Kesejahteraan Sosial (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Kesejahteraan Sosial (S1) by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 731
Results Per Page
Sort Options
Item PEMBERDAYAAN KELOMPOK PEMUDA DI RT 04 RW 12 KELURAHAN CIPADUNG KIDUL KECAMATAN PANYILEUKAN KOTA BANDUNG(2008) TRI AJENG PANGASTUTI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAKPemberdayaan komunitas pemuda merupakan bagian dari pendekatanpembangunan yang mengutamakan peranserta masyarakat dan pemuda berdasarkaninsiatif dan partisipasi dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi berdasarkansumber-sumber maupun potensi yang dimilikinya. Penelitian dilakukan agar dapatmengetahui peranserta masyarakat maupun pemuda dalam proses modelpemberdayaan kelompok pemuda pada keluarga miskin.Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian deskritifkualitatif. Sumber data yang diperoleh dari informan yang telah ditentukan dan dapatmewakili objek penelitian, yaitu pemuda pengangguran pada keluarga miskin. Untukmelakukan uji kebenaran data tersebut, peneliti menggunakan teknik memperpanjangwaktu keikutsertaan peneliti di lokasi, ketekunan dalam pengamatan, dantrianggulasi. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif.Pemberdayaan awal bagi kelompok pemuda adalah melalui budidaya jangkrik,dan selanjutnya kegiatan disempurnakan lagi untuk mendapatak hasil yang lebih baikdalam pelaksanaan budidaya jangkrik tersebutItem PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN ANAK SEKOLAH DASAR ( Studi Kasus di Keluarga Miskin Desa Cikuda Kecamatan Jatinangor)(2008) NURI AFIFAH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAKPendidikan yang dianggap sebagai dasar pendidikan adalah sekolah dasar. Pendidikan ini diselenggarakan untuk anak-anak yang telah berusia tujuh tahun dengan asumsi bahwa anak seusia tersebut mempunyai tingkat pemahaman dan kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan dirinya. Pendidikan dasar memang diselenggarakan untuk memberikan dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi siswa. Pendidikan dasar inilah yang selanjutnya dikembangkan untuk meningkatkan kualitas diri anak didik. Penelitian ini berjidul “Persepsi Orang Tua Tentang Pendidikan Anak Sekolah Dasar†memeliki tujuan untuk mengetahui pengetahuan, pemahaman, dan penillaian orang tua mengenai pendidikan anak sekolah dasar. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Data yang dihasilkan diperoleh dari wawancara mendalam bersama informan yaitu 4 orang tua.Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa orang tua memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang pendidikan anak. Pengetahuan tersebut diperoleh dan terbentuk pengalaman indrawi saat mengamati pendidikan anak seperti siswa, guru, interaksi siswa dan gru, serta tujuan sekolah. Pemahaman orang tua tentang pendidikan anak dapat diketahui bahwa orang tua mampu memahami meski tidak menyeluruh tentang pendidikan anak. Dalam penilaian, orang tua mampu menilai bahwa anak mempunyai semangat dalam bersekolah dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.Kesimpualan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa persepsi orang tua tentang pendidikan anak sekolah dasar cukup paham mengenai pendidikan yang diberikan kepada anak. Orang tua yang berpendaptan rendah bukan berati orang tua tidak memperhatikan pendidikan anak. Berdasrkan kesimpulan tersebut, maka penulis membuat sebuah plan of treatment “Penyuluhan Bagi Orang Tua Dalam Memberikan Pendidikan Anak Sekolah Dasar’. Tujuannya agar orang tua lebih mempunyaiItem PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT STUDI KASUS : MY DARLING (MASYARAKAT SADAR LINGKUNGAN) DI RW 11 KELURAHAN CIBANGKONG KECAMATAN BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG(2009) FAHRURROZI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini berjudul “Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (Studi Kasus : My Darling (Masyarakat Sadar Lingkungan))†di RW 11 Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. Dalam penelitian ini, penulis berupaya untuk menggambarkan proses kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang ada di RW 11 ditinjau dari konsep community organization/community development. Kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dimulai dengan tindakan dari sebagian kecil masyarakat RW 11 yang telah sadar tentang permasalahan sampah yang ada dilingkungan mereka, mereka menamakan diri sebagai “My Darling†(Masyarakat Sadar Lingkungan). Selanjutnya My Darling mulai melakukan pengorganisasian masyarakat yang bertujuan nantinya dari serangkaian kegiatan pengorganisasian masyarakat itu dapat menuju ke arah pengembangan masyarakat. Sehingga, kegiatan pengelolaan sampah yang pada awalnya hanya sebatas mengelola sampah, dapat berkembang dan menghasilkan produk barang yang dapat mereka jual untuk digunakan sebagai salah satu upaya membantu perekonominan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Selanjutnya, teknik penelitian yang digunakan adalah studi kasus, agar didalam proses penelitian penulis dapat menggambarkan secara jelas tentang bagaimana kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang dilakukan oleh My Darling di RW 11. Hasil penelitian ini akan menggambarkan bagaimana kegiatan yang dilakukan My Darling didalam melakukan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Kegiatan yang mereka lakukan meliputi Programming, Coordination, Education and Fundraising. Semua Kegiatan tersebut melibatkan peran serta masyarakat dan stakeholder terkait kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat merupakan kegiatan yang berguna bagi masyarakat RW 11 didalam mengatasi permasalahan sampah yang mereka rasakan. Adapun kekurangan yang terkait proses kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat diantaranya, kaderisasi, manajemen organisasi, dan pendistribusian produk hasil pengolahan sampah. Maka, dibutuhkan intervensi dari pekerjaan sosialagar kegiatan ini dapat berkembang dan berjalan efektif. Hal tersebut disampaikan penulis dalam “Plan of Treatment†dengan mengadakan kegiatan “pelatihan Kaderisasi : Keorganisasian dan Kepemimpinan†.Item ADVOKASI TERHADAP PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH OLEH PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK( P2TP2A) JAWA BARAT(2009) KARINA SARASWATY; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan advokasi melalui pendampingan bagi perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat yang terdiri dari kegiatan membela, kegiatan mewakili, kegiatan mengambil tindakan dan kegiatan memberdayakan yang merupakan bagian dari dimensi kunci berdasarkan dari rangkuman beberapa definisi para ahli tentang advokasi pekerjaan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dari 3 orang informan yang terdiri dari 2 orang relawan divisi advokasi, pendampingan dan pemulihan serta 1 orang staff divisi advokasi, pendampingan dan pemulihan P2TP2A Jawa Barat. Pada kegiatan advokasi yang dilakukan oleh P2TP2A Jawa Barat sebagian besar sudah sesuai dengan dimensi kunci dari advokasi pekerjaan sosial dan sudah dilakukan dengan baik. Hanya ada beberapa hambatan dari pelaksanaan pendampingan dalam kegiatan advokasi yaitu untuk pendampingan yang dilakukan ketika pelayanan diluar shelter terdapat kesulitan dalam membagi tugas pendamping, hal tersebut dikarenakan jumlah sumber daya manusia di P2TP2A Jawa Barat masih sangat minim. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba menyusun Plan Of Treatment yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam upaya meningkatkan kegiatan advokasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat. Plan Of Treatment merupakan hasil dari kesimpulan dan saran yang diberikan oleh penulis untuk peningkatan kinerja kegiatan advokasi dari divisi advokasi, pendampingan dan pemulihan P2TP2A Jawa Barat. Plan of Treatment yang dibuat oleh penulis berupa sebuah rencana kegiatan yaitu workshop untuk mahasiswi di berbagai universitas Kota Bandung mengenai isu-isu kekerasan terhadap perempuan yang berisi tentang bagaimana dampak yang ditimbulkan, serta pandangan masyarakat sekitar dalam menanggapi isu tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian para mahasiswi terhadap isu kekerasan perempuan serta memunculkan keinginan mereka untuk ikut membantu proses penanganan terhadap korban sebagai relawan di divisi advokasi, pendampingan dan pemulihan P2TP2A Jawa Barat.Item PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG OLEH PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK JAWA BARAT (P2TP2A JABAR)(2009) FAUZIYAH SEKAR AYU; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai pemberdayaan perempuan korban perdagangan orang oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Jawa Barat (P2TP2A Jabar). Adapun aspek yang dilihat dalam penelitian ini adalah tahapan pemberdayaan yang meliputi tahap engagement, tahap pengkajian (assessment), tahap perencanaan program atau kegiatan (designing) tahap implementasi, tahap evaluasi dan tahap disengagement Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Cara pengambilan informan dilakukan melalui teknik purposive. Informan berjumlah 3 orang yang terdiri dua orang staf divisi advokasi, pendampingan dan pemulihan P2TP2A Jabar dan satu orang staf divisi pemantauan P2TP2A Jabar. Hasil penelitian menggambarkan bahwa dalam tahap engagement dilakukan kegiatan untuk membangun hubungan dengan perempuan korban perdagangan orang. Tahap pengkajian (assessment) dilakukan untuk melihat potensi korban untuk nantinya korban diikutsertakan dalam pelatihan keterampilan yang disesuaikan dengan minat dan bakatnya. Keterampilan yang bisa diikuti sudah ditetapkan sebelumnya, ada pelatihan salon, memasak dan juga menjahit. Tahap perencanaan program atau kegiatan (designing) dilakukan untuk merencanakan seperti apa pelatihan keterampilan yang akan dilakukan. Tahap implementasi adalah kegiatan pemberian pelatihan keterampilan salon dan memasak. Peserta pelatihan salon kemudian magang, dalam tahap magang banyak peserta mundur karena tidak mendapat bayaran. Tahap evaluasi dilakukan untuk melihat keberhasilan dari pelatihan keterampilan. Tahap terakhir yaitu disengagement, pada tahap ini hanya dilakukan pemantauan sebanyak satu kali oleh P2TP2A Jabar kemudian korban diterminasi dan dirujuk ke P2TP2A Kota/Kabupaten, P2TP2A Jabar tidak memberikan bantuan lanjutan kepada peserta. Berdasarkan hasil penelitian, perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang dalam tahapan pemberdayaan sehingga hasil pemberdayaan dapat lebih baik, mengingat tahapan pemberdayaan merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan pemberdayaan. Terkait hal tersebut, penulis memberikan saran berupa rencana kegiatan berupa workshop yang diikuti oleh staf divisi advokasi, pendampingan dan pemulihan P2TP2A Jabar dengan tujuan penyusunan kembali kegiatan-kegiatan dalam tahapan pemberdayaan.Item HUBUNGAN KONFORMITAS KELOMPOK TEMAN SEBAYA (PEER GROUP) DENGAN DISIPLIN SISWA DI SMA BPI 2 BANDUNG(2009) PRISKA WULANDARI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas kelompok teman sebaya (peer group) dengan disiplin siswa. Perilaku disiplin pada siswa tidak terlepas dari pengaruh kelompok dalam pembentukan sikap maupun tingkah laku siswa. Intensitas waktu yang sering dihabiskan bersama dengan kelompoknya membuat pengaruh kelompok teman sebaya semakin menguat. Selain itu, adanya keinginan untuk diterima dalam kelompok menyebabkan siswa mudah terpengaruh oleh kelompok sebayanya. Indikator yang digunakan untuk variabel konformitas kelompok teman sebaya (peer group) adalah kekompakkan, kesepakatan, dan ketaatan. Sedangkan indikator yang digunakan untuk variabel disiplin siswa adalah disiplin preventif dan disiplin korektif. Penelitian ini menggunakan metode explanatory, teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket kepada responden. Instrumen yang digunakan adalah angket dengan model skala Summated Rating Scale. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 61 orang siswa kelas XII SMA BPI 2 Bandung. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konformitas kelompok teman sebaya (peer group) dengan disiplin siswa di SMA BPI 2 Bandung. Hal ini dibuktikan dengan harga t hitung yaitu (3,893) yang lebih besar dari pada t tabel (1,6716). Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, peneliti menyarankan suatu program pelatihan Assertive Training. Tujuan dari pelatihan tersebut agar siswa mampu mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkannya pada orang lain atau pada kelompok teman sebaya (peer group), namun tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan orang lain. Sehingga dalam berinteraksi dengan kelompok teman sebayanya, siswa mampu untuk mengontrol tingkah lakunya tanpa merasa cemas terhadap tekanan yang berasal dari kelompok.Item KESEJAHTERAAN ANAK JALANAN DITINJAU DARI KERANGKA ASSESSMENT CHILD IN NEEDED AND THEIR FAMILIES STUDI KASUS PADA ANAK JALANAN DI KAWASAN PASIR KOJA BANDUNG(2009) HERLINA NOVIANA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini menggambarkan kesejahteraan anak oleh orang tua atau keluarga pada anak jalanan di sekitar Pasir Koja Bandung dengan menggunakan kerangka assessment of children in need and their families. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana upaya pemenuhan kesejahteraan anak pada anak jalanan yang dilakukan oleh orang tua atau keluarganya. Penelitian ini melihat aspek pemenuhan kebutuhan berdasarkan assessment of children in need and their families, yaitu pemenuhan kebutuhan perkembangan anak, kapasitas pengasuhan dari orang tua atau keluarga, dan faktor lingkungan dan keluarga yang mempengaruhi upaya pemenuhan kesejahteraan anak tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan teknik penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Informan penelitian berjumlah 7 (tujuh) orang yang terdiri dari 3 (tiga) anak jalanan, 3 (tiga) orang tua mereka, dan 1 (satu) informan pelengkap yaitu Kepala Yayasan Nurul Huda. Teknik pengumpulan informan menggunakan teknik key person, yaitu peneliti memahami informasi awal objek penelitian maupun informan penelitian. Hasil penelitian dari 3 (tiga) informan keluarga menunjukkan, adanya aspek-aspek kebutuhan anak yang belum terpenuhi oleh orang tua atau keluarga anak. Orang tua belum memberikan kebutuhan kesehatan dan pendidikan bagi anak mereka dengan maksimal, dengan alasan ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyusun Plan of Treatment yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan atau masukan bagi orang tua dari anak jalanan di kawasan Pasir Koja Bandung. Plan of Treatment yang dibuat oleh penulis tertuang dalam sebuah rencana program kegiatan, yaitu “Pelatihan Good Parenting†. Kegiatan ini bertujuan unutk memperbaiki pola asuh orang tua, seperti meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan dan kesehatan bagi anak mereka, dan mempererat keharmonisan keluarga.Item PERAN PEKERJA SOSIAL MEDIS DALAM PELAYANAN PALIATIF BAGI PASIEN TERMINAL KANKER DI UNIT PELAYANAN PALIATIF RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS(2010) AMY SITI NURUL H; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAKJudul penelitian ini adalah peran pekerja sosial medis dalam pelayanan paliatif bagi pasien terminal kanker di Unit Pelayanan Paliatif Rumah Sakit Kanker Dharmais. Penelitian ini berlatar belakang bahwa akibat pola hidup masyarakat yang kurang baik, akan berdampak buruk pada kesehatannya. Salah satu penyakit yang diakibatkan oleh pola hidup yang buruk adalah penyakit kanker. Penyakit kanker memiliki tingkatan stadium, salah satunya stadium lanjut atau pada pasien dikategorikan sebagai pasien terminal.Pelayanan yang bersifat komprehensif terhadap pasien terminal kanker adalah pelayanan paliatif. Pada pelayanan ini, pekerja sosial medis memiliki peran dalam menangani permasalahan pasien, khususnya permasalahan non medis yang dialami pasien.Metode penelitian yang digunakan adalah metode penilitian deskriptif, dan teknik enelitian menggunakan studi kasus. Data yang dihasilkan adalah data kualitatif yang diambil dari hasil wawancara mendalam dan pengamatan di lapangan secara langsung. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu informan yang merupakan pemberi pelayanan dan penerima pelayanan. Digunakan pula data sekunder, yaitu dengan melakukan pengorganisasian data secara pustaka dan dokumentasi.Hasil penelitian yang diperoleh terhadap peran pekerja sosial medis dalam pelayanan paliatif bagi pasien terminal kanker di Unit Pelayanan Paliatif Rumah Sakit Kanker Dharmais, pada dasarnya ada peran-peran pekerja sosial yang muncul. Hanya saja belum pekerja sosial medis yang melakukan secara maksimal.Item TINDAKAN BERSAMA (COLLECTIVE ACTION) MASYARAKAT DESA SALAWU DAN DESA KARANGMUKTI (Studi Kasus Kelompok Tani Pembudidayaan Jamur Putri Kartini di Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya)(2012-07-26) RACHMAT KURNIA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Pemenuhan kebutuhan merupakan hal yang paling penting dalam keberlangsungan hidup, salahsatu kebutuhan hidup adalah kebutuhan primer seperti makan dan minum, selain itu terdapat juga kebutuhan untuk kesehatan dan pendidikan. Untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, perlu adanya suatu tindakan yang dilakukan oleh masyarakat. Dengan tanggung jawab kolektif yang dimiliki oleh warga masyarakat, yang didalamnya terdapat tindakan saling memahami terhadap tujuan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dan upaya untuk saling melindungi terhadap upaya pemenuhannya. Selain itu, diperlukan pula adanya pendekatan yang dilakukan oleh salah seorang warga kepada warga yang lainnya untuk mengorganisasikan diri dalam upaya melakukan suatu tindakan kolektif (collective action), sehingga dengan demikian akan muncul kompetensi yang baru didalam masyarakat. Di daerah Desa Salawu dan Desa Karangmukti yang terletak di Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, terdapat Kelompok Tani Usaha Pembudidayaan Jamur yakni kelompok Putri Kartini. Kelompok ini merupakan implementasi dari collective action yang dilakukan oleh warga masyarakatnya, dengan peran Ibu Tati sebagai ketua kelompok dan juga sebagai organizer (penggerak) dalam masyarakat. Kelompok Putri Kartini muncul atas inisiatif dari warga masyarakat sendiri, dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan kelompok mulai dari pesiapan produksi sampai pada pemasaran dilakukan oleh kelompok, dan hampir seluruh anggotanya merupakan kaum perempuan khususnya kalangan Ibu-Ibu. Dengan munculnya kelompok Putri Kartini sebagai wujud dari collective action, maka muncul kompetensi baru yang dimiliki oleh anggota kelompok Putri Kartini, seperti meningkatnya kepercayaan diri, sikap toleransi terhadap sesama anggota kelompok. Akan tetapi, kemampuan tersebut bukan tanpa hambatan atau masalah, ketidak merataan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota menjadikan masih adanya kesenjangan antar anggota, baik dari segi teknis maupun non teknis. Untuk mengatasi hambatan tersebut, dan dalam rangka pengembangan kelompok Putri Kartini ke depannya, maka diperlukan adanya suatu intervensi dalam memecahkan masalah tersebut. Peer educator (pendidik sebaya) merupakan suatu solusi yang diharapkan dapat mengatasi kesenjangan tersebut. Metode ini dapat dikatakan sebagai mentorisasi yang dilakukan di dalam kelompok. Melalui intervensi ini, komunikasi yang terjalin akan lebih hangat, sehingga intervensi yang diberikan dapat tersampaikan dengan tepat dan optimal. Pekerja sosial dapat berperan sebagai pihak ketiga dalam intervensi ini, dengan memberikan materi yang diberikan kepada peer educator dalam kelompok tersebut, selanjutnya materi tersebut disampaikan kepada penerima intervensi (anggota kelompok). Peran sebagai fasilitator menjadikan pekerja sosial mempunyai peran yang cukup penting, sehingga hal ini tidak menjadikan anggota kelompok Putri Kartini sebagai objek dari intervensi saja. Akan tetapi, melalui intervensi ini kelompok Putri Kartini dapat menyelesaikan masalah atau hambatan yang ada melalui potensi yang dimilikinya.Item COMMUNITY DEVELOPMENT MELALUI PENERAPAN CLTS (COMMUNITY-LED TOTAL SANITATION) DALAM PENYELESAIAN MASALAH SANITASI (Studi Kasus di Desa Sukawening, Kecamatan Ganeas, Kabupaten Sumedang)(2012-07-30) LAVOYA FARADISA E; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui tentang pelaksanaan community development melalui CLTS (Community Led Total Sanitation) dalam penyelesaian masalah sanitasi di Desa Sukawening, Kecamatan Ganeas, Kabupaten Sumedang. Adapun aspek-aspek yang dilihat dalam penelitian ini adalah persiapan CLTS, pelaksanaan (pemicuan) CLTS, dan monitoring dan evaluasi, yang dilihat dari perspektif community development. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, dengan teknik penelitian studi kasus. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang, yang terdiri dari 1 orang Kepala Desa, 1 orang dari pihak tim fasilitator, 1 orang dari pihak petugas sanitarian Puskesmas Kecamatan Ganeas, 1 orang Kader CLTS, 1 orang petugas Puskesmas pembantu Desa Sukawening, dan 5 orang dari pihak masyarakat Desa Sukawening yang ikut terlibat dalam pelaksanaan CLTS. Informan ditentukan berdasarkan tujuan penelitian guna menggali lebih dalam tentang proses dan tahap-tahap CLTS yang dilakukan di Desa Sukawening. Teknik pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Dengan menggunakan wawancara mendalam (indepth interview) dan observasi sebagai teknik dan instrumen pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan dalam prosesnya CLTS terdiri dari persiapan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi. Pada tahap persiapan, masyarakat dilibatkan langsung dalam menentukan waktu pemicuan dan mempersiapkan sarana prasarana yang digunakan saat pemicuan. Dalam tahap pelaksanaannya kader dan tim fasilitator CLTS berupaya menciptakan partisipasi penuh masyarakat sehingga masyarakat bisa menyadari sendiri perilakunya selama ini dan merasa dilibatkan juga dalam proses penyelesaian masalah terkait sanitasi. Pada tahap monitoring dan evaluasi, adanya kelompok pendengar (Klompen) yang rutin diadakan di desa satu bulan sekali merupakan wadah dan sarana yang efektif bagi warga masyarakat dan perangkat desa untuk saling berbagi informasi dan mengevaluasi mengenai pelaksanaan CLTS dan pengaruh CLTS di lingkungan mereka. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah proses pelaksanaan CLTS di Desa Sukawening, dimulai dari persiapan, pelaksanaan (pemicuan), dan monitoring serta evaluasi merupakan wujud dari community development, yang merupakan metode dari pekerjaan sosial, di mana masyarakat dilibatkan langsung dalam penyelesaian masalah dan berpartisi aktif dalam memberikan jawaban serta pendapat terkait sanitasi di desa mereka sendiri. Pelaksanaan CLTS di Desa Sukawening juga mendorong swadaya masyarakat dan advokasi kepada pengambilan keputusan apa yang harus dilakukan selanjutnya untuk membuat perubahan perilaku masyarakat berhasil dan sustainable. Melihat dari kesimpulan tersebut, maka peneliti menyarankan untuk dilakukannya pelatihan yang berbasis masyarakat yang bisa mempertahankan semangat CLTS yang sudah terbangun dan mengembangkan swadaya masyarakat agar menjadi lebih mandiri dan bisa menyelesaikan masalah yang masih belum terselesaikan di Desa Sukawening terkait sanitasi.Item PELAKSANAAN PROGRAM KEBUN BIBIT RAKYAT (KBR) OLEH KELOMPOK TANI SEJAHTERA DI DESA CIMEKAR KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG DITINJAU DARI PENDEKATAN PEMBERDAYAAN(2012-07-31) LINDA RAHMATIKA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai “Pelaksanaan Program Kebun Bibit Rakyat (KBR) oleh Kelompok Tani Sejahtera di Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung Ditinjau dari Pendekatan Pemberdayaan†. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pendekatan pemberdayaan (5P) dalam pelaksanaan program Kebun Bibit Rakyat yang terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap sosialisasi, tahap pelatihan, tahap pelaksanaan program dan tahap monitoring dan evaluasi. Metode yang digunakan dalam peneliitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara mendalam, observasi non-partisipatif, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi. Informan diambil dengan cara purposive sampling dimana informan berasal dari pihak pelaksana kegiatan (Kelompok Tani Sejahtera) dan masyarakat penerima manfaat/peserta program. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara keseluruhan 5 pendekatan pemberdayaan menurut Edi Suharto yaitu (1) pemungkin berkembangnya potensi (2) penguatan kemampuan (3) perlindungan (4) pendukung dan (5) pemeliharaan. Proses sosialisasi menjadikan peserta tertarik dan mau berpartisipasi dalam program Kebun Bibit Rakyat untuk kemajuannya sendiri. Proses pelatihan menjadikan peserta mampu menyemaikan benih menjadi bibit berkualitas. Peserta program mampu memenuhi target pencapaian program KBR. Peserta dilibatkan dalam hampir seluruh proses pelaksanaan program KBR. Pengetahuan mengenai pembibitan yang didapat juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari para peserta dalam menjalankan profesinya. Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi monitoring dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan melakukan diskusi. Akan tetapi tidak ada jadwal dan tempat yang pasti untuk melaksanakan evaluasi sehingga banyak anggota Kelompok Tani Sejahtera yang tidak mengikuti kegiatan tersebut dan kurang berperan aktif dalam program KBR. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti memberikan saran untuk mengembangkan dinamika kelompok guna meningkatkan partisipasi anggota kelompok, berupa “Pelatihan Team Building†bagi anggota Kelompok Tani Sejahtera.Item KUALITAS PELAYANAN ANGKUTAN UMUM MASSAL TRANS PAKUAN PADA PERUSAHAAN DAERAH JASA TRANSPORTASI KOTA BOGOR(2012-07-31) NUR ARIF; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini merupakan hasil penelitian mengenai kualitas pelayanan angkutan umum massal Trans Pakuan pada Perusahaan Daerah Jasa Transportasi Kota Bogor. Adapun latar belakang penelitian ini, peneliti menemukan adanya indikasi masalah mengenai kualitas pelayanan angkutan umum massal Trans Pakuan, yaitu ketidaknyamanan pada sebagian fasilitas pendukung yang disediakan dan masalah ketepatan waktu perjalanan yang seringkali terlambat dari angkutan umum massal yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Jasa Transportasi Kota Bogor ini. Untuk menganalisis permasalahan di atas peneliti menggunakan teori dari Agus Dwiyanto yang menyatakan bahwa untuk mengukur kualitas pelayanan dapat diidentifikasi melalui lima dimensi kualitas pelayanan yaitu dari sikap petugas, prosedur, waktu, fasilitas, dan biaya pelayanan. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian skripsi ini adalah metode penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan melalui observasi dan wawancara kepada informan (Kepala Bagian Pengembangan Usaha PDJT, Kepala Bagian Operasional PDJT, Kepala sub Bagian Hukum dan Humas PDJT, Pegawai Lapangan PDJT, dan Masyarakat Pengguna). Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengujian keabsahan data dengan cara triangulasi dengan sumber dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kualitas pelayanan angkutan umum massal Trans Pakuan pada Perusahaan Daerah Jasa Transportasi Kota Bogor secara umum sudah terlaksana dengan baik terutama pelayanan yang diberikan oleh para pegawai. Namun masih terdapat juga kekurangan terutama di dalam penyediaan fasilitas seperti shelter di sepanjang jalur dan ketepatan waktu perjalanan pada angkutan massal yang mengganggu kenyamanan para penumpang.Item PENGARUH PELAYANAN SOSIAL BAGI LANSIA (LANJUT USIA) TERHADAP KESEJAHTERAAN LANSIA PADA BADAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (BPSTW) DI CIPARAY KABUPATEN BANDUNG(2012-07-31) RIZKI M AMBIYA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai pengaruh pelayanan sosial bagi lansia terhadap kesejahteraan lansia di BPSTW. Apakah pelayanan yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan lansia dan seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh pelayanan sosial bagi lansia itu sendiri terhadap kesejahteraan lansia. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, sifat dari penelitian ini adalah verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksplanatory survey yaitu metode survei untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Populasi penelitian ini adalah penerima pelayanan yaitu 150 orang lansia di BPSTW Ciparay, karena populasi sebagai penerima pelayanan yang merasakan langsung bagaimana pelaksanaan pelayanan dan pengaruhnya terhadap kondisi kesejahteraan mereka. Penentuan sampel dilakukan melalui teknik random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan pelayanan sosial bagi lansia yang diberikan oleh BPSTW Ciparay sudah berjalan dengan baik dan menunjukan dampak yang sigifikan bagi kesejahteraan lansia. Bila dilihat secara terpisah, pengaruh pelayanan bimbingan sosial secara langsung tidak berpengaruh signifikam terhadap kesejahteraan lansia, sedangkan pelayanan pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan lansia. pelayanan bimbingan social, fisik dan psikologis mempunyai pengaruh terhadap kesejahteraan lansia sebesar 41,7%, sisanya sebesar 58,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel yang diteliti. Melihat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pelayanan kebutuhan fisik adalah pelayanan yang menyumbang pengaruh paling besar diantara pelayanan lainnya terhadap kesejahteraan lansia, namun dikarenakan anggaran yang masih minim membuat pelayanan pemenuhan kebutuhan fisik ini menjadi tidak maksimal, kebutuhan akan makanan yang seimbang, bervariasi dan bergizi masih belum bisa dikatakan ideal, sedangkan kebutuhan tersebut adalah kebutuhan yang sangat vital bagi lansia karena akan berpengaruh langsung terhadap kesehatan lansia. Oleh sebab itu peneliti berpendapat harus ada tindakan nyata untuk mensiasati minimnya anggaran yang ada dengan cara memberdayakan potensi yang dimiliki oleh BPSTW Ciparay agar tidak tergantung sepenuhnya terhadap anggaran yang diberikan oleh pemerintah.Item EVALUASI PROGRAM PELAYANAN KEUANGAN MIKRO LEMBAGA BINA SWADAYA DI KECAMATAN KIARACONDONG BANDUNG(2012-09-13) ANGGA PRASETYO; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dan pencapaian tujuan dari program pelayanan keuangan mikro yang dilaksanakan pada tahun 2011, oleh lembaga Bina Swadaya di kecamatan Kiaracondong Bandung. Pelaksanaan program terdiri dari pemilihan area, sosialisasi, pembentukan kelompok, menabung, pemberian pinjaman pengembalian pinjaman. Tujuan program ini antara lain; (1) melayani kebutuhan keuangan masyarakat, (2) meningkatkan tabungan masyarakat, (3) menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, (4) membuat orang memiliki aset, (5) membebaskan jeratan rentenir, (6) memobilisasi sumberdaya setempat, (7) meningkatkan daya beli masyarakat, (8) memandirikan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teknik studi evaluasi. Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi jenis sumatif. Aspek yang digunakan dalam mengevaluasi antara lain; availability, accessibility, responsiveness, relevance, productivity, perfomance, dan service effectiveness. Informan dipilih dengan cara purposive. Informan terdiri dari dua kelompok yaitu pelaksana program, sebanyak dua orang staf dan informan yang berasal dari peserta program, sebanyak enam orang. Hasil penelitian menunjukkan aspek availability belum terpenuhi dalam tahapan pemilihan area dan sosialisasi, aspek accessibility belum terpenuhi dalam tahapan pembentukan kelompok, aspek responsiveness belum terpenuhi dalam tahapan pengembalian pinjaman, aspek relevance telah tercapai dalam seluruh tahapan, aspek productivity belum terpenuhi dalam tahapan pemberian pinjaman, aspek perfomance belum terpenuhi dalam tahapan menabung, pemberian pinjaman dan pengembalian pinjaman. Sementara itu, aspek service effectiveness belum tercapai dalam tujuan program yang ingin membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Peneliti memberikan saran berupa penyelenggaraan kegiatan workshop dengan tema “Staf Cemerlang, Masyarakat Gemilang†. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan staf untuk membantu peserta program dalam memecahkan masalahnya, mengembangkan usahanya dan menarik minat peserta program untuk menghadiri pertemuan kelompok.Item MOTIVASI BERPRESTASI DI BIDANG AKADEMIK PADA ANAK PANTI ASUHAN (Studi Deskriptif pada Anak Panti Asuhan yang Tinggal di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 1, Klender Jakarta Timur)(2012-10-18) WULAN KUSUMANINGTYAS; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini berjudul “Motivasi Berprestasi di Bidang Akademik pada Anak Panti Asuhan (Studi Deskriptif pada Anak Panti Asuhan yang Tinggal di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 1 Klender, Jakarta Timur)†. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana proses anak panti asuhan dalam mendapatkan motivasi berprestasi di bidang akademik. Motivasi berprestasi adalah dorongan yang diperoleh seseorang untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik, mencapai tujuan atau mencapai keunggulan prestasi tertentu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, sedangkan instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah pedoman wawancara dengan teknik wawancara mendalam. Informan dalam penelitian ini adalah 2 anak panti asuhan yang berprestasi di bidang akademik, 2 anak panti asuhan yang kurang berprestasi di bidang akademik, dan sebagai bahan cross check diperoleh data dari 4 pendamping/pengasuh panti asuhan, 2 ibu kandung dari anak panti asuhan berprestasi, serta 2 wali kelas dari anak panti asuhan yang kurang berprestasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi yang diperoleh anak panti asuhan dengan prestasi baik yaitu berasal dari sumber intrinsik yang meliputi harapan yang tinggi dan terarah, mengerti arti keberhasilan dalam memperoleh prestasi, percaya diri dengan kemampuan intelegensinya, dan memiliki minat yang tinggi di bidang akademik. Selain itu, motivasi berprestasi anak tersebut juga berasal dari sumber ekstrinsik yang meliputi harapan orang tua, tuntutan orang tua, dukungan dari orang tua, dan penghargaan dan hukuman dari orang tua. Kemudian anak panti asuhan yang berprestasi juga memiliki karakteristik seperti berorientasi sukses, berorientasi jauh ke depan, lebih suka dengan kesulitan moderat, dan tidak suka dengan pemborosan waktu. Dan yang terakhir, anak panti asuhan yang berprestasi selalu menganggap bahwa prestasi merupakan kebutuhan yang harus dia capai. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah yang berprestasi mendapatkan dukungan langsung dari orangtua kandungnya untuk dapat berprestasi. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti membuat plan of treatment (POT) berupa Study Tour yang betujuan untuk menumbuhkan motivasi berprestasi pada anak panti asuhan dalam meraih prestasi di bidang akademik.Item PENGARUH PROGRAM KEMITRAAN PT JAMSOSTEK (PERSERO) KANTOR CABANG SALEMBA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN USAHA KECIL(2012-10-18) PUTI MEGAZANIA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini berjudul “Pengaruh Program Kemitraan PT Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Salemba Terhadap Peningkatan Kemampuan Usaha Kecil†. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari mengenai program kemitraan, peningkatan kemampuan usaha kecil dan meneliti besar pengaruh program kemitraan dengan peningkatan kemampuan usaha kecil. Penelitian ini dilakukan di PT Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Salemba. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif melalui model analisis jalur (Path Analysis). Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada mitra binaan PT Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Salemba. Total sampel berjumlah 68 responden dengan teknik sensus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat pengaruh dari program kemitraan terhadap peningkatan kemampuan usaha kecil. Program kemitraan memiliki empat dimensi yaitu, pengetahuan mitra binaan, peminjaman dana bantuan, pelatihan usaha kecil dan pemberian motivasi. Namun, terdapat satu dimensi yang tidak mempengaruhi peningkatan kemampuan usaha kecil yaitu, pengetahuan mitra binaan. Berdasarkan hasil penelitian, PT Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Salemba disarankan mengadakan pelaksanakan kegiatan pelatihan informal untuk mitra binaan dan keluarganya untuk meningkatkan kemampuan usahanya secara maksimal untuk meningkatkan kemampuan usahanya secara maksimal.Item Pelaksanaan Program Cancer Camp Bagi Anak Penderita Kanker Oleh Yayasan Onkologi Anak Indonesia(2012-10-24) HENDRO SAPTO UTOMO; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAKJudul penelitian ini adalah pelaksanaan program Cancer Camp bagi anak penderita kanker yang dilakukan oleh Yayasan Onkologi Anak Indonesia. Penelitian ini berlatar belakang kejenuhan anak penderita kanker dalam melakukan rutinitas pengobatannya di rumah sakit. Program ini bertujuan untuk melakukan upaya mengurangi trauma pengobatan pada anak, meningkatkan rasa percaya diri, dan menghilangkan kecanggungan anak-anak dalam pergaulan sehingga mereka akan lebih tegar dan berani melawan penyakit yang dideritanya dan menatap masa depan yang lebih baik.Metode Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara mendalam, observasi non partisipatif, dan studi dokumentasi. Data yang digunakan adalah data primer berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan, yang terdiri dari kordinator program, pihak dari YOAI, anak penderita kanker, dan orangtua anak penderita kanker. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan program Cancer Campyang dilakukan oleh Yayasan Onkologi Anak Indonesia pada tahun 2011 terdapat di kota Surakarta dengan tema Art and Nature Attack. Bahan materi yang diberikan (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari para peserta di dalam suatu kegiatannya. Kegiatan belajar yaitu menyikat gigi dan mencuci tangan dengan mengunakan metode eksperimental, kegiatan keterampilan dengan menggunakan metode latihan keterampilan yaitu para paserta diajak mengunjungi museum batik Danar Hadi dan diberikan kesempatan untuk membuat batik, kegiatan diskusi dengan menggunakan metode self healing yaitu cara-cara yang dilakukan oleh setiap manusia, agar dapat mengalami proses menuju rasa nyaman secara alami, tanpa h arus bergantung pada orang lain, dan kegiatan bermain dan berekreasi dengan menggunakan metode study tour yaitu bermain outbound dan pergi ke Candi Prambanan serta nonton wayang Sriwedari.Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada para informan menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan program Cancer Camp yang dilakukan oleh Yayasan Onkologi Anak Indonesia dirasa kurang bagi pasien anak penderita kanker karena diantara empat kegiatan yaitu kegiatan belajar, kegiatan keterampilan, kegiatan diskusi, dan kegiatan bermain dan berekreasi hanya dilakukan dalam empat hari saja. Hal tersebut membuat para peserta dalam hal ini pasien anak penderita kanker merasa kurang optimal. Untuk mengatasi kendala tersebut, peneliti merekomendasikan agar diadakannya “Pengembangan Program Cancer Camp†dengan melibatkan anak penderita kanker, pihak Yayasan Onkologi Anak Indonesia, Psikologi, Survivor, pekerja sosial, dan Tim medis (dokter dan suster).Item PENGARUHMOTIVASIBELAJARINTRINSIKDANMOTIVASIBELAJAREKSTRINSIKTERHADAPPRESTASI BELAJARSISWADISDNCIBEUSIKECAMATANJATINANGOR(2012-10-29) LITA SULISTIANINGSIH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain disamping proses pengajaran itu sendiri. Motivasi belajar adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya penggerak dari subyek untuk belajar agar mendapat prestasi yang baik. Permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh motivasi belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik terhadap prestasi belajar siswa di SDN Cibeusi tahun pelajaran 2011/2012 dan seberapa besar pengaruh motivasi belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik terhadap prestasi belajar secara bersama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Cibesui. Sedangkan populasi sasaran adalah kelas III,IV,dan V SDN Cibeusi yang berjumlah 214 siswa. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sample penelitian ini adalah dengan menggunakan proporsioanl random sampling. Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh 69 siswa yang akan digunakan sebagai sample penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik sebagai variabel bebas serta pretasi belajar sebagai variabel terikat. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik kuesioner (angket) dan dokumentasi . Berdasarkan hasil uji korelasi ketiga variabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara motivasi belajar indtrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik terhadap tingkat prestasi belajar siswa di SDN Cibeusi Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. pengaruh langsung dimensi motivasi intrinsik berpengaruh terhadap variabel Prestasi Belajar siswa mencapai sebesar 0,386 atau 38,63%, sedangkan untuk pengaruh tidak langsungnya atau pengaruh melalui dimensi yang lain secara keseluruhan mencapai sebesar 0,132 atau 13,21%. Dengan demikian pengaruh total dimensi motivasi intrinsik terhadap prestasi belajarsiswa, sebesar 0,518 atau sekitar 51,85%. Sedangkan, pengaruh langsung dimensi motivasi ekstrinsik berpengaruh terhadap variabel prestasi belajar siswa mencapai sebesar 0,096 atau 9,58%, sedangkan untuk pengaruh tidak langsungnya atau pengaruh melalui dimensi yang lain secara keseluruhan mencapai sebesar 0,132 atau 13,21%. Dengan demikian pengaruh total dimensi motivasi ekstrinsik terhadap prestasi belajar siswa, yaitu sebesar 0,228 atau sekitar 22,79%. Kontribusi total dan dimensi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik yang diteliti sebesar 74,64%. Dan temuan ini berarti bahwa disamping pengaruh dan faktor motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik ternyata masih ada faktor lain yang ikut berpengaruh yang tidak dihitung dalam penelitian ini yaitu 25,36%. Dalam hasil penelitian ini didapat bahwa motivasi ekstrinsik berpengaruh lebih kecil daripada motivasi intrinsik siswa di SDN Cibeusi, oleh karenaitu perlu dilakukan peningkatan motivasi dari dalam luar diri siswa seperti meningkatkan peranan guru dan orang tua dalam memaksimalkan potensi belajar anak, selain itu juga, sarana dan prasarana belajar bagi anak harus ditingkatkan agar motivasi belajar juga lebih meningkat.Item PELAKSANAAN PENGUATAN MODAL SOSIAL PADA PROGRAM PEMBIAYAAN KELOMPOK OLEH LEMBAGA SINERGI DOMPET DHUAFA JAWA BARAT DI DESA CINGCIN KECAMATAN SOREANG KABUPATEN BANDUNG(2012-10-31) IM TRI ARIO WIBOWO; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai bagaimana penguatan modal sosial pada pelaksanaan program Pembiayaan Kelompok (PK) dompet dhuafa jawa barat. Adapun aspek yang dilihat dari penelitian ini meliputi pelaksanaan program Pembiayaan Kelompok, pendekatan penguatan modal sosial dan termasuk kondisi modal sosial kelompok usaha PK Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang diambil pada penelitian ini berasal dari tujuh informan yakni dua orang merupakan fasilitator dalam pelaksanaan program PK, dan lima orang yang merupakan penerima manfaat dari program PK. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Dari hasil menunjukan bahwa pelaksanaan program Pembiayaan Kelompok Memiliki kegiatan yang mampu meningkatkan penguatan modal sosial melalui empat pendekatan yakni, pendekatan kegamanaan, pendekatan pendidikan, pendekatan keagamaan dan pendekatan pengembangan informasi dan komunikasi. Dari empat pendekatan tersebut memiliki manfaat bagi penguatan modal sosial pada kelompok usaha program Pembiayaan kelompok. kegiatan penguatan modal sosial tidak sepenuhnya berjalan efektif, karena memang penguatan modal sosial bukan merupakan unsur prioritas dalam PK, sehingga belum mampu berkontribusi banyak terutama pada aspek pada pendekatan informasi dan komunikasi. Dapat diketahui dari empat pendekatan yang telah dijelaskan bahwa pelaksanaan penguatan modal sosial bukan merupakan prioritas dalam pelaksanaan program Pembiayaan Kelompok. sedangkan modal sosial sendiri berdasarkan teori dapat dimanfaatkan dalam upaya pemberdayaan dan pendampingan Usaha baik dimasyarakat maupun kelompok. karena itu peneliti mencoba memformulasikan sebuah Plan of treatment yang dapat membentuk keinginan dan kesadaran yang kuat pada lembaga sinergi dompet dhuafa untuk mensinergiskan penguatan modal sosial dalama pelaksanaan program Pembiayaan Kelompok. Penulis menamakan plant of treatment “Lokakarya Praktik pendampingan masyarakat melalui modal sosialâ€Item FAKTOR KETIDAKBERFUNGSIAN KELUARGA DAN KENAKALAN REMAJA (Studi Deskriptif terhadap siswa SMAN 1 Rancaekek)(2012-11-01) EGY SATIA NUGRAHA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini membahas tentang faktor penyebab Ketidakberfungsian Keluarga dan Kenakalan Remaja di SMAN 1 Rancaekek, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya ketidakberfungsian keluarga dan Kenakalan Remaja dan apa kaitan antara ketidakberfungsian keluarga dengan kenakalan remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, informan dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 yaitu : informan yang berasal dari keluarga atau orang tua, siswa dan dari sekolah yang diwakili oleh guru bimbingan konseling, informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang yang terdiri dari : 1 orang tua, 3 siswa, dan 1 guru bimbingan konseling, pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik diantaranya : wawancara mendalam, observasi non partisipasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyebab terjadinya ketidakberfungsian keluarga lebih disebabkan pada gagalnya pasangan suami-istri dalam menjalankan peran dan fungsinya, hal ini disebabkan karena pasangan suami isteri gagal dalam melakukan proses komunikasi sehingga berdampak pula pada pola transaksi dengan anaknya sebagai anggota keluarga, dari hasil penelitian, peran ayah sebagai kepala rumah tangga menjadi salah satu penyebab terjadinya ketidakberfungsian keluarga, hal ini disebabkan karena kesibukan dalam bekerja, bersikap egois dan melakukan kekerasan dalam rumah tangga yang berdampak pada sikap anak melakukan tindakan kenakalan remaja, dari hasil penelitian mengenai faktor penyebab kenakalan remaja, didapatkan data bahwa terjadinya kenakalan remaja lebih disebabkan karena masih adanya masalah antara remaja dengan orang tua atau keluarganya yang belum terselesaikan, sehingga hal ini dibawa keluar lingkungan keluarga oleh remaja dan melampiaskannya dengan suatu bentuk tindakan beresiko seperti melakukan kenakalan remaja, hal ini dapat dilihat sebagai bentuk frustasi dan kekecewaan mereka terhap keluarga atau orang tuanya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahwa ada hubungan atau kaitan yang erat antara ketidakberfungsian keluarga dengan terjadinya kenakalan remaja. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penulis menyarankan membuat Plan Of Treatment berupa peningkatan pengembangan diri bagi remaja melalui pengembangan ekstrakurikuler di sekolah SMAN 1 Rancaekek khususnya, hal ini ditujukan agar siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler memperoleh tambahan ilmu berupa keterampilan dan kemampuan diluar akademis yang gunanya sebagai sarana atau media kreativitas mereka dalam menyalurkan segala potensinya.