Browsing by Author "Endang Sujana"
Now showing 1 - 20 of 129
Results Per Page
Sort Options
Item BAGIAN EDIBLE DAN INEDIBLE PUYUH PADJADJARAN JANTAN GALUR MURNI HITAM, COKLAT SERTA SILANGANNYA PADA UMUR POTONG TUJUH MINGGU(2019-03-04) DESTIA ASTARI; Endang Sujana; Iwan SetiawanPenelitian mengenai Bagian Edible Dan Inedible Puyuh Padjadjaran Jantan Galur Murni Hitam, Coklat Serta Silangannya Pada Umur Potong Tujuh Minggu telah dilaksanakan dalam waktu tujuh minggu dimulai pada bulan Oktober hingga Desember 2018 di Breeding Center Puyuh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi dan bobot bagian edible dan inedible puyuh Padjadjaran jantan galur murni hitam, coklat serta silangannya yang dipotong pada umur tujuh minggu. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, kemudian data ditabulasi kedalam format excel, dan diolah secara deskriptif. Peubah yang diamati adalah bobot dan proporsi bagian edible dan inedible. Sample yang digunakan 90 ekor, terdiri dari 30 ekor untuk masing-masing galur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata bagian edible puyuh Padjadjaran jantan galur murni hitam, coklat dan silangannya masing-masing adalah 92,83±6,53g (67,89%), 99,00±9,02g (70,75%), dan 92,75±10,07g (66,07%), dengan rata-rata bagian inedible secara berturut-turut 44,18±8,27g (32,11%), 40,91±4,94g (29,25%), dan 47,58±8,58g (33,93%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa puyuh Padjadjaran jantan galur murni coklat memiliki rata-rata proporsi bagian edible tertinggi yaitu sebesar 70,75% dengan bagian inedible terendah sebesar 29,25%. Kata kunci: puyuh Padjadjaran, bobot, proporsi, edible, inedibleItem BOBOT AKHIR, BOBOT KARKAS, DAN INCOME OVER FEED AND CHICK COST AYAM SENTUL BAROKAH ABADI FARM CIAMIS(2016-10-14) TARSITO SOLIKIN; Wiwin Tanwiriah; Endang SujanaPenelitian bobot akhir, bobot karkas dan Income Over Feed and Chick Cost ayam Sentul Barokah Abadi Farm Kabupaten Ciamis dilakukan pada tanggal 16 Juli sampai 6 Agustus 2016. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menentukan bobot akhir ayam Sentul, bobot karkas ayam dan Income Over Feed and Chick Cost ayam Sentul yang optimal di Barokah Farm Ciamis yang dipelihara selama 75 hari. Ayam Sentul yang digunakan sebanyak 30 ekor, terdiri dari 15 ekor jantan dan 15 ekor betina yang diambil secara acak. Perolehan data menggunakan metode pengamatan dan penelitian secara langsung dengan pihak Barokah Abadi Farm Ciamis. Penelitian yang dilakukan memperoleh hasil yaitu rataan bobot akhir ayam Sentul jantan sebesar 896,34 + 96,06 gram dan betina 736,00 + 80,76 gram, rataan bobot karkas ayam Sentul jantan 512,54 + 59,86 gram dan betina 427,67 + 56,14 gram serta rataan Income Over Feed and Chick Cost ayam Sentul jantan sebesar Rp 10.416,00 dan betina Rp 6.905,00.Item BOBOT AKHIR, EFISIENSI RANSUM DAN INCOME OVER FEED COST PUYUH MALON DAN JEPANG JANTAN TERSELEKSI PADA UMUR 6 MINGGU(2019-09-13) ACHMAD FAIZAL MAULANA; Endang Sujana; Wiwin TanwiriahPenelitian mengenai puyuh Malon dan puyuh Jepang jantan terseleksi pada umur 6 minggu telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan September 2018 di Test Farm KVS di Desa Mekar Pawitan Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung.Penelitian bertujuan untuk mengetahui bobot badan akhir, efisiensi ransum dan Income Over Feed Cost puyuh Malon dan Jepang jantan yang terseleksi pada umur enam minggu. Penelitian menggunakan 120 ekor puyuh jantan yang terdiri dari 60 ekor puyuh Malon dan 60 puyuh Jepang terseleksi. Data diolah dengan metode statistik secara deskriptif. Hasil Penelitian menunjukkan bobot badan umur 6 minggu pada puyuh Malon adalah 226,08g, dan pada puyuh Jepang terseleksi adalah 197,47g, sedangkan effisiensi ransum pada puyuh Malon sebesar 30,42 persen dan pada puyuh Cortunix adalah 28,56 persen. Income Over Feed Cost puyuh Malon adalah Rp. 4.212 dan pada puyuh Jepang terseleksi Rp. 3.404.Item BOBOT BAGIAN EDIBLE DAN IN EDIBLE PADA PUYUH MALON DAN JEPANG JANTAN TERSELEKSI UMUR 6 MINGGU(2019-01-16) EDWAR MOCHAMAD GIFARI; Wiwin Tanwiriah; Endang SujanaPenelitian mengenai “Bobot Bagian Edible dan In Edible Pada Puyuh Malon dan Jepang Jantan Terseleksi Umur 6 Minggu” telah dilakukan selama pemeliharaan 6 minggu pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2018. Penelitian bertempat di Test Farm KVS di Desa Mekarpawitan Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bobot bagian edible dan in edible pada puyuh Malon dan Jepang jantan terseleksi umur 6 minggu. Penelitian dilakukan secara deskriptif. Jumlah puyuh yang digunakan sebanyak 300 ekor, puyuh Malon 150 ekor dan puyuh Jepang 150 ekor. Setelah penyeleksian masing masing jenis puyuh menjadi 60 ekor untuk puyuh Malon jantan dan 60 ekor untuk puyuh Jepang jantan. Peubah yang diamati meliputi bobot bagian edible dan in edible. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan bobot edible puyuh Malon jantan terseleksi umur 6 minggu memiliki berat 164,9 ± 19,1 gram, sedangkan bobot edible puyuh Jepang jantan terseleksi umur 6 minggu memiliki berat 142,9 ± 12,9 gram, dengan koefisien variasi bobot badan puyuh Malon dan Coturnix coturnix japonica sebesar 11,6% dan 9,0%. Rataan bobot bagian in edible puyuh Malon 59,3 ± 8,7 gram dengan nilai koefisien variasi 14,7% dan rataan bobot bagian in edible puyuh Jepang 51,9 ± 6,4 gram dengan nilai koefisien variasi 12,4%.Item Bobot dan Proporsi Bagian Edible dan In Edible Puyuh Malon Jantan Yang Dipotong Pada Umur Berbeda(2018-09-24) MADIYAN SUGESTI; Tuti Widjastuti; Endang SujanaBOBOT DAN PROPORSI BAGIAN EDIBLE DAN IN EDIBLE PUYUH MALON JANTAN YANG DIPOTONG PADA UMUR BERBEDA MADIYAN SUGESTI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perbedaan umur potong terhadap bobot dan proporsi edible dan in edible puyuh Malon jantan untuk mengetahui berapa umur potong puyuh Malon jantan menghasilkan bobot dan proporsi edible dan in edible yang optimal. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 8 minggu mulai bulan April hingga Mei 2018, meliputi tahap pemeliharaan dan tahap pemotongan bertempat di Test Farm KVS Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan percobaan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan dilakukan dengan empat perlakuan dan lima ulangan, digunakan analisis ragam dan selanjutnya untuk mengetahui tingkat perbedaan setiap perlakuan menggunakan uji Duncan. Rata-rata bobot bagian edible tertinggi 191,48 g, terendah 148,24 g dan bagian in edible tertinggi 69,60 g, terendah 53,28 g. Rata-rata proporsi bagian edible tertinggi 74,57 persen, terendah 72,2 persen dan bagian in edible tertinggi 27,77 persen, terendah 25,43 persen. Dapat disimpulkan bahwa Umur potong berpengaruh terhadap bobot dan proporsi bagian edible dan in edible puyuh Malon jantan. Umur potong 6 minggu menghasilkan nilai optimal dengan rata-rata nilai bagian edible 74,57 persen dan In edible 25,43 persen. Kata Kunci : Puyuh Malon, bobot, proporsi, edible, in edibleItem Bobot Potong, Bobot Bagian Edible dan In Edible Ayam Hasil Persilangan Pejantan Bangkok Dengan Betina Ras Petelur(2016-10-09) VISIA NURUL HUSNA; Iwan Setiawan; Endang SujanaPenelitian mengenai bobot potong, bobot bagian edible dan in edible ayam hasil persilangan pejantan Bangkok dengan betina ras petelur pada umur potong 8 minggu telah dilaksanakan di kandang Laboratorium Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran pada Januari – Maret 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bobot potong, bobot bagian edible dan in edible ayam hasil persilangan pejantan Bangkok dengan betina ras petelur. Penelitian dilakukan secara deskriptif. Jumlah DOC ayam hasil persilangan pejantan Bangkok dengan betina ras petelur yang dipelihara sebanyak 60 ekor. DOC dimasukkan ke dalam 12 kandang, setiap kandang berisi 5 ekor lalu dipelihara hingga berumur 8 minggu. Peubah yang diamati meliputi bobot potong, bobot bagian edible dan in edible. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan bobot potong adalah 1.000,25±82,64 gram dengan koefisien variasi 8,27 persen. Raatan bobot bagian edible 684,75±55,38 gram atau 68,46 persen dengan koefisien variasi 8,09 persen. Sedangkan rataan bobot bagian in edible mencapai 286,59±25,53 gram atau 28,65 persen, dengan koefisien variasi 8,91 persen. Dapat disimpulkan bahwa rataan bobot potong, bobot bagian edible dan inedible ayam hasil persilangan pejantan Bangkok dengan betina ras petelur tergolong tinggi.Item Bobot Potong, Bobot dan Proporsi Bagian Edible dan In Edible Puyuh Malon Jantan Generasi ke Empat(2017-10-18) PUTRI DEWI MARDIANTI; Endang Sujana; Tuti WidjastutiPenelitian mengenai “Bobot Potong, Bobot dan Proporsi Bagian Edible dan In Edible Puyuh Malon Jantan Generasi Ke Empat” telah dilakukan selama pemeliharaan 7 minggu. Penelitian bertempat di pusat pembibitan puyuh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bobot potong, bobot dan proporsi bagian edible dan in edible pada puyuh Malon jantan generasi ke empat. Penelitian dilakukan secara deskriptif. Jumlah puyuh yang digunakan sebanyak 50 ekor. Peubah yang diamati meliputi bobot potong, bobot bagian edible dan in edible. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan bobot potong yaitu 253,02±24,18 gram dengan koefisien variasi 9,56 persen. Rataan bobot bagian edible mencapai 195,82±21,40 gram atau 77,39 persen dengan koefisien variasi 10.93 persen, sedangkan bagian in edible mencapai 57,2±5,43 gram atau 22,61 persen, dengan koefisien variasi 9,49 persen. Dapat disimpulkan bahwa rataan bobot potong dan bobot bagian edible puyuh Malon jantan generasi ke empat tergolong tinggi.Item BOBOT POTONG, EDIBLE DAN INEDIBLE AYAM SENTUL BAROKAH FARM(2017-09-17) MUHAMAD ILHAM NURUL YAKIN; Wiwin Tanwiriah; Endang SujanaPenelitian bobot potong, edible dan inedible ayam Sentul Barokah Farm Kabupaten Ciamis dilakukan pada tanggal 6 Juli sampai 6 Agustus 2016. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menetapkan bobot potong dan proporsi bagian edible dan inedible karkas ayam Sentul yang terbaik di Peternakan Barokah Farm Ciamis dipelihara selama 75 hari. Ayam Sentul yang digunakan 30 ekor, 15 ekor jantan dan 15 ekor betina yang diambil secara acak. Perolehan data menggunakan metode pengamatan dan penelitian secara langsung, partisipasi aktif, dan wawancara dengan pihak Barokah Farm Ciamis. Penelitian yang dilakukan memperoleh hasil yaitu rataan bobot potong ayam Sentul jantan sebesar 858,00 g dan betina 708,47 g, dengan standar deviasi 93,71 dan 66,93 serta koefisien variasi 10,92 persen dan 9,45 persen. Presentase bagian edible sebesar 65,05 persen dan 65,76 persen. Sedangkanpresentase bagian inedible sebesar 30,57 persen dan 30,31 persen. Rataan bobot potong ayam Sentul Barokah Farm cukup baik dan tinggi serta bobot bagian edible terbilang tinggi dibandingkan dengan bagian inedible. .Item BOBOT POTONG, KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH PADJADJARAN JANTAN GALUR MURNI HITAM, COKLAT SERTA SILANGANNYA PADA UMUR POTONG TUJUH MINGUU(2019-03-11) AISYAH UMMU KHAIRIYAH; Iwan Setiawan; Endang SujanaABSTRAK Penelitian dengan judul Bobot Potong, Karkas dan Lemak Abdominal Puyuh Padjadjaran Jantan Galur Murni Hitam, Coklat, serta Silangannya pada Umur Potong Tujuh Minggu telah dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai dengan Desember 2018 di Breeding Center Puyuh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bobot potong, karkas dan lemak abdominal puyuh Padjadjaran jantan galur murni hitam, coklat, serta silangannya pada umur potong tujuh minggu. Data penelitian diolah dengan menggunakan metode deskriptif. Puyuh Padjadjaran yang digunakan berjumlah 90 ekor, terdiri atas 30 ekor puyuh dari setiap galur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot potong puyuh Padjadjaran jantan galur murni hitam, coklat dan silangannya masing-masing adalah 137,01 ± 9,79 g; 139,92 ± 11,01 g; dan 140,33 ± 8,21 g. Bobot karkas berturut-turut 86,84 ± 6,28 g; 92,72 ± 8,76 g; dan 86,83 ± 9,85 g. Bobot lemak abdominal puyuh Padjadjaran jantan galur murni hitam, coklat dan silangannya, masing-masing adalah 1,87 ± 0,97 g; 2,41 ± 1,55 g; dan 1,71 ± 1,44 g. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa puyuh Padjadjaran silangan memiliki nilai bobot potong tertinggi dengan bobot lemak abdominal yang rendah sedangkan nilai karkas tertinggi dimiliki oleh galur murni coklat. Kata Kunci : Puyuh Padjadjaran, jantan, Bobot potong, karkas, lemak abdominalItem BOBOT POTONG, KARKAS, DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH PADJADJARAN BETINA AFKIR GALUR MURNI WARNA HITAM DAN COKLAT(2021-09-08) MOCHAMAD YOGA; Iwan Setiawan; Endang SujanaPenelitian tentang “Bobot Potong, Karkas, dan Lemak Abdominal Puyuh Padjadjaran Betina Afkir Galur Murni Warna Hitam dan Coklat” telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 di Breeding Center Puyuh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bobot potong, karkas, dan lemak abdominal puyuh Padjadjaran betina galur murni warna hitam dan coklat pada umur afkir. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif. Puyuh Padjadjaran betina afkir yang digunakan berjumlah 100 ekor, masing-masing 50 ekor setiap galurnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot potong puyuh Padjadjaran betina galur murni warna coklat dan hitam berturut-turut yaitu 144,10 ± 15,52 g dan 140,20 ± 24,45 g. Bobot karkasnya masing-masing mencapai 92,77 ± 9,95 g dan 86,89 ± 14,24 g dengan bobot lemak abdominal 3,02 ± 1,57 g dan 1,94 ± 1,18 g. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa puyuh Padjadjaran galur murni warna coklat memiliki bobot potong dan nilai presentase karkas tinggi dibandingkan dengan puyuh Padjadjaran betina afkir galur murni warna hitam. Keduanya memiliki lemak abdominal yang cukup tinggi mengingat puyuh yang digunakan masuk fase afkir.Item BOBOT POTONG, KARKAS, LEMAK ABDOMINAL PUYUH MALON DAN JEPANG JANTANG TERSLEKSI UMUR 6 MINGGU(2019-01-14) AGUNG DUPI IRAWAN; Wiwin Tanwiriah; Endang SujanaPuyuh merupakan salah satu jenis ternak unggas yang dikembangkan sebagai alternatif sumber protein hewani yang cukup efisien di masyarakat baik sebagai penghasil telur maupun daging, saat ini sudah mulai dikembangkan jenis puyuh pedaging yang mempunyai badan yang lebih besar dengan cara seleksi maupun persilangan.Penelitian mengenai bobot potong, karkas dan lemak abdominal puyuh Malon dan Jepang terseleksi umur 6 minggu telah dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus di Test Farm KVS di Desa Mekarpawitan,Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bobot potong, karkas dan lemak abdominal pada puyuh Malon dan Jepangjantan terseleksi umur 6 minggu.Ternak yang digunakan adalah puyuh Malonsebanyak 150 ekor danJepangsebanyak 150 ekor. Puyuh dalam penelitian ini dipelihara sampai umur 6 minggu. Pemisahan puyuh jantan dan betina dilakukan pada umur 3 minggu.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Peubah yang diamati adalah bobot potong, karkas dan lemak abdominal puyuh Malon dan Jepang terseleksi umur 6 minggu. Hasil yang diperoleh adalah bobot potong dan karkas puyuh Malonjantan nyata lebih besar dibandingkan dengan puyuh Jepang, sedangkan lemak abdominal tidak berbeda nyata.Item Deplesi dan Indeks Performa Ayam Broiler Pada Kandang Closed House yang Menggunakan dan Tanpa Inverter Exhaust Fan(2023-09-08) ISTY FAJARYANI; Iwan Setiawan; Endang SujanaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai deplesi dan Indeks Performance (IP) ayam broiler pada kandang closed house yang menggunakan inverter exhaust fan dan tanpa menggunakan inverter exhaust fan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 10 Maret 2023 – 24 April 2023, yaitu selama satu periode pemeliharaan ayam broiler di Peternakan Ayam Broiler Singaparna, PT. Mitra Berlian Unggas, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Metode yang digunakan yaitu metode riset antara pengamatan langsung (1 periode pemeliharaan) dan pemanfaatan data sekunder selama 5 (lima) periode pemeliharaan pada kandang yang sama. Perbandingan angka deplesi dan indeks performa antara kedua jenis kandang diuji menggunakan Uji Independent Sample T-Test. Hasil analisis uji Independent Sample T-Test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara deplesi pada kandang yang menggunakan inverter exhaust fan dan tanpa inverter exhaust fan. Deplesi pada kandang dengan penggunaan inverter (5,51%) cenderung lebih rendah bila dibandingkan dengan deplesi pada kandang tanpa inverter (7%). Demikian pula hasil analisis uji Independent Sample T-Test pada indeks performa menunjukkan tidak adanya perbadaan signifikan, namun IP pada kandang dengan penggunaan inverter cenderung jauh lebih tinggi yaitu sebesar 414 bila dibandingkan dengan IP pada kandang tanpa inverter yaitu sebesar 369.Item EVALUASI HASIL TETAS AYAM PERSILANGAN SENTUL DAN MERAWANG DI PT CITRA LESTARI FARM SETU BEKASI(2021-09-27) ATHAYA FAADHILAH; Endang Sujana; Asep AnangHasil penetasan yang berupa persentase fertilitas, daya tetas, dan bobot tetas anak ayam. PT Citra Lestari Farm merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan ayam lokal. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2021 di PT Citra Lestari Farm. Pengkajian mengenai fertilitas, daya tetas, dan bobot tetas pada ayam Sentul persilangan Merawang, diperlukan evaluasi terhadap bobot telur tetas, fertilitas, daya tetas, dan bobot DOC untuk mendapatkan nilai yang maksimal dan diatas rata-rata. Metode Penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Telur tetas yang digunakan adalah telur ayam persilangan Sentul Abu dan Merawang dalam 30 kali penetasan untuk fertilitas dan daya tetas. Data bobot telur dan bobot tetas DOC diambil sampel sebanyak 500 ekor dari 2 mesin secara acak. Sampel didapatkan menggunakan teknik non probability sampling dengan rumus Slovin. Parameter yang diukur meliputi bobot telur tetas, fertilitas, daya tetas dan bobot tetas. Hasil penelitian di Citra Lestari Farm mendapatkan bobot telur 47,25 ± 0,26 gram/ekor, fertilitas 90,74 ± 0,18%, daya tetas 85,71 ± 0,54%, dan bobot tetas 31,06 ± 0,31 gram per ekor sudah diatas rata-rata dari ketentuan.Item EVALUASI HASIL TETAS TELUR ITIK RAMBON, ITIK CIHATEUP DAN ITIK PAJAJARAN ASAL VILLAGE BREEDING CENTER(2013-06-11) LUSIANA SYAWALINA H; Endang Sujana; Siti WahyuniPenelitian tentang evaluasi hasil tetas telur itik Rambon, itik Cihateup dan itik Pajajaran asal Village Breeding Center telah dilaksanakan di Peternak Penetas, Kampung Rajadesa Desa Cipaku Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung mulai tanggal 29 November sampai dengan 29 Desember 2012, bertujuan untuk mengetahui bobot telur, fertilitas, kematian embrio, daya tetas dan bobot DOD. Percobaan menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdapat tiga jenis perlakuan semu (P1= itik Rambon, P2=itik Cihateup, P3 =itik Pajajaran) dengan sepuluh kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis ragam yang dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa itik Pajajaran memiliki bobot telur tetas tertinggi (66,56 g) dibandingkan dengan itik Cihateup (65,57 g) dan itik Rambon (65,47 g). Daya tetas yang dihasilkan oleh telur tetas itik Rambon lebih tinggi (77,7%) dibandingkan dengan telur tetas itik Pajajaran (73,5%) dan itik Cihateup (64,6%). Tidak terdapat perbedaan fertilitas dan bobot DOD pada semua jenis itik.Item Evaluasi Karakteristik Eksterior dan Interior Telur Puyuh Padjadjaran Hasil Persilangan Warna Bulu Coklat dan Hitam(2019-07-15) MUHAMMAD FULQI LABIB; Endang Sujana; Iwan SetiawanABSTRAK Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan April 2019 di Breeding Center Puyuh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik eksterior (berat telur dan shape indeks) dan interior (indeks albumen, indeks yolk, Haugh Unit, persentase yolk, persentase albumen, persentase kerabang, tebal kerabang dan warna yolk) telur puyuh Padjadjaran hasil persilangan warna bulu coklat dan hitam. Pengambilan data dilakukan sebanyak 9 kali pada umur puyuh 7, 8, 9, 10, 11, 12, 16, 20 dan 24 minggu. Puyuh yang digunakan berjumlah 175 ekor. Telur puyuh yang digunakan sebanyak 287 butir. Penelitian menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian umur puyuh 7 sampai 24 minggu pada penelitian ini menunjukkan nilai bobot telur dan proporsi yolk cenderung meningkat, shape indeks dan warna yolk cenderung konstan atau tidak dipengaruhi umur puyuh. Indeks albumen, indeks yolk, Haugh Unit, proporsi albumen, proporsi kerabang dan tebal kerabang cenderung menurun. Nilai bobot telur berkisar 10,18-11,44 gram; shape indeks 78,19-81,00; indeks albumen berkisar 0,096-0,121; indeks yolk 0,386-0,494; Haugh Unit 86,25-90,21; proporsi albumen 58%-62%; proporsi yolk 28-32%; proporsi kerabang 8-10%; tebal kerabang 0,14-0,23 mm; warna yolk 5-6.Item Evaluasi Karakteristik Eksterior dan Interior Telur Tetas Puyuh Padjadjaran Galur Murni Hitam Generasi Keenam(2019-07-15) AULIA RACHMATINA ULFAH; Endang Sujana; Iwan SetiawanPenelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2019 di Pusat Pembibitan Puyuh Padjadjaran dan Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakutas Peternakan Universitas Padjadjaran. Penelitian dilakukan dengan tujuan mengevaluasi karakteristik eksterior berupa bobot dan shape index serta karakteristik interior berupa indeks albumen, indeks yolk, Haugh Unit, proporsi bagian telur, tebal kerabang dan warna yolk telur tetas galur murni hitam generasi keenam. Pengambilan data dilakukan sebanyak 9 kali yaitu pada umur puyuh 7, 8, 9 , 10, 11, 12, 16, 20 dan 24 minggu. Populasi puyuh berjumlah 125 ekor, sampel telur digunakan sebanyak 205 butir. Data penelitian diolah secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bobot telur, indeks albumen, indeks yolk, Haugh Unit, proporsi albumen, proporsi kerabang dan tebal kerabang cenderung menurun dengan umur puyuh. Proporsi yolk meningkat sedangkan shape index dan warna yolk cenderung konstan atau tidak berubah dengan umur puyuh. Nilai bobot telur berkisar 10,20-11,30 gram; shape index 78,72-81,42; indeks albumen berkisar 0,082-0,118; indeks yolk 0,390–0,464; Haugh Unit 86,14-90,07; proporsi albumen 58-62%; proporsi yolk 27-32%; proporsi kerabang 8-10%; tebal kerabang 0,1250,255 mm; warna yolk 5-6.Item EVALUASI KUALITAS DOC (Day Old Chicken) AYAM KAMPUNG UNGGUL BALITBANGTAN BERDASARKAN BOBOT TETAS DAN NILAI PASGAR(2022-01-13) DESMANUNGGAL ADITAMA; Endang Sujana; Dedi RahmatEvaluasi kualitas DOC (Day Old Chicken) merupakan pengukuran atau perbaikan dalam penilaian yang telah dilaksanakan dan membandingkan hasil penilaian dengan standar yang ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas DOC ( Day Old Chicken ) Ayam Kampung Unggul Balitbangtan berdasarkan bobot tetas dan nilai pasgar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2021 di Dusun Krajan RT 02 RW 01 Desa Pengkol Kecamatan Penawangan .. Objek penelitian yang digunakan yaitu 100 ekor DOC Ayam Kampung Unggul Balitbangtan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif berdasarkan hasil evaluasi kualitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata bobot tetas DOC Ayam Kampung Unggul Balitbangtan 29,47gram dan total nilai pasgar 98 %. Nilai kuantitatif yang diamati adalah bobot tetas dan nilai kualitatif yang diamati antara lain adalah, keadaan pusar, perut, paruh, kaki dan aktivitasItem Evaluasi Kualitas DOC (Day Old Chicken) Ayam Sentul Berdasarkan Bobot Tetas dan Nilai Pasgar di BPPTU Jatiwangi(2024-01-09) MUHAMMAD IQBAL FERDI IRAWAN; Dudi; Endang SujanaSuatu penelitian mengenai Evaluasi Kualitas DOC (Day Old Chicken) Ayam Sentul di BPPTU Jatiwangi Berdasarkan Bobot Tetas dan Nilai Pasgar telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus tahun 2023 di BPPTU Jatiwangi. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif observasional yang dilakukan melalui n pengamatan dan pengukuran terhadap bobot tetas dan nilai pasgar DOC ayam Sentul. Objek penelitian yang digunakan adalah DOC ayam sentul yang berasal dari 4 periode penetasan sebanyak 400 ekor dengan pengambilan sampel 100 ekor DOC setiap periode yang dipilih secara acak. Peubah yang diteliti adalah bobot tetas dan nilai pasgar. Hasil penelitian menunjukan bahwa bobot DOC ayam Sentul di BPPTU Jatiwangi memiliki rataan 32,74g dan nilai koefisien variasi sebesar 6,84%. Hasil dari penilaian nilai Pasgar DOC pada hasil pengamatan menunjukan bahwa 100% DOC di BPPTU Jatiwangi memiliki kualitas yang baik, meliputi aktivitas yang baik (lincah), Pusar bersih dan tertutup, perut lentur dan kecil, paruh bersih, dan kaki yang normal (tidak cacat).Item EVALUASI PERFORMA TETAS TELUR ITIK MAGELANG, CIHATEUP DAN PAJAJARAN ASAL VILLAGE BREEDING CENTER(2013-04-22) APRILIA PRATIWI; Siti Wahyuni; Endang SujanaPenelitian dengan tujuan mengetahui performa telur tetas telur itik Magelang, itik Cihateup dan itik Pajajaran asal Village Breeding Center telah dilaksanakan dari tanggal 18 Februari 2013 sampai 18 Maret 2013 bertempat di peternak penetas yang berlokasi di Desa Cipaku, Kampung Rajadesa, Kabupaten Paseh, Majalaya Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan semu (T1: telur itik Magelang), (T2: telur itik Cihateup) dan (T3: telur itik Pajajaran). Tiap perlakuan diulang sebanyak 7 kali. Uji Tukey digunakan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Peubah yang diamati adalah fertilitas (%), daya tetas (%), kematian embrio (%) dan bobot DOD (g). Hasil penelitian menunjukan bahwa itik Cihateup memiliki fertilitas paling baik dengan nilai 55,23 ± 7,66 persen. Daya tetas terbaik dan kematian embrio paling rendah dihasilkan oleh telur itik Pajajaran masing-masing sebesar 62,56 ± 13,32 persen dan 37,43 ± 13,32 persen serta bobot DOD paling baik dihasilkan oleh kelompok itik Magelang dengan nilai sebesar 42,48 ± 2,03 g.Item EVALUASI TELUR TETAS ITIK CRp (CIHATEUP X RAMBON) YANG DIPELIHARA PADA KONDISI MINIM AIR SELAMA PROSES PENETASAN(2016-01-15) ADI AGENG MUSTAWA; Iwan Setiawan; Endang SujanaPenelitian mengenai Evaluasi Telur Tetas Itik CRp (Cihateup x Rambon) yang Dipelihara pada Kondisi Minim Air Selama Proses Penetasan telah dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2015. Penelitian dilakukan di Indigenous Ducks Breeding Station Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Telur yang digunakan adalah telur yang dihasilkan itik hasil persilangan antara Itik Cihateup dan Itik Rambon. Koleksi telur dilakukan selama 9 hari yang dibagi menjadi 3 periode dan proses penetasan dilakukan selama ±28 hari. Parameter yang diukur meliputi setting egg, fertilitas dan kematian embrio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan setting egg mencapai 85,40%, rataan fertilitas sebesar 89,94%, dan rataan kematian embrio sebesar 41,89%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa telur yang dihasilkan oleh itik CRp (Cihateup x Rambon) yang dipelihara pada kondisi minim air secara umum termasuk baik sebagai telur tetas.