Analisis Kimia (D-III)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Analisis Kimia (D-III) by Title
Now showing 1 - 20 of 101
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISA PENDAHUUAN DALAM PROSES CHEMICAL CONVERSION COATING SEBAGAI PELAPIS LOGAM PADUAN ALUMINIUM(2018-02-02) MUTIA AURORA APRIANI; Dadan Sumiarsa; Tidak ada Data DosenAluminium dan paduannya merupakan logam ringan dengan ketahanan korosi yang baik dan hantaran listrik yang baik. Karena sifat yang dimilikinya, aluminium dan paduannya sering digunakan untuk keperluan industri, konstruksi, dan lain sebagainya. Namun seiring berjalannya waktu, logam aluminium dan paduannya akan mengalami korosi. Korosi merupakan peristiwa oksidasi logam oleh gas oksigen yang berada di udara. Korosi dapat dicegah dengan cara melapisi logam dengan logam lain, salah satunnya dengan metode chemical conversion coating yang mengandung Cr6+. Proses chemical conversion coating terdiri dari beberapa tahapan yaitu alkaline cleaning, deoxidizing dan chemical conversion coating (alodine 1200S). Pada setiap tahapan dilakukan proses pembilasan. Dalam pelapisan logam dengan metode chemical conversion coating dilakukan analisa pendahuluan agar lapisan yang terbentuk melekat dengan baik dan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh PT Dirgantara Indonesia. Tujuan dari analisis ini adalah untuk memeriksa konsentrasi pada tahapan proses chemical conversion coating untuk melapisi logam paduan alumunium. Adapun prinsip yang digunakan yaitu berdasarkan reaksi netralisasi dan reaksi redoks. Metode titrasi asidi-alkalimetri dan titrasi iodometri merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menentukan kadar dalam setiap larutan dalam proses chemical conversion coating. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, seluruh larutan yang digunakan dalam proses chemical conversion coating memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan oleh PT Dirgantara Indonesia.Item Analisis Angka Basa Total pada Minyak Lumas Motor Bensin SAE 20W-50 API SL dengan MetodeASTM D2896(2017-07-10) SUCI MAISYAROH; Haryono; Tidak ada Data DosenABSTRAK Banyaknya jumlah kendaraan bermotor di Indonesia membuat kebutuhan akan minyak lumas pun menjadi meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya produk minyak lumas, baik lokal maupun impor yang beredar di pasaran. Banyaknya produk minyak lumas dengan kualitas rendah yang beredar di pasaran tentu saja dapat merugikan konsumen dan produsen. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian terhadap kualitas minyak lumas terutama untuk angka basa total yang merupakan salah satu parameter prioritas untuk dilakukan pengawasan sehingga penggunaan minyak lumas yang tidak memenuhi standar yang disyaratkan dapat dihindari. Angka basa total merupakan suatu bilangan netralisasi basa oleh asam yang jumlahnya setara dengan milligram kalium hidroksida yang diperlukan untuk setiap gram per contoh. Analisis ini bertujuan untuk menentukan nilai angka basa total dan pengaruhnya terhadap kualitas minyak lumas motor bensin SAE 20W-50 dengan metode uji ASTM D 2896 berdasarkan SNI 7069.1:2012. Minyak lumas dilarutkan dalam larutan bebas air yang terdiri dari campuran klorobenzena dan asam asetat glasial, kemudian dititrasi dengan larutan asam perklorat menggunakan titrasi potensiometri. Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan nilai angka basa total sebesar 2,0695 mgKOH/g. Menurut persyaratan SNI 7069.1:2012 nilai minimum angka basa total minyak lumas adalah 5 mgKOH/g. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa angka basa total minyak lumas tidak memenuhi persyaratan SNI 7069.1:2012.Item ANALISIS ASAM FORMIAT FA 920 (85%) DAN FA 910 (90%) DENGAN METODE TITRASI ALKALIMETRI MENGGUNAKAN BURET DIGITAL DI PT SINTAS KURAMA PERDANA(2017-07-09) TIARA PRATIWI NIRMALASARI; Dadan Sumiarsa; Tidak ada Data DosenAsam formiat atau asam metanoat merupakan salah satu asam karboksilat dengan rumus molekul HCOOH. Asam formiat dapat diproduksi dengan cara hidrolisis metil format dengan menggunakan bahan baku gas karbon monoksida (CO), metanol (CH3OH) dan kalium metoksida (KOCH3) sebagai katalis. Pengujian konsentrasi asam formiat ini dilakukan pada konsentrasi 85% dan 90% dilakukan secara titrasi alkalimetri dengan menggunakan metode buret digital. Konsentrasi asam formiat tidak boleh melebihi ketentuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan, seperti pada konsentrasi 85% tidak boleh melebihi ketetapan 85,0–86.5% dan pada konsentrasi 90% tidak boleh melebihi ketetapan 90,0–91,5%. Tujuan dari pengujian ini untuk menguji produk akhir asam formiat FA 920 (85%) dan FA 910 (90%) dengan metode titrasi alkalimetri menggunakan buret digital dan hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan ketentuan perusahaan yang sudah ditetapkan PT Sintas Kurama Perdana sehingga menghasilkan produk asam formiat yang memiliki kualitas tinggi. Berdasarkan hasil yang diperoleh asam formiat telah memenuhi standar SNI (Standar Nasional Indonesia) dan ICS (International Control System) serta hasilnya sesuai dengan kualitas yang ditetapkan perusahaan PT Sintas Kurama Perdana. Penetapan konsentrasi asam formiat dan penetapan tersebut mengacu pada ISO 9001:2008, SNI nomor 2128:2013 dan ICS 71.060.30. Kata kunci : Asam formiat, titrasi alkalimetri, buret digital.Item ANALISIS KADAR CEMARAN LOGAM BERAT KADMIUM DALAM MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN METODE GRAPHITE FURNACE ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY (GFAAS)(2018-01-29) NENENG SONYA KURNIASIH; Shabarni G.; Tidak ada Data DosenMakanan pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan yang dikonsumsi bayi ketika umur 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi selain dari ASI, dimana konsumsi MP- ASI ini menjadi meningkat dengan kemajuan teknologi dan modernisasi. Kondisi ini menyebabkan pengawasan mutu produk pangan terutama MP-ASI menjadi sangat penting. Mutu suatu produk pangan ditentukan dengan beberapa parameter salah satunya kadar cemaran logam berat. Kadmium merupakan salah satu logam berat yang berbahaya karena memiliki sifat toksik dan penyerapan yang tinggi pada anak- anak. Tujuan dari analisis ini yaitu untuk menentukan kadar logam berat kadmium dalam Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) secara Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrophotometry (GFAAS). Sampel MP-ASI ini didekstruksi dengan 10 mL asam nitrat pekat dengan menggunakan Microwave Digestion ( 200 oC, 4 menit). Serapan logam dalam sampel diukur dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom dengan sistem atomisasi GFAAS pada panjang gelombang maksimum kadmiun 228,8 nm, dengan 6 kali replikasi sampel. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa produk Makanan Pendamping ASI (MP – ASI) memenuhi syarat dan aman dikonsumsi konsumen karena kadar cemaran logam kadium di bawah standar yang telah ditetapkan oleh BPOM dimana batas maksimum kadar logam kadmium dalam MP-ASI adalah 0,05 mg/L dan kadar sampel adalah 0,0292 mg/L. Kata kunci: GFAAS, kadmium, microwave digestion, MP-ASIItem ANALISIS KADAR CEMARAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA TEH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAPHITE FURNACE ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY (GFAAS)(2018-01-30) ANISAH; Shabarni G.; Tidak ada Data DosenTeh merupakan salah satu jenis minuman yang sering dikonsumsi oleh warga Indonesia. Teh terbuat dari pucuk daun muda pada tanaman teh. Tanaman teh banyak tumbuh di Indonesia khususnya di daerah dataran tinggi. Perkebunan teh yang lokasinya dekat dengan jalan raya akan mengakibatkan terjadinya kontaminasi logam berat pada daunnya yang berasal dari asap kendaraan bermotor. Adanya logam berat dalam teh dapat membahayakan kesehatan karena logam berat tersebut dapat menyebabkan efek toksik bagi tubuh manusia. Salah satu logam berat yang dapat memberikan dampak berbahaya bagi kesehatan adalah timbal. Kadar cemaran logam berat ini dapat diketahui dengan analisis menggunakan GFAAS. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar cemaran logam timbal pada teh dan mengetahui kesesuaian hasil analisis dengan persyaratan yang ditetapkan oleh BPOM. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kadar cemaran logam timbal dengan rata-rata sebesar 0,4503 ppm dan %RSD sebesar 4,38%. Berdasarkan keputusan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No HK.000.06.1.52.4011 pada tahun 2005 tentang penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan dan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7387 pada tahun 2009 tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan, batas cemaran maksimal logam timbal pada teh adalah 2,00 ppm. Oleh karena itu, kadar cemaran logam timbal pada sampel teh memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh BPOM.Item Analisis Kadar Finasteride dalam Prostacom Film Coated Tablet dengan Menggunakan Metode HPLC(2018-01-28) IBTASAMA NIDYA SENDRY; Achmad Zainuddin; Tidak ada Data DosenProstacom film coated tablet merupakan tablet bulat cembung dan berwarna biru muda yang mengandung zat aktif finasteride. Finasteride memiliki rumus molekul C23H36N2O2 dengan berat molekul 372,54 gram/mol, berbentuk bubuk kristal berwarna putih, tidak larut dalam air tetapi larut dalam etanol dan metilen klorida. Dalam menentukan suatu kadar dari kandungan obat diperlukan metode analisis yang tepat dengan tingkat selektivitas dan sensitivitas yang tinggi, salah satunya yaitu dengan menggunakan metode high performance liquid chromatography (HPLC). Tujuan dari analisis ini yaitu untuk mengetahui kadar finasteride pada prostacom film coated tablet dengan menggunakan metode HPLC. Metode yang digunakan sesuai dengan prosedur tetap Analytical Validation Report of Finasteride Assay in Prostacom Filcotab, dokumen finasteride, dan United State Pharmacopeia (USP 34) / National Formulary (NF 29), finasteride tablet monographs. Berdasarkan hasil analisis finasteride pada sampel uji, didapatkan kadar finasteride pada vial I sebesar 97,12% dan kadar finasteride pada vial II sebesar 96,47%, sehingga didapatkan rata-rata kadar finasteride pada sampel uji sebesar 96,80%. Hasil analisis yang diperoleh memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam dokumen finasteride dan USP 34/NF 29, 2011, finasteride tablet monographs, dengan rentang kadar finasteride antara 95,0%-105,0%.Item ANALISIS KANDUNGAN ABU SULFAT PADA MINYAK LUMAS MOTOR BENSIN DENGAN METODE ASTM D 874(2017-07-10) LIA FITRIANI SABILA; Haryono; Tidak ada Data DosenMinyak lumas berkualitas rendah bila digunakan di dalam mesin akan mudah rusak atau terdekomposisi, sehingga akan berkurang atau bahkan hilang daya lumasnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian terhadap kualitas minyak lumas, sehingga penggunaan minyak lumas yang tidak memenuhi kualitas yang disyaratkan dapat dihindari. Salah satu pengujian yang dilakukan yaitu analisis kandungan abu sulfat. Tujuannya yaitu untuk mengetahui kandungan abu sulfat yang menunjukkan konsentrasi aditif yang mengandung logam yang diketahui pada minyak lumas baru. Penentuan kandungan abu sulfat dilakukan dengan metode ASTM D 874 berdasarkan analisis gravimetri. Menurut persyaratan SNI 06-7069.1:2012 minyak lumas motor bensin 4 (empat) langkah kendaraan bermotor, nilai minimum kandungan abu sulfat pada minyak lumas adalah 0,6%. Sampel yang digunakan yaitu minyak lumas dengan jenis SAE 20W-50 4T API SL. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai kandungan abu sulfat sebesar 0,28% untuk sampel A dan 0,81% untuk sampel B. Oleh karena itu, nilai tersebut menunjukkan bahwa kandungan abu sulfat pada sampel A tidak memenuhi persyaratan SNI 06-7069.1:2012 minyak lumas motor bensin 4 (empat) langkah kendaraan bermotor dan kandungan abu sulfat pada sampel B memenuhi persyaratan SNI 06-7069.1:2012 minyak lumas motor bensin 4 (empat) langkah kendaraan bermotor.Item ANALISIS KUALITAS SUSU UNTUK MENGHINDARI PEMALSUAN SUSU SEGAR DI PT FRISIAN FLAG INDONESIA PLANT CIRACAS(2017-07-10) AISYAH; R. Ukun M.S. Soedjana Atmadja; Tidak ada Data DosenSusu merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki nilai gizi tinggi dan bermanfaat bagi tubuh manusia. Nilai gizi pada susu dipengaruhi oleh kualitas susu tersebut diantaranya lemak, protein dan titik beku. Sebelum siap dikonsumsi, susu diperoleh dalam bentuk susu segar dari peternak-peternak susu. Susu merupakan bahan pangan yang mudah rusak sehingga rentan terhadap pemalsuan susu. Tidak sedikit dari peternak susu yang melakukan kecurangan dengan tujuan mengawetkan susu maupun kepentingan lainnya sehingga berpengaruh pada kualitas susu tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan adanya peroksida, alkohol, formalin, pati, sukrosa, dan karbonat dari sampel susu segar serta menentukan kadar lemak, protein dan titik beku susu lalu membandingkannya dengan syarat mutu susu sapi segar. Berdasarkan hasil analisis kualitas susu segar terhadap beberapa parameter tersebut, didapatkan hasil negatif terhadap semua uji sampel susu segar serta didapatkan kadar lemak dan protein yang memenuhi SNI 3141.1:2011 sedangkan pada penentuan titik beku, didapatkan hasil yang tidak memenuhi standar namun karena perbedaan titik beku sampel dengan standar tidak terlalu signifikan, sehingga sampel susu segar tersebut dapat dijadikan bahan baku produk oleh perusahaan.Item Analisis Larutan Pelapisan Aluminium Kerangka Pesawat dalam Proses Chormic Acid Anodizing(2018-01-28) AMANDA SHAFIRA JASMINE; Juliandri; Tidak ada Data DosenTujuan dilakukan analisis mengenai pertahanan korosi yaitu untuk mengetahui kadar kromium trioksida bebas dan jumlah kromium trioksida sebagai larutan pelapisan aluminium terhadap pertahanan korosi dan untuk mengontrol parameter dalam larutan chromic acid anodize. Metode yang digunakan dalam analisis ini yaitu titrasi asidimetri dan titrasi iodometri. Hasil dari analisis tersebut didapatkan kadar turco 4125 NCLT dalam larutan alkaline cleaning yaitu sebesar 56,0696 g/L (MTM 12-0-G002-00 sebesar 30 – 60 g/L), kadar conductivity sebesar 2,04 mg/L (ABP 8-1296 sebesar ≤ 400 mg/L) , kadar resistivity sebesar 4,64 Ω Cm (ABP 8-1296 sebesar 2500 Ω Cm), kadar TDS (Total Dissolved Solid) sebesar 1,05 mg/L (ABP 8-1296 sebesar ≤ 400 mg/L) dan pH sebesar 6,13 (ABP 8-1296 sebesar 5 – 8,5) dalam larutan air rinsing, kadar kromium dalam larutan deoxidizing yaitu sebesar 6,6371 g/L (MTM 12-0-G015-00 sebesar 4,5-13,5 g/L) dan kadar kromium trioksida bebas dalam larutan chromic acid anodize sebesar 42,12 g/L (MTM 12-0-G026-00 sebesar 30-50 g/L) sedangkan jumlah kromium trioksida dalam larutan chromic acid anodize yaitu sebesar 81,275 g/L(MTM 12-0-G026-00 sebesar 30-100). Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan larutan pelapisan yang digunakan dalam proses chromic acid anodizing memenuhi standar yang telah di tetapkan oleh PT Dirgantara Indonesia sehingga dapat digunakan sebagai pelapisan aluminium dalam kerangka pesawat.Item Analisis Logam Berat Arsen dalam Ikan Menggunakan Metode Analisis Aktivasi Neutron(2018-01-30) RIDHA NURFADILLAH AZHARI; Engela Evy Ernawati; Tidak ada Data DosenIkan merupakan salah satu bahan makanan yang kandungan proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan produk hewani lain seperti daging sapi dan ayam. Akan tetapi, kerap ditemukan ikan yang mengandung logam berat. Keracunan logam berat pada manusia dapat menyebabkan beberapa akibat negatif terutama timbulnya kerusakan jaringan pada hati dan ginjal. Salah satu logam berat yang terdapat dalam ikan adalah arsen (As). Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu proses analisis logam berat As dalam ikan. Metode yang digunakan untuk menganalisis logam berat As dalam ikan yaitu dengan metode AAN. Prinsip dari metode AAN ini adalah berdasarkan neutron yang ditembakkan pada inti target membentuk unsur yang tidak stabil atau radioaktif, dimana untuk mencapai keadaan stabil unsur radioaktif tersebut akan mengemisikan sinar γ yang mempunyai energi karakteristik tertentu. Untuk memastikan bahwa metode analisis yang digunakan cukup valid dan memberikan hasil yang dapat dipercaya, maka dilakukan validasi metode menggunakan SRM (Standard Mateial Reference) NIST 1566b Oyster Tissue. Hasil validasi menunjukkan kesesuaian antara hasil pengukuran dengan nilai sertifikat, sehingga metode AAN yang digunakan untuk analisis kandungan As dalam sampel ikan dikatakan valid. Hasil analisis menunjukkan dari sembilan sampel ikan yang dianalisis mengandung kadar As yang berbeda-beda, berada pada kisaran 0,035 – 0,729 µg/g. Hampir semua sampel ikan mengandung kadar logam berat As namun kadarnya masih di bawah ambang batas maksimum (1 µg/g).Item ANALISIS LOGAM BERAT KROM DAN KOBALT PADA BUAH PEPAYA (Carica papaya) DAN BUAH PISANG (Musa paradisiaca) MENGGUNAKAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON(2017-07-09) GINA NURUL MALIYAH; Iwan Hastiawan; Tidak ada Data DosenMakanan menyediakan zat-zat yang diperlukan untuk sumber tenaga dan pertumbuhan serta mendukung kehidupan tubuh yang sehat. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kehidupan manusia diperlukan adanya persediaan makanan yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Keracunan logam berat pada manusia menyebabkan beberapa akibat negatif terutama timbulnya kerusakan jaringan pada hati dan ginjal. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengaplikasikan metode analisis aktivasi neutron sebagai salah satu teknik nuklir dalam mengidentifikasi logam berat pada buah pepaya dan buah pisang. Metode yang digunakan pada penelititan ini yaitu metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN). Metode ini merupakan metode analisis yang memiliki kepekaan tinggi dan akurat sehingga mampu mendeteksi unsur sampai orde ppm dan unsur-unsur tertentu sampai orde ppb. Validasi metode merupakan suatu proses konfirmasi melalui pengujian menggunakan standards reference material (SRM). Hasil penelitian menujukkan bahwa setiap buah yang dianalisis mempunyai kadar Cr dan Co yang berbeda-beda dimana kadar Cr dan Co pada buah pepaya berada pada kisaran 0,060±0,010 – 0,120±0.020 µg/g dan 0,006±0,001 – 0,008±0,003 µg/g. Sedangkan kadar Cr dan Co pada buah pisang berada pada kisaran 0,14±0,03 – 0,53±0,04µg/g dan 0,006±0,001 – 0,008±0,001 µg/g. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode yang digunakan valid dan kadar logam berat Cr dan Co yang didapatkan berada dibawah ambang batas maksimum kecuali pada sampel pisang B.Item ANALISIS LOGAM BERAT TIMBEL HASIL ADSORPSI BENTONIT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM METODE FLAME(2017-07-10) HANIFAH FAUJIAH; Diana Rakhmawaty Eddy; Tidak ada Data DosenABSTRAK Logam berat dapat dihilangkan dari air limbah dengan beberapa metode, adsorpsi dengan tanah adalah metode yang lebih efektif dan murah dibandingkan dengan metode perawatan air yang mahal seperti pertukaran ion. Bentonit dikenal oleh masyarakat luas sebagai tanah yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bentonit dipercayai mampu mengadorpsi logam berat seperti Pb. Bentonit dapat digunakan sebagai bahan adsorpsi karena memilki kemampuan untuk mengembang dan memiliki kation-kation yang dapat ditukarkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan adsorpsi bentonit terhadap logam berat Pb yang kemudian diukur dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom metode flame. Filtrat bentonit yang telah dikontakkan dengan larutan standar Pb dengan waktu kontak 80 menit menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan 200 rpm kemudian diukur dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom metode flame. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentonit mengadsorpsi logam berat Pb dengan efisiensi adsorpsi terbesar yaitu 93 % pada konsentrasi 0,1 ppm.Item ANALISIS MUTU BAHAN BAKAR PERTAMAX TURBO PADA TANGKI 42 T 202 B PT PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT VI BALONGAN(2018-01-29) VIRA VANISSA; Solihudin; Tidak ada Data DosenABSTRAK PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan memproduksi jenis bahan bakar yang memiliki kompresi >10,5 yaitu pertamax turbo. Pertamax turbo merupakan bensin tanpa timbel dengan research octane number (RON) 98 yang diperuntukan untuk kendaraan berbahan bakar bensin dengan perbandingan kompresi yang tinggi. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji kualitas pertamax turbo pada tangki 42-T-202 B produksi PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan. Metode yang digunakan berdasarkan pada American Society for Testing and Materials (ASTM) dan IP 30. Berdasarkan hasil pengujian, pertamax turbo yang diuji telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan PPPTMGB “LEMIGAS” Nomor 0519/LHU/8.15/V/2016 tanggal 20 Mei 2016, sehingga produk ini memiliki kualitas baik dan layak untuk dipasarkan.Item ANALISIS NIKEL (Ni) DAN TEMBAGA (Cu) DALAM SEDIMEN TERCEMAR DARI BEBERAPA PERAIRAN INDONESIA DENGAN MENGGUNAAN AAS(2018-02-02) IKHWAN RAMADHANA; Nurlelasari; Tidak ada Data DosenABSTRAK Perairan Indonesia memiliki potensi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri, pertambangan, pertanian, dan domestik. Limbah-limbah ini bermuara pada satu tempat yaitu laut. Komponen limbah tersebut umumnya mengandung logam berat seperti nikel dan tembaga. Logam berat yang mencemari perairan laut akan terakumulasi pada sedimen laut. Sedimen pada dasarnya merupakan hasil dari pelapukan batuan baik secara kimiawi maupun fisika. Dalam ekosistem, sedimen berperan penting dalam daur logam berat yang merupakan hasil akumulasi logam dari organisme laut. Salah satu analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui kadar logam berat pada air laut yaitu analisis pada sedimen karena logam berat mengendap pada sedimen yang memilki waktu tinggal (residence time) sampai ribuan tahun. Ambang batas konsentrasi logam nikel 18 ppm dan tembaga 35,7 ppm. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi nikel dan tembaga di beberapa perairan indonesia. Metode analisis yang dilakukan mengacu pada metode USEPA 3050B dan diukur serapannya menggunakan AAS dengan nyala. Hasil yang didapatkan dari beberapa titik sampling (Mentawai, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Teluk Jakarta dan Probolinggo) pada anlisis ini menunjukkan konsentrasi nikel dari beberapa titik sampling melebihi ambang batas dengan konsentrasi tertinggi berada pada titik sampling di Kalimantan Timur mencapai 71,74 ppm, sedangkan untuk konsentrasi tembaga kurang dari ambang batas kecuali di perairan Probolinggo, tinggi yaitu mencapai 40,71 ppm. Kata kunci : Sedimen, Nikel, Tembaga, Spektrofotometri Serapan AtomItem Analisis Parameter Kimia dari Sampel Air Kondensat di Laboratorium Kimia PT Indonesia Power UPJP Kamojang(2017-07-09) KANILA MEGA SILFIYANI; Darwati; Tidak ada Data DosenUap panas bumi mengandung beberapa zat yang dapat merusak peralatan PLTP. Apabila kadar zat yang terkandung dalam uap melebihi standar, maka kemungkinan akan berdampak pada kinerja turbin dan merusaknya sehingga menurunkan daya produksi energi listrik. Analisis parameter kimia secara berkala diperlukan untuk memastikan kualitas uap yang digunakan untuk memutarkan turbin. Kualitas uap yang digunakan harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga diperlukan proses pemurnian uap menggunakan alat separator dan demister. Tujuan dari praktik kerja ini adalah untuk menganalisis parameter kimia yang meliputi TDS, pH, sulfida, besi (II), klorida, dan silika terlarut dari sampel air kondensat agar dapat mengetahui kualitas uap yang digunakan untuk memutarkan turbin serta berfungsi baik atau tidaknya alat separator dan demister. Metode yang digunakan pada penentuan konsentrasi sulfida terlarut yaitu menggunakan titrasi iodometri sedangkan pada penentuan konsentrasi besi (II), klorida, dan silika terlarut yaitu menggunakan metode spektrofotometri sinar tampak. Hasil analisis menunjukkan besarnya TDS, pH, sulfida, besi (II), klorida, dan silika terlarut dari sebelum separator sebesar 15,5 ppm; 4,65; 47,60 ppm; 0,138 ppm; 3,941 ppm; dan 0,153 ppm sedangkan dari setelah demister sebesar 6,9 ppm; 4,79; 40,80 ppm; 0,038 ppm; 0,459 ppm; dan 0,106 ppm. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kualitas uap yang digunakan untuk memutarkan turbin sesuai dengan standar serta alat separator dan demister yang digunakan juga berfungsi dengan baik yang ditandai adanya penurunan konsentrasi.Item Analisis Parameter Kimia dari Sampel Menara Pendingin di Laboratorium Kimia PT Indonesia Power UPJP Kamojang(2017-07-09) NISA NURMELINDA; Darwati; Tidak ada Data DosenABSTRAK Indonesia memiliki banyak potensi panas bumi, hal ini disebabkan adanya deretan pegunungan api yang melewati Indonesia. Panas bumi yang dihasilkan memiliki potensi untuk dimanfaatkan energinya sebagai pembangkit listrik tenaga panas (PLTP). Listrik diproduksi dari turbin yang digerakkan oleh uap panas dari bumi. Uap panas yang keluar dari turbin pada saat beroperasi kemudian dialirkan ke kondensor untuk dikondensasi menjadi air kondensat. Air kondensat harus didinginkan dalam suatu sistem pendingin yang disebut Menara Pendingin. Hasil analisis air dalam menara pendingin digunakan untuk memperoleh kualitas air menara pendingin yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Parameter uji kualitas air menara pendingin yang dilakukan antara lain adalah Total Dissolved Solids (TDS), pH, sulfida, besi, klorida, dan silika terlarut. Metode yang digunakan pada penentuan konsentrasi sulfida terlarut yaitu menggunakan titrasi iodometri, sedangkan pada penentuan konsentrasi besi (II), klorida, dan silika terlarut yaitu menggunakan spektrofotometri sinar tampak. Hasil analisis menunjukkan besarnya TDS, pH, sulfida, besi (II), klorida, dan silika terlarut dari air menara pendingin unit 2 sebesar 34,5; 6,64; 3,4 ppm; 0,004 ppm; 0,072 ppm; dan 0,144 ppm sedangkan dari air menara pendingin unit 3 sebesar 45,7; 6,98; 3,4 ppm; 0,014 ppm; 0,038 ppm; dan 0,042 ppm. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kualitas air menara pendingin yang digunakan sesuai dengan standar. Kata kunci: Air pendingin, menara pendingin, parameter kimia.Item Analisis Pengolahan Limbah Cair di PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas(2017-07-09) ADITYASARI ANDJANI IKAPUTRI; R. Ukun M.S. Soedjana Atmadja; Tidak ada Data DosenSeiring dengan pertumbuhan penduduk menyebabkan kebutuhan pangan semakin meningkat. Hal tersebut berdampak pada pesatnya perkembangan industri pangan, salah satunya industri susu. Permintaan susu yang tinggi mengakibatkan produsen menambah kapasitas produksinya, hal ini berdampak pada volume limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Limbah industri susu memiliki kandungan zat organik yang tinggi sehingga perlu dilakukan pengolahan sebelum limbah dibuang ke lingkungan. Proses dalam pengolahan limbah meliputi proses fisika, proses kimia, dan proses biologi. Mikroorganisme berperan penting dalam proses pengolahan limbah untuk menguraikan zat-zat organik. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan nilai pH, Chemical Oxygen Demand (COD), Biological Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS), dan angka permanganat dari sampel effluent lalu membandingkan hasilnya dengan baku mutu air limbah bagi industri susu yaitu menurut Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 69 tahun 2013. Metode yang digunakan pada penentuan TSS dan COD adalah menggunakan spektrofotometri sinar tampak, sedangkan pada penentuan angka permanganat menggunakan metode titrasi permanganometri. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa nilai pH, COD, BOD, TSS, dan angka permanganat tidak melebihi kadar maksimum yang ditetapkan sehingga memenuhi baku mutu air limbah industri susu menurut Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 69 tahun 2013 dan limbah aman untuk dialirkan ke lingkungan.Item ANALISIS UNSUR - UNSUR TANAH JARANG PADA BATUAN BEKU MANOKWARI, PAPUA BARAT DENGAN METODE INDUCTIVELY COUPLED PLASMA MASS SPECTROMETRY(2018-02-01) SITI IRMA DIMAYANTI; Ace Tatang Hidayat; Tidak ada Data DosenPenggunaan unsur-unsur tanah jarang sebagai bahan energi nuklir, kimia, katalisator, elektronik, dan optik semakin berkembang. Indonesia memiliki potensi unsur tanah jarang yang cukup besar yang tersebar di berbagai wilayah diantaranya Bangka Belitung, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Unsur-unsur tanah jarang dapat dijumpai pada batuan dalam jumlah sedikit atau sebagai jejak yang sulit dianalisis dengan presisi dan akurat. Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS) dapat digunakan untuk analisis unsur-unsur tanah jarang karena presisi dan akurat untuk analisis sampel dalam konsentrasi kecil. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur tanah jarang pada batuan beku dari Manokwari, Papua Barat yang dianalisis dengan instrument ICP-MS serta untuk mengetahui kandungan tertinggi unsur tanah jarang pada batuan beku yang berasal dari Manokwari, Papua Barat dengan instrument ICP-MS. Metode yang digunakan pada percobaan ini yaitu analisis dengan instrumen ICP-MS yang memiliki batas deteksi dari rentang part per trillion hingga part per million, dimana preparasinya menggunakan destruksi basah untuk memecah senyawa pada sampel menjadi unsur-unsur anorganik yang dapat dianalisis dengan ICP-MS dengan penambahan larutan asam kuat. Hasil percobaan diperoleh bahwa pada batuan beku dari Manokwari, Papua Barat yang dianalisis terdapat unsur lantanum, serium, praseodimium, neodimium, samarium, europium, gadolinium, terbium, disprosium, holmium, erbium, tulium, itterbium, lutetium, ittrium dan skandium serta kandungan unsur tanah jarang tertingginya yaitu serium dengan konsentrasi sebesar 442,3135 ppb.Item ANALISIS UNSUR-UNSUR TANAH JARANG PADA BATUAN BEKU KABUPATEN BELITUNG DENGAN METODE INDUCTIVELY COUPLED PLASMA MASS SPECTROMETRY(2018-01-28) RATU HANA ISLAMI; Ace Tatang Hidayat; Tidak ada Data DosenBatuan beku terbentuk dari proses pembekuan magma dan dapat mengandung beberapa ra¬tus ppm unsur tanah jarang di dalam mineral penyusunnya. Mineral bastnaesit, monasit, xenotim dan zirkon adalah mineral yang paling banyak mengandung unsur logam tanah jarang yang dapat dijumpai bersamaan dengan terbentuknya endapan timah pada proses penambangan dan pengolahan timah. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui unsur-unsur tanah jarang pada batuan beku yang berasal dari Kabupaten Belitung yang dianalisis dengan instrumen Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS) dan mengetahui kandungan tertinggi unsur tanah jarang pada batuan beku tersebut. Metode yang digunakan pada percobaan ini yaitu analisis dengan instrumen ICP-MS dimana preparasinya menggunakan metode destruksi basah, destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat oksidator. Hasil analisis sampel batuan dari Kabupaten Belitung dengan instrumen ICP-MS diperoleh unsur tanah jarang skandium (Sc), Lantanum (La), Serium (Ce), Praseodimium (Pr), Neodimium (Nd), Prometium (Pm), Samarium (Sm), Europium (Eu), Gadolinium (Gd), Terbium (Tb), Disprosium (Dy), Holmium (Ho), Erbium (Er), Tulium (Tm), Itterbium (Yb) dan Lutetium (Lu). Konsentrasi tertinggi pada sampel adalah Serium (Ce) sebesar 131,5250 ppb.Item Gambaran Aktivitas Enzim γ-Glutamyltransferase Pada Pasien Penderita Kolestasis(2017-07-09) ASHARIA AL`UDHIYYAH SYARAH MAHMUDDAH; Shabarni G.; Tidak ada Data DosenSelain riwayat kesehatan dan gejala klinis yang muncul, pemeriksaan laboratorium sering kali diminta oleh dokter klinis karena dapat digunakan untuk memastikan diagnosis suatu jenis penyakit. Terdapat berbagai macam pemeriksaan di laboratorium, salah satunya adalah pengukuran kadar enzim. Enzim adalah protein yang dapat mengkatalisis reaksi-reaksi biokimia. Aktivitas berlebih pada enzim dapat dijadikan sebagai penanda adanya keabnormalan pada suatu organ tubuh. Kunci pada enzimologi diagnostik adalah korelasi suatu enzim dengan organ tubuh tertentu. Contohnya enzim γ-Glutamyltransferase (γ-GT) yang aktivitasnya dapat berkaitan dengan kondisi hati. Terdapat berbagai macam gangguan fungsi hati, salah satunya adalah kolestasis. Kolestasis adalah kegagalan hati untuk mengekresikan cairan empedu. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kadar enzim γ-GT dalam serum darah pasien yang dihubungkan dengan kolestasis, dimana aktivitas berlebih dari enzim tersebut dapat menjadi suatu tanda ada atau tidak nya kolestasis. Adapun prinsip dari pemeriksaan ini yaitu berdasarkan metode kolorimetri enzimatik secara kuantitatif pada panjang gelombang 405 nm. Hasil pemeriksaan aktivitas enzim γ-GT terhadap 20 pasien, 10 pasien wanita terdapat satu pasien atau sekitar 90 % pasien penderita kolestasis yang memiliki aktivitas enzim γ-GT yang tidak normal. Nilai normal untuk enzim γ-GT yaitu 7-32 U/L, Sedangkan pada pria, sekitar 80 % pasien kolestasis memiliki aktivitas enzim γ-GT yang tidak normal. Nilai normal untuk enzim γ-GT pada pria yaitu lebih kecil dari 11-50 U/L.