi diopsid-garnet-k.feldspar dan alterasi tremolit-klorit-epidot-anhidrit terbentuk pada satuan breksi dan satuan marmer terubah. Mineralisasi terbentuk pada tiga fase yaitu: fase prograde, fase retrograde awal dan fase retrograde akhir.Item Alterasi dan Mineralisasi Cebakan Skarn Deep Mill Level Zone (DMLZ) Level 2700m, Distrik Ertsberg, Mimika, Papua(2017-02-16) TITIP ANILLAHI; Adi Hardiyono; Mega Fatimah RosanaLokasi daerah penelitian secara administratif berada di Distrik Ertsberg–Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, dan secara geografis, berada pada koordinat 736600 T – 738200 T dan 9548500 U – 9549300 U. Studi ini bermaksud untuk mengetahui karaktristik alterasi dan mineralisasi pada daerah penelitian ditinjau dari studi petrologi, petrografi dan minegrafi serta analisis Near Infra Red yang selanjutnya disajikan dalam bentuk peta plan view. Berdasarkan hasil pengamatan dari lima drill holes, dapat diketahui karakteristik alterasi dan mineralisasi cebakan skarn Deep Mill Level Zone (DMLZ). Cebakan ini tersusun oleh Satuan Monzodiorit (Te), Satuan Hornfels Terubah (Shft), Satuan Kuarsit Terubah (Skst), Satuan Marmer (Smr), dan Satuan Marmer Terubah (Smrt). Zona ubahan yang teridentifikasi adalah Zona Kuarsa-Biotit ± K-feldspar, Zona Diopsid-K.feldspar-Garnet, Zona Diopsid-Forsterit, Zona Diopsid, Zona Diopsid-Garnet, Zona Magnetit yang terbentuk pada proses prograde skarn. Sedangkan Zona Tremolit, Zona Klorit-Epidot, Zona Epidot, Zona Serpentin, Zona Klorit, dan Zona Anhidrit terbentuk pada proses retrograde skarn. Alterasi yang terbentuk berhubungan dengan proses metamorf, prograde skarn dan retrograde skarn. Terbentuk tiga zona mineralisasi di daerah penelitian, yaitu Zona Pirit-Kalkopirit±Pirhotit, Zona Magnetit-Kalkopirit-Pirit, dan Zona Magnetit-Pirit-Kalkopirit-BornitItem Alterasi Dan Mineralisasi Daerah Cimanganten Dan Sekitarnya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor - Provinsi Jawa Barat(2016-02-15) GARRY S T; Mega Fatimah Rosana; Tidak ada Data DosenDaerah penelitian berada di wilayah IUP Operasi Produksi PT. ANTAM (Persero)Tbk., secara administratif terletak di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Luas daerah penelitian adalah 4 km2. Berdasarkan satuan litostratigrafi tidak resmi, maka daerah penelitian dibagi menjadi empat satuan batuan. Struktur geologi yang ditemukan di daerah Cimaganten dan sekitarnya diantaranya adalah struktur pre-mineralisasi berupa kekar dan sesar yang telah terisi urat dan urat-urat kuarsa halus diduga berumur Miosen Akhir - Pliosen, serta struktur post mineralisasi berupa sesar geser dektral Cimanganten dan sesar normal Cimanganten Timur, diduga berumur Pliosen-Pleistosen sampai Holosen. Pada daerah penelitian dijumpai 2 zona alterasi hidrotermal yaitu : Zona Argilik (kuarsa-illit-serisit-monmorilonit-halloysite-kaolin-pirit) dan Zona Sub Propilit (Illite-klorit- monmorilonit-karbonat-pirit). Tipe endapan yang ada di daerah penelitian adalah endapan tipe epitermal berupa tipe urat kuarsa, mineralisasi Au dengan kandungan yang signifikan (maksimum berkadar Au 4,97 ppm dan Ag 102,24 ppm) dijumpai pada urat kuarsa dengan tebal 25 Cm sampai 0,6 m, tekstur kristalin halus dan tekstur banding, scharoidal dan vuggy. Sedangkan pada batuan terubah yang mengandung urat kuarsa halus umumnya mineralisasi berkadar Au yang lebih rendah. Dari alterasi yang dijumpai, karakteristik urat kuarsa, gangue mineralogy dan ore mineralogy pada daerah penelitian dapat menujukkan zona dan kondisi pembentukkan urat tersebut, hal ini dapat dilihat dari pemodelan menurut model Zona Boiling Level (After Buchanan, 1981; Morison, 1990; dan Corbett & Leach,1996). Berdasarkan pemodelan tersebut maka mineralisasi endapan epitermal sulfidasi rendah di daerah Sungai Cipangacian (vein Gn.Goong).Item Alterasi Dan Mineralisasi Daerah Lebakpeundeuy, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten(2014-10-16) NADYA WIDIYANTI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenDaerah penelitian terletak di Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Secara geografi terletak pada koordinat 106° 07` 24.38" BT - 106° 09` 2.21" BT dan 06° 49` 35.66" LS - 06° 47` 57.92" LS. Penelitian dilakukan dengan melakukan pemetaan alterasi. Berdasarkan pengukuran tersebut dipilih beberapa sampel untuk dianalisis petrgrafi, mineragrafi dan PIMA. Secara stratigrafi daerah penelitian terdiri atas batuan terobosan granodiorit. Berdasarkan asosiasi mineral ubahan daerah penelitian terbagi menjadi dua zona, yaitu: zona serisit – klorit dan zona klorit – epidot. Hasil pengamatan mineragrafi terdapat mineral bijih pirit dan kalkopirit secara menyebar (disseminated) dan penggantian (replacement). Daerah penelitian digolongkan dalam endapan sulfida tinggi.Item ALTERASI DAN MINERALISASI DAERAH SORI-HIU DAN SEKITARNYA, KECAMATAN HUU, KABUPATEN DOMPU, NUSA TENGGARA BARAT(2022-10-16) ANASTASIA IVA ANDRIANA; Aton Patonah; Euis Tintin YuningsihDaerah Sumbawa memiliki kondisi geologi yang cukup kompleks dan studi penelitian yang masih terbatas, terutama pada proses alterasi hidrotermal dan mineralisasi endapan porfiri dengan pola sebaran ubahan yang luas serta ditemukannya overprinting dengan endapan epitermal sulfidasi tinggi. Daerah penelitian berada di konsensi pertambangan PT. Sumbawa Timur Mining yang secara geografis terletak di Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, petrografi, mineragrafi, dan analisis spektral (analytical spectral devices). Hasil penelitian menunjukkan bahwa stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda yaitu, satuan andesit terubah (SA), satuan breksi vulkanik terubah (SBV), satuan tuf terubah (ST), dan satuan diorit terubah (SD). Struktur yang mengontrol daerah penelitian relatif berarah NW-SE. Berdasarkan pH dan temperatur himpunan mineral ubahan, terdapat tujuh zona alterasi pada daerah penelitian berturut-turut seiring dengan bertambahnya pH dan berkurangnya temperatur yaitu, zona silisifikasi, zona alterasi pirofilit±dikit±alunit ±kaolinit, zona alterasi alunit-kaolinit, zona alterasi serisit±kaolinit±dikit±pirofilit, zona alterasi kaolinit±montmorilonit, zona alterasi montmorilonit-kaolinit, dan zona alterasi montmorilonit-epidot±klorit. Mineralisasi pada daerah penelitian terbagi dalam tiga tahap yaitu, tahap hipogen mineralisasi awal dan akhir, serta tahap supergen. Berdasarkan alterasi dan mineralisasinya, daerah penelitian termasuk ke dalam tipe endapan porfiri-Cu pada bagian atas-marginal sistem.Item ALTERASI DAN MINERALISASI DAERAH TALEGONG, KECAMATAN MEKARMUKTI, KABUPATEN GARUT, PROVINSI JAWA BARAT(2013-01-11) EINSTEIN S S; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenTalegong terletak di kawasan Eksplorasi Emas Cijulang PT. ANTAM, Tbk. Kawasan penelitian terletak pada koordinat X =770850-771852 TM dan Y = 9191492-9192998 UM (Koordinat UTM zona 48 M). Luasan daerah penelitian meliputi 1 x 1,5 km2 yang secara administrasi masuk Daerah Talegong, Kecamatan Mekarmukti, Kabupaten Garut, Jawabarat. Penelitian ini dilakukan dengan pengukuran (Measure Section) dengan jarak 50 meter sehingga batas-batas alterasi dapat terlihat. Berdasarkan pengukuran tersebut dipilih beberapa sampel untuk dianalisis petrografi, mineragrafi, dan ASD (Analytical Spectral Device). Secara stratigrafi, Talegong terdiri dari beberapa satuan batuan, yaitu: tuf kristal (Tptk), tuf gelas (Tptv), andesit (Tmla), mikrodiorit (Tmmd). Secara regional, struktur di Talegong sangat dipengaruhi oleh secara mendatar dekstral yang berarah Barat Laut – Tenggara. Hasil pengamatan petrografi, ASD didapatkan kehadiran himpunan mineral ubahan dengan mengacu pada klasifikasi Leach (dalam Corbett dan Leach, 1996), maka zona ubahan dapat dibagi menjadi lima (5) zona alterasi, yaitu: zona silika, zona pyrophylite-dickite, zona kaolinit-illit, zona illit-smektit zona klorit-karbonat. Berdasarkan analisis mineragrafi, ditemukan mineral enargit, tetrahidrite-tenantite, kovelit, kalkopirit, pirit, hematit. Mineral-mineral tersebut terbentuk secara menyebar (disseminated) dan penggantian (replacement).Item ALTERASI DAN MINERALISASI LAPANGAN SARIDI NTEKO, KECAMATAN HUU, NUSA TENGGARA BARAT(2015-02-13) GE FITRI PERDANI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenDaerah penelitian terletak di Daerah Saridi – Nteko, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Luas daerah penelitian sebesar 2 x 1,5 km2. Lapangan Saridi – Nteko berada di kawasan eksplorasi PT. Vale Eksplorasi Indonesia (VEI). Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi geologi secara lokal serta mengetahui tipe alterasi maupun mineralisasi yang berkembang di daerah penelitian. Geomorfologi daerah penelitian dibedakan menjadi tiga satuan berdasarkan morfogenetik, morfografi, dan morfometri yaitu : Satuan Kerucut Intrusi Porfiri Andesit, Satuan Perbukitan Vulkanik Curam - Agak Curam Tuf, Satuan Perbukitan Vulkanik Landai Tuf. Secara litostratigrafi Daerah Saridi – Nteko memiliki dua satuan batuan dimulai dari yang tua yaitu : Satuan Tuf (Tmvt) dan Satuan Porfiri Andesit (Tmva). Struktur geologi Lapangan Saridi – Nteko terdiri dari Sesar Mendatar menganan Saridi dan Sesar Mendatar menganan Nteko berdasarkan data primer di lapangan berupa kekar dan data sekunder berupa citra DEM. Hasil pengamatan dan pengambilan data yang dilakukan di lapangan, selanjutnya dilakukan analisis Analitical Spectral Devices (ASD), X-Ray, Magnetic Susceptibility (MAGSUS), petrografi, dan mineragrafi. Analisis tersebut mempermudah dalam menentukan jenis mineral yang sulit dibedakan di lapangan. Mineral ubahan yang telah teridentifikasi dikelompokan sesuai klasifikasi Leach (dalam Corbett dan Leach, 1996) berdasarkan pH dan temperatur mineral. Zona alterasi di Lapangan Saridi-Nteko dibagi menjadi lima zona alterasi, yaitu : Zona Silika yang terdiri dari zona silika bagian barat dan bagian timur, Zona Silika – Alunit – Piropilit – Dikit, Zona Kaolinit, Zona Ilit, dan Zona Klorit. Mineralisasi berupan logam baik yang terlihat secara jelas di lapangan maupun hasil analisis mineragrafi menunjukkan adanya pirit, kovelit, sfalerit, enargit, dan galena. Berdasarkan persebaran mineral ubahan yang bersifat asam , adanya kehadiran vuggy quartz, dan berada pada daerah vulkanik, maka tipe endapan pada Lapangan Saridi – Nteko memiliki banyak kesamaan karakater dengan tipe endapan epitermal sulfidasi tinggi.Item ALTERASI HIDROTERMAL DAERAH BARATDAYA LAPANGAN PANASBUMI SALAK, KABUPATEN BOGOR, PROPINSI JAWA BARAT(2015-04-13) RINALDY PUTRA P; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenLapangan Panasbumi Salak secara administratif terletak di dua wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bagian barat lapangan panasbumi termasuk pada wilayah Kabupaten Bogor dan daerah timur lapangan panasbumi termasuk pada wilayah Kabupaten Sukabumi. Stratigrafi daerah baratdaya lapangan Panasbumi Salak, terdiri dari dasit, andesit, riolit, batugamping, hornfels, intrusi diorit dan batulempung. Hasil analisis petrografi dan XRD sampel dari masing – masing sumur yang dikaji, menunjukan bahwa mineral ubahan yang hadir pada umumnya terdiri dari mineral lempung (smektit dan illit), mineral karbonat (kalsit), klorit, kuarsa, serisit, diaspor dan epidot. Sedangkan mineral piropilit, dan aktinolit hanya terdapat pada beberapa sumur. Berdasarkan asosiasi mineral ubahannya, daerah penelitian dibagi ke dalam beberapa zona alterasi, yaitu Zona Argilik, Zona Filik, Zona Propilitik dan, Zona Argilik Lanjut. Berdasarkan perbandingan data paleotemperatur yang diperoleh berdasarkan asosiasi kehadiran mineral alterasi dan downhole temperature, diketahui bahwa pada sebagian besar sumur yang dikaji, downhole temperature masih berada tidak jauh dari kisaran interpretasi paleotemperatur, namun terdapat pula kejadian retrograde yaitu penurunan downhole temperature terhadap interpretasi paleotemperatur pada salah satu sumur yang dikaji, yang terjadi akibat adanya penurunan temperatur pada reservoir, yang disebabkan oleh perpindahan panas yang mengikuti rekahan, terjadi akibat terletak pada daerah struktural.Item ALTERASI HIDROTERMAL PADA BATUAN VULKANIK DI SUMUR UBL-7, LAPANGAN PANAS BUMI ULUBELU, PROVINSI LAMPUNG(2013-10-09) DAFIAL ZUFREL; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSumur UBL-7 merupakan sumur eksplorasi yang terdapat di bagian utara dari lapangan panas bumi Ulubelu, Lampung. Sumur UBL-7 melalui tiga satuan batuan yaitu Breksi Tuf, Andesit-Basaltik, dan Breksi Tuf-Breksi Andesit. Litologi penyusun satuan batuan tersebut secara keseluruhan berupa breksi tuf, breksi andesit, lava andesit-basaltik, dan tuf. Data yang digunakan berupa data sampel cutting, composite log, dan tabel distribusi mineral ubahan. Metode yang digunakan yaitu deskripsi menggunakan mikroskop binokuler, deskripsi petrografi, analisis x-ray diffraction, dan analisis inklusi fluida. Mineral ubahan yang terdapat pada sumur UBL-7 yakni smektit, klorit, illit, pirit, kalsit, epidot, wairakit, oksida besi, kristobalit, dan kuarsa sekunder. Mineral ubahan tersebut diidentifikasi sebagai pengganti dari mineral primer maupun sebagai pengisi urat dan rongga. Zona alterasi hidrotermal pada sumur UBL-7 dibagi menjadi tiga zona yakni zona smektit (<200°C), zona klorit (~230°C), dan zona klorit- epidot (240-250°C). Indikasi adanya fase cooling diketahui melalui perbandingan temperatur hasil pengukuran saat pengeboran dengan temperatur pembentukan mineral ubahan yang teridentifikasi, serta temperatur yang diperoleh melalui analisis inklusi fluida.Item Alterasi Hidrothermal Pada Sumur(2015-10-20) R A JULIA SATRIANI K; Aton Patonah; Johanes HutabaratLahendong merupakan suatu lapangan panasbumi yang terletak di Kabupaten Minahasa, Kota Tomohon, Propinsi Sulawesi Utara. Lahendong memiliki sistem panasbumi high-terrain dengan entalpi tinggi dan didominasi air. Pemegang IUP dan pengembang lapangan panasbumi ini adalah PT Pertamina Geothermal Energy. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui litologi, mineral alterasi, zona alterasi dan penyebarannya pada sumur “RAJS”, menentukan intensitas alterasi dan permeabilitas batuan pada sumur “RAJS”, menentukan temperatur sumur berdasarkan geothermometer mineral dan membandingkannya dengan data P&T pemboran, serta membuat borehole geology log sumur “RAJS”. Objek dalam penelitian ini adalah data cutting dan coring dari sumur “RAJS” dan metode penelitian yang digunakan adalah metode petrografi, XRD, dan Inklusi Fluida. Hasil pengamatan menunjukan bahwa litologi daerah penelitian adalah andesit terubah, tuf litik terubah, tuf vitrik terubah, dan tuf kristal terubah. Mineral alterasi yang berkembang di daerah penelitian adalah mineral alterasi pH netral, yakni: kuarsa sekunder, tridimit, kristobalit, anhidrit, kalsit, epidot, montmorilonit, illit, smektit, klorit, mordenit, oksida besi, serta pirit. Intensitas ubahan bertambah intensif semakin besar kedalamannya. Berdasarkan asosiasi mineralnya, sumur “RAJS” dibagi menjadi tiga zona, yakni zona smektit – klorit, zona klorit – epidot, dan zona klorit – ilit –epidot. Hasil pengukuran geothermometer menunjukan bahwa zona smektit – klorit, memiliki temperatur 120oC – 200oC, zona klorit – epidot memiliki temperatur 200 – 250oC, zona klorit – ilit - epidot memiliki temperatur 280 – 310oC. Permeabilitas batuan diukur secara kualitatif melalui pengamatan jumlah dan besaran rekahan, urat, rongga, vugs, dan vesicule. Didapati kesebandingan antara fluktuasi permeabilitas dengan intensitas alterasi yang berbanding lurus. Tipe alterasi yang terdapat pada sumur yang diamati berjenis replacement & open space filling.