Teknologi Industri Pertanian (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Teknologi Industri Pertanian (S1) by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 213
Results Per Page
Sort Options
Item PEMANFAATAN LIMBAH PADAT KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PULP SELULOSA ASETAT(2015) MAULANA MALIK IBRAHIM; Efri Mardawati; Fahmi RizalSelulosa merupakan senyawa organik yang sangat penting di dunia industri, terutama pada bidang pembuatan kertas, bioplastik, dan produk lain yang berbahan dasar selulosa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio bahan baku antara TKKS dan fiber yang paling mendekati dengan standar SNI yang ada. Pembuatan bubur (pulp) dapat dibuat dari bahan baku yang mengandung selulosa seperti kelapa sawit. Rasio bahan baku yang digunakan antara TKKS dan fiber adalah 100 : 0, 75 : 25, 50 : 50, 25 : 75, 0 : 100. Sampel yang dilakukan pada penelitian ini adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan fiber buah sawit. Prosedur yang dilakukan menggunakan metode delignifikasi untuk mengurangi kadar lignin di dalam bahan baku. Kemudian menggunakan metode asetilasi untuk mengganti gugus hidroksil menjadi gugus asetil di dalam glukosa bahan baku. Hasil penelitian menghasilkan bahwa pulp yang berbahan dasar TKKS memiliki kandungan rendemen paling tinggi yaitu 31.82%. Kemudian, sampel dengan rendemen tertinggi kedua yaitu campuran antara kedua bahan dengan rasio TKKS sebesar 50% dan fiber sebesar 50% dengan rendemen sebesar 32.31%. Kesimpulan yang dapat diambil adalah sampel dengan rendemen tertinggi menghasilkan nilai biodegradabilitas tertinggi. Namun, sampel dengan rendemen terendah menghasilkan kadar asetil paling tinggi.Item Pengaruh Konsentrasi Substrat Terhadap Produksi Bioetanol Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Metode Sakarifikasi Dan Fermentasi Simultan (SSF)(2018-10-01) ALLYZA VIANTI PUTRI; Efri Mardawati; Sarifah NurjanahTandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah yang dihasilkan dari pengolahan minyak kelapa sawit dan berpotensi sebagai bahan baku pembuatan bioetanol karena memiliki kandungan selulosa. Pembuatan etanol dilakukan dengan metode Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSF), yaitu metode yang menjalankan proses hidrolisis dan fermentasi secara serentak dalam satu wadah untuk mendapatkan lama reaksi yang lebih cepat dan menghemat biaya. Pretreatment untuk menguraikan senyawa lignin dilakukan menggunakan larutan basa. Hidrolisis dilakukan secara enzimatik dengan enzim selulase selama 48 jam di incubator shaker. Setelah itu dilanjutkan dengan fermentasi selama 12 jam dengan menambahkan inokulum Zymomonas mobilis. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental dengan analisis deskriptif. Tujuan penelitian yaitu mengamati pengaruh variasi konsentrasi substrat TKKS (3%; 6%; 9%; 12%; 15%) terhadap pertumbuhan mikroorganisme dan perolehan bioetanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin tinggi glukosa yang dihasilkan dimana glukosa tertinggi (3,189 g/L) dihasilkan dari TKKS 15%. Kadar etanol tertinggi (0,246 g/L) didapatkan pada fermentasi substrat TKKS 9% selama 3 jam. Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin rendah yield produk per substrat dimana yield tertinggi adalah 0,096 g/g pada konsentrasi TKKS 3%.Item Penyusunan Standard Operating Procedures (SOP) Penanganan Brokoli pada PT. Bimandiri Agro Sedaya(2018-10-09) ARIF RAHMAN; Irfan Ardiansah; Totok PujiantoPT. Bimandiri Agro Sedaya merupakan perusahaan agroindustri yang bergerak pada bidang penanganan pasca panen sayur dan buah yang beroperasi sejak tahun 2003. Memiliki pasar utama berupa beberapa supermarket di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Salah satu komoditas sayuran yang memiliki permintaan tinggi dan memiliki harga jual tinggi di PT. Bimandiri Agro Sedaya yaitu brokoli. Dalam penanganan brokoli, PT. Bimandiri Agro Sedaya belum mengikuti standar kegiatan penanganan sayuran yang baik, sehingga menimbulkan masalah berupa penggunaan bahan kemas berlebihan, penyelesaian waktu sembarang, dan penurunan kualitas mutu. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun SOP penanganan brokoli pada PT. Bimandiri Agro Sedaya, sebagai usulan untuk mempertahankan mutu brokoli, meningkatkan efisiensi penggunaan bahan kemas, dan efektifitas dalam kegiatan penanganan. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat sebagai SOP penanganan brokoli pada perusahaan sejenis yang bergerak dalam bidang penanganan pasca panen. Untuk memudahkan dalam proses pemahamannya, SOP dibuat dalam bentuk deskriptif dan chart, dengan tahapan penelitian berupa (1) observasi secara langsung terhadap kegiatan penanganan, wawancara mendalam, pengambilan data waktu dan identifikasi, (2) studi literatur terhadap kesesuaian hasil observasi dan masalah yang ditemukan dengan berbagai literatur untuk menghasilkan perbaikan serta pemecahan masalah, (3) penyusunan SOP berdasarkan pedoman Good Handling Practice menurut Peraturan Menteri Republik Indonesia NOMOR 73/Permentan/OT.140/7/2013 dan (4) klarifikasi kepada para ahli dan pihak perusahaan. Hasil penelitian ini berupa tersusunnya SOP dengan perbaikan sebanyak 39% dari seluruh kegiatan penanganan brokoli di PT. Bimandiri Agro Sedaya, berupa perbaikan sanitasi diri karyawan, sanitasi alat kegiatan, pencatatan serta penentuan batas maksimum penggunaan bahan kemas, penentuan waktu baku kegiatan dan penyusunan instruksi kerja. Kata kunci: Standar Operating Procedures (SOP), Brokoli, Efektivitas, Efisiensi, Good Handling Practice.Item Pengaruh Pretreatment Organosolv terhadap Degradasi Lignin pada Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Bioetanol(2018-10-11) IBAD BADRUZAMAN; Sarifah Nurjanah; Efri MardawatiTelah dilakukan pretreatment organosolv terhadap tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan baku bioetanol. Penelitian ini mengkaji optimasi proses preteatment organosolv terhadap tandan kosong kelapa sawit. Pelarut yang digunakan dalam proses pretreatment organosolv adalah etanol. Pretreatment organosolv mampu mendegradasi lignin pada tandan kosong kelapa sawit sehingga mempermudah proses hidrolisis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan eksperimental dengan Response Surface Methodology (RSM) khususnya Box-Behnken Design (BBD) dengan bantuan perangkat lunak Design Expert 10.0.2 yang digunakan untuk menganalisis kondisi optimum proses pretreatment organosolv dengan variabel konsentrasi etanol, waktu pretreatment, dan ukuran partikel substrat. Degradasi lignin terbaik didapatkan pada kondisi 65% (v/v) konsentrasi etanol, 65 menit waktu reaksi, dan 50 mesh ukuran partikel substrat dengan besar degradasi lignin 27,68% (b/b). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pretreatment organosolv dapat digunakan untuk mendegradasi lignin pada tandan kosong sawit sebagai bahan baku bioetanol.Item Implementasi Zat Warna Alami Terhadap Sediaan Lip Balm dari Ekstrak Daun Adam Hawa (Rhoeo discolor)(2018-10-17) YUDHI ADITIA RAHMAT; Anas Bunyamin; Dwi PurnomoLip balm adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk melindungi bibir kering dan dengan memiliki warna yang menarik agar dapat memikat hati konsumen. Zat warna yang baik bagi kesehatan dapat diperoleh dari alam. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan pewarna alami adalah daun Adam Hawa (Rhoeo discolor) karena mengandung senyawa antosianin. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hasil total kandungan antosianin paling tinggi dari variasi pelarut dan lama waktu maserasi, mengetahui jumlah konsentrasi penggunaan zat warna alami dari daun Adam Hawa (Rhoeo discolor) yang disukai oleh panelis, serta mengetahui mutu lip balm yang telah menggunakan zat warna alami Adam Hawa (Rhoeo discolor). Tanaman Adam Hawa di ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan variasi waktu lama maserasi 1, 3, dan 5 hari dan variasi konsentrasi etanol 96%, 80%, 70%. Ekstrak antosianin kemudian diuji mutunya dengan beberapa parameter meliputi determinasi tanaman, kadar air bahan, kadar sisa pelarut, pH, dan total kandungan antosianin. Ekstrak yang memiliki kandungan antosianin paling tinggi dijadikan bahan baku formulasi lip balm dengan konsentrasi 0%, 8%, 12%, dan 16%. Sediaan lip balm kemudian diuji mutunya meliputi uji fisik dan uji kimia. Hasil pengujian mutu ekstrak menunjukkan total kandungan antosianin paling tinggi sebesar 237,3 mg/100g pada perlakuan maserasi hari ke tiga menggunakan pelarut etanol 96%. Evaluasi mutu lip balm dari hasil keseluruhan formulasi menunjukkan bahwa keempat formulasi sediaan lip balm yang dibuat memiliki titik leleh 68-70oC, memenuhi syarat mutu SNI 16-4769-1998, homogenitasnya sediaan tidak homogen, memiliki pH 3,68-5,86 (mendekati pH kulit). Sediaan lip balm tidak menimbulkan iritasi pada kulit dan aman digunakan. Formulasi lip balm yang paling banyak disukai oleh panelis dari jumlah rata-rata parameter warna, aroma, dan kelekatan yaitu menggunakan konsentrasi 12% dengan jumlah rata-rata 10,63.Item Evaluasi Penerapan GMP (Good Manufacturing Practice) Pada Industri Rumahan Telur Asin "LS"(2018-10-18) MELVINA NUR SABRINA; Anas Bunyamin; Roni KastamanMasa yang akan datang sistem perdagangan internasional akan bebas dan lebih terbuka. Dampak dari perdagangan internasional yaitu industri makanan dan minuman tidak jauh dari isu keamanan pangan, sehingga para produsen harus memperhatikan syarat-syarat untuk mengurangi resiko yang dapat merugikan kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi prodak pangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan GMP pada Industri Rumahan Telur Asin “LS” dengan maksud untuk meningkatkan kualitas dan menjamin mutu produk telur asin industri rumahan yang aman dan sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen. Penelitian ini merupakan studi kasus penerapan GMP pada industri rumahan telur asin “LS” yang dijelaskan secara deskriptif. Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Teknik Pengumpulan data analisis Balanced Scorecard dilakukan untuk mengevaluasi penerapan GMP dengan cara melakukan observasi lapangan. Teknik pengambilan data analisis Balanced Scorecard kualitatif dilakukan dengan mengambil sampel menggunakan form checklist sebagai responden untuk mengevaluasi penerapan GMP pada Industri Rumahan Telur Asin “LS”.Berdasarkan hasil penelitian diketahui Industri rumahan telur asin “LS” baru memenuhi 95 parameter pada 6 kategori atau 83,33% dari 114 parameter pada 13 kategori pemenuhan GMP. Tidak terpenuhinya kategori GMP pada industri rumahan telur asin “LS” disebabkan Key Person belum mengetahui dan memahami kriteria GMP. Untuk itu disarankan agar industri rumahan telur asin “LS” agar proaktif untuk memahami dan mengimplementasikan GMP sesuai dengan peraturan yang berlaku.Item Tingkat Kesiapan SDM di IKM Roti Arsya dalam Pelaksanaan Standar Good Manufacturing Practice (GMP)(2018-10-18) AMBARWATI UTAMI; Irfan Ardiansah; Totok PujiantoRoti Arsya merupakan industri kecil yang bergerak di bidang pangan, perlu menjamin bahwa produk yang dijual bermutu dan aman untuk dikonsumsi. Good Manufacturing Practice (GMP) merupakan pedoman dalam proses produksi yang digunakan oleh industri pangan dalam rangka penjaminan kualitas dan keamanan produknya. Roti Arsya yang tergolong dalam Industri Kecil Menengah (IKM) memiliki potensi besar untuk menerapkan GMP, namun dari sisi sumberdaya manusianya dianggap masih kurang professional dalam penguasaan teknologi dan pemasaran. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan pengetahuan tentang standar kompetensi yang akan digunakan untuk mengukur tingkat kesiapan SDM di pabrik Roti Arsya dalam pelaksanaan standar keamanan pangan yaitu GMP. Mengukur tingkat kesiapan SDM dalam pelaksanaan GMP membutuhkan standar kompetensi. Standar kompetensi dibuat berdasarkan aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap kerja (attitude), yang selanjutnya dilakukan pembobotan menggunakan Analitical Hierarchy Process (AHP). Pengukuran tingkat kesiapan SDM dalam pelaksanaan GMP dilakukan dengan metode rating scale terhadap kesesuaian kompetensi yang telah dibuat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis dengan pendekatan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesiapan pemilik IKM dan karyawan dalam pelaksanaan standar GMP baru mencapai nilai 58 yang artinya baru memenuhi sebagian kompetensi.Item Evaluasi Penerapan Parameter Pengukuran Kinerja Berbasis Balanced Scorecard pada IKM Briket Arang (Studi Kasus pada CV.X)(2018-10-18) WILLY JANNES S; Totok Pujianto; Devi Maulida RahmahBalanced Scorecard (BSC) adalah salah satu alat ukur kuantitatif sebagai sistem pengukuran, sistem manajemen, dan alat komunikasi untuk mencapai visi yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Berdasarkan itu telah dilakukan penelitian yang membahas seperangkat parameter pengukuran kinerja berbasis pada metode BSC. Pengukuran kinerja juga menjadi bahan evaluasi bagi suatu organisasi untuk berkembang. Dari pengukuran kinerja didapat komponen mana saja yang perlu mendapatkan perbaikan dan komponen mana saja yang sudah baik. Setiap IKM sangat berbeda dengan IKM lainnya, perbedaan tersebut dapat berupa komoditas, jenis produk yang dihasilkan dan juga besarnya jenis usaha tersebut sehingga diperlukan parameter-parameter pengukuran kinerja yang berbeda untuk menentukan setiap IKM. Dalam kasus ini penulis melakukan evaluasi terhadap parameter pengukuran kinerja dari IKM makanan ringan sehingga parameter tersebut dapat digunakan untuk IKM briket arang. Dimana kedua IKM ini memiliki perbedaan antara sektor pangan dan sektor non-pangan. Evaluasi parameter pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menganalisis setiap parameter apakah masih layak dengan mendapatkan informasi dan masukan dari pekerja, pemilik IKM, dan akademisi. Analisis dilakukan dengan melakukan focus group discussion dengan pihak terkait. Dari ke-32 parameter awal ternyata ditemukan perbaikan parameter seperti parameter “banyaknya produk baru”. Parameter tersebut ternyata tidak diperlukan dalam IKM briket arang dikarenakan IKM tersebut tidak mungkin menghasilkan produk baru dari bahan baku yang dimiliki, namun hanya dapat menghasilkan varian baru.Item Penyusunan Standard Operating Procedures (SOP) Produksi Cuanki Instan (Studi Kasus CV. Rosalia Jaya, Cimahi)(2018-10-18) DEUIS ANDINI M P; Totok Pujianto; Devi Maulida RahmahCV. Rosalia Jaya di Cimahi telah beroperasi dari tahun 2013 menjual cuanki instan hingga ke supermarket bahkan hingga mengekspornya melalui pihak ketiga. Dengan produk yang telah terkomersialisasi, maka kualitas produk perlu dijaga. Salah satu hal yang diperlukan dalam penjagaan kualitas yaitu adanya dokumen sistem dan manajemen. Dokumen ini diperlukan pula ketika ingin mendapatkan sertifikasi. Penelitian ini berfokus pada penyusunan dokumen standar yang berbentuk Standard Operating Procedures (SOP) yang berisikan sistem dan tata cara kerja produksi CV. Rosalia Jaya di Cimahi, Jawa Barat. Dalam penyusunan SOP, dilakukan melalui 3 tahapan utama yaitu pengamatan terhadap produksi secara partisipatif, dilanjutkan dengan analisis sistem termasuk cara kerja yang berlaku. Kemudian hasil analisis digunakan untuk merekayasa satu standar kerja yang lebih baik sesuai dengan pedoman Good Manufacturing Practices (GMP). Dalam menganalisis, dilakukan pembuatan peta proses operasi melalui pengamatan langsung. Pengambilan data waktu dilakukan dengan alat bantu berupa stopwatch serta dilakukan wawancara, formchecklist dan dokumentasi sebagai data pendukung. Faktor kelonggaran yang digunakan untuk analisis waktu standar adalah perhitungan Westinghouse. Hasil dari yang diperoleh dari penelitian ini adalah SOP yang bermanfaat untuk memperbaiki proses produksi cuanki instan di CV. Rosalia Jaya. SOP ini dinilai dapat sangat penting dan mutlak dapat diterapkan. SOP yang disusun meliputi perbaikan sebesar 45% dari total aktivitas produksi dalam kondisi riil yang dilakukan usulan perbaikan berdasarkan GMP dari BPOM 2012. Sebagai tambahan parameter kriteria dalam SOP yaitu suhu dan waktu baku proses produksi cuanki instan adalah 1 jam 25 menit.Item Penyusunan Standard Operating Procedures (SOP) Produksi Cuanki Instan (Studi Kasus CV. Rosalia Jaya, Cimahi)(2018-10-18) PASHYA YAFI DHIYA; Irfan Ardiansah; Roni KastamanPenelitian ini bertujuan untuk membuat SOP (Standard Operating Procedure) berdasarkan ISO (International Standardization Organization) pada briket arang tempurung kelapa dan mengetahui pengetahuan para pekerja tentang briket secara umum. Metode penelitian ini menggunakan analisis kesenjangan, yang mana melihat kondisi saat ini dan mengubahnya menjadi kondisi ideal. Berdasarkan penelitian ini, ada kesenjangan antara standar dalam CV. X dengan ISO 9001 mengenai manajemen mutu untuk produk yang dijual di pasar ekspor dan penyesuaian telah dibuat dengan membuat SOP sesuai dengan ISO / TR 10013, sedangkan pengetahuan pekerja dibagi menjadi tiga kategori, pertama tentang pengetahuan produk briket arang kayu pada umumnya, kedua adalah tentang proses pembuatan briket arang tempurung kelapa, dan ketiga adalah tentang standar ISO briket arang kayu. Tingkat pemahaman tentang produk briket arang kayu, secara umum, sudah 68,36%, sedangkan untuk proses pembuatan briket arang kayu sudah 86,14%, dan pengetahuan pekerja tentang standar ISO briket arang kayu sudah 29,52%.Item Identifikasi Rantai Pasok dan Pengukuran Kinerja Pemasok Kadatuan Koffie Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)(2018-10-19) JAUHAR FADHLUR RAHMAN; Devi Maulida Rahmah; Totok PujiantoMeningkatnya kebutuhan kopi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan semakin ketatnya persaingan pada pasar kopi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi rantai pasok kopi, pengukuran kinerja pemasok, dan perhitungan nilai tambah produk yang dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif di pasar dan alternatif penentuan strategi perusahaan. Identifikasi rantai pasok diperlukan untuk mengetahui aliran yang terjadi sepanjang rantai pasok sehingga dapat dilakukan pengelolaan rantai pasok yang baik. Pengukuran kinerja pemasok diperlukan untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasok, sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pengelolaan pasokan bahan baku perusahaan. Perhitungan nilai tambah diperlukan untuk mengetahui seberapa besar nilai tambah yang diberikan perusahaan terhadap produk yang diciptakan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan, wawancara kepada anggota rantai pasok, dan studi pustaka. Metode Hayami digunakan untuk menganalisis nilai tambah dan metode Data Envelopment Analysis (DEA) digunakan untuk menganalisis efisiensi kinerja pemasok. Penelitian dilakukan pada perusahaan agroindustri kopi yaitu Kadatuan Koffie yang berada di Bandung. Hasil penelitian identifikasi rantai pasok digambarkan menggunakan Rich Picture Diagram untuk menjelaskan sistem rantai pasok secara menyeluruh. Sistem rantai pasok Kadatuan Koffie terdiri dari anggota primer yaitu kelompok tani sebagai pemasok buah kopi, Kadatuan Koffie sebagai perusahaan pengolah kopi, dan konsumen. Anggota sekunder terdiri dari pemasok kemasan dan mitra penyangraian. Terdapat tujuh pemasok buah kopi yang ada pada rantai pasok Kadatuan Koffie yang tersebar di beberapa daerah di Jawa Barat. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, terdapat tiga pemasok dengan kinerja yang telah efisien. Hasil perhitungan nilai tambah pada kelompok tani dan Kadatuan Koffie menunjukkan bahwa aktivitas yang diberikan oleh kedua pihak tersebut telah memberikan nilai tambah terhadap produk.Item PERBANDINGAN HIDROLISIS MENGGUNAKAN ASAM SULFAT DAN ENZIM SELULASE PADA TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL(2018-10-19) CHRISPINA AYU WIJAYA KUSUMA; Sarifah Nurjanah; Efri MardawatiPenelitian ini menggunakan bahan baku yang mengandung lignoselulosa yaitu tandan kosong kelapa sawit (TKKS). TKKS merupakan limbah industri pangan yang tersedia melimpah, terbarukan, dan belum dimanfaatkan secara optimal. Sehingga dapat dijadikan sumber potensial untuk digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi bioetanol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan dan memperoleh hasil hidrolisis terbaik dari hidrolisis asam sulfat dan hidrolisis enzim selulase sebagai bahan baku produksi bioetanol. Kedua hidrolisis ini dibandingkan untuk mengetahui hidrolisat manakah yang menghasilkan gula paling tinggi. Konsentrasi asam sulfat yang digunakan adalah 0,2%; 0,5%; 0,8%. Konsentrasi enzim selulase yang digunakan adalah 1%; 3%; 5%. Dibandingkan dengan proses hidrolisis asam, hidrolisis enzimatik selulosa menjadi glukosa membutuhkan kondisi yang lebih ringan, di mana hidrolisat dapat diperoleh sebagai bahan baku bioetanol. Hidrolisat terbaik untuk bahan baku produksi bioetanol dari hidrolisis asam sulfat adalah pada konsentrasi 0,8% adalah 23,943 g/L pada 60 menit dengan yield hidrolisis 51,10% dan hidrolisat terbaik dari hidrolisis enzim adalah pada konsentrasi 5% yaitu 3,288 g/L pada 48 jam dengan yield hidrolisis adalah 7,02%.Item KAJIAN PROSES EKSTRAKSI DAUN KETAPANG BADAK (Ficus lyrata WARB) DENGAN VARIASI LAMA EKSTRAKSI PADA EMPAT JENIS PELARUT TERHADAP KANDUNGAN FITOKIMIA(2018-10-22) TASYA SABRINA; Tri Yuliana; Efri MardawatiKandungan fitokimia dari sumber hayati sebagai solusi kesehatan sedang dikembangkan oleh para peneliti di dunia dalam beberapa dekade ini. Ekstrak dari daun ketapang badak (Ficus lyrata Warb) mengandung senyawa fitokimia yaitu flavonoid, fenolik, dan tanin yang dapat difungsikan salah satunya sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari jenis pelarut dan lama ekstraksi yang dapat menghasilkan kandungan flavonoid, fenolik, dan tanin tertinggi dari daun ketapang badak dengan skrining fitokimia secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua kali pengulangan. Hasil pengamatan menunjukkan pada lama ekstraksi 12 jam dengan jenis pelarut akuades menghasilkan kadar fitokimia yang tertinggi yaitu kadar flavonoid sebesar 62,04 ± 0,05 ppm, kadar fenolik sebesar 2,59 ±0,004 ppm dan kadar tanin dengan nilai 2,30 ± 0,00 ppm. Kandungan fitokimia yang kedua tertinggi terdapat pada lama ekstraksi 36 jam dengan jenis pelarut etil asetat dengan kandungan flavonoid sebesar 52,25 ± 0,05 ppm. Kemudian pada lama ekstraksi 24 jam dan pelarut ethanol 70% untuk kandungan fenolik dan tanin dengan kandungan berturut-turut yaitu sebesar 1,94 ± 0,005 ppm dan 1,95 ± 0,00 ppm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada perlakuan bahan pelarut akuades dengan lama ekstraksi 12 jam menghasilkan ekstrak dengan kandungan flavonoid, fenolik dan tanin tertinggi.Item EVALUASI PENERAPAN PARAMETER PENGUKURAN KINERJA BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA IKM MAKANAN RINGAN (Studi Kasus CV. Rosalia Jaya Kota Cimahi)(2018-10-24) MELYANA INAYATILAH; Totok Pujianto; Devi Maulida RahmahPenelitian ini berfokus pada evaluasi parameter pengukuran di Industri Kecil Menengah (IKM) yang bergerak dalam bidang makanan ringan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketepatan parameter yang telah dilakukan pada penelitian terdahulu di IKM makanan ringan yang lain. Hal ini dilakukan karena setiap IKM memiliki karakteristik yang berbeda dengan IKM lainnya, sehingga diperlukan evaluasi parameter pengukuran. Penelitian dalam skripsi ini dilakukan di IKM makanan ringan bernama Rosalia Jaya yang berada di Cimahi. Metode pengumpulan data dimulai dengan studi pustaka, observasi lapangan dan wawancara dengan karyawan dan pemilik usaha, serta akademisi untuk menentukan parameter pengukuran kinerja dengan bantuan metode Balanced Scorecard (BSC) sebagai alat evaluasi parameter. Hasil penelitian menunjukkan dari 32 parameter awal, terdapat 6 parameter yang harus diperbaiki yaitu parameter presentase wilayah, jumlah interaksi langsung dengan pelanggan, presentase penjualan produk baru, presentase penjualan varian baru, jenjang kualifikasi karyawan dan kepuasan karyawan. Perbaikan parameter mengacu kepada tingkat kelogisan, relasi antar parameter, tingkat kepentingan dan kemudahan penerapan terhadap kesesuaian kondisi IKM. Sementara itu 26 parameter lainnya, hanya perlu menyesuaikan dengan IKM terkait penentuan evaluasi parameter.Item Analisis Kesesuaian Jenis Pekerjaan Pada Karakteristik Pekerja Disabilitas (Studi Kasus CV. Rosalia Jaya)(2018-10-24) KRISDIYANTO HIDAYAT; Totok Pujianto; Devi Maulida RahmahCV Rosalia Jaya di Kota Cimahi adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pangan olahan ikan, produknya adalah cuanki instan. CV Rosalia Jaya memberdayakan pekerja disabilitas berjumlah hampir 30% dari total karyawan pada bagian produksi. Jenis disabilitas yang bekerja adalah tuna rungu. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis sistem kerja yang ada pada perusahaan untuk selanjutnya dicocokkan dengan kemampuan yang dapat dilakukan oleh penyandang disabilitas sehingga membuka peluang bagi penyandang disabilias lainnya (selain tuna rungu) untuk berkesempatan bekerja pada perusahaan sejenis, dan (2) memberikan referensi mengenai jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh penyandang disabilitas, (3) sebagai gambaran aktivitas bagi perusahaan lainnya. Pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian jenis pekerjaan pada pekerja disabilitas adalah mengukur tiga aspek yaitu waktu kerja, kualitas yang dihasilkan, dan error yang ada. Penelitian ini menggunakan metode percobaan, pengamatan dan penelusuran yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara jenis pekerjaan yang ada pada CV. Rosalia Jaya dengan kemampuan penyandang disabilitas dilihat dari tiga aspek yaitu waktu kerja, kualitas yang dihasilkan, dan error yang ditimbulkan. Data yang digunakan untuk analisis kesesuaian jenis pekerjaan penyandang disabilitas yang diperoleh melalui penelusuran berupa hasil wawancara dengan ahli, melalui percobaan berupa pengukuran waktu kerja, pengukuran kualitas produk yang dihasilkan dan kelalaian yang ditimbulkan, dan yang diperoleh melalui studi pustaka dan literatur berupa bahasan yang relevan dengan topik penelitian. Hasil penelitian memperlihatkan adanya kesesuaian jenis pekerjaan yang ada pada perusahaan CV. Rosalia Jaya dengan kemampuan penyandang disabilitas. Secara lebih rinci disimpulkan bahwa proses sortasi, sealer, penempelan label dan perakitan dapat dilakukan oleh semua jenis penyandang disabilitas, sedangkan proses pengguntingan hanya dapat dilakukan oleh penyandang tuna rungu saja.Item Ekstraksi Fraksinasi dan Screening Fitokimia Daun Ketapang Badak (Ficus lyrata Warb)(2018-10-29) FIKRI BARKAH RAMADHAN; Efri Mardawati; Dwi Wahyudha WiraDaun ketapang badak berpotensi sebagai bahan bioaktif alami karena mengandung komponen bioaktif seperti flavanoid, polifenol, dan tanin yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan fitokimia secara kualitatif maupun kuantitatif pada daun ketapang badak (Ficus lyrata Warb) yang terdapat pada fraksi yang terlarut pada setiap fraksi akuades, etanol absolut, etil asetat, dan heksan hasil fraksinasi metode ekstraksi cair-cair. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang bersifat deskriptif. Hasil screening dan uji kuantitatif total flavanoid, polifenol, dan tanin pada tiap fraksi menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Ekstrak daun ketapang badak menggunakan akuades memiliki total flavanoid 7,15 ppm, fenol 0,14 ppm, dan tanin 0,15 ppm. Fraksi akuades terakhir setelah fraksinasi mempunyai kadar fitokimia tertinggi dibandingkan fraksi lainnya yaitu total flavanoid 18,92 ppm, fenol 0,60 ppm, dan tanin 0,60 ppm.Item Perancangan Model Bisnis Pada Bidang Kosmetika Rias di Phebee Lipbalm(2018-11-09) ELNI HAZAR INDRIANTINI; Dwi Purnomo; Efri MardawatiPerancangan model bisnis pada perusahaan startup yang bergerak pada bidang teknologi sangat dibutuhkan, hal ini bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai produk dan perusahaan pada konsumen serta masyarakat sehingga mempunyai nilai tambah dan daya jual yang dapat bersaing. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model bisnis yang tervalidasi untuk Phebee Lipbalm menggunakan bisnis model kanvas. Penelitian ini dilakukan dengan merancang model bisnis sesuai dengan literatur dan studi kasus yang dibutuhkan, kemudian model bisnis divalidasi dengan menggunakan metode deskriptif analitik. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa perusahaan Phebee Lipbalm harus terus melakukan perbaikan untuk memperkenalkan nilai-nilai produk kepada konsumen dan masyarakat, yaitu produk Lipbalm lokal, Lipbalm alami yang terbuat dari bahan-bahan alam dan aman untuk digunakan serta tidak memiliki efek samping.Item Analisis Efektivitas Lilin Aromaterapi dari Ekstrak Kemangi (Ocimum Sanctum L.) sebagai Sediaan Anti Nyamuk(2018-11-27) ISMI LUTFIYAH; Anas Bunyamin; Efri MardawatiTanaman kemangi (Ocimum sanctum L.) merupakan tanaman yang sering dijumpai baik pada taman rumah warga maupun perkebunan. Saat ini masyarakat belum memanfaatkan kemangi secara optimal, sedangkan kemangi mengandung linalool yang berpotensi sebagai pengusir nyamuk. Oleh karena itu, perlu adanya diversifikasi produk anti nyamuk berbahan dasar minyak kemangi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perlakuan waktu distilasi minyak kemangi yang menghasilkan kadar linalool tertinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan aktif tambahan pada lilin aromaterapi pengusir nyamuk. Kedua adalah mengetahui perlakuan konsentrasi minyak kemangi yang ditambahkan ke dalam lilin aromaterapi sehingga menghasilkan sediaan anti nyamuk paling efektif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan analisis data menggunakan regresi korelasi. Variasi perlakuan yang digunakan pada tahap distilasi yaitu 1, 2 dan 3 jam distilasi, sedangkan pada tahap pembuatan lilin aromaterapi anti nyamuk menggunakan variasi konsentrasi minyak kemangi sebagai bahan aktif yaitu 0%, 1%, 2%, 3% dan 4%, masing-masing dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Lilin aromaterapi kemudian dilakukan analisis mutu dengan beberapa parameter meliputi titik leleh, kekerasan dan waktu bakar. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan distilasi 1 jam merupakan perlakuan yang mampu menghasilkan kadar linalool tertinggi yaitu 4,79%. Penambahan konsentrasi minyak sebanyak 4% merupakan perlakuan yang paling efektif sebagai sediaan anti nyamuk dengan jumlah nyamuk yang meninggalkan area uji sebanyak 19 ekor. Berdasarkan hasil evaluasi kualitas lilin aromaterapi menunjukkan bahwa kelima formulasi lilin memiliki titik leleh 53,25 - 55,84 oC dimana angka tersebut memenuhi syarat mutu SNI 06-0386-1989, memiliki nilai kekerasan 2,83 - 2,88 mm/5sec/50g dan waktu bakar lilin 218 - 225 menitItem Tren Opini Publik Mengenai Sunscreen: Analisis Sentimen pada Platform X (Twitter) Menggunakan Metode Logistic Regression dan Nave Bayes(2019) SARAH FAHDAH AFIFAH; Irfan Ardiansah; Selly Harnesa PutriSinar ultraviolet (UV) dapat membahayakan kulit jika terpapar terlalu lama. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh paparan sinar UV adalah kanker kulit dan sunburn. Penggunaan sunscreen merupakan salah satu cara untuk melindungi kulit dari sinar UV. Anggapan terhadap penggunaan sunscreen masih memiliki pandangan atau opini yang berbeda-beda. Salah satu cara penyaluran opini yang berbeda-beda dapat dilakukan melalui media sosial. Twitter atau X dapat digunakan sebagai media untuk melakukan microblogging karena adanya batasan dalam unggahan. Opini yang muncul dari pengguna X terhadap sunscreen dapat dianalisis sentimennya pada penelitian ini dengan menggunakan metode Logistic Regression dan Naïve Bayes. Kedua metode ini akan mengkalkulasikan persentase akurasi dari pelabelan sentimen opini dan akan dibandingkan metode mana yang paling akurat untuk penelitian ini. Selain itu, proses pengambilan data dapat memberi tahu pandangan pengguna X terhadap sunscreen dan dapat dianalisis perbedaan opini melalui sentimen yang berbeda. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei hingga Oktober 2023 dan menghasilkan data sebanyak 123.372 tweets. Hasil akurasi metode Logistic Regression adalah sebesar 82% dan Naïve Bayes sebesar 56%. Perbedaan opini muncul karena adanya pengalaman buruk, tidak percaya dengan manfaat sunscreen, dan masih adanya anggapan negatif lainnya.Diharapkan pada penelitian selanjutnya data yang digunakan dapat tersaring dengan lebih baik.Item PENGEMBANGAN PRODUK MANGO FRUIT LEATHER MENGGUNAKAN TOOL LEAN CANVAS (Studi Kasus CV. X)(2019-01-17) MUHAMMAD NUR RIJALDI; Anas Bunyamin; Dwi PurnomoMango fruit leather merupakan produk inovasi di CV. X yang diharapkan dapat meningkatkan pasar penjualan dengan melakukan pengembangan produk. Peningkatan pasar perlu dilakukan agar produk dapat diterima konsumen, memperluas pasar serta menjaga keberlanjutan CV. X. Pengembangan produk inovasi dilakukan dengan pendekatan design thinking diikuti dengan analisis pasar untuk membuktikan kesesuaian antara produk yang ditawarkan dengan kebutuhan konsumen. Riset ini menggunakan lean canvas sebagai alat dalam melakukan analisis pengembangan pasar, data yang dihasilkan kemudian dievaluasi melalui proses Minimum Viable Product (MVP) dengan tiga kali pengulangan. Hasil riset menunjukkan bahwa pengujian MVP telah terpenuhi pada blok customer segment yaitu wanita usia 25-45 tahun, serta pada blok channel melalui penjualan secara online. Proses evaluasi MVP ini mampu meningkatkan penjualan mango fruit leather sebanyak 870 pieces.