S1 - Sarjana
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S1 - Sarjana by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 3305
Results Per Page
Sort Options
Item GAYA BAHASA METAFORA PADA NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA DAN TERJEMAHANNYA: KAJIAN PENERJEMAHAN(2006) SIGIT YUDHA PERWIRA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Dalam penelitian ini, penulis membahas gaya bahasa metafora dalam novel The Rainbow Troops setelah diterjemahkan dari novel Laskar Pelangi. Penelitian ini mencakup metafora bahasa sumber yang diterjemahkan menjadi metafora pada bahasa sasaran dan metafora yang diterjemahkan menjadi makna figuratif pada Novel Laskar Pelangi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah:Ditemukan 5 jenis metafora dari Laskar Pelangi maupun The Rainbow Troops yaitu: dead metaphor, cliché metaphor, adapted metaphor, recent metaphor dan original metaphor. Terdapat dua macam pilihan penerjemah dalam menerjemahkan Laskar Pelangi. Pertama, mempertahankan metafora dengan merubah image dan object sesuai dengan latar kebudayaan atau konteks dari bahasa sasaran tetapi tetap mempertahankan sense. Terdapat dua jenis metafora yang selalu dipertahankan di bahasa sumber maupun bahasa sasaran yaitu dead metaphor dan recent metaphor. Kedua, menggunakan frasa atau kata yang memiliki makna non-konfiguratif.Item Ketidakadilan Yang Tercermin Dalam Novel Les Versets du Pardon Karya Myriam Antaki(2007) RAFAEL BUTAR BUTAR; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSkripsi ini berjudul “Ketidakadilan yang Tercermin dalam Novel Les Versets du Pardon karya Myriam Antaki” yang bersumber dari novel yang ditulis oleh pengarang pada tahun 1985. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan gambaran tentang ketidakadilan yang dihadapkan pada tokoh utama, serta sebab dan akibat yang ditimbulkan dari ketidakadilan itu sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan analisis alur, analisis tokoh, dan analisis latar. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab pertama adalah pendahuluan, bab kedua merupakan tinjauan pustaka, lalu bab tiga berisikan objek penelitian, bab empat merupakan analisis, dan bab terakhir berisi simpulan dari analisis yang telah dikaji. Dari seluruh penelitian yang telah dianalisis ini menunjukkan bahwa kejadian dan peristiwa yang dihadapkan pada tokoh utama merupakan suatu bentuk ketidakadilan yang dapat menghasilkan kembali sebuah ketidakadilan bagi dirinya sendiri dan sekitarnya.Item REKONSTRUKSI TEKS WAWACAN CARIOS SAWARGALOKA, KISAH ASAL-USUL PADI DALAM TRADISI MASYARAKAT SUNDA: SUNTINGAN TEKS DAN TERJEMAHAN(2007) ADITYA PRATAMA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian ini berjudul Rekonstruksi Teks Wawacan Carios Sawargaloka, Kisah Asal-usul Padi dalam Tradisi Masyarakat Sunda: Suntingan Teks dan Terjemahan yang merupakan sebuah kajian filologis terhadap naskah Wawacan Carios Sawargaloka (WCS). Tujuan penelitian ini adalah menyajikan teks yang paling dianggap mendekati aslinya, serta menyajikan dalam bahasa Indonesia. Objek yang digunakan dalam penelitian ini WCS berasal dari Garut dan PNRI. Sehubungan hal tersebut, dengan metode edisi metode naskah banyak (codex multus) yaitu metode landasaan. Teori-teori dalam penelitian ini meliputi; kritik teks dan empat kategori kasus salah tulis (substitution ‘pergantian’, omission ‘penghilangan’, adition ‘penambahan’, dan transposition ‘perubahan’) yang dikemukakan Reynolds dan Wilson (1974) dan sebagai parameternya yaitu metrum teks, tataran gramatikal, unsur leksikal, prinsip bacaan yang sulit, dan mempelajari karya sebanding yang disarankan oleh Robson (1994). Terjemahan menggunakan teori yang dikemukakan Catford (dalam Djajasudarma, 1998: 117) Teks WCS telah diedisi dengan naskah landasan WCS dari Garut. Persentase penelitian dari penyimpangan salah tulis yang terdapat pada naskah sumber edisi yakni: substitusi 32,7%, omisi 58,7 %, adisi 6,6 %, dan transposisi 2 %. Omisi merupakan penyimpangan tertinggi. Hal tersebut disebabkan kondisi fisik naskah landasan yang rusak (corruptella). WCS sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Karena banyaknya naskah WCS, naskah ini terbuka untuk diteliti lebih meluas dan mendalam.Item LEGALISASI UNDIAN BERHADIAH DI INDONESIA Dari Porkas Hingga Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB) Pada Tahun 1986-1993(2009) BOBBY BANGKIT H; Widyonugrahanto; Etty SaringendyantiABSTRAK Skripsi ini berjudul “Legalisasi Undian Berhadiah di Indonesia: Dari Porkas Hingga Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB) Pada Tahun 1986-1993”. Pembahasan berfokus pada upaya pemerintah dalam pembuatan kebijakan terkait pelaksanaan Undian Kupon Berhadiah yang dikelola langsung di bawah kendali pemerintah, sampai pada tahap pelaksanaan kebijakan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari tahap heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ialah kebijakan publik, yang di dalamnya terdapat unsur aktor pembuat kebijakan serta arah tindakan dalam mengatasi suatu masalah, yang digunakan untuk menganalisis upaya pelaksanaan undian berhadiah tersebut. Kebijakan pemberlakuan undian ini menjadi suatu keperluan yang mendesak karena mulai banyaknya praktek perjudian lotere buntut pada masa Orde Baru serta upaya pemerintah menggalang dana dari masyarakat yang akan disalurkan guna penanggulangan masalah-masalah sosial dan peningkatan prestasi olahraga saat itu. Berbagai upaya pelaksanaan kebijakan dilakukan pemerintah yang berkuasa saat itu mulai dari membuat peraturan tentang peredaran undian berhadiah Porkas sampai kepada pelaksanaan kupon undian SDSB. Pelaksanaan kebijakan legalisasi undian berhadiah itu tidak lepas dari peranan tokoh serta situasi politik yang berkembang saat itu.Item PESAN MORAL BUKU CERITA BERGAMBAR HEISEI TANUKI GASSEN POMPOKO KARYA TAKAHATA ISAO Pendekatan Moral(2009) WELLY FAJAR HERMAWAN; Riza Lupi Ardiati; Tidak ada Data DosenSkripsi ini membahas pesan moral dan nilai moral yang terdapat di dalam buku cerita bergambar Heisei Tanuki Gassen Pompoko karya Isao Takahata. Untuk memahami pesan moral dan nilai moral di dalam skripsi ini, penulis mengkaji data menggunakan pendekatan moral. Untuk mengkaji pesan moral penulis menggunakan teori pesan moral dasar dari Suseno (1993: 131-138), sedangkan dalam mengkaji nilai-nilai moral penulis menggunakan teori Djamaris (1993: 22-24) dan teori dari Suseno (1987: 142-150). Selain menggunakan metode pendekatan moral, penulis juga menggunakan metode deskriptif untuk mengklasifikasikan data. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mendiskripsikan pesan moral yang disampaikan oleh Isao Takahata di dalam buku cerita bergambar Heisei Tanuki Gassen Pompoko, serta mengungkapkan nilai moral yang terdapat di dalam buku cerita bergambar Heisei Tanuki Gassen Pompoko. Pesan moral yang terdapat di dalam buku cerita bergambar Heisei Tanuki Gassen Pompoko karya Isao Takahata adalah pesan moral untuk berbuat baik dan pesan moral untuk bersikap adil, sedangkan nilai moral yang ingin disampaikan oleh Isao Takahat di dalam buku cerita bergambar Heisei Tanuki Gassen Pompoko adalah nilai moral dalam hubungan manusia dengan alam yaitu memelihara dan melestarikan alam serta memanfaatkan alam, nilai moral berusaha keras dan tanggung jawab, nilai moral gotong royong atau bekerja sama, dan nilai keberanian moral.Item Preposisi-Preposisi yang menyatakan waktu dalam Bahasa Rusia(2010) PUTRY ANUGRAH SYAKTI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSkripsi ini berjudul Penggunaan Preposisi-Preposisi yang Menyatakan Waktu dalam Bahasa Rusia. Dalam skripsi ini dibahas preposisi yang menyatakan waktu serta makna-makna yang dinyatakan oleh preposisi ini. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analisis dengan mengaplikasikan teori-teori dari, Akhmanova ( 1966), Vinogradov (1954, 1960 dan 1971), Valgina (1962), Pulkina (1975), Kalinina dan Anikina (1975), Allen (1978), Rozental (2001), Varvara (1810), dan Walgina (1962). Data yang telah dianalisis dari artikel berbahasa Rusia dan di unduh melalui web www.ruscorpora.ru Hasil penelitian menunjukkan bahwa preposisi-preposisi yang menyatakan waktu memiliki makna-makna yaitu; di/pada, sejak/dari, pada/menjelang, dari, tentang, untuk/bagi, di bawah, tanpa, hingga/sampai, sesudah/selang. Abstract This thesis entitled of Using Prepositions which stated the time in Russia (A review of Morphology-semantic). In this thesis are discussed how the forms of the preposition in the dative and the meanings expressed by prepositions in the dative case. In this study used descriptive analysis method by applying theories of, Akhmanova ( 1966), Vinogradov (1954, 1960 dan 1971), Valgina (1962), Pulkina (1975), Kalinina dan Anikina (1975), Allen (1978), Rozental (2001), Varvara (1810), dan Walgina (1962). Data has been analyzed from Russian language article and been downloaded through web www.ruscorpora.ru. The results of research shows that prepositions which stated time, it has a meaning that is; in/on, since/of, on/before, of, about, for/to, below, without, untill/till, after.Item Pola Kalimat Tunggak Pada Berita Acara Pemeriksaan di Polsek Jatinangor(2010) MUHAMMAD BIRAN ARIANDY; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kalimat tunggal yang ada pada Berita Acara Pemeriksaan di Polsek Jatinangor. Berita Acara Pemeriksaan merupakan dokumen pemerintah yang bersifat rahasia, sehingga masyarakat pada umumnya tidak pernah mengetahui isi dalam Berita Acara Pemeriksaan tersebut. Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk mengetahui kajian sintaksis yang terdapat pada Berita Acara Pemeriksaan tersebut. Kajian sintaksis tersebut terfokus pada Pola Kalimat Tunggal yang terdapat pada Berita Acara Pemeriksaan. Pada Berita Acara Pemeriksaan pada umumnya menggunakan pola kalimat tunggal yang mengggunakan kalimat tanya. Pola kalimat tunggal yang dominan muncul pada Berita Acara Pemeriksaan seperti SP, SPO, SPOK, SPPel, SPOPelK. dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pola kalimt yang sering muncul pada Berita Acara Pemeriksaan adalah Pola Kalimat SP.Item Item Pernyataan Ketidaksetujuan dalam Film "Qu`est-ce Qu`On Fait au Bon Dieu?"(2011) IKMAL AWFAR; Vincentia Tri Handayani; Nurul Hikmayaty SaefullahSkripsi ini berjudul “Pernyataan Ketidaksetujuan dalam Film Qu’est-ce qu’on fait au bon dieu?” yang bertujuan untuk mendeskripsikan variasi jenis pernyataan ketidaksetujuan dan bagaimana pernyataan ketidaksetujuan tersebut digunakan dalam film Qu’est-ce qu’on fait au bon dieu?. Sumber data dalam skripsi ini adalah percakapan yang berisi pernyataan ketidaksetujuan dalam film. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode analisis deskripsif dan teori yang digunakan adalah teori pragmatik dari Morris dalam Bracops (2006) dan Moeschler dan Reboul (1994), teori tindak tutur dari Searle dalam Bracops (2006), Austin dalam Kasher (1998), dan Searle dalam Cutting (2002), teori implikatur dari Grice dalam Bracops (2006) dan Yule (1996), teori ketidaksetujuan dari Debyser (1979) dan Trosborg (1995) dan teori konteks dari Leech (1983) dan Cutting (2002). Hasil yang diperoleh dari penelitian skripsi ini adalah terdapat tiga jenis pernyataan ketidaksetujuan di dalam film Qu’est-ce qu’on fait au bon dieu?; 9 data pernyataan ketidaksetujuan dengan penggunaan kata (leksikal) berupa verba, ajektiva, ekspresi, dan nomina, 18 data pernyataan ketidaksetujuan dengan penggunaan struktur kalimat (sintaksis) berupa kalimat interogatif, dan negatif, dan 13 data pernyataan ketidaksetujuan dengan penggunaan argumen (diskursif) berupa argumen klaim dan alasan.Item PENGUNGKAPAN RAHASIA DALAM NOVEL UN SECRET KARYA PHILIPPE GRIMBERT(2011) MUHAMMAD RIDLA ALFARUQI; Mega Subekti; Sri Rijati WardianiSkripsi yang berjudul “Pengungkapan Rahasia dalam Novel Un Secret Karya Philippe Grimbert” bertujuan untuk mengungkap rahasia keluarga tokoh utama beserta rahasia-rahasia apa saja yang terungkap dalam dalam novel. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis struktural. Analisis tersebut meliputi hubungan sintagmatik yang memperlihatkan susunan alur secara tekstual dan logis. Analisis ini juga digunakan hubungan paradigmatik yang menjelaskan analisis tokoh. Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab pertama merupakan pendahuluan, bab kedua berisikan tinjauan pustaka, bab ketiga adalah objek penelitian, bab keempat merupakan analisis, dan bab terakhir berisi simpulan dari analisis yang telah dikaji beserta sinopsis. Dari rangkaian analisis tersebut menunjukkan bahwa kehidupan tokoh utama diliputi oleh rahasia keluarga. Rahasia tersebut membuat tokoh utama menjadi sosok yang terbuka.Item Resistensi Tokoh Utama terhadap Kelainan Jiwa Sang Ayah dalam Novel Profession du Pre Karya Sorj Chalandon(2012) DESI SULISTIOWATI; Tania Intan; Mega SubektiSkripsi ini berjudul “Resistensi Tokoh Utama terhadap Kelainan Jiwa Sang Ayah dalam Novel Profession du Père” yang bersumber pada karya sastra diterbitkan pada tahun 2015 oleh Grasset. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan resistensi tokoh utama terhadap perlakuan ayahnya yang mythomania, dan menguraikan wujud resistensi yang ditunjukan tokoh utama. Untuk menganalisis permasalahan tersebut, maka metode yang digunakan adalah analisis deskriptif yang berupa teori analisis secara struktural, yaitu alur, tokoh termasuk hubungan antar tokoh, latar, sudut pandang, lalu dibantu dengan teori pendukung mengenai psikologi sastra. Dari seluruh rangkaian analisis ini, hasil yang terlihat adalah bahwa seorang anak dapat memunculkan resistensi terhadap ayahnya sendiri yang mempunyai kelainan jiwa agar ia tetap sadar.Item awal mulanya budaya malu dan perkembangannya hingga era heisei(2012) FERDHY PRANANDA S; Puspa Mirani Kadir; Tidak ada Data DosenPenelitian ini mengkaji mengenai budaya malu dan perkembangannya serta apa positif dan negatif yang dapat dipelajari dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari sebagai pedoman hidup atau sebagai pengontorl perilaku pribadi. Budaya malu sendiri merupakan asal muasal identitas yang membentuk kepribadian dan kedisiplinan orang Jepang. Penelitian ini mengacu kepada teori Ruth Benedict (1982) dan Sakuta Keichi (1967) sebagai sumber mengenai bagaimana budaya malu dapat dipahami oleh orang awam, dan menggunakan teori perubahan sosio kultur Yehudi A.Cohen dan Schoorl (1983) serta didukung dengan teori Modernisme Chris Barker (2003) sebagai pembanding budaya malu zaman dahulu dan modern dengan menggunakan metode deskritif analisis. Budaya malu dalam penelitian ini lebih cenderung tergolong ke bentuk naimenteki atau rangsangan dari dalam. Di Jepang budaya malu banyak mengalami perubahan karena adanya globalisasi sehingga dapat terkikis sesuai dengan berjalannya waktu dan adanya budaya asing yang masuk secara bertahap ke Jepang.Sebenarnya budaya ini sangat bagus jika dapat diaplikasikan oleh negara lain namum begitu budaya menghukum diri sendiri tidak sampai harus bunuh diri termasuk seppuku atau yang lebih kita kenal dengan harakiriItem MAKNA VERBA ORIRU ORIRU , KUDARU DAN SAGARU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG ( SATU KAJIAN SEMANTIK )(2012-07-10) RIKHO SAPUTERA O S; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini ini menjelaskan tentang makna dan penggunaan verba oriru, kudaru, dan sagaru dalam kalimat Bahasa Jepang. Ketiga verba tersebut saling bersinonim, atau memiliki arti yang sama dalam Bahasa Indonesia, yaitu ‘turun’. Kesamaan arti ini menyebabkan para pembelajar Bahasa Jepang kesulitan dalam membuat kalimat yang benar. Dari penelitian ini, diketahui makna dan penggunaan ketiga verba tersebut, dan kapan verba-verba tersebut dapat saling bersubstitusi. ABSTRACT This research explained the senses of meaning of the verb oriru, kudaru, and sagaru in Japanese sentences. Those three verbs are synonymous, have same basic meaning in Indonesia, which is ‘turun’. This sameness of meaning makes students have difficulty to make correct Japanese sentences. Based on this research, the senses of meaning and the functions of those verbs and when the verbs are able to be substituted in a sentence had been known.Item NUMERALIA PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA: SUATU KAJIAN SINTAKSIS(2012-07-11) DZULFIQAR NALENDRA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenSkripsi ini berjudul “Numeralia Pengisi Fungsi Predikat dalam Bahasa Indonesia: Suatu Kajian Sintaksis†. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dengan metode ini, digambarkan secara sistematis dan akurat mengenai data, sifat-sifat, serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti. Data penelitian ini bersumber dari data tulis yang terdapat pada surat kabar dan karya sastra. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi numeralia dan jenis-jenisnya, fungsi sintaktis, kategori sintaktis, peran sintaktis, kata, frasa, klausa, dan kalimat. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah jenis-jenis numeralia pengisi fungsi predikat, konstruksi numeralia pengisi predikat, dan makna yang dapat diemban predikat berupa numeralia. Dari hasil analisis, ditunjukkan bahwa jenis-jenis numeralia yang dapat mengisi fungsi predikat secara mandiri, yaitu numeralia pokok tentu, numeralia pokok kolektif yang dilekati sufiks -an, yang dilekati prefiks ber- + num R, dan yang dilekati prefiks ke- + num R + -nya, numeralia pokok distributif, numeralia pokok taktentu, numeralia ukuran, numeralia tingkat, dan numeralia pecahan. Selain dapat mengisi fungsi predikat, numeralia juga dapat mengisi fungsi subjek, pelengkap, dan keterangan. Konstruksi numeralia pengisi predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa kata dan berupa frasa. Makna yang diemban predikat berupa numeralia dalam bahasa Indonesia, yaitu makna jumlah, ukuran, urutan/tingkat, dan waktu.Item PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA DALAM BAHASA INDONESIA(2012-07-12) HARITS UTAMA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi yang berjudul “Pemakaian Deiksis Persona dalam Bahasa Indonesia†merupakan penelitian terhadap bentuk pronomina persona berdasarkan penggunaannya dalam percakapan sehari-hari. Pronomina persona dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi tiga bentuk, pronomina persona pertama, kedua, dan ketiga yang masing-masing dibedakan pula dalam bentuk tunggal dan jamak. Pemakaian pronomina atau kata ganti orang ini acapkali keluar dari kaidah yang semestinya. Skripsi ini bertujuan meneliti pemakaian pronomina persona dalam bahasa Indonesia serta bentuk pemakaian pronomina persona yang menyimpang dari kaidah mengaturnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif berusaha memberikan gambaran secara apa adanya berdasarkan data kebahasaan yang ada dalam percakapan sehari-hari, baik lisan maupun tertulis. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada kaidah dalam penggunaan pronomina. Penggunaan kata ganti diri diatur dalam aspek kesantunan berkomunikasi. Ada kalanya penutur menggunakan kata ganti diri yang menunjukkan kesopanan jika berhadapan dengan lawan tutur yang lebih tua dan ada kalanya penutur menggunakan kata ganti diri yang menunjukkan keakraban jika berhadapan dengan lawan tutur yang sebaya atau lebih muda. Penggunaan bahasa semacam ini memperhatikan aspek sosiolinguistik dalam tindak komunikasi. Selain itu, hasil penelitian ini juga membuktikan adanya pembalikan dalam pemakaian kata ganti persona. Namun, pembalikan ini merupakan suatu hal yang lazim dilakukan oleh penutur bahasa Indonesia. Adapun macam-macam pembalikan deiksis persona yang diteliti adalah bentuk persona pertama untuk menunjuk persona kedua, bentuk persona pertama untuk menunjuk persona ketiga, bentuk persona kedua untuk meunjuk persona pertama, bentuk persona kedua untuk menunjuk persona ketiga, bentuk persona ketiga untuk menunjuk persona pertama, dan bentuk persona ketigauntuk menunjuk persona kedua. ABSTRACT .Prethesis titled “Pemakaian Deiksis Persona dalam Bahasa Indonesia†(The Usage of The Personal Deixis in Indonesian Language) is a study about the form of personal pronouns based on its use in daily conversation. Personal pronouns in Indonesian Language was classified in three forms, the first, second, and third pronominal. Each form was again classified as single and mass form. The use of pronoun oftenly out of its actual rule. This pre thesis was made to learn about the use of personal pronouns in Indonesia Language as well as the incorrect use of it. This study was performed under descriptive method. Descriptive method shows actual condition based on language data collected from daily conversation, either verbal or non-verbal. The result of this study shows that there is a rule in using pronominal. The use of pronominal to address the speaker himself regulated in modesty aspect of communication. There is a moment for the speaker to use pronominal wich addressing himself to show respect when he communicate with someone older, and there is another moment when the speaker use pronominal to show hospitality when he communicate with someone peer or younger. These kind of use related to the sosiolinguistic aspect in communication. This study also shows the incorrect use of personal pronoun. However, this error was excusable and commonly performed by Indonesian speaker. The types of a reversal of personal deixis subjects are the first pronominal pointing to the second, the first pronominal pointing to the third, the second pronominal pointing to the first, the second pronominal pointing to the third, the third pronominal pointing to the first, and the third pronominal pointing to the second.Item BENTUK NEGASI VERBA DIALEK OSAKA (SATU TINJAUAN MORFOFONOLOGI)(2012-07-12) REGINA FEBRIA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian ini mengkaji bentuk negasi dalam dialek Osaka, dari sudut morfofonologi. Sesuai dengan latar belakang masalah, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan varian dan proses morfofonemik yang terjadi dalam pembentukan negasi dalam dialek Osaka. Bentuk negasi pada verba merupakan salah satu perbedaan terbesar dalam tata bahasa dialek Osaka. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Data diambil dari skenerio drama, komik dan website. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 3 jenis bentuk negasi dalam dialek Osaka yaitu, –mahen (–masen), –hen (–nai), dan pemendekan bentuk negasi –n. Yang membedakan ketiganya adalah tingkat kesopanannya. ABSTRACT This research discibes negation form in Osaka dialect with morphophonology approaches. Related to the background of research, the aims are to describe the varieties and the morphophonemic processes that occur in the formation of negation in Osaka dialect. Negation on the verb form is one of the biggest differences in the Osaka dialect grammar. The metode used in the research is decriptive. The data is taken from scripts drama, comic, and website. The results of this research show that there are three types of negation form in the Osaka dialect, -–mahen (-–masen), –hen (-–nai), and the short negation form –n. The differentiate the three of them is level of politeness.Item KONFLIK BATIN TOKOH PENDETA SEBASTIAN RODRIGUES DALAM NOVEL CHINMOKU KARYA SHUSAKU ENDO (Melalui Konsep Self dan Imago)(2012-07-12) ADHI DARMADI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Skripsi ini membahas tentang pergolakan batin yang dialami oleh tokoh utama yang terdapat dalam novel “Chinmoku†karya Shusaku Endo yang ditinjau melalui Konsep Self dan Imago. Novel “Chinmoku†(沈黙)memuat perjalanan hidup Sebastian Rodrigues sebagai seorang pendeta sampai akhirnya ia murtad. Novel “Chinmoku†(沈黙)menceritakan perjalanan Sebastian Rodrigues, yaitu seorang pendeta berkebangsaan Portugis yang ditugaskan untuk mencari kebenaran cerita yang beredar di Portugal yang mengatakan bahwa gurunya, yaitu pendeta Christavao Ferreira telah murtad saat ditugaskan ke Jepang, karena penyiksaan yang ia alami di Nagasaki, sesampainya di Jepang, Rodrigues malah mengalami hal yang sama dengan gurunya, Ferreira. Rodrigues bertemu dengan Gubernur Chikugo, Inoue, yang telah membuat gurunya murtad. Setelah mengalami penyiksaan secara psikologis dan pergolakan batin yang hebat, Rodrigues pun murtad. Ia beranggapan bahwa yang ia lakukan adalah untuk menolong umat Kristen Jepang yang sedang disiksa, dan ia juga beranggapan bahwa Kristus pun akan melakukan hal yang sama karena cinta kasihnya yang besar terhadap manusia. ABSTRACT This thesis discusses the inner turmoil experienced by the main character in the novel "Chinmoku" by Shusaku Endo is viewed through the concept of Self and Imago. This novel contains contains Sebastian Rodrigues life journey as a priest until he finally lapsed. Novel "Chinmoku" (沉 é»™) recounts the journey Sebastian Rodrigues, is a Portuguese Pastor who were assigned to search for the truth of the story circulating in Portugal who said that his teacher, pastor Christavao Ferreira had lapsed when assigned to Japan, because of the torture he experienced in Nagasaki , when arrived in Japan, Rodrigues even experienced the same thing with his teacher, Ferreira. Rodrigues met with Governor of Chikugo, Inoue, which has made his teacher apostate. After experiencing the psychological torture and a great internal struggle, Rodrigues was an apostate. He thought that what he did was to help the Japanese Christians who were tortured, and he also thought that Christ would have done the same because of his great love for mankind.Item FUKUGOUKAKUJOShi :NI YOTTE, NI OUJITE, DAN NI MOTOZUITE SUATU TINJAUAN SINTAKSIS DAN SEMANTIS(2012-08-01) RICHARD HARI APRINO; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Bahasa Jepang sangat kaya akan keragaman ruigigo (sinonim) yang dapat ditemukan dalam berbagai kelas kata seperti pada verba, adjektiva, nomina, adverbia, bahkan partikel. Ni yotte, ni oujite, dan ni motozuite merupakan joshi (partikel) yang mempunyai kemiripan secara fungsi dan makna terhadap bahasa Indonesia. Karena terbentuk dari kombinasi joshi dan verba, ketiganya termasuk ke dalam kategori kakujoshi yang disebut fukugoukakujoshi. Pada penulisan skripsi ini ini penulis mencoba mencari tahu tentang struktur, fungsi, dan bagaimana mereka terbentuk dalam kalimat. Dan juga apakah ketiganya dapat saling bersubtitusi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan sintaksis dan semantis. ABSTRACT Japanese language is very rich in diversity of ruigigo (synonym) that can be found in various classes of words such as verbs, adjectives, nouns, adverbs, and even particles. Ni yotte, ni oujite, and ni motozuite is one of those joshi (particles) that have similarities in function and meaning over Indonesian language. Because it is formed from a combination of joshi and verb, all three fall into the category of kakujoshi called fukugoukakujoshi. At the writing of this thesis, the writer tries to find out about the structure, function, and how they are formed in the sentence. And also whether all three can be mutually substitutable. The observation was conducted using syntactic and semantic approaches.Item HUBUNGAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM TIGA NOVEL KARYA ERNEST HEMINGWAY(2012-08-01) AYU TYA FARANY; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Penelitian terhadap tiga novel karya Hemingway, The Sun Also Rises, A Farewell to Arms dan For Whom the Bell Tolls, ini menyajikan hubungan laki-laki dan perempuan yang dilihat dalam konteks kajian maskulinitas melalui penggunaan teknik penceritaan,yaitu suara dan karakterisasi dalam upaya menunjukkan dominasi yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan bagaimana kedua teknik penceritaan tersebut, yang dikaji melalui teori naratologi Chatman, dan dilihat dalam konteks kajian maskulinitas yang diajukan Alice Ferrebe, menunjukkan upaya dominasi yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan untuk mencapai kesuksesan hubungan dan maskulinitasnya. Berdasarkan hasil analisis, hubungan laki-laki dan perempuan yang disajikan dalam ketiga novel ini menunjukkan kegagalan jika dilihat dalam konteks upaya pembentukan maskulinitas tokoh laki-laki. ABSTRACTThis research on three novels by Hemingway, The Sun Also Rises, A Farewell to Arms, and For Whom the Bell Tolls, presents the relationship of men and women seen through the context of masculinity studies operating through the using of narrative technique namely voice and characterization in indicating the domination which is done by the man to the woman. This thesis aims to show how those narrative techniques which is examined through Chatman‟s narratology theory and seen through the context of masculinity studies by Alice Ferrebe show the efforts of domination which is done by a man to a woman to attain the success of relationship and the masculinities. According to the analysis, the relationship of men and women presented in these three novels shows failure, seen through the context of aiming the attainment of men masculinity.Item PELANGGARAN PRINSIP SOPAN SANTUN PADA SASOI HYGEN BAHASA JEPANG SATU TINJAUAN SOSIOPRAGMATIK(2012-08-01) RIMA KOSALIN; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Sopan santun merupakan hal yang penting dalam mewujudkan komunikasi yang harmonis antar manusia. Sopan santun dapat diaplikasikan pada hampir setiap tindak ujar, salah satunya pada tindak ajakan. Ajakan dalam Bahasa Jepang disebut sasoi hyÅ gen. Dalam berkomunikasi, pembelajar bahasa terkadang melakukan kesalahan pemakaian bahasa, termasuk dalam pemakaian sasoi hyÅ gen. Penelitian ini berfokus pada penggunaan sasoi hyÅ gen oleh pembelajar Bahasa Jepang secara sosiopragmatik. Metode penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Dasar teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori sopan santun dari Leech (1983). Sedangkan metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah metode survey. Responden adalah mahasiswa Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran angkatan 2009. Dari segi sosiopragmatik dapat diketahui adanya beberapa maksim pada prinsip sopan santun yang dilanggar pada penggunaan sasoi hyÅ gen oleh responden. Maksim-maksim tersebut adalah maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, dan maksim penghargaan. ABSTRACT Politeness is one of the most important things to create a harmonic interpersonal communication. Politeness is applicable for most of speech acts; one of them is “invitation†act. In Japanese, “Invitation†is called sasoi hyÅ gen. Japanese language learner sometimes makes some mistakes in the use of language, one of the mistakes is in expressing sasoi hyÅ gen. This study is focused in sasoi hyÅ gen usage by Japanese language learner with sociopragmatic approachment. This study is using descriptive method in describing the result of the analysis. Ground theory which used in this study is politeness principles theory by Leech (1983). Survey Method is applied in this study as the method for data collection. The respondents are college students who are currently studying at Japanese Literature Program, Cultural Knowledge Faculty, Padjadjaran University. From sociopragmatic point of view, we can understand that some of sasoi hyÅ gen that used by respondents are not observing certain maxims of politeness principle. Which are tact maxim, generosity maxim, and approbation maxim.