S2 - Magister
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S2 - Magister by Title
Now showing 1 - 20 of 94
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Peningkatan Sampah Plastik di Indonesia(2022-10-07) HERA HERAWATI; Ardini Saptaningsih Raksanagara; Kurnia WahyudiTerjadinya pandemi Novel Coronavirus Desease 2019 (Covid-19) pada akhir tahun 2019 diduga menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah produksi sampah di Indonesia sebagai akibat dari diberlakukannya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Penerapan pembatasan sosial menyebabkan masyarakat lebih banyak beraktivitas di luar rumah sehingga meningkatkan produksi limbah padat rumah tangga yang berkaitan dengan perlindungan diri terhadap penyebaran wabah Covid-19. Sampah plastik menjadi salah satu jenis sampah yang menjadi sorotan karena penggunaannya meningkat sebagai akibat dari perubahan pola pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat dan penggunaan APD berbahan dasar plastik untuk mencegah penyebaran Covid-19. Riset ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kasus Covid-19 dengan volume sampah plastik di 27 Provinsi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan studi ekologi. Data yang digunakan dalam riset ini adalah data sekunder yaitu data volume sampah plastik di tingkat provinsi yang diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Analisis uji beda dengan menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test menunjukan bahwa terdapat perbedaan median volume sampah plastik pada tahun 2019 dengan tahun 2020 selisih median = 676,23, interval kepercayaan 95% (58,05; ) p = 0,025, namun tidak terdapat perbedaan median volume sampah plastik tahun 2019 dengan tahun 2021 selisih median 2349,46, interval kepercayaan 95% (256,53; ), p = 0,028). Berdasarkan hasil riset bivariat hubungan kasus Covid-19 dengan volume sampah plastik pada tahun 2020 menunjukan korelasi positif yang signifikan (koefisien korelasi Spearman = 0,563, interval kepercayaan 95% (0,118; 0,851), p = 0,02) sedangkan pada tahun 2021 menunjukan korelasi positif yang dignifikan (koefisien korelasi Spearman = 0,564, interval kepercayaan 95% (0,153; 0,850), p = 0,02). Terdapat hubungan antara kasus Covid-19 dengan volume sampah plastik di Indonesia.Item Analisis Faktor Internal dan Eksternal Kinerja Bidan Desa yang Berhubungan dengan Cakupan K4 di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar(2017-09-08) WINDA MAOLINDA; Hadi Susiarno; Tita Husnitawati MadjidAnalisis Faktor Internal dan Eksternal Kinerja Bidan Desa yang Berhubungan dengan Cakupan K4 Bidan Desa di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Abstrak Setiap wanita hamil akan menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Setiap jam seorang perempuan meninggal karena melahirkan atau disebabkan yang berkaitan dengan kehamilan. Dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) pada kehamilan harus diperhatikan pada saat ibu hamil kontak dengan tenaga kesehatan yaitu pada pelayanan antenatal care (ANC). Capaian pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Walaupun capaian cakupan pelayanan ANC pada K4 ditahun 2012 secara nasional sudah tercapai target, namun masih terdapat disparitas antar provinsi dan antar Kabupaten/kota yang variasinya lebih besar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor internal (pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan beban kerja), dan faktor eksternal (kepemimpinan, prosedur, fasilitas, dan supervisi), dengan cakupan K4 bidan desa di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar. Desain penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Kuesioner dan ceklis dikumpulkan dari 135 bidan desa yang sampelnya diambil dengan teknik stratified random sampling di 15 kecamatan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan capaian cakupan K4 di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis univariabel, analisis chi square dan analisis regresi logistik. Hasil analisis univariabel pada bidan desa dikategorikan baik yaitu pengetahuan dan motivasi sebesar 41,5% dan 54,1%. Keterampilan yang terampil dan beban kerja yang sedang sebesar 60% dan 41,5%. Ketidaksesuaian melakukan tindakan dengan prosedur (SOP) sebesar 51,1%, sedangkan kepemimpinan seorang dan supervisi yang dilakukan oleh bidan koordinator dari Puskesmas dan Dinas kesehatan sebesar 56,3% dan 53,3%, fasilitas yang lengkap sebesar 63% dari capaian cakupan K4 rendah sebesar 60%. Hasil analisis Chi-Square terdapat hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal kinerja bidan desa dengan capaian cakupan K4 nilai p<0,05. Hasil uji regresi logistik variabel kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai OR (EXP1). Kekuatan terbesar dan terkecil adalah prosedur (OR=33,34) dan kepemimpinan (OR=0,033). Probabilitas capaian cakupan K4 tinggi adalah 19% dan probabilitas capaian cakupan K4 rendah adalah 95%. Simpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara faktor internal dan eksternal kinerja bidan desa dengan capaian cakupan K4 di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar. Hasil penelitian dapat menjadi referensi dalam mengevaluasi faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya kinerja bidan desa terhadap capaian cakupan K4 di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, dan Dinas Kesehatan perlu melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas bidan desa dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya Antenatal care. Kata Kunci : Faktor internal, faktor eksternal, capaian cakupan K4Item Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Kelulusan Mahasiswa Diploma III Kebidanan pada Uji Kompetensi Bidan Nasional di Poltekkes Kemenkes Palu(2017-09-10) HADINA; Yusuf Sulaeman Effendi; Hadi SusiarnoABSTRAK Kelulusan uji kompetensi di Institusi pendidikan merupakan parameter penting untuk menilai keefektifan pembelajaran, ketersediaan, dan kualitas sarana dan prasarana, tenaga edukatif yang terlibat di dalamnya serta pencerminan usaha belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi kelulusan mahasiswa pada uji kompetensi bidan dan memperoleh instrumen baku berdasarkan hasil studi eksploratif yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Desain penelitian ini mrupakan kualitatif dengan paradigma konstruktivisme dan strategi fenomenologi. Hasil eksplorasi dilakukan analisis tematik, dan untuk memperoleh instrumen yang valid dan reliable dilakukan dianalisis menggunakan rasch model. Subyek penelitian adalah 3 alumni yang tidak lulus uji kompetensi, 2 alumni yang lulus uji kompetensi, 3 dosen dan Ka. Prodi D III di jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Palu Hasil eksplorasi diperoleh faktor-faktor yang memengaruhi kelulusan mahasiswa pada uji kompetensi bidan dari diri mahasiswa yaitu minat dan motivasi belajar sangat rendah, kurang percaya diri dan ketelitian mengisi lembar jawaban komputer, dan ketidakejujuran selama proses pendidikan. Faktor dosen yang memengaruhi kelulusan ditemukan; dosen kurang terampil, dosen mengampuh banyak mata kuliah, ketersediaan dosen kurang memadai, dosen tidak memiliki pengalaman klinik, dan karakter dosen. Faktor sarana prasarana yang memengaruhi kelulusan yaitu, teknologi pendukung presentasi kurang memadai, alat peraga kurang dan tidak termanfaatkan dengan baik, koleksi buku yang memadai dan update sesuai kebutuhan. Faktor proses pembelajaran yang memengaruhi kelulusan yaitu, dalam merencakana pembelajaran tidak mengenal karakter peserta didik. Sedangkan faktor pelaksanaan pembelajaran teori ditemukan pembelajaran tidak menarik, dosen mengajar mengejar target pendidikan, kegiatan dan program lain yang mengganggu jadwal pembelajaran, penugasan tidak mendapatkan feedback. Pada pembelajaran laboratorium ditemukan; metode pembelajarantidak sesuai tujuan, pendampingan mahasiswa kurang, jumlah mahasiswa perkelompok terlalu banyak, sistem penilaian yang tidak sesuai prosedur. Pada pembelajaran klinik ditemukan; manajemen praktik klinik belum sesuai, pembimbing klinik belum melakukan tugas dan fungsinya dengan baik, pengawasan dan pendampingan yang minimal, kolaborasi pembimbing akademik dengan pembimbing klinik tidak sinkron serta sistem penilaian tidak sesuai prosedur. Pada persiapan dan pelaksanaan uji kompetensi ditemukan faktor yang memengaruhi kelulusan yaitu; tidak ada bimbingan khusus, institusi belum memiliki bank soal, konstruksi soal UAS masih ada yang menggunakan soal pilihan ganda biasa, mahasiswa kurang memahami soal uji kompetensi dan waktu ujian sangat singkat. Simpulan, kualitas kompetensi lulusan masih sangat rendah, hal ini dipengaruhi oleh rendahnya kualitas input sehingga proses pelaksanaan pembelajaran kurang efektif. Disarankan penyelenggara pendidikan dan instansi terkait pemangku kebijakan untuk memperbaiki kualitas input dan manajemen pendidikan. Kata kunci : mutu lulusan, uji kompetensiItem Analisis Indikator Anemia Defisiensi Besi pada bayi dengan ASI Eksklusif dan ASI Predominan di Tanjungsari, Sumedang Jawa Barat(2013) EVA RIANTI INDRASARI; R. Reni Farenia Soedjananingrat; Gaga Irawan NugrahaPemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya agar bayi terlindungi dari anemia defisiensi yang populasinya cukup tinggi pada anak di Indonesia (40 – 58%). Praktek pemberian ASI yang paling sering ditemui di Indonesia adalah pemberian ASI eksklusif dan ASI predominan selama 6 bulan. Pemberian ASI predominan dianggap dapat mengurangi asupan ASI sehingga meningkatkan resiko terjadinya defisiensi besi pada bayi 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan distribusi proporsi defisiensi besi berdasarkan nilai hemoglobin, hematokrit, serta indeks sel darah merah (MCV, MCH, MCHC) antara kelompok bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan dibandingkan dengan kelompok ASI predominan selama 6 bulan di Tanjungsari.Item Analisis Kompetensi Pedagogik Dosen D-III Kebidanan dalam perencanaan, pelaksanaan dan Evaluasi Pembelajaran di provinsi Banten(2015-10-07) RENI NOFITA; Raden Tina Dewi Judistiani; Raden Tina Dewi JudistianiCapaian pembelajaran mahasiswa D-III Kebidanan saat ini cenderung rendah, hal ini teridentifikasi melalui data hasil Uji Kompetensi Bidan Indonesia (UKBI) pada bulan November 2013 terdapat 6.669 peserta namun hanya 3.582 peserta yang dinyatakan lulus (53,5%), meskipun standar nilai batas lulus yang dikeluarkan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) adalah 40,14. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan mutu pelaksanaan proses belajar mengajar. Seiring dengan tuntutan pendidikan, seorang pendidik perlu menguasai kompetensi dalam menyusun strategi-strategi mengajar secara tepat. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses belajar mengajar adalah dengan menggali pengalaman kompetensi dosen D-III Kebidanan dalam membuat perencanaan, pelaksanaan dan melakukan evaluasi proses dan hasil belajar yang telah dilaksanakan selama ini. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi pengalaman pencapaian kompetensi pedagogik dosen D-III Kebidanan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran di Provinsi Banten. Rancangan penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan 16 responden. 8 responden dosen dan 8 responden mahasiswa. Proses analisis data meliputi pembuatan catatan lapangan, studi dokumen, transkripsi wawancara mendalam, reduksi, koding, kategorisasi dan interpretasi hasil penelitian. Hasil penelitian di 8 Institusi D-III Kebidanan menunjukkan bahwa pencapaian kompetensi pedagogik dosen D-III Kebidanan dalam perencanaan pembelajaran dipengaruhi oleh aspek personal dan aspek manajemen institusi. Pencapaian kompetensi pedagogik dosen D-III Kebidanan dalam pelaksanaan pengajaran dipengaruhi oleh jumlah mahasiswa, jumlah dosen, pendanaan, distribusi jam mengajar dan, pengajaran paralel. Pencapaian kompetensi pedagogik dosen D-III Kebidanan dalam evaluasi pembelajaran dipengaruhi oleh relevansi soal, kompensasi, supervisi institusi dan alokasi waktu.. Kesimpulan pihak pimpinan institusi perlu membuat regulasi terkait hak dan kewajiban dosen, menghitung beban mengajar dosen, menciptakan budaya kerja yang kondusif serta menghitung ratio dosen dan mahasiswa. Pihak dosen perlu memotivasi diri dengan keaktifan, kesadaran dan komitmen yang tinggi dalam pencapaian kompetensi pedagogik.Item ANALISIS PELAYANAN GIZI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK RAWAT INAP DI RS Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG(2015-07-29) AHMAD YANI; Gaga Irawan Nugraha; Dewi Marhaeni Diah HerawatiABSTRAK Prevalensi penyakit gagal ginjal kronik semakin meningkat. Penurunan status gizi pasien gagal ginjal kronik di rumah sakit akibat asupan gizi yang tidak adekuat memerlukan perhatian khusus dari tim pelayanan gizi rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelayanan gizi pasien gagal ginjal kronik yang rawat inap di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan menggunakan elemen dalam Health Technology Assessment. Desain penelitian ini adalah mixed method dengan strategi concurrent embedded. Pengambilan sampel kualitatif dilakukan secara purposive sampling. Subjek penelitian adalah pihakmanajemen, pelaksana pelayanan gizi serta pasien gagal ginjal kronik. Sampel kuantitatif menggunakan total sampling yang memenuhi kriteria inklusi, diperoleh jumlah sampel 25 pasien. Pengukuran jumlah sisa makanan pasien menggunakan food weighing. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2014. Aspek teknologi pelayanan gizi khususnya asuhan gizi pasien GGK dengan PAGT belum semuanya dilakukan. Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi pasien GGK belum berjalan dengan baik serta belum terprogram dan terjadwal. Kolaborasi Tim Asuhan Gizi belum optimal. Mekanisme penyelenggaraan makanan pasien GGK sudah cukup baik namun porsi makanan belum sesuai standar. Pihak manajemen rumah sakit sudah memberikan dukungan terhadap pelayanan gizi pasien dengan diterbitkanya surat keputusan bersama tentang Tim Asuhan Gizi. Aspek pandangan pasien terhadap mutu pelayanan makanan menunjukkan makanan kurang bervariasi dan cita rasa belum sesuai harapan pasien. Jumlah kerugian biaya dari sisa makanan dalam setahun sebesar Rp18.099.00,00. Aspek teknologi dan aspek organisasi yang kurang baik menurunkan mutu pelayanan makan sehingga menambah jumlah sisa makanan dan kerugian biaya. Pandangan pasien yang kurang baik terhadap mutu pelayanan makanan dapat meningkatkan jumlah sisa makanan dan kerugian biaya. Kata Kunci: gagal ginjal kronik, healthtechnology assessment, pelayanan giziItem ANALISIS RENDAHNYA RUJUKAN SISTEM INFORMASI RUJUKAN TERINTEGRASI (SISRUTE) DI RSUD CILACAP TAHUN 2022(2023-07-09) YUNI RIYANTI; Muhammad Alamsyah; Ieva Baniasih AkbarSistem rujukan terintegrasi (Sisrute) merupakan teknologi berbasis internet yang menghubungkan data pasien dari tingkat layanan lebih rendah ke tingkat layanan lebih tinggi atau sederajat (horizontal maupun vertikal) untuk mempermudah dan mempercepat proses rujukan. Secara umum di Indonesia, penggunaan Sisrute belum optimal karena belum semua fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) menggunakan Sisrute. Penggunaan Sisrute di RSUD Cilacap masih rendah sehingga pelayanan kurang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan fasyankes perujuk dan fasyankes tujuan rujukan dengan penggunaan Sisrute RSUD Cilacap. Desain riset observasional analitik dengan sumber data sekunder. Populasi semua kasus rujukan rawat darurat terdiri atas rujukan masuk dan rujukan keluar di RSUD Cilacap pada periode Oktober – Desember 2022 sejumlah 554 kasus. Variabel independen fasyankes perujuk dan fasyankes tujuan rujukan, variabel dependen penggunaan Sisrute RSUD Cilacap. Riset dilakukan pada bulan Maret-April 2023. Analisis data menggunakan SPSS for Windows versi 26.0 dengan uji statisktik Chi-Square. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara fasyankes perujuk dengan penggunaan Sisrute RSUD Cilacap (p = 0.010) dan tidak ada hubungan antara fasyankes tujuan rujukan dengan penggunaan Sisrute RSUD Cilacap (p = 0.092). Kendala rujukan masuk Sisrute RSUD Cilacap diantaranya: penggunaan Sisrute dari fasyankes perujuk rendah; waktu respons RSUD Cilacap mayoritas lambat > 6 jam; dan jawaban respons RSUD Cilacap mayoritas tidak lengkap. Kendala rujukan keluar Sisrute RSUD Cilacap diantaranya: adanya masalah sistem/jaringan di fasyankes tujuan rujukan; waktu respons dari fasyankes tujuan rujukan mayoritas lambat > 6 jam; dan tidak ada informasi ketersediaan ruang perawatan di fasyankes tujuan rujukan. Simpulan penggunaan rujukan Sisrute di kabupaten Cilacap belum optimal, namun alur rujukan masuk dan rujukan keluar RSUD Cilacap sudah sesuai dengan peraturan tentang sistem rujukan. Diperlukan koordinasi lintas sektor dan lintas program serta komitmen Bersama antara Dinas Kesehatan dan fasyankes di kabupaten Cilacap agar dibuat regulasi dan standar prosedur operasional yang jelas tentang penggunaan Sisrute dalam proses rujukan.Item EFEK PEMBERIAN EKSTRAK CIPLUKAN (Physalis angulata L.) TERHADAP EKSPRESI mRNA Mmp8 DAN FAS PADA MENCIT MODEL FIBROSIS PARU YANG DIINDUKSI BLEOMYCIN(2023-10-21) UMMUL KHAIR IMADUDDIN; Enny Rohmawaty; Afiat BerbudiLatar Belakang: Idiopathic Pulmonary Fibrosis adalah penyakit paru yang ditandai dengan pembentukan jaringan paru, tidak dapat disembuhkan, dengan ekspektasi hidup pendek, terkait dengan penuaan dan perubahan seluler, yang hingga saat ini memiliki terapi terbatas. IPF melibatkan proses peradangan yang tidak terselesaikan dan perubahan respons seluler yang mengarah pada produksi berlebihan matriks ekstraseluler, khususnya kolagen, yang menyebabkan jaringan parut kronis dan progresif pada paru. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai mekanisme, termasuk aktivasi matrix metalloproteinase-8 (MMP8), sebuah enzim yang memainkan peran penting dalam degradasi matriks ekstraseluler, dan FAS, yang terlibat dalam apoptosis seluler. Eksplorasi terkait terapi dalam mengelola IPF menjadi penting, terutama dalam konteks penggunaan ekstrak tanaman seperti Physalis angulata L. (ciplukan) yang mengandung senyawa antioksidan seperti quercetin, yang telah terbukti memiliki potensi anti fibrotik dan pengaruh pada ekspresi gen yang terkait dengan jalur fibrosis serta stres oksidatif. Mekanisme kerja ciplukaan sebagai agen anti fibrotik belum diketahui, diduga ciplukan berpotensi dalam degradasi matriks ekstraselular serta menginduksi proses apoptosis seluler. Penelitian ini menguji pengaruh ciplukan terhadap ekspresi gen yang berhubungan dengan proses tersebut terutama Mmp8 dan Fas pada jaringan paru mencit yang diinduksi bleomycin. Metode: BBT dari model mencit yang diinduksi bleomycin dibagi menjadi 7 kelompok untuk menginvestigasi efek ekstrak ciplukan (Physalis angulata L.) pada ekspresi gen terkait fibrosis. Mencit model fibrosis paru diinduksi dengan bleomycin secara subkutan sebanyak 0,5 mg/ekor selama 4 minggu dan diberikan dosis ekstrak ciplukan dosis 1(750mg/kgBB) dan dosis 2(1500mg/kgBB) selama empat minggu. Ekspresi mRNA fibrosis paru dianalisis dengan PCR semi-kuantitatif untuk Mmp8 dan Fas. Hasil: Pemberian ekstrak ciplukan menurunkan ekspresi gen Mmp8 secara signifikan dengan nilai p=0,002 yang menunjukkan terjadinya degradasi ECM, tetapi ekspresi Fas tetap tidak berubah (nilai p=0,127). Kesimpulan: Ekstrak ciplukan menunjukkan efek yang menjanjikan pada ekspresi gen terkait fibrosis terutama Mmp8. Ekstrak ini berpotensi dalam mengintervensi perkembangan fibrosis dan berpotensi sebagai strategi terapeutik pada fibrosis paru yang diinduksi bleomycin.Item Efek Pemberian Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Pada Mencit (Mus Musculus) Model Luka(2022-07-16) FIDI BHAWANA JAYA; Edhyana Kusumastuti Sahiratmadja; Mas Rizky Anggun Adipurna SyamsunarnoPendahuluan: Daun Moringa oleifera Lam. (Kelor) memiliki efek anti inflamasi dan regenerasi sel yang dapat mempercepat penyembuhan luka. TGF-Beta dan VEGF terlibat dalam berbagai proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak daun kelor meningkatkan proses penyembuhan luka secara makroskopis dan meningkatkan kadar serum TGF-Beta dan VEGF mencit. Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental, menggunakan 30 ekor mencit Swiss Webster yang dibagi menjadi lima kelompok yaitu mencit yang tidak dilukai, mencit yang dilukai dan diberi ekstrak etanol daun kelor (280 dan 560 mg/kgBB/hari) yang dimulai pada hari ke 3 setelah luka. Kelompok mencit luka yang lain juga diberi masing-masing Na CMC dan sirup zink per oral sebagai kontrol negatif dan kontrol positif. Area luka diukur pada hari ke-0 (H0) menggunakan software ImageJ, dan diikuti perkembangan lukanya setelah 1, 3 dan 6 hari. Pada hari ke-6 darah mencit diambil untuk dilakukan pengukuran kadar serum TGF-Beta dan VEGF (ELISA). Hasil kemudian dibandingkan dan dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA dan Kruskal Wallis. Hasil: Persentase kontraksi luka pada kelompok yang diberi ekstrak daun kelor pada hari ke-6 yaitu Dosis 280 mg/kgBB/hari (13,76%) dan Dosis 560 mg/kgBB/hari sebesar (13,38%) secara signifikan lebih tinggi (p=0,005) dibandingkan kelompok kontrol negatif (21.93%), namun kadar serum TGF-Beta dan VEGF mencit yang diberi ekstrak daun kelor dengan kedua dosis tidak berbeda signifikan dibandingkan kelompok kontrol negatif (p=0,081 dan p=0,149). Kesimpulan: Ekstrak daun kelor mempercepat proses penyembuhan luka secara makroskopis, tanpa mempengaruhi kadar TGF-Beta dan VEGF serum. Perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut untuk melihat perubahan TGF-Beta dan VEGF.Item EFEK PEMBERIAN PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN EKSPRESI mRNA PRDM16, PGC 1 ALPHA DAN UCP1 PADA JARINGAN LEMAK PUTIH TIKUS JANTAN WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN DIET TINGGI LEMAK(2023-08-29) TRY INTAN KARTINI; Hanna; Yuni Susanti PratiwiLatar Belakang : Hiperlipidemia merupakan faktor risiko penyakit terkait kardiovaskular yang merupakan salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Penting untuk mengembangkan strategi baru seperti modifikasi gaya hidup, penggunaan agen farmakologis, dan/atau nutraceuticals. Disisi lain penggunaan agen farmakologis menunjukkan beberapa efek samping. Oleh karena itu, diperlukan nutraceuticals dengan profil keamanan yang baik. Propolis merupakan produk turunan dari sarang lebah yang telah terbukti memiliki efek positif pada penyakit metabolik termasuk hiperlipidemia. Namun, mekanisme kerja propolis sebagai agen antihiperlipidemia belum diketahui. Kami berhipotesis bahwa propolis berpotensi menginduksi browning jaringan adiposa putih (WAT). Penelitian ini menguji pengaruh propolis terhadap ekspresi gen yang berhubungan dengan termogenesis pada jaringan lemak putih tikus jantan Wistar. Metode : Sebanyak 20 tikus wistar jantan dibagi menjadi 4 kelompok : diet Normal Chow Diet (NCD), High-Fat-Diet (HFD), propolis + NCD, dan propolis + HFD selama 12 minggu. Pemeriksaan PCR semi-kuantitatif dilakukan untuk menganalisis ekspresi mRNA dari PRDM16, PGC1-α, dan UCP-1 pada WAT. Hasil Penelitian : Pemberian propolis secara oral (300 mg/kg) selama 12 minggu secara signifikan menginduksi browning WAT yang ditunjukkan dalam ekspresi penanda biogenesis mitokondria, yaitu peningkatan ekspresi mRNA PGC1-α dan PRDM16 yang signifikan. Kesimpulan : Suplementasi propolis berpotensi menurunkan dislipidemia pada tikus HFD dengan meningkatkan ekspresi mRNA PRDM16 dan PGC1-α pada WAT melalui proses browning. Kesimpulannya, propolis bisa menjadi alternatif untuk membantu menurunkan berat badan. Kata Kunci : Propolis; Tikus; Termogenesis; Suplemen Diet; HiperlipidemiaItem EFEKTIVITAS FILM PENDEK(2016-10-05) R. YUDI RACHMAN SALEH; Insi Farisa Desy Arya; Irvan AfriandiMasalah perilaku remaja yang membahayakan kesehatan yaitu merokok karena menimbulkan berbagai penyakit dan meningkatkan risiko kematian. Hal ini disebabkan efek adiktif dari rokok, karakteristik remaja, pengaruh lingkungan, kemudahan memperoleh rokok serta pengaruh industri rokok melalui media dan kegiatan promosi rokok yang menarik. Upaya pencegahannya yaitu melalui promosi kesehatan dengan media yang mudah diakses, menarik dan sesuai karakteristik remaja yaitu film. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi perancangan dan pembuatan media film pendek yang efektif tentang rokok dan bahayanya, menciptakan film pendek tentang rokok dan bahayanya selanjutnya menganalisis efektifitas film pendek tersebut dibandingkan dengan ceramah terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan motivasi pada pelajar SMP di Kabupaten Ciamis. Rancangan penelitian menggunakan Mixed Method dengan Sequential Exploratory Design. Diawali desain kualitatif melalui pendekatan kontruktivisme dengan metode kajian literatur untuk mengeksplorasi perancangan dan pembuatan film pendek yang efektif dengan objek artikel jurnal dan buku teks untuk kemudian digunakan sebagai dasar menciptakan film pendek tentang rokok dan bahayanya, dilanjutkan dengan metode kuantitatif menggunakan True Experimental Design dengan Pretest-Posttest Control Group Design untuk menganalisis efektivitas film pendek tentang rokok dan bahayanya dibandingkan ceramah terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan motivasi pada pelajar SMP di Kabupaten Ciamis. Hasil penelitian menunjukkan untuk merancang dan membuat film pendek yang efektif tentang rokok dan bahayanya harus mencakup 9 komponen yang terdiri dari tujuan pembuatan film, tema film, konten atau isi pesan dalam film, alur cerita, konflik, bahasa film, durasi penayangan, tata artistik dan penokohan. Selanjutnya 9 komponen tersebut dijadikan dasar untuk menciptakan film pendek tentang rokok dan bahayanya. Hasil analisis statistik menunjukan terdapat peningkatan pengetahuan, sikap dan motivasi antara pemberian film pendek dengan ceramah tentang rokok dan bahayanya, tetapi film pendek lebih efektif dibandingkan dengan ceramah dalam meningkatkan pengetahuan dan motivasi sedangkan untuk meningkatkan sikap, metode ceramah lebih efektif dibandingkan dengan film pendek.Item EFEKTIVITAS KEGIATAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN SUSU TERHADAP PENCEGAHAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH PADA IBU HAMIL RISIKO KURANG ENERGI KRONIS DI KABUPATEN PASURUAN(2017-04-04) VICTOR HENDRATMOKO; Deni Kurniadi Sunjaya; Yenni ZuhairiniABSTRAK Kejadian BBLR di Kabupaten Pasuruan meningkat sejak tahun 2011-2015 (1,9%, 2,5%, 2,6%, 2,9% dan 3,1%). Pemerintah daerah memberikan intervensi gizi pada ibu hamil risiko KEK dalam bentuk PMT-P susu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengeksplorasi efektivitas PMT-P susu dalam meningkatkan status gizi ibu hamil dan dampaknya terhadap kejadian BBLR serta eksplorasi faktor determinan BBLR. Desain penelitian adalah embedded concurrent mixed method. Penelitian kuantitatif digunakan dalam analisis pertambahan berat badan ibu hamil penerima PMT-P susu secara deskriptif. Analisis perbedaan kejadian BBLR serta analisis hubungan faktor usia, paritas, jarak kehamilan, anemia terhadap kejadian BBLR menggunakan uji statistik Chi-Square dan alternatifnya. Penelitian kualitatif digunakan dalam eksplorasi kegiatan PMT-P susu menggunakan pendekatan naratif. Eksplorasi faktor determinan BBLR menggunakan paradigma interpretivism dengan predetermined categories serta pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan ibu hamil penerima PMT-P susu yang mengalami kenaikan berat badan sesuai anjuran hanya sejumlah 5 orang (13,16%). Tidak terdapat perbedaan kejadian BBLR pada ibu hamil yang menerima maupun tidak menerima PMT-P susu (p=0,642). Faktor usia, paritas, jarak kehamilan, anemia tidak berhubungan dengan kejadian BBLR (p=0,073; p=1,000; p=0,760; p=0,928). Kegiatan PMT-P susu tahun 2014 direncanakan tidak presisi dan dilaksanakan tidak sesuai dengan kaidah intervensi gizi pemulihan. Faktor determinan BBLR meliputi: 1) faktor genetik dan dasar; 2) faktor demografi, sosio ekonomi dan psikososial; 3) faktor kehamilan; 4) faktor gizi; 5) faktor kesakitan selama hamil; 6) faktor paparan berbahaya; dan 7) faktor pelayanan antenatal. Kegiatan PMT-P susu untuk ibu hamil risiko KEK yang sudah berjalan tidak efektif dalam menanggulangi masalah status gizi ibu hamil risiko KEK serta mencegah kelahiran BBLR. Faktor determinan BBLR sangat kompleks, sehingga untuk mencegahnya dibutuhkan program komprehensif yang meliputi tujuh faktor determinan BBLR yang ada di Kabupaten Pasuruan Kata kunci : BBLR, Ibu hamil risiko KEK, PMT-P susu.Item EFEKTIVITAS PENERAPAN KONSELING BERDASAR HEALTH BELIEF MODEL (HBM) TERHADAP PERILAKU PENANGANAN AWAL BATUK/PILEK ANAK BALITA DI RUMAH(2017-09-29) ARLYANA HIKMANTI; Irvan Afriandi; Tidak ada Data DosenInfeksi Respiratori Akut (IRA) dapat sembuh sendiri dengan intervensi ibu dan keluarga yang tepat. Intervensi yang kurang tepat, seperti mengobati sendiri dengan antibiotik dan obat batuk yang dijual bebas dapat menimbukan berbagai efek samping seperti kesulitan bernapas, dan pneumonia/pneumonia berat. Intervensi anak balita sakit batuk/pilek diantaranya adalah konseling perilaku penanganan di rumah. Pemberian konseling standar bertujuan untuk menasihati ibu tentang penanganan batuk/pilek, sehingga dibutuhkan konseling yang mendukung perubahan perilaku penanganan batuk/pilek yang dilakukan secara berulang-ulang dan waktu yang lama. Konseling berdasarkan Health Belief Model (HBM) merubah perilaku dengan membangun persepsi meliputi persepsi ancaman, persepsi manfaat, persepsi hambatan, persepsi kepercayaan diri, dan pemahaman petunjuk untuk bertindak, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan anak dengan batuk/pilek oleh ibu dan keluarga dibandingkan dengan konseling standar yang ibu diberi nasihat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efektivitas penerapan konseling berdasarkan HBM terhadap perilaku penanganan awal batuk/pilek anak balita. Desain penelitian kuantitatif kuasi eksperimental, Pre-test dan Post Test Group Design, yang dilakukan pada 120 ibu yang anak balitanya mengalami batuk/pilek yang datang ke Puskesmas sebanyak 60 ibu di kelompok perlakuan dan 60 ibu di kelompok kontrol diambil dengan teknik councecutive sampling. Alat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang valid dan reliabel. Analisis yang digunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan FK UNPAD No. 1176/UN6.C1.3.2/KEPK/PN/2006 dengan No. Reg: 0316111203. Hasil penelitian sebelum kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, median skor pengetahuan 70,5 dan 58,8 (p<0,001), skor persepsi ibu 62,5 dan 60,4 (p=0,193), pemahaman petunjuk untuk bertindak 76,2 dan 73,6 (p=0,743), dan perilaku penanganan awal 50,0 dan 66,6 (p=0,452). Hasil setelah intervensi, skor pengetahuan 88,2 dan 70,5 (p<0,001), skor persepsi 78,1 dan 68,7 (p<0,001), pemahaman petunjuk untuk bertindak 100,0 dan 86,7 (p=0,033), perilaku penanganan awal 85,0 dan 76,6 (p<0,001). Penerapan konseling berdasarkan HBM efektif meningkatkan pengetahuan, persepsi ibu, pemahaman petunjuk untuk bertindak, dan perilaku penanganan awal batuk/pilek. Sehingga perlunya penerapan konseling berdasarkan HBM dalam rangka meningkatkan pengetahuan, persepsi ibu, dan penanganan awal balita sakit batuk/pilek.Item Efficacy of Combination Additional Iron-Folate Tablet and Liver Supplements of Sidat Eel Fish in Hemoglobin Concentrate for Female Anemia Midwifery STIKES Karsa Husada Garut.(2017-10-16) HAJI SAMKANI; Dewi Marhaeni Diah Herawati; Dida Akhmad GurnidaAnemia Defisiensi Besi (ADB) or Iron Deficiency Anemia is still high in teenagers group of female. Providing iron-folate and vitamin A supplements has been shown to be more effective to improve status of iron. Indonesian eel (Anguilla Bicolor) powder contains high of nutrients, especially in vitamin A which can used as subtance of nutraceutical and help iron metabolism. The purpose of this research was making nutraceutical formulation from eel fish powder and for discovering the efficacy of the combination iron-folate and supplement of sidat to hemoglobin concentration in anemic midwifery student STIKES Karsa Husada Garut. Design of this study was experimentally research through two stages which were formulation and intervention phase. The formulation stage is done by proximate and contamination test on head fluor,liver and bone meal. The second stage was intervention with Randomized Controlled Trial (RCT) research design on 37 anemic subjects taken by simple random sampling. The combination iron-folate tablets (60 mg Fe, 400 mcg of folat acid) and sidat supplements (2 capsules) were given to the group of treatment, and control group only received iron-folate (60 mg Fe, 400 mcg of acid folat) for 30 days. The Results based on proximate analysis showed that the liver flour contains vitamin A 11.818,10 mcg/100 g and iron 34.236 mg/100 g, fish head flour contains vitamin A 761.58 mcg/100 and iron 30.001 mg/100 g, and bone meal vitamin A 485 mcg/100 g and iron 47.918 mg/100 g. Formulation of liver supplements 1 gram dose of administration containing 118.181 mcg and iron 0.342 mg. Statistical analysis (Mann-Whitney) showed no significant difference in hemoglobin concentration (Hb) between two groups (p> 0.315), the increasing average of Hb concentration in treatment group (9.63 ± 6.72 g / L) was higher than control (7.56 ± 7.15 g / L). The decrease of prevalence in anemia treatment group was higher (52.6%) than control group (33.3%), Chi-Square test result there was difference between both groups of alteration anemia status (p = 0.236). The combination of iron-folate tablet and supplements of eel had the same efficacy as iron-folate tablet in increasing the concentration of hemoglobin for anemic female students.Item ERBANDINGAN PENURUNAN TEKANAN INTRAOKULAR PASCABEDAH KATARAK FAKOEMULSIFIKASI PADA KELOMPOK SUDUT BILIK MATA DEPAN TERTUTUP DAN SUDUT BILIK MATA DEPAN TERBUKA(2012-08-13) RAKHMA INDRIA HAPSARI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Perubahan ketebalan lensa akibat katarak senilis dapat mengakibatkan hambatan pada jalur aliran akuos. Salah satu mekanisme penurunan tekanan intraokular pascabedah katarak ialah laju aliran akuos yang meningkat akibat peningkatan kedalaman bilik mata depan. Peningkatan kedalaman bilik mata depan memiliki korelasi positif dengan pelebaran sudut bilik mata depan pascabedah katarak, serta kedalaman bilik mata depan memiliki korelasi positif dengan penurunan tekanan intraokular pascabedah katarak. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan penurunan tekanan intraokular pascabedah katarak pada kelompok sudut bilik mata depan tertutup dan kelompok sudut bilik mata terbuka. Penelitian ini merupakan suatu penelitian dengan desain pre-post test. Subjek penelitian sebanyak 26 mata dari 26 orang penderita, yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 13 mata pada kelompok dengan sudut bilik mata depan tertutup dan 13 mata pada kelompok dengan sudut bilik mata depan terbuka. Subjek dipilih berdasarkan urutan datang penderita yang akan dilakukan operasi katarak teknik fakoemulsifikasi di Unit Katarak dan Bedah Refraktif Rumah Sakit Mata Cicendo periode Maret hingga Juni 2012, dan akan diambil data tekanan intraokular pascabedah pada saat pemantauan minggu ketiga pascabedah. Penilaian sudut bilik mata depan prabedah dilakukan dengan menggunakan lensa gonio Sussman 4mirror. Penilaian tekanan intraokular pra dan pascabedah dilakukan dengan menggunakan alat ukur tonometri aplanasi Goldmann. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji t untuk perbandingan penurunan tekanan intraokular pra dan pascabedah antara kedua kelompok sudut yang berbeda. Terdapat perbedaan penurunan tekanan intraokular secara bermakna lebih besar pada kelompok sudut bilik mata depan tertutup (19,6%) dibandingkan dengan kelompok sudut bilik mata depan terbuka (11,3%) dengan nilai p=0,022. Simpulan dari penelitian ini ialah perbedaan penurunan tekanan intraokular pascabedah katarak fakoemulsifikasi lebih besar terjadi pada kelompok sudut bilik mata depan tertutup dibandingkan dengan kelompok sudut bilik mata depan terbuka prabedah. Kata Kunci: Gonioskopi, katarak senilis, pascabedah fakoemulsifikasi, sudut bilik mata depan, tekanan intraokular. ABSTRACT Age-related changes in senile cataract included increasing crystalline lens thickness, causing resistance to aqueous humor outflow. Intraocular pressure reduction after phacoemulsification surgery was due to increase in anterior chamber depth leading to better outflow facility. Previous studies found that increased anterior chamber depth had a positive correlation with the widening of the anterior chamber angle and decreased of intraocular pressure after cataract extraction. The purpose of this study was to compare intraocular pressure reduction after phacoemulsification between angle-closure group and open-angle group. This pre-post test design study comprised 26 eyes of 26 patients. The samples were divided into two groups, 13 eyes with angle-closure and 13 eyes with openangle. Patiens who came to Cataract and Refractive Surgery Unit of Cicendo Eye Hospital and planned to have cataract surgery were recruited consecutively on March until June 2012.These patients were followed-up until three weeks after phacoemulsification surgery The anterior chamber angle was measured before surgery using Sussman 4-mirror goniolens. The intraocular pressure were measured before and after surgery using Goldmann aplanation tonometer. Statistical analysis was done using t test to compare the reduction of the intraocular pressure between the different angle group. Intraocular pressure reduction was statistically significant greater in the angle-closure group (19,6%) compared with open-angle group (11,3%) with p=0,022. It can be concluded that intraocular pressure reduction after phacoemulsification surgery was greater in the angle-closure group compared with open-angle group. Keywords: Anterior chamber angle, gonioscopy, intraocular pressure, phacoemulsification surgery, senile cataract.Item ergdfgeg(2021) MAWAN FRISANTI NAIBAHO; Ardini Saptaningsih Raksanagara; Johanes Cornelius MoseefgtergergItem Evaluasi Cakupan program Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dengan Metode Logic Model di Puskesmas Makrayu Kota Palembang tahun 2022(2023-03-12) ADE NOVARINI; Nita Arisanti; Tidak ada Data DosenPenyakit kanker leher rahim merupakan salah satu penyakit kanker paling umum dan penyebab kematian pada Wanita. Berdasarkan data dari IARC yang bersumber dari GLOBOCAN Indonesia Tahun2020, kanker leher rahim menempati urutan kedua sebagai penyakit kanker yang paling banyak diderita oleh wanita sesudah kanker payudara, yakni 36.633 (9,2%) kasus baru ditemukan dengan kasus kematian 21.003 jiwa. Angka kematian yang tinggi karena terlambatnya deteksi dini, kanker leher rahim merupakan penyakit yang dapat dicegah dan juga dapat disembuhkan apabila dilakukan deteksi dini. Bentuk upaya deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Cakupan deteksi dini dengan IVA di Sumatera Selatan sebanyak 32,1% pada tahun 2020. Strategi yang ditempuh untuk mengevaluasi keberhasilan program deteksi tersebut adalah menilai capaian target cakupan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Evaluasi cakupan program Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dengan Metode Logic Model di Puskesmas Makrayu Palembang tahun 2022. Rancangan penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif menggunakan paradigma interpretivism dengan pendekatan studi kasus menggunakan metode purposive sampling sebanyak 8 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kendala pada domain input yaitu keterbatasan SDM, ruang pemeriksaan khusus untuk IVA yang belum ada, pada domain proses yaitu Proses telah dilaksanakan sesuai pedoman namun dimasa pandemi covid 19 kerjasama Pihak Puskesmas bersama lintas sektoral masih belum optimal sehingga masih perlu perbaikan untuk meningkatkan cakupan program IVA, sedangkan pada domain output yaitu cakupan IVA yang rendah karena masih kurangnya sosialisasi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya manfaat pemeriksaan IVA . Saran Bagi Puskesmas agar melakukan optimalisasi peran dan fungsi dari setiap bagian yang berhubungan dengan pelaksanaan Program IVA dan lebih menggalakkan lagi sosialisasi kepada masyarakat serta mengupayakan prasarana ruang pemeriksaan IVA.Item EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS KOTA BANJARMASIN(2019) NURLAILA; Nita Arisanti; Dewi Marhaeni Diah HerawatiPandemi Covid-19 telah membawa banyak perubahan di bidang kesehatan,salah satunya adalah program Kesehatan Ibu dan Anak. Adanya PPKM, banyaknya tenaga medis yang terpapar virus covid 19 serta kurangnya kesiapan fasilitas kesehatan dasar dalam memberikan pelayanan kepada ibu dan anak, menjadi masalah yang timbul, dan menyebabkan penurunan hasil cakupan program KIA seperti K1, K4, PN, Imuniasasi, serta SDIDTK. Adapun riset ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Implementasi Kebijakan Program KIA dilihat dari teori Van Meter dan Van Horn yaitu komunikasi, sifat pelaksana, standar, sasaran, ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya dan karakteristik badan pelaksana pada Masa Pandemi Covid-19 Riset ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan case study, serta paradigma Interpretivisme, di Puskesmas Poned kota Banjarmasin dengan 10 Responden dan 2 Triangulasi sumber. Pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi serta wawancara mendalam. Teknik analisis data dilakukan menurut Miles dan Huberman meliputi kegiatan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil riset didapatkan 315 koding, 17 katagori dan 5 tema terdapat transmisi,konsistensi,kejelasan dan pelaku dalam komunikasi,keaktifan,tanggung jawab komitmen dan pengabdian didalam sikap pelaksana, dan adanya sasaran K1,K4,PN,Imunisasi serta SDIDTK dalam sasaran tujuan kebijakan / standar ukuran serta tujuan kebijakan.adanya staf,dana serta sarana dan prasarana dalam konsep sumber daya, dan adanya SOP,bentuk pertanggung jawaban serta mekanisme pertanggung jawaban didalam konsep karakteristik badan pelaksana. Simpulan Penelitian ini adalah implemetasi kebijakan program KIA pada masa Pandemi berjalan dengan baik,namun ada kendala di bidang sumber daya, yakni kurangnya tenaga dan fasilitas pendukung program KIA. Kata Kunci :Evaluasi implementasi kebijakan program KIA,teori Van Meter dan Varn Horn,Item EVALUASI PELAKSANAAN UJIAN AKHIR PROGRAM DENGAN MODEL CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT (CIPP) DI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES AISYIYAH BANDUNG(2016-04-18) MULYANTI; Raden Tina Dewi Judistiani; Elsa Pudji Setiawati SasongkoPeningkatan kompetensi bidan menjadi isu penting dalam penilaian kualitas lulusan kebidanan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar harus memperhatikan keseluruhan aspek yang akan diukur agar mampu menggambarkan dengan tepat sasaran yang dituju. Capaian pembelajaran mahasiswa kebidanan cenderung rendah dan tidak sesuai dengan harapan. Pada pelaksanaan kegiatan ujian akhir program (UAP) terdapat kesenjangan antara tujuan kegiatan dengan target kelulusan yang seharusnya mencapai 100% tetapi capaian nilai hanya 80%. Model evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP) diharapkan bisa menjadi petunjuk untuk mengetahui komponen pelaksanaan UAP yang perlu diperbaiki. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan ujian akhir program (UAP) di Prodi DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Bandung. Rancangan penelitian menggunakan desain kualitatif dengan paradigma konstruktivisme dan strategi studi kasus. Subjek penelitiannya berjumlah 10 orang. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi dilakukan mulai bulan Juni-Agsutus 2015. Analisis data meliputi proses transkripsi, reduksi, koding, kategori dan penentuan tema. Hasil penelitian didapatkan bahwa pelaksanaan UAP dari komponen context terdiri dari kejelasan tujuan instruksional dan suasana akademik.Komponen input terdiri manajemen anggaran, kompetensi dosen penguji, pemahaman konsep evaluasi, validitas dan reliabilitas soal. Komponen process terdiri dari motivasi mahasiswa, alokasi waktu ujian, faktor penghambat dan kedisiplinan mahasiswa. Komponen product terdiri capaian hasil ujian. Pelaksanaan UAP di Prodi D-III Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Bandung belum berjalan sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang telah ditetapkan dalam petunjuk pelaksanaan UAP. Komponen yang memengaruhi pelaksanaan UAP sangat komplek yang terdapat pada semua komponen mulai dari context, input, process dan product. Perbaikan pada seluruh komponen sangat diperlukan untuk perbaikan pelaksanaan UAP serta meningkatkan kualitas pembelajaran dan lulusan.Item EVALUASI PROGRAM KASM (KERAN AIR SIAP MINUM) JALATISTA DI LINGKUNGAN MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN(2021-07-19) TANTAN GUMILAR; Sri Yusnita Irda Sari; Guswan WiwahaAir merupakan sumber daya alam yang harus ada bagi kehidupan dibuktikan dengan keberadaan air dalam tubuh manusia yang kurang lebih terdiri dari 70% air. Data Susenas 2013 menunjukkan bahwa untuk akses air minum yang aman, Indonesia baru mencapai 67,73%. Saat ini untuk mendapatkan air yang sesuai dengan standar sulit didapatkan karena sudah banyak air yang tercemar oleh bebagai macam limbah dari kegiatan manusia. Data menunjukkan pada tahun 2018 Universitas Padjadjaran memiliki 32.481 mahasiswa, yang pada aktivitas kesehariannya di kampus membutuhkan air minum yang tidak sedikit. Upaya untuk memenuhi kebutuhan air minum dengan kuantitas dan kualitas yang memadai dilakukan oleh Universitas Padjadjaran melalui program Keran Air Siap Minum (KASM) Jalatista. Hasil survei yang dilakukan oleh BEM Kema Unpad pada tahun 2018 ditemukan masih banyaknya mahasiswa yang belum pernah menggunakan KASM Jalatista sekitar 41,8%. Evaluasi program dilakukan untuk memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakan yang lebih terfokus pada kegiatan yang sedang dilaksanakan dan dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan informasi berdasarkan indikator-indikator tertentu. Penelitian ini bermaksud untuk mengevaluasi pelaksanaan program KASM Jalatista di Universitas Padjadjaran yaitu dengan model CIPP (context, input, process, product). Penelitian ini bersifat mixed methods dengan strategi sequential explanatory. Tahap pertama yaitu tahap kuantitatif dengan melakukan survey kepada 430 mahasiswa dan menguji kualitas mikrobiologi air minum KASM Jalatista yang berada di 10 titik (20 sampel air). Tahap kedua mendalami hasil penelitian kuantitatif yaitu menggunakan pendekatan kualitatif, dengan cara melakukan wawancara mendalam kepada 2 orang pihak pengelola KASM Jalatista. Hasil penelitian menunjukan aspek konteks pelaksanaan program KASM Jalatista dapat dikatakan berjalan cukup baik. Aspek masukkan perlu adanya peningkatan kapasitas SDM dan pengembangan sarana supaya program KASM Jalatista dapat berjalan lebih baik. Aspek proses pelaksanaan sosialisasi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola kurang optimal dan kurang disiplinnya pegawai untuk melakukan monitoring. Aspek produk mahasiswa yang pernah menggunakan fasilitas KASM Jalatista 52,8% (IK 95% : 48,1% – 57,5 %), jika dibandingkan dengan survey sebelumnya pada tahun 2019 ada kenaikan pengguna sebanyak 11%. Selanjutnya, kualitas air minum masih belum layak minum pada 6 sample dari total 20 sample yang ada, dan tingkat kepercayaan pengguna masih ditemukan kurang baik. Program KASM Jalatista harus mendapatkan perhatian besar pada aspek pemeliharaan untuk meningkatkan kualitas air minum yang dihasilkan pada semua titik.