Kimia (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Kimia (S1) by Title
Now showing 1 - 20 of 414
Results Per Page
Sort Options
Item 7-HIDROKSI-6-METOKSIKUMARIN (SKOPOLETIN) DARI EKSTRAK METANOL KULIT BATANG Chisocheton cumingianus (MELIACEAE)(2020-10-26) TIARA PRIMA AMALYA; Euis Julaeha; NurlelasariKeanekaragaman hayati hutan tropis Indonesia adalah sumber senyawa organik bahan alam seperti limonoid, triterpenoid, seskuiterpenoid, steroid, serta senyawa-senyawa fenolik yang mempunyai struktur molekul beranekaragam dengan aktivitas baik. Salah satu senyawa yang menarik diteliti adalah senyawa fenolik karena memiliki keberagaman baik fungsi maupun strukturnya. Senyawa fenolik pada tumbuhan dapat dijumpai pada famili Meliaceae. Genus Chisocheton merupakan salah satu tumbuhan dari famili Meliaceae yang memiliki sekitar 53 spesies, diantaranya adalah Chisocheton cumingianus. Chisocheton yang telah banyak diteliti memiliki aktivitas antikanker, antimalaria, antivirus, anti-oksidan, anti-inflamasi, anti-insektisida dan antimikroba. Senyawa-senyawa yang telah banyak diisolasi meliputi limonoid, triterpenoid, dan steroid. Sampai tahun 2016, senyawa yang telah berhasil diisolasi dari genus Chisocheton ini sebanyak 130 senyawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa kelompok fenolik dari kulit batang C. cumingianus dan menentukan struktur kimianya. Serbuk kulit batang C. cumingianus diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan n-heksana, etil asetat, dan metanol, yang selanjutnya dievaporasi pada suhu 40°C hingga diperoleh ekstrak pekat, lalu dipisahkan serta dimurnikan dengan berbagai teknik kromatografi. Struktur kimia yang diperoleh ditentukan dengan metode spektroskopi IR, 1H-NMR, 13C-NMR, dan DEPT. Isolat F4 yang diperoleh berbentuk amorf berwarna kuning pucat sebanyak 9,1 mg. Berdasarkan hasil spektroskopi IR, 1H-NMR, 13C-NMR, DEPT, serta dibandingkan dengan literatur, maka diidentifikasi bahwa isolat F4 merupakan senyawa 7-hidroksi-6-metoksi kumarin (skopoletin)Item 8,14-SEKOGAMMASERA-7,14-DIEN-3,21-DION DARI EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT BUAH Lansium domesticum Corr. cv Kokosan (Meliaceae) DAN AKTIVITAS SITOTOKSIKNYA TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7(2019-11-18) WINA AULIA; Tri Mayanti; DarwatiTriterpenoid adalah kelompok senyawa bahan alam dengan struktur yang beragam dan memiliki berbagai sifat farmakologis, seperti sitotoksik, antikanker, dan antioksidan. Senyawa triterpenoid banyak ditemukan dalam tumbuhan Lansium domesticum Corr. Tumbuhan L. domesticum Corr. cv kokosan merupakan salah satu tumbuhan dari keluarga Meliaceae yang telah diketahui mengandung senyawa-senyawa triterpenoid dengan berbagai aktivitas seperti antifeedant, antimikroba, antimalaria, penghambat tumbuhnya tumor kulit, penginduksi kontraksi usus babi, toksisitas terhadap Artemia salina, antikanker. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa triterpenoid dari ekstrak etil asetat kulit buah L. domesticum Corr. cv kokosan serta aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kanker payudara MCF-7. Kulit buah L. domesticum Corr. cv kokosan (1,70 kg) dimaserasi berturut-turut dengan nheksana, etil asetat, dan metanol selama 3x24 jam secara bergantian, diuapkan dengan alat evaporator pada suhu ±45°C hingga diperoleh ekstrak pekat. Ekstrak pekat etil asetat (39 g) dipisahkan dan dimurnikan dengan teknik kromatografi hingga diperoleh isolat C2. Isolat C2 (81,2 mg) berupa kristal tidak berpendar di bawah sinar UV λ=254 nm dan 365 nm. Isolat C2 dikarakterisasi menggunakan metode spektroskopi (inframerah, 1H-NMR, 13C-NMR, 2D-NMR; HSQC, HMBC, 1H-1H COSY, dan massa) Berdasrakan data-data spektroskopi dan literatur, isolat C2 ditetapkan sebagai senyawa 8,14-sekogammasera-7,14-dien-3,21-dion. Isolat C2 memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan nilai IC50 sebesar 456,4 μg/mL.Item β-SITOSTEROL GLUKOSIDA DARI EKSTRAK METANOL KULIT BATANG Aglaia angustifolia (MELIACEAE)(2021-03-12) ATIKA AYU PERMATASARI; Desi Harneti Putri Huspa; Unang SupratmanSteroid adalah senyawa triterpenoid yang telah dimodifikasi terdiri atas sistem cincin tetrasiklik lanosterol, tetapi kehilangan tiga gugus metil pada posisi C-4 dan C-14. Senyawa golongan steroid menunjukkan berbagai macam aktivitas farmakologi, seperti anti-inflamasi, immunosupresan, agen progestasional, diuretik, anabolik, kontrasepsi, pengobatan kanker prostat dan kanker payudara, insufiensi adrenal, pencegahan gangguan hati, antijamur, dan pengobatan obesitas. Aglaia adalah genus terbesar dari famili Meliaceae dengan jumlah lebih dari 150 spesies. Tumbuhan Aglaia banyak mengandung senyawa metabolit sekunder salah satunya adalah steroid yang banyak memiliki aktivitas biologis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi dan mengarakterisasi senyawa steroid ekstrak metanol dari kulit batang Aglaia angustifolia. Metode yang digunakan adalah ekstraksi dengan tiga pelarut yaitu n-heksana, etil asetat dan metanol, lalu ekstrak metanol dipisahkan dan dimurnikan dengan kromatografi sehingga diperoleh isolat murni. Struktur isolat ditentukan dengan metode spektroskopi 1H-NMR, 13C-NMR dan DEPT-135 serta perbandingan dengan literatur. Struktur isolat menunjukkan bahwa senyawa yang diisolasi adalah β-sitosterol glukosida.Item AKTIVASI ARANG SEKAM PADI MELALUI EKSTRAKSI SILIKA DENGAN LARUTAN KALIUM KARBONAT(2009) DWI OKTA PUTRIANA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenIndonesia merupakan negara penghasil padi. Proses penggilingan padi menghasilkan limbah sekam padi yang biasanya digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk pembakaran batubata atau dibakar begitu saja di area penggilingan padi. Padahal, sekam dapat juga digunakan untuk keperluan lain, misalnya sumber karbon, media penyaringan, dan media penyerapan. Karbonisasi dari sekam padi menghasilkan arang sekam yang dapat diaktivasi menjadi karbon aktif. Untuk menghasilkan karbon aktif yang baik, perlu dilakukan proses aktivasi. Ada dua metode penting yang digunakan untuk membuat karbon aktif dari sekam padi, yaitu aktivasi secara fisik dan aktivasi secara kimiawi. Aktivasi secara kimiawi umumnya dilakukan dengan mengkondisikan bahan dasar dengan zat pengaktivasi, misalnya kalium karbonat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui rasio mol silika dengan kalium karbonat, waktu refluks, dan suhu kalsinasi serta mengetahui karakteristik karbon aktif dari sekam padi yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah ekstraksi silika dengan larutan kalium karbonat dengan cara refluks, dan dilanjutkan dengan proses kalsinasi. Hasil aktivasi karbon kemudian dikarakterisasi dengan uji kadar abu, uji adsorpsi metilen biru, uji bilangan iodin, uji konduktivitas, XRD, FTIR, dan SEM-EDS. Pada penelitian ini dapat diketahui rasio mol kalium karbonat dengan kadar silika sebesar 1:3, waktu refluks selama 2 jam, dan suhu kalsinasi pada 900oC serta karbon yang dihasilkan berupa amorf.Item AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN STUDI IN SILICO SENYAWA KATEKIN DARI DAUN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb.)(2022-01-14) RIZAL PADILAH; Achmad Zainuddin; Dikdik KurniaTanaman Uncaria gambir Roxb. merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia khusunya di Sumatra. Uncaria gambir Roxb banyak dimanfaat sebagai pengobatan luka bakar, disentri, berkumur, sariawan kanker kulit, dan memiliki sifat antioksidan. Senyawa antioksidan memiliki peran penting dalam tubuh sebagai penangkal radikal bebas penyebab timbulnya penyakit seperti Alzaimer dan neurodegeneratif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi, mengkarakterisasi dan menentukan struktur senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan serta melakukan penentuan afinitas pengikatan senyawa antioksidan terhadap enzim SOD1 dengan studi in silico dari daun gambir Uncaria gambir Roxb. Ekstrak metanol dari daun Uncaria gambir Roxb. dipartisi dengan etil asetat dan n-heksana selanjutnya diuapkan dengan rotatory evaporator, kemudian tiap fraksi diuji aktifitas antioksidan dengan metode in vitro. Fraksi aktif dari ekstrak daun Uncaria gambir Roxb. dimurnikan untuk mendapat senyawa murni dan isolat murni ditentukan strukturnya dengan metode spektroskopi meliputi, spektrofotometer ultraviolet (UV), infra merah (IR), 1H-NMR,13C-NMR, DEPT 135°. Hasil isolasi dari fraksi aktif n-heksana didapatkan senyawa katekin dengan aktifitas antioksidan yang sangat kuat menggunakan metode uji in vitro DPPH (IC50 = 4,5) dan FRAP (IC50 = 9,5). Afinitas pengikatan katekin terhadap enzim SOD1 dengan metode in silico yaitu -6,2 kkal⁄mol sehingga dapat diduga katekin memiliki potensi sebagai stimulator enzim SOD1.Item Aktivitas Antioksidan, Sitotoksik, serta Kandungan Fitokimia Ekstrak Daun Vernonia amygdalina (Asteraceae)(2021-03-18) MUHAMMAD YUDHA NUGRAHA; Tati Herlina; Shabarni G.Vernonia amygdalina atau biasa dikenal sebagai daun afrika merupakan satu dari banyak jenis tanaman obat yang tumbuh di Indonesia yang sangat berpotensi terhadap penyembuhan penyakit, salah satunya adalah kanker. Kanker dapat diatasi dengan cara kuratif dan preventif. Cara kuratif dapat dilakukan dengan kemoterapi sementara cara preventif dapat dilakukan dengan konsumsi antioksidan. Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas sitotoksik ekstrak daun afrika terhadap sel kanker serviks HeLa, menentukan aktivitas antioksidan ekstrak daun afrika, serta menentukan kelompok senyawa yang terdapat dalam ekstrak daun afrika dengan aktivitas sitotoksik dan antioksidan tertinggi melalui skrining fitokimia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengujian aktivitas sitotoksik ekstrak daun afrika terhdap sel kanker serviks HeLa menggunakan metode MTS assay, pengujian aktivitas antioksidan ekstrak daun afrika terhadap radikal DPPH, dan skrining fitokimia untuk menentukan kelompok senyawa alkaloid, terpenoid, steroid, dan flavonoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat bersifat kurang aktivitas terhadap sel kanker serviks HeLa dan bersifat aktif sebagai antioksidan dengan nilai IC50 masing-masing 212,92 dan 24,8580 μg/mL. Ekstrak etil asetat memiliki kelompok senyawa flavonoid, alkaloid, steroid, dan terpenoid.Item AKTIVITAS PENANGKAL SPESI OKSIGEN REAKTIF (ROS) HIDROGEN PEROKSIDA DARI KOMPLEKS DIMERIK (μ-4,4-BIPIRIDIN)-BIS{PERKLORAT-SALEN-MANGAN(III)} MELALUI INHIBISI VITAMIN C(2021-01-05) ALYA RAFIDA; Diana Rakhmawaty Eddy; Yusi DeawatiSenyawa-senyawa kompleks mangan(III)-salen dan turunannya telah banyak diteliti dan menunjukkan kemampuan yang cukup tinggi dalam menangkal spesi oksigen reaktif (ROS), yaitu salah satunya hidrogen peroksida (H2O2). Namun, penelitian tentang kemampuan senyawa-senyawa kompleks mangan(III)-salen sebagai penangkal H2O2 tersebut masih terbatas pada senyawa yang berstruktur monomerik. Sementara itu, salah satu kompleks dimerik, yang mengandung jembatan ligan 4,4’-bipiridin, telah ditemukan struktur kristalnya, yaitu kompleks (μ-4,4`-bipiridin)-bis{perklorat-salen-mangan(III)}, [{Mn(salen)(ClO4)}2(μ-4,4`-bpy)]. Kompleks tersebut baru diujikan terhadap satu jenis ROS, yaitu superoksida radikal, dan menunjukkan aktivitas yang sangat tinggi. Dengan demikian, sangat menarik untuk mengetahui aktivitas kompleks dimerik tersebut terhadap ROS H2O2. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan pengujian kemampuan penangkal H2O2 dari senyawa kompleks dimerik [{Mn(salen)(ClO4)}2(μ-4,4`-bpy)] Kompleks dimerik ini disintesis dari prekursor monomerik [Mn(salen)(H2O)Cl].H2O yang direaksikan dengan 4,4’-bipiridin dalam pelarut metanol dan larutan kalium perklorat jenuh. Dari penelitian ini, diperoleh kristal coklat-kehitaman [{Mn(salen)(ClO4)}2(μ-4,4`-bpy)] dengan perolehan sebesar 39,04% dan memiliki komposisi unsur-unsur C = 50,47% (50,57%); H = 3,35% (3,64%); dan N = 8,47% (8,42%), yang sesuai dengan persen teoritis di dalam tanda kurung. Selanjutnya spektrum IR senyawa kompleks hasil sintesis menunjukkan adanya ikatan ClO4, Mn-N dan Mn-O secara berturut-turut pada bilangan gelombang 471,9 cm-1; 597,9 cm-1 dan 1032,4-1147,2 cm-1. Pada tahap akhir, pengujian aktivitas penangkal H2O2 menunjukkan bahwa senyawa kompleks dimerik [{Mn(salen)(ClO4)}2(μ-4,4`-bpy)] dapat menghambat reaksi vitamin C dengan ROS H2O2 sebesar 24%.Item AktivitasInhibisi Ekstrak Kulit Manggis Terhadap Enzim α-Glukosidase dan Peningkatan Kelarutannya Sebagai Kandidat Obat Antidiabetes(2024-01-12) RANYA NUR AISYAH; Iman Permana Maksum; SriwidodoDiabetes adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar plasma glukosa tinggi. Diabetes melitus tipe 2 atau non-insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) disebabkan oleh resistensi insulin dan/atau gangguan sekresi insulin. Pengobatan yang efektif untuk diabetes melitus tipe 2 adalah dengan menghambat enzim yang berperan dalam hidrolisis karbohidrat menjadi glukosa pada organ- organ pencernaan. Salah satu enzim yang berfungsi untuk hidrolisis karbohidrat adalah alfa-glukosidase, enzim kunci yang mengkatalisis langkah terakhir dalam proses pencernaan karbohidrat menjadi glukosa. Namun, obat inhibitor α- glukosidase yang banyak digunakan, seperti akarbosa, memiliki efek samping dan bioavailabilitas yang rendah, sehingga perlu diteliti kandidat obat dari alam. Salah satu kandidat obat tersebut adalah senyawa utama dalam kandungan kulit manggis; alfa-mangostin. alfa-Mangostin memiliki aktivitas antidiabetes terhadap enzim alfa- glukosidase, tetapi memiliki kelarutan yang rendah dalam air. Peningkatan kelarutan alfa-mangostin dapat dilakukan dengan menambahkan zat pembawat berupa polimer PVP dalam metode dispersi padat amorf, menggunakan dua metode dengan prinsip utama solvent evaporation, metode evaporasi dan metode FBD (Fluidized Bed Drying). Kelarutan dan aktivitas inhibisi terhadap enzim alfa-Glukosidase diuji. Kelarutan α-mangostin sebelum dan sesudah perlakuan dibandingkan, menghasilkan dispersi padat amorf metode evaporasi dan FBD dapat meningkatkan kelarutan sebesar 2,1 dan 1,8 kali dibanding ekstrak mangostin. Uji aktivitas inhibisi terhadap enzim α-glukosidase menghasilkan nilai IC50 20,13 µg/mL untuk ekstrak mangostin. Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstrak mangostin memiliki aktivitas inhibisi terhadap enzim α-glukosidase yang lebih baik dibanding akarbosa (379,75 µg/mL) tetapi lebih rendah dibanding kuersetin (4,11 µg/mL), nilai aktivitas inhibisi terhadap enzim alfa-glukosidase pada formulasi dapat lebih terjaga menggunakan DPA metode FBD (112,87 µg/mL) dibanding DPA metode evaporasi (1238,48 µg/mL), dan kelarutan ekstrak mangostin dapat ditingkatkan melalui bentuk DPA.Item ALKALOID GOLONGAN ALKENOID DARI KULIT BATANG Erythrina subumbrans (Fabaceae) DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN(2019-10-25) SANTANU NUGRAHA; Tri Mayanti; Tati HerlinaAlkaloid merupakan senyawa yang mengandung basa nitrogen dengan berat molekul rendah. Klasifikasi alkaloid dapat dibedakan berdasarkan cincin heterosiklik nitrogen dan dapat digolongkan berdasarkan dari jenis tumbuhannya. Contohnya adalah alkaloid eritrina, alkaloid tersebut biasa ditemukan di dalam tumbuhan Erythrina (fabaceae). Senyawa alkaloid pada tumbuhan tersebut memiliki aktivitas sebagai antimalaria, antikanker, antiplasmodial dan anti-oksidan. Kulit batang E. subumbrans dimaserasi dengan metanol, kemudian dipekatkan di dalam rotary evaporator pada suhu ± 40°C menjadi ekstrak metanol pekat. Ekstrak tersebut dipartisi berturut-turut dengan pelarut n-heksana, dan etil asetat. Pada masing-masing ekstrak diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH dan digunakan asam askorbat sebagai standar, lalu didapat aktivitas antioksidan yang kuat pada ekstrak etil asetat dengan nilai IC50 62,81 μg/mL. Senyawa-senyawa yang terkandung di dalam ekstrak etil asetat merupakan golongan fenol, flavonoid dan alkaloid. Ekstrak etil asetat yang mengandung senyawa alkaloid kemudian dipisahkan dan dimurnikan menggunakan metode kromatografi kolom untuk mendapatkan isolat murni. Isolat murni yang didapat kemudian dianalisis dengan metode spektroskopi (UV, FTIR, dan 1H-NMR), selanjutnya isolat yang didapat diuji kembali aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH dan didapat nilai IC50 32,1 μg/mL.Item Alkaloid, 8β-(2-oksopropil)-eritralin dari Ranting Erythrina crista-galli (Fabaceae) dan Aktivitas Antioksidannya(2023-07-11) KAMILA DUROTUNNA PUTRI; Tati Herlina; Dadan SumiarsaGenus Erythrina merupakan tanaman dalam famili Fabaceae yang mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, dan terpenoid. Dari seluruh senyawa metabolit yang ditemukan pada genus Erythrina, alkaloid merupakan metabolit yang paling banyak ditemukan dengan persentase sebesar 41%. Sejauh ini, terdapat kurang lebih 143 alkaloid yang telah berhasil diisolasi dari genus Erythrina. Salah satu spesies Erythrina, Erythrina crista-galli atau yang biasa dikenal sebagai dadap merah mengandung alkaloid dengan berbagai aktivitas biologis meliputi antimikroba, insektisida, hingga antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi alkaloid dari ranting E. crista-galli dan menguji aktivitas antioksidannya. Ranting (2,5 kg) dimaserasi dengan metanol menghasilkan ekstrak pekat metanol (120 g) yang kemudian dipartisi dengan pelarut organik menghasilkan ekstrak metilen klorida, ekstrak etil asetat, dan ekstrak butanol. Ekstrak metilen klorida (39,7 g) dipisahkan dan dimurnikan menggunakan kromatografi kolom sehingga dihasilkan isolat F6D (14,9 mg) berwujud padatan kuning. Isolat dikarakterisasi dengan metode spektroskopi (massa, UV-Vis, inframerah, 1H-NMR, 13C-NMR, HMQC, HMBC, 1H-1H COSY, dan NOESY). Isolat diidentifikasi sebagai 8β-(2-isopropil)-eritralin dengan rumus molekul C21H23O4N. Pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menunjukkan hasil senyawa 8β-(2-isopropil)-eritralin memiliki aktivitas lemah dengan nilai IC50 sebesar 347,7 μg/mL.Item Analisis Biomassa Chlorella vulgaris hasil Bio-fiksasi Karbon Dioksida dari Gas Buang PLTU Paiton Unit 5&6 dalam Sistem Fotobioreaktor Plat Planar(2022-09-28) IVANI NURJANNAH; Uji Pratomo; Ari HardiantoCO2 merupakan komponen utama gas buang PLTU Batubara yang juga merupakan salah satu gas rumah kaca penyebab pemanasan global. Saat ini Indonesia memiliki 117 PLTU Batubara, yang mejadi kontributor utama emisi total gas CO2. Carbon Capture and Utilization (CCU) menggunakan mikroalga merupakan salah satu teknologi bio-fiksasi menjanjikan yang dapat diterapkan sebagai langkah mitigasi pengurangan emisi CO2. Pada sistem ini CO2 di tangkap dan dikonversi menjadi produk biomassa yang dapat diubah menjadi biofuel untuk menggantikan konsumsi bahan bakar fosil. Akan tetapi, gas buang PLTU Batubara memiliki suhu dan konsentrasi CO2 yang tinggi, sehingga untuk menangkap CO2 spesies mikroalga harus mampu menahan kondisi gas buang yang ekstrim. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan mikroalga Chlorella vulgaris yang dilaporkan memiliki ketahan terhadap suhu dan konsentrasi CO2 ekstrim sehingga cocok digunakan untuk bio-fiksasi CO2 dari gas buang PLTU Batubara. Untuk mengoptimalkan sistem bio-fiksasi CO2, Chlorella vulgaris dikultivasi dalam sistem fotobioreaktor plat planar (FPP) 70 liter dengan pengaturan beberapa parameter operasional. Parameter tersebut meliputi waktu retensi media dalam reaktor, pH media pertumbuhan mikroalga dan posisi reaktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya waktu retensi media dalam reaktor saja yang memberikan pengaruh signifikan terhadap produktivitas Chlorella vulgaris. Diperoleh biomassa kering dengan rata-rata 1,50-1,68 g/L untuk variasi waktu retensi 1 hari dan 3,10-3,27 g/L untuk waktu retensi 4 hari. Produktivitas biomassa harian dan produktivitas total biomassa untuk variasi waktu retensi 1 hari dan 4 berturut-turut sebesar 1,50-1,68 g/L/hari dan 105,00-117,36 g/reaktor/hari, serta 0,77-0,82 g/L/hari dan 54,20-57,27 g/reaktor/hari. Dimana biomassa Chlorella vulgaris hasil bio-fiksasi CO2 mengandung 11,64 % karbon, 0,16 % sulfur, 6,13 % total moisture, 32,09 % volatile matter, 56,77 % abu, 5,01 % fixed carbon, dan memiliki nilai kalori sebesar 2,03 MJ/Kg.Item ANALISIS FILOGENETIK DAN MUTASI PROTEIN SPIKE CORONAVIRUS-2 STRAIN INDONESIA SEBAGAI KANDIDAT VAKSIN(2020-10-12) SYIFA ALFAUZIAH RAHMANI; R. Ukun M.S. Soedjana Atmadja; Shabarni G.Severe acute respiratory syndrome (SARS) atau lebih dikenal dengan COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru yaitu SARS-Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini pertama kali terdeteksi pada 12 Desember 2019 di provinsi Hubei Cina, yang menyebabkan penyakit pernapasan akut. Penyakit ini telah menjadi pandemi global, dengan jumlah kasus positif per 1 Juli 2020 di dunia sudah mencapai 10,3 juta dan di Indonesia sudah mencapai 57.000 kasus. Protein yang berperan pada masuknya SARS-CoV-2 ke dalam sel manusia adalah protein permukaan yaitu Spike (S) yang dapat berinteraksi dengan reseptor ACE-2 (Angiotensin Converting Enzyme 2) yang terdapat pada sejumlah organ, seperti saluran pernafasan, mata, hati dan ginjal. Protein S diduga merupakan target vaksin yang efektif untuk mencegah infeksi SARS-CoV-2. Urutan nukleotida genom SARS-CoV-2 dari sampel seluruh dunia termasuk Indonesia sudah tersedia pada database online yaitu GISAID, dengan panjang 29.000 nukleotida. Per 13 Juni, Indonesia sudah melaporkan 16 urutan genom SARS-CoV-2 dari pasien posistif COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari hubungan kekerabatan SARS-CoV-2 dari pasien Indonesia melalui pembuatan pohon filogenetik protein S dengan membandingkannya terhadap sampel dari negara lain. Selanjutnya dilakukan analisis mutasi dan pengaruhnya terhadap perubahan asam amino protein S. Metode penelitian yang dilakukan adalah: pencarian urutan gen pengode protein S, translasi menjadi urutan asam amino dan disimpan pada software Lasergene. Selanjutnya dilakukan analisis multiple sequence alignment (MSA) urutan gen dan asam amino protein S sampel Indonesia terhadap sampel negara lain menggunakan software T-Coffee, analisis mutasi dilakukan berdasarkan hasil MSA. Pohon filogenetik untuk menentukan hubungan kekerabatan dibuat menggunakan software MEGAX. Hasil penelitian menunjukkan, berdasarkan analisis filogenetik protein S dari 16 sampel SARS-CoV-2 Indonesia, termasuk ke dalam clade B(L), B(O), dan B. 1.36 (GH) dengan persen homologi sebesar 100%, 99% dan 82% dibandingkan dengan sekuen referensi protein S SARS-CoV-2 Wuhan-Hu-1 (NC_045512.2). Analisis mutasi menggunakan MSA pada software T-coffee menunjukkan adanya mutasi urutan asam amino protein S SARS-CoV-2 galur Indonesia pada posisi T76I, S116C, Q677H, A352S, T572I, A672V, L822F, dan C1254F yang belum pernah dilaporkan sebelumnya di negara lain dan mutasi pada D614G dan V622F sudah dilaporkan terjadi pada beberapa negara. Hasil penelitian ini menunjukkan kemungkinan perbedaan struktur protein S SARS-CoV-2 galur Indonesia yang perlu dipelajari lebih lanjut dalam rangka pembuatan vaksin terhadap SARS-CoV2 galur Indonesia.Item ANALISIS KOROSI RETAK TEGANG BAJA ST 40 DALAM LINGKUNGAN H2O, NaCl 3,5%, Na2SO4 3,5%(2010) NONI LIZA MULIZA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenKorosi merupakan proses rusaknya logam karena bereaksi dengan lingkungannya. Korosi retak tegang (SCC) dapat dipandang sebagai kegagalan material baja yang disebabkan oleh pengaruh simultan dari tegangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tegangan terhadap korosi baja dengan variasi lingkungan sebagai media perendaman dan memprediksi umur pakai plat baja ST 40 dalam lingkungan berbeda dengan beban 80 kg. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini, yang pertama adalah membuat alat uji tarik yang disesuaikan dengan alat uji tarik yang berada di laboratorium Teknik Kimia UNJANI yang berada di PINDAD. Alat uji tarik ini menggunakan kaidah lengan (1:10), kedua pembuat spesimen uji yang bebentuk plat dengan ketebalan 1 mm, lebar 5 mm, dan panjang 21 mm sesuai dengan ASTM G44 sebanyak 3 buah. Dilakukan variasi lingkungan H2O, NaCl 3,5%, dan Na2SO4 3,5% dengan beban 80 kg. Setelah itu diamati korosi dan waktu patahan pada sampel. Dari hasil penelitian ini terjadi patahan pada variasi lingkungan NaCl 3,5% dalam waktu 46 jam, Na2SO4 3,5% dalam waktu 26 jam, dan pada H2O lebih dari 46 jam. Dari struktur mikro di dapat struktur presipitat dan terjadilah retak korosi intergranual.Item ANALISIS LANTANUM(III), SAMARIUM(III), DAN GADOLINIUM(III) DALAM CAMPURAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE DENGAN ANALISIS MULTIVARIAT(2023-02-20) FAUZIA SALSABILA; Uji Pratomo; Husein Hernadi BahtiLogam tanah jarang (LTJ) berperan penting dalam kemajuan industri dan teknologi. Keberadaan LTJ sering ditemukan dalam keadaan campuran dalam mineral yang menyebabkan sulit dilakukan untuk pemisahan dan penentuan kandungannya karena memiliki sifat dan karakteristik yang hampir sama. Penentuan kandungan LTJ dapat dilakukan menggunakan instrumen seperti ICP dan AAS, tetapi pada setiap instrumen masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu dilakukan metode analisis alternatif penentuan LTJ dalam campuran tanpa pemisahan dengan spektrofotometri Visible yang dikombinasikan dengan analisis multivariat secara serempak. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan spektrum tunggal dari campuran LTJ dengan spektrofotometri Visible yang dikombinasikan dengan Multivariate Curve Resolution (MCR) dan menentukan model matematika yang baik untuk menentukan konsentrasi La(III), Sm(III) dan Gd(III) dengan Principal Component Analysis (PCR) dan Partial Least Square Regression (PLSR). Training set dibuat sebanyak 80 variasi dengan pengompleks alizarin red sulfonat (ARS) dan dianalisis dengan panjang gelombang 400-800 nm. Data hasil analisis menggunakan MCR menghasilkan spektrum tunggal yang memiliki 3 komponen yaitu La(III), Sm(III), dan Gd(III). Data yang diperoleh diolah dengan PCR dan PLSR kemudian dibandingkan dan divalidasi untuk mendapatkan model matematika yang baik. Analisis dengan PCR menunjukkan model yang lebih baik dibandingkan PLSR dengan nilai %recovery 99,10 % dan RMSE 0,9593. Model matematika PCR dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi gadolinium.Item ANALISIS NUTRISI, TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Streptococcus mutans DAN Escherichia coli DARI BIJI VELVET BEAN (Mucuna pruriens) AKSESI JAWA TENGAH(2020-10-14) RIMA; Safri Ishmayana; R. Ukun M.S. Soedjana AtmadjaVelvet bean (Mucuna pruriens) merupakan tanaman polong-polongan yang termasuk ke dalam famili Fabaceae. Tanaman ini telah dimanfaatkan sejak lama dalam sistem Ayurveda karena memiliki aktivitas farmakologi, salah satunya antibakteri yang dapat diperoleh dari ekstrak bijinya. Biji M. pruriens memenuhi persyaratan nutrisi dasar sehingga dapat dikonsumsi. Namun, pemanfaatannya sebagai bahan pangan masih terbatas karena adanya sejumlah faktor antinutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan nutrisi yang terdapat pada biji M. pruriens aksesi Jawa Tengah dengan analisis proksimat, menentukan nilai toksisitas (LC50) dari esktrak biji M. pruriens terhadap larva udang A. salina L. dengan metode BSLT (brine shrimp lethality test) dan menentukan aktivitas antibakteri dari esktrak biji M. pruriens aksesi Jawa Tengah terhadap Streptococcus mutans ATCC 35668 dan Escherichia coli ATCC 25922 dengan metode agar difusi cakram. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam biji M. pruriens aksesi Jawa Tengah yaitu protein 31,79 1,64%; lemak 4,52 0,12%; abu 3,38 0,16%; air 5,56 0,21%; dan karbohidrat 54,75 1,71%. Nilai toksisitas (LC50) dari ekstrak biji M. pruriens aksesi Jawa Tengah yaitu ekstrak metanol 144,30 ± 32,79 ppm; fraksi air 130,97 ± 30,62 ppm dan fraksi etil asetat 27,85 ± 17,86 ppm. Aktivitas antibakteri paling kuat dari ekstrak metanol; fraksi air dan fraksi etil asetat biji M. pruriens aksesi Jawa Tengah terhadap S. mutans ATCC 35668/ E. coli ATCC 25922 yaitu pada konsentrasi 500 ppm; 250 ppm dan 250 ppm.Item ANALISIS NUTRISI, TOKSISITAS, DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI BIJI KARA BENGUK (Mucuna pruriens) AKSESI JAWA TIMUR TERHADAP Staphylococcus epidermidis DAN Pseudomonas aeruginosa(2020-10-14) DESTYA RIZKIAWATI; Safri Ishmayana; R. Ukun M.S. Soedjana AtmadjaDiversifikasi pangan berbasis sumber daya pangan lokal dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan. Velvet bean (M. pruriens) yang juga dikenal dengan nama “kara benguk” merupakan salah satu jenis legum, kacang polong yang memiliki kandungan nutrisi yang baik, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pangan alternatif. Selain itu, senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam biji kara benguk menyebabkan kara benguk memiliki aktivitas biologis seperti antibakteri sehingga kara benguk berpotensi menjadi agen antibakteri alami. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan kandungan nutrisi dari biji kara benguk aksesi Jawa Timur dengan analisis proksimat, menentukan aktivitas antibakteri dari ekstrak metanol, fraksi air, dan fraksi etil asetat biji kara benguk aksesi Jawa Timur dengan menggunakan metode difusi cakram agar terhadap bakteri S. epidermidis ATCC 12228 dan P. aeruginosa, dan menentukan nilai toksisitas (LC50) dari ekstrak metanol, fraksi air, dan fraksi etil asetat biji kara benguk dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap larva udang A. salina L. Kandungan nutrisi yang terkandung di dalam biji kara benguk aksesi Jawa Timur memiliki protein sebesar 31,04 ± 0,94%, lemak sebesar 4,92 ± 0,15%, abu sebesar 3,20 ± 0,06%, air sebesar 7,99 ± 0,07%, dan karbohidrat sebesar 52,85 ± 0,77%. Kemudian, biji kara benguk aksesi Jawa Timur memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. epidermidis ATTC 12228 dan P. aeruginosa. Zona inhibisi terbesar dari ekstrak metanol terhadap S. epidermidis ATCC 12228 sebesar 12,00 ± 3,46 mm, sedangkan untuk P. aeruginosa sebesar 10,10 ± 2,08 mm. Untuk fraksi air menghasilkan zona inhibisi terbesar terhadap S. epidermidis ATCC 12228 sebesar 15,67 ± 2,52 mm, sedangkan untuk P. aeruginosa sebesar 11,13 ± 3,42 mm. Untuk fraksi etil asetat zona inhibisi terbesar terhadap S. epidermidis ATCC 12228 sebesar 15,67 ± 4,93 mm, sedangkan untuk P. aeruginosa sebesar 10,73 ± 0,93 mm. Kemudian, nilai LC50 yang didapatkan sebesar 151,04 ± 9,09 μg/mL untuk ekstrak metanol; 146,07 ± 25,05 μg/mL untuk fraksi air; dan 33,96 ± 18,07 μg/mL untuk fraksi etil asetat.Item ANALISIS SENYAWA ORGANOFOSFAT SEBAGAI LIGAN BEBAS DAN SENYAWA KOORDINASI DENGAN ION Gd(III) MENGGUNAKAN SIMULASI DINAMIKA MOLEKULER pH KONSTAN(2021-09-15) AZMI DLIYAUL HAQ; Ari Hardianto; Anni AnggraeniTingkat kebutuhan terhadap logam tanah jarang (LTJ) semakin lama semakin meningkat pesat. Namun pemisahan masing-masing LTJ tidaklah mudah karena sifat fisik dan kimia yang mirip. Gadolinium merupakan salah satu unsur logam tanah jarang yang cukup umum digunakan dalam bidang medis. Metode ekstraksi digunakan karena memiliki banyak kelebihan seperti peralatannya sederhana dan biayanya relatif murah. Penggunaan ekstraktan ganda pada ekstraksi berpotensi meningkatkan keberhasilan ekstraksi gadolinium. Asam di-(2-etilheksil) fosfat (D2EHPA) memiliki banyak keuntungan ketika digunakan sebagai ekstraktan dalam ekstraksi. Metode ekstraksi ini membutuhkan kondisi optimum seperti pH dan jumlah mol ekstraktan. Kondisi optimum tersebut dapat ditentukan melalui simulasi komputer. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kestabilan kompleks gadolinium dengan campuran ligan D2EHPA yang sudah di sederhanakan menjadi asam dimetil fosfat (DMPA) pada berbagai pH dan membandingkan pemisahan secara ekstraksi untuk mendapatkan prediksi nilai KD. Struktur kompleks gadolinium dengan ligan DMPA dipreparasi. Sistem ekstraksi kompleks gadolinium dibuat dalam pelarut air. Simulasi dinamika molekuler kompleks Gd dilakukan pada berbagai pH untuk mendapatkan nilai perbandingan fraksi terprotonasi pada tiap pH antara ligan bebas dan ligan yang terkoordinasi.Item Analisis Varian, Studi Filogenetika, dan Penentuan Sisi Restriksi Pada Genom SARS-CoV-2 di Indonesia(2022-06-07) NUR ARIEF MURSYID; Yeni Wahyuni Hartati; Iman Permana MaksumSevere acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah suatu spesies virus dari keluarga Coronaviridae. SARS-CoV-2 adalah penyebab dari penyakit COVID-19 yang tengah menjadi pandemi dunia, termasuk Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari hubungan kekerabatan antara genome SARS-CoV-2 di Indonesia dengan genome SARS-CoV-2 di Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok, serta menentukan sisi restriksi spesifik untuk aplikasi PCR-RFLP sebagai metode diagnosis alternatif COVID-19. Analisis hubungan kekerabatan antar genome dilakukan dengan metode analisis filogenetika dan penggambaran pohon filogenetikanya. Sementara itu, situs restriksi spesifik ditentukan dengan membandingkan situs restriksi spesifik pada gen Nukleokapsid, RNA Polimerase dan Spike antar virus satu keluarga. Hasil analisis filogenetika menunjukkan bahwa delapanbelas genome SARS-CoV-2 Indonesia memiliki hubungan erat dengan virus terkait dari Wuhan dengan rerata persentase homologi mencapai 99,95%. Kedelapanbelas genome SARS-CoV-2 Indonesia memiliki sebanyak 43 varian mutasi secara keseluruhan, dengan dua diantaranya hanya ditemukan pada genome Indonesia. Sisi restriksi spesifik untuk SARS-CoV-2 diketahui dengan sebanyak 55 enzim restriksi spesifik untuk gen N, RdRp, dan S virus SARS-CoV-2.Item ANTOSIANIN, SIANIDIN 3-O-GLUKOSIDA DARI BUNGA Erythrina crista-galli (Fabaceae) DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDANNYA(2023-07-11) SITI SHAVIRA; Toto Subroto; Ari HardiantoAntosianin merupakan salah satu metabolit sekunder yang terbukti memiliki banyak aktivitas biologis. Salah satu tumbuhan yang menghasilkan kelompok senyawa antosianin adalah tumbuhan Erythrina crista-galli. Tumbuhan ini termasuk ke dalam genus Erythrina dan termasuk ke dalam keluarga Fabaceae. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses ekstraksi menggunakan MAE dari ekstrak etanol bunga E. crista-galli terhadap kadar total antosianin dan aktivitas antioksidan, mengisolasi dan mengkarakterisasi antosianin dari bunga E. crista-galli, menentukkan aktivitas antioksidan antosianin hasil isolasi dari bunga E. crista-galli dengan metode DPPH. Ekstrak etanol dilakukan uji kadar total antosianin dan antioksidan untuk mendapatkan frekuensi dan waktu yang optimal, sehingga frekuensi dan waktu yang optimal adalah 70% selama 5 menit dengan nilai kadar total antosianin 7,1477 g/L dan IC50 314,2583 ppm. Ekstrak etanol difraksinasi dengan pelarut n-heksana (0,2 g), etil asetat (18,3 g), dan butanol (48,6 g). Ekstrak butanol kemudian dipisahkan dengan KCV menggunakan eluen MTC:metanol (gradien 10%), kromatografi kolom terbuka dengan eluen kloroform:metanol (gradien 10%), kloroform:metanol (gradien 5%), metanol:air:asetonitril (6:2:2) dan diperoleh isolat murni E4h1 (6,5 mg) berbentuk padatan coklat kemerahan. Isolat E4h1 dikarakterisasi dengan spektroskopi MS (449,1076 m/z), UV (284 dan 527 nm), FTIR (C-H aromatik, C-O (eter primer, alkohol primer, eter alifatik), C=C, dan O-H), dan NMR (C21H21O11+). Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa isolat E4h1 merupakan kelompok antosianin dengan nama sianidin 3-O-glukosida. Isolat E4h1 dilakukan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dengan larutan pembanding asam askorbat diperoleh aktivitas antioksidan sebesar IC50 21,35 ppm yang termasuk ke dalam antioksidan kuat.Item APLIKASI ARANG, SILIKA KARBON, SILIKA GEL, DAN KARBON DARI SEKAM PADI TERHADAP PENURUNAN KADAR LOGAM BERAT Pb (II), Cr (VI), DAN Ni (II) DALAM AIR(2020-09-18) WINNI SAHARA RAMADHANI; Solihudin; Anni AnggraeniKarbon, silika karbon, silika gel, dan arang dari sekam padi merupakan material yang digunakan sebagai adsorben dalam aplikasi penurunan kadar logam berat Pb (II), Cr (VI), dan Ni (II) dalam air. Metode adsorpsi merupakan salah satu metode yang biasa digunakan untuk menurunkan kadar logam berat Pb (II), Cr (VI), dan Ni (II) dalam air karena lebih efisien dan ekonomis dibandingkan dengan metode lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan perbedaan karbon, silika karbon, silika gel, dan arang yang diaktivasi dan tidak diaktivasi HCl terhadap penurunan kadar logam berat Pb (II), Cr (VI), dan Ni (II) dalam air; menentukan efisiensi adsorpsi karbon, silika karbon, silika gel, dan arang yang diaktivasi dan tidak diaktivasi HCl terhadap penurunan kadar logam berat Pb (II), Cr (VI), dan Ni (II) menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Pembuatan karbon, silika karbon, silika gel, dan arang diperoleh dari proses gasifikasi sekam padi. Adsorben diaktivasi menggunakan larutan HCl 2%. Sampel logam berat Pb (II), Cr (VI), dan Ni (II) dibuat variasi konsentrasi 30; 50; dan 100 ppm kemudian diadsorpsi oleh masing-masing adsorben. Sampel kemudian dianalisis menggunakan SSA. Hasil dari penelitian ini menunjukkan karbon, silika karbon, silika gel, dan arang yang diaktivasi dan tidak diaktivasi HCl tidak berbeda secara signifikan dalam penurunan kadar logam berat Pb (II), Cr (VI), dan Ni (II) dalam air. Efisiensi adsorpsi karbon, silika karbon, silika gel, dan arang yang diaktivasi dan tidak diaktivasi HCl menunjukkan apabila konsentrasi logam berat Pb (II), Cr (VI), dan Ni (II) semakin meningkat, maka persentase efisiensi adsorpsi semakin menurun.