S1 - Sarjana
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S1 - Sarjana by Title
Now showing 1 - 20 of 3305
Results Per Page
Sort Options
Item Item ABNORMALITAS TOKOH UTAMA DALAM CERPEN IMOMUSHI KARYA EDOGAWA RANPO(2017-01-30) ADILA SHAHIDAH; Amaliatun Saleha; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk menganalisa bentuk serta penyebab perilaku abnormal yang digambarkan melalui tokoh utama Tokiko dalam cerpen Imomushi karya Edogawa Rampo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan psikologi abnormal, yaitu dengan mendeskripsikan tingkah laku abnormal yang digambarkan melalui tokoh utama sesuai dengan teori dalam ilmu psikologi abnormal. Hasil analisis yang penulis dapatkan dari penelitian ini bahwa sesuai dengan teori dalam ilmu psikologi abnormal, bentuk abnormalitas yang digambarkan melalui tokoh utama dalam cerpen Imomushi dapat dikategorikan sebagai tindakan agresi, regresi, pendesakan dan kompleks-kompleks terdesak, serta sadisme. Dapat ditemukan pula bahwa penyebab yang melatarbelakangi tindakan abnormal tersebut ialah hubungan keluarga yang berantakan (broken home), cacat biologis, masa transisi, meningkatnya aspirasi dan pengejaran kemewahan materi, konflik dengan standar sosial dan norma etis.Item Abreviasi pada Navigasi Udara dalam Komunikasi Penerbangan: Kajian Morfologi(2014-11-07) MUTIARA RATNA WIDANINGSIH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul “Abreviasi pada Navigasi Udara dalam Komunikasi Penerbangan: Kajian Morfologi”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis. Teknik yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah teknik catat, yaitu mencatat data dari sumber primer yang berasal dari dokumen ICAO Abbreviations and Code. Data dianalisis dengan menggunakan konsep yang dikemukakan oleh Harimurti Kridalaksana (2007). Penelitian ini bertujuan (i) menguraikan jenis-jenis abreviasi yang terdapat pada navigasi udara dalam komunikasi penerbangan dan (ii) memaparkan proses pembentukan abreviasi yang terdapat pada navigasi udara dalam komunikasi penerbangan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah (i) singkatan merupakan jenis abreviasi yang cenderung muncul pada navigasi udara dalam komunikasi penerbangan, dilanjutkan dengan kemunculan bentuk akronim, penggalan, dan lambang huruf, sedangkan jenis abreviasi yang tidak muncul adalah kontraksi, (ii) dari 150 data pada navigasi udara dalam komunikassi penerbangan yang menggunakan bentuk kependekan, ada 101 data yang termasuk singkatan, 31 data yang termasuk akronim dengan rincian 19 data yang polanya beraturan dan 12 data dengan pola tidak beraturan, 14 data yang termasuk penggalan dengan rincian 9 data yang polanya beraturan dan 5 data yang polanya tidak beraturan, dan 4 data yang termasuk dalam bentuk lambang huruf yang menandai ukuran. Hal ini menunjukan bahwa data pada navigasi udara dalam komunikasi penerbangan yang berbentuk singkatan dan diucapkan huruf per huruf lebih diminati penggunaannya daripada data yang diucapkan sebagai kata. Selain itu, proses pembentukan kependekan dapat terjadi melalui penyingkatan dalam kependekan.Item Absurditas dalam drama komedi Die PHysiker karya Friedrich Drrentmatt(2020-02-13) ROBBY RODLIAL IMAN; Kamelia Gantrisia; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini berjudul “Absurditas dalam Drama Komedi Die Physiker Karya Friedrich Dürrenmatt.” Objek penelitian ini adalah naskah drama komedi Die Physiker karya Friedrich Dürrenmatt. Latarnya adalah sebuah rumah sakit jiwa. Tokoh-tokoh utamanya adalah tiga orang ahli fisika bernama Möbius, Beutler, dan Ernesti. Dalam penelitian ini penulis menelaah bagaimana absurditas digambarkan secara literalis dalam drama tersebut. Metode sastra yang digunakan adalah werkimmanente Interpretationsmethode. Metode ini secara umum dipahami sebagai bentuk penafsiran secara intensif terhadap sebuah karya tanpa memperhatikan aspek-aspek di luar sastra seperti aspek sosial, politik, dan sejarah. Dalam drama komedi Die Physiker karya Friedrich Dürrenmatt, absurditas digambarkan melalui kemunculan hal yang tidak masuk akal (Unvernünftige) dan gangguan identitas (Identitätsstörung) melalui penokohan, latar, dan monolog.Item Absurditas Tokoh-Tokoh Dalam Cerpen Dvoe V Dekaber(2013-08-14) SITI NURMALA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berjudul “Absurditas Tokoh-Tokoh Dalam Cerpen Dvoe v dekaber “Dua Orang Di Bulan Desember” karya Yuri Kazakov. Pada skripsi ini membahas keadaan sosial masyarakat Rusia sekitar tahun1962 yang tercermin dalam cerpen. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis-deskriptif dengan teori Strukturalisme Konstruktivisme Pierre Bourdieu. Sumber data diperoleh dari cerpen berbahasa Rusia yang berjudul Dvoe v dekaber "Dua Orang Di Bulan Desember" karya Yuri Pavlovich Kazakov yang diunduh melalui situs www.lib.ru. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam cerpen dvoe v dekaber "Dua Orang Di Bulan Desember" karya Yuri Pavlovich Kazakov bagaimana kehidupan sosial, dan tidak selalu wanita diperlakukan sebagai layaknya manusia.Item Abtoenungspartikel doch dalam Novel Emil und die Detektive karya Erich Kaestner(2016-06-10) MUH SAJJANA UTAMA E; Dewi Ratnasari; Tidak ada Data DosenPartikel merupakan kumpulan kata yang tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan serta hanya mengandung makna gramatikal dan sering muncul dalam percakapan sehari-hari. Dalam bahasa Jerman partikel yang sering digunakan untuk memodifikasi ujaran dikenal dengan Abtönungspartikel. Abtönungspartikel terdiri dari banyak kata, salah satunya adalah doch. Abtönungspartikel doch memiliki berbagai macam fungsi dan fungsi tersebut berhubungan dengan jenis kalimat tempat Abtönungspartikel doch tersebut berada. Penelitian ini membahas tentang fungsi Abtönungspartikel doch yang dianalisis dengan kajian pragmatik dalam novel “Emil und die Detektive“ karya Erich Kästner. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teori utama yang diaplikasikan dalam penelitian ini menggunakan teori Helbig/Buscha (2001) untuk mengetahui fungsi Abtönungspartikel doch dengan lebih mendalam. Penulis juga menggunakan teori tambahan dari Ulrich Engel (1988) untuk mengetahui ciri-ciri kalimat yang terdapat pada bahasa Jerman sehingga dapat diketahui pada jenis kalimat apa Abtönungspartikel doch tersebut muncul.Item Adaptasi Budaya pada Siswa Pertukaran dalam Roman Remaja Die Welt und Ich Karya Ilona Einwohlt(2022-06-15) WAHYU RAMADHAN; Kamelia Gantrisia; Tidak ada Data DosenSkripsi dengan judul “Adaptasi Budaya pada Siswa Pertukaran dalam Roman Remaja Die Welt und Ich Karya Ilona Einwohlt” ini membahas tentang tema adaptasi budaya yang direpresentasikan melalui roman remaja tersebut. Metode sastra yang digunakan adalah Figurenanalyse (analisis tokoh) dan metode Themenanalyse (analisis tema), hal-hal terkait adaptasi budaya yang dialami oleh tokoh utama akan dianalisis penulis melalui komponen-komponen penyusun sastra yang saling berkaitan satu sama lain. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menemukan bahwa ketika tokoh utama mengikuti program pertukaran pelajar, terdapat tokoh-tokoh lain yang membantu tokoh utama dalam beradaptasi dan fase adaptasi budaya yang dialami oleh tokoh utama adalah fase bulan madu dan fase penyesuaian.Item ADAPTASI DRAMA FAUST I KARYA JOHANN WOLFGANG VON GOETHE DALAM FILM FAUST KARYA ALEXANDER SOKUROV DALAM KAITANNYA DENGAN PENGGAMBARAN TOKOH-TOKOH UTAMANYA(2014-02-17) ANGGIA EDI PUTRI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini berisi tentang perbandingan tokoh-tokoh utama dalam drama Faust I karya Johann Wolfgang von Goethe dalam sebuah film karya seorang sutradara asal Rusia yang bernama Alexander Sokurov berjudul Faust. Untuk melakukan analisis ini, penulis menggunakan interpretasi penokohan dan metode perbandingan sastra sebagai metode karena penulis membandingan tokoh-tokoh utama dalam dua karya sastra, yaitu drama dan film dari judul yang sama. Penulis juga menggunakan teori film adaptasi dalam menganalisis permasalahan yang penulis jabarkan dalam skripsi ini. Teori ini dipakai untuk menjelaskan sedikit tentang mengapa maraknya sutradara mengadaptasi sebuah karya tulis menjadi sebuah karya lisan dalam bentuk film. Selain itu, penulis juga menggunakan teori karakterisasi langsung dan tidak langsung untuk menganalisis karakter tokoh-tokoh utama tersebut. Dari hasil analisis penulis tentang perbandingan tokoh-tokoh utama yang digambarkan dalam drama dan film, penulis dapat menyimpulkan bahwa banyak persamaan karakter pada tokoh Faust, Mauritius, dan Margarete dalam film Faust dengan tokoh Faust, Mephistopheles, dan Gretchen pada drama Faust I. Karena pada teori film adaptasi dikatakan bahwa sebuah karya adaptasi tidak boleh melakukan perubahan yang signifikan. Dikatakan pula dalam teori ini, bahwa jika diperlukan adanya perubahan, maka perubahan tersebut harus tetap dalam konteks asli dari karya yang diadaptasi.Item Adaptasi Sage "Die Hinzenmnnchen" Karya Joseph Mller dalam Kunstmrchen "Die Aachener Hinzenmnnchen" Karya Susanne Viegener(2023-04-12) MUHAMMAD DAFFA PERMANA; Nirredatiningtyas Rinaju Purnomowulan; Tidak ada Data DosenAdaptasi dalam karya sastra merupakan suatu cara untuk menuliskan kembali suatu karya yang sama, yang lebih dulu muncul ke dalam karya baru dengan sudut pandang yang berbeda. Akibatnya akan ada bagian-bagian atau unsur-unsur dari karya sastra sebelumnya yang mengalami reformulasi, penyesuaian atau bahkan penghilangan. Dalam skripsi berjudul “Adaptasi Sage ‘Die Hinchenmännchen’ Karya Joseph Müller dalam Kunstmärchen ’Die Aachener Hinzenmännchen‘“ ini dikaji sejauh mana karya terdahulunya teradaptasikan dalam karya barunya. Menggunakan metode kualitatif deskriptif dan pendekatan sastra bandingan pengkajian difokuskan pada kemunculan unsur-unsur naskah (Stoff) dasar (hipogram) dalam naskah baru (metateks) berikut sarana estetika Kunstmärchen penunjang adaptasinya, dan bentuk transformasi yang terjadi. Hasil yang diperoleh mencakupi tiga hal. Pertama, munculnya Stoff hipogram berupa tindakan, tempat, dan tokoh dalam Kunstmärchen; kedua, terdapatnya tokoh, alur, dan latar tempat dan waktu sebagai sarana estetika pendukung kemunculan Stoff; ketiga, adanya bentuk-bentuk transformasi berupa ekspansi pada tokoh dan latar tempat dan waktu, juga transformasi berupa konversi pada tindakan dan perubahan penampilan tokoh.Item ADAPTASI TOKOH LENZ DALAM ERZHLUNG(2020-12-03) NABILA FADHIL; Kamelia Gantrisia; Tidak ada Data DosenDalam skripsi berjudul “Adaptasi Tokoh Lenz dalam Erzählung “Lenz” Karya Georg Bűchner ke dalam Bildungsroman “Lenz” Karya Peter Schneider” ini, penulis menelaah bagaimana tokoh Lenz dalam teks hipogram diadaptasi secara literaris ke dalam teks transformasi. Objek penelitian skripsi ini adalah Erzählung “Lenz” Karya Georg Bűchner sebagai teks hipogram dan Bildungsroman “Lenz” Karya Peter Schneider sebagai teks transformasi. Untuk mencapai tujuan dari penelitian skripsi ini, dilakukan analisa penggambaran tokoh Lenz dalam kedua karya pilihan, adaptasi yang tergambarkan dalam teks transformasi dikaitkan dengan penggambaran tokoh Lenz dan pembeda yang muncul dalam kedua karya pilihan dikaitkan dengan penggambaran tokoh Lenz. Metode yang digunakan adalah analisis tokoh dan intertekstualitas. Analisis tokoh merupakan sebuah studi yang menganalisis seorang tokoh dalam sebuah teks prosa dengan memerhatikan karakterisasi, konstelasi dan konsepsi tokoh, sedangkan intertekstualitas mengkaji sejumlah teks yang diduga mempunyai bentuk-bentuk hubungan tertentu. Melalui analisis yang dibantu oleh metode dan teori-teori pendukung, disimpulkan bahwa adaptasi tokoh Lenz dibuktikan dengan 3 jenis adaptasi yang dapat ditemukan dalam teks transformasi, yaitu Intertextualität, Paratextualität dan Interfiguralität. Meskipun begitu, terdapat pembeda dari kedua tokoh yang menandai kekhasannya masing-masing, yakni kondisi kesehatan mental, idealisme dan nasib akhir tokoh.Item ADAPTASI TOKOH UTAMA TERHADAP PERBEDAAN REALITAS SOSIAL(2015-04-20) SAWITRI EKA LESTARI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenKarya tulis ini berjudul “Adaptasi Tokoh Utama Terhadap Perbedaan Realitas Sosial dalam roman Trois Femmes Puissantes yang bersumber dari novel yang ditulis oleh pengarang pada tahun 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana tokoh utama melakukan adaptasi dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan dalam karya Marie Ndiaye. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan analisis alur, analisis tokoh, analisis latar dan analisis sudut pandang. Dari seluruh rangkaian analisis ini, kita dapat menemukan rangkaian fenomena yang merujuk pada proses adaptasi dalam kehidupan wanita imigran.Item Adjektiva Akarui Sebagai Polisemi Dalam Bahasa Jepang: Kajian Linguistik Kognitif(2018-11-19) ASTI FAUZIAH; Isye Herawati; Jonjon JohanaABSTRAK Skripsi ini menjelaskan tentang makna adjektiva akarui sebagai polisemi dalam bahasa Jepang dan juga menjelaskan tentang hubungan antarmakna dasar dan makna perluasan dalam polisemi adjektiva akarui yang dikaji melalui kajian linguistik kognitif, dengan menggunakan majas metafora dan metonimi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan sumber data dari novel Kono Ko O Nokoshite karya Makoto Nagai dan novel Kicchin karya Banana Yoshimoto, serta dari corpus online yaitu, http://www.kotonoha.gr.jp/shonagon, dan https://ejje.weblio.jp. Adjektiva akarui sebagai polisemi memiliki makna : terang:cerah, warna yang terang/muda, jernih, ceria/menyenangkan/bahagia, jujur/adil/bersih (peraturan), dan adanya harapan untuk masa depan. Kemudian makna dasar dari adjektiva akarui adalah terang:cerah. Dan makna yang meluas secara metafora adalah ceria/menyenangkan/bahagia, jujur/adil/bersih (peraturan), dan adanya harapan untuk masa depan. Sedangkan makna yang meluas secara metonimi adalah warna yang terang/muda dan jernih. Kata kunci : adjektiva akarui , linguistik kognitif, metafora, metonimi, polisemi. ABSTRACT This study describes the meaning of akarui adjectives as polysemy in Japanese And also describes the retationship between the basic meaning and the extension meaning in the polysemy of akarui adjectives which studied through the study of cognitive linguistic, using metaphor and metonymy. The methode used is descriptive methode with data sources took from Novel Kono Ko O Nokoshite by Makoto Nagai and novel Kicchin by Banana Yoshimoto, and corpus online, http://www.kotonoha.gr.jp/shonagon, dan https://ejje.weblio.jp. Akarui adjektives as the polysemy has meaning : bright, bright colour, clear, cheerful/enjoyful/fun, fair/impartial (rule), and theres prospects for the future. Then the basic meaning of akarui adjektive is bright. And the extension meaning metaphor is cheerful/, fair/impartial (rule), and theres prospects for the future. While the extension meaning metonymy is bright colour and clear. Keywords : adjective akarui. cognitive linguitic, metaphor, metonymy, polysemy.Item ADJEKTIVA BAHASA JERMAN PADA FRASA NOMINAL PADA ARTIKEL BERTEMA TIERE DALAM LAMAN WWW.NATIONALGEOGRAPHIC.DE(2018-11-04) FILDZA FARIZKY; Dian Indira; Tidak ada Data DosenSkripsi ini berjudul “Adjektiva Bahasa Jerman dalam Frasa Nominal dalam Artikel Bertema Tiere dalam Laman www.nationalgeographic.de”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami bentuk adjektiva dalam bahasa Jerman, seperti Grundform `bentuk dasar’ dan abgeleitete Form `bentuk turunan’ dalam frasa nominal, dan fungsi sintaktisnya dalam frasa; apakah itu merupakan atributif, predikatif atau adverbial. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode kualitatif. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah dari Helbig-Buscha (1991), Wöllstein (2016), dengan teori tambahan dari Ratnasari (2010) dan Lingolia dan Wortwuchs (laman linguistik). Hasilnya dapat disimpulkan bahwa: dari 4 artikel, 15 data diambil dari www.nationalgeographic.de, 9 data dalam bentuk dasar dan sisanya 6 berasal dari turunan kata benda. Dalam 15 data, adjektiva memiliki fungsi atributif (15 data) atau adverbial (1 data) dalam frasa, sementara fungsi predikatif hanya ditemukan dalam kalimat dan bukan pada frasa nominal. This thesis is titled “German Adjectives in Noun Phrases in Animal-themed Articles from website www.nationalgeographic.de”. The purpose of this study is to understand the form of German adjectives, such as the Grundform ‘basic form’ and abgeleitete Form ‘derived form’ in noun phrases, and its syntactic function in the phrase; whether it is as an attributive, predicative or adverbiale. The analysis method used in this thesis is qualitative method. The theory used in this thesis are from Helbig-Buscha (1991), Wöllstein (2016), Ratnasari (2010) with supplementary theories from Lingolia and Wortwuchs (linguistic websites). The result can be concluded that: from 4 articles, 15 data are taken from www.nationalgeographic.de, 9 of it are in basic form and the remainder 6 are derived form from nouns. In 15 data, the adjectives either have attributive (15 data) or adverbiale (1 data) function in the phrase, while predicative function are only found in sentences and not in noun phrases.Item Adjektiva Cerapan dalam Bahasa Indonesia: Kajian Struktur dan Makna(2013-03-02) ANGGA KURNIAWAN; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSkripsi ini berjudul “Adjektiva Cerapan dalam Bahasa Indonesia: Kajian Struktur dan Makna”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dengan metode ini, digambarkan secara sistematis dan akurat mengenai data, sifat-sifat, serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti. Data penelitian ini bersumber dari data tulis yang terdapat pada media cetak dan elektronik. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi adjektiva cerapan, fungsi sintaksis, kategori sintaksis, frasa, jenis makna, dan gejala sinestesia. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah adjektiva cerapan berdasarkan fungsi sintaksisnya, adjektiva cerapan dalam konstruksi frasa, serta makna dan perbedaan tanggapan indra pada adjektiva cerapan dalam gejala sinestesia bahasa Indonesia. Dari hasil analisis, ditunjukkan bahwa adjektiva cerapan berdasarkan fungsi sintaksisnya yaitu dapat menduduki sebagai subjek, sebagai predikat, sebagai objek, sebagai pelengkap, dan sebagai keterangan. Adjektiva cerapan dalam konstruksi frasa dapat berupa pewatas dan inti. Makna dan perbedaan tanggapan indra pada adjektiva cerapan dalam gejala sinestesia bahasa Indonesia terdapat pada kata suram, terang, jelas, busuk, harum, semerbak, tengik, basah, halus, kasar, keras, lembut, licin, tajam, kering, lunak,empuk, asam, enak, manis, pahit, sedap, dan pedas.Item ADJEKTIVA DALAM ARTIKEL BERBAHASA JERMAN PADA SITUS WEB TAMAN HIBURAN TEMATIK KURPFALZ PARK WACHENHEIM(2023-02-01) PANJI YUDHA UTTAMA; Dewi Ratnasari; Tidak ada Data DosenPenelitian yang berjudul “Adjektiva Dalam Artikel Berbahasa Jerman Pada Situs Web Taman Hiburan Tematik Kurpfalz Park Wachenheim” mengkaji bentuk adjektiva dan fungsi sintaktis adjektiva. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk adjektiva apa saja yang terdapat dalam artikel berbahasa Jerman pada situs web taman hiburan tematik Kurpfalz Park Wachenheim. Selain itu, penelitian ini juga betujuan untuk mengetahui fungsi sintaktis apa saja yang terdapat dalam korpus. Peneliti menggunakan teori Weinrich (1993:991) dan Engel (1988:576) untuk menentukan adjektiva dalam bentuk dasar dan adjektiva dalam bentuk turunan. Sedangkan untuk menentukan fungsi sintaktis adjektiva menggunakan teori Helbig dan Buscha (1991:299) dan Wöllstein (2014:344). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Dari hasil penelitian ditemukan 20 adjektiva dalam bentuk dasar dan 16 adjektiva dalam bentuk turunan. Dalam adjektiva bentuk turunan ditemukan 6 adjektiva berpangkal verba, 10 adjektiva berpangkal nomina dan 1 adjektiva berpangkal adverbial. Sedangkan fungsi sintaktis adjketiva yang ditemukan adalah 23 adjektiva dengan fungsi atributif, 9 adjektiva dengan fungsi predikatif dan 4 adjektiva dengan fungsi adverbial.Item Adjektiva Denomina melalui Proses Derivasi pada Lima Artikel Seni dan Budaya dalam Majalah DE edisi Maret 2013(2015-02-23) FAUZI; Cicu Finalia; Tidak ada Data DosenSkripsi ini menggunakan lima artikel sebagai data penelitian dan memiliki judul “Adjektiva Denomina melalui Proses Derivasi pada Lima Artikel Seni dan Budaya dalam Majalah DE Edisi Maret 2013”. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan mengaplikasikan teori Ulrich Engel (1988) sebagai teori utama untuk membedah lebih dalam mengenai adjektiva denomina. Pada penelitian ini akan dikaji mengenai apa saja adjektiva denomina yang terdapat pada korpus dan nomina apa yang membentuk adjektiva denomina ini, kemudian adjektiva denomina tersebut diklasifikasikan berdasarkan imbuhan akhir (sufiks). Selanjutnya akan dikaji pula mengenai makna yang dinyatakan oleh tiap sufiks pembentuk adjektiva denomina. Pada akhirnya, didapatkan hasil dari analisa ini yaitu hanya jenis nomina tertentu yang dapat menempel pada masing-masing jenis sufiks pembentukan adjektiva denomina dan didapatkan pula apa saja makna yang dinyatakan oleh tiap sufiks yang menempel pada nomina.Item ADJEKTIVA DEVERBA MELALUI SUFIKSASI PADA ARTIKEL BERITA EKONOMI DALAM MAJALAH DER SPIEGEL(2016-02-08) RUSDI AFRIZAL; Dewi Ratnasari; Tidak ada Data DosenABSTRAK Setiap bahasa memiliki keunikan sendiri dan keunikan bahasa secara gramatik, khususnya morfologi, dapat dilihat salah satunya dari sistem pembentukan kata. Mengenai hal pembentukan kata, dalam bahasa Jerman hampir setiap kalimat ditemukan adjektiva. Yang disebut dengan adjektiva deverba, yaitu kata yang berasal dari kelas kata verba yang mengalami perubahan bentuk dengan proses pembentukan kata melalui sufiksasi menjadi adjektiva. Pemunculan adjektiva deverba ternyata cukup banyak juga ditemukan dalam majalah mingguan, seperti misalnya artikel berita ekonomi pada majalah der Spiegel. Hal ini menunjukan bahwa adjektiva deverba memiliki kapasitas untuk mentransfer pesan secara konotatif maupun denotative. Dalam skripsi ini disajikan hasil penilitian bahwa adjektiva deverba bersufiks –lich yang paling dominan, sedangkan sufiks –ig hanya sedikit yang muncul dalam artikel berita ekonomi dalam majalah der Spiegel. Kata kunci : adjektiva deverba, pembentukan, kata, sufiksasiItem ADJEKTIVA KUALIFIKATIF PADA ARTIKEL DARING BERTEMA MODE PADA LAMAN WWW.BRIGITTE.DE PADA BULAN MEI HINGGA JUNI 2016(2018-01-17) SRI MADONA; Dewi Ratnasari; Tidak ada Data DosenABSTRAK Adjektiva merupakan salah satu kelas kata dalam Bahasa jerman. Dalam penggunaannya, kelas kata ini berfungsi untuk menjelaskan kelas kata lainnya seperti nomina, verba maupun adjektiva lainnya. Adjektiva dapat dikaji melalui semantik. Dalam bidang semantik adjektiva terbagi menjadi 5 dan salah satunya adalah adjektiva kualifikatif. Selanjutnya dalam DUDEN adjektiva kualifikatif di klasifikasikan menjadi 13. Hal ini menjadi latar belakang dalam penelitian skripsi yang berjudul “Adjektiva Kualifikatif pada Artikel Daring Bertema Mode dalam Laman www.brigitte.de pada Bulan Mei hingga Juni 2016,, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis adjektiva kualifikatif yang terdapat pada artikel dan mengetahui maknanya dalam konotatif atau denotatif. Agar tujuan tersebut tercapai, untuk identifikasi masalah pertama teori yang digunakan mengenai adjektiva dari Engel di lengkapi dengan DUDEN untuk menganalisis data dan untuk identifikasi masalah kedua menggunakan teori mengenai makna konotatif dan denotatif dari Hannappel dan Melenk. Dalam penelitian ini menerapkan metode kualitatif dalam penyajian datanya. Penelitian ini menganalisis semua penggunaan adjektiva yang ada dan mengklasifikasikan ke dalam jenis-jenis adjektiva kualifikatif. Selenjutnya jenis-jenis adjektifa kualifikatif diidentifikasikan ke dalam makna konotatif atau denotatif. Pada akhir penelitian diperoleh hasil berupa jenis-jenis adjektiva kualifikatif yang terdapat dalam artikel serta mengetahui maknanya dalam konotatif atau denotatif. Kata kunci: Adjektiva, Adjektiva Kualifikatif, konotatif, denotatifItem adjektiva mottainai, oshii, dan zannen serta padanannya dalam bahasa sunda: kajian semantis(2014-07-21) ISNA SHOLIHATUNNISA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Bahasa Jepang memiliki banyak kata yang bersinonim. Salah satunya adalah kata mottainai, oshii, dan zannen yang memiliki makna “sayang” atau menyatakan makna “kecewa” dan “penyesalan”. Dalam pengggunaannya ketiga adjektiva tersebut sering menimbulkan pertanyaan. Penelitian ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dengan menggunakan pendekatan semantik dengan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan menyusun data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber. Kemudian data tersebut diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan. Adapun yang menjadi hasil penelitian ini yaitu kata mottainai, oshii, dan zannen bersinonim, dan ada kalanya bisa saling menggantikan. Mottainai digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang sia-sia, mubazir, atau pemborosan. Oshii digunakan untuk menunjukkan peristiwa yang nyaris berhasil dan menunjukkan perasaan tidak ingin kehilangan barang berharga. Zannen digunakan untuk menunjukkan kekecewaan atau penyesalan terhadap harapan yang tidak terwujud. Dalam bahasa Sunda mottainai dapat dipadankan dengan mubah, mubadir, lebar, dan nyaah. Oshii dapat dipadankan dengan hanjakal, lebar, dan nyaah. Sedangkan zannen dapat dipadankan dengan kata handeueul. Kata kunci: Semantik, Sinonim, Padanan, Mottainai, Oshii, ZannenItem ADJEKTIVA SERAPAN DARI BAHASA LATIN DALAM BAHASA RUSIA(2013-01-23) RYAN ISHAQ; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSkripsi ini berjudul Adjektiva Serapan dari Bahasa Latin dalam Bahasa Rusia (Tinjauan Morfologis). Pada skripsi ini dibahas proses pembentukan adjektiva serapan dari bahasa Latin ke bahasa Rusia dan klasifikasi adjektiva tersebut. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis-deskriptif. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Vinogradov (1954), Valgina (1962), Kalinina (1975), Pulkina (1975), Svedova (1984), Rozental (1998), Lekant (1999), Rozental (2001), dan Dibrova (2002). Sumber data yang digunakan diperoleh dari teks artikel-artikel berbahasa Rusia yang terdapat pada Koran online “Rossiskaya Gazeta” yang diunduh melalui situs www.rg.ru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembentukan adjektiva serapan dari bahasa Latin ke bahasa Rusia menggunakan tiga cara, yaitu dengan penyesuaian ejaan, penyesuaian ejaan dan lafal, dan tanpa penyesuaian.