Manajemen Keuangan Mikro Terpadu
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Manajemen Keuangan Mikro Terpadu by Title
Now showing 1 - 20 of 60
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISA MINAT PELAKU USAHA MIKRO DALAM MEMANFAATAN ONLINE MARKETPLACE BERDASARKAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, EKSPEKTANSI KINERJA DAN EKSPEKTANSI USAHA(2020-08-29) SUGIHARTI; R. Arief Helmi; CupianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif, ekspektansi kinerja dan ekspektansi usaha terhadap minat pelaku usaha mikro binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat dalam memanfaatkan online marketplace. Objek penelitian ini adalah pelaku usaha mikro binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provionsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan terhadap 67 responden dengan menggunakan pendekatan deskriptif verifikatif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SEM-PLS (Partial Least Square) dan data diolah dengan menggunakan tools SmartPLS 3.0. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keseluruhan variabel independen berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen. Variabel sikap merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap minat pelaku usaha mikro dalam minat pelaku usaha mikro binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provionsi Jawa Barat dalam memanfaatkan online marketplace. Secara kualitatif didapat informasi bahwa persaingan pada online marketplace merupakan faktor yang menyebabkan pelaku usaha mikro enggan untuk berjualan menggunakan online marketplace.Item ANALISIS DAMPAK PROGRAM PAKET MASA DEPAN (PMD) BTPN SYARIAH TERHADAP KONDISI SOSIO-EKONOMI ANGGOTA SENTRA PRODUKTIF(2017-10-03) MUHAMAD LUTHFI; Tati Suhartati Joesron; Sulaeman Rahman NidarProgram Paket Masa Depan (PMD) BTPN Syariah merupakan program pembiayaan yang menawarkan kesempatan untuk menciptakan peluang usaha guna meningkatkan taraf hidup keluarga lebih sejahtera sesuai konsep ekonomi syariah. Studi ini bertujuan untuk; 1) memahami penerapan Program Paket Masa Depan (PMD) BTPN Syariah kepada anggota sentra di Kecamatan Plumbon. 2) mengetahui aspek utama dari Program Paket Masa Depan (PMD) BTPN Syariah yang berpengaruh pada kondisi sosio-ekonomi para anggota sentra di Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. 3) Untuk merekomendasikan konsep pengembangan Program Paket Masa Depan (PMD) BTPN Syariah agar sesuai konsep Integrated Microfinance Management (IMM) guna efektivitas dan keberlanjutan program dalam jangka panjang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran (mix method) dengan menggunakan Leiden Ethnosystem Approach dan Principal Component Analysis. Sumber data diambil dari sumber primer berupa wawancara dan Focus Group Discussion terhadap 55 responden dari sentra yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum Program PMD terealisasi dengan baik, adapun faktor yang penting untuk diperhatikan dalam pengembangan program tersebut adalah sebagai berikut; 1) literasi keuangan terkait prioritas pengeluaran rumah tangga dengan lebih detil, 2 optimalisasi penggunaan modal dan sumber daya manusia guna efektivitas dan efisiensi bisnis, 3) terdapat sesi berbagi informasi antar anggota sentra dalam hal bisnis, pemanfaatan aset rumah tangga, dan lainnya 4) penyediaan program asuransi kesehatan dan tabungan rencana pendidikan anak. Selanjutnya, berdasarkan konsep Integrated Microfinance Management (IMM), program ini dapat mengembangkan layanan keuangannya dalam bidang kesehatan dan pendidikan sesuai dengan kebutuhan nasabah melalui pendekatan bottom-up.Item ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM PINJAMAN MODAL USAHA DAN PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI TERHADAP STATUS KELANCARAN ANGSURAN NASABAH KOPERASI KELOMPOK DEWI SARTIKA(2017-10-17) EKA R. SUNARYA; Asep Mulyana; Erie FebrianProgram pinjaman modal usaha tanpa bunga merupakan salah satu upaya Koperasi Kelompok Perempuan Mandiri (KPM) Dewi Sartika dalam upaya pemberdayaan para ibu anak-anak jalan di Kota Bandung. Dengan berorientasikan sosial, proses administrasi dan skema pinjaman pun disesuaikan dengan kondisi nasabah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kondisi sosial ekonomi nasabah terhadap status kelancaran angsuran pinjaman mereka, mengetahui efektivitas program berdasarkan beberapa indikator finansial tertentu serta memberikan saran pengembangan berdasarkan persepsi nasabah guna pengembangan dan keberlanjutan program simpan pinjam tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran (mix method). Pendekatan kuantitatif yang dilakukan menggunakan analisis regresi logistik, adapun analisis efektivitas program diukur melalui indikator finansial; Cost Coverage (CCr), Loan at Risk (LAR), Portofolio at Risk (PAR), dan Return On Investment (ROI) sedangkan analisis kualitatif menggunakan Focus Group Discussion. Proses pengumpulan data penelitian dilakukan melalui mekanisme wawancara terhadap 55 orang responden dari nasabah program dan laporan keuangan Koperasi KPM Dewi Sartika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi efektivitas performa finansial menunjukkan bahwa program simpan pinjam yang dilakukan belum efektif. Selanjutnya, nasabah yang memiilki rumah sendiri berpeluang mengalami kemacetan angsuran sebesar 0,09 kali lebih besar dari yang berstatus sewa, kedisiplinan nasabah dalam mengalokasikan pendapatan rumah tangga meningkatkan peluang kelancaran angsuran pinjaman mereka sebesar 23,4 kali dari yang tidak disiplin dan adanya kerjasama dengan suami atau anggota keluarga memiliki peluang mengangsur pinjaman lebih lancar 15,3 kali dibandingkan dengan yang tidak melakukannya. Beberapa aspek yang dapat dipertimbangkan terkait pengembangan program ini yaitu; 1) menyesuaikan besaran bunga pinjaman dengan kebutuhan operasional program simpan pinjam, 2) mengadakan perkumpulan rutin bulanan sebagai bahan evaluasi program dan penyampaian materi pemberdayaan yang dibutuhkan nasabah, 3) melakukan seleksi calon nasabah dengan mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi.Item Analisis Efisiensi Kinerja Lembaga Amil Zakat Di Kota Bandung(2019-04-10) AHMAD LUQMAN HAKIM; Tati Suhartati Joesron; Adiatma Yudistira Manogar SiregarSebagai salah satu negara dengan penduduk muslim yang besar, dimana 12,7% dari total penduduk muslim yang ada di dunia berada di Indonesia hal ini belum berbanding lurus dengan kualitas penduduknya. Athoillah (2015) meneliti terkait pengaruh zakat terhadap kemiskinan dan mememukan bahwa zakat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam penelitian BAZNAS sampai dengan tahun 2013 pengumpilan zakat hanya mencapai 1% dari total potensi yang ada, dan jawa Barat berada pada posisi below expectation dalam rasio ACR (Allocation to Collection Ratio). Dengan menggunakan metode sequential explanatory, penulis menggunakan analisa kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari lembaga amil zakat yang ada di kota Bandung, sedangkan data kualitatif penulis peroleh melalui metode wawancara dan kuisioner. Hasilnya dari 4 lembaga amil zakat yang di lakukan penelitian, Lembaga Panti Yatim Indonesia merupakan lembaga yang paling stabil dalam pengelolaannya dan mencapai efisiensi, setelah itu lembaga lainnya yang mencapai tingkat efisiensi adalah Rumah Zakat. Dari sisi kualitatif ditemukan bahwa peraturan terkait zakat masih belum sempurna dan masyarakat lebih memilih tempat membayar zakat yang lebih dekat dan lebih profesional.Item Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Desa Wisata Bantaragung dengan Pendekatan Perspektif Livelihood(2023-03-02) DWITA APRIANI; Cupian; Kurniawan SaefullahSustainable livelihood atau penghidupan yang berkelanjutan adalah model pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk menciptakan pendapatan yang berkelanjutan sehingga masyarakat mampu keluar dari lingkaran kemiskinan. Sustainable livelihood bertumpu pada pemahaman masyarakat terhadap aset yang dimiliki dan kapasitas mereka dalam mengelola asetnya. Prespektif livelihood ini sejalan dengan prinsip pengembangan desa wisata yang menekankan pada proses pengembangan desa wisata yang dilaksanakan berdasarkan potensi aset desa dan pemberdayaan masyarakat desanya. Latar belakang terbentuknya Desa Bantaragung sebagai desa wisata bermula dari perubahan status pengelolaan Gunung Ciremai dari hutan produksi dan hutan lindung menjadi Taman Nasioanl Gunung Ciremai (TNGC), konsekuensi perubahan status ini adalah perubahan pada kehidupan sosial ekonomi sebagian masyarakat desa di daerah penyangga hutan taman nasional yang semula berperan sebagai penggarap hutan diharuskan beralih profesi, alih komoditas dan alih usaha menjadi pengelola desa wisata. Didalam perjalanannya, Desa Bantaragung dipandang telah berkembang pesat, namun perkembangan tersebut terlihat tidak diimbangi dengan pengembangan kapasitas mereka dalam mengelola wisata secara komersial. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan desa wisata di Desa Bantaragung berdasarkan perspektif livelihood. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan obyek penelitian pada pemahaman masyarakat desa terhadap aset desa sebagai modal dalam pengembangan desa wisata, kapasitas masyarakat dalam mengelola aset dan pranata ekonomi yang tercipta dengan adanya pengembangan desa wisata. Dari hasil penelitian diperoleh temuan bahwa sumber daya yang paling mempengaruhi dalam pengembangan Desa Wisata di Desa Bantaragung menurut pemahaman masyarakat desa secara berurutan adalah Sumber Daya Alam, kemudian Sumber Daya Keuangan, Sumber Daya Sosial, Sumber Daya Manusia dan yang terakhir adalah infrastruktur desa. Tantangan yang dihadapi oleh pengelola desa wisata Desa Bantaragung adalah bagaimana membangun kapasitas masyarakat desa yang lebih masif dalam memahami aset dan sumber daya sebagai modal sekaligus peluang, sehingga akan terbangun kesadaran dan komitmen untuk menciptakan pendapatan yang berkelanjutan melalui kegiatan desa wisata.Item ANALISIS PENGARUH KREDIT MIKRO, PELATIHAN MANAJEMEN USAHA, RELIGIUSITAS, DAN JUMLAH PLATFORM KREDIT SEBAGAI VARIABEL DUMMY TERHADAP KINERJA USAHA UMKM (STUDI KASUS PADA DEBITUR KREDIT MESRA BANK B(2023-09-09) SONNY PERMANA; Sutisna; Elnovani LusianaBesarnya jumlah UMKM saat ini masih belum diimbangi dengan meratanya kenaikan mutu UMKM karena rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas tersebut dikarenakan beberapa hal diantaranya minimnya modal kerja dan sulitnya memperoleh pembiayaan modal usaha. Hal itu dikarenakan kecenderungannya memenuhi kebutuhan jangka pendek, membuat industri tersebut tidak menyusun perencanaan kedepan terkait pasar, pengelolaan keuangan, ataupun persediaan sumber energi yang diperlukan manajemen yang rendah serta jarang memiliki rencana usaha. Kredit yang selama ini memiliki kendala di NPL yang tinggi diharapkan dapat teratasi dengan adanya kredit mikro yang merupakan program pemberian bantuan kredit dengan disertai pemberdayaan. Kredit MESRA diharapkan mampu menjadi salah satu bentuk bantuan pemerintah yang sukses mendukung UMKM. Penelitian ini menganalisis pengaruh kredit mikro, pelatihan manajemen usaha, religiusitas dan jumlah platform kredit terhadap kinerja usaha UMKM. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode analisa regresi berganda. Menggunakan data primer, responden yang menjadi subjek dalam peelitian ini merupakan debitur program Kredit BJB MESRA. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah platform kredit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha, kredit mikro berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha, pelatihan manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha, religiusitas berpengaruh positif dan signifikan, dan secara simultan variabel kredit mikro, pelatihan manajemen usaha, religiusitas, dan jumlah platform kredit berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja usaha.Item ANALISIS PENGARUH PEMBERDAYAAN DAN KINERJA USAHA TERHADAP KESEJAHTERAAN PELAKU USAHA KERAJINAN DI KABUPATEN ROTE NDAO(2023-03-01) DANIRA IRIN WIJAYANTI; Yunizar; LayyinaturrobaniyahKabupaten Rote Ndao terletak di pulau Rote yang mana berada paling selatan wilayah Indonesia. Keunikan tradisi serta kekayaan sumber daya alam yang masih belum terjamah oleh wisatawan dalam negeri maupun wisatawan asing membuat tempat ini memiliki keasrian wilayah yang kuat. potensi – potensi ini membuat masyarakat setempat di Kabupaten Rote Ndao memiliki Sebagian besar bermata pencaharian sebagai wirausaha, salah satunya adalah berwirausaha dalam memproduksi barang kerajinan. Perkembangan usaha kerajinan yang dijalankan masyarakat tersebut tentu dapat berkontribusi pada perekonomian maupun kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. Namun yang terjadi saat ini berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik ternyata tingkat kesejahteraan masyarakat Rote Ndao masih tergolong rendah dikarenakan kurang berkembangnya produk kerajinan yang diproduksi oleh para pengrajin. Salah satu penyebabnya adalah dengan adanya wabah covid – 19 yang membuat usaha- usaha ini berhenti berproduksi sementara dikarenakan tidak ada wisatawan yang berkunjung. Pemerintah Kabupaten Rote Ndao berusaha agar produk kerajinan tetap dapat dipasarkan dengan menyelenggarakan beberapa program untuk pemberdayaan bagi para pelaku usaha kerajinan seperti bantuan modal usaha, kegiatan pendampingan serta peningkatan kualitas SDM dalam mengelola usaha, namun tampaknya program tersebut masih kurang optimal. Program-program pemberdayaan usaha tersebut diperlukan agar kinerja usaha kerajinan di Kabupaten Rote Ndao mengalami peningkatan dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para pelaku usaha kerajinan di Kab.Rote Ndao. Dalam penelitian ini dapat melihat gambaran dari program – program pemberdayaan usaha, kinerja usaha serta tingkat kesejahteraan pelaku usaha kerajinan di Kabupaten Rote Ndao. Selain pada melihat gambaran dari beberapa program – program yang telah dilakukan, perlunya meyetahui serta menganalisis pengaruh – pengaruh dari pembedayaan usaha serta kinerja usaha terhadap kesejahteraan usaha kerajinan. oleh karena itu penelitian ini menggunakan 70 responden yang merupakan seluruh pelaku usaha kerajinan di Kabupaten Rote Ndao dengan menggunakan metode deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik itu variabel pemberdayaan usaha maupun kinerja usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan pelaku usaha kerajinan di Kabupaten Rote Ndao.Item ANALISIS STRATEGI SERTIFIKASI HALAL DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) KULINER DI BANDUNG RAYA(2023-02-12) FAKHRY HAFIYYAN KURNIAWAN; Yudi Ahmad Faisal; CupianUMKM sendiri memilliki peran penting pada suatu negara, dikarenakan sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Indonesia merupakan negara terbesar dalam industri halal global, dengan banyaknya produk yang tersetifikasi halal, Indonesia menduduki posisi ke-5 dalam pemain industri halal, salah satu keberhasilan konsumen dalam menentukan membeli produk kuliner adalah produk yang telah memiliki label atau sertifikasi halal, di sisi lain bahwasannya terkait sertifikasi halal memiliki banyak kendala, sehingga dengan potensi yang dimiliki maka diperlukan strategi pengembangan UMKM dengan penguatan sertifikasi halal di Bandung Raya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi sertifikasi halal dalam pengembangan UMKM Kuliner di Wilayah Bandung Raya dari sisi internal dan eksternal. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan SWOT matriks IFAS (Internal Strategis Factors Analysis Summary) dan EFAS (External Strategis Factors Analysis Summary) serta AHP (Analytical Hierarchy Process). Populasi dalam penelitian ini adalah pihak yang berkompeten serta mengetahui strategi sertifikasi halal dalam pengembangan UMKM di Wilayah Bandung Raya dan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 18 orang responden expertis yang siap dan bersedia menjadi responden. Berdasarkan hasil analisis SWOT strategi sertifikasi halal dapat dioptimalisasikan melalui perpaduan antara strategi “SO”, “WO”, “ST” serta “WT”. Berdasarkan hasil penilaian IFAS dan EFAS, strategi sertifikasi halal berada pada kuadran I yaitu, “Tumbuh dan Kembangkan”. Penelitian ini pun menunjukan posisi srategi sertifikasi halal pada kuadran IA dengan pilihan strategi “Rapid Growth” yang mana nilai S>O, dengan demikian mendukung strategi SO. Sedangkan berdasarkan analisis AHP masalah terbesar dan solusi priotas terdapat pada aspek infrastruktur. Implikasi pada penelitian ini secara teoritis dan praktis ini menguatkan bahwa masalah dan solusi yang menjadi priotas perlu diperhatikan oleh lembaga terkait.Item DAMPAK COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Empiris Pada Yayasan Cinta Anak Bangsa, Jakarta Barat)(2017-10-23) ALYA ANNISA; Siti Chaerani Djen Amar; Mokhamad AnwarLembaga Keuangan Mikro (LKM) mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi yang memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan kepada masyarakat berpenghasilan rendah yaitu berupa pinjaman khususnya untuk kalangan wanita. Keterbatasannya akses untuk memperoleh modal yang dianggap masih menjadi permasalahan membuat perekonomian rumah tangga juga menjadi terhambat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar dampak community development program terhadap kesejahteraan masyarakat binaan. Ditinjau dari tujuannya, penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif. Metode analisis yang digunakan adalah mix method. Untuk metode kualitatif dilakukan wawancara dengan 5 orang binaan yang ditunjuk sebagai ketua kelompok pada kelompok Koperasi Yayasan Cinta Anak Bangsa. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan menggunakan teknik survei dengan menyebarkan kuesioner kepada 50 orang binaan yang mengikuti program microfinance dan pelatihan pada Koperasi Yayasan Cinta Anak Bangsa (treatment group) dipilih menggunakan metode simple random sampling dan 50 orang masyarakat yang sama sekali tidak mengikuti program Koperasi Yayasan Cinta Anak Bangsa (control group) dipilih dengan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan analisis independent t-test. Hasil analisis regresi sederhana mengenai kesejahteraan diukur melalui pendapatan sebesar 52,3% bahwa kelompok binaan sudah merasa sejahtera, dari segi pendidikan sebesar 18,7% kelompok binaan sudah merasa sejahtera dan sebanyak 21,9% kelompok binaan sudah merasa sejahtera jika diukur dengan kesehatan. Sedangkan hasil uji independent t – test menunjukkan hasil sig sebesar 0,000. Artinya terdapat dampak kesejahteraan antara kelompok non Koperasi dengan kelompok binaan Koperasi YCAB.Item DAMPAK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY TERHADAP PKBM AN-NUR BANDUNG(2018-10-11) GANJAR HIDAYAT; Asep Mulyana; Tati Suhartati JoesronKemiskinan dan pengangguran adalah masalah mendasar bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hasil survei pada Maret 2015, bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 53,13 juta jiwa atau sebesar 8,42 % dari total jumlah penduduk Indonesia. Pemerintah melalui UU No. 40 tahun 2007 dan UU No 25 tahun 2007 mewajibkan perusahaan khususnya perusahaan yang mengeksploitasi sumber daya alam untuk mengeluarkan dana tanggung jawab sosial perusahaan dalam mengatasi permasalahan sosial seperti kemiskinan dan pengangguran melalui kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR). Salah satu program CSR PT. PGE Area Kamojang dalam pemberdayaan masyarakat sekitar yaitu melakukan kerjasama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) An-Nur yang terletak di wilayah Kabupaten Bandung. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sequential explonatory, yaitu mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif kemudian mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif. Pada penelitian kualitatif merujuk pada pendekatan Leiden Ethnosystems dengan menggunakan participant view (PV), sedangkan pada penelitian kuantitatif menggunakan uji marginal homogeneity. Penelitian ini dilakukan terhadap 56 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa program CSR PT. PGE Area Kamojang terhadap PKBM An-nur berdampak positif terhadap pembinaan masyarakat dengan ditandai dengan meningkatnya jumlah binaan serta fasilitas yang mendukung dalam proses pembinaan yang dilakukan PKBM An-nur. Dari hasil marginal homogeneity dapat diperoleh taraf signifikansinya (Asymp. Sig.) sebesar 0,000 yang artinya di bawah 0,05 = 5%, maka H0 ditolak. Artinya bantuan CSR PT.PGE Area Kamojang ternyata efektif untuk mengubah jumlah binaan, pengajar, fasilitas dan infrastruktur PKBM An-Nur. Dengan kata lain, adanya peningkatan fasilitas dan infrastruktur PKBM An-Nur setelah mendapatkan bantun CSR PT.PGE Area Kamojang.Item DAMPAK KREDIT MIKRO PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT(2019-08-02) MEITY PRIHARTANTI; Erie Febrian; Sulaeman Rahman NidarDalam proses pemulihan ekonomi Indonesia, sektor UMKM memiliki peranan yang sangat stategis dan penting. Tahun 2007 pemerintah membentuk PNPM. PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Mandiri Perdesaan) adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kredit mikro pada PNPM Mandiri Perdesaan terhadap kesejahteraan masyarakat, untuk mengetahui dampak kredit mikro pada PNPM Mandiri Perdesaan terhadap kondisi social ekonomi masyarakat sebelum dan setelah menerima manfaat kredit, untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat terlaksananya kegiatan mikro pada PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Sukasari. Jenis penelitian ini menggunakan strategi eksplanatoris sekuensial, dengan pengolahan data yang diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Kuestioner didistribusikan lepada 100 orang sampel (50 orang anggota PNPM dan 50 orang non anggota PNPM). Model penelitian yang digunakan yaitu Uji Beda (dependent dan indipendent). Hasil penelitian ini menunjukan Pemberian kredit mikro pada PNPM Mandiri Perdesaan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat, sedangkan masyarakat Non PNPM Mandiri Perdesaan tidak berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat. Masyarakat Kecamatan Sukasari merasakan dampak positif dari sisi social ekonomi setelah menjadi anggota PNPM. Sedangkan bagi kelompok yang bukan merupakan anggota PNPM tidak nampak adanya perubahan social ekonomi yang signifikan. Ada beberapa hal yang menjadi faktor yang mendukung keberhasilan kegiatan, diantaraya: motivasi, dukungan keluarga, persyaratan yang mudah, bunga yang ringan, adanya dana pengembalian IPTW, tanpa jaminan serta jangka waktu pengembalian yang dapat ditentukan oleh kelompok. Juga terdapat beberapa factor penghambat antara lain: tingkat pendidikan anggota yang rendah, sistem jaminan tanggung renteng, evaluasi yang tidak terstruktur, kurangnya proses pendampingan.Item Dampak Program Kemitraan PT. Timah (Persero) Tbk Terhadap Peningkatan Status Sosial Ekonomi Pengusaha Kecil dan Mikro di Pangkalpinang, Bangka Belitung (Studi kasus: Toko Sembako)(2016-01-18) YOSHUA ADOLF NAULI SINAGA; Erie Febrian; Tidak ada Data DosenSejak tahun 2007, PT Timah (Persero) Tbk telah menjalankan Program Kemitraan. Dengan menggunakan sebagian laba BUMN sebagai modal awal, Program Kemitraan memberikan akses pinjaman kredit kepada pengusaha kecil dan mikro dalam bentuk pinjaman bergulir. Program Kemitraan memberikan pelatihan skill, pendampingan, dan bantuan pemasaran yang bertujuan untuk membantu pengusaha kecil dan mikro mengembangkan usaha mereka. Selain Program Kemitraan, upaya yang sama juga dilakukan oleh Program Pemerintah Kota dan Layanan Perbankan. Penelitian ini juga berupaya membandingkan ketiga program tersebut untuk mengetahui program yang paling banyak dapat diterima dan memberikan manfaat kepada pengusaha kecil dan mikro. Penelitian ini menggunakan Mixed Methods Research dengan metode Convergent Parallel Mixed Methods Design dengan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam (in-depth interview) sebagai alat pengumpulan data. Melalui analisis kuesioner dengan menggunakan metode Regresi Linier Berganda (Multilinier Regression Analysis) dan wawancara mendalam didapatkan hasil bahwa dari ketiga insitusi tersebut, Program Kemitraan memiliki pengaruh atau dampak yang paling signifikan terhadap peningkatan status sosial-ekonomi pengusaha kecil dan mikro. Hal ini disebabkan oleh keunggulan Program Kemitraan dalam hal kemudahan (persyaratan), rendahnya bunga pinjaman, dan program pendampingan yang disediakan, yang tidak dimiliki oleh Program Pemerintah Kota dan Layanan Perbankan.Item DAMPAK PROGRAM KEUANGAN MIKRO TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MISKIN (STUDI KASUS KOPERASI MITRA DHUAFA CABANG CIKALONG KULON CIANJUR)(2018-01-31) SLAMET RIYADI; Sulaeman Rahman Nidar; Prihatini AmbaretnanABSTRAK Persepsi tentang kemiskinan sangat beragam sehingga melahirkan banyak definisi untuk membuat batasan tentang kemiskinan. Pemerintah pusat melalui Bappenas melihat kemiskinan sebagai masalah multidimensi. Kemiskinan tidak hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga mencakup kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang baik laki-laki maupun perempuan untuk menjadi miskin, dan keterbatasan akses masyarakat miskin dalam penentuan kebijakan yang berdampak pada kehidupan mereka (Bappenas, 2005). Berdasarkan hasil analisa penelitian ini menunjukkan bahwa program keuangan mikro yang dilakukan oleh KOMIDA di Wilayah Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur Jawa Barat berpengaruh sebesar 59,5 % terhadap kesejahteraan penerima manfaatnya. Dalam penelitian juga ditemukan bahwa pemberian kredit kepada perempuan memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan kepada laki-laki. Hal ini terlihat dari nilai kemacetan di KOMDA Cabang Cikalong Kulon yang hanya sebesar 0,14% atau tingkat pengembalian 99,86%. Artinya perempuan memiliki kecenderungan untuk taat para prosedur yang ditetapkan dalam hal pengembalian pinjaman. Pemberian kredit ini secara subjektif juga dirasakan oleh anggota KOMIDA mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga, termasuk diantaranya kondisi kehidupan responden secara khusus, kondisi keluarga secara umum, termasuk konsumsi makanan, akses kesehatan dan pendidikan anak-anak di rumah tangga yang bersangkutan.Item DAMPAK PROGRAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA) TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA ANGGOTA (STUDI KASUS : PEKKA KOTA BANDUNG)(2022-04-14) DEWI RETNOAYU SEKARNINGRUM; Asep Mulyana; Elnovani LusianaJumlah kepala keluarga yang dikepalai oleh perempuan di Indonesia semakin meningkat, pada tahun 2010 sebesar 13,91% meningkat menjadi 15,46% pada tahun 2019, salah satu yang memiliki kontribusi sangat tinggi yaitu Provinsi Jawa Barat dimana pada 2010 sebesar 12,88% mengalami kenaikan yang signifikan setiap tahunya hingga mencapai pada tahun 2019 sebesar 14,56%. Selain itu khususnya Kota Bandung dalam kasus jumlah kepala keluarga yang dikepalai oleh perempuan pada tahun 2013 sebesar 34% dan mengalami kenaikan yang signifikan setiap tahunya hingga mencapai pada tahun 2018 sebesar 40%. Terus meningkatnya Perempuan Kepala Keluarga di Indonesia khususnya Kota Bandung sehingga menjadikan perempuan memiliki tanggung jawab untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi keluarga. Dalam mengatasi hal tersebut perlu adanya pemberdayaan bagi perempuan kepala keluarga agar dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarganya, salah satunya pemerintah telah membentuk kelompok Perempuan Kepala Keluarga Perempuan (PEKKA) dengan program pemberdayaan seperti modal usaha, pendampingan dan pelatihan. Pada penelitian ini menggunakan metode kombinasi (mixed method) yang merupakan gabungan dari metode kuantitatif dan metode kualitatif dengan pendekatan Leiden Ethnosystems. Hasil penelitian berdasarkan metode kuantitatif Program pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) melalui modal usaha dan pelatihan masing masing berdasarkan hasil analisis uji t secara parsial terdapat pengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap kesejahteraan anggota PEKKA. Sedangkan melalui pendampingan berdasarkan hasil analisis uji t secara parsial tidak terdapat pengaruh terhadap kesejahteraan anggota PEKKA. Secara simultan Program pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) melalui modal usaha, pendampingan dan pelatihan berdasarkan uji F terdapat pengaruh terhadap kesejahteraan anggota PEKKA. Sedangkan hasil penelitian berdasarkan metode kualitatif Pendekatan Leiden Ethnosystems bahwa persperktif histori (HP) anggota PEKKA dibentuk untuk membantu kepala keluarga perempuan di Indonesia, perspektif view (PV) bahwa anggota PEKKA berpendapat program yang dapat membantu pemberdayaan yaitu modal usaha, pendampingan, dan pelatihan dimana masing-masing maupun secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan keluarganya, dan Field of Ethnological Study (FES) setiap kecamatan mendapatkan program modal usaha, pendampingan, dan pelatihan yang sama.Item DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN BANK SAMPAH TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN BALEENDAH, KECAMATAN BALEENDAH, KABUPATEN BANDUNG(2017-02-06) OKI PRAYOGI; Asep Mulyana; Mokhamad AnwarABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh secara parsial. Dampak Program Pengelolaan Bank Sampah Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pada Bank Sampah Sabilulungan di Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah Faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah program bank sampah dan kompetensi sumber daya manusia sebagai variabel independen. Sedangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebagai variabel dependen. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah. jumlah responden dalam penelitian ini adalah 97. Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana pada taraf signifikansi sebesar 10%. Program yang digunakan dalam menganalisis data menggunakan Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Ver.20.00. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial besar pengaruh program bank sampah terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di bank sampah sabilulungan di kelurahan baleendah kecamatan baleendah sebesar 43,2% Kata Kunci : Program bank sampah, Kondisi sosial ekonomi masyarakatItem Efektifitas Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat : Studi Kasus Kerjasama Kegiatan CSR Bank BJB - PKPU(2018-10-10) ASEP TEDI; Aldrin Herwany; Mokhamad AnwarBank bjb sebagai salah satu bank terbesar di Jawa Barat serta bank yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi memiliki tujuan tidak hanya untuk pengembangan bisnis semata, akan tetapi juga memiliki kewajiban dalam pembangunan masyarakat Jawa Barat. Untuk itu bank bjb bekerjasama dengan PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat), sebuah lembaga nirlaba yang bertujuan memberdayakan masyarakat yang kurang mampu, untuk mengelola dana CSR yang dimiliki oleh bank bjb. Bank bjb – PKPU membuat sebuah program pelatihan keterampilan yang ditujukan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu. Penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana pelatihan, pendampingan, serta bantuan modal dari CSR tersebut berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan peserta didik. Dengan menggunakan analisis jalur peneliti menemukan hanya pelatihan yang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan.Item Efektivitas Gerakan Seribu Rupiah Per Hari Pada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Di Kampung MUkun Kabupaten Manggarai Timur - NTT(2017-07-28) HIRONIMUS WAHYU TOI; Siti Chaerani Djen Amar; SutisnaPada dasarnya masalah kemiskinan di Indonesia tak pernah sepi dari ajang pembicaraan. Data nasional menunjukan bahwa jumlah penduduk miskin per maret 2016 mencapai 28,01 juta orang (10,86%) dari jumlah penduduk nasional. Sedangkan tingkat kemiskinan di provinsi NTT per September 2016 mencapai 1.150.080 juta orang (22,19%) dari total penduduk NTT 5,3 juta jiwa. Demikian pula dengan persentase tingkat kemiskinan di kampung Mukun yang diambil dari dua desa yakni Desa Golo Meni dan Desa Mokel per Februari 2017 yakni sebesar 1.468 orang (26.22%) dari jumlah penduduk sebanyak 5.599 orang. Ada begitu banyak program pemerintah yang berkaitan dengan upaya pengentasan kemiskinan, akan tetapi upaya tersebut seringkali gagal oleh karena adanya kecenderungan yang menempatkan orang miskin lebih sebagai obyek belaka, sedikit sekali yang dengan sadar dan penuh tanggung jawab memposisikan orang miskin sebagai subyek, sekaligus pemilik sah dan pemain utama dalam agenda pengentasan kemiskinan bagi diri mereka sendiri. Melihat kenyataan tersebut diatas satu instrumen yang paling tepat dalam upaya memberdayakan orang miskin khususnya di wilayah pedesaan adalah dengan cara melakukan pendekatan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Dengan pendekatan tersebut ratusan keluarga miskin telah terangkat derajat sosial dan ekonominya. Adalah Kampung Mukun di Desa Golo Meni dan Desa Mokel, Kec. Kota Komba, Kab. Manggarai Timur – NTT yang telah berhasil menggunakan pendekatan KSM untuk memberdayakan masyarakat miskin melalui program kegiatan keuangan mikro gerakan seribu rupiah per hari. Hal ini seperti yang dilakukan oleh KSM Ratu Damai dan KSM Compang Dalo yang telah berhasil mengumpulkan modal sosial dan modal finansial dari masyarakat pedesaan untuk memberdayakan diri mereka sendiri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif karena fokus pada fenomena kegiatan keuangan mikro gerakan seribu rupiah per hari pada KSM. Dimana makna yang terkandung di dalam setiap fenomena hanya akan bisa diungkap dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Tulisan ini mengambarkan tentang kekuatan keuangan mikro gerakan seribu rupiah per hari yang bisa menjadi kekuatan strategis dalam mengumpulkan modal sosial dan modal finansial dari masyarakat pedesaan. Penelitian ini dilakukan terhadap 26 responden dan juga 7 (tujuh) informan yang ada di dua desa. Penelitian ini terdiri dari beberapa bagian penting : Pertama, permasalahan mendasar yang dialami masyarakat di Mukun. Kedua, referensi (sumber acuan) untuk mendukung penelitian, Ketiga, Metode penelitian, Keempat, hasil dan pembahasan sebuah penelitian. Kelima, kesimpulan dari sebuah hasil penelitian yang menunjukan bahwa kegiatan keuangan mikro gerakan seribu rupiah per hari pada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di kampung Mukun ternyata sangat efektif atau bermanfaat bagi kehidupan anggota KSM di kedua desa tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa program tersebut mampu mengentaskan kemiskinan bagi anggota KSM, mengembangkan wawasan berpikir bagi anggota KSM, dapat meningkatkan keterampilan baru bagi anggota KSM, dapat memupukan modal swadaya bagi anggota KSM, mempunyai keterkaitan dengan pasar dan anggota KSM dapat memperoleh pendapatan. Selain itu program tersebut ternyata mampu memberantas peran pengijon ataupun para pelepas uang yang ada di kampung Mukun.Item Efektivitas Kredit Usaha Rakyat dan Manajemen Usaha Terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah(2021-06-25) SELVI DWI YANTI; Asep Mulyana; R. Arief HelmiPengembangan Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dapat menjadi salah satu jalan alternatif yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian, besarnya jumlah UMKM yang ada saat ini belum diimbangi dengan meratanya kenaikan mutu UMKM karena persoalan klasik yang yang dialami yakni rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas tersebut dikarenakan beberapa hal diantaranya minimnya modal kerja dan sulitnya memperoleh pembiayaan modal usaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Kredit Mikro dan Manajemen usaha terhadap kinerja usaha mikro kecil dan menengah setelah memperoleh dana pinjaman KUR. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan mencari hubungan antar satu variable dengan variabel lain yang bersifat sebab akibat. Data yang akan digunakan merupakan data primer yang diperoleh secara langsung dari konsumen KUR BRI. Hasil yang diperoleh adalah bahwa KUR dan Manajemen usaha secara bersamaan memiliki pengaruh positif dan cukup besar dalam mempengaruhi kinerja usaha, sedangkan secara terpisah pengaruh KUR lebih besar dibandingkan dengan manajemen usaha bagi UMKM. Hal ini karena penerapan manajemen usaha yang dilakukan para pelaku UMKM belum mencakup seluruh aspek dalam manajemen usaha.Item EFEKTIVITAS PROGAM SOSIAL BANK INDONESIA TERHADAP KINERJA GAPOKTAN LEMBANG AGRI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA(2021-03-08) MUHAMMAD KEMAL YULIS ISNAIN; Martha Fani Cahyandito; Wa Ode Zusnita MuizuENGLISH Currently, the problem faced by the community is the lack of support from stakeholders, including in the agricultural sector. To keep this sector are growing, there is a need for a community development program for the farmers. As part of corporate social responsibility, this program aims to build a community together. As an institution that has a role to advancing the country`s economy, Bank Indonesia has joined to develop the community`s potential. The flagship program from Bank Indonesia is called "PSBI" which is Lembang Agri is one of their beneficiaries since 2015 ago. Many programs have been implemented to This program makes Lembang Agri more competitive and be a high-performance farmer group besides improving the welfare of its members. However, there are various constraints during the program due to natural factors such as weather also human factors such as sectoral ego and conflict management in the community. This research will use a qualitative and descriptively approach. Furthermore, this research will use an evaluative method where the research subject will be seen from before and after the program runs. The result of this research the community development from Bank Indonesia in Lembang Agri has effective. It can be shown from their performance which has tended to increase even though its moves fluctuate. Improved performance also affects increasing multidimensional welfare for members of Gapoktan Lembang Agri. Keywords: Community Development, Marketing Performance, Welfare, Social Programs of Bank Indonesia BAHASA INDONESIA Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh komunitas di lapangan saat ini adalah kurangnya dukungan dari stakeholder terkait termasuk pula dalam bidang pertanian. Salah satu cara agar petani dapat tetap berkembang adalah dengan melakukan program pengembangan masyarakat. Sebagai salah satu bagian dari Tanggungjawab Sosial Perusahaan, program pengembangan masyarakat ditujukan agar masyarakat mampu membangun komunitasnya sendiri secara bersama-sama. Sebagai institusi yang berperan dalam memajukan perekonomian negara, Bank Indonesia turut serta dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh masyarakat. Program unggulan yang dimiliki oleh Bank Indonesia adalah “Program Sosial Bank Indonesia” dimana Gapoktan Lembang Agri merupakan salah satu binaan Bank Indonesia sejak 2015 silam. Berbagai program yang dilakukan antara lain berupa peningkatan kualitas infrastruktur pertanian disamping juga meningkatkas kapasitas sumberdaya manusianya. Hal ini dilakukan agar Lembang Agri dapat menjadi gapoktan yang berdaya saing dan berkinerja tinggi serta meningkatkan kesejahteraan bagi anggota. Namun terdapat berbagai kendala yang dihadapi selama program berlangsung baik disebabkan faktor alam seperti cuaca maupun faktor manusia seperti adanya ego sektoral dan manajemen konfik di berbagai pihak. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif dan dijelaskan secara deskriptif. Selain itu, penelitian ini akan bersifat evaluatif dimana subjek penelitian akan dilihat sebelum dan sesudah program tersebut berjalan. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa program sosial Bank Indonesia di Lembang Agri telah berjalan dengan efektif. Hal ini ditunjukkan dari kinerja Lembang Agri yang mengalami tren peningkatan meskipun bergerak secara fluktuatif. Peningkatan kinerja tersebut juga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan secara multidimensi bagi anggota gapoktan Lembang Agri. Kata Kunci: Pengembangan Masyarakat, Kinerja Pemasaran, Kesejahteraan, Program Sosial Bank IndonesiaItem EFEKTIVITAS PROGRAM KEUANGAN INKLUSIF LAYANAN TANPA KANTOR (LAKU PANDAI) UNTUK PENGENTASAN KEMISKINAN(2017-09-28) SITI AMINAH; Mokhamad Anwar; Tidak ada Data DosenABSTRAK Program Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) Bank BTPN Wow merupakan salah satu upaya mengentaskan kemiskinan dengan memberikan layanan keuangan kepda masyarakat berpenghasilan rendah. Studi ini menganalisis efektivitas program tersebut yang dilakukan di Kabupaten Bandung, mengetahui pengaruhnya terhadap pendapatan nasabah Rumah Tangga Miskin (RTM) kemudian membandingkan pendapatan mereka dengan Rumah Tangga Miskin yang tidak mengikuti program. Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran (mix method) dengan pendekatan Convergent Parallel Mixed Methods Design. Berdasarkan hasil penelitian, aspek terkait sosialisasi dan ketepatan waktu pelayanan program menunjukkan hasil sangat efektif sedangkan tujuan dan respon menunjukkan hasil yang efektif. Uji T-Test menunjukkan bahwa secara signifikan terdapat peningkatan pendapatan rata-rata sebesar Rp. 615.852.00. Selanjutnya, Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa nasabah RTM memiliki pendapatan rata-rata lebih tinggi secara signifikan Rp. 1.393.815,00 dibandingkan RTM non-nasabah. Beberapa persepsi responden terkait Program “Laku Pandai” ini yaitu: 1) Sosialisasi berupa seminar dan pendekatan langsung melalui agen cukup efektif untuk mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam program BTPN Wow. 2) Faktor keamanan dalam menyimpan serta mudahnya proses pendaftaran mengikuti program BTPN Wow menjadi motivasi utama masyarakat untuk berpartisipasi dalam program ini. 3) Pengelolaan keuangan dan pengembangan usaha merupakan topik pemberdayaan yang dirasakan manfaatnya oleh nasabah. 4) Adanya fitur dan menu layanan jasa keuangan dalam telepon seluler sangat membantu nasabah yang mengalami kendala akses terhadap layanan perbankan. Kata kunci: kemiskinan, keuangan, inklusif, kabupaten bandung ABSTRACT Branchless BTPN Wow Program for Inclusive Financial (Laku Pandai) is one of the efforts to alleviate poverty by providing financial service for low-income society. This study analyzed the program effectiveness that was conducted in Bandung district, to identify its influence on the income of poverty household clients (RTM), then compared it to those whom did not follow the program. This study use the mix method with Convergent Parallel Mixed Method Design approach. Based on the result of the study, aspects related to socialization and timeliness of service programs showed very effective result, whereas the purposes and responses showed effective results. The T-Test showed a significant increase average income of Rp. 615.852.00. Furthermore, the Mann-Whitney Test showed that RTM clients had significant higher average income of Rp. 1.393.815.00 than non-clients of RTM. Some of the respondents’ perceptions of “Laku Pandai” Program are: 1) the socialization of seminars and direct approach through the agency are effective to invite the society to participate in BTP Wow program. 2) the security factor in saving is easy in the registration process BTPN Wow to program and the easiness become the main motivation of the society to the participate in this program. 3) the financial management and business development was is topic of empowerment that is beneficial for the clients. 4) the availability of features and menus of financial service in cellular phones are very helpful to clients who have difficult access to banking service Keywords: poverty, financial, inclusive, bandung district
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »