Kesejahteraan Sosial (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Kesejahteraan Sosial (S1) by Title
Now showing 1 - 20 of 731
Results Per Page
Sort Options
Item ABSTRAK Penelitian ini berjudul Penerapan Teknik Parenting dalam Pengasuhan Anak (Studi Deskriptif Kepada Orang tua yang telah Mengkuti Pelatihan Teknik Parenting di Lembaga Rumah Bandung). Peneliti(2016-06-20) MUTIARA SUCI ERLANTI; Nandang Mulyana; Hery WibowoABSTRAK Penelitian ini berjudul “Penerapan Teknik Parenting dalam Pengasuhan Anak (Studi Deskriptif Kepada Orang tua yang telah Mengkuti Pelatihan Teknik Parenting di Lembaga Rumah Bandung). Penelitian ini mendeskripsikan masalah terjadinya perlakuan salah dalam pengasuhan anak. Perlakuan salah yang terjadi dalam pengasuhan ini disebabkan oleh pola pengasuhan yang kurang tepat. Setiap orang tua memiliki pola pengasuhan yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang pengasuhan yang didapat sebeelumnya. Teknik Parenting yang dilatihkan oleh Lembaga Rumah Parenting dapat menjadi sistem sumber dan salah satu alternative solusi bagi orang tua yang memiliki hambatan dalam mengasuh anak atau ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai pengasuhan anak. Teknik parenting yang mencangkup discipline, monitoring, reward, everyday routines, dan pre-arming ini terdapat pula dalam teknik parenting milik Lembaga Rumah Parenting Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitan studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi non partisipasi, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah enam orang yang terdiri dari lima orang tua yang telah mengikuti pelatihan di Lembaga rumah Parenting dan ketua Lembaga Rumah Parenting Bandung. Berdasarkan hasil penelitian, orang tua yang telah mengikuti pelatihan teknik parenting di Lembaga Rumah Parenting Bandung mengalami perubahan positif dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Orang tua yang telah mengikuti pelatihan menerapkan teknik parenting dalam mengasuh anak-anak sesuai dengan kondisi dan hambatan yang dihadapi dala mengasuh anak. Kesimpulan yang didapat melalui serangkaian proses penelitian adalah teknik parenting yang dilatihkan oleh Lembaga Rumah Parenting Bandung sudah sesuai dengan teknik parenting yang dikemukakan oleh ahli. Penerapan teknik parenting ini pun berdampak memberikan perubahan positif dari aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga orang tua dapat menerapakan pengasuhan yang benar kepada anak-anak. Peneliti juga memberikan saran sesuai dengan hasil temuan dan potensi yang dimiliki oleh Lembaga Rumah Parenting Bandung. Peneliti memberikan saran berupa upaya pemantauan dan mengevaluasi bagaimana penerapan teknik parenting oleh peserta pelatihan melalui sebuah program yang bernama “Monitoring dan Evaluasi”. Kata Kunci : Perlakuan Salah pada Anak, Pengasuhan Anak, Teknik Parenting, Lembaga Rumah Parenting BandungItem Adaptasi Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Pertiwi Bandung(2021-04-01) ARI AFRIANSYAH; Meilanny Budiarti Santoso; Eva Nuriyah HidayatPenelitian ini menggambarkan mengenai adaptasi yang dilakukan oleh lansia penerima manfaat di Panti Sosial Tresna Wredha (PSTW) Budi Pertiwi. Adaptasi dalam penelitian ini ditinjau dari pemenuhan syarat dasar alamiah, psikologis, dan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana upaya adaptasi yang dilakukan oleh lansia di lingkungan Panti Wredha. Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Informan di dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yakni informan kunci yang terdiri dari lansia yang berjumlah delapan orang dan informan pendukung yaitu koordinator operasional dan perawat lansia PSTW Budi Pertiwi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa lansia yang ada di PSTW Budi Pertiwi melakukan upaya pemenuhan adaptasi dengan cara yang berbeda-beda. Secara keseluruhan, lansia yang berada di PSTW Budi Pertiwi telah dapat melakukan upaya pemenuhan kebutuhan adaptasi dengan baik, namun beberapa lansia masih memiliki hambatan tertentu yang bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti contohnya karena faktor latar belakang lansia masuk panti dan faktor masa lalu lansia itu sendiri. Melihat permasalahan yang terjadi, penulis memberikan saran rencana kegiatan peningkatan layanan panti berupa pemberian bimbingan yang dilakukan secara intens kepada lansia yang baru masuk panti sebagai upaya untuk membantu lansia untuk beradaptasi dengan lingkungan panti wredha dan dengan harapan lansia dapat mengatasi segala permasalahan yang terjadi dengan mandiri kedepannya.Item ADVOKASI SOSIAL BAGI WARIA OLEH YAYASAN SRIKANDI PASUNDAN(2022-10-13) SHAFILA MARDIANA BUNSAMAN; Arie Surya Gutama; Eva Nuriyah HidayatWaria bukanlah fenomena baru di Indonesia. Meskipun populasinya relatif lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah keseluruhan penduduk Indonesia, waria juga membutuhkan perhatian. Terlebih lagi masih banyak di antara mereka yang bermasalah. Sebagai salah satu kelompok yang rentan tertular HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS), sudah seharusnya waria dapat mengakses layanan kesehatan dengan lebih mudah dan tanpa diskriminasi. Dalam penelitian ini, organisasi yang melakukan advokasi sosial adalah Yayasan Srikandi Pasundan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan proses advokasi sosial yang dilakukan oleh Yayasan Srikandi Pasundan untuk membantu waria dalam mendapatkan akses layanan kesehatan yang layak. Metode penelitian penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa advokasi sosial yang dilakukan oleh Yayasan Srikandi Pasundan adalah suatu bentuk pendampingan dalam memberikan layanan kesehatan bagi waria di Jawa Barat. Adapun proses advokasi sosial yang dilakukan oleh Yayasan Srikandi Pasundan ialah: melakukan identifikasi masalah, merumuskan solusi, melakukan jejaring/kerjasama dan memperoleh dukungan, melaksanakan kebijakan dan evaluasi. Dalam pelaksanaannya, jenis advokasi yang dilakukan oleh Yayasan Srikandi Pasundan adalah advokasi kasus atau advokasi klien, yang memiliki tujuan untuk membantu klien menjangkau sumber atau pelayanan sosial yang telah menjadi haknya.Item Advokasi Sosial Terhadap Anak Korban Kekerasan Seksual di Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Jawa Barat(2021-05-29) WIDYA DARMAWAN; Santoso Tri Raharjo; Eva Nuriyah HidayatABSTRAK Penelitian ini berjudul “Advokasi Sosial Terhadap Anak Korban Kekerasan Seksual di Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Jawa Barat”. Meningkatnya kasus kekerasan seksual terhadap anak membutuhkan adanya pendampingan advokasi sosial yang dilakukan oleh pihak-pihak yang bersangkutan terhadap anak korban kekerasan seksual agar anak dapat memperoleh kembali hak-hak kemanusiaannya. Dalam penelitian ini lembaga yang melakukan advokasi sosial yaitu Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses advokasi sosial yang dilakukan oleh LPA Jabar dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa advokasi sosial yang dilakukan LPA Provinsi Jawa Barat merupakan suatu bentuk pendampingan dalam memberikan layanan terbaik bagi anak korban kekerasan seksual. Adapun proses advokasi sosial yang dilakukan oleh LPA Provinsi Jawa Barat antara lain: mengidentifikasi masalah, mencari fakta, melakukan jejaring/kerjasama dan memperoleh dukungan, melaksanakan kebijakan, serta evaluasi. Dalam proses advokasi sosial, pekerja sosial di LPA Jabar fokus kepada advokasi kasus/klien yang bertujuan untuk menolong klien agar memperoleh hak-haknya dan layanan-layanan yang dibutuhkan klien demi kepentingannya. Penulis memberikan saran berupa program yang dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan pemahaman dari pekerja sosial yang melakukan advokasi agar dapat mempermudah dalam mencapai tujuan dan proses advokasi sosial yang dilakukan tehadap klien menjadi lebih optimal.Item ADVOKASI TERHADAP PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH OLEH PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK( P2TP2A) JAWA BARAT(2009) KARINA SARASWATY; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan advokasi melalui pendampingan bagi perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat yang terdiri dari kegiatan membela, kegiatan mewakili, kegiatan mengambil tindakan dan kegiatan memberdayakan yang merupakan bagian dari dimensi kunci berdasarkan dari rangkuman beberapa definisi para ahli tentang advokasi pekerjaan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dari 3 orang informan yang terdiri dari 2 orang relawan divisi advokasi, pendampingan dan pemulihan serta 1 orang staff divisi advokasi, pendampingan dan pemulihan P2TP2A Jawa Barat. Pada kegiatan advokasi yang dilakukan oleh P2TP2A Jawa Barat sebagian besar sudah sesuai dengan dimensi kunci dari advokasi pekerjaan sosial dan sudah dilakukan dengan baik. Hanya ada beberapa hambatan dari pelaksanaan pendampingan dalam kegiatan advokasi yaitu untuk pendampingan yang dilakukan ketika pelayanan diluar shelter terdapat kesulitan dalam membagi tugas pendamping, hal tersebut dikarenakan jumlah sumber daya manusia di P2TP2A Jawa Barat masih sangat minim. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba menyusun Plan Of Treatment yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam upaya meningkatkan kegiatan advokasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat. Plan Of Treatment merupakan hasil dari kesimpulan dan saran yang diberikan oleh penulis untuk peningkatan kinerja kegiatan advokasi dari divisi advokasi, pendampingan dan pemulihan P2TP2A Jawa Barat. Plan of Treatment yang dibuat oleh penulis berupa sebuah rencana kegiatan yaitu workshop untuk mahasiswi di berbagai universitas Kota Bandung mengenai isu-isu kekerasan terhadap perempuan yang berisi tentang bagaimana dampak yang ditimbulkan, serta pandangan masyarakat sekitar dalam menanggapi isu tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian para mahasiswi terhadap isu kekerasan perempuan serta memunculkan keinginan mereka untuk ikut membantu proses penanganan terhadap korban sebagai relawan di divisi advokasi, pendampingan dan pemulihan P2TP2A Jawa Barat.Item AKSES MASYARAKAT MISKIN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DI BIDANG KESEHATAN DI PUSKESMAS NAGREG KECAMATAN NAGREG KABUPATEN BANDUNG(2018-04-16) TOMI SAPARI; R. Nunung Nurwati; Maulana IrfanPenelitian ini berjudul Akses Masyarakat Miskin Terhadap Pelayanan Kesehatan Program BPJS Kesehatan di Puskesmas Nagreg. Tujuan penelitian ini adalah ingin menggambarkan bagaimana pelayanan kesehatan yang dapat diakses oleh masyarakat miskin yang termasuk dalam peserta penerima bantuan iuran dari BPJS Kesehatan. Dimana melalui Jaminan Kesehatan Nasional yang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan masyarakat miskin mendapatkan bantuan berupa iurannya yang dibayarkan oleh pemerintah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dan teknik penelitian studi deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi non partisipasi, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang, yang terdiri dari; 4 masyarakat miskin peserta penerima bantuan iuran , 2 orang dari pihak puskesmas yaitu kepala puskesmas dan dokter dan 1 orang dari pihak BPJS kesehatan cabang soreang yang menangani BPJS Kesehatan di Kabupaten Bandung termasuk di Kecamatan Nagreg. Hasil penelitian yang temukan bahwa masyarakat miskin penerima bantuan iuran mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dari Puskesmas Nagreg dari mulai pendaftaran sampai pemberian obat. Peserta PBI juga tidak mengeluarkan biaya untuk pelayanan kesehatan yang didapatkannya, masyarakat yang mempunyai jamkesmas dan kartu indonesia sehat sudah termasuk kedalam BPJS Kesehatan PBI. Fasilitas yang disediakan oleh Puskesmas Nagreg sudah menunjang untuk pelayanan kesehatan. Dengan adanya BPJS Kesehatan masyarakat miskin mendapatkan manfaat yang banyak dari mulai pemeriksaan gratis, obat gratis dan pelayanan rujukan gratis. Kata kunci: Pelayanan Kesehatan, Masyrakat Miskin, dan BPJS KesehatanItem Aksesibilitas Mahasiswa Penyandang Disabilitas di Perguruan Tinggi (Studi Kasus pada Universitas Padjadjaran)(2019-10-25) GINA BUNGA NAYENGGITA; Maulana Irfan; BinahayatiPenelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan dan menganalisis kesesuaian serta kenyamanan aksesibilitas bagi mahasiswa penyandang disabilitas di Universitas Padjadjaran ditinjau dari dua dimensi yakni aksesibilitas fisik dan aksesibilitas non-fisik. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi non-partisipatif, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Penentuan sampel dilakukan secara snowball sampling dan melibatkan enam orang yaitu tiga mahasiswa penyandang disabilitas, satu orang yang memiliki wewenangan dalam pengambil kebijakan terkait sarana dan prasarana di tingkat universitas, satu tenaga pengajar dan satu orang mahasiswa non-disabilitas. Analisa data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik informan penyandang disabilitas yang berbeda membuat kebutuhan setiap individunya pun berbeda. Maka dalam dimensi aksesibilitas fisik terdapat beberapa yang sudah sesuai dengan kebutuhannya, namun ada pula yang belum sesuai. Akan tetapi, beberapa informan pun secara garis besar menyadari bahwa Universitas Padjadjaran belum cukup ramah terhadap mahasiswa penyandang disabilitas. Sejatinya mahasiswa penyandang disabilitas sudah beradaptasi dan menerima dengan positif, karena saat ini sudah dapat menjangkau aksesibilitas melalui bantuan teman-temannya, namun sesungguhnya jika melihat standar aksesibilitas fisik yang tepat maka belum sepenuhnya ideal. Pada dimensi aksesibilitas non-fisik, Universitas Padjadjaran belum melakukan aspek yang pertama yaitu kebijakan dan peraturan bagi mahasiswa penyandang disabilitas secara tertulis sehingga hal tersebut berpengaruh kepada aspek aksesibilitas non-fisik lainnya seperti pelayanan institusi yang sensitif dan sesuai, modifikasi pembelajaran dan kurikulum yang akomodatif, dan program bagi mahasiswa penyandang disabilitas. Dalam hal ini pun, mahasiswa penyandang disabilitas perlu turut aktif jika memiliki keluhan terhadap pembelajaran, aksesibilitas dan hal lainnya agar pihak universitas, fakultas dan program studi dapat mengetahui langkah tindak lanjut. Bedasarkan hasil penelitian, maka penulis menyarankan rencana tindak lanjut berupa advokasi kebijakan perguruan tinggi Universitas Padjadjaran tentang aksesibilitas bagi mahasiswa penyandang disabilitas. Dan dalam kegiatannya peneliti akan mengajukan sebuah policy paper dalam bentuk artikel.Item Aktifitas Pemberian Makan (Feeding) Kepada Anak Oleh Pengasuh Di Taman Penitipan Anak PUSPA Sehat(2015-01-17) MELYTA PERMANAWATI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana aktifitas pemberian makan (feeding) kepada anak yang dilakukan oleh pengasuh di Taman Penitipan Anak PUSPA Sehat. Sumber data dari penelitian ini adalah orang-orang yang selalu berinteraksi langsung kepada anak-anak yang dititipkan sementara di Taman Penitipan Anak PUSPA Sehat. Aktifitas feeding yang dijelaskan adalah bagaimana fasilitas makan yang tersedia, gaya pemberian makan yang diberikan pengasuh, acuan waktu makan yang disediakan, serta interaksi yang terjadi ketika aktifitas makan tersebut terjadi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi, serta studi dokumentasi. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah pengasuh, tenaga professional, pihak manajemen PUSPA Sehat serta orang tua yang anaknya dititpkan di TPA PUSPA Sehat. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa aktifitas feeding telah berjalan dengan cukup baik di PUSPA Sehat, aktifitas feeding juga telah dijalankan PUSPA Sehat sesuai dengan teori yang sebelumnya telah dikemukakan, hanya saja aktifitas tersebut belom optimal dijalankan. Hal tersebut dikarenakan beberapa pengasuh masih kurang memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengasuh anak dengan tepat. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran dan sebuah plan of treatment berupa ‘Pelatihan Pengasuhan Terbaik Bagi Anak’. Tujuan dari dibentuknya kegiatan tersebut adalah agar para pengasuh dan pihak manajemen PUSPA Sehat paham dan terampil tentang bagaimana memberikan pengasuhan terbaik bagi anak. Selain itu, agar PUSPA Sehat bisa memberikan pelayanan pengasuhan anak yang lebih maksimal.Item Aktivitas Keluarga Dalam Pemenuhan Kebutuhan Lanjut Usia Pada Keluarga Miskin Di Kelurahan Babakan Tarogong Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung(2015-01-07) AJENG GILANG PURNAMA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian ini ditujukan untuk mengetahui mengenai aktivitas keluarga dalam pemenuhan kebutuhan bagi lanjut usia pada keluarga miskin di Kelurahan Babakan Tarogong Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung. Adapun aspek-aspek pemenuhan kebutuhan lanjut usia yang dilihat dalam penelitian ini adalah, kebutuhan biologis yang mencakup kebutuhan makanan bergizi, pakaian dan tempat tinggal, kebutuhan ekonomi, kebutuhan kesehatan, kebutuhan psikologis, serta kebutuhan sosial. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi non partisipasi, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yang terdiri dari, 3 orang anggota keluarga miskin yang tinggal bersama lanjut usia dan 3 orang lanjut usia yang tinggal bersama keluarga miskin. Informan ditentukan berdasarkan tujuan penelitian untuk menggali lebih dalam mengenai aktivitas keluarga dalam pemenuhan kebutuhan bagi lanjut usia pada keluarga miskin di Kelurahan Babakan tarogong Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas keluarga dalam pemenuhan kebutuhan bagi lanjut usia pada keluarga miskin di Kelurahan Babakan tarogong Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung dilakukan dengan 5 aktivitas pemenuhan kebutuhan yaitu kebutuhan biologis yang mencakup kebutuhan makanan bergizi, pakaian dan tempat tinggal, kebutuhan ekonomi, kebutuhan kesehatan, kebutuhan psikologis, serta kebutuhan sosial. Hasil penelitian dari setiap aktivitas keluarga dalam pemenuhan kebutuhan bagi lanjut usia pada keluarga miskin adalah keluarga sudah memenuhi kebutuhan biologis dengan memberikan makanan bergizi kepada lajut usia, menyediakan pakaian dan tempat tinggal, memenuhi kebutuhan psikologis dengan cara memperlakukan lanjut usia dengan baik di rumah, serta memenuhi kebutuhan sosial lanjut usia dengan cara memberikan kesempatan lanjut usia menjalin hubungan dan komunikasi dengan keluarga besar. Adapun kebutuhan yang tidak terpenuhi diantaranya kebutuhan ekonomi lanjut usia dikarenakan kondisi keluarga yang tidak mampu secara finansial dan kebutuhan kesehatan lanjut usia akibat kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan yang terjangkau dan tidak aktifrnya kegiatan posyandu lanjut usia di setiap RW. Kesimpulan dari penelitian ini adalah aktivitas keluarga dalam pemenuhan kebutuhan bagi lanjut usia pada keluarga miskin di Kelurahan Babakan tarogong Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung masih kurang terpenuhinya beberapa kebutuhan lanjut usia diantaranya kebutuhan ekonomi dan kebutuhan kesehatan. Untuk membantu keluarga dalam memenuhi kebutuhan kesehatan tersebut, saran yang diberikan peneliti adalah melakukan kunjungan ke rumah-rumah lanjut usia untuk memberikan pemeriksaan kesehatan lanjut usia dan bimbingan kepada keluarga yang merawatnya, mengontrol keadaan lanjut usia di rumah, serta membuat forum diskusi bersama keluarga, dengan nama kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia Berkunjung.Item Aktivitas Pemenuhan Kesejahteraan Bidang Sosial oleh Gelandangan di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi(2023-03-28) GENA PUTRI EKAWANTI; Santoso Tri Raharjo; Hery WibowoGelandangan merupakan salah satu jenis Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial yang telah diaturan dalam peraturan pemerintah. Mereka berhak mendapatkan pelayanan sosial di lembaga sosial yang khusus untuk melayani pada gelandangan. Sentra Terpadu Pangudi Luhur merupakan lembaga sosial berbasis multilayanan menerima berbagai jenis PPKS di Indonesia termasuk gelandangan. Mereka akan dibina dalam kurun waktu tertentu dengan program yang sesuai dengan kemampuan mereka. Selama pelatihan dan pembinaan di STPL untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, kesejahteraan sosial mereka juga perlu diperhatikan. Kesejahteraan sosial milik Keyes dapat menjadi tolak ukur untuk melihat kesejahteraan individu yang dimana dipenelitian ini kesejahteraan sosial gelandangan yang berada di STPL. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemenuhan kesejahteraan sosial terhadap gelandangan. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik indepth interview, observasi dan studi dokumentasi. Informan yang terlibat dalam penelitian ini ada 4 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelima dimensi kesejahteraan sosial ini masih belum bisa dipenuhi oleh STPL dengan maksimal. Dimensi yang paling dirasakan ada atau paling terpenuhi adalah dimensi social contribution dan yang paling tidak terpenuhi adalah social actualization. Namun bukan berarti dimensi lainnya tidak dapat ditingkatkan atau dipenuhi. Maka dari itu, peneliti juga memberikan saran dan plan of treatment dengan berfokus pada Manajemen Lembaga yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pemenuhan kesejahteraan sosial gelandangan.Item Anak yang Dilacurkan Ditinjau dari Perspektif Ekologis (Studi Kasus pada Anak yang Dilacurkan Dampingan Yayasan Masyarakat Sehat di Kota Bandung)(2013-10-17) TANDANG FITRA PK; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian ini membahas anak yang dilacurkan ditinjau dari perspektif ekologis. Manusia berinteraksi dengan banyak sistem. Manusia yang diteliti adalah anak. Artinya, anak berinteraksi dengan banyak sistem. Berbeda dengan orang dewasa, tidak seluruh sistem yang sama berinteraksi dengan anak. Sistem yang diteliti di antaranya, sistem keluarga, sistem pendidikan, sistem religi, dan sistem pelayanan sosial. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui atau memperoleh informasi dan menganalisis permasalahan anak yang dilacurkan ditinjau dari perspektif ekologis. Secara khusus meninjau dari empat sistem, di antaranya sistem keluarga, sistem pendidikan, sistem religi, dan sistem pelayanan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, serta menggunakan teknik penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu wawancara mendalam (indepth interview), observasi non-partisipasi, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi. Informan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah tujuh orang, yang terdiri dari pengurus Yayasan Masyarakat Sehat, anak yang dilacurkan, dan pihak keluarga dari anak. Informan ini dipilih secara purposive. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terjadi masalah dalam sistem keluarga anak, begitu pula yang terjadi dengan sistem pendidikan dan sistem religi. Anak mengalami masalah dengan sistem yang seharusnya menjadi pembentuk karakter anak dengan pembekalan nilai yang positif serta menjamin hak-hak anak terpenuhi dengan cara yang baik dan benar. Ditemukan pula sistem pertemanan atau lingkungan pergaulan anak serta peran media informasi dalam kehidupan anak yang dilacurkan, dan dalam temuan ini terdapat masala yang menyebabkan anak terjebak dalam situasi sulit yang akhirnya anak masuk dalam dunia prostitusi. Anak memiliki masalah dalam dirinya dan hubungannya dengan sistem, serta terdapat masalah yang terjadi dalam sistem tersebut Perspektif ekologis digunakan dalam praktik pekerjaan sosial untuk melihat suatu permasalahan. Penekanan dalam model ekologi adalah pada person in environment. Konsep ini memiliki tiga fokus utama. Fokus pertama, yaitu pada pengembangan individu dan mengembangkan individu tersebut dalam pemecahan masalah dan pengembangan kapasitas. Fokus kedua, yaitu pada hubungan antara anak dengan sistem. Fokus ketiga, yaitu pada permasalahan yang tejadi dalam sistem tersebut dan berusaha untuk memperbaiki sistem tersebut untuk memenuhi kebutuhan individu lebih efektif.Item ANALISIS GENDER MODEL LONGWE PADA PROGRAM SEKOPER CINTA (SEKOLAH PEREMPUAN CAPAI IMPIAN DAN CITA-CITA) DI KAMPUNG CIDAHU KELURAHAN TAMANJAYA KOTA TASIKMALAYA(2022-07-12) FIRYAALY NADA AMJADNY; Moch. Zainuddin; Rudi Saprudin DarwisABSTRAK Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis Program Sekoper Cinta (Sekola Perempuan Capai Impian dan Cita-Cita) di Kampung Cidahu, Kelurahan Tamanjaya Kota Tasikmalaya menggunakan analisis Gender model Longwe. Aspek-aspek yang dilihat dalam penelitian ini adalah Proses pelatihan peningkatan kapasitas kaum perempuan, Hasil pelatihan peningkatan kapasitas kaum perempuan, Aspek keberdayaan dilihat melalui outcome pelatihan dan lima aspek kebrdayaan menurut Longwe diantaranya adalah aspek Kesejahteraan, Akses, Kesadaran Kritis, Partisipasi dan Kontrol. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi. Infroman dalam penelitian ini berjumlah 13 orang yang mewakili kebutuhan data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Program Sekoper Cinta sudah melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan keberdayaan perempuan di Kampung Cidahu. Hasil dari program Sekoper Cinta ini sudah bisa memberikan perubahan pada kaum perempuan dalam hal pengetahuan, keterampilan dan sikap. Namun pada lima aspek keberdayaan menurut Longwe, program Sekoper Cinta ini belum sepenuhnya dapat meningkatkan kelima aspek tersebut. usaha peningkatan keberdayaan perempuan untuk tercapainya kesetaraan gender membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari kaum laki-laki juga.Item ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA (SPAB) KABUPATEN BANDUNG BARAT (STUDI KASUS DI SMP DARUL FALLAH & SLB NGAMPRAH RAYA)(2021-04-22) MUHAMMAD HUSAINI ANSORI; Meilanny Budiarti Santoso; Muhammad FedryansyahKabupaten Bandung Barat (KBB) merupakan salah satu wilayah yang memiliki kerawanan bencana yang tinggi. Belajar dari data yang ada, salah satu kelompok masyarakat yang rawan akan bencana alam adalah satuan pendidikan, berdasarkan data BNPB selama 15 tahun terakhir terdapat 46.648 sekolah yang terdampak bencana alam. Kabupaten Bandung Barat sendiri diprediksi terdapat 95 sekolah yang berpotensi terkena dampak sesar lembang dan sesar cimandiri. Menyadari akan potensi bencana tersebut, maka dibutuhkan upaya pencegahan bencana, salah satunya melalui program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang didalamnya terdapat tiga pilar utama satuan pendidikan yaitu fasilitas sekolah aman, managemen bencana disekolah, dan pendidikan pencegahan dan pengurangan resiko bencana. Dalam implementasinya, program SPAB dilaksanakan berdasarkan orientasi pada pemberdayaan satuan pendidikan, menurut Chambers (1996) pemberdayaan merupakan sebuah konsep pembangunan yang bersifat empat hal; People Centered, Participatory, Empowering dan Sustainable (basis pemberdayaan). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan implementasi tiga pilar satuan pendidikan aman bencana yang ada di SMP Darul Fallah dan SLB Ngamprah Raya berdasarkan 4 Basis Pemberdayaan. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik indepth interview, pengamatan observasi non pastisipatif dan studi dokumentasi. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa tidak semua basis pemberdayaan mampu wujudkan dalam pengimplementasian tiga pilar utama program satuan pendidikan aman bencana (SPAB) di SMP Darul Fallah dan SLB Ngamprah Raya, selain itu ketercapaian program SPAB tidak bisa hanya dicapai karena kemampuan dari penerima program, melainkan perlu adanya dukungan dari berbagai stakeholder terkait.Item ANALISIS INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT CIRCULAR ECONOMY PERTANIAN TERPADU(2017) ANNISA NUR FADHLILLAH; Moch. Zainuddin; Muhammad FedryansyahPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisa tingkat indeks kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Circular Economy Pertanian Terpadu yang dilakukan sebagai upaya tanggung jawab perusahaan dalam menyelesaikan masalah sosial yang terjadi di masyarakat, akibat dampak langung dari aktivitas operasional dan produksi perusahaan. Tingkat kepuasan masyarakat merupakan ukuran persepsi masyarakat yang menunjukkan apakah pelaksanaan program pemberdayaan telah berbanding lurus dengan harapan dan kebutuhan mereka dengan didasarkan pada penilaian puas atau tidaknya masyarakat terhadap pelaksanaan program yang diberikan. Dalam penelitian ini, variabel utama yang dipilih adalah indeks kepuasan masayarakat terhadap program pemberdayaan. Varibel ini bersifat mandiri yang diukur tanpa dicari hubungan dan kausalitas sebab-akibat dengan variabel lainnya. Selanjutnya, dimensi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah sembilan unsur pelaksanaan program pemberdayaan. Serta didukung dengan 34 indikator tervalidasi untuk mengukur masing-masing dimensi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, teknik pengumpulan data utamanya diambil melalui penyebaran kuesioner kepada 36 responden dengan model summated rating scale. Teknik pengolahan dan analisa data dilakukan dengan cara analisis kuantitatif deksriptif melalui perhitungan skor indeks tiap-tiap unsur kepuasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Pemberdayaan Masyarakat Circular Economy Pertanian Terpadu memiliki nilai indeks kepuasan sebesar 3.74 dengan nilai konversi sebesar 93,42 dan terkategori kualitas program yang “Sangat Baik” selama masa pelaksanaannya. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi masyarakat sangat puas terhadap serangkaian pelaksanaan program ini dengan didukung tingkatan kepuasan masyarakat yang sangat tinggi sehingga secara keseluruhan didapat tingkat kesesuaian antara pelaksanaan program dengan harapan masyarakat.Item ANALISIS KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KOTA BANDUNG(2021-03-01) ALIF KEVIN GHIFFARI; Eva Nuriyah Hidayat; Muhammad FedryansyahBencana adalah suatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia, terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, sehingga menimbulkan kerugian dan dapat menurunkan kualitas kehidupan manusia. Berkurangnya kualitas hidup manusia dapat menimbulkan masalah sosial. Kebijakan untuk mengatasi masalah sosial dalam hal ini disebut sebagai kebijakan sosial. Kebijakan sosial merujuk pada apa yang dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Pemerintah Kota Bandung mengeluarkan Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 626 Tahun 2017 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan analisis kebijakan dalam 4 dimensi yang di jelaskan oleh Gilbert & Terrel (1947). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik indepth interview, pengamatan observasi non pastisipatif dan studi dokumentasi. Informan yang terlibat dalam penelitian sejumlah 4 orang. Hasil penelitian ini menggambarkan tentang analisis dari Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 626 Tahun 2017 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana yang di dalamnya membahas 4 dimensi yaitu penerima manfaat (Basis of Allocation), jenis manfaat (The Nature of Social Provision), penyammpaian manfaat (The Structure of Delivery System), dan sumber pendanaan (Mode of finance). Bedasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan program “Penguatan Jaringan Pengelolaan Kegiatan Penanggulangan Bencana di Kota Bandung.”Item Analisis Kebijakan Penanggulangan Bencana Kabupaten Sumedang(2023-08-18) NADHIRA NUR AMALINA; Muhammad Fedryansyah; Sri SulastriABSTRAK Kabupaten Sumedang adalah salah satu daerah yang rawan bencana. Bencana adalah suatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia, terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, sehingga menimbulkan kerugian dan mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal ini bencana di Kabupaten Sumedang dapat dikatakan sebagai masalah sosial karena dianggap merugikan. Oleh sebab itu diperlukan pedoman atau aturan bagi terlaksananya penanganan terhadap bencana yang sistematis dan terintegrasi dengan stakeholder dalam menanggulangani bencana melalui sebuah kebijakan. Kebijakan untuk mengatasi masalah sosial dalam hal ini disebut sebagai kebijakan sosial. Kebijakan sosial menunjuk pada apa yang dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Sumedang mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan analisis kebijakan dalam 4 dimensi yang di jelaskan oleh Gilbert & Terrel (1947). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik indepth interview, pengamatan observasi non pastisipatif dan studi dokumentasi. Informan yang terlibat dalam penelitian sejumlah 8 orang. Hasil penelitian ini menggambarkan tentang analisis dari Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang di dalamnya membahas 4 dimensi yaitu penerima manfaat (Basis of Allocation), jenis manfaat (The Nature of Social Provision), penyammpaian manfaat (The Structure of Delivery System), dan sumber pendanaan (Mode of Finance). Namun, masih terdapat kekurangan dalam perda tersebut mengenai pendanaan pada tahap pasca bencana. Bedasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan sebuah plan of treatment berupa kegiatan Advokasi Kebijakan Peraturan Daerah Sumedang Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dengan tujuan untuk menetapkan pendanaan yang berkaitan dengan tahap pasca bencana, terutama tentang sumber pendanaan pada pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Kata Kunci: Kebijakan Sosial, Peraturan Daerah, Penanggulangan Bencana.Item ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL PADA PROGRAM ASISTENSI REHABILITASI SOSIAL (ATENSI) DI SENTRA WYATA GUNA KOTA BANDUNG(2023-09-26) FADHIL AKMALI ZAIDAN; Risna Resnawaty; Tidak ada Data DosenSebagai salah satu upaya penyelenggaran kesejahteraan sosial, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia menetapkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Asistensi Rehabilitasi Sosial dengan program layanannya yakni Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Namun, dengan adanya kebijakan tersebut mengakibatkan perubahan bentuk lembaga dan sasaran penerima manfaat pada lembaga yang menyelenggarakan ATENSI, salah satunya yaitu Sentra Wyata Guna yang saat ini berfokus memberikan layanan kepada PPKS. Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai yaitu melihat bagaimana pilihan kebijakan yang diambil serta nilai apa yang muncul pada Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 dalam implementasi layanan program ATENSI di Sentra Wyata Guna melalui 4 (empat) dimensi analisis kebijakan sosial meliputi Basis of Social Allocation, The Nature of Social Provision, The Structure of Delivery System, dan Mode of Finance. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pilihan kebijakan yang diambil dari keempat dimensi tersebut adalah Selective, Intangible and Limited, Public, Private, and Free Standing, serta fixed amount block grant. Nilai yang muncul pada pilihan tersebut adalah Equity, Adequacy, Effectiveness, serta Cost-Effectiveness. Berdasarkan hasil tersebut, dirumuskan rencana tindakan atau plan of treatment (POT) “MELEKAT: Mengenal Lebih Dekat” yang bertujuan untuk membantu lembaga agar dapat lebih mengenal dan memahami karakteristik penerima manfaat yang beragam.Item Analisis Pelayanan Save the Children Central Indonesia Area Menggunakan Kriteria Malcolm Baldrige(2017-09-12) POETRY IMAZIA INSANI; Rudi Saprudin Darwis; Dessy Hasanah Siti A.Save the Children sebagai salah satu organisasi yang menyelenggarakan pelayanan sosial di Indonesia. Program Save the Children berfokus pada kesejahteraan anak yang mengintegrasikan lintas sektor termasuk pendidikan, kesehatan, perlindungan anak, kemiskinan, dan tata kelola hak anak, serta respon situasi bencana. Save the Children Central Indonesia Area sebagai bagian dari Yayasan Sayangi Tunas Cilik dalam penelitian ini merupakan kantor pusat (area tengah) yang menaungi tiga area provinsi, yaitu provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis organisasi pelayanan sosial secara internal menggunakan pengukuran kinerja dengan kriteria Baldrige. Penelitian ini menggunakan kriteria operasional sebagai salah satu kategori assesment yang fokus pada proses kerja dan efektivitas operasional organisasi, responden dalam penelitian ini merupakan staf dengan jumlah sebanyak 47 orang yang terbagi ke dalam 8 departemen. Sebagian besar staf yang melaksanakan proses pelaksanaan pelayanan telah mampu mengoordinasikan dan mengaplikasikan proses kerja dengan sumber daya internal serta mendukung organisasi dalam mengupayakan pelayanan yang efektif. Kualifikasi variabel proses kerja dan efektivitas operasional Save the Children Central Indonesia Area yang dianalisis melalui metode penelitian kuantitatif pada penelitian ini berpredikat baik (good performance).Item Asgar Muda Supercamp (AMSC)Ditinjau dari Perspektif Proses Kewirausahaan Sosial(2017-01-16) LINA LISNAWATI; Santoso Tri Raharjo; Meilanny Budiarti SantosoPenelitian ini berjudul “Asgar Muda Supercamp (AMSC) Ditinjau dari Perspektif Proses Kewirausahaan Sosial”. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses kewirausahaan sosial yang dilakukan oleh Asgaa Muda Supercamp meliputi antecendent/faktor pendorong, entrepreneurial orientation, dan outcomes.kewirausahaan sosial yang dilakukan oleh Asgar Muda Supercamp sebagai upaya mengatasi permasalahan akses pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Kabupaten Garut. Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus, sedangkan instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman studi dokumentasi. Teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi non-partisipatif, dan studi kepustakaan. Informan peneliti berjumlah 4 orang, 1 dari pihak Yayasan Asgar Muda, 2 pihak dari Manajemen AMSC, 1 pihak dari Volunteer AMSC Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses kewirausahaan sosial yang mengacu pada antecendent, entrepreneurial orientation, outcomes seiring dengan praktik yang dilakukan oleh manajemen Asgar Muda Supercamp. Adapun aspek yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan terkait aspek akses permodalan, aspek pengambilan resiko, dan indikator outcomes. Dengan demikian, peneliti menyarankan suatu program pelatihan kewirausahaan sosial untuk manajemen AMSC. Tujuan pelatihan ini untuk memberikan edukasi mengenai konsep kewirausahaan sosial serta meningkatkan kemampuan manajemen, sehingga diharapkan tercapainya satu pemahaman terhadap mekanisme kewirausahaan sosial.Item Aspek Biopsikososial Spiritual Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (Studi Deskriptif Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Karitas Yayasan Santo Dominikus Cimahi)(2015-02-10) SHINTA PUJI TRIWANTI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menggambarkan kondisi biopsikososial spiritual lansia yang menetap di PSTW Karitas Yayasan Santo Dominikus Cimahi. Kondisi biopsikososial spiritual yang baik akan berpengaruh terhadap keberhasilan lansia dalam menjalani masa tuanya. Hal ini dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan pihak panti dalam memenuhi kebutuhan lansia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif, teknik pengumpulan data melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan model skala summated rating scale. Populasi pada penelitian ini berjumlah 30 orang lansia dan jumlah sampel pada penelitian ini adalah 18 orang lansia yang diambil melalui teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif deskriptif dengan uji hipotesis statistik Wilcoxon Match Pair Test. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi biologis sangat baik dengan jumlah skor 993, kondisi psikologis baik dengan jumlah skor 652, kondisi sosial baik dengan jumlah skor 646, kondisi spiritual sangat baik dengan jumlah skor 486, dan kondisi biopsikososial spiritual baik dengan jumlah skor 2777. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa pelayanan yang ada di panti dapat memenuhi kebutuhan lansia. Hal ini dibuktikan dengan hasil t hitung yaitu 0 lebih kecil daripada t tabel yaitu 47. Kesimpulan dari hasil penelitian, peneliti menyarankan suatu program pelatihan “Peningkatan Kualitas Pelayanan Aspek Biopsikososial Spiritual Lansia”. Tujuan dari pelatihan tersebut agar pihak panti dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada aspek psikologis dan aspek sosial serta mempertahankan aspek biologis dan aspek spiritual sehingga pada akhirnya memiliki kualitas yang seimbang dan tidak mengalami penurunan antara aspek yang satu dengan aspek yang lain.