Perikanan K. Pangandaran (S1)

Permanent URI for this collection

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 7 of 7
  • Item
    TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DALAM AIR DAN SEDIMEN DI DAERAH WISATA BAHARI PANTAI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT
    (2023-02-15) UNGGUL PANJI KUSUMA; Zahidah; Titin Herawati
    Pantai Pangandaran merupakan salah satu kawasan wisata bahari yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Penggunaan transportasi laut berupa perahu dengan mesin tempel dan speedboat sebagai media pariwisata di Pantai Pangandaran merupakan hal yang lumrah. Aktivitas transportasi laut yang tinggi di Pantai Pangandaran dikhawatirkan dapat menyebabkan pencemaran timbal yang dapat berasal dari zat sisa pembakaran dan cat perahu. Riset dilakukan dengan tujuan menentukan tingkat pencemaran timbal dari aktivitas pariwisata bahari menggunakan transportasi laut terhadap kelayakan kualitas air dan sedimen di Pantai Pangandaran. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis data deskriptif komparatif. Analisis sampel dilakukan menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) yang dilakukan di Laboratorium Sentral Universitas Padjadjaran dan Analisis kelayakan kualitas air dan sedimen dilakukan dengan menggunakan metode Indeks Polusi (IP) dan Consensus-Based Sediment Quality Guidelines (CBSQG). Pengambilan sampel dilakukan dengan dua kali ulangan (duplo) yang diambil di tiga stasiun yang mempunyai aktivitas transportasi pariwisata bahari berbeda yaitu stasiun 1 (Pantai Barat) dengan aktivitas tinggi, stasiun 2 (Pantai Timur) dengan aktivitas sedang, dan stasiun 3 (Pantai Sunset Pangandaran) dengan aktivitas rendah. Data aktivitas transportasi pariwisata bahari didapatkan melalui wawancara di stasiun 1 dan 2 dengan metode simple random sampling. Hasil menunjukkan kadar timbal di Pantai Pangandaran berkisar 0,299–1,1765 mg/L pada air dan 0,001–9,8441 mg/kg pada sedimen. Uji kelayakan menunjukkan kualitas air Pantai Pangandaran tercemar sedang dan kualitas sedimen Pantai Pangandaran tidak tercemar
  • Item
    Produktivitas Primer Perairan Sungai Cikidang Pangandaran Berdasarkan Konsentrasi Klorofil-a
    (2022-12-13) RITA RAHMAWATI; Zahidah; Heti Herawati
    Produktivitas primer perairan dapat diketahui berdasarkan konsentrasi klorofil-a yang terlarut di perairan. Riset konsentrasi klorofil-a sebagai salah satu indikator status kesuburan perairan. Riset ini dilaksanakan pada bulan November 2021 sampai dengan bulan Januari 2022. Metode riset yang digunakan adalah metode survey dengan teknik pengambilan sampel air sungai dilakukan secara purposive sampling. Sampel air sungai diambil sebanyak empat kali ulangan pada empat stasiun. Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu, transparansi cahaya, pH, CO2, BOD, DO, nitrat dan fosfat. Berdasarkan hasil riset konsentrasi klorofil-a berkisar 3,10-7,77 mg/m3, hasil terendah terdapat di stasiun 4 dan tertinggi di stasiun 2. Rata-rata nilai produktivitas primer yang didapat selama riset berkisar 63,15-144,99 mgC/m3/hari, menunjukan produktivitas primer di Sungai Cikidang termasuk rendah, dengan status kesuburan oligotrofik. Kualitas air di Sungai Cikidang secara umum memenuhi syarat baku mutu kelas II dan III menurut Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, sehingga masih mendukung untuk kelangsungan hidup sumber daya ikan.
  • Item
    ANALISIS KERAGAMAN GENETIK IKAN PARI (Mobula sp.) DI CILACAP DENGAN PENANDA RAPD (RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHIC DNA)
    (2023-05-23) ALDA AWAYAN BANJARSARI; Yuniar Mulyani; Izza Mahdiana Apriliani
    Alda Awayan Banjarsari. (Dibimbing oleh: Yuniar Mulyani dan Izza Mahdiana Apriliani). 2023. Analisis Keragaman Genetik Ikan Pari (Mobula sp.) di Cilacap dengan Penanda RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA). Ikan pari (Mobula sp.) berada pada status endangered sehingga perlu dilakukannya langkah konservasi. Salah satu langkah awal, perlu diadakan identifikasi tingkat keragaman genetik. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan keragaman genetik ikan pari di Cilacap berdasarkan pita-pita DNA polimorfisme primer penanda genetik RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA). Metode penelitian ini adalah survei dengan analisis deskriptif kuantitatif yang didapatkan dari perhitungan kemurnian DNA serta data kualitatif didapatkan dari kemunculan pita yang tervisualisasi dari hasil elektroforesis amplifikasi DNA. Prosedur dilakukan dengan preservasi sampel ikan pari, isolasi DNA sampel, elektroforesis hasil isolasi DNA, menghitung kemurnian DNA, amplifikasi DNA, elektroforesis hasil amplifikasi DNA, serta pengolahan dan analisis data. Isolasi DNA dilakukan dengan metode Kit Promega, apabila isolasi DNA tidak terlihat pada elektroforesis maka dilakukan dengan cara metode CTAB Modifikasi. Primer yang paling polimorfik adalah OPE-01 dengan jumlah pita polimorfik sebanyak 10 dari 20 pita yang tervisualisasi. Indeks kesamaan tertinggi adalah primer OPK-08 yaitu 75% dari CIL-10 terhadap CIL-13. Indeks kesamaan terendah adalah CIL-10 terhadap CIL 13 sebesar 33% dari primer OPC-20. Rerata indeks kesamaan tersebut menunjukan bahwa keragaman genetik dari spesies Mobula adalah sedang. Berdasarkan primer OPE-01 dan OPC-20 spesies M. thurstoni dan M. mobular lebih dekat daripada dengan M.tarapacana. Berdasarkan primer OPK-11 dan OPK-08 M. mobular dan M. tarapacana lebih dekat daripda dengan M. thrustoni
  • Item
    EFEKTIVITAS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica) UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI NITRAT DAN FOSFAT PADA AIR SUNGAI CIMULU KOTA TASIKMALAYA
    (2022-09-16) HANIFA KHAIRUNISA; Heti Herawati; Zahidah
    Eceng gondok dan Kangkung air merupakan tanaman air yang dapat menyerap berbagai jenis senyawa dalam perairan dengan baik. Riset ini dilakukan untuk membandingkan efektivitas antara kedua tanaman dalam menurunakan nitrat dan fosfat pada air sungai Cimulu. Penelitian dilakukan pada 22 September-20 Oktober 2021. Pelaksaan riset dilakukan secara ex situ dan in situ. Pengambilan media ari sungai Cimulu dilakukan secara in situ di bagian tengah sungai Cimulu Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. Pengamatan tanaman air, analisis pH, suhu dan pengambilan sampel dilakukan secara ex situ di halaman belakang rumah yang beralamat di Komplek LIK Kota Tasikmalaya. Analisis sampel air seperti DO, BOD, nitrat dan fosfat dilakukan secara ex situ di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK, Universitas Padjadjaran. Metode yang dilakukan adalah metode eksperimental. Hasil penelitian yang dilakukan selama 28 hari menunjukkan eceng gondok memiliki efektivitas lebih tinggi dalam menyerap nitrat dan fosfat. Eceng gondok dapat menurunkan nitrat sebesar 61,72% dan fosfat sebesar 78,27% dengan laju penyerapan nitrat dalam satu hari mencapai 0,006 g/m2 dan fosfat sebesar 0,038 g/m2. Laju pertumbuhan eceng gondok pada minggu ke I, II, III dan IV sebesar 5,03±0,971%, 6,31±0,971%, 6,80±0,321% dan 7,18±0,277%. Sedangkan parameter air lainnya yang dapat diturunkan yaitu BOD dari 37,3 mg/L menjadi 8,10 mg/L.
  • Item
    DISTRIBUSI SPASIAL FITOPLANKTON DI PERAIRAN SUNGAI CIKIDANG PANGANDARAN
    (2023-03-19) NURBAKTI SULIHTIA; Heti Herawati; Zahidah
    Riset ini bertujuan untuk memetakan distribusi spasial fitoplankton di perairan Sungai Cikidang yang dapat dijadikan sebagai bioindikator untuk menentukan kualitas suatu perairan. Riset ini dilaksanakan pada bulan November 2021-Februari 2022. Data yang diperoleh dari hasil riset dianalisis menggunakan metode deskriptif komparatif dengan membandingkan parameter uji kualitas air (fisik dan kimiawi). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Sedangkan untuk parameter biologis (fitoplankton) dianalisis menggunakan koefisien saprobik Dresscher dan Van der Mark untuk menentukan tingkat pencemaran perairan. Hasil riset ini menunjukan fitoplankton yang teridentifikasi di Sungai Cikidang terdiri dari 21 genera, 6 kelas dan 4 filum dengan kelimpahan berkisar antara 17,2-104,6 Ind/L. Indeks keanekaragaman berkisar 0,49-0,72. Sedangkan Indeks dominansi berkisar 0,28-0,51. Berdasarkan Indeks saprobik Sungai Cikidang tergolong dalam fase β-meso/oligosaprobik dengan koefisien saprobik berkisar antara 0,75-1,36 mengindikasikan bahwa perairan dalam kondisi tercemar ringan. Kualitas air di Sungai Cikidang secara umum memenuhi syarat baku mutu kelas II dan Kelas III menurut Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
  • Item
    Analisis Bio-Teknik Penangkapan Udang Jerbung (Penaeus merguiensis) di Perairan Pangandaran.
    (2021-09-12) NIKEN RIZKY AYU; Alexander M. A. Khan; Lantun Paradhita Dewanti
    Udang jerbung merupakan salah satu komoditas sumberdaya perikanan tangkap di Kabupaten Pangandaran yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Tingginya permintaan pasar udang jerbung menyebabkan terjadi gejala penangkapan berlebih. Tujuan penelitian untuk mengetahui aspek bio-teknik penangkapan, potensi maksimum lestari dan tingkat pemanfaatan udang jerbung di Perairan Pangandaran. Penelitian dilakukan di TPI Minasari Pangandaran dan TPI Bojongsalawe pada Bulan Maret – Juni dengan metode deskriptif survey yang bersifat studi kasus. Data yang dikumpulkan yaitu data panjang dan berat udang, kontruksi trammel net, hasil tangkapan serta upaya penangkapan. Analisis yang dilakukan yaitu analisis aspek bio-teknik penangkapan, Catch Per Unit Effort (CPUE), potensi maksimum lestari dan tingkat pemanfaatan. Hasil penelitian menunjukan kisaran panjang udang jerbung 3 – 20 cm dan berat 14,3 – 167,3 g didominasi oleh udang betina dengan pola pertumbuhan allometric negative. Udang jerbung ditangkap menggunakan trammel net ukuran mata jaring outer net 5 1/5 inch dan inner net 1 3/4 inch. Pengoperasian trammel net dilakukan siang hari dimulai dari setting, drifting, dan hauling menggunakan pola penangkapan one day trip fishing. Potensi maksimum lestari udang jerbung sebesar 74,05 ton per tahun dengan upaya penangkapan optimum sebesar 10.286 trip per tahun. Tingkat pemanfaatan sumberdaya udang jerbung di Perairan Pangandaran sebesar 96% dan berada pada status fully exploited.
  • Item
    PENGARUH RASIO PEMBERIAN Azolla pinnata YANG DIFERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio)
    (2023-03-20) MIA NURHIDAYATI; Roffi Grandiosa Herman; Izza Mahdiana Apriliani
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio pemberian Azolla pinnata yang difermentasi terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan mas (Cyprinus carpio). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari lima perlakuan dengan tiga kali ulangan yaitu perlakuan kontrol (pakan komersil) dan perlakuan pemberian Azolla pinnata yang difermentasi dengan perlakuan yakni rasio 25%, 50%, 75% dan 100% terhadap pakan komersil. Pada setiap perlakuan, ikan mas yang berukuran 5-7 cm dipelihara dalam akuarium dengan volume air sebesar 10 liter dengan kepadatan benih ikan 20 ekor per akuarium dengan lama pemeliharaan 40 hari. Pakan yang diberikan setiap hari sebesar 5% dari biomassa tubuh ikan. Adapun sisa pakan disiphon dan juga dilakukan pergantian air. Laju pertumbuhan, rasio konversi pakan, pertumbuhan mutlak, tingkat kelangsungan hidup dan kualitas air merupakan rangkaian parameter yang diamati setiap 7 hari. Data pertumbuhan, rasio konversi pakan dan kelangsungan hidup di analisis menggunakan analisis sidik ragam dilanjutkan analisis jarak berganda Duncan dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan penelitian bahwa Azolla pinnata dapat digunakan untuk pakan tambahan bagi ikan mas, pemberian pakan dengan campuran pellet dengan Azolla pinnata 75% merupakan perlakuan terbaik dengan laju pertumbuhan 2,35%, pertumbuhan mutlak 3,2 gram, rasio konversi pakan sebesar 2,81 dan tingkat kelangsungan hidup sebesar 68%. Bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol maka didapatkan hasil laju pertumbuhan 2,60%, pertumbuhan mutlak 4,1 gram, rasio konversi pakan sebesar 1.62 dan tingkat kelangsungan hidup sebesar 68%, tetapi pada perlakuan kontrol lebih banyak mengeluarkan biaya dikarenakan menggunakan pakan komersil tanpa menggunakan pakan tambahan. Kata Kunci: Ikan mas, Azolla pinnata, fermentasi, laju pertumbuhan, rasio konversi pakan, tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan mutlak Mia Nurhidayati. (Supervised by: Roffi Grandiosa and Izza Mahdiana Apriliani). 2021. The Different Levels of Feeding Fermented Azolla pinata on the Growth and Survival of Carp Juvenile. This research aims to determine the different levels of feeding fermented Azolla pinata on the growth and survival of carp juvenile. This study used the experimental method with Completely Randomized Design (CRD), which consists of five treatments with three replications, namely commercial feed control and subsequent treatments of feed containing 25%, 50%, 75%, and 100% of fermented Azolla pinnata. In each treatment, fish with the length of 5-7 cm are kept in aquariums filled with water as much as 10 liter with the density of carp juvenile during the study was 20 fish per aquarium and a maintenance period of 40 days. The experimental feed were given at 5% of biomass. Leftover feed were siphoned and water change was done daily. Growth rate, feed conversion ratio, absolute growth, survival rate were the research parameters observed every 7 days. Data on growth, feed conversion ratio, and survival was analyzed using analysis of variance followed by Duncan`s multiple post hoc analysis with a 95% confidence level. Based on research that fermented Azolla pinnata can be used as an additional feed for carp, feeding with a mixture of 25% pellets combined with Azolla pinnata 75% for the best treatment with a growth rate of 2.35%, absolute growth of 3,2 grams, feed conversion ratio of 2. 81 and a survival rate of 68%. The control treatment obtained result of growth rate as much as 2.60%, absolute growth of 4.1 grams, a feed conversion ratio of 1.62 and a survival rate of 68%, but the control treatment cost more due to using commercial feed without using feed addition. Keywords: Carp, Azolla pinnata, growth rate, fermentation, feed conversion ratio, survival rate, absolute growth