Browsing by Author "Asri Soraya Afsari"
Now showing 1 - 20 of 76
Results Per Page
Sort Options
Item Akronim pada Judul Ceramah Ustaz Evie Effendi Kajian Morfologi(2019-02-27) ARSY BAZDLINA ANWAR; Hera Meganova Lyra; Asri Soraya AfsariABSTRAK Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, kata, atau gabungan kombinasi huruf dan suku kata dari deret kata yang ditulis serta dilafalkan sebagai kata yang wajar. Dalam penelitian ini peneliti membahas masalah yang berkaitan dengan akronim, dengan judul penelitian akronim judul ceramah Ustaz Evie Effendi Kajian Morfologi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembentukan dan makna acuan akronim judul ceramah Ustaz Evie Effendi dengan menggunakan teori morofologis dan tindak lanjut mengikuti proses morofologis serta teori semantis. Metode yang digunakan adalah metode distribusional dengan teknik penelitian menggunakan teknik catat dari sumber data yaitu media sosial Instagram Evie Effendi. Setelah itu data dikumpulkan, diklasifikasi, lalu dianalisis dan disimpulkan. Bentuk-bentuk akronim yang dihasilkan sebanyak tiga puluh empat kaidah yang menggabungkan silabe, huruf konsonan atau vokal dan kata seutuhnya yang terdiri dari dua kata atau lebih. Pada pembentukan akronim terdapat dua makna yaitu makna referensial dan makna setelah diakronimkan. Makna acuan yang dihasilkan mengacu pada makanan, buah-buahan, tempat, hewan, band, benda, permainan, peristiwa, sifat, film, makan, minum, pembuatan sesuatu, aktivitas, judul lagu, nama orang, golongan, tanda, bahasa gaul, hari, penyakit, bilangan, bahan bakar, zat, merk, sikap; suatu keadaan, rasa dan keterangan. Kata kunci: Akronim, Morfologi, Pembentukan, Makna Acuan. ABSTRACT An acronym is an abbreviation in the form of a combination of initial letters, a combination of syllables, words, or a combination of letter and syllable combinations from a series of words written and pronounced as natural words. In this research the researcher discusses the problems related to the acronym, with the title of the acronym on Ustaz Evie Effendi Morphology Study. The purpose of this study was to determine the formation process and the reference meaning of the acronym of Ustaz Evie Effendi`s lecture using morophological theory and follow-up following the morophological process and semantic theory. The method used is a distributional method with research techniques using note-taking techniques from data sources is an instagram of social media on Evie Effendi. After that the data is collected, classified, then analyzed and concluded. The form of acronyms are thirty four rules which combine silabe, consonant or vowel and the whole word consists of two or more words. In the formation of an acronym there are two meanings, namely referential meaning and the meaning after being synchronized. The meaning of the reference produced refers to foods, fruits, places, animals, the band, objects, games, events, traits, films, eating, drinking, making something, activities, song titles, people`s names, groups, signs, slang language, days, diseases, numerals, fuels, substances, brands, attitudes, situation, taste and description. Keywords: Acronyms, Morphology, Formation, Reference Meanings.Item ANATOMI TUBUH DOMBA GARUT : KAJIAN STRUKTUR DAN MAKNA(2019-11-14) FAJAR SIDIK JAELANI; Asri Soraya Afsari; Hera Meganova LyraABSTRAK Skripsi ini berjudul Anatomi Tubuh Domba Garut : Kajian Struktur dan Makna. Metode yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang digunakan dengan cara mengumpulkan data dengan ciri-ciri sifat data apa adanya dan kemudian dari data yang terkumpul dilakukan penganaliisaan data tersebut. Metode kajian yang digunakan adalah metode kajian distribusional, yaitu metode yang menggunakan alat peutur unsur bahasa itu sendiri atau bahasa yang diteliti. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan struktur dalam istilah anatomi tubuh domba garut, mengetahui kelas kata apa saja yang terdapat di dalam data tersebut, dan makna acuan yang terdapat dalam istilah anatomi tubuh domba garut tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini, adalah teori struktural dari Djadjasudarma (2013), Abdul Chaer (2012), dan Kridalaksana (1994). Teori tersebut berkaitan dengan pemahaman kategori dan bentuk kata. Untuk menganalisis makna acuan digunakan teori yang dikemukakan oleh Djadjasudarma (2013). Sumber data yang digunakan oleh penulis adalah data-data hasil dari observasi langsung di Desa Kandang Mukti, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Hasil penelitian ini mencakup istilah-istilah yang dipakai menamai bagian-bagian tubuh domba garut ke dalam struktur dan makna. Struktur terbagi lagi ke dalam kata tunggal dan kata jadian. Bentuk kata tunggal tersebut dilihat dari klasifikasi data, seperti kata tunggal dalam verba, kata tunggal dalam nomina, dan kata tunggal dalam adjektiva. Dan untuk kata jadian itu sendiri ada yang termasuk ke dalam afiks, gejala morfofonemik, komposisi. Kata kunci : Kelas Tunggal, Kata Jadian, Makna Acuan. ABSTRACT The paper of this essay is The Anatomy of the Garut Sheep the Body : Study a substancial meaning. A method that used in the this essay is descriptive method, which is a method that used by collecting objective terms that have some required characteristics and then based on the terms that has been collected, it is being analyzed and processed. A recitement method that used to recite the terms is a distributional recitement method, which is a method that use an instrument of language substance or researched language it-self. The purpose of this research is to describe the structure of a terminology of sundanesse glosarium of birds to acknowledge the hierarchy of glosarium that existed on the terms and the reference substance on the terminology of glosarium on anatomy of the garut sheep the body. Some of the theories that used in this research is a structural theory from Djajasudarma (2013), Abdul Chaer (2012), and Kridalaksana (1994). Those theories are related to the theory acknowledgement and phrases. To analyzed the theory that is submitted by Djajasudarma (2013). The terms resource that used the writer is the terms based observation on Kandang Mukti Village, Leles District, Garut Regency. The result of this research is to embrace the terminology that used named c a substancial meaning. The structure devided into singular phrase or derivative phrase. The form of singular of singular phrase can be analyzed from a terms classification such as; singular phrase in verb, singular phrase in noun, and singular phrase in adjectiva. Meanwhile the deverative phrase it-self included in to affix, morphfonemic, frase, and composition. Key word : Singular Phrase, Derivative Phrase, Reference Substance.Item Bahasa Sunda di Perbatasan Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka dengan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan: Kajian Morfologis(2022-08-25) ALLIF PRADANA; Asri Soraya Afsari; Hera Meganova LyraPenelitian ini berjudul “Bahasa Sunda di Perbatasan Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka dengan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kata, kelas kata, dan gejala morfofonemik yang terdapat dalam kosakata bahasa Sunda di Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka yang berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan. Teori yang digunakan adalah teori morfologi, khusunya teori mengenai bentuk kelas kata, kelaskata dan gejala morfofonemik yang dikemukakan oleh (Djajasudarma, 2013), dan dipadupadankan dengan teori kelas kata oleh (Kridalaksana, 2007). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa bahasa Sunda Kecamatan Sindangwangi terdapat 133 kosakata khas dengan bentuk : dua silabe, tiga silabe, dan empat silabe. Kata berimbuhan, reduplikasi, kata majemuk. Selanjutnya, kelas kata berupa nomina dengan nomina fauna, nomina flora, nomina tak bernyawa; pronomina; adjektiva; adverbia; verba dengan verba aktivitas, verba momentan, verba sensasi tubuh, verba transisional; dan numeralia, dengan numeralia tak tentu dan numeralia tentu. Selanjutnya morfofonemik yaitu : aferensis, paragoge, protesis, metatesis, asimilasi progesif, dan disimilasi progesif.Item BAHASA SUNDA DI WILAYAH KECAMATAN DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON: KAJIAN DIALEKTOLOGI(2018-05-24) NUROHMAH AGUSTIN; Asri Soraya Afsari; Cece SobarnaPenelitian ini berjudul Kosakata Bahasa Sunda di Wilayah Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon: Kajian Dialektologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh identifikasi variasi bahasa Sunda di wilayah kecamatan Dukupuntang, dan memperoleh deskripsi pemetaan bahasa Sunda di Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman dialektologi yang dikemukakan oleh Ayatrohaedi (1979), Nadra & Reniwati (2009), teori perbandingan bahasa oleh Keraf (1991), teori untuk menganalisis variasi bahasa oleh Djajasudarma (2013), serta teori dialektologi diakronis oleh Mahsun (1995). Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah data-data hasil observasi langsung di wilayah Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi bahasa Sunda di wilayah Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon terbagi ke dalam tiga bentuk, yaitu variasi fonologis, variasi morfologis dan variasi leksikal. Variasi fonologis dianalisis berdasarkan (i) fonem-fonem konsonan, (ii) fonem-fonem vokal, (iii) konsonan rangkap, (iv) vokal rangkap, (v) kontras konsonan, dan (vi) kontras vokal. Variasi morfologis, dianalisis berdasarkan (i) afiksasi, (ii) gejala morfofonemik, dan (iii) reduplikasi. Adapun variasi leksikal dianalisis berdasarkan (i) sinonim dan (ii) homonim. Kemudian mengenai pemetaan bahasa Sunda dianalisis berdasarkan, (i) peta fonologis, (ii) peta morfologis, dan (iii) peta leksikal. Kata Kunci: dialek, peta bahasa, Dukupuntang, CirebonItem CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA SUNDA PADA PERCAKAPAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN TERMINAL LEUWI PANJANG BANDUNG(2023-12-10) DIKA MUHAMMAD RAYHAN; Cece Sobarna; Asri Soraya AfsariPenelitian mengenai “Campur Kode Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Sunda pada Percakapan Masyarakat di Lingkungan Terminal Leuwi Panjang Bandung” merupakan sebuah penelitian linguistik yang dilakukan di lingkungan Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan kelas kata dan bentuk kata yang bercampur kode ke dalam bahasa Sunda pada percakapan masyarakat di lingkungan Terminal Leuwi Panjang Bandung, mendeskripsikan faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya campur kode ke dalam bahasa Sunda di lingkungan Terminal Leuwi Panjang Bandung, dan mendeskripsikan karakteristik bahasa apa saja yang menjadi ciri khas penggunaan bahasa Sunda di lingkungan Terminal Leuwi Panjang Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Kajian teori yang digunakan yaitu menggunakan teori Sosiolinguistik yang dikemukakan oleh Sumarsono (2017), teori untuk mendeskripsikan campur kode dikemukakan oleh Nababan (1993) dan Suwito (1983), teori yang dikemukakan oleh Djadjasudarma (2013), dan Kridalaksana (1990) untuk mendeskripsikan dan mengklasifikasi kelas kata, dan bentuk turunan dalam kelas kata di penelitian ini. Hasil penelitian yang didapat adalah ditemukannya sebanyak 55 data kosakata bahasa Indonesia, dan dari data tersebut terdapat 30 data kelas kata, terdapat 9 data kata jadian prefiks dan sufiks, 2 data kata baster, serta terdapat 14 data karakteristik bahasa pada lingkungan Terminal Leuwi Panjang Bandung.Item CAMPUR KODE BAHASA SUNDA PADA TUTURAN BAHASA INDONESIA PRAJA IPDN KONTINGEN JAWA BARAT DI KAMPUS IPDN JATINANGOR(2023-07-12) FRISHA MAIA GANIA; Asri Soraya Afsari; Hera Meganova LyraPenelitian ini membahas mengenai “Campur Kode Bahasa Sunda Pada Tuturan Bahasa Indonesia Praja IPDN Kontingen Jawa Barat di Kampus IPDN Jatinangor” yang dilatarbelakangi oleh lingkungan kampus yang diisi oleh para praja dengan perbedaan suku, budaya dan bahasa yang beragam. Dengan begitu, kebiasaan berbahasa daerah dalam hal ini bahasa Sunda sebagai bahasa ibu guna memperkuat ikatan emosional dengan sesama praja yang berlatarbelakang bahasa dan budaya yang sama juga dapat mempengaruhi tuturan para praja ipdn kontingen jawa barat tersebut, faktor lainnya adalah kebutuhan akan kosakata dan ekspresi yang tidak tersedia dalam bahasa Indonesia juga memungkinkan untuk terciptanya fenomena campur kode dalam peristiwa tuturnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kelas kata bahasa sunda yang bercampur dalam tuturan bahasa indonesia, struktur kata bahasa sunda yang bercampur dalam tuturan bahasa indonesia dan faktor penyebab terjadinya campur kode bahasa sunda pada tuturan bahasa Indonesia praja IPDN kontingen Jawa Barat di Kampus IPDN Jatinangor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teori yang mendukung penelitian ini adalah teori Sosiolinguistik yang dikemukakan oleh Sumarsono (2017). Kemudian teori guna mendeskripsikan campur kode dan faktor penyebab campur kode yang dikemukakan oleh Suwito (1983) dan Nababan (1993) dan teori mengenai klasifikasi kelas kata, bentuk kata, frasa, dan klausa yang dikemukakan oleh Djajasudarma (2013). Penelitian ini menghasilkan unsur-unsur campur kode berupa kelas kata, struktur kata yang terbagi atas bentuk tunggal yakni satu silabe, dua silabe dan tiga silabe, kemudian bentuk turunan berupa afiks, dan abreviasi. Selain itu, unsur-unsur campur kode ditemukan juga dalam bentuk frasa dan kalimat.Item Campur Kode dalam Karangan Bahasa Sunda Siswa Kelas IX SMP PGRI Cugenang Cianjur(2023-02-14) ANNISA ZULMA SALSABILA; Hera Meganova Lyra; Asri Soraya AfsariPenelitian ini berjudul “Campur Kode dalam Karangan Bahasa Sunda Siswa Kelas IX SMP PGRI Cugenang, Cianjur”. Secara spesifik penelitian ini akan mengkaji mengenai bentuk campur kode, kelas kata, dan penyebab terjadinya campur kode dalam karangan bahasa Sunda yang ditulis oleh siswa kelas IX SMP PGRI Cugenang. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk campur kode pada karangan bahasa Sunda siswa kelas IX SMP PGRI Cugenang, Cianjur, (2) mendeskripsikan kelas kata campur kode pada karangan bahasa Sunda siswa kelas IX SMP PGRI Cugenang, Cianjur, (3) mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya campur kode pada karangan bahasa Sunda siswa kelas IX SMP PGRI Cugenang, Cianjur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan sosiolinguistik. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk campur kode Kridalaksana (2008) dan Suandi (2014), faktor penyebab terjadinya campur kode Nababan (1993) dan klasifikasi kelas kata Djadjasudarma (2013). Sumber data diperoleh dari karangan bahasa Sunda yang ditulis oleh para siswa kelas IX SMP PGRI Cugenang. Dari hasil penelitian ini ditemukan bentuk campur kode ke dalam dan ke luar yang berbentuk kata, frasa, klausa, reduplikasi, komposisi, dan akronim. Berdasarkan kelas katanya terdapat campur kode berupa verba, nomina, adjektiva, adverbia, konjungsi, reduplikasi, partikel, dan akronim. Adapun faktor penyebab terjadinya campur kode dikarenakan penutur dan petutur dalam situasi informal, tidak adanya bahasa yang tepat saat digunakan, dan ketidakmampuan mencari padanan kata dalam suatu bahasa.Item CAMPUR KODE DALAM NASKAH DRAMA SUNDA CANGKILUNG KARYA NAZARUDDIN AZHAR(2020-02-27) LUTFI AKMALIADI; Hera Meganova Lyra; Asri Soraya AfsariSkripsi ini berjudul “Campur Kode dalam Naskah Drama Sunda Cangkilung Karya Nazaruddin Azhar”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk campur kode yang terjadi dalam naskah drama Cangkilung. Untuk menganalisis bentuk campur kode dan faktor penyebab campur kode peneliti menggunakan teori Suwito (1985), Kridalaksana (2008), Chaer dan Agustina (2010). Untuk menganalisis bentuk kata peneliti menggunakan teori Djajasudarma (2013). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan metode kualitatif. Metode kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode distribusional. Hasil dari penelitian ini adalah campur kode ke dalam dan campur kode ke luar. Kemudian unsur yang mengandung campur kode dalam naskah drama Cangkilung berupa kata dasar, kata turunan, kata ulang, kata majemuk, frasa, dan klausa. Faktor penyebab terjadinya campur kode seperti untuk memperhalus ungkapan, untuk menunjukan kemampuannya, lebih mudah diingat, dan yang lainnya juga termasuk ke dalam hasil penelitian ini.Item CAMPUR KODE DALAM RUBRIK TRIBUN FORUM PADA HARIAN UMUM TRIBUN JABAR PERIODE 2016(2017-05-30) GARNIDA D P; Cece Sobarna; Asri Soraya AfsariABSTRAK Skripsi ini berjudul “Campur Kode dalam Rubrik Tribun Forum pada Harian Umum Tribun Jabar periode 2016.” Masalah yang akan dikaji menyangkut bentuk dan kategori. dalam penelitian ini teori-teori yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan unsur dan kategori pada rubrik Tribun Forum pada harian umum Tribun Jabar periode 2016 yaitu dengan teori Djajasudarma (2013), Chaer dan Leonie Agustina (2010), Suwito (1985) dan Kridalaksana (2008). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan data deskriptif yang menggambarkan dan menguraikan data-data penelitian yang didapatkan selama pengumpulan data, kemudian dianalisis berdasarkan data yang diperoleh untuk mendapatkan suatu simpulan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Metode kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode distribusional. Hasil penelitian ini adalah (1) wujud campur kode meliputi kata, baster, dan frasa. (2) berdasarkan bentuknya dapat diklasifikasikan menjadi kata dasar, kata turunan, dan frasa. Kata dasar dapat diklasifikasikan kembali menjadi nomina, verba, adjektiva, adverbia, pronomina, numeralia, konjungsi, dan preposisi. Kata turunan dapat diklasifikasikan menjadi nominal, verbal, adjektival dan adverbial. Frasa diklasifikasikan menjadi frasa nomina, frasa verba, frasa adjektiva, frasa adverbia dan frasa preposisi.Item Campur Kode dalam Tuturan Transaksional Berbahasa Sunda di Lingkungan Alun-Alun Tanjungsari Kabupaten Sumedang(2023-02-14) PUPUT AMELIA AGUSTINA; Hera Meganova Lyra; Asri Soraya AfsariPenelitian yang berjudul “Campur Kode dalam Tuturan Transaksional Berbahasa Sunda di Lingkungan Alun-Alun Tanjungsari Kabupaten Sumedang” ini dilatarbelakangi oleh banyaknya pendatang luar suku Sunda yang berdatangan ke Kecamatan Tanjungsari karena potensi daerahnya yang unggul. Berdasarkan hal tersebut, kontak bahasa yang terjadi di Kecamatan Tanjungsari memunculkan adanya salah satu fenomena bahasa di dalam kajian sosiolinguistik yaitu campur kode. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mendeskripsikan bentuk campur kode dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode dalam tuturan transaksional berbahasa Sunda di lingkungan Alun-Alun Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori bentuk campur kode dari Suwito (1983), kelas kata dari Kridalaksana (1990), dan faktor penyebab campur kode dari Suandi (2014). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa bentuk campur kode yang ditemukan yaitu campur ke dalam (Inner Code Mixing) dan campur kode ke luar (Outer Code Mixing). Data terkait campur ke dalam (Inner Code Mixing) yang ditemukan yaitu berupa penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata, frasa, baster, perulangan kata, dan klausa. Data terkait campur kode ke luar (Outer Code Mixing) yang ditemukan yaitu berupa penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata. Faktor pendukung terjadinya campur kode yaitu keterbatasan penggunaan kode, penggunaan istilah lebih populer, topik, dan untuk sekadar bergengsi.Item Campur Kode dalam Vlog Kuliner Youtube Channel Beckylicious(2022-06-27) DZIKRI MAULANA YUSUF; Asri Soraya Afsari; Cece SobarnaSkripsi ini berjudul “Campur Kode dalam Vlog Kuliner Youtube Channel Beckylicious”. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis campur kode yang terjadi pada vlog kuliner Youtube Channel Beckylicious. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori campur kode yang dikemukakan oleh Sumarsono (2014: 2), Teori Morfologis oleh Sobarna dan Asri (2021: 150), Teori untuk mengkaji faktor penyebab campur kode oleh Nababan (1984: 2), teori untuk mengkaji fungsi campur kode oleh Suwito (1985: 78). Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan kajian distribusional untuk mengungkap terjadinya campur kode. Data penelitian berupa unit-unit bahasa yang memiliki wujud kata, frase, ataupun kalimat yang digunakan dalam percakapan Vlog Kuliner Youtube Channel Beckylicious. Selanjutnya dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, yaitu teknik simak dan catat. Hasil dari penelitian ini adalah paparan wujud campur kode, faktor-faktor yang menyebabkan campur kode, dan fungsi campur kode dalam percakapan Vlog Kuliner Youtube Channel Beckylicious. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gejala campur kode yang terjadi adalah saling bergabungnya di antara dua unsur bahasa yaitu bahasa Sunda dan bahasa Indonesia.Item Campur Kode Meme Dagelan Instragram Sunda: Analisis Sosiolinguistik(2017-05-10) IRA WIDIAWATI; Gugun Gunardi; Asri Soraya AfsariSkripsi ini berjudul “Campur Kode dalam Meme Dagelan Instragram Sunda kajian sosiolinguistik”, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan teknik screenshoot dan dicatat ulang. Sumber data yang digunakan dari grup media sosial instragram.. Peneliti menggambil data dari enam grup media sosial instragram, yaitu meme dagelan, meme comic Sunda, banyolan Sunda, bebegig sawah, keur ngora, dan Sunda heureuy, dari kumpulan grup tersebut terdapat 117 data yang sudah diklasifikasikan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan data deskriptif. Metode kajian yang digunakan adalah metode distribusional. Teori yang digunakan dalam penelitian ini digunakan teori dari beberapa ahli bahasa Djajasudarma (2013), dan Kridalaksana (2007) dan untuk mengkaji faktor penyebab campur kode digunakan teori Chaer (2010), Wijana dan Rohmadi (2006), dan Nababan (1993). Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini terjadinya campur kode dalam penggunaan bahasa dalam Meme Dagelan Instragram Sunda.Hasil analisis yang diperoleh dari penelitian ini antara lain, unsur yang mengalami campur kode berupa kata dan terdiri atas verba, nomina, pronomina, adjektiva, adverbia, interjeksi, kategori fatis, partikel, demonstratif, preposisi, akronimsasi, singkatan, frasa dan klausa. faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode adalah daerah asal penutur, situasi tidak resmi, melestarikan bahasa daerah, dan tidak adanya ungkapan yang tepat dalam bahasa yang sedang dipakai.Item CAMPUR KODE PADA ANTOLOGI NASKAH MONOLOG SUNDA DALAM BUKU KUDA WAJA(2017-04-21) BAMBANG MURWANTORO; Cece Sobarna; Asri Soraya AfsariSkripsi ini berjudul Campur Kode Pada Antologi Naskah Monolog Sunda Dalam Buku Kuda Waja. Buku antologi monolog tersebut diterbitkan pada bulan oktober 2016 yang ditulis oleh beberepa pengarang kahot tatar Sunda dan dikelola oleh Pamass Unpad dengan penerbit Unpad Press. Dalam antologi naskah monolog ini ada 13 naskah monolog yang bertematik remaja. Penelitian ini menggunakan kajian campur kode dalam sosiolinguistik, bertujuan untuk mengulas variasi bahasa remaja yang menyebabkan terjadinya percampuran dua bahasa. Pada penelitian ini berlandaskan pada teori bentuk campur kode Soewito (1996); teori afiksasi, kata dan frasa Djajasudarma (2013) dan Kridalaksana (1994); dan teori penyebab campur kode dari Soewito (1985) dan Suwandi (2008). Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan data desktiptif yang menggambarkan dan menguraikan data-data penelitian yang berhasil didapatkan selama penelitian, kemudian dianalisis berdasarkan data yang diperoleh untuk mendapatkan suatu simpulan sehingga dapat memperjelas peneliti. Metode kajian yang digunakan adalah metode kajian distribusional. Dari hasil penelitian yang diperoleh antara lain (1) unsur bahasa Indonesia sebanyak 126 data tergolong dalam bentuk kata, baster, reduplikasi, dan frasa. Sedangkan unsur bahasa Inggris sebanyak 49 data yang terwujud dalam bentuk kata, baster, dan frasa. (2) klasifikasi kelas kata berkategori verba(l) nomina(l), Adjektiva(l), adverbial(l), preposisi, konjungsi, pronomina, interjeksi. Frasa tergolong pada kategori frasa verbal, frasa nominal, frasa adjektival, dan frasa adverbial. (3) Faktor penyebabnya, yaitu untuk memperhalus ungkapan, untuk menunjukkan kemampuannya, perkembangan dan perkenalan budaya baru, lebih mudah diingat, keterbatasan kata, untuk memperoleh ungkapan yang pas dan kebiasaan dan kesantaian dalam tindak komunikasi.Item Campur Kode pada Novel Watir karya @infowatir(2023-09-06) MUHAMMAD BACHRUL ULUM; Hera Meganova Lyra; Asri Soraya AfsariSkripsi ini berjudul Campur Kode Pada Novel Watir Karya @InfoWatir. Watir merupakan novel yang diangkat dari sebuah twitt account twitter @InfoWatir yang di ubah menjadi sebuah novel pada tahun 2015. Dalam penelitian ini digunakan analisis campur kode dalam sosiolinguistik. Teori yang digunakan untuk mengkaji masalah-masalah yang ada di dalamnya menggunakan teori yang dikemukakan oleh Kridalaksana (1994) Soewito (1996), dan Djajasudarma (2013). Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan data desktiptif yang menggambarkan dan menguraikan data-data penelitian yang kemudian dianalisis berdasarkan data yang diperoleh untuk mendapatkan suatu simpulan. Bentuk-bentuk campur kode yang terdapat dalam novel Watir ada 70 data percampuran bahasa yang lebih dominan adalah bahasa Indonesia sebanyak 65 data yang telah di kelompokan berdasarkan bentuknya, ada 53 berbentuk kata, 3 frasa, 3 reduplikasi dan 6 komposisi. Data diambil dari tuturan yang ada di dalam novel Watir dan dibuktikan bahwa pada tuturan yang ada pada novel Watir terjadi campur kode; berupa campur kode ke dalam dan campur kode ke luar. Kelas kata yang terdapat dalam campur kode, reduplikasi, frasa dan komposisi. Klasifikasi kata berupa frasa verbal, nominal, adjektiva(l), adverbial(l), konjungsi dan pronominal(l). Sedangkan kategori frasa berupa frasa nominal.Item CAMPUR KODE PADA TAJUK BERITA SOSPOLHUKAM DI PORTAL BERITA WASUNDA.COM: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK(2023-01-09) ULFAH ARISTIA TRESNA GUNAWAN; Hera Meganova Lyra; Asri Soraya AfsariPenelitian ini berjudul “Campur Kode Pada Tajuk Berita Sospolhukam di Portal Berita Wasunda.com: Kajian Sosiolinguistik”. Secara spesifik penelitian ini akan mengkaji gejala campur kode yang terdapat dalam tajuk berita sospolhukam di portal berita wasunda.com. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan jenis campur kode yang terdapat dalam tajuk berita sospolhukam wasunda.com, (2) mendeskripsikan struktur campur kode yang terdapat dalam tajuk berita sospolhukam wasunda.com dan (3) mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya campur kode yang terdapat dalam tajuk berita sospolhukam wasunda.com. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan sosiolinguistik. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya, jenis campur kode Suwito (1983), bentuk campur kode Suwito (1983), struktur gramatikal Djadjasudarma (2013), penyebab campur kode Suwito (1985) dan Suandi (2014). Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari unggahan berita yang dipublikasikan pada rentang waktu September-November 2021 di portal berita wasunda.com. Hasil penelitian ini ditemukan jenis campur kode ke dalam dan campur kode ke luar. Berdasarkan struktur gramatikalnya terdapat campur kode berbentuk kata, frasa, dan baster dengan kategori kata verba(l), nomin(l) serta adjektiva(l). Adapun penyebab terjadinya campur kode disebabkan oleh dua faktor, yakni faktor non-kebahasaan dan faktor kebahasaan.Item DIKSI DALAM LIRIK LAGU PUNK BAHASA SUNDA(2019-02-28) INTAN ISMALADEWI; Gugun Gunardi; Asri Soraya AfsariSkripsi ini berjudul “Diksi dalam Lirik Lagu Punk Bahasa Sunda”. Masalah yang dikaji dalam skripsi ini menyangkut bentuk dan makna dari diksi dalam lirik lagu Punk Bahasa Sunda. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semantik menggunakan teori dari Djajasudarma (1991), diksi dan gaya bahasa menggunakan teori dari Keraf (1991). Teori kelas kata yang diambil dari teorinya Djajasudarma, dkk (1994) dan Kridalaksana (1994). Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan menggunakan metode kajian distribusional sebagai metode kajian. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa secara bentuk, diksi dalam lirik lagu punk bahasa Sunda terdiri dari bentuk dasar kelas kata nomina, verba, adjektiva, adverba, dan numeralia. Ditemukan juga diksi dalam bentuk kata tunggal dan turunan melalui proses afikasi, reduplikasi dan dalam bentuk frasa. Selain itu makna yang ada di dalam lirik lagu punk mengacu kepada makna konotatif dan makna acuan sebutan, binatang, anggota tubuh, tempat, benda, sifat, keadaan, waktu dan ukuran. Kata kunci: diksi, makna acuan, lirik lagu punk, bahasa SundaItem DIKSI UNSUR LINGKUNGAN PADA KAWIH SUNDA : KAJIAN STRUKTUR DAN MAKNA(2022-08-12) THARIQ NUR ALAM; Cece Sobarna; Asri Soraya AfsariPenelitian ini berjudul “Diksi Unsur Lingkungan pada Lirik Kawih Sunda : Kajian Stryktur dan Makna”. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah hal yang berkaitan dengan struktur kata, kelas kata, dan makna acuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang artinya penelitian ini akan menghasilkan data yang sistematis, faktual, dan juga akurat. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur kata, kelas kata, dan juga makna acuan yang ada dalam diksi unsur lingkungan pada lirik kawih Sunda. Beberapa teori yang digunakan guna mendukung penelitian ini adalah teori mengenai diksi oleh Keraf (2016), proses morfemis oleh Sobarna dan Afsari(2020), teori mengenai morfologi yang diambil dari Djajasudarma(2013), dan kelas kata Kridalaksana (2008), serta teori makna menggunakan teori dari Djajasudarma (2009). Data diperoleh dengan cara menyimak video kawih pada youtube yang terdapat diksi unsur lingkungan dan juga studi pustaka melalui website. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara struktur, diksi unsur lingkungan pada kawih Sunda terdiri atas kata tunggal, sufiksasi, kombinasi afiks, reduplikasi, komposisi, dan frasa. Kelas kata terbagi menjadi nomina tanmakhluk dan makhluk, verba tergolong verba aktif, pasif, dan verba turunan reduplikasi, serta kelas kata adjektiva, dan adverbia. Makna acuan terbagi atas cahaya, tempat, air, flora, pertanian, warna, dan nama daerah.Item INTERJEKSI DALAM BUKU BACAAN ROESDI DJEUNG MISNEM(2019-02-27) RIDHO ABDILLAH; Asri Soraya Afsari; Cece SobarnaJudul skripsi ini adalah “Interjeksi dalam Buku Bacaan Roesdi djeung Misnem”. Data yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu data interjeksi dalam buku bacaan Roesdi djeung Misnem. Data tersebut merupakan hasil studi pustaka. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur interjeksi dalam buku bacaan Roesdi djeung Misnem, mengetahui makna interjeksi dalam buku bacaan Roesdi djeung Misnem, dan mengetahui distribusi interjeksi dalam buku bacaan Roesdi djeung Misnem. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode kajian yang digunakan adalah metode kajian padan ortografi. Teori yang digunakan untuk menganalisis interjeksi dalam buku bacaan Roesdi djeung Misnem adalah teori Interjeksi Kridalaksana (1994), kelas kata dari Djadjasudarma (2013), struktur kata Djajasudarma (2013) makna Djadjasudarma (2013), dan konsep distribusi Parera (2009). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa struktur interjeksi meliputi struktur dasar, dan struktur jadian. Makna interjeksi berjumlah 12 makna, yaitu makna kegembiraan, kekagetan, kekesalan, kesakitan, kesedihan, kelegaan, keinginan, seruan, ketidakmauan, kekaguman, sangkalan, dan larangan. Distribusi interjeksi meliputi posisi di awal, tengah, dan akhir.Item Interjeksi pada Tindak Tutur Ilokusi dalam Karya Sastra Sunda Karya Aam Amilia: Satu Kajian Pragmatik(2022-05-24) IIS ISLAMIAH; Cece Sobarna; Asri Soraya AfsariSkripsi ini berjudul “Interjeksi pada Tindak Tutur Ilokusi dalam Karya Sastra Sunda Karya Aam Amilia: Satu Kajian Pragmatik”. Sumber data yang digunakan, yaitu novel Sanggeus Halimun Peuray dan antologi carpon Talaga Malih Warni karya Aam Amilia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan interjeksi dalam karya sastra Sunda karya Aam Amilia yang terdapat dalam jenis tindak tutur ilokusi, dan untuk menganalisis makna interjeksi yang terdapat dalam karya sastra karya Aam Amilia. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode kualitatif deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori interjeksi dari Kridalaksana (1994), teori pragmatik dari Djajasudarma (2013), dan teori makna interjeksi dari Bobinska (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya empat jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam data interjeksi dalam karya sastra Sunda karya Aam Amilia, yaitu tindak tutur asertif dengan jenis asertif mengeluh dan asertif mengklaim, direktif dengan jenis direktif meminta, direktif memohon, direktif memerintah, direktif menyarankan, dan direktif menentang, ekspresif dengan jenis ekspresif memuji, ekspresif mengucapkan terima kasih, dan ekspresif mengkritik, dan deklaratif dengan jenis deklaratif menyatakan, deklaratif memutuskan, deklaratif melarang, deklaratif mengizinkan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa adanya makna positif dan makna negatif yang terdapat dalam data interjeksi dalam karya sastra Sunda karya Aam Amilia.Item Istilah Dalam Kesenian Pencak Silat Maenpo di Kabupaten Cianjur: Kajian Struktur dan Makna(2017-05-02) SENI MARYANI; Asri Soraya Afsari; Gugun GunardiABSTRAK Skripsi ini berjudul “Istilah dalam Kesenian Pencak Silat Maénpo”. Dalam skripsi ini mendeskripsikan mengenai istilah yang terdapat dalam kesenian pencak silat maénpo, termasuk didalamnya mengenai segala sesuatu yang yang diperlukan dalam penyelenggaraan pencak silat maénpo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang mendekatkan pada latar alami dengan data deskriptif. Metode kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kajian distribusional, kajian distribusional adalah unsur bahasa itu sendiri sebagai alat penentunya, metode ini sesuai dengan data yang akan diteliti oleh penulis. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori morfologi Djadjasudarma (2013), teori kelas kata Djadjasudarma (2013), teori semantik Djadjasudarma (2009), teori proses morfemis Abdul Chaer (2014), teori semantik Abdul Chaer (2014), teori kelas kata Kridalaksana (2007), teori pembentukan kata Kridalaksana (2007), dan teori morfologi Tarigan (1987). Dalam analisis data, lebih banyak menggunakan teori Djadjasudarma karena menganggap teori yang digunakan sesuai dengan data yang sudah didapatkan.Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah data lisan dan data tertulis dengan menggunakan informan sebagai sumber penelitian dengan melakukan sadap rekam dan pencatatan untuk mempermudah saat pengklasifikasian data, data tersebut diperoleh dari informan yang memiliki kemampuan di bidangnya dan mampu memberikan data yang akurat. Berdasarkan hasil penelitian, data yang terkumpul berjumlah 152 data di antaranya 53 data yang termasuk kata dasar, 32 data termasuk kata turunan, 4 data yang termasuk pada kata ulang, dan 48 data yang termasuk pada komposisi. Makna acuan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian yaitu makna referensial yang mengacu pada jenis aliran jurus, pembentukan sikap, teknik serangan dan pembelaan sarta hal-hal yang berkaitan dengan kasenian pencak silat maénpo di Kabupatén Cianjur.