Ilmu Kesejahteraan Sosial (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Kesejahteraan Sosial (S2) by Author "Binahayati"
Now showing 1 - 15 of 15
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Struktur Layanan Sosial Terhadap Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Eks Pengungsi Timor Timur (Studi di Kabupaten Belu, NTT)(2018-10-16) EVERD SCOR RIDER DANIEL; Budhi Gunawan; BinahayatiPendidikan merupakan layanan dasar yang terkait langsung pada hak dasar anak, yaitu mendukung proses tumbuh kembang. Pendidikan menjadi bagian dari hak anak yang sangat penting dan mendasar sehingga pemerintah berkewajiban menjamin agar hak tersebut terpenuhi secara maksimal. Namun, masalah yang dialami anak-anak eks pengungsi Timor Timur dimana mereka belum mendapat standar pendidikan yang maksimal karena masalah utama pada faktor layanan pemerintah. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan konsep child right ecology atau ekologi hak anak (Bronfenbrenner, 1976), berupaya menganalisis struktur layanan pendidikan dan faktor-faktor persoalan di level micro (keluarga), meso (sekolah), exo (LSM) dan macro (pemerintah). Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan teknik pengumpulan data menggunakan purposeful sampling. Tujuan penelitian untuk mengintegrasikan level-level yang berpengaruh pada layanan pendidikan agar kebutuhan dasar anak-anak eks pengungsi terpenuhi dan terlayani secara baik.Item COPING STRATEGY PEREMPUAN KORBAN INCEST(2018-07-16) SUPENA ADIADIPURA; Binahayati; R. Nunung NurwatiKekerasan seksual pada anak memberikan dampak traumatis yang berbeda-beda pada seseorang dan dapat menjadi sangat mengkhawatirkan sebab dapat menimbulkan dampak jangka panjang di sepanjang kehidupan anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa stategi coping yang dilakukan korban perempuan dewasa dengan riwayat masa kecil incest, dalam menghadapi masalah-masalahnya di lingkungan sosialnya. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif retropektif . .melalui wawancara dan analisa mendalam dengan mengumpulkan ingatan masa kecil korban perempuan dewasa dengan riwayat masa kecil incest intra familial dengan menganalisa. Bagaimana coping dilakukan atas karakteristik pelecehan yang dialaminya dan apa korelasinya antara keberfungsian korban dimasa dewasa saat ini menjadi focus utama yang diteliti. Pada aspek problem-focused coping yang terdiri dari yaitu keaktifan diri informan, perencanaan dalam mengatasi masalah, keterlibatan dalam kegiatan, kontrol diri, dan dukungan sosial instrumental korban incest lebih banyak melakukan penghindaran terhadap sumber permasalahan. Sedangkan pada aspek coping yang kedua adalah Emotion-Focused Coping, yang terdiri dari dukungan sosial emosional, interpretasi positif, penerimaan, penolakan dan religiulitas korban secara emosional mengalami ketidakstabilan dalam mengontrol emosi. Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal antara lain penguatan kebijakan mengenai perlindungan anak, penyusunan program tindakan pencegahan kekerasan seksual anak dan sanksi pidana tegas terhadap pelaku incest.Item Implementation of Social Protection Program for Women Workers in the Garments Industry of Bangladesh(2018-07-18) MD. JAHIRUL ISLAM; Binahayati; R. Nunung NurwatiABSTRACT The Bangladeshi garment sector is a leading garment manufacturing industry in the world and this sector is dominated by women workers. The purpose of this study is to assess the implementation of social protection program for women workers in Bangladesh`s garment industry. This research used qualitative approach with adequate description and the technique of the study was case study. Data were collected through in-depth interviews toward workers, compliance and admin department. The study found the following results of this research there are much social protection problem in the readymade garments sector about the health status and safe working environments rules fully violated .Readymade garments workers are most of uneducated or low educated so they don’t know what is their right about their job .they don’t get proper information too. RMG sector in Bangladesh building, fire and health hazards, and the owner is responsibleItem KAJIAN KEMISKINAN DARI PERSPEKTIF KEKUATAN (Asesmen Berbasis Kekuatan terhadap Keluarga Miskin Peserta Program Keluarga Harapan di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang)(2017-03-30) ISHARTONO; Santoso Tri Raharjo; BinahayatiABSTRAK Tesis ini dilatarbelakangi oleh permasalahan kemiskinan yang masih saja menjadi beban dunia. Sudah banyak upaya untuk menanggulanginya. Sudah banyak penelitian untuk mengkajinya. Namun upaya dan kajian itu pada umumnya memandang kemiskinan dari perspektif masalah. Tesis ini mengkaji kemiskinan dari perspektif kekuatan. Perspektif ini meyakini bahwa setiap individu mempunyai kekuatan. Penjabaran perspektif kekuatan dalam tesis ini menggunakan konsep yang dikembangkan oleh Clay Graybeal yaitu Resources, Options, Possibilities, Exceptions, dan Solutions (ROPES). Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pendekatan ini digunakan karena penggalian aspek-aspek kekuatan tersebut (ROPES) memerlukan deskripsi yang mendalam. Subyek penelitian ini adalah keluarga miskin yang menjadi peserta Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Informannya adalah 4 orang peserta PKH dan 3 orang tokoh masyarakat. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa peserta PKH memiliki dan berusaha menjaga kesehatan agar dapat beraktivitas memenuhi kebutuhan keluarga, bersabar dan ikhlas menjalani kehidupan ini. Keluarga menjadi sumber kekuatan dan motivasi untuk bertahan menghadapi permasalahan kemiskinan keluarganya. Kerabat juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi. Kepedulian tetangga menambah ketenangan. Beberapa program pemerintah sebetulnya dapat menambah kekuatannya, namun belum semuanya diakses. Para ibu rumah tangga dari keluarga miskin ini telah memilih untuk fokus mencari penghasilan bagi keluarganys dengan berdagang, menjadi buruh cuci ataupun juru masak mahasiswa pondokan. Ke depan mereka berharap bahwa anak-anaknya sehat, bahagia dan dapat berpendidikan. Untuk itu mereka berusaha dapat menabung, mengumpulkan uang untuk modal usaha serta menambahkan ketrampilan. Keluarga miskin tersebut ternyata merupakan orang-orang yang mempunyai berbagai kekuatan, meskipun sampai saat ini baru dapat membuat mereka bertahan menjalani kehidupan tanpa harus mengandalkan belas kasihan orang lain. Karena itu untuk membantu mengentaskan kemiskinan, perlu adanya perubahan cara pandang terhadap orang miskin. Sudah saatnya pihak-pihak terkait menggunakan perspektif kekuatan. Para pendamping PKH perlu diberi pengetahuan dan ketrampilan tentang perspektif kekuatan. Kata Kunci: Kemiskinan, Perspektif Berbasis Kekuatan ABSTRACT Poverty issue is continue to be the burden for the world. There have been many efforts contributed to address the issue, including many research to investigate the poverty issue. However, the efforts and studies in general views poverty from the problems perspective. This thesis is to investigate poverty from strength perspective. The strength perspective believes that every individu have strength. The description of the perspective in this thesis is using the concept developed by Clay Graybeal which consist of Resources, Options, Possibilities, Exceptions, and Solutions (ROPES). This research is using qualitative approach with descriptive research. This approach is used because in order to excavating the aspects of strengths (ROPES) need to acquire in depth description. The research subject is poor families who are the PKH (Family Hope) recipient at Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. The informants are 4 Family Hope recipients and 3 core people in the community. The research shows that the Family Hope recipients have and tried to maintain their health in order to be able to run the activity in fulfilling the needs of the family, patient and sincere in fulfilling the task in life. The family is the source of strength and motivation to address the challenges of poverty within their family. Relatives are also contribute significantly in addressing the issues they dealt with. The care from the neighbours are also success in reducing the stress. Some government programs are actually enable the strength of the families, however, not all programs are accessable to the families. The housewives of poor families have chosen to focus in earning income for their families by selling, becoming the wash labour or cook for students in the rent rooms. In the future, they hope their children to be healty, happy and educated. Thus, the housewives attempt to save some money for business capital and also adding up their skills. The poor families are in fact, people with various strengths, although up to now the strengths have only enable them to survive the living without count on in other people charities/pities. Thus, in order to assist in addressing poverty, there is a need to replace our perspective toward poor people. It is time for responsible parties to use strength perspective. The Family Hope facilitators need to be given knowledge and skills on strength perspective. Keywords: Poverty, Strength Based PerspectiveItem MASALAH PSIKOSOSIAL DI KALANGAN PENGUNGSI ROHINGYA DI INDONESIA DAN STRATEGI PENANGGULANGANNYA(2015-07-01) MD KAMRUJJAMAN; Binahayati; R. Nunung NurwatiRohingya etnis minoritas yang teraniaya, telah menghadapi perlakuan kasar dan tidak diberi hak kewarganegaraan oleh pemerintah militer di Myanmar selama beberapa dekade. Untuk melarikan diri dari penindasan yang berat ini, sebagian besar warga Rohingya melarikan diri ke berbagai negara. Di Indonesia, komunitas ini telah tinggal tak terlihat selama lebih dari tiga dekade. Sama seperti pengungsi lainnya, Rohingya tidak diizinkan untuk bekerja secara legal dan tidak memiliki akses pelayanan kesehatan gratis dan pendidikan di negeri ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis masalah psikososial dan bagaimana mereka mengatasi masalah psikososial yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara individu dan wawancara kelompok (FGD) dengan dua keluarga pengungsi Rohingya yang berada di Ciputat Tanggerang, Indonesia dan data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, artikel, kamus dan website. Setelah pengamatan yang tepat peneliti telah melihat masalah psikososial dihadapi Pengungsi Rohingya. Pengungsi di Indonesia lebih cenderung mengalami reaksi emosional dan gejala-gejala seperti shock, kaget, tidak percaya / menyangkal, panik, putus asa, malu, marah, kecemasan, rasa bersalah, kehilangan minat dalam kesenangan. Strategi coping yang dilakukan oleh para pengungsi Rohingya di Indonesia lebih tepat menggunakan Emotional Coping Terfokus ( EFC ) seperti fokus pada agama, iman, ketahanan, self - aspirasi efisiensi, komunikasi sosial dan kemampuan analisis, diskusi dengan teman teman sekitar dan anggota keluarga untuk diskusi dan sharing adalah salah satu yang penting untuk mengurangi masalah.Item PEKERJAAN SOSIAL FEMINIS DALAM PENANGANAN ISU KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DI CIVIL SOCIETY ORGANIZATION STUDI KASUS YAYASAN SAMAHITA BERSAMA KITA(2023-04-05) SHINAS FAIZA; Binahayati; Muhammad FedryansyahKekerasan terhadap perempuan masih menjadi salah satu permasalahan yang ada di masyarakat Indonesia. Penanganan isu kekerasan terhadap perempuan tersebut juga melibatkan aktor-aktor di luar pemerintah, salah satunya adalah Civil Society Organization (CSO) atau Organisasi Masyarakat Sipil. CSO merupakan salah satu aktor yang dapat memenuhi peranan, dan juga untuk membawa dan melibatkan pandangan alternatif dalam penanganan korban kekerasan terhadap perempuan. Salah satu pandangan alternatif dalam penanganan korban adalah dengan menerapkan perspektif pekerjaan sosial feminis. Perspektif pekerjaan sosial feminis tersebut dilihat dari prinsip dan strategi yang dikemukakan oleh Payne (2014). Penelitian ini mencoba untuk mengkaji penerapan perspektif pekerjaan sosial feminis, yang dilihat dari prinsip dan strategi, dalam penanganan isu kekerasan terhadap perempuan oleh Yayasan Samahita Bersama Kita sebagai salah satu CSO di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melibatkan 6 orang informan yang merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan isu kekerasan terhadap perempuan di Yayasan Samahita. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Samahita dalam penanganan isu kekerasan terhadap perempuan. Ketiga kegiatan tersebut antara lain pendampingan, advokasi, dan kampanye. Dari ketiga kegiatan itu, Yayasan Samahita telah menerapkan prinsip dan strategi dalam pekerjaan sosial feminis. Adapun prinsip tersebut antara lain commonalities, active discussion, empathy, dan partnership. Sedangkan strategi antara lain consciousness-raising, reflexivity, dialogue, self-identity, dan ethics of care.Item PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH STUDI PADA BALAI PEMBERDAYAAN SOSIAL BINA REMAJA CIBABAT CIMAHI(2015-08-26) WINNY CITRA DEWI UTAMI; Binahayati; BinahayatiPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan proses pemberdayaan putus putus sekolah remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik studi kasus. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus (FGD), serta observasi non partisipatif. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber tertulis tentang proses pelaksanaan program. Studi menemukan menunjukkan bahwa proses pemberdayaan turun remaja telah terjadi untuk beberapa derajat. Pelaksanaan program tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pemberdayaan. Hambatan termasuk kebijakan yang sering berubah dan tidak responsif terhadap kondisi di lapangan, pemahaman yang tidak merata pihak yang terlibat dalam proses pemberdayaan remaja dan kurangnya pekerja sosial. Mengatasi hambatan ini akan membutuhkan penguatan kebijakan dan perencanaan program dan melibatkan semua steakholders, penguatan koordinasi dan sosialisasi baik di tingkat kabupaten / kota dan provinsi, serta mempromosikan program peningkatan kapasitas bagi pekerja sosial dalam melakukan pelayanan kepada remaja.Item Pendekatan Berbasis Hak dalam Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Gorontalo(2022-10-06) YOLANDIKA ARSYAD; Muhammad Fedryansyah; BinahayatiProgram Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu program penanggulangan kemiskinan yang berbasis perlindungan sosial. Sebagai salah satu kebijakan penanggulangan kemiskinan, PKH seharusnya didasarkan pada pendekatan berbasis hak, yang didalamnya memuat prinsip-prinsip HAM yakni partisipasi, akuntabilitas, non-diskriminasi, dan kesetaraan. Penerapan prinsip HAM dalam tahapan PKH dilakukan untuk memberdayakan penerima manfaat sebagai pemegang hak serta mengembangkan kapasitas pemerintah sebagai pengemban tugas untuk melindungi dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa implementasi pendekatan berbasis hak dalam pelaksanaan PKH yang meliputi tahap perencanaan, penetapan calon KPM, validasi, penetapan KPM, penyaluran bantuan, pendampingan, Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga, verifikasi komitmen, pemutakhiran data, serta transformasi kepesertaan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan 9 orang informan yang dipilih secara purposif yang terdiri dari Kepala Bidang rehabilitasi dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kota Gorontalo, Koordinator PKH Kota Gorontalo, Pendamping PKH, Keluarga Penerima Manfaat, serta tokoh masyarakat di Kota Gorontalo. Pengumpulan data dilakukan melalui proses wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan berbasis hak telah diterapkan pada setiap tahapan PKH, namun setiap prinsip memiliki kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaannya. Secara umum 4 prinsip HAM paling menonjol pada tahapan bisnis proses PKH yang meliputi kegiatan validasi, penyaluran, pendampingan, P2K2, verifikasi, pemutakhiran data, serta transformasi kepesertaan. Sedangkan pada 3 tahapan lainnya yakni perencanaan, penetapan calon KPM, dan Penetapan KPM masih minim terkait penerapan beberapa prinsip HAM seperti partisipasi, akuntabilitas, dan non-diskriminasi. Oleh karena itu, kedepannya implementasi PKH membutuhkan evaluasi dan transformasi agar penerapan prinsip HAM dapat dioptimalkan dalam setiap tahapan PKH di Kota Gorontalo.Item PENDEKATAN SENSITIVE GENDER DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MITIGASI BENCANA ALAM DI KABUPATEN BANDUNG BARAT(2023-03-06) DODI NURIANA; Binahayati; Muhammad FedryansyahImplementasi kebijkan mitigasi bencana perlu menekankan sensitive gender sebagai bagian di integrasikan dalam upaya mengurangi resiko kejadian becana alam. Upaya tersebut untuk meningkatkan pelayanan yang efektif berdasarkan kepada perbedaan kebutuhan bagi laki-laki dan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang implementasi kebijakan mitigasi bencana dilihat dari sudut pandang pendekatan sensitive gender. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian berada di Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Adapun informan penelitian ini adalah pelaksanaka dari kebijakan mitigasi bencana yang berjumlah 17 orang. Fokus penelitian ini implementasi mitigasi bencana yang ditinjau dari pemenuhan kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi kebijakan mitigasi bencana di Desa Cikahuripan masih belum sensitive gender. Pada kebutuhan praktis, yang telah sensitive gender yaitu gathering-gender sensitive data, human development dan early warning system. Sedangkan dari kebutuhan stategis tidak ada yang terpenuhi karena factor budaya di masyarakat yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dan kepemimpinan perempuan dalam mitigasi bencana. Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal antara lain pemerintah perlu membuat program affirmative terhadap perempuan agar kedudukan dan kepemimpinan perempuan dapat ditingkatkan dalam masyarakat serta kebijakan terkait dengan asuransi bencana dan pembangunan bangunan yang memperhatikan ketahanan infrastruktur terhadap kejadian bencana.Item PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP BURNOUT PEKERJA SOSIAL PADA PELAYANAN ANAK KORBAN TINDAK KEKERASAN SEKSUAL(2023-12-13) ANDITA RATIH; Binahayati; Sri SulastriDalam praktik pekerjaan sosial, terdapat satu seting yang sangat rentan mengalami burnout, yaitu para pekerja yang terlibat dalam perlindungan anak, khususnya korban tindak kekerasan seksual. Tujuan dari penelitian kuantitatif ini adalah mengases tingkat burnout dan tingkat dukungan sosial para pekerja sosial, serta menganalisis seberapa besar pengaruh dukungan sosial, usia, dan masa kerja terhadap burnout. Informan penelitian sebanyak 20 orang yang dipilih secara subjektif dengan kriteria spesifik, yaitu pekerja sosial di lembaga pemerintahan yang memiliki sertifikat kompetensi dan memberikan pelayanan kepada anak korban tindak kekerasan seksual. Survei dilakukan menggunakan Work-related version of the Burnout Assesment Tool (BAT-23) dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) untuk mengukur tingkat burnout dan dukungan sosial. Data dikumpulkan secara daring melalui Google Form, kemudian dianalisis menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 25. Penelitian menunjukkan para pekerja sosial yang bekerja pada pelayanan anak korban tindak kekerasan seksual selaku responden mengalami burnout berada dalam kategori sedang. Mereka menerima dukungan sosial dalam kategori sedang dari keluarga, teman, maupun orang lain yang signifikan. Di konteks pelayanan anak korban kekerasan seksual, dukungan sosial, usia, dan masa kerja tidak memiliki dampak signifikan terhadap tingkat burnout para pekerja sosial. Hal ini mengindikasikan bahwa, walaupun dukungan sosial penting dalam menjaga kesejahteraan individu, namun dalam kasus pekerja sosial yang menangani kasus yang sangat traumatis, variabel ini mungkin tidak cukup kuat untuk mengurangi burnout. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengeksplorasi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi burnout atau melibatkan sampel yang lebih besar untuk memperkuat temuan ini secara statistik.Item PENGARUH STRATEGI COPING TERHADAP KECENDERUNGAN RELAPSE KORBAN PENYALAHGUNA NAPZA(2022-11-16) AHMAD SAALIK HUDAN AL FARIZ; Binahayati; Budi Muhamad TaftazaniPenelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh strategi coping terhadap kecenderungan relapse korban penyalahguna NAPZA di Inabah 15 Pondok Pesantren Suryalaya. Penelitian ini menggunakan perspektif teori cognitive behavioral model of relapse Marlatt dan Gordon (1985) tentang pengaruh strategi coping terhadap relapse pada korban penyalahguna NAPZA. Penelitan ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Data dikumpulkan melalui survey yang dilaksanakan pada pertengahan tahun 2022. Sebanyak tiga puluh empat anak binaan/korban penyalahguna NAPZA di Inabah 15 pondok pesantren Suryalaya dengan minimal 4 bulan masa rehabilitasi, berpartisipasi dalam survey ini. The Ways of Coping Quitioner (WCQ) yang dirancang oleh Folkman (1986) digunakan untuk mengukur strategi koping dan instrumen Stimulant Risk Relapse Scale (SRRS) yang dirancang oleh Ogai, Y. dkk (2007) digunakan untuk mengukur kecenderungan relapse. Karakteristik responden rata-rata berusia 22 Tahun, dengan mayoritas berpendidikan terakhir SMA, selanjutnya responden pada penelitian ini mayoritas menggunakan jenis obat-obatan, durasi penggunaan NAPZA rata-rata 2 tahun, dan responden rata-rata mengikuti rehabilitasi selama 5 bulan. Penelitian menunjukan bahwa 50% dari respon memiliki nilai strategi coping yang baik akan tetapi 41% responden melaporkan kecenderungan relapse yang tinggi. Hasil uji multivariat regresi menunjukan ada 4 variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan relapse, melihat nilai beta dan nilai signifikansinya strategi coping menjadi predictor paling berpengaruh terhadap kecenderungan relapse dengan nilai beta dan signifikansi (Beta=-0.913, p<0.001), disusul oleh variabel usia responden dengan nilai beta dan signifikansi (Beta=0.285, p<0.005), selanjutnya predictor lama penggunaan NAPZA dengan nilai beta dan signifikansi (Beta=-0.265, p<0.005), yang variabel terakhir yang berpengaruh signifikan adalah jenis NAPZA dengan nilai beta dan signifikansi (Beta=0.222, p<0.010)Item PERAN KELUARGA DALAM PEMANFAATAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN BAGI LANJUT USIA(2022-09-14) PRISTHALIA VERNANDA GUNAWAN; Sri Sulastri; BinahayatiPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran keluarga dalam pemanfaatan PKH bagi lanjut usia. Penelitian ini didasari oleh kerangka teori peran keluarga yang terdiri dari manajemen/pengelolaan keuangan keluarga yang digagas oleh Manullang dalam Siregar pada tahun 2019; dukungan sosial keluarga yang digagas oleh Kaakinen dkk. pada tahun 2015; dan perawatan keluarga yang digagas oleh Milligan pada tahun 2004. Penelitian kualitatif ini dilakukan terhadap 6 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH, 6 lanjut usia penerima manfaat PKH, dan 1 pendamping PKH. Data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Data dianalisis melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan di Desa Mlaten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto. Penelitian menunjukkan bahwa peran keluarga dalam mengelola dana bantuan sosial PKH sebagian besar berfokus pada tahap implementasi. Sedangkan, peran keluarga sebagai penyedia dukungan sosial yang paling terlihat adalah peran keluarga sebagai penyedia dukungan instrumental. Sementara itu, peran keluarga sebagai penyedia perawatan masih sangat berfokus pada penyedia perawatan fisik bagi lanjut usia. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah peningkatan intensifitas proses pendampingan oleh pendamping PKH terhadap KPM PKH, pemilihan lokasi pelaksanaan kegiatan layanan PKH secara bergantian, pemeriksaan kesehatan di rumah bagi lanjut usia dengan kondisi tertentu, perhatian khusus pada beban perawat terhadap lanjut usia, dan pengoptimalan pelaksanaan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2)/Family Development Session (FDS) sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan KPM PKH.Item PERAN PENDAMPING SOSIAL DALAM MENDORONG GRADUASI MANDIRI (Studi Kasus Pada di Pelaksana Program Keluarga Harapan Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang)(2023-04-11) LIYA YULIA; Binahayati; Sri SulastriGraduasi mandiri merupakan tolak ukur keberhasilan Program Keluarga Harapan (PKH). Pencapaian tujuan tersebut menempatkan pendamping PKH sebagai aktor perubahan yang perannya krusial dalam implementasi program. Oleh karena itu, penelitian ini akan secara komprehensif membahas peran pendamping PKH dalam mendorong graduasi mandiri keluarga penerima manfaat (KPM). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deksriptif. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Informan penelitian berjumlah 11 orang yang terdiri dari aktor-aktor yang terlibat dalam program seperti pendamping, peserta graduasi mandiri dan pemerintah. Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa peran pendamping telah memenuhi kebutuhan dasar peserta dan mengembangkan produktifitas kemandirian peserta. Kesimpulan penelitian menggambarkan bahwa peran pendamping PKH telah mendorong graduasi mandiri penerima manfaat PKH melalui perubahan kognitif, lingkungan serta perilaku. Kemandirian dari KPM merupakan hasil dari peran fasilitatif, edukatif, representative dan teknis yang dijalankan oleh Pendamping PKH selama ini. Peran fasilitatif mendorong peserta untuk memenuhi kebutuhan dasar dan mengembangkan produktifitas kemandirian yang telah graduasi mandiri, peran edukasional meningkatkan pengetahuan dan hardskill melalui program Family Development Session serta pelatihan-pelatihan vokasional, peran representative menghubungkan KPM dengan berbagai sistem sumber yang dapat mengembangkan usahanya dan peran teknis dengan meningkatkan kinerja dari KPM untuk bisa mandiri. Kata Kunci : Bantuan Tunai Bersayarat, Graduasi Mandiri, Perubahan PerilakuItem PEREMPUAN KORBAN PERDAGANGAN MANUSIA DALAM PERSPEKTIF KEKUATAN(2023-02-25) AHMAD ZULFA STYABUDI; Eva Nuriyah Hidayat; BinahayatiTesis ini dilatarbelakangi oleh permasalahan perempuan korban perdagangan manusia yang masih menjadi masalah dan sebagai ancaman serius lokal dan dunia. Sudah banyak upaya untuk menanganinya. Sudah banyak penelitian yang mengkajinya. Namun upaya dan kajian itu pada umumnya memandang korban dari perspektif masalah. Tesis ini mengkaji perempuan korban perdagangan manusia dalam perspektif kekuatan. Perspektif ini meyakini bahwa setiap korban perdagangan manusia mempunyai kekuatan. Penjabaran perspektif kekuatan dalam tesis ini menggunakan konsep yang dikembangkan oleh Clay Graybeal yaitu Resources, Options, Possibilities, Exceptions, dan Solutions (ROPES). Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pendekatan ini digunakan untuk menggali aspek-aspek dan deskripsi yang mendalam. Subyek penelitian ini adalah 3 orang perempuan korban perdagangan manusia, 3 orang Keluarga Perempuan korban perdagangan manusia dan 1 orang pendamping dari yayasan kusuma Bongas Indramayu yang ditentukan secara purposive. Teknik pengumpulan yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa perempuan korban perdagangan manusia memiliki sumber daya kekuatan yang datang dari keluarga, hobi dan pekerjaan menjadi sumber kekuatan utama untuk dapat berhenti memikirkan pengalaman buruknya, dan bersyukur membuat dirinya lebih tenang dan siap dalam menghadapi hidup dimasa datang; Pilihan sumber kekuatan dengan menjalani pekerjaan yang lebih layak; Kemungkinan masa depan dapat memperbaiki melalui peningkatan ekonomi keluarganya menjadi lebih baik; Pengecualian harapan yaitu tidak selamanya bekerja diluar negeri dapat mensejahterakan keluarganya namun pada kenyataannya berbanding terbalik mereka hanya mendapat perlakuan yang salah; Solusi yang dapat diterapkan dengan cara merintis bisnis berjualan online sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain, dan dengan adanya dukungan keluarga akan menjadi solusi untuk keluar dari berbagai masalah. Perempuan korban perdagangan manusia tersebut ternyata merupakan orang-orang yang mempunyai berbagai kekuatan, meskipun sampai saat ini baru dapat membuat mereka bertahan menjalani kehidupan tanpa harus mengandalkan belas kasihan oranglain. Oleh karena itu dalam mengkaji perempuan korban perdagangan manusia perlu adanya perubahan cara pandang. Sudah saatnya pihak-pihak terkait menggunakan perspektif kekuatan dimana tidak memandang sebelah mata yang menganggap mereka tidak berdaya. Para pendamping program dan significant others perlu diberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang perspektif kekuatan.Item PRINSIP HAK ASASI MANUSIA PADA PENYELENGGARAAN SISTEM LAYANAN DAN RUJUKAN TERPADU (SLRT) DI KABUPATEN BANDUNG(2023-09-05) FIRDA DWI ANJANI; Binahayati; Muhammad FedryansyahSistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) merupakan bentuk kebijakan sosial berupa layanan sosial yang membantu masyarakat miskin terhubung dengan program-program perlindungan sosial dalam rangka penanggulangan kemiskinan. SLRT memiliki fungsi sebagai pusat layanan satu pintu di daerah yang dapat menjadi tempat terkumpulnya data masyarakat miskin dan pemerlu program, tempat rujukan bagi masyarakat yang ingin mengajukan keluhan dan memerlukan program perlindungan sosial, serta tempat bagi OPD atau dinas daerah dan lembaga kesejahteraan sosial non pemerintah untuk melaksanakan program perlindungan sosial dengan menjadikan data masyarakat miskin dan pemerlu program yang terhimpun di SLRT sebagai penerima manfaat programnya. Untuk mewujudkan fungsi tersebut, diperlukan aspek penting berupa peran aktif masyarakat, tanggung jawab tenaga pelaksana SLRT dalam bersinergi dengan lembaga pemilik program, serta praktik distribusi layanan yang menghindari diskriminatif gender dan mendukung pemerataan dan keadilan. Menariknya, aspek penting tersebut selaras dengan prinsip HAM dari Teori Pendekatan Berbasis HAM berupa partisipasi, akuntabilitas, non diskriminasi dan ekuitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan prinsip HAM pada penyelenggaraan layanan penjangkauan dan layanan penanganan keluhan dan rujukan yang merupakan layanan dari SLRT. Penelitian ini telah meninjau penerapan prinsip HAM pada penyelenggaraan SLRT di Kabupaten Bandung dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif melalui kegiatan wawancara, observasi non partisipan, studi dokumentasi, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan, prinsip HAM diterapkan pada setiap layanan yang diselenggarakan oleh SLRT Kabupaten Bandung. Prinsip Non diskriminasi dan ekuitas menjadi yang paling dominan diterapkan. Sementara itu, prinsip partisipasi memiliki kelemahan, karena belum dipenuhinya kebutuhan khusus beberapa kategori penyandang disabilitas yang merupakan sasaran layanan. Kondisi seperti itu dapat membatasi keikutsertaan penyandang disabilitas dalam mengakses layanan. Berikutnya, prinsip akuntabilitas juga belum sepenuhnya dominan diterapkan, karena belum sepenuhnya OPD dan lembaga pemilik program baik dari pemerintah daerah maupun non pemerintah bersinergi dengan SLRT Kabupaten Bandung. Sehingga, diperlukan upaya peningkatan Sumber Daya Manusia SLRT, ketersediaan dan kualitas fasilitas yang mencakup kebutuhkan khusus kelompok tertentu, serta regulasi hukum yang mengatur para lembaga pemilik program untuk bersinergi dengan SLRT Kabupaten Bandung dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan SLRT di daerah yaitu untuk menanggulangi kemiskinan.