Analisis Kimia (D-III)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Analisis Kimia (D-III) by Author "Ace Tatang Hidayat"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS UNSUR - UNSUR TANAH JARANG PADA BATUAN BEKU MANOKWARI, PAPUA BARAT DENGAN METODE INDUCTIVELY COUPLED PLASMA MASS SPECTROMETRY(2018-02-01) SITI IRMA DIMAYANTI; Ace Tatang Hidayat; Tidak ada Data DosenPenggunaan unsur-unsur tanah jarang sebagai bahan energi nuklir, kimia, katalisator, elektronik, dan optik semakin berkembang. Indonesia memiliki potensi unsur tanah jarang yang cukup besar yang tersebar di berbagai wilayah diantaranya Bangka Belitung, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Unsur-unsur tanah jarang dapat dijumpai pada batuan dalam jumlah sedikit atau sebagai jejak yang sulit dianalisis dengan presisi dan akurat. Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS) dapat digunakan untuk analisis unsur-unsur tanah jarang karena presisi dan akurat untuk analisis sampel dalam konsentrasi kecil. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur tanah jarang pada batuan beku dari Manokwari, Papua Barat yang dianalisis dengan instrument ICP-MS serta untuk mengetahui kandungan tertinggi unsur tanah jarang pada batuan beku yang berasal dari Manokwari, Papua Barat dengan instrument ICP-MS. Metode yang digunakan pada percobaan ini yaitu analisis dengan instrumen ICP-MS yang memiliki batas deteksi dari rentang part per trillion hingga part per million, dimana preparasinya menggunakan destruksi basah untuk memecah senyawa pada sampel menjadi unsur-unsur anorganik yang dapat dianalisis dengan ICP-MS dengan penambahan larutan asam kuat. Hasil percobaan diperoleh bahwa pada batuan beku dari Manokwari, Papua Barat yang dianalisis terdapat unsur lantanum, serium, praseodimium, neodimium, samarium, europium, gadolinium, terbium, disprosium, holmium, erbium, tulium, itterbium, lutetium, ittrium dan skandium serta kandungan unsur tanah jarang tertingginya yaitu serium dengan konsentrasi sebesar 442,3135 ppb.Item ANALISIS UNSUR-UNSUR TANAH JARANG PADA BATUAN BEKU KABUPATEN BELITUNG DENGAN METODE INDUCTIVELY COUPLED PLASMA MASS SPECTROMETRY(2018-01-28) RATU HANA ISLAMI; Ace Tatang Hidayat; Tidak ada Data DosenBatuan beku terbentuk dari proses pembekuan magma dan dapat mengandung beberapa ra¬tus ppm unsur tanah jarang di dalam mineral penyusunnya. Mineral bastnaesit, monasit, xenotim dan zirkon adalah mineral yang paling banyak mengandung unsur logam tanah jarang yang dapat dijumpai bersamaan dengan terbentuknya endapan timah pada proses penambangan dan pengolahan timah. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui unsur-unsur tanah jarang pada batuan beku yang berasal dari Kabupaten Belitung yang dianalisis dengan instrumen Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS) dan mengetahui kandungan tertinggi unsur tanah jarang pada batuan beku tersebut. Metode yang digunakan pada percobaan ini yaitu analisis dengan instrumen ICP-MS dimana preparasinya menggunakan metode destruksi basah, destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat oksidator. Hasil analisis sampel batuan dari Kabupaten Belitung dengan instrumen ICP-MS diperoleh unsur tanah jarang skandium (Sc), Lantanum (La), Serium (Ce), Praseodimium (Pr), Neodimium (Nd), Prometium (Pm), Samarium (Sm), Europium (Eu), Gadolinium (Gd), Terbium (Tb), Disprosium (Dy), Holmium (Ho), Erbium (Er), Tulium (Tm), Itterbium (Yb) dan Lutetium (Lu). Konsentrasi tertinggi pada sampel adalah Serium (Ce) sebesar 131,5250 ppb.Item HASIL PEMERIKSAAN KADAR ALKALI FOSFATASE PADA PENDERITA GANGGUAN SISTEM BILIER(2017-07-09) REZA PUJI PANGESTI; Ace Tatang Hidayat; Tidak ada Data DosenABSTRAK Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekarang ini, membuat kita lebih membuka diri menerima perubahan-perubahan yang terjadi, salah satunya perkembangan di bidang laboratorium kimia klinis. Perkembangan di bidang laboratorium kimia klinis ini dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit gangguan sistem bilier dengan pemeriksaan kadar enzim alkali fosfatase, yang memiliki peran penting untuk menilai fungsi hati dan mempunyai hubungan dengan gangguan sistem bilier. Alkali fosfatase adalah suatu enzim yang dapat memprediksi gangguan saluran empedu dan sering kali meningkat jika terjadi sumbatan pada saluran empedu tersebut. Tujuan dari pemeriksaan kadar enzim alkali fosfatase dalam serum adalah untuk mengetahui peningkatan kadar enzim tersebut yang berhubungan dengan gangguan sistem bilier menggunakan metode kolorimetri. Prinsip pemeriksaan enzim ini berdasarkan pengukuran secara fotometri pada panjang gelombang 450 nm. Pengukuran absorbansi sampel pada panjang gelombang tersebut sebanding dengan kadar enzim alkali fosfatase dalam sampel. Kadar enzim alkali fosfatase normal untuk laki-laki 40-129 U/L dan untuk perempuan 35-104 U/L. Hasil analisis terhadap 50 orang penderita gangguan sistem bilier yang terdiri dari 10 orang penderita kolestasis, 33 orang penderita kolelitiasis, dan 7 orang penderita kolesistitis di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung, didapatkan hasil 58% dari jumlah penderita memiliki kadar enzim alkali fosfatase tinggi dan 42% dari jumlah penderita memiliki kadar enzim alkali fosfatase normal.Item Pemeriksaan Kadar Bilirubin Direk Pada Penderita Sirosis Hepatis dengan Metode Kolorimetri(2017-07-10) ALIFIANA AINUNNISA; Ace Tatang Hidayat; Tidak ada Data DosenSirosis hepatis merupakan salah satu penyakit hati kronis yang sering kali terjadi pada penderita yang memiliki pola hidup tidak baik. Sirosis hepatis disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya obat-obatan tertentu, virus hepatis, dan minuman beralkohol. Penyakit sirosis hepatis pada seseorang dapat diketahui dengan dilakukannya pemeriksaan di laboratorium. Salah satu parameter yang dapat menunjukkan adanya penyakit sirosis hepatis yaitu kadar bilirubin direk di dalam darah. Kadar bilirubin direk yang meningkat dalam darah dapat digunakan secara klinis sebagai bukti adanya kerusakan pada organ hati. Tujuan dari praktik kerja ini yaitu untuk mengetahui metode peingkatan kadar bilirubin direk dalam serum darah. Metode yang digunakan yaitu metode kolorimetri. Prinsip yang mendasari pemeriksaan bilirubin direk yaitu berdasarkan reaksi antara bilirubin dengan ion diazonium dalam suasana asam membentuk warna merah azo yang diukur pada panjang gelombang 546 nm pada alat spektrofotometer UV-Vis autoanalyzer Roche COBAS 6000. Berdasarkan data yang diambil dari hasil pemerikasaan kadar bilirubin direk terhadap 40 pasien penderita sirosis hepatis di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung terdapat 6 pasien atau sebesar 15% memberikan nilai yang normal sehingga tidak mengindikasikan adanya penyakit sirosis hepatis, 34 pasien atau sebesar 85% memberikan nilai yang tidak normal. Kenaikan kadar bilirubin direk yang melebihi batas normal yaitu nilai normal bilirubin direk pada laki-laki dan perempan di dalam darah sebesar 0,3 U/L menunjukkan adanya gangguan fungsi hati salah satunya dapat menyebabkan terjadinya sirosis hepatis.