Teknologi Agroindustri (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Teknologi Agroindustri (S2) by Author "Edy Suryadi"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS PERENCANAAN PENGEMBANGAN LAHAN SAWAH BERBASIS SPASIAL UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DI KABUPATEN MALUKU TENGAH(2024-01-05) RUSMIN NURYADIN; Edy Suryadi; Chay AsdakKabupaten Maluku Tengah sendiri merupakan salah satu wilayah priotitas dalam pengembangan lahan sawah di Provinsi Maluku. Pada Tahun 2017 di Kabupaten Maluku Tengah, Luas Panen Tanaman Pangan (ha) sebanyak 10.297 ha dan Produksi Tanaman Pangan 48.402,4 ton untuk padi sawah (BPS Kab. Maluku Tengah, 2018). Masalah utama dalam pengembangan padi sawah untuk kemandrian pangan di Kabupaten Maluku Tengah adalah rendahnya produktivitas padi yang dihasilkan dan jumlah produksi beras yang masih defisit atau kekurangan. Kabupaten Maluku Tengah memiliki potensi sumberdaya lahan yang cukup besar untuk pengembangan lahan sawah, namun demikian masih menghadapi kendala sehubungan dengan kondisi fisiografisnya, seperti tingkat kesesuaian lahan maupun ketersediaan lahan untuk pengembangan lahan sawah. Potensi perluasan lahan sawah seluas 15.000 ha untuk lahan sawah irigasi teknis dan 1.500 ha irigasi teknis sederhana dalam pengembangan lahan sawah dapat dilakukan di Kabupaten Maluku Tengah karena dengan hasil Analisis Kesesuaian Lahan untuk Kelas Kesesuaian Lahan S2 (cukup sesuai) seluas 250,21 ha dan S3 (sesuai marjinal) seluas 31.380,07 ha. Jika Kab. Maluku Tengah melakukan perluasan sawah seluas 15.000 ha dan 1.500 ha pada tahun 2020 dapat mencapai swasembada beras yang dapat mendukung kemandirian pangan di Kabupaten Maluku Tengah tercapai. Strategi yang digunakan untuk mencapai kemandirian pangan di Kabupaten Maluku Tengah dilakukan dengan tiga model, yaitu intensifikasi, optimalisasi dan ekstensifikasi ,dan melakukan penyusunan program LP2B untuk mengurangi laju alih fungsi lahan, menjaga stabilitas pasokan bahan pangan, dan pembatasan izin alih fungsi lahan pertanian produktif.Item MODEL OPTIMASI AGRO ECO-INDUSTRIAL PARK BERBASIS INDUSTRI TAHU DENGAN METODE GOAL PRORAMMING(2019-01-18) TIMOTIUS SETIAWAN; Edy Suryadi; Boy Macklin Pareira PrawiranegaraPenelitian mengenai model optimasi Agro Eco-Industrial Park berbasis industri tahu telah dilakukan dengan berlokasi di Desa Kebonjati, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. Penelitian dilatarbelakangi oleh permasalahan lingkungan dan ketergantungan bahan baku lokal pada industri tahu di Kabupaten Sumedang. Konsep Agro Eco-Industrial Park (AEIP) berbasis industri tahu diusulkan sebagai alternatif untuk memperbaiki kinerja sistem agroindustri. Konsep ini terdiri dari industri tahu sebagai industri basis dan beberapa agroindustri lain sebagai industri pendukung, yaitu usaha penggemukan sapi potong, usaha tani kedelai, usaha pupuk organik dan unit biodigester. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model optimasi pada konsep AEIP berbasis industri tahu untuk mencapai kinerja yang optimal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitaif; masing-masing subsistem, variabel, parameter, dan hubungannya diidentifikasi dan dianalisis secara kuantitatif. Metode Goal Programming digunakan untuk memodelkan kondisi sistem dan meminimasi sisa pertukaran material, air dan energi di antara agorindustri dalam AEIP secara matematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep AEIP berbasis industri tahu dapat dimodelkan dalam bentuk model optimasi Goal Programming. Model menghasilkan solusi optimal berupa jumlah produksi tahu, jumlah produksi ternak sapi, jumlah produksi kedelai, jumlah produksi pupuk organik, dan jumlah produksi biogas masing-masing sejumlah 1260 baki/hari, 147 ekor/periode, 656,13 kg/hari, 1.496,05 kg/hari, dan 1.019,08 m3/hari. Kinerja model optimasi AEIP berbasis industri tahu lebih baik dibanding sistem yang sedang berjalan saat ini sebagaimana ditunjukkan dengan penurunan sisa limbah padat sebesar 18%, penurunan sisa limbah cair hingga 100%, peningkatan Recycle Rate 232%, peningkatan total kesempatan kerja 58%, dan peningkatan total profit 32%. Model optimasi ini dapat digunakan untuk mendukung pengembangan AEIP berbasis industri tahu menuju agroindustri berkelanjutan di Kabupaten Sumedang.Item Optimasi Ukuran Partikel, Kadar Air dan Waktu Reaksi Perlakuan Pendahuluan Ozonolisis Terhadap Produksi Bioetanol Tandan Kosong Kelapa Sawit(2018-11-06) HERLIN HERLIANSAH; Edy Suryadi; Efri MardawatiOzon adalah oksidan yang kuat dan reaktif terhadap lignin. Ozon dapat digunakan sebagai oksidan dalam proses perlakuan pendahuluan bahan lignoselulosa tanpa menghasilkan residu beracun atau memberikan perubahan struktural pada selulosa dan hemiselulosa selama proses ozonolisis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas ozon untuk delignifikasi tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Pengaruh ukuran partikel mesh 20-60, kadar air 3050% dan waktu reaksi 30-60 menit serta interaksi mereka pada degradasi lignin, kadar holoselulosa dan konsentrasi gula pereduksi dianalisis menggunakan metode permukaan respon (RSM) dengan bantuan perangkat lunak Design Expert 10. Jumlah total variasi perlakuan ditentukan dengan Box Behnken. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perlakuan pendahuluan ozonolisis pada TKKS merupakan metode yang efektif untuk mendelignifikasi lignin hingga 63,86% dan meningkatkan selulosa hingga 40,95. Proses perlakuan ozonolisis mampu mendegradasi lignin dan hemiselulosa tanpa merusak selulosa. Kondisi optimum degradasi lignin setelah proses perlakuan pendahuluan ozonolisis terjadi pada kondisi ukuran partikel mesh 40, kadar air 50% dan waktu reaksi 30 menit. Hidrolisis enzimatik pada TKKS yang telah diberikan perlakuan pendahuluan ozonolisis mampu meningkatkan konsentrasi gula pereduksi. Kondisi optimum konsentrasi gula pereduksi setelah proses perlakuan pendahuluan ozonolisis terjadi pada kondisi ukuran partikel mesh 40, kadar air 60% dan waktu reaksi 60 menit dengan konsentrasi gula pereduksi 0,59 g/L dan hasil (yield) sebanyak 34,77%. Ukuran partikel merupakan variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap penelitian ini, ukuran partikel mesh 40 memberikan hasil yang optimum baik dalam degradasi lignin maupun konsentasi gula pereduksi. Konsentrasi etanol dari sampel dengan konsentrasi gula pereduksi tertinggi diperoleh sebanyak 0,46 g/g pada waktu fermentasi 6 jam.