Ilmu Kelautan (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Kelautan (S1) by Title
Now showing 1 - 20 of 167
Results Per Page
Sort Options
Item Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Daun Daruju (Acanthus ilicifolius) Serta Formulasinya Dalam Bentuk Sediaan Pasta Gigi(2017) NADIYAH ADIRA HANUN; Eri Bachtiar; Yasmiwar SusilawatiTidak terkontrolnya mikroba mulut dapat menyebabkan plak yang mengiritasi gusi. Ekstrak daun Acanthus ilicifolius mengandung metabolit sekunder yang dapat menghambat mikroba penyebab plak. Riset ini bertujuan untuk mengetahui potensi antibakteri dari ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air daun A. ilicifolius serta membuat formulasi sediaan pasta gigi dari ekstrak atau fraksi dengan aktivitas antibakteri tertinggi. Daun A. ilicifolius dimaserasi menggunakan pelarut etanol 70% kemudian difraksinasi menggunakan pelarut n-heksan dan etil asetat. Pemeriksaan kandungan kimia dilakukan dengan skrining fitokimia dan Kromatografi Lapis Tipis. Selanjutnya dilakukan uji antibakteri terhadap Streptococcus mutans dan Bacillus subtilis. Berikutnya fraksi etil asetat daun A. ilicifolius dibuat formulasi sediaan pasta gigi dan dilakukan evaluasi sediaan. Hasil riset menunjukkan fraksi etil asetat memiliki kekuatan antibakteri tertinggi karena menjadi satu-satunya yang dapat menghambat bakteri S. mutans dan B. subtilis dengan masing-masing diameter rata-rata zona hambat pada range 3.5-4.5 mm dan range 19.7-22.5 mm sehingga fraksi etil asetat digunakan sebagai bahan antibakteri pasta gigi. Evaluasi sediaan pasta gigi menunjukkan bahwa warna, aroma, rasa, bentuk, daya sebar, dan pH dengan konsentrasi 3, 6, dan 9% memenuhi standar pasta gigi. Berdasarkan hasil riset dapat dikatakan bahwa fraksi etil asetat daun A. ilicifolius dapat menjadi kandidat bahan antibakteri pasta gigi.Item Aktivitas Antibakteri Kerang Hijau (Perna viridis) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Vibrio harveyi(2013) LUKMAN BIMA P; Mega Laksmini Syamsuddin; Yeni MulyaniIndonesia memiliki luas wilayah perairan yang sangat besar dengan total luas 5,9 juta km2. Dengan luasnya wilayah perairan Indonesia, maka potensi sumberdaya hayati lautnya sangatlah besar. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia adalah kerang hijau. Riset ini dilakukan pada bulan April 2018 hingga Mei 2018 . Sampel kerang hijau Perna viridis diperoleh dari pasar Ciroyom Bandung yang berasal dari perairan Cirebon. Ekstraksi kerang hijau, uji fitokimia dan uji aktivitas antibakteri dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Molekuler serta Laboratorium Bioproses dan Bioprospeksi Bahan Alam Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran. Riset ini bertujuan untuk mengetahui jenis kandungan metabolit sekunder pada Perna viridis dan kemampuan ekstrak Perna viridis sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Vibrio harveyi serta mengetahui seberapa baik potensi kerang hijau (Perna viridis) sebagai zat antibakteri. Riset ini menggunakan metode eksploratif dan analisis data secara deskriptif. Parameter pengamatan adalah nilai rendemen ekstrak, identifikasi senyawa metabolit sekunder dan zona bening aktivitas antibakteri. Hasil riset menunjukan bahwa kerang hijau mengandung senyawa metabolit sekunder berupa senyawa steroid, alkaloid, flavonoid dan saponin. Pengujian aktivitas antibakteri dari ekstrak kerang hijau terhadap bakteri Staphylococcus aureus menghasilkan zona bening paling besar pada konsentrasi 100.000 ppm dengan ukuran 10,49 mm dan paling kecil pada kontrol negatif dengan ukuran 5,31 mm. Untuk pengujian pada bakteri Vibrio harveyi menghasilkan zona bening paling besar pada kontrol positif dengan ukuran 10,17 mm dan paling kecil pada kontrol negatif dengan ukuran 5,46 mm.Item AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TERIPANG GAMAT (Stichopus variegatus) DAN TERIPANG SUSU (Holothuria fuscocinerea) DARI PERAIRAN TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU(2023-11-13) MUHAMMAD SEPTIAN AZHAR SIREGAR; Eri Bachtiar; Atikah NurhayatiPeristiwa penggunaan senyawa antioksidan sintetik secara rutin dapat menimbulkan penyakit degeneratif bagi para penggunanya, sehingga diperlukan kandidat senyawa potensi antioksidan alami untuk mengurangi terhadap penggunaan senyawa antioksidan sintetik. Teripang merupakan invertebrata laut yang memilki sifat terapeutik karena senyawa bioaktif yang dikandungnya berpotensi sebagai antioksidan, antijamur, antikoagulan, dan antihipertensi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi teripang Stichopus variegatus dan Holothuria fuscocinerea sebagai antioksidan alami alternatif menggantikan antioksidan sintetik dengan memperhatikan kemampuan aktivitas antioksidan beserta senyawa pendukung fenolik dan karotenoid. Pelaksanaan penelitian dimulai dari 1 April 2021 hingga 29 September 2021 dengan beberapa metode dimulai dari pengambilan sampel di Perairan Taman Nasional Kepualauan Seribu, simplisia, ekstraksi metode maserasi, pengujian antioksidan menggunakan metode DPPH (4, 6, 8, dan 10 mg/mL) dan β-carotene bleaching assay (10 mg/mL), uji total kandungan fenolik dan karotenoid, yang terakhir dilakukan analisis ANOVA one way dan Pearson correlation dengan derajat signifikan masing-masing 0,05 (5%) terhadap ekstrak sampel S.variegatus dan H.fuscocinerea. Hasil penelitian uji antioksidan DDPH dan β-carotene bleaching assay setelah dilakukan uji ANOVA one way diperoleh nilai aktivitas antioksidan P < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan signifikan konsentrasi sampel terhadap aktivitas antioksidan. Pada metode DPPH (IC50) dan β-carotene bleaching assay (%Hambatan) ekstrak sampel S.variegatus dan H.fuscocinerea secara berurutan yaitu (6,31 mg/mL dan 46,37%) dan (10,29 mg/mL dan 45,75%). Hubungan yang kuat pada kandungan fenolik dan karotenoid dibuktian dengan hasil analisis Pearson correlation dengan derajat signifikan 0,05 (5%) diperoleh nilai kemungkinan (P-value) P < 0,05. Hasil pengukuran total kandungan fenolik dan karotenoid pada ekstrak sampel teripang S.variegatus dan H.fuscocinerea secara berurut yaitu (41,43 ± 0,67 GAE mg/g dan 38,37 ± 0,22 µmol/ g) dan (27,39 ± 0,8 GAE mg/g dan 33,64 ± 0,07 µmol/g). Berdasarkan nilai hasil uji antioksidan dan total kandungan fenolik serta karotenoid diperoleh kesimpulan bahwa pada ekstrak sampel S.variegatus dan H.fuscocinerea memiliki aktivitas antioksidan yang sangat lemah sehingga untuk dijadikan antioksidan alami alternatif dalam menggantikan antioksidan sintetik masih belum bisa.Item AKTIVITAS ANTIPIGMENTASI EKSTRAK METANOL DAN ETIL ASETAT Sargassum crassifolium DAN Gracilaria etil asetat(2013-07-25) SISKA KARLINA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Pelaksanaan penelitian dimulai dari tanggal Maret-Juni 2013. Uji inhibisi dilakukan untuk mengetahui aktivitas antipigmentasi paling tinggi dari ektrak metanol dan etil asetat Sargassum crassifolium dan Gracilaria coronopifolia. Sampel rumput laut diambil di Pantai Sayang Heulang, Garut Selatan, Jawa Barat. Sampel diekstraksi menggunakan dua jenis pelarut yaitu metanol dan etil asetat. Metabolit sekunder yang terdapat pada S.crassifolium adalah flavonoid, tanin dan steroid sedangkan G.coronopifolia adalah saponin, flavonoid dan steroid. Sampel dan kontrol (daun Carica papaya dan hidroquinon) digunakan untuk menginhibisi mushroom tyrosinase yang mempunyai nilai aktivitas unit sebesar 0,0066 U/mL. Pada waktu inkubasi ± 24 jam nilai IC50 terbaik adalah hidroquinon dengan konsentrasi sampel sebanyak 1,026 µg/mL diikuti ekstrak etil asetat S.crassifolium 1,517 µg/mL, ekstrak etil asetat daun Carica papaya 2,335 µg/mL, ekstrak etil asetat G.coronopifolia 6,942 µg/mL, ekstrak metanol S.crassifolium 22,484 µg/mL.Item Aktivitas Bakteri Endofit Batang Mangrove Avicennia marina Sebagai Penghasil Antibiotik(2013-07-23) RETNO ADIARTI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Perikanan dan Ilmu Kelautan, dimulai dari tanggal 11 Februari 2013 sampai dengan 22 Mei 2013. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri endofit yang ada di dalam jaringan batang mangrove Avicennia marina dan melihat tingkat efektivitas antibiotik dari bakteri endofit terhadap bakteri Vibrio harveyi dan Staphylococcus aureus. Bakteri yang berasal dari batang mangrove Avicennia marina diisolasi kemudian dilakukan fermentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 9 isolat yang didapat, isolat yang memiliki kemampuan antibiotik terbaik adalah isolat 2 (7,46 mm) untuk V.harveyi dan isolat 4.2 (3,89 mm) untuk S.aureus. Senyawa aktif yang terkandung antara lain alkaloid, tanin, dan saponin. Hasil uji biokimia menunjukkan bahwa isolat 2 adalah Paenibacillus amylolyticus yang bersifat motil, menghasilkan enzim protease, amilase, mereduksi nitrat, dan sulfur. Isolat 4.1 adalah Enterobacter clocea yang bersifat motil, mampu merombak karbohidrat, menghasilkan enzim urease, dan mereduksi nitrat, dan isolat 4.2 adalah Bacillus firmus merupakan bakteri yang bersifat motil, menghasilkan enzim amilase, renin, protease, serta mereduksi nitratItem Aktivitas Ekstrak Metanol Rumput Laut Sargassum crassifolium Sebagai Imunomodulator Pada Udang Windu (Penaeus moonodon)(2014-01-21) ALLIN SUSMAY YUNISAS; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenAllin Susmay Yunisas (Dibimbing oleh : Yeni Mulyani dan Santi Rukminita A.). 2013. Aktivitas Ekstrak Metanol Rumput Laut Sargassum crassifolium Sebagai Imunomodulator Pada Udang Windu (Penaeus monodon). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi dan Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran, Jatinangor. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan Desember 2013. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran senyawa bioaktif dalam rumput laut Sargassum crassifolium dan efektifitas ekstrak Sargassum crassifolium dalam meningkatkan ketahanan tubuh udang windu. Rendemen ekstrak Sargassum crassifolium diperoleh 2,27% dalam 113,3 gram sampel kering Sargassum crassifolium. Uji fitokimia menunjukkan rumput laut Sargassum crassifolium mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, saponin, tanin dan steroid. Hasil uji LC50 24 jam ekstrak Sargassum crassifolium menunjukkan hasil 200 ppm. Konsentrasi ekstrak yang digunakan dalam media pemeliharaan udang windu yaitu 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm dan 200 ppm. Pada uji perlakuan penambahan campuran ekstrak dan pakan, respon udang windu terhadap pakan baik. Parameter kualitas air selama penelitian pada kisaran toleransi yang baik dengan salinitas 30-38 ppt, suhu 25-280C, oksigen terlarut 6,5-8,3 mg/L, pH 6,90-7,14. Uji in vivo yaitu penginfeksian terhadap serangan bakteri, bakteri yang digunakan adalah Vibrio harveyi dengan kepadatan 104 cfu/ml dan 107 cfu/ml. Hasil penelitian menunjukkan penginfeksian dengan kepadatan 104 cfu/ml dan 107 cfu/ml untuk masing-masing konsentrasi menghasilkan kelangsungan hidup udang windu terbaik yaitu mencapai 100%.Item AKUMULASI LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN TIMBAL (Pb) PADA LAMUN Thalassia hemprichii DI PERAIRAN PULAU PANGGANG, KEPULAUAN SERIBU(2013-10-22) DWIKO HANDIKO BOWO; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Dwiko Handiko Bowo (Dibimbing oleh : Indah Riyantini dan Roffi Grandiosa). 2013. Akumulasi Logam Berat Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) Pada Lamun Thalassia hemprichii di Perairan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akumulasi logam berat Cd dan Pb pada lamun Thalassia hemprichii serta distribusi logam berat tersebut pada bagian akar dan daun lamun Thalassia hemprichii di Perairan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu yang dilakukan pada bulan Oktober - November 2012. Pengambilan sampel untuk pengukuran kandungan logam berat Cd dan Pb dilakukan dengan metode survei melalui petak kuadrat. Sementara itu, pengukuran kandungan logam berat Cd dan Pb pada bagian akar dan daun lamun Thalassia hemprichii menggunakan metode Atomic Absorbtion Spektrophotometry (AAS). Lamun Thalassia hemprichii di perairan pulau Panggang, Kepulauan Seribu dapat mengakumulasi logam berat Cd dan Pb dengan akumulasi logam berat Cd tertinggi sebesar 0,0280 ppm dan logam berat Pb tertinggi sebesar 0,9523 ppm. Akar pada lamun Thalassia hemprichii lebih banyak mengakumulasi logam berat Cd dan Pb dibandingkan dengan daun. Kemampuan lamun Thalassia hemprichii dalam mengakumulasi logam berat Cd dan Pb dikategorikan pada tingkat rendah dengan nilai faktor biokonsentrasi dibawah 250. Kata kunci : Logam Berat, Cd, Pb, Lamun, Thalassia hemprichii, Pulau PanggangItem Akumulasi Logam Berat Timbal oleh Avicennia marina di Muara Bendera Kabupaten Bekasi Jawa Barat(2014-08-07) DESTA TANSYA H; Mochamad Untung Kurnia Agung; JuniantoPenelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2014 dengan tujuan untuk mengetahui bagian jaringan tubuh mangrove jenis Avicennia marina yang paling banyak menyerap logam berat Timbal di Muara Bendera Kabupaten Bekasi, dan juga untuk membandingkan tingkat akumulasi logam berat Timbal pada mangrove berdasarkan lokasi stasiun. Penelitian dilakukan di 3 stasiun berdasarkan tingkat cemaran yang terjadi di lokasi penelitian, dengan pengambilan sampel 2 titik per stasiunnya. Parameter yang diamati meliputi a) suhu, salinitas, pH, b) konsentrasi timbal pada air, sedimen, akar, batang dan daun mangrove Avicennia marina, d) nilai BCF dan nilai TF. Analisis logam Timbal dilakukan dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spechtrophotometric). Kadar logam berat Timbal paling banyak terakumulasi di bagian akar dibandingkan pada bagian batang dan daun untuk jenis mangrove Avicennia marina, dengan nilai konsentrasi tertinggi yaitu 0.2541 ppm yang terdapat pada stasiun 2. Nilai BCF tertinggi terdapat pada akar dari air (5.8410), sedangkan nilai TF tertinggi terjadi pada akar-batang (1.0653). Tingkat akumulasi tertinggi logam berat Timbal pada mangrove berdasarkan jarak terjadi pada stasiun 2 yang merupakan daerah muara yang memiliki kepadatan mangrove yang lebih tinggi.Item Akumulasi Mikroplastik Pada Siput Nerita articulata Dengan Berbagai Ukuran di Kawasan Mangrove Batu Karas, Pangandaran, Jawa Barat(2022-10-17) FITRI AYU AZHARI; Mochamad Rudyansyah Ismail; Sri AstutyMikroplastik merupakan sampah plastik yang berukuran kurang dari 5mm. Mikroplastik dapat terdistribusi ke dalam ekosistem mangrove, yang berada di kawasan pesisir, kemudian terakumulasi di sedimen dan akar tumbuhan mangrove. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kepadatan akumulasi mikroplastik dalam tubuh siput N. articulata pada berbagai ukuran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan analisis laboratorium yaitu pengambilan sampel lingkungan dan sampel siput N. articulata. Analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium biogeokimia dan Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK Unpad. Kepadatan mikroplastik pada kolom air 1,75 -3 partikel/L, terbanyak jenis fiber dan pada substrat 1,75 – 3 partikel/gram, terbanyak jenis fiber, dan pada siput mangrove 3,25 – 5,75 partikel/individu terbanyak jenis fragmen.Item Analisis Distribusi Merkuri (Hg), Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) Terlarut di Perairan Pesisir Kalimantan Barat(2013-10-21) IKHFA TALAOHU; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenIkhfa Talaohu. (Dibimbing oleh: Ankiq Taofiqurohman, Eri Bachtiar dan M. Furqon Aziz Ismail). 2013. Analisis Distribusi Merkuri (Hg), Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) Terlarut di Perairan Pesisir Kalimantan Barat. Penelitian Tugas Akhir ini merupakan bagian dari Kegiatan Penelitian Kompetitif Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI (P2O-LIPI) yang telah dilakukan pada Juni dan November 2010 serta April dan September 2011 yang berlokasi di perairan pesisir Kalimantan Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola sebaran spasial dan temporal kontaminan merkuri, timbal dan kadmium serta sejauh mana tingkat pencemaran merkuri, timbal dan kadmium yang ada di perairan pesisir Kalimantan Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey lapangan yang dilakukan oleh P2O-LIPI, adapun untuk pengolahan datanya dilakukan dengan metode kuantitatif. Data spasial dan temporal Hg, Pb dan Cd dianalisis dengan menggunakan software ArcGis.9 dan analisis statistik menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar logam berat pada tahun 2010 lebih besar dibandingkan 2011. Kadar Hg terlarut tertinggi terdapat pada bulan November 2010 yang mencapai sebesar 1,31 µg L-1, sedangkan kadar Pb dan Cd terlarut tertinggi adalah sebesar 6,22 µg L-1 dan kadar Cd tertinggi 1,16 µg L-1. Konsentrasi ini masih berada dibawah ambang batas menurut Kemen LH. Pada tahun 2010 juga terdapat kadar Cd tertinggi pada bulan Juni sebesar 1,16 µg L-1. Kadar logam Hg dan Cd terlarut tahun 2010 sudah melebihi ambang batas menurut Kepmen LH No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut. Pengaruh logam berat terhadap kualitas perairan tertinggi umumnya adalah Hg dengan pengaruh terbesar pada bulan April 2011 sebesar 42,4% dan pengaruh terkecil adalah Pb pada bulan April 2011 hanya sebesar 0,5%. Perubahan pengaruh logam berat terhadap kualitas perairan setiap tahunnya dapat disebabkan oleh kadar dan distribusi logam berat yang berubah-ubah setiap musimnya selain itu juga kualitas perairan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti faktor oseanografi perairan Kalimantan Barat.Item Analisis Faktor Oseanografi Terhadap Distribusi Cetacea Sub Ordo Odonticeti Di Perairan Pulau Kofiau dan Misool Kabupaten Raja Ampat(2014-01-20) ANINDITA RUSTANDI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Mei sampai Desember 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor oseanografi terhadap distribusi cetacea sub ordo odonticeti di perairan Kofiau dan Misool serta perairan sekitarnya dengan menggunakan teknik overlay peta distribusi horizontal SPL (Suhu Permukaan Laut), klorofil-a dan batimetri dengan plot sebaran cetacea per bulan dalam rentang lima tahun (2007-2011). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa puncak kemunculan lumba-lumba adalah pada bulan Oktober dan November 2007 sedangkan paus pada bulan November 2007 dan Januari 2008. Kisaran suhu permukaan laut dimana lumba-lumba banyak ditemukan adalah sebesar 29.5oC-30.3oC, dan untuk paus sebesar 27.6oC-30.1oC. Besaran kandungan klorofil-a untuk lumba-lumba dengan jumlah yang banyak adalah sebesar 0.24-0.36 mg/m3 dan untuk paus sebesar 0.21-0.57 mg/m3. Lumba-lumba lebih banyak ditemukan di perairan 100 ekor pada tahun 2007 hingga 2009, yaitu R2= 0.85451 atau 85.45%.Item ANALISIS JENIS MIKROPLASTIK PADA SEDIMEN DASAR PERAIRAN PULAU UNTUNG JAWA, KEPULAUAN SERIBU-DKI JAKARTA(2022-11-14) MASITHA HAFITRI P.; Lintang Permata Sari Yuliadi; Mochamad Untung Kurnia AgungABSTRAK Masitha Hafitri Permatasari Hakiki. 2021. (dibimbing oleh : M. Untung Kurnia Agung dan Lintang Permata Sari Yuliadri). Analisis Jenis Mikroplastik pada Sedimen di Perairan Untung Jawa, DKI Jakarta. Mikroplastik merupakan plastik berukuran kecil (750 µm yang ditemukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada sedimen pasir kerikil memiliki jumlah mikroplastik paling banyak dibandingkan dengan sedimen lainnya. Berdasarkan pengamatan deskriptif dari data arus, diketahui bahwa terdapat hubungan arus terhadap sebaran mikrolastik pada stasiun penelitian. Kata kunci : Mikroplastik, Sedimen Dasar Perairan, Perairan Pulau Untung Jawa.Item ANALISIS KENAIKAN MUKA LAUT TERHADAP PERUBAHAN GARIS PANTAI DI PESISIR SUBANG SAMPAI INDRAMAYU JAWA BARAT(2013-05-29) SANDRA KANIA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Sandra Kania (Dibimbing oleh: Ankiq Taofiqurohman, Indah Riyantini). 2012. Analisis Kenaikan Muka Air Laut Terhadap Perubahan Garis Pantai di Pesisir Subang sampai Indramayu, Jawa Barat. Perubahan iklim berdampak pada kenaikan suhu dan mengakibatkan pencairan gletser yang dapat mempengaruhi terjadinya kenaikan permukaan air laut. Penelitian ini dilakukan menggunakan program ArcGIS serta program Digital Shoreline Analysis System dari data citra Landsat-tm tahun 1994 sampai 2009. Tujuan penelitian ini yakni mengkaji karakteristik temporal dan spasial perubahan garis pantai pesisir Subang sampai Indramayu Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dengan mengkorelasikan kenaikan muka laut dengan perubahan garis pantai yang menghasilkan persamaan y=159,84x + 1064,5 dan regresi (R 2) sebesar 0.0159, dengan kata lain hanya 1,59% dari kenaikan muka air laut yang berpengaruh terhadap perubahan garis pantai. Abrasi yang terjadi disebabkan oleh rusaknya kondisi ekosistem mangrove yang telah dikonversi menjadi areal tambak, pemukiman, dll. Mempertahankan ekosistem mangrove mengingat betapa pentingnya peran ekosistem ini dalam mendukung kegiatan perikanan serta dalam menunjang kualitas lingkungan estuari. Kata kunci : Abrasi, Akresi, Digital Shoreline Analysis System, Ekosistem Mangrove, Garis Pantai, Landsat-tm, Kenaikan Muka Laut. ABSTRACT Sandra Kania (Supervised by: Ankiq Taofiqurohman, Indah Riyantini). 2012. Analysis of Sea Level Rise Against Shoreline Changes in the Coastal Shorelines Subang until Indramayu, West Java. Climate change impacts on the temperature rise and leads melting glaciers is the cause of sea level rise. The research was conducted using Arc GIS program and Digital Shoreline Analysis System program with Landsat-tm image data during 1994 to 2009. This study purpose to reviewing of temporal and spatial characteristics shorelines changes from Subang to Indramayu, West Java. Correlated with sea level rise and shoreline change movements, with equation y=159.84 x + 1064.5 , regression (R 2 ) value 0.0159, its means 1.59% of the sea level rise could shoreline change effect. Abrasion is caused by the destruction of mangrove ecosystem conditions that have been converted to farm area, settlements, etc. Maintain the mangrove ecosystem considering its importance of support the quality of estuarine environment and fisheries activity. Keywords: Abrasion, accretion, Digital Shoreline Analysis System, Mangrove Ecosystem, Shorelines, Landsat-tm, Sea level Rise.Item ANALISIS KERENTANAN HABITAT PESISIR AKIBAT AKTIVITAS PARIWISATA DI PULAU PRAMUKA KEPULAUAN SERIBU JAKARTA(2014-04-21) AFDHALUL ZIKRI M; Iskandar; Ankiq Taofiqurohman SAktivitas pariwisata memiliki dampak negatif terhadap habitat pesisir di Pulau Pramuka yang menyebabkan kerentanan terhadap terumbu karang dan lamun. Pulau Pramuka merupakan pusat administratif Kepulauan Seribu dan merupakan kawasan pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memetakan zonasi habitat pesisir yang rentan akibat aktivitas pariwisata. Metode yang digunakan adalah survei dan mengumpulkan data sekunder. Pengolahan data menggunakan model Habitat Risk Assessment yang berisi data spasial ekosistem terumbu karang dan lamun serta aktivitas pariwisata yang disebut sebagai stressor (diving, snorkeling, dan fishing). Pemodelan spasial menunjukkan bahwa semua kawasan habitat terumbu karang dan lamun di Pulau Pramuka berada pada tingkat kerentanan sedang sampai tinggi dengan indeks kerentanan antara 1.79 – 4.24 untuk terumbu karang dan indeks kerentanan antara 1.22 – 3.01 untuk lamun. Tingkat kerentanan habitat paling tinggi berada pada daerah bagian utara Pulau Pramuka. Hasil perhitungan Euclidean menunjukkan bahwa aktivitas diving dan snorkeling memberikan dampak paling tinggi terhadap habitat terumbu karang dan aktivitas snorkeling memberikan dampak paling tinggi terhadap habitat lamun di Pulau Pramuka.Item Analisis Kesesuaian Dan Daya Dukung Ekowisata Pantai Pangandaran (Studi: Pantai Barat Pangandaran Dan Pantai Pasir Putih, Kabupaten Pangandaran)(2023-01-17) CUCU ALDIAN VARABIH; Zuzy Anna; Mochamad Rudyansyah IsmailPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks kesesuaian wisata dan nilai daya dukung kawasan kategori rekreasi dan berenang di Pantai Barat Pangandaran dan Pantai Pasir Putih Pangandaran. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2022 menggunakan metode survei meliputi data primer terhadap 10 parameter lingkungan yang terdiri dari 2 stasiun dan data sekunder yang didapat dari instansi terkait. Metode yang digunakan untuk pengolahan data hasil pengamatan dilakukan secara deskriptif kuantitatif, data hasil pengamatan dilakukan pengkategorian dan skoring dengan menggunakan formula indeks kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan yang menghasilkan nilai kesesuaian wisata dan jumlah pengunjung yang dapat ditampung oleh kawasan pantai. Didapatkan hasil untuk nilai indeks kesesuaian wisata Pantai Pangandaran untuk wisata pantai kategori rekreasi pantai dan berenang di Pantai Barat Pangandaran sebesar 2,595 termasuk kategori “sangat sesuai” dan untuk Pantai Pasir Putih sebesar 2,785 termasuk kategori “sangat sesuai” dengan nilai kedua pantai sebesar total 2,69 termasuk kategori “sangat sesuai” untuk Pantai Pangandaran, kemudian didapatkan daya dukung kawasan Pantai Pangandaran untuk aktivitas wisata kategori rekreasi dan berenang adalah 601 orang/hari, pada Pantai Barat Pangandaran sebesar 392 orang/hari dan Pantai Pasir Putih sebesar 209 orang/hariItem Analisis Kesesuaian Dan Daya Dukung Ekowisata Penyu Hijau (Chelonia mydas) Di Pantai Batu Hiu, Kabupaten Pangandaran(2023-09-12) MARVEL ROSE; Zahidah; Indah RiyantiniPantai Batu Hiu, Kab Pangandaran, Jawa Barat menjadi salah satu lokasi bagi Penyu Hijau (Chelonia mydas) untuk bertelur. Selama satu tahun terakhir jumlah penyu yang bertelur di pantai ini mengalami penurunan dan telah dilakukan upaya untuk memelihara kelestarian penyu berupa dilakukannya kegiatan ekowisata. Tujuan riset ini adalah untuk menganalisis kondisi biofisik serta masyarakat sebagai penunjang kegiatan ekowisata di Pantai Batu Hiu. Riset ini dilaksanakan pada bulan September 2021. Metode yang digunakan adalah metode survei dan dianalisis secara deskriptif untuk hasil perhitungan kuantitatif dari data persepsi serta perhitungan matriks kesesuaian lahan Yulianda, (2019) dari data biofisik. Hasil riset didapatkan nilai indeks kesesuaian wisata penyu di Pantai Batu Hiu pada stasiun satu sebesar 61% (sesuai), stasiun dua 90% (sangat sesuai) dan stasiun tiga 99% (sangat sesuai). Nilai daya dukung kawasan di Pantai Batu Hiu untuk ekowisata penyu dengan kegiatan pelepasan tukik yaitu 14.933 orang/hari untuk total pengunjung setiap harinya di sepanjang pantai, nilai tersebut bergantung dengan ketersediaan tukik di Yayasan Raksa Bintana. Daya dukung sosial penduduk lokal mendapat respon yang sangat baik terhadap keberadaan serta kepadatan maksimum wisatawan ekowisata penyu di Pantai Batu Hiu. Daya dukung sosial wisatawan mendapat respon yang baik terhadap kepadatan maksimum wisatawan dalam kegiatan ekowisata penyu di Pantai Batu Hiu tanpa mengurangi kualitas pengalaman dari kondisi sarana dan prasarana. Daya dukung ekonomi dari sudut pandang penduduk lokal menilai bahwa keberadaan ekowisata penyu di Pantai Batu Hiu memiliki peran terhadap pendapatan warga sekitar.Item Analisis Kesesuaian Ekowisata Mangrove di Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu, Jawa Barat(2022-11-21) LISKA ANJUNI SUTRISNO; Sunarto; IskandarABSTRAK Liska Anjuni Sutrisno (Dibimbing oleh: Iskandar dan Sunarto 2022. Analisis Kesesuaian Ekowisata Mangrove di Desa Pabean Udik Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Salah satu potensi alam yang dapat dijadikan ekowisata yaitu ekosistem mangrove. Daerah yang berpotensi untuk dijadikan kawasan ekowisata mangrove yaitu berada di Desa Pabean Udik yang terletak di Kabupaten Indramayu. Kawasan Ekowisata Mina Mangrove Desa Pabean Udik memiliki luas wilayah mecapai 12 Ha dengan memiliki jenis mangrove yang beragam. Namun pengembangan ekowisata yang terus dilakukan oleh pihak pengelola dan juga pengunjung semakin ramai dapat memicu terjadinya kerusakan apabila tidak memperhatikan daya dukung kawasan dan indeks kesesuaian wisata. Riset ini bertujuan untuk meneliti tingkat kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan serta mengetahui persepsi wisatawan terhadap kualitas ekologis Ekowisata Mina Mangrove Persada Desa Pabean Udik. Riset ini dilakukan pada bulan Desember 2021 dengan membagikan kuisioner kepada wisatawan yang sedang berkunjung, serta menghitung kerapatan mangrove. Nilai indeks kesesuaian wisata mangrove termasuk kedalam kategori S1 (Sangat Sesuai) dengan presentase 80%. Sedangkan daya dukung kawasan dengan luasan wilayah yang dimanfaatkan seluas 12 Ha dapat menampung pengunjung dengan jumlah 249 orang/hari di Ekowisata Mina Mangrove Persada Desa Pabean Udik. Kata Kunci : Ekowisata Mangrove, Indek Kesesuaian Wisata, Daya Dukung KawasanItem Analisis Kesesuaian Lahan untuk Pariwisata Selam di Perairan Batu Layar, Pangandaran(2018-01-04) FADHILAH RAMADHAN S; Donny Juliandri Prihadi; Lintang Permata Sari YuliadiPenelitian ini dilakukan di Perairan Batu Layar, Pangandaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis kesesuaian lahan di kawasan ini. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif dimana data diambil dari studi pustaka dan pengambilan data secara langsung ke lapangan dan ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik maupun gambar. Data tersebut kemudian diolah dengan matriks kesesuaian wisata dan dijadikan peta dengan menggunakan software ArcGIS 10.2.2. Pengambilan data dilakukan di 7 stasiun di kawasan Perairan Batu Layar, Pangandaran. Hasil dari indeks kesesuaian wisata di perairan ini cukup beragam, dimana 1 stasiun mendapatkan hasil S1 atau Sangat Sesuai, 1 stasiun mendapatkan hasil S2 atau Sesuai dan 4 stasiun mendapatkan hasil S3 atau Sesuai Bersyarat.Item Analisis Komunitas Fitoplankton Penyebab HABs(Harmful algae blooms) Pada Budidaya Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Pantai Cilincing , Jakarta Utara(2014-01-20) ABY; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Aby (Dibimbing oleh : Zahidah Hasan, Ike Rustikawati.). 2014. Analisis Fitoplankton Penyebab HABs (Harmful Algae Blooms) Pada Lokasi Budidaya Kerang Hijau Di Perairan Pantai Cilincing, Jakarta Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas spesies fitoplankton penyebab HABs (harmfull algae blooms) pada lokasi budidaya kerang hijau, di perairan Pantai Cilincing Jakarta Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2013, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan mengambil data secara langsung di lapangan. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel dari lima stasiun yang ditentukan secara purposive random sampling. Komunitas fitoplankton terdiri dari kelas Bacillariophyceae (60%) dan Dinophyceae (40%). Jenis Fitoplankton yang berpotensi menyebabkan HABs (Harmfull Algae Blooms) yang di temukan di lokasi penelitian dari kelas Bacillariophyceae dan Dinophyceae. Nitzschia spp, memiliki kelimpahan 20.000 Sel/m3, diikuti Chaetoceros 17.667 Sel/m3, Thalassiosiria mala 10.993 Sel/m3, Skeletonema costacum 10.133 Sel/m3. Nilai kelimpahan dari stasiun 1 hingga 5 berkisar 50.667 – 64.667 sel/m3. Nilai keanekaragaman yang didapat dari stasiun 1 hingga stasiun 5 berkisar 3,0456-4,5604 dan keseragaman berkisar 0,6672 – 0,7018. Kata kunci: Fitoplankton, HABs, Jakarta Utara, Kerang hijau (Perna viridis)Item ANALISIS KUALITAS AIR MUARA DI WILAYAH KOTA CIREBON PRA DAN PASCA LOCKDOWN COVID 19(2023-10-04) DINI HARTININGSIH; Qurnia Wulan Sari; Yuniarti MSPenyebaran COVID-19 menghambat aktivitas masyarakat sehingga pemerintah menetapkan aturan lockdown untuk meminimalisir penularan. Berkurangnya aktivitas manusia akibat lockdown khususnya masyarakat yang tinggal di kawasan estuaria dapat mempengaruhi kualitas air muara berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi. Dampak pandemi COVID-19 pada lingkungan laut dan pesisir juga dirasakan di Kota Cirebon yang merupakan kota pelabuhan, perdagangan serta industri yang terletak di wilayah pantai utara Pulau Jawa. Riset ini bertujuan untuk menganalisa kualitas air muara di tiga muara sungai Kota Cirebon sebelum dan sesudah lockdown COVID-19. Sampel air muara yang dianalisis diambil dari Muara sungai Kesenden, Sukalila dan Kalijaga dari tahun 2019, 2020 dan 2022. Setiap parameter akan dibandingkan dengan baku mutu air kelas II PP RI Nomor 22 Tahun 2021. Untuk mengklasifikasikan indeks kualitas air menggunakan metode NSF WQI dan HPI untuk indeks pencemaran logam berat. Hasil penilaian kualitas air NSF WQI pada tahun 2019 yaitu berkisar 47,4 – 55,79; 2020 berkisar 54,9 – 56,69 dan 2022 berkisar 19,3 – 36,2. Kemudian untuk indeks pencemaran logam berat di tahun 2019 berkisar 34,138 – 34,140; 2020 berkisar 34,137 – 34,139 dan 2022 berkisar 29,561 – 31,86. Dengan demikian, pada ketiga stasiun pengamatan mengalami penurunan kualitas air setelah berakhirnya periode lockdown.