Ilmu Komunikasi (S3)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Komunikasi (S3) by Subject "Analisis Tema Fantasi"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item INDONESIA DI MATA MASYARAKAT PERBATASAN (Analisis Tema Fantasi Tentang Konsep Keindonesiaan Masyarakat Perbatasan di Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara)(2019-12-30) MUHAMAD FITERIADY; Diah Fatma Sjoraida; Pawit M. YusupPenelitian mengenai Analisis Tema Fantasi tentang konsep keindonesiaan masyarakat perbatasan di Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat di perbatasan yang masih mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.Ungkapan “Garuda didadaku, Malaysia di perutku” masih santer terdengar. Ungkapan tersebut mengandung makna kebangsaan yang cukup sederhana. Rasa cinta bagi masyarakat perbatasan tidak lebih dari rasa yang melekat dan menjadi identitas sebagai orang Indonesia, namun Malaysia menjadi ladang pencarian kehidupan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok. Ungkapan tersebut dapat juga dimaknai sebagai pernyataan ekspresi kekecewaan terhadap kondisi yang dialami oleh masyarakat perbatasan selama ini. Ada tiga hal yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu : merekonstruksi dan mengungkap realitas simbolik (tema-tema fantasi) tentang keindonesiaan dari masyarakat perbatasan Indonesia - Malaysia, di Kabupaten Malinau dan Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, merekonstruksi dan mengidentifikasi munculnya rantai fantasi, tipe fantasi dan visi retoris tentang keindonesiaan masyarakat di perbatasan, mengeksplorasi tema-tema fantasi yang khas tentang keindonesiaan pada masyarakat di perbatasan. Penelitian ini menggunakan metode analisis tema fantasi Ernest Borman, tehnik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat delapan tema fantasi yang menyangkut pandangan masyarakat perbatasan tentang Indonesia, yaitu : 1) Tidak ke Malaysia Hidup tidak Berharta, 2) Indonesia Lebih Maju dari Malaysia, 3) Jokowi Lebih Sayang Papua, NTT dan Kalbar, 4) Lebih Baik dijajah Belanda, 5) Kami Tetap Indonesia, 6) Konflik Lahan Muncul Karena Konflik Kepentingan, 7) Jangan Sampai Garuda Lepas didadaku dam 8) Daerah Otonomi Baru. Tipe fantasi masyarakat di perbatasan Indonesia – Malaysia, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara, dapat diidentifikasi sebagai tipe fantasi bermotif ekonomi, sosial dan politik. Peneliti juga berhasil mengidentifikasi visi retoris masyarakat di perbatasan Indonesia – Malaysia, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara, yaitu ; 1) Wilayah Perbatasan adalah Wajah Indonesia, 2) Membangun Perbatasan, Membangun Indonesia, 3) Wilayah Perbatasan sebagai Daerah Otonomi Baru.Item Kontestasi Pesan Politik di Media Sosial (Analisis Tema Fantasi Kampanye Pilpres 2014 Dalam Konstruksi Akun Twitter Pendukung Capres(2017-12-12) MAS AGUS FIRMANSYAH; Siti Karlinah; Suwandi SumartiasPenelitian ini dilatarbelakangi oleh kontestasi kicauan antara pendukung Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK selama masa kampanye pilpres berlangsung (4 Juni s/d 9 Juli 2014) di Twitter. Untuk mengkaji fenomena tersebut digunakan Analisis Tema Fantasi dari Bormann. Karenanya penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan subyektif-interpretif terhadap kicauan dari 10 akun Twitter pendukung kedua capres. Penetapan ke-10 akun Twitter pendukung kedua capres menggunakan teknik purposif, yang terdiri dari 5 akun Twitter pendukung Prabowo-Hatta, dan 5 akun Twitter pendukung Jokowi-JK. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kontestasi pesan politik yang diunggah oleh kedua kelompok akun Twitter pendukung capres menggunakan beragam format kicauan, mulai dari kicauan tunggal, kicauan bergambar, kicauan url’s video / blog, kultwit, re-tweet dan twitwar. Untuk taksonomi konvergensi simbolik dalam kelompok akun Twitter pendukung Prabowo-Hatta teridentifikasi adanya struktur dasar, struktur pesan, struktur dinamis, struktur medium, struktur komunikator serta struktur evaluatif. Pada struktur dasar teridentifikasi 8 Tema Fantasi kelompok yang terdiri dari; “Indonesia Bangkit”, “Pemimpin Kuat Pemimpin Lemah”, “Jokowi Capres Boneka”, “Intervensi Asing”, “Waspada Kebangkitan Komunisme / PKI”, Prabowo Lebih Cerdas dibandingkan Jokowi”, “Prabowo Asli Jokowi Palsu”, “Jokowi-JK Bermasalah Dengan Korupsi”. Dari ke-8 Tema Fantasi kelompok pendukung Prabowo-Hatta tersebut hanya 5 yang berhasil berkembang menjadi Visi Retoris, yaitu; “Jokowi di Bawah Kendali Megawati”, “Jokowi Presiden Indonesia Hancur”, “Jokowi Pro Asing Prabowo Anti Dominasi Asing”, “Prabowo Macan Asia”, “Prabowo Tegas dan Cerdas”. Untuk taksonomi konvergensi simbolik dalam kelompok akun Twitter pendukung Jokowi-JK juga teridentifikasi adanya struktur dasar, struktur pesan, struktur dinamis, struktur medium, struktur komunikator dan struktur evaluatif. Sementara Tema Fantasi yang muncul dan berkembang teridentifikasi hanya 6 yang terdiri dari; “Jokowi-JK adalah Kita”, “Kebangkitan Rezim Orba”, “Prahara Sang Pemberang”, “Diktator dan Fasis”, “Penculik dan Dipecat” serta “Jokowi Telah Prabowo Akan”. Visi Retoris yang muncul dari Tema Fantasi tersebut hanya terdiri dari 4 yaitu; “Jokowi Sederhana dan Merakyat”, “Prabowo Temperamen dan Diktator”, “Prabowo Harus Bertanggung Jawab”, serta “Jokowi Pekerja Keras dan Berpengalaman”.