Biologi (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Biologi (S2) by Author "Asri Peni Wulandari"
Now showing 1 - 8 of 8
Results Per Page
Sort Options
Item AKTIVITAS ANTIFUNGI DARI EKSTRAK ETIL ASETAT METABOLIT Penicillium citrinum TERHADAP JAMUR PATOGEN PADA TANAMAN RAMI(2022-10-26) KARTIKA SARI; Vira Kusuma Dewi; Asri Peni WulandariJamur patogen pada tanaman merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang dapat menyebabkan penurunan potensi hasil yang secara langsung karena menimbulkan kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan biokimia atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya. Jamur endofit Penicillium citrinum menghasilkan metabolit sekunder aktif yang jauh lebih beragam dan terkenal dengan produksi metabolit mikotoksin. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi senyawa metabolit yang terdapat pada ekstrak etil asetat Penicillium citrinum serta uji aktivitas antifungi terhadap jamur patogen rami yaitu Fusarium spp dan Clonostachys rosea. Identifikasi senyawa metabolit dilakukan menggunakan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS). Uji antifungi dilakukan meggunakan metode difusi sumuran serta ditentukan nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC50) dan Minimum Fungicidal Concentration (MFC) menggunakan metode dilusi cair mikrodilusi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 7 senyawa dominan pada ekstrak etil asetat. Uji aktivitas antifungi menunjukkan ekstrak etil asetat Penicillium citrinum memiliki aktivitas yang kuat pada konsentrasi ekstrak 20%, 40%,60%,80%, dan 100%. Aktivitas sangat kuat ditunjukkan pada konsentrasi 100% dengan zona hambat terhadap Fusarium solani isolat 3248941, Fusarium solani isolat Colpat-359, Fusarium oxysporum isolat N-61-2, dan Clonostachys rosea strain B3042 masing – masing sebesar 30.57 ± 2.13, 29.05 ± 1.61, 29.80 ± 0.34, 31.46 ± 0.57 mm. Nilai MIC50 terkecil diperoleh pada penghambatan ekstrak etil asetat terhadap F. solani 3248941 dan C. rosea strain B3042 yaitu sebesar 6.3 mg/mL. Ekstrak etil asetat P. citrinum menujukkan aktivitas antifungi yang sangat kuat yang dapat menghambat pertumbuhan jamur patogen tanaman rami.Item IDENTIFIKASI SPESIES BERDASARKAN GEN 16S rRNA DAN EFEK IRADIASI BERKAS ELEKTRON PADA Spirulina sp.(2018-02-20) MICHELLE AZISTA NABILA CASANDRA; Annisa; Asri Peni WulandariKarakteristik isolate Spirulina sp. sebagai isolat kultur koleksi di Laboratorium Mikrobiologi, FMIPA-Unpad menunjukkan adanya ciri-ciri yang tidak konsisten dengan Spirulina secara umum, sehingga memerlukan konfirmasi spesies secara molekuler. Potensi Spirulina sp. tersebut dalam memproduksi antioksidan fikosianin perlu ditingkatkan untuk menghasilkan senyawa metabolit dengan strategi mutasi. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan nama spesies dari isolat Spirulina sp. , dan menghasilkan isolat mutan yang berpotensi sebagai produser fikosianin yang tinggi. Identifikasi dilakukan dengan direct sekuensing berdasarkan gen 16S rRNA, selanjutnya sekuen diunggah pada program Basic Local Alignment Search Tool (BLAST) untuk dianalisis tingkat kemiripannya dengan spesies-spesies Spirulina yang ada di data bank gen (NCBI). Hasil dari proses iradiasi berkas elektron pada dosis 160 kGy, 240 kGy, dan 320 kGy diamati untuk parameter pola pertumbuhan dan produksi fikosianin. Seleksi isolat unggulan yang selanjutnya disebut sebagai Spirulina strain AM-M1 diobservasi berdasarkan karakter morfologi, pola pertumbuhan, dan produksi fikosianin. Iradiasi berkas elektron menunjukkan 240 kGy sebagai dosis yang efektif merubah morfologi sel yang lurus menjadi spiral, meningkatkan pola pertumbuhan, dan meningkatkan produksi fikosianin dari Spirulina sp.Item ISOLASI METABOLIT SEKUNDER HASIL FERMENTASI Cladosporium sp. EN-S01 DAN UJI SITOTOKSISITASNYA TERHADAP LINI SEL KANKER PAYUDARA MCF-7(2018-10-01) RR INDRY NOVIARIN EXAMINATI; Asri Peni Wulandari; Desi Harneti Putri HuspaKanker payudara adalah kanker yang umum diderita wanita dan merupakan kelompok penyakit yang menempati peringkat kedua penyebab kematian setelah penyakit jantung. Cladosporium sp. EN-S01 merupakan fungus endofitik makroalgae Sargassum cineureum. Telah dilaporkan bahwa ekstrak kasar hasil fermentasinya menunjukkan adanya potensi aktivitas antikanker MCF-7. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi dan karakterisasi senyawa hasil fermentasi Cladosporium sp. EN-S01, serta mengevaluasi aktivitas antikankernya terhadap lini sel kanker payudara MCF-7. Isolasi dan purifikasi dilakukan dengan teknik kromatografi kolom menggunakan silika G60, sedangkan karakterisasi struktur senyawa murni diidentifikasi secara spektrofotometri dengan spektroskopi inframerah (IR), ultraviolet (UV), dan resonansi magnet inti (NMR). Senyawa murni yang didapat yaitu 1,3,4-trihidroksipentan-2-yl 4-hidroksibenzoat. Uji sitotoksisitas dievaluasi menggunakan uji prestoblue. Nilai IC50 senyawa tersebut terhadap lini sel kanker payudara MCF-7 adalah 746,03 μg/mL.Item PENGARUH IRADIASI BERKAS ELEKTRON TERHADAP PROFIL PERTUMBUHAN BIOMASSA, AKUMULASI LIPID, DAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI Botryococcus sp.(2019-09-24) WINDRA YUNIARSIH; Asri Peni Wulandari; Tidak ada Data DosenBotryococcus sp. merupakan salah satu mikroalga yang memiliki kandungan lipid tinggi tetapi produksi biomassanya masih rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan biomassa adalah dengan melakukan mutagenesis dengan iradiasi berkas elektron. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi profil produksi biomassa, lipid, dan komposisi asam lemak dari strain Botryococcus sp. hasil iradiasi berkas elektron. Pengaruh iradiasi berkas elektron dilakukan dengan metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada 4 variabel, yaitu: kontrol; iradiasi berkas elektron dengan energi tinggi (160 kGy, 240 kGy, dan 320kGy). Parameter yang diamati adalah profil pertumbuhan dengan menghitung berat kering per volume kultur, ekstrak lipid diperoleh dengan teknik maserasi menggunakan pelarut metanol p.a, dan komposisi asam lemak dianalisis dengan GCMS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa iradiasi berkas elektron dengan dosis 320 kGy (B320) dapat meningkatkan profil produksi biomassa 1,4 kali lipat pada hari ke-30 dibandingkan non iradiasi (BW) dengan akumulasi lipid sebesar 81%. Komposisi asam lemak strain Botryococcus sp. dengan Iradiasi berkas elektron dengan variasi dosis memengaruhi jumlah SFA, MUFA, dan PUFA, dengan jumlah SFA, MUFA, dan PUFA masing-masing adalah BW (20%, 30%, 37% ); B160 (25%, 12%, 58% ), B240 (44%, 34%, 18% ), dan B320 (19%, 5%, 50% ). Berdasarkan komposisi asam lemak yang dimiliki oleh masing-masing strain, maka strain B240 menunjukkan potensi terbaik untuk dijadikan sebagai sumber penghasil asam lemak untuk sintesis biodiesel, sedangkan B160 dan B320 sebagai sumber pangan.Item PENGARUH PENAMBAHAN Spirulina fusiformis DAN KURKUMINOID TEMULAWAK (Curcuma xanthorrizha Roxb) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN DAN KEEMPUKAN DAGING AYAM BROILER (Gallus gallus domesticus)(2018-08-07) FARIDA SYAFITRI; Asri Peni Wulandari; Kartiawati AlipinPemakaian feed additive sintetik dalam jangka panjang dapat meninggalkan residu dalam daging ayam yang akan berbahaya bagi konsumen sehingga perlu diganti dengan feed additive dari bahan alami diantaranya Spirulina fusiformis dan kurkuminoid temulawak. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa Spirulina dapat meningkatkan bobot badan, menurunkan konversi ransum serta meningkatkan tinggi vili usus sedangkan kurkuminoid temulawak dapat memengaruhi peningkatan hematologis dan glukosa darah serta dapat meningkatkan peforma ayam broiler. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis S. fusiformis dan kurkuminoid temulawak yang efektif terhadap peningkatan performan dan keempukan daging ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 160 ekor DOC strain Cobb500, dengan Rancangan acak Lengkap (RAL) 8 perlakuan serta 4 ulangan. Perlakuan ransum yang diberikan yaitu P0 (kontrol negatif), P1(kontrol positif, ransum komersial), P2 (S. fusiformis 0,5%), P3 (S. fusiformis 1%), P4 (S. fusiformis 1,5%), P5 (S. fusiformis 0,5% + Kurkuminoid 74 mg/kg), P6 (S. fusiformis 1% + Kurkuminoid 74 mg/kg), serta P7 (S. fusiformis 1,5% + Kurkuminoid 74 mg/kg). Perlakuan diberikan pada hari kedua hingga hari ke-28 secara adlibitum. Parameter yang diamati adalah performan ayam broiler (konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum) indikator hematologis (eritrosit, hemoglobin, leukosit, dan hematokri), kolesterol darah, lemak abdominal serta pengamatan histologis diameter serabut otot untuk. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penambahan S. fusiformis dan kurkuminoid temulawak tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap performan, indikator hematologis, kolesterol darah, persentase lemak abdominal, tetapi dapat menurunkan kolesterol darah dan persentase lemak abdominal dibandingkan ransum komersial. Penambahan S. fusiformis dan kurkuminoid temulawak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap diameter serabut otot sehingga menghasilkan diameter yang lebih kecil dibandingkan ransum komersial. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian kombinasi S. fusiformis dan kurkuminoid temulawak ternyata dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan persentase lemak abdominal serta meningkatkan keempukan daging.Item Pengujian Fraksi Ekstrak Daun Rami (Boehmeria nivea L. Gaud) dan Mekanisme Apoptosis terhadap Lini Sel Kanker MCF-7 dan Saccharomyces cerevisiae strain 1140, 1353, dan 1138(2021-04-12) ANNISA ABDIWIJAYA QAROMAH; Desi Harneti Putri Huspa; Asri Peni WulandariKanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang mematikan serta memerlukan cara pengobatan yang lebih aman dan efektif. Strategi terapi kanker secara molekuler dapat dilakukan dengan mengetahui mekanisme kunci senyawa sitotoksik yang mampu membunuh sel kanker. Daun Rami (Boehmeria nivea L. Gaud.) mengandung senyawa aktif yang memiliki efek penting pada kemopreventif kanker. Mekanisme apoptosis dikaji dengan menggunakan MCF-7 (in vitro), sedangkan sistem model yang menargetkan enzimatik (topoisomerase) menggunakan yeast-based. Tujuan penelitian ini adalah: untuk mendapatkan fraksi aktif ekstrak daun rami dalam menghambat proliferasi lini sel kanker payudara MCF-7; mengetahui mekanisme induksi apoptosis dengan menggunakan MCF-7 dan Saccharomyces cerevisiae strain 1140, 1353, dan 1138. Penyiapan fraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut n-heksan, diklorometana, etil asetat, dan n-butanol. Seluruh fraksi yang diperoleh diuji fitokimianya secara kualitatif. Selanjutnya dilakukan pengujian MTT-based cytotoxicity assay untuk mendapatkan nilai IC50 dan mechanism-based yeast bioassay untuk mendapatkan nilai IC12. Induksi apoptosis dari fraksi aktif pada MCF-7 dilakukan dengan flow cytometry dan qPCR (metode 2-ΔΔCt). Hasil yang diperoleh yaitu kandungan fitokimia ekstrak terdiri dari alkaloid dan steroid. Nilai IC50 terkecil diperoleh dari ekstrak etanol daun rami dan fraksi diklorometana berturut-turut sebesar 3,27 dan 3,79 µg/mL yang menunjukkan berpotensi aktif sebagai antikanker dan nilai IC12 terkecil dari fraksi diklorometana sebesar 231,07±66,39; 5149,42±445,10 dan 518,29±134,31 µg/mL masing-masing pada strain 1140, 1353 dan 1138 yang menunjukkan mekanisme induksi apoptosis sebagai inhibitor topoisomerase I dan II. Induksi apoptosis ditunjukkan pada hasil flow cytometry dengan persentase apoptosis yang lebih besar dibandingkan sel nekrosis dan sel hidup. Mekanisme induksi apoptosis fraksi aktif daun rami melalui jalur intrinsik ditunjukkan dengan tingkat ekspresi tertinggi pada p53 sebanyak 12,99 ± 5,72 kali lipat lebih tinggi dan ekspresi Bax serta Bcl-2 yang lebih besar dibanding caspase-8 terhadap kontrol.Item TINJAUAN SIKLUS HIDUP Rhizopus delemar DENGAN METODE KULTUR CAIR DAN KULTUR PADAT DALAM MEMPRODUKSI SPORA(2020-02-12) FADILATUL LAELA INSAN; Nia Rossiana; Asri Peni WulandariTINJAUAN SIKLUS HIDUP Rhizopus delemar DENGAN METODE KULTUR CAIR DAN KULTUR PADAT DALAM MEMPRODUKSI SPORA Fadilatul Laela Insan, S.Si Asri Peni Wulandari,Ph.D Dr. Nia Rossiana, M.Si ABSTRAK Rhizopus delemar merupakan agen penghidrolisis pektin pada serat tanaman melalui aktivitas pektinase yang dihasilkan. Mikrofungi ini akan dikembangkan dalam bentuk biostarter yang mengandung spora R. delemar terpreservasi. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan proses dan waktu optimum dalam sistem produksi spora R. delemar selama proses siklus hidupnya. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan perkembangan sel jamur selama kultivasi sel dengan menggunakan media cair dan media padat. Analisis kuantitatif dilakukan untuk penghitungan spora dengan menggunakan metode counting chamber (hemocytometer dan proses pengamatan pertumbuhan spora dilakukan secara observasi visual siklus hidupnya dengan menggunakan mikroskop digital. Hasil menunjukkan pecahnya sporangium pada kultur cair terjadi pada hari ke-3 dengan jumlah spora sebanyak 13x106/ml, pada kultur padat pecahnya sporangium terjadi lebih cepat yaitu hari ke-2 dengan spora yang diproduksi sebanyak 80,42x108/ml. Hasil tersebut dapat dijadikan referensi untuk produksi spora dalam pembuatan biostarter berbasis spora. Key words: kultur cair, kultur padat, Rhizopus delemar, sporaItem Uji Aplikasi Ekstrak Fikosianin dari Spirulina fusiformis dalam Sediaan Antioksidan Berbentuk Masker Peel Off(2022-08-22) ABIDAH ASSOLIHAT; Anis Yohana Chaerunisaa; Asri Peni WulandariUji Aplikasi Ekstrak Fikosianin dari Spirulina fusiformis dalam Sediaan Antioksidan Berbentuk Masker Peel-off Abidah Assolihat, Asri Peni Wulandari*, Anis Yohana Chaerunisa* S. fusiformis mengandung antioksidan selenium, vitamin E, enzim SOD (Superoksidase Dismutase), fikosianin, ß-karoten, asthaxanthin yang dapat memperkecil resiko kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas, sehingga S. fusiformis dimanfaatkan untuk kesehatan dan kecantikan salah satunya diaplikasikan dalam masker wajah yang berguna sebagai masker antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengetahui formulasi sediaan masker gel peel-off dari ekstrak fikosianin S. fusiformis yang tepat sehingga dihasilkan produk masker gel peel-off yang efektif, stabil dan aman dalam penggunaanya. Metode pengujian aktivitas antioksidan yang dilakukan adalah metode Diphenylhydrazylpicryl (DPPH). Evaluasi sediaan masker gel peel-off meliputi pengamatan perubahan organoleptis, konsistensi, pH, daya sebar, waktu kering dan viskositas selama 28 hari pada suhu penyimpanan yang berbeda, yaitu pada suhu ruangan (25-27oC) dan suhu climatic chamber (40oC). Nilai IC50 ekstrak fikosianin S. fusiformis adalah sebesar 261,30µg/mL. Hasil uji sifat fisik sediaan menunjukan bahwa semua sediaan masker gel peel-off tidak stabil dalam aspek warna dan aktifitas antioksidan. Hasil uji pH pada formula masker gel peel-off fikosianin memiliki nilai pH 6 dan pH lebih dari 7. Viskositas masker gel peel-off mengalami penurunan, hasil uji antioksidan dan uji efektifitas sediaan menunjukan bahwa sediaan masker gel peel-off tidak stabil karena karakteristik fikosianin mudah terdenaturasi pada suhu ≥ 45oC dan pH kurang dari 4, serta hasil uji iritasi menunjukan sediaan masker gel tidak mengiritasi. Kata Kunci : S. fusiformis, Fikosianin, Masker peel-off, Antioksidan