Ilmu Kelautan (S1)

Permanent URI for this collection

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 20 of 167
  • Item
    DAMPAK KELIMPAHAN PARTIKEL MIKROPLASTIK TERHADAP KONSENTRASI NUTRIEN DI CIREBON, JAWA BARAT
    (2019) RYADELLE THERIE; Buntora Pasaribu; Yudi Nurul Ihsan
    Mikroplastik adalah potongan plastik dengan ukuran <5 mm. Mikroplastik telah terakumulasidi samudra dan sedimen di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Gravitasi menyebabkan mikroplastik mengumpul di sedimen yang kemudian dapat mencemari nutrisi. Nutrisi seperti nitrat, amonia, dan fosfor adalah faktor yang mempengaruhi kehidupan ekosistem laut. PPN Kejawanan berperan dalam melayani kapal-kapal penangkap ikan yang beroperasi di perairan Indonesia dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) serta sebagai tujuan pariwisata. Pelabuhan Perikanan Gebang Mekar (PP) adalah fasilitas umum yang dapat digunakan oleh masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan perikanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki profil nutrisi dalam sedimen yang terkontaminasi mikroplastik serta menganalisis korelasi antara kelimpahan mikroplastik dan konsentrasi nutrisi di dua lokasi, yaitu PPN Kejawanan dan PP Gebang Mekar. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2023 dengan survei lapangan. Tiga stasiun terletak di PPN Kejawanan yang terdiri dari galangan kapal, lokasi pariwisata dengan vegetasi bakau, dan area parkir sebagai bentuk transisi dari area vegetasi bakau. Dua stasiun terletak di PP Gebang Mekar yang terdiri dari Baro Gebang dan muara Sungai Ciberes. Kelimpahan mikroplastik di semua stasiun penelitian mencapai 43-140 partikel/kg sampel. Konsentrasi amonia di semua stasiun berkisar antara 0,01-0,03 mg/kg, konsentrasi fosfor di semua stasiun berkisar antara 0,02-0,06 mg/kg, dan konsentrasi nitrat di semua stasiun berkisar antara 0,02-0,04 mg/kg. Berdasarkan analisis regresi linear sederhana, kelimpahan mikroplastik memiliki tidak memiliki dampak yang signifikan pada kelimpahan nutrisi. Jenis sedimen di lokasi penelitian adalah pasir berkerikil dan kerikil berpasir. Semakin besar ukuran butir sedimen, semakin sedikit ketersediaan nutrisi.
  • Item
    PENILAIAN BENCANA MENGGUNAKAN COASTAL HAZARDS WHEEL DI KAWASAN PESISIR TELUK ERETAN, KABUPATEN INDRAMAYU
    (2024-02-02) BAYU MAULANA FAISAL; Qurnia Wulan Sari; Ankiq Taofiqurohman S
    Kawasan pesisir Teluk Eretan di Indramayu merupakan daerah rawan bencana pesisir akibat pemanasan global, antara lain kenaikan muka air laut, erosi, dan gelombang tinggi. Penilaian bahaya pesisir yang komprehensif diperlukan untuk menginformasikan manajemen bencana dan mengurangi dampaknya terhadap masyarakat. Coastal Hazards Wheel (CHW) adalah alat yang efektif untuk menilai bencana pesisir, memberikan informasi berharga untuk kesiapsiagaan dan mitigasi masa depan. Penilaian meliputi variabel seperti geological layout, wave exposure, tidal range, flora and fauna characteristics, sediment balance, dan tropical cyclone activity. Menerapkan CHW di Teluk Eretan dapat memfasilitasi penilaian risiko yang akurat dan ekstensif, memungkinkan tindakan pencegahan dan mitigasi yang tepat. Pada penelitian ini dihasilkan bahwa CHW 3.0 mengklasifikasikan karakteristik pesisir Teluk Eretan menjadi 7 kode, masing-masing dengan signifikansinya sendiri dalam tingkat bencana pesisir. Kode tersebut meliputi PL-5, PL-7, BA-5, BA-7, DE-5, DE-7, dan FR-9. Kode klasifikasi membantu menilai tingkat bahaya untuk lima bencana pesisir. Gangguan ekosistem memiliki tingkat bahaya rendah dan sedang. Genangan bertahap dan intrusi air asin pesisir memiliki tingkat bahaya sedang hingga sangat tinggi. Erosi menunjukkan tingkat bahaya rendah hingga sangat tinggi. Banjir memiliki tingkat bahaya yang tinggi dan sangat tinggi. CHW 3.0 menawarkan 19 opsi manajemen bencana untuk Teluk Eretan, termasuk zonasi pesisir, manajemen berbasis ekosistem, pemetaan banjir, dan sistem peringatan tsunami.
  • Item
    ANALISIS PROSPEKTIF USAHA MARINE CULTURE KERAMBA JARING APUNG DI KAWASAN PESISIR PANTAI TIMUR PANGANDARAN, JAWA BARAT
    (2024-01-08) MUHAMAD DADAN FIRDAUS; Iwang Gumilar; Mega Laksmini Syamsuddin
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prospek usaha marine culture KJA di Pantai Timur Pangandaran. Metode penelitian ini berupa studi kasus dengan terdapat data primer yang dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuisioner. Data sekunder berupa data yang dikumpulkan dari dinas terkait dan publikasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa usaha tersebut memiliki prospek yang baik secara teknis maupun ekonomis. Kelayakan teknis diindikasikan oleh beberapa parameter hidrooseanografi yang memenuhi syarat diataranya; suhu 27-30°C, salinitas 33-34 ppt, pH 7-8, DO 6,5-5,55 mg/L, dan arus <1 ms. Dari perspektif kelayakan ekonomi dengan beberapa parameter finansial secara umum layak. Kerapu KJA FPIK layak karena; profit Rp253.990.619/tahun, BCR: 1,27, BEP: 1789 Kg/tahun atau Rp178.932.185/tahun, HPP: Rp78.834/ekor dan PP: 5 tahun 18 hari. Lobster KJA FPIK Unpad tidak layak karena: profit Rp8.088.905/tahun, BCR: 1,07, BEP: 194 Kg/tahun atau Rp77.705.073/tahun, HPP: Rp258.800/Kg dan PP: 47 tahun 3 bulan 23 hari. Kerapu KJA Supri layak karena rata-rata; profit Rp314.166.000/tahun, BCR: 1,52, BEP: 2144 Kg/tahun atau Rp142.967.000/tahun, HPP: Rp52.790/Kg dan PP: 2 tahun 8 bulan 21 hari. Barramundi KJA Supri layak karena rata-rata: profit Rp404.954.000/tahun, BCR: 1,72, BEP: 1925 Kg/tahun atau Rp80.844.000/tahun, HPP: Rp40.665 dan PP: 2 tahun 1 bulan 7 hari. Dapat disimpulkan bahwa marine culture menggunakan KJA layak untuk dilakukan.
  • Item
    ANALISIS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PENYU BERBASIS CO - MANAGEMENT DI PESISIR PANGANDARAN, JAWA BARAT
    (2023-09-25) ANGGIA NURFITRIANI; Sunarto; Yuniarti MS
    Anggia Nurfitriani (Dibimbing oleh: Yuniarti dan Sunarto). 2023. Analisis Pengelolaan Kawasan Konservasi Penyu Berbasis Co – Management di Pesisir Pangandaran, Jawa Barat Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan kawasan konservasi penyu berbasis co – management di pesisir Pangandaran agar pengelolaannya dapat ideal. Riset ini menggunakan metode riset campuran atau mixed methods, dengan jenis riset exploratory sequential. Pada pengambilan data dengan pendekatan kualitatif, riset ini menggunakan teknik pengambilan responden dengan teknik purposive sampling, sedangkan pada pengambilan data dengan pendekatan kuantitatif, riset ini menggunakan skala likert dan teknik dokumentasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kondisi kunci pengelolaan co – management serta produktivitas penyu. Metode analisis data yang digunakan dalam pendekatan kualitatif riset ini adalah analisis data kualitatif dengan model Miles dan Huberman, sedangkan metode analisis data yang digunakan dalam pendekatan kuantitatif riset ini adalah analisis data deskriptif komparatif. Penelitian menemukan ketidakidealan pada pengelolaan kawasan konservasi penyu berbasis co – management di pesisir Pangandaran berdasarkan pada kondisi kunci pengelolaan co – management dan kondisi produktivitas penyu. Berdasarkan kondisi pengelolaan co – management, penelitian menemukan bahwa jenis pengelolaan yang dilaksanakan pada pengelolaan kawasan konservasi penyu berbasis co – management di pesisir Pangandaran merupakan pengelolaan co – management berjenis consultative co – management. Kata kunci: Pengelolaan, Konservasi, Penyu, Co – Management, Pangandaran
  • Item
    PENENTUAN DAERAH POTENSIAL BUDIDAYA IKAN KERAPU MENGGUNAKAN KERAMBA JARING APUNG BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI PERAIRAN KABUPATEN PANGANDARAN
    (2023-09-25) ZYDAN ABDURRACHMAN FAUZI; Mega Laksmini Syamsuddin; Yudi Nurul Ihsan
    Perairan Kabupaten Pangandaran merupakan salah satu wilayah perairan di Jawa Barat yang memiliki potensi sebagai lahan wilayah untuk perkembangan perikanan budidaya, salah satunya adalah budidaya ikan kerapu. Namun sejak tahun 2018, nilai produksi budidaya ikan kerapu menurun. Guna meningkatkan peningkatan potensi budidaya dan nilai produksi ikan kerapu, perlu mengetahui lokasi yang tepat untuk budidaya ikan kerapu. Penelitian ini menggunakan data sekunder parameter oseanografi diantaranya salinitas, suhu, derajat keasaman, oksigen terlarut, fosfat, nitrat, batimetri, dan kecepatan arus. Penelitian ini menggunakan metode interpolasi inverse distance weighted. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perairan Kabupaten Pangandaran masuk ke dalam kategori perairan yang sesuai dan sesuai bersyarat untuk budidaya ikan kerapu. Nilai setiap parameter oseanografi di Perairan Kabupaten Pangandaran menunjukan nilai yang sesuai dengan standar yang ditentukan untuk budidaya ikan kerapu menggunakan keramba jaring apung. Musim terbaik untuk budidaya ikan kerapu yakni pada musim barat. Luas wilayah Perairan Kabupaten Pangandaran dengan jarak 3 km dari pesisir yang termasuk kepada kategori sesuai sebesar 6809.41 Ha dan sesuai bersyarat (S2) dengan luas 11852,42 Ha.
  • Item
    EKSPLORASI POTENSI KONSORSIUM BAKTERI DARI PERAIRAN TELUK JAKARTA DALAM MENDEGRADASI MIKROPLASTIK JENIS POLYSTYRENE
    (2023-11-24) DELLA MARIAM YOLANDA; Santi Rukminita Anggraeni; Tidak ada Data Dosen
    Akumulasi sampah plastik di laut menjadi ancaman bagi lingkungan dan biota laut. Teluk Jakarta merupakan muara dari 13 sungai dan 2 kanal yang mengalir dari Jakarta, Bekasi, dan Tangerang. Sebanyak 59% sampah plastik di perairan ini didominasi dengan jenis polystyrene (PS). PS adalah jenis sampah plastik yang sulit terdegradasi karena terdiri dari monomer stirena dengan cincin aromatik. Biodegradasi mikroplastik oleh bakteri merupakan solusi paling baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi bakteri dalam mendegradasi mikroplastik polystyrene. Sampel bakteri diperoleh dari sampah plastik yang memiliki biofilm pada permukaannya, diambil dari Teluk Jakarta dengan 3 stasiun penelitian, yaitu Muara Angke (Stasiun 1), Muara Gembong (Stasiun 2), dan Tanjung Priok (Stasiun 3). Tahapan penelitian ini terdiri dari kultur pengayaan dari biofilm menggunakan media zobell marine broth 1/10 yang ditambahkan 0,1% mikroplastik PS dan uji degradasi konsorsium bakteri yang menggunakan mineral salt medium yang ditambahkan 0,2% mikroplastik PS yang diinkubasi selama 60 hari (27 oC, 120 rpm). Biodegradasi mikroplastik PS oleh bakteri dikonfirmasi oleh struktur morfologi dan perubahan kimia mikroplastik menggunakan analisis SEM dan FTIR. Hasil penelitian ini menunjukan selama masa inkubasi konsorsium bakteri yang memiliki tingkat adaptasi yang baik berasal dari Stasiun 1. Hasil penurunan berat kering mikroplastik setelah 60 hari inkubasi pada Stasiun 1 (6,4%), Stasiun 2 (4,6%), dan Stasiun 3 (4%). Hasil analisis FTIR menunjukkan konsorsium bakteri mampu memberikan perubahan pada nilai transmitan mikroplastik. Analisis SEM menunjukkan mikroplastik yang diberi konsorsium bakteri memiliki lubang pada permukaannya.
  • Item
    PENGARUH PEMBERIAN JENIS PAKAN BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN TUKIK PENYU HIJAU (Chelonia mydas) DI TAMAN PESISIR PENYU PANTAI PANGUMBAHAN
    (2023-10-06) ALTHAF NUR SYIFA PUTRI GANIAWAN; Sunarto; Mochamad Rudyansyah Ismail
    Sebagian kecil tukik penyu hijau (Chelonia mydas) dipelihara di Taman pesisir Penyu Pantai Pangumbahan sebagai sampel edukasi. Namun, pemilihan pakan yang diberikan hanya berdasarkan pakan yang tidak mudah membuat air bau amis dan keruh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis pakan terbaik bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan tukik penyu hijau. Penelitian ini dilakukan selama 6 minggu di Taman Pesisir Penyu Pantai Pangumbahan. Metode penelitian menggunakan eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian pakan yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup (α > 5%) dan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tukik (α < 5%). Pakan rebon kering merupakan pakan yang terbaik dan efisien dengan nilai rasio konversi pakan (FCR) 2,57. Tingkat kelangsungan hidup (SR) tukik pada pakan rebon mencapai 92% dengan pertumbuhan berat mutlak 50,01 gram, pertumbuhan panjang karapas mutlak 2,59 cm, pertumbuhan lebar karapas mutlak 2,78 cm, dan laju pertumbuhan harian (SGR) 1,19%/hari.
  • Item
    Tingkat Keberhasilan Penetasan Telur Penyu Hijau pada Sarang Buatan di Taman Pesisir Penyu Pantai Pangumbahan
    (2023-12-14) INDRI PUTRI KUNANTI; Sunarto; Skalalis Diana
    Riset mengenai tingkat keberhasilan penetasan telur penyu hijau pada sarang buatan di Taman Pesisir Penyu Pantai Pangumbahan telah dilaksanakan pada bulan Mei – Juli 2023. Tujuan dari riset ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan penetasan telur penyu hijau dengan menerapkan sarang buatan serta mengetahui pengaruh suhu dan kelembapan terhadap tingkat keberhasilan penetasan. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan membuat kotak kayu berukuran 60 cm x 60 cm x 80 cm sebagai media sarang buatan. Sarang buatan dibuat berjumlah delapan buah, dimana empat sarang ditempatkan di luar ruangan (outdoor) dan empat sarang lainnya ditempatkan di dalam ruangan (indoor) serta pada setiap sarang disemaikan 20 butir telur. Hasil riset menunjukkan sarang buatan indoor lebih unggul dengan persentase keberhasilan penetasan 75 – 100% disertai dengan kondisi tukik yang lebih baik. Sedangkan sarang buatan outdoor memiliki tingkat keberhasilan penetasan 30 – 95%. Akan tetapi berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa tingkat keberhasilan penetasan pada sarang buatan indoor maupun outdoor tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa suhu mempengaruhi hatching success sebesar 85,88% pada sarang buatan outdoor dan 39,36% pada sarang buatan indoor. Sedangkan kelembapan hanya mempengaruhi tingkat keberhasilan penetasan sarang buatan outdoor sebesar 10,85% dan pada sarang buatan indoor 8,03%.
  • Item
    Kandungan Total Petroleum Hidrokarbon dan Hubungannya dengan Microbiome pada Sedimen di Pantai Lontar, Kabupaten Serang
    (2023-09-21) IQBAL MUHAMAD; Yuniarti MS; Eri Bachtiar
    Pantai Lontar merupakan salah satu pantai yang berada di pesisir utara Pulau Jawa yang secara administrasi termasuk ke dalam Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Pada bulan juli tahun 2019 terjadi tumpahan minyak yang diproyeksikan tumpahannya mengarah ke arah Pantai Lontar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah 3 tahun pasca tumpahan minyak masih terdapat kandungan total petroleum hidrokarbon yang tinggi atau tidak dan hubungannya dengan microbiome yang terdapat di Pantai Lontar. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode US EPA 8015 untuk mengetahui kandungan hidrokarbon dan next generation sequencing 16s untuk mengetahui kelimpahan microbiome. Hasil penelitian menunjukkan hasil TPH stasiun 1 rata-rata 89.96 mg/kg, stasiun 2 rata-rata 90.74 mg/kg, stasiun 3 rata-rata 89.55 mg/kg, dan stasiun 4 rata-rata 89.04 mg/kg. Untuk microbiome, genus Vibrio mendominasi dengan kelimpahan di atas 50 persen yaitu sekitar 66,93 persen, dilanjutkan dengan Photobacterium kelimpahan sekitar 23,27 persen, dan dilanjutkan Bacillus dengan kelimpahan sekitar 2,44 persen. Sisanya merupakan genus-genus yang berada dengan kelimpahan di bawah 1 persen. Kandungan total petroleum hidrokarbon berada dalam kondisi tidak tercemar, kelimpahan microbiome pun menunjukkan bakteri bakteri yang berada di Pantai Lontar ini tergolong normal, selain itu beberapa faktor pendukung seperti kualitas air juga menunjukkan hasil yang normal.
  • Item
    ANALISIS RISIKO KEGIATAN MANUSIA PADA LINGKUNGAN DI PESISIR KECAMATAN TIRTAYASA KABUPATEN SERANG
    (2023-10-03) ZAHRA NABILA AS SYAHIRA; Wahyuniar Pamungkas; Ankiq Taofiqurohman S
    Riset ini berlokasi di pesisir Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Riset ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi komponen sektor dan tekanan yang paling berisiko terhadap ekologi, mengidentifikasi ekologi yang paling berdampak dari sektor serta menilai tingkat risiko sektor, tekanan dan ekologi di lingkungan pesisir. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Options for Delivering Ecosystem-Based Marine Management (ODEMM) dengan membuat Linkage Framework serta melakukan pembobotan dengan impact risk score dengan cara menimbang luas spasial, potensi penyebaran, frekuensi interaksi, persistensi tekanan dan tingkat keparahan interaksi. Hasil akhir menunjukkan bahwa aktivitas manusia yang paling berpengaruh terhadap ekologi di pesisir Desa Lontar adalah aktivitas pengerukan dengan rerata IR 0.6793. Tekanan lingkungan yang paling berpengaruh terhadap ekologi yaitu abrasion dengan rerata IR 0.5631 dan ekologi yang paling terdampak akibat aktivitas yang terdapat di Desa Lontar adalah water column dengan rerata IR 0.8776.
  • Item
    KESEHATAN LAUT UNTUK PERIKANAN TANGKAP DI LAUT MALUKU
    (2023-10-04) ARNISA SELVI; Mochamad Rudyansyah Ismail; Ankiq Taofiqurohman S
    Perikanan tangkap merupakan salah satu komoditas yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber pangan dan paling banyak diperdagangkan di dunia, dengan jumlah serta nilai yang terus meningkat sepanjang waktu. Laut Maluku memiliki estimasi potensi sebesar 715.293 ton dengan rata-rata tingkat pemanfaatan sebesar 0,84 yang termasuk fully exploited. Namun dengan adanya pemanfaatan sumber daya perlu juga diiringi dengan pemantauan sehingga sumber daya tersebut dapat lestari dan tetap berkelanjutan. Upaya pemantauan pemanfaatan sumber daya laut dapat dilakukan dengan pengukuran Indeks Kesehatan Laut (OHI). Penelitian ini pengukuran OHI berfokuskan pada bidang tujuan penyediaan pangan yang digunakan sebagai pendekatan dalam menentukan kondisi pemanfaatan perikanan tangkap pada tahun 2013-2021 dan nilai bidang tujuan penyediaan pangan di Laut Maluku untuk pemantauan pemanfaatan perikanan dari aspek ekologi serta manusia. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa Laut Maluku memiliki nilai status perikanan pada tahun 2021 sebesar 0,88; nilai tren 0,09; nilai tekanan 0,63; dan nilai ketahanan 0,57. Maka nilai penyediaan pangan di Laut Maluku sebesar 90 dari 100. Nilai ini menunjukkan pemanfaatan sumber daya perikanan laut di Laut Maluku berada pada kondisi yang lestari.
  • Item
    PREDIKSI TERJADINYA BANJIR ROB MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK DI PESISIR UTARA SEMARANG, JAWA TENGAH
    (2019) NAMIRA NASYWA PERDANI; Yudi Nurul Ihsan; Ankiq Taofiqurohman S
    Pesisir utara Semarang, Jawa Tengah, merupakan wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap banjir rob. Berdasarkan pengamatan, kejadian banjir rob semakin sulit diprediksi karena kondisi pasang surut berdasarkan kalender bulan sudah bukan menjadi faktor tunggal pemicu banjir rob. Faktor-faktor lain berkaitan dengan interaksi laut-atmosfer telah dibuktikan dapat memperparah kejadian banjir rob dan menyebabkan kejadian periode waktu terjadinya banjir rob tidak lagi reguler. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang tepat untuk mengatasi iregularitas kejadian banjir rob agar prediksi banjir rob menjadi lebih akurat. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan model probabilitas Bayesian Network (BN) yang meninjau multifaktor penyebab banjir rob. Struktur model yang dibangun dalam penelitian ini terdiri dari sembilan node yang terdiri dari faktor penyebab banjir rob, baik secara langsung (fase pasang surut, curah hujan, tinggi gelombang signifikan, serta kecepatan dan arah angin) maupun tidak langsung (Madden Julian Oscillation (MJO), Boreal Summer Intra-seasonal Oscillation (BSISO), gelombang ekuatorial, Low Pressure Area (LPA), dan tropical storm) yang dianggap memiliki periode waktu kejadian sinoptik (1–20 harian). Data yang digunakan dalam model BN diperoleh dari pemantauan satelit, reanalisis, dan pengamatan langsung (in situ) selama periode waktu 2018–2022 dan dibagi menjadi dua musim, yaitu monsun barat (DJF) dan monsun timur (JJA). Hasil studi menunjukan bahwa terdapat pertimbangan kecil terhadap keberadaan gelombang Rossby ketika monsun barat, dan LPA ketika monsun timur sebagai tanda terjadinya banjir rob. Selain itu, pertimbangan besar merujuk pada faktor-faktor yang perlu diwaspadai secara berurutan ketika monsun barat (monsun timur), yaitu: (1) fase pasang surut, terutama sehari sebelum purnama dan ketika purnama (tiga hari sebelum purnama dan dua hari sebelum perbani); (2) Curah hujan dalam rentang hujan ringan (tidak hujan); (3) tinggi gelombang signifikan dengan ketinggian 0.1–1.25 m (0.1 – 1.25 m).
  • Item
    NILAI RASIO HANTARAN SEDIMEN DAN HASIL SEDIMEN DAS CIPUNAGARA DI WILAYAH PESISIR SUBANG
    (2023-09-26) FELIN SRI WAHYUNI KARYA; Ankiq Taofiqurohman S; Subiyanto
    Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara memiliki luas 135.980,56 ha, secara administratif DAS Cipunagara terletak diantara 3 kabupaten dimana wilayah Subang merupakan muara dari DAS Cipunagara. Berdasarkan penelitian terdahulu, wilayah Pesisir Cipunagara memiliki tingkat sedimentasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain yang berada di Pesisir Subang. Sedimentasi yang tinggi pada wilayah pesisir bisa diakibatkan karena erosi yang terjadi di daratan khususnya wilayah DAS. Penelitian ini bertujuan untuk menilai erosi yang terjadi pada DAS Cipunagara hingga nantinya sedimen yang tererosi terendapkan di wilayah Pesisir Subang. Metode yang digunakan untuk memprediksi nilai erosi pada DAS Cipunagara yaitu Universal Soil Loss Equation (USLE), untuk menghitung nilai rasio hantaran sedimen menggunakan metode Sediment Delivery Ratio (SDR), sedangkan untuk mengukur hasil sedimen yang keluar dari DAS Cipunagara dan sampai di Pesisir Subang adalah Sediment Yield (SY). Hasil riset nilai prediksi erosi berkisar 0.020 ton/ha/tahun dan tertinggi sekitar 821,060 ton/ha/tahun yang berada di zona pertambangan wilayah Cisalak Subang Jawa Barat. Sedangkan SDR pada DAS Cipunagara memiliki nilai 0,115 sampai tertinggi 0,736 terdapat pada zona industri di wilayah Indramayu. Dari hasil perhitungan nilai prediksi erosi dan rasio hantaran sedimen, total hasil sedimen yang akan sampai di Pesisir Subang sebesar 100591.293 ton/tahun.
  • Item
    ANALISIS PERUBAHAN LUAS DAN KERAPATAN HUTAN MANGROVE DESA KARANGSONG INDRAMAYU JAWABARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT 8
    (2019) ANDREANE GEONA AMARISSA RAJAGUKGUK; Mega Laksmini Syamsuddin; Mochamad Rudyansyah Ismail
    Penelitian ini dilakukan di kawasan Hutan Mangrove Desa Karangsong Indramayu, Jawa Barat yang merupakan kawasan hutan mangrove hasil rehabilitasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan luas dan tingkat kerapatan mangrove pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2022 menggunakan citra satelit landsat 8. Dimana hasil pemantauan luas dan kerapatan mangrove tersebut berguna bagi keberlanjutan pemanfaatan ekosistem mangrove serta sebagai salah satu acuan dalam pengambilan kebijakan untuk pengelolaan ekosistem mangrove yang lebih baik lagi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) dan klasifikasi terbimbing Supervised Classification Maximum Likehood. Hasil perhitungan luas total mangrove Desa Karangsong pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2022 mengalami perubahan yang cukup signifikan dimana dalam kurun waktu tujuh tahun mengalami penambahan luas area mangrove sebanyak 14,957 Ha. dengan dominansi tingkat kerapatan tinggi setiap tahunnya mulai dari tahun 2015, 2017, 2019, 2021, dan 2022. Peningkatan luas lahan dan kerapatan mangrove dikarenakan kesadaran masyarakat yang meningkat mengenai pentingnya ekosistem mangrove bagi kelestarian lingkungan pesisir.
  • Item
    STUDI DISTRIBUSI SEDIMEN PERMUKAAN DASAR PERAIRAN BERDASARKAN UKURAN BUTIR DI ESTUARI PANTAI MARINA SEMARANG, JAWA TENGAH
    (2023-09-27) RIZKY AULIA RAMADHAN; Yuniarti MS; Buntora Pasaribu
    Estuari Pantai Marina merupakan estuari yang berada diantara di utara Pulau Jawa dan merupakan sungai lanjutan dari Kali Banjir Kanal Barat dan Kali Garang yang ada di Semarang dengan panjang total mencapai 5.3 km dan lebar 200 meter. Kawasan estuari Pantai Marina telah mengalami beberapa proses reklamasi pada tahun 2014 hingga saat ini dalam upaya penanganan permasalahan banjir yang diakibatkan oleh hancurnya tanggul yang terjadi pada bulan Desember tahun 2022 pada musim hujan. Proses reklamasi dapat berdampak pada proses sedimentasi yang terjadi.Studi ini dilakukan untuk mngetahui bagaimana kondisi sebaran sedimen yang berada di Estuari Pantai Marina, Semarang, Jawa Tengah. Studi mengenai kondisi distribusi sedimen dasar perairan ini dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan sampel dan uji laboratorium yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi sedimen yang berada di estuari Pantai Marina. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa sebaran sedimen yang berada di wilayah Estuari Pantai Marina lebih banyak didominasi oleh fraksi pasir serta ditemukan hubungan yang signifikan antara kecepatan arus dan distribusi ukuran diameter butir sedimen di setiap stasiun
  • Item
    ANALISIS KUALITAS AIR MUARA DI WILAYAH KOTA CIREBON PRA DAN PASCA LOCKDOWN COVID 19
    (2023-10-04) DINI HARTININGSIH; Qurnia Wulan Sari; Yuniarti MS
    Penyebaran COVID-19 menghambat aktivitas masyarakat sehingga pemerintah menetapkan aturan lockdown untuk meminimalisir penularan. Berkurangnya aktivitas manusia akibat lockdown khususnya masyarakat yang tinggal di kawasan estuaria dapat mempengaruhi kualitas air muara berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi. Dampak pandemi COVID-19 pada lingkungan laut dan pesisir juga dirasakan di Kota Cirebon yang merupakan kota pelabuhan, perdagangan serta industri yang terletak di wilayah pantai utara Pulau Jawa. Riset ini bertujuan untuk menganalisa kualitas air muara di tiga muara sungai Kota Cirebon sebelum dan sesudah lockdown COVID-19. Sampel air muara yang dianalisis diambil dari Muara sungai Kesenden, Sukalila dan Kalijaga dari tahun 2019, 2020 dan 2022. Setiap parameter akan dibandingkan dengan baku mutu air kelas II PP RI Nomor 22 Tahun 2021. Untuk mengklasifikasikan indeks kualitas air menggunakan metode NSF WQI dan HPI untuk indeks pencemaran logam berat. Hasil penilaian kualitas air NSF WQI pada tahun 2019 yaitu berkisar 47,4 – 55,79; 2020 berkisar 54,9 – 56,69 dan 2022 berkisar 19,3 – 36,2. Kemudian untuk indeks pencemaran logam berat di tahun 2019 berkisar 34,138 – 34,140; 2020 berkisar 34,137 – 34,139 dan 2022 berkisar 29,561 – 31,86. Dengan demikian, pada ketiga stasiun pengamatan mengalami penurunan kualitas air setelah berakhirnya periode lockdown.
  • Item
    Hubungan Kerapatan Mangrove dengan Makrodebris Anorganik di Kawasan Mangrove Karangsong Indramayu
    (2024-01-11) ANNISAA SHABRINA ROSSA; Yuniarti MS; Sunarto
    Penyebaran sampah laut terus meningkat seiring berjalannya waktu dan peningkatan pertumbuhan penduduk. Ekosistem mangrove menjadi lokasi yang berpotensi menjadi tempat akumulasi sampah laut yang terbawa oleh arus saat pasang surut. Riset ini dilaksanakan di Karangsong Indramayu pada bulan Juni – Juli 2023. Riset ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kerapatan vegetasi mangrove, sebaran makrodebris anorganik di kawasan mangrove, serta bagaimana hubungan antara kerapatan mangrove dengan kepadatan makrodebris anorganik. Metode yang digunakan yaitu Transek garis atau Transect Line Plot. Hasil yang diperoleh dari riset ini yaitu ditemukan 3 jenis mangrove antara lain Avicennia marina dengan kerapatan 1733 ind/ha, Rhizophora stylosa 666 ind/ha, dan Avicennia alba 100 ind/ha. Jenis makrodebris anorganik yang ditemukan yaitu plastik dengan kepadatan 38.21 gr/m2, styrofoam 27.74 gr/m2, karet 16.27 gr/m2, dan kaca 6.14 gr/m2. Hubungan kerapatan tiap jenis mangrove terhadap kepadatan makrodebris anorganik berbeda. Jenis A. marina memiliki hubungan rendah dengan nilai korelasi 0.310. Jenis R. stylosa memiliki hubungan kuat dengan nilai korelasi 0.665. Korelasi positif ini menunjukkan adanya pengaruh kerapatan mangrove terhadap variansi kepadatan makrodebris anorganik.
  • Item
    Komposisi dan Kepadatan Sampah yang Terperangkap oleh Sistem Perakaran Rhizophora di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat
    (2023-05-10) JIHAN NABILA ISKANDAR; Yuniarti MS; Mochamad Rudyansyah Ismail
    Mangrove merupakan vegetasi yang umum ditemui di area pesisir Kabupaten Pangandaran, khususnya muara sungai. Area ini menjadi salah satu lokasi terakumulasinya sampah baik yang terbawa aliran sungai maupun pasang surut air laut. Rhizhopora dengan struktur perakaran tunjangnya berpotensi untuk menangkap serta menjadi lokasi terperangkapnya berbagai jenis sampah. Riset ini mendeskripsikan komposisi serta kepadatan sampah pada area perakaran Rhizhophora ekosistem mangrove di Pangandaran. Penelitian menggunakan metode survei dengan line transect (LT) serta stratified random sampling. Luasan area perakaran vegetasi Rhizhopora diukur, sampah pada area perakaran dikumpulkan, diidentifikasi, dihitung jumlahnya serta ditimbang. Teridentifikasi 22 jenis sampah dengan jumlah total 1.273 potong, berat 6.112,17 g dan kepadatan 5,85 g/m2. Patahan atau jenis plastik lainnya adalah jenis sampah yang dominan ditemukan dengan proporsi 40,30%. Tali teridentifikasi sebagai salah satu jenis sampah yang banyak ditemui melilit pada akar. Kain dan plastik dapat ditemukan tertimbun dan menjadi bagian dari substrat pada area perakaran. Terdapat hubungan antara luasan area perakaran dengan jumlah sampah yang ditemukan dengan nilai r sebesar 0,886. Nilai tersebut menandakan hubungan positif, dimana dengan bertambahnya luasan area perakaran mangrove maka akan bertambah pula jumlah sampah yang ditemukan. Akumulasi sampah pada area perakaran Rizhophora sulit untuk dibersihkan dan berpotensi menjadi permasalahan bagi tanaman Rizhophora.
  • Item
    EVALUASI INSTRUMEN KELAUTAN TERINTEGRASI: RHEA (DRIFTER GPS OCEANOGRAPHY COVERAGE AREA)
    (2022-06-11) KEMAAL SAYYID ZENYDA; Noir Primadona Purba; Subiyanto
    Riset ini dilakukan secara bertahap mulai dari skala laboratorium, skala lapangan dalam lingkup kolam dan skala lapangan dalam lingkup laut. Pengujian skala laboratorium dilakukan pada ruang kerja PT. Robo Marine Indonesia dan lingkup kolam di Kolam Renang Karang Setra, Bandung, sedangkan pengujian laut dilakukan di Pulau Pramuka, D.K.I Jakarta. Kegiatan riset dimulai dari Bulan April hingga Juli 2021. Riset ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja instrumen yang mencakup tiga komponen uji yaitu daya kelistrikan, sensor dan transmisi telekomunikasi, serta rancang bangun instrumen. Uji daya kelistrikan dilakukan dengan mengintegrasikan rangkaian skematik elektronik dengan mikrokontroler yang dilengkapi sistem penyimpanan data dan GPS. Sensor parameter oseanografi yang terdapat pada RHEA divalidasi pembacaannya dengan instrumen konvensional dan script bahasa pemrograman. Uji kolam merupakan serangkaian tahapan untuk menghasilkan rancang bangun yang sesuai sebelum alat digunakan pada uji laut. Selain itu dilakukan juga kuisioner terhadap fungsional instrumen RHEA dari sisi pengguna dalam melakukan kinerjanya. Hasil riset evaluasi instrumen menunjukan parameter data yang terekam pada RHEA yang berhubungan dengan sensor parameter oseanografi memiliki ketelitian yang cukup baik dengan nilai galat dibawah 10% yang menjadi nilai toleransi untuk riset yang dilakukan saat ini meskipun performa instrumen dapat ditingkatkan dengan mengganti beberapa komponen. Persentase hasil kuisioner juga menunjukan hasil yang positif yang dikategorikan sebagai baik berdasarkan garis kontinum perhitungan yang dilakukan oleh peneliti.
  • Item
    Identifikasi dan Perbandingan Kelimpahan Sampah Plastik Berdasarkan Ukuran pada Sedimen di Pulau Pramuka, Kepaulauan Seribu
    (2023-08-24) MUHAMMAD WAFI RABBANI PROPANANDA; Yudi Nurul Ihsan; Mochamad Rudyansyah Ismail
    Plastik adalah jenis makromolekul yang terbentuk akibat dari proses polimerisasi, dimana proses penggabungan monomer atau beberapa molekul sederhana yang kemudian menjadi molekul besar atau makromolekul atau polimer. Sampah Plastik yang terjebak pada sedimen akan mengalami proses degradasi yang menyebabkan perubahan pada ukuran plastik dengan mengubah struktur molekul polimer plastik menjadi lebih pendek. Hasil dari degradasi ini menyebabkan perubahan pada bentuk dan ukuran menjadi makroplastik, mesoplastik, dan mikroplastik. Kehadiran sampah plastik dengan berbagai ukuran di perairan laut bisa membahayakan ekosistem terutama biota laut. Tujuan dari riset ini adalah untuk memperoleh komposisi dan kelimpahan sampah plastik berdasarkan ukuran di pesisir perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan analisis kuantitatif komparatif yang didukung oleh analisis statistik dengan uji anova satu arah untuk mengetahui perbandingan kelimpahan pada setiap stasiun di sekitar Pulau Pramuka. Hasil dari riset ini adalah komposisi sampah plastik yang ditemukan berjenis film, fiber, fragmen, dan styrofoam dengan total item 1546 sampah plastik dengan rentang kelimpahan berkisar 0,4 – 210 item/m3 di setiap jenis dan ukurannya, Rata-rata tertinggi terdapat pada stasiun 2 yang merupakan kawasan Pelabuhan.