Ilmu Sejarah (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Sejarah (S1) by Title
Now showing 1 - 20 of 135
Results Per Page
Sort Options
Item ANIME SEBAGAI MEDIA HEGEMONI BUDAYA JEPANG DI INDONESIA (1980-2012)(2016-10-20) AGUS ELVAN B; Agusmanon Yuniadi; Mumuh Muhsin ZSkripsi ini berjudul “Anime Sebagai Media Hegemoni Budaya Jepang di Indonesia 1980-2012”. Fokus permasalahan yang diangkat adalah penetrasi anime Jepang dalam membuat hegemoni budaya di Indonesia di tahun 1980-2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari tahap heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep hegemoni dari Gramsci, yang di dalamnya terdapat tahapan-tahapan untuk memperoleh hegemoni. Di mulai dari tahap dominasi/domination (institusi dan media) dan tahap pengarahan/direction (industri dan modal). Hegemoni budaya melalui media anime ini dilakukan Jepang karena adanya kesadaran bahwa penguasaan dengan cara kekerasan atau paksaan (hard power) bukan lagi menjadi pilihan yang tepat untuk digencarkan pasca era perang, sehingga perlu ada kebijakan baru dalam meraih kekuasaan selain dengan cara kekerasan. Berangkat dari hal ini, kemudian muncullah ide-ide bagaimana memasukkan ide Jepang ke dalam dunia internasional secara halus melalui media yang diterima seluruh kalangan masyarakat internasional. Hegemoni budaya Jepang seiring pula dengan perkembangan anime di pasar internasionalItem Arsitektur Kolonial Kota Sukabumi 1914 - 1942(2014-08-21) BUDI PRAMONO; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Di Hindia Belanda setelah 1900-an berkembang Arsitektur Kolonial yang dikembangkan dengan karakteristik yang bergaya modern. Gaya arsitektur modern ini tidak hanya dikembangkan menyerupai beragam bentuk bangunan di Eropa pada masa itu saja, tetapi juga gaya bangunannya sudah disesuaikan dengan iklim tropis di Hindia Belanda. Pada masa ini, di Sukabumi juga berkembang menjadi sebuah Kota Kolonial. Seperti halnya kota kolonial lain di Hindia Belanda,perkembangan Sukabumi menjadi kota kolonial ditandai dengan beragam pembangunan bangunan bergaya Hindia Belanda. Bangunan bergaya Kolonial Belanda ini disebut Bangunan bergaya Indis. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Keempatnya merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Fasad bangunan bergaya Indis di Sukabumi sama seperti bangunan Indis pada umumnya yang disesuaikan dengan iklim tropis Hindia Belanda. Beberapa detail atau karakteristik tidak digunakan dalam bangunan – bangunan tersebut. Hal itu dikarenakan adanya perpaduan antara bentuk dari arsitektur modern dari Eropa dengan penyesuaian terhadap iklim tropis di Hindia Belanda dan juga dengan kondisi budaya setempat. Adaptasi ini ditandai dengan penggunaan rooster ataupun ventilasi, adanya beranda di bagian wajah bangunan, jendela dan pintu berukuran besar. Kata Kunci: Bangunan Indis, fasad, adaptasi, Sukabumi.Item Badai Pasti Berlalu: Lahir dan Pengaruhnya dalam Industri Musik di Indonesia (1972-2000)(2014-04-28) AMRILLAH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSkripsi ini berjudul "Badai Pasti Berlalu: Lahir dan Pengaruhnya dalam Industri Musik di Indonesia 1972-2000". Pembahasannya akan difokuskan kepada kemunculan suatu cerita bersambung yang kemudian berhasil diangkat menjadi film dan suatu album musik yang kemudian memiliki pengaruh terhadap musik populer dan industri musik Indonesia. Metode yang digunakan dalam skripsi ini ialah metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Konsep yang digunakan ialah konsep musik populer dan konsep industri musik yang masing-masing memiliki keterkaitan dalam menjelaskan suatu proses dinamika dan pengaruh album musik Badai Pasti Berlalu ini dalam dunia musik populer di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai lahirnya karya cipta musik Badai Pasti Berlalu, dinamikanya, dan upayanya menciptakan alternatif dari arus musik populer di Indonesia. Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Album Musik Badai Pasti Berlalu, mulai dari pembuatannya melalui media musik dan album musik memberikan suatu segmentasi baru terhadap musik populer di Indonesia. Album ini berhasil membuat suatu alternatif musik pop bagi para pendengar musik di Indonesia yang kemudian seterusnya orang-orang yang terlibat di dalamnya menularkan dan meneruskan selera mereka kepada setiap karya yang mereka hasilkan di kemudian hari sehingga segmentasi tersebut dapat terjaga di tahun-tahun berikutnya.Item Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG): Studi tentang Lahir, Perkembangan, dan Peranannya (1945-2009)(2015-06-30) KUSRIANTO; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSkripsi ini berjudul Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG): Studi tentang Lahir, Perkembangan, dan Peranannya (1945-2009). Karya ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses kelahiran dan nasionalisasi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), menguraikan mengenai perkembangan yang dicapai oleh BMKG baik sebelum maupun setelah dinasionalisasi, serta menggambarkan fungsi dan peranan BMKG sebagai lembaga penunjang pemerintah di tengah masyarakat dan pembangunan nasional. Skripsi ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Skripsi ini juga menggunakan konsep Lembaga dari E. Chinoy, konsep Lembaga Negara Penunjang dari Muchlis Hamdi dan teori Peranan dari Levinson. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Hindia Belanda pada 1866 mendirikan Koninklijk Magnetisch en Meteorologisch Observatorium dengan tujuan untuk mengetahui sifat fenomena magnet bumi dan fenomena meteorologi di kawasan tropis. Sejak 1945, lembaga ini diambil alih (dinasionalisasi) oleh pemerintah Republik Indonesia dan namanya diganti menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika. Berbagai perubahan terjadi seperti struktur, administrasi, hingga perubahan nama (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Dimulainya Pembangunan Lima Tahun oleh pemerintah, membuat pembangunan BMKG diatur secara mantap sehingga terjadi perkembangan yang pesat. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan tajam pada pembangunan stasiun pengamatan serta hasil dari pengamatan yang sekaligus mendukung program pemerintah. Akan tetapi BMKG, tidak melupakan fungsi kemasyarakatan serta peran aktifnya dalam berbagai sektor seperti pertanian, pelayaran, penerbangan, dan sebagainya. Komitmen pada pembangunan nasional untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat telah menjadi peran BMKG selama bertahun-tahun.Item BANGKITNYA KARINDING DI KALANGAN ANAK MUDA UNDERGROUND BANDUNG (2000-2016)(2018-02-12) YOGA WIBISONO; Agusmanon Yuniadi; Raden Muhammad MulyadiSkripsi ini berjudul “Bangkitnya Karinding di Kalangan Anak Muda Underground Bandung (2000-2016)”. Skripsi ini membahas tentang perkembangan alat musik tradisional suku Sunda yang disebut dengan karinding di kota Bandung. Karinding adalah alat musik yang dikenal sebagai pengusir hama dan alat penghilang rasa lelah petani di sawah. Metode penulisan dalam skripsi ini yaitu metode sejarah, dengan empat tahapan; heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi atau yang biasa disebut dengan penulisan karya tulis. Sumber yang didapat berupa tulisan dan juga lisan dengan menggunakan konsep suku bangsa, identitas diri, inovasi, dan difusi kebudayaan. Hasil dari penelitian ini menemukan adanya perubahan fungsi dari kesenian tradisional dari yang awalnya digunakan hanya sekedar untuk pelepas rasa bosan para petani saat mereka berladang dengan cara dipukul untuk memainkannya sekaligus mengusir hama, bergeser menjadi sebuah produk inovasi budaya. Karinding mulai diperkenalkan kembali oleh komunitas Currie di Bandung sebagai alat pengiring dalam tradisi ritual Sunda Tumpekan pada 2004. Selain sebagai ritual Tumpekan, pelestarian karinding dilakukan dengan cara kreativitas atau inovasi yang mempersatukan unsur modern ke dalamnya menjadi sebuah instrumen musik pada 2006 dalam acara Bandung Death Fest yang diadakan oleh komunitas musik metal, Bandung Death Metal Syndicate (bagian kelompok dari Ujungberung Rebels). Inovasi dilakukan pada 2006-2007 saat anak-anak muda kota Bandung menginginkan adanya identitas lokal pada musik metal dan mulai perkenalan dan percampuran antara musik metal dengan kelompok karinding. Cita-cita kolaborasi dua kultur kebudayaan tersebut terkabul nyata dengan adanya Bandung Death Fest II (2007) dan III (2008) saat atraksi kebudayaan Sunda menjadi pembuka dalam acara tersebut. Hingga pada akhir tahun 2008 sampai sekarang karinding mulai naik kembali popularitasnya yang dikarenakan mulai dikenalkan kembali kepada anak muda di Bandung, khususnya saat para pemusik metal mengkombinasikan karinding dengan alat musik modern serta sektor ekonomi yang terkena dampaknya seperti meningkatnya minat jual-beli karinding di perkotaan.Item Becak di DKI Jakarta (1972-2001)(2015-09-16) FEBRIA NINGRUM; Etty Saringendyanti; Kunto SofiantoABSTRAK Skripsi ini berjudul “Becak di DKI Jakarta 1972 – 2001”. Skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui hal yang menyebabkan becak masuk dalam larangan Peraturan Daerah Ketertiban Umum 1972 dan 1988 dan bagaimana pengaruhnya untuk kehidupan para pengemudi becak di DKI Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pada Juli 2000 dinaungi oleh Lembaga Swadaya Masyarakat, pengemudi becak dan golongan rakyat miskin lainnya menggugat Gubernur Sutiyoso dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta, kemenangan membawa pengemudi becak dapat bebas beroperasi kembali di Jakarta untuk sementara waktu, namun Gubernur Sutiyoso naik banding dan akhirnya menang dalam persidangan di Pengadilan Tinggi Jakarta pada bulan Desember 2000, salinan resmi putusan Pengadilan Tinggi disampaikan pada 18 Mei 2001. Hal tersebut menjadi bentuk legitimasi hukum bahwa kasus becak sudah selesai, dan hasil akhirnya adalah becak dan pengemudi becak tidak diperbolehkan kembali beroperasi di DKI Jakarta terkecuali bagi mantan pengemudi becak yang ingin beralih profesi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa becak masuk dalam larangan Peraturan Daerah Ketertiban Umum karena becak dianggap sebagai eksploitasi manusia atas manusia lainnya dan keberadaan becak menyebabkan permasalahan lalu lintas yang serius, serta becak dianggap tidak sesuai lagi dengan kondisi kota DKI Jakarta yang megapolitan.Item Dari Pan-Malaya hingga Majelis Bahasa: Ide Kepolitikan Negara Serumpun dalam Hubungan Indonesia - Malaysia, 1945 1972(2015-10-20) NOUR MUHAMMAD ADRIANI; Widyonugrahanto; Ayu SeptianiKesamaan kultural di antara masyarakat Indonesia dan Malaysia pernah menjadi ide politik yang berwujud dalam gerakan riil pada permulaan abad ke-20. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan seberapa jauh ide politik yang bersumber dari identitas Kemelayuan itu – yang dikenal sebagai keserumpunan – diungkapkan oleh para tokoh dari masing-masing wilayah. Sebuah analisis dibuat untuk menunjukan keterhubungan di antara pemikiran-pemikiran tersebut, beserta kekhasan yang bersumber dari latar belakang si pemikir. Penelitian ini menggunakan Metode Sejarah yaitu tahapan, (1) heuristik; (2) kritik; (3) interpretasi; dan (4) historiografi, dengan Teori Konstruktivisme Sosial dari Ted Hopf serta Identitas Kolektif dari Alexander Wendt sebagai ilmu bantu eksplanasi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan, pertama, para tokoh utama yang mengusung gagasan Keserumpunan sebagai ideal politiknya antara lain di Indonesia: Tan Malaka; M. Yamin; dan Adam Malik; sementara di Malaysia: Ibrahim Yaacob; Dr. Burhanuddin al-Helmy; dan Tun Abdul Razak. Kedua, terdapat perbedaan perspektif pemikiran dari semua tokoh itu tetapi terdapat hubungan yang meyakinkan satu dengan yang lainnya. Ketiga, ide dan realitas keserumpunan dalam praktek tidak seindah visinya, banyak kepentingan politik yang merusak pemikiran itu sendiri. Keempat, melalui teori yang digunakan dipahami bahwa visi keserumpunan berpengaruh besar terhadap pragmatisme negara pasca-merdeka, salah satunya dalam meredam konflik yang terjadi dalam hubungan dua negara.Item Dinamika Industri Perikanan Keramba Jaring Apung di Waduk Cirata Wilayah Cianjur (1989-2014)(2015-10-30) HADIYANTO NOTONEGORO; Raden Muhammad Mulyadi; Agusmanon YuniadiSkripsi ini berjudul “Dinamika Industri Perikanan Keramba Jaring Apung di Waduk Cirata Wilaya Cianjur (1989-2014)”. Skripsi ini membahas dari awal industri perikanan keramba jaring apung ini muncul, hingga berkembang pesat di waduk Cirata khususnya di wilayah Cianjur.Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode sejarah yang meliputi empat tahapan yaitu, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Dalam penelitian skripsi ini menuggunakan konsep industri dan konsep budidaya.Hasil dari penelitian ini menunjukan dampak dari pembangunan waduk Cirata, yaitu munculnya industri perikanan pada keramba jaring apung merupakan bagian dari pengembangan budidaya perikanan. Budidaya perikanan ada dalam alternatif penyaluran mata pencaharian pengganti masyarakat akibat tergenangnya lahan garapan milik masyarakat sekitar waduk Cirata. Perkembangan industri perikanan di waduk Cirata tumbuh di luar kendali bahkan dapat menarik minat masyarakat dari luar wilayah waduk Cirata yang bukan bagian dari masyarakat yang diberi hak untuk mendirikan keramba jaring apung dapat tumbuh jauh seperti apa yang direncakan sehingga pada perkembangannya banyak hal yang terjadi jauh dari apa yang direncanakan oleh pihak pengelola waduk Cirata.Item Dinamika Komik Nasional 1952-2005(2016-02-22) MUHAMMAD HATTA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSkripsi ini berjudul "Dinamika Komik Nasional 1952 - 2005". Pembahasan skripsi ini difokuskan pada perkembangan buku komik Indonesia dan persaingannya dengan komik asing. Sertapengaruh apa yang diberikan komik asing terhadap dunia komik di Indonesia. Metode yang digunakan dalam skripsi ini ialah metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Konsep yang digunakan ialah konsep komik dan konsep budaya populer yang masing-masing memiliki keterkatian dalam menjelaskan proses penelitian ini. Melalui penelitian ini dapat ditelusuri, keberadaan komik Indonesia yang hilang dari peredaran disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari permasalahan komikus sendiri, penerbit, harga kertas naik, tidak ada royalti, sistem yang masih kalah dengan sistem kerja komik asing, bahkan mengkambing-hitamkan kehadiran komik asing. Popularitas komik asing diakui masyarakat karena gambar yang unik dan mudah dikenal, bagus, sekaligus ringan, dan lebih murah. Keberhasilan pengaruh komik asing ialah banyak bermunculannya gaya gambar komik lokal yang menyerupai gaya gambar komik asing seperti Komik Amerika dan Jepang. Walaupun komik lokal pernah populer hal tersebut membuktikan bahwa selera pembaca komik di setiap masa memang berbeda. Minat atau kesukaan orang terhadap suatu hal terjadi sesuai zamannya masing-masing. Setelah komik Indonesia atau lokal terpuruk di awal 1990-an, dipertengahan 1990-an muncul kembali komikus Indie (tanpa penerbit) yang mengorbitkan komiknya melalui fotokopian. Para penerbit tertarik kembali menerbitkan komik Indonesia. Dari sanalah komik Indonesia masih bertahan dari kuatnya pengaruh komik asing.Item Dinamika Persebaran Restoran di Kota Bandung (1906 - 2015)(2016-09-27) EBREWEZ VIRGINIAWAN; Etty Saringendyanti; Dade MahzuniABSTRAK Skripsi ini berjudul Dinamika Persebaran Restoran di Kota Bandung (1906 – 2015). Pembahasannya difokuskan pada dinamika persebaran restoran di Kota Bandung yang dimulai pasca penetapannya sebagai gementee pada tahun 1906 sampai pada tahun 2015. Secara khusus dan mendalam skripsi ini membahas tentang bagaimana pola persebaran restoran melalui kajian geografi pariwisata dengan dilatarbelakangi oleh berbagai peristiwa pada masing – masing periodenya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang meliputi empat tahapan terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Selain itu dalam penelitian ini juga menggunakan pendekatan dari ilmu lain, yaitu konsep restoran dan geografi pariwisata yang menekankan kepada persebaran ruang, jenis, bentuk dan wisatawannya. Pariwisata di Kota Bandung muncul dan terus berkembang seiring dengan perkembangan kota itu sendiri. Dalam perkembangannya dari setiap periode, terlihat adanya persebaran restoran yang semakin meluas. Pada periode pertama yaitu tahun 1906 - 1945 persebaran restoran di Kota Bandung hanya terbatas kepada stratifikasi sosial yang ada di masyarakat pada masa Hindia Belanda. Hal ini berubah pada masa periode selanjutnya yaitu tahun 1945 - 1998 dengan mulai berkembang dan semakin menyebar restoran ke daerah lainnya. Semakin berkembangnya pariwisata di Kota Bandung juga diikuti oleh perkembangan dan persebaran restoran. Muncul kemudian fenomena wisata kota yang berdampak kepada persebaran restoran. Hingga pada periode selanjutnya yaitu tahun 1999 – 2015 terjadi perubahan signifikan, dimana restoran tidak hanya menjadi bagian amenitas, tetapi sudah menjadi suatu atraksi utama bagi para wisatawan. Persebaran restoran pada masa ini juga semakin berkembang dan meluas, hingga ke daerah perbatasan Kota Bandung. Selain itu terlihat perubahan bentuk restoran yang ada di Kota Bandung. ABSTRACT This thesis is titled Dynamics of Distribution Restaurants in Bandung (1906 – 2015). The discussion is focused on to the dynamics of the restaurants spreading in Bandung, which began after the establishment as gemeente since 1906 until 2015. In particular and thoroughly this paper describes about the distribution pattern of restaurants through the study of geography tourism with background by events in each period. The method which is used in this research is historical method which includes four steps, those are heuristic, critics, interpretation, and historiography. This study also used the approach such as the concept of the restaurant and concept of the tourism geography which emphasizes the space distribution, types, shapes and the tourists. Tourism in Bandung emerging and growing in line with the development of the city itself. Development in the each period, can be seen from the widespread distribution of restaurant. In the first period of the year 1906 – 1945, distribution of restaurants in Bandung confined to the social stratification that existed in society at the time of the Dutch East Indies. This changed during the next period of the year 1945 - 1998 to start growing and increasingly spread to other areas of the restaurant. The continued development of tourism in the city of Bandung is also followed by the development and spread of the restaurant. Appears then urban tourism phenomenon that affected the distribution of the restaurants. Until the next period is the year 1999 - 2015 a significant shift, where the restaurant was not only a part amenitas, but has become a major attraction for tourists. Distribution of the restaurant at this time was also growing and expanding, to the frontier city of Bandung. Also visible deformation restaurants in the city of Bandung .Item Dinamika Tambang Emas Cikotok(2017-08-16) MUNIARSIH; Dade Mahzuni; Ayu SeptianiABSTRAK Skripsi ini berjudul Dinamika Tambang Emas Cikotok (1924-1998). Pokok masalah yang dikaji dalam skripsi ini adalah mengenai dinamika tambang emas di Cikotok dimulai dari berdiri sampai berhenti produksi. Skripsi ini menjelaskan tentang dinamika Tambang Emas Cikotok meliputi produksi pertambangan, tenaga kerja dan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat sekitar tambang. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode sejarah. Metode ini memiliki empat tahapan kerja. Tahapan tersebut meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Adapun konsep yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah konsep perusahaan dengan tiga komponen besar yang dibahas yaitu sumber produksi, tenaga kerja dan sosial budaya ekonomi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai dinamika tambang emas di Cikotok dapat disimpulkan bahwa penambangan emas di Cikotok pertama kali dilakukan oleh perusahaan Hindia Belanda dengan nama N.V Mynbouw Maatschappy Zuid Bantam (NV.MMZB). Selanjutnya ketika dikuasai Jepang, perusahaan tambang emas di Cikotok berada di bawah perusahaan Mitsui Kosha Kabunshiki Kaisha sebuah perusahaan milik Jepang. Ketika dinasionalisasi maka tambang emas di Cikotok menjadi NV. Tambang Mas Tjikotok (NV. TMT) yang kemudian diambil alih oleh PT. Aneka Tambang sehingga namanya menjadi PT. Aneka Tambang Cikotok dan sekarang menjadi Pasca Aneka Tambang. Sejak mulai dilakukan penyelidikan sampai produksi dan akhirnya harus ditutup (1924-1998) tambang emas memberikan devisa pada negara pada masa itu. ABSTRACT This research entitled Dynamics Cikotok Gold Mine (1924-1998). The principal problem is studied in this research is about the dynamics gold mines company in Cikotok beginning of standing up to stop production. This research describes the dynamics Cikotok Gold Mine Company include mining production, employment socio-cultural and economic communities around the mine The method used in this research is the historical method. This method has four stages of work. These stages include heuristics, criticism, interpretation and historiography. The concept used in writing this research is concept of company with three major components discussed is source of production, labor and socio- culture and economic of society. Based on the research that has been done on the dynamics gold mines in Cikotok can conclude that gold mining in Cikotok first performed by the company with the name Indies N.V Mynbouw Maatschappy Zuid Bantam (NV.MMZB). Furthermore when mastered Japanese, gold mining company in Cikotok under firm Mitsui Kosha Kabunshiki Kaisha Japanese company. When nationalized the gold mine in Cikotok into NV. Mine Mas Tjikotok (NV. TMT), which was subsequently taken over by PT. Aneka Tambang thus its name to PT. Aneka Tambang Cikotok and now Pasca Aneka Tambang. Since starting an investigation through to production and finally to be closed (1924-1998) gold mines provide foreign exchange to the country at that time.Item DINAMIKA TUNTUTAN MASYARAKAT RAWAGEDE KEPADA PEMERINTAH BELANDA TERKAIT PERISTIWA PEMBANTAIAN 9 DESEMBER 1947 (1947-2011)(2014-10-17) RUBBY MEIHARDI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul “Dinamika Tuntutan Masyarakat Rawagede Kepada Pemerintah Belanda Terkait Peristiwa Pembantaian 9 Desember 1947 (1947-2011)”. Pokok masalah dalam penelitian terfokus pada peristiwa pembantaian hingga proses hasil pengadilan di Mahkamah Internasional, Den Haag. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari tahap heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Konsep dan teori yang digunakan ialah teori konflik politik yang digunakan memahami proses pengadilan sebagai akibat dari peristiwa pembantaian tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa pembantaian yang terjadi di Rawagede pada tanggal 9 Desember 1947 terjadi karena adanya indikasi-indikasi bahwa Rawagede merupakan salah satu basis para pejuang gerilya. Berbagai upaya terus dilakukan dari berbagai pihak agar peristiwa pembantaian yang terjadi di Rawagede bisa diadili dan tidak serta merta terlupakan. Hal-hal tersebut terwujud, dari upaya pengajuan penyelidikan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1947, upaya-upaya relokasi dan pembuatan taman makam pahlawan serta monumen hingga petisi dan tuntutan yang disampaikan masyarakat Rawagede kepada pemerintah Indonesia yang kemudian diteruskan ke dalam perkara pengadilan di Den Haag.Item Eksistensi Kaum Buruh dalam Partai-Partai Politik Peserta Pemilu 1955 di Jawa(2014-02-02) AHMAD RANDI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul “Eksistensi Kaum Buruh dalam Partai-partai Politik Peserta Pemilu 1955 di Jawa”. Dalam skripsi ini, penulis ingin mengungkapkan bagaimana keberadaan buruh yang penting bagi partai-partai politik peserta Pemilu 1955 di Jawa dan menjadi basis suara saat Pemilu 1955. Penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah. Metode sejarah terdiri dari beberapa tahap yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan buruh melalui serikat-serikat buruh dengan partai-partai politik peserta pemilu 1955 dan melihat perkembangan hubungan antara keduanya. Dari penelitian ini dapat disimpulkan terdapat Hubungan Serikat buruh dengan Partai-partai politik peserta Pemilu 1955. Hubungan ini diawali saat setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945. Hubungan keduanya memiliki kepentingan yang berbeda. Serikat-serikat buruh memiliki kepentingan untuk dirinya sendiri agar mendapat upah layak, jaminan kesehatan dan menentang tindakan sewenang-wenang para majikan. Partai-partai politik peserta Pemilu 1955 sebagai penampung aspirasi para buruh, yang menginginkan buruh sebagai basis suara mereka pada Pemilu 1955.Item Eksistensi Kesenian Wayang Golek Di Bandung (1950-2015)(2023-10-25) RAIS RASYADI; Agusmanon Yuniadi; Mumuh Muhsin ZPenelitian ini mengkaji eksistensi kesenian wayang golek di bandung pada tahun 1950-2015. Dalam penelitian ini dijelaskan mengenai perkembangan kesenian wayang golek di Bandung secara kronologis. Wayang golek diciptakan atas prakarsa Bupati Bandung R. A. A. Wiranatakusumah III (1829-1846) dan seorang pembuat wayang asal Tegal yang bernama Ki Darman pada tahun 1840-an. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Sejarah. Metode Sejarah terdiri dalam beberapa tahapan, yaitu: Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu konsep eksistensi dan kreativitas untuk menjelaskan mengenai eksistensi kesenian wayang golek di Bandung. Adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa eksistensi kesenian wayang golek di Bandung mengalami perubahan dan perkembangan karena “kudu miindung ka waktu, mibapa ka zaman,” yaitu kesenian wayang golek harus mengikuti perubahan waktu dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Untuk mempertahankan eksistensi kesenian wayang golek maka seniman/seniwati pedalangan Bandung melakukan berbagai kreativitas dan inovasi terhadap kesenian wayang golek sehingga kesenian wayang golek mengalami kemajuan yang signifikan dalam sisi bentuk serta sisi penyajian pertunjukannya. Selain itu, beberapa seniman pedalangan Bandung berhasil mengembangkan kesenian wayang golek bentuk baru, seperti: Wayang Golek Modern kreativitas Dalang R. U. Partasuwanda, Wayang Golek Teknik kreativitas Dalang Diatmaja, Wayang Rampak Dalang kreativitas Yoyo Risyaman, Wayang Ringkang kreativitas Tantan Sugandi Parta Suwanda, dan Wayang Techno kreativitas Dalang Asep Aceng Amung Sutarya. Pada zaman sekarang masyarakat sangat menyukai dan menggemari kesenian wayang golek yang lebih banyak menampilkan unsur hiburan, seperti: bojegan (humor), adegan perang, nyanyian lagu/kawih, dan lain-lain.Item EKSISTENSI SENI PERTUNJUKAN WAYANG CEPAK DI KABUPATEN CIREBON (1970-1990)(2015-08-26) FARHAN S NUZULLIANA; Nyai Kartika; Raden Muhammad MulyadiSkripsi ini berjudul “Eksistensi Seni Pertunjukan Wayang Cepak Di Kabupaten Cirebon Pada tahun 1970-1990”. Permasalah yang diangkat dalam kajian ini ialah pengaruh yang terjadi baik pengaruh dari dalam dan pengaruh dari luar seni pertunjukan wayang cepak hingga seni pertunjukan wayang cepak pada tahun 1990 kesenian ini hampir punah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Keempatnya merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Subjek dalam penelitian Skripsi ini adalah masyarakat Kabupaten Cirebon yang merupakan pelaku kebudayaan. Sementara objek dalam penelitian ini adalah seni pertunjukan wayang cepak yang merupakan hasil budaya yang akhirnya mengalami kepunahan. Hasil dari penelitian ini adalah penulisan sejarah tentang Seni Pertunjukan Wayang Cepak yang pada awalnya digunakan sebagai media syiar Islam, kemudian mejadi kesenian yang sangat popular di masyarakat dan pada akhirnya harus mengalami kemunduran.Item Ekspedisi Wanadri Sampoerna Indonesia Pumori Himalaya 1988;Dampak Ekspedisi Bagi Wanadri Serta Bangsa Dan Negara(2017-09-19) GANI SEMERU; Rina Adyawardhina; Mumuh Muhsin ZABSTRAK Skripsi ini berjudul “Ekspedisi Wanadri Sampoerna Indonesia Pumori Himalaya 1988: Dampak Bagi Wanadri Serta Bangsa Dan Negara”. Skripsi ini membahas gambaran umum Wanadri serta salah satu ekspedisi yang dilakukan oleh organisasi tersebut. Wanadri adalah organisasi pendaki gunung dan penempuh rimba di Indonesia yang didirikan pada tanggal 17 Januari 1964 lalu diresmikan pada tanggal 16 Mei 1964 oleh sekelompok pemuda bekas anggota Pandu. Tujuan organisasi Wanadri, yaitu pembentukan karakter bangsa, mengadakan perjalanan ekspedisi, interaksi dengan masyarakat, dan menjaga keutuhan alam dan lingkungan. Peran Wanadri sebagai organisasi tercermin dalam kegiatannya, yaitu penjelajahan, pendidikan, kemanusiaan dan lingkungan. Metode yang digunakan adalah metode sejarah. Metode sejarah digunakan untuk mengkaji sumber-sumber yang didapatkan agar menjadi suatu informasi yang dapat dituliskan dalam penulisan skripsi ini. Dalam metode sejarah ada tahapan pengumpulan data (heuristik), kritik sumber, interpretasi dan penulisan sejarah (historiografi). Skripsi ini menggunakan sumber lisan dan sumber tulisan, di mana penulis memilih beberapa narasumber yang kompeten untuk memberikan informasi yang bersangkutan dengan judul penelitian ini. Ekspedisi Sampoerna Indonesia Pumori Himalaya 1988 adalah ekspedisi yang dilakukan oleh Wanadri dan bekerja sama dengan PT. Sampoerna Indonesia. Ekspedisi tersebut merupakan rangkaian ekspedisi pegunungan es dalam program Wanadri untuk mencapai gunung tertinggi di dunia, yaitu Gunung Everest. Hasil dari penelitian ini menunjukkan upaya Wanadri dalam menyukseskan ekspedisi tersebut dengan menceritakan kembali proses persiapan, pelaksanaan, dan kepulangan. Adapun dampak dari ekspedisi tersebut di antaranya, memberikan pengalaman dan tata cara baru dalam bidang ilmu pendakian gunung es di Indonesia, khususnya bagi Wanadri. Selain itu, ekspedisi tersebut menunjukkan perkembangan pendakian Indonesia di mata internasional, yaitu Indonesia melalui Wanadri mampu mensejajarkan diri dengan pendaki-pendaki dunia yang telah lebih dulu menaklukkan pegunungan Himalaya dan perkembangan pendakian gunung tropis Indonesia menuju pendakian gunung es.Item Gaya Hidup di Pesantren Kempek Cirebon 1950-2012(2014-05-08) IKA RIZQIYAWATI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSkripsi ini berjudul “Gaya Hidup di Pesantren Kempek Cirebon Tahun 1950-2012”. Dalam skripsi ini akan diungkapkan perubahan apa saja yang terjadi didalam pesantren khususnya mengenai gaya hidup. Tidak dapat dipungkiri pesantren tidak bisa terlepas dari pengaruh modernisasi yang secara tidak langsung memberikan dampak perubahan pada gaya hidup di pesantren. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Di antara keempat tahapan itu saling berkaitan satu sama yang lainnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa gaya hidup di pesantren mengalami perubahan dari masa ke masa. Hal ini memberikan bahwa kesan “kolot” dan “tertutup” yang melekat di pesantren lambat laun menghilang karena pesantren pun telah menerima perubahan dan menyesuaikannya dengan perkembangan zaman, seperti Pesantren Kempek yang telah bersifat terbuka dengan perubahan salah satunya yaitu dengan mendirikan sekolah formal di dalam lingkungan pesantren. Walaupun, Pesantren Kempek telah melakukan pembaharuan tetapi Pesantren Kempek masih tetap mempertahankan tradisi kepesantrenan yang menjadi ciri khas pesantren sesuai dengan prinsipnya, yaitu “al-muhāfadzah ‘ala al-qadim al-shālih wal- akhdzu bi al-jadid al-ashlah” (memelihara nilai-nilai lama yang masih layak dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik).Item Gaya Hidup Konsumtif Mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (2000-2010)(2016-10-26) FEBRI ANGRAINI; Rina Adyawardhina; Dade MahzuniSkripsi ini berjudul Gaya hidup Konsumtif Mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (2000-2010). Fokus pembahasan yang dibahas dalam sripsi ini mengenai fashion dengan dampaknya terhadap gaya hidup konsumtif para mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Adapun penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri atas empat tahap yaituheuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Teori yang digunakan adalah teori gaya hidup dari David Chaney, teori ini memberikan penjelasan serta gambaran mengenai gaya hidup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tren fashion yang berkembang di kalangan mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya telah menghasilkan dua dampak, yakni dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dapat dilihat dari segi penampilan, dimana penamapilan mahasiswi menjadi lebih rapi dan fashionable. Sementara dampak negatif dapat dilihat dari maraknya fashion di kalangan mahasiswi, yang membuat para mahasiswi berperilaku konsumtif yakni munculnya kesenangan untuk berbelanja produk-produk fashion. The thesis entitled The Consumptive Lifestyle of College Students of The Art Faculty, Universitas Padjadjaran (2000-2010). This research focuses on fashion as an impact of consumptive lifestyle of female students of The Art Faculty Universitas Padjadjaran. The historical methods used in this research are heuristic, critic, interpretation, and historiography. The theory used in this research is lifestyle theory by David Chaney. The result of this research shows that fashion trend which develops amongst female college students of The Art Faculty Universitas Padjadjaran has two impacts, positive and negative impacts. The positive impact showed by the appearance terms, which become tidier and fashionable. While, the negative impact can be seen by hoisters fashion lifestyle amongst female college students, which make them consumptive, such as having feeling of pleasure to shop any fashion products.Item Gaya Hidup Orang-orang Tionghoa Di Kota Bandung (1920-2000)(2015-09-15) NOVI ISMIATUN; Widyonugrahanto; Nyai KartikaABSTRAK Skripsi ini berjudul Gaya Hidup Orang-orang Tionghoa di Kota Bandung (1920-2000), permasalahan yang dibahas adalah perubahan gaya hidup orang-orang Tionghoa. Permasalahan lain yang dilihat adalah bagaimana keadaan sosial, budaya, dan ekonomi dari orang-orang Tionghoa di Bandung serta faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup dari orang-orang Tionghoa di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan empat tahapan metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Keempat metode ini dipakai guna mendapatkan penulisan yang kronologis. Hasil yang diperoleh adalah bahwa orang-orang Tionghoa pada dasarnya mengalami suatu perubahan gaya hidup dalam pola kesehariannya. Selain itu kebutuhan untuk beradaptasi pun mendorong terjadinya hubungan antar budaya. Hasil lainnya adalah bahwa perubahan situasi sosial, ekonomi, politik serta budaya juga menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup dari orang-orang Tionghoa di Kota Bandung.Item Gaya Hidup Perantau Batak Toba di Kota Bandung (1935-2010)(2014-09-01) PURNAMA TAMBA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSkripsi berjudul “Gaya Hidup Perantau Batak Toba di Kota Bandung (1935-2010)”, difokuskan pada permasalahan mengenai perubahan gaya hidup para perantau Batak Toba. Permasalahan lainnya adalah pertumbuhan perantau Batak Toba di Kota Bandung pada kurun waktu 1935 pada saat berdirinya HKBP pertama di Bandung, dan diakhiri pada tahun 2010 dimana diadakan sensus penduduk seluruh wilayah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan empat tahapan metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Keempat metode ini dipakai guna mendapatkan penulisan yang kronologis. Hasil yang diperoleh adalah bahwa setiap perantau pada dasarnya akan mengalami suatu perubahan gaya hidup dalam pola kesehariannya. Selain itu terjadi akulturasi antara budaya Batak Toba dengan budaya Sunda. Hasil lainnya adalah pertumbuhan orang Batak Toba di Bandung mengalami peningkatan sejalan dengan semakin maraknya universitas baik negeri maupun swasta di Kota Bandung.