Antropologi (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Antropologi (S1) by Subject "Adaptasi"
Now showing 1 - 13 of 13
Results Per Page
Sort Options
Item Adaptasi Anggota Persadaan Mahasiswa Karo Unpad (Permakan) ke dalam Lingkungan Sunda di Jatinangor(2014-10-16) BIMO SUNDSVALL G; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPenelitian ini membahas mengenai bagaimana proses adaptasi anggota Permakan, selaku mahasiswa perantau, ke dalam lingkungan Sunda di Jatinangor. Penelitian ini merujuk pada bentuk komunikasi yang terjalin selama berlangsungnya proses adaptasi tersebut. Bentuk komunikasi ini terbagi dua, yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Semua bentuk komunikasi ini dilihat dari kegiatan mereka sehari-hari ketika mereka berinteraksi dengan warga Jatinangor dan juga sesama anggota Permakan sendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Tujuan pendekatan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai proses adaptasi tersebut secara mendalam dan terperinci dari sampel perorangan anggota Permakan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan pengumpulan data sekunder. Subjek penelitian adalah anggota Permakan yang telah memegang predikat sebagai pengurus lebih dari satu tahun dan aktif dalam setiap agenda kegiatan yang dilaksanakan oleh Permakan. Selain itu, sampel diambil masing-masing satu dari setiap merga besar yang ada di Karo, yaitu Karo-karo, Sembiring, Tarigan, Perangin-angin, dan Ginting. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa anggota Permakan mengalami refinement tingkah laku. Refinement ini merupakan bentuk tingkah laku yang lebih halus dari sebelumnya. Hal ini terjadi dilakukan untuk dapat berbaur di tengah lingkungan Sunda di Jatinangor yang memiliki kultur yang lebih halus dan lebih lembut. Perubahan tingkah laku ini terjadi akibat adanya beberapa complain dari orang Sunda itu sendiri. Dalam prosesnya, anggota Permakan mengalami berbagai hambatan, baik itu yang terlihat oleh kasat mata (above waterline), dan juga yang tidak tidak terlihat kasat mata (under waterline). Beberapa hambatan ini dapat diatasi oleh anggota Permakan, namun ada beberapa juga yang tidak menemukan solusi.Item Adaptasi Budaya Orang Jawa di Bandung dengan Kebudayaan Dominan Sunda (Studi kasus kemampuan berbahasa Sunda Orang Jawa di Babakan Cintawargi Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung)(2016-09-27) MOHAMAD IQBAL SYAKIR; Budi Rajab; Tidak ada Data DosenIntisari Penelitian ini membahas mengenai bagaimana Orang Jawa mengadaptasikan diri pada kebudayaan dominan sunda. Studi kasus pada Orang Jawa di Babakan cintawargi, Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Penelitian ini terinspirasi dari penelitian Edward Bruner (1976) yang menyatakan bahwa Bandung memiliki kebudayaan dominan. Kota yang memiliki kebudayaan dominan akan membuat pendatang mengadaptasikan diri pada kebudayaan dominan sunda. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi dengan metode kualitatif, mendeskripsikan informan dengan instrumen life profile history. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana orang Jawa di Babakan cintawargi beradaptasi pada kebudayaan dominan sunda. terdapat satu aspek yang menjadi dasar peneliti untuk melihat proses adaptasi. Aspek tersebut adalah kemampuan berbahasa. Hasil Penelitian menunjukan bahwa kebudayaan dominan sunda masih berlaku dan orang Jawa di Babakan cintawargi melakukan adaptasi. Dalam upaya adaptasi tersebut, terdapat langkah yang berbeda yang dilakukan oleh orang Jawa tersebut. Langkah adaptasi tersebut dibedakan oleh faktor status seseorang, lingkungan dan intensitas berkomunikasi. kata kunci : Adaptasi, Adaptasi budaya, kemampuan berbahasa, orang Sunda, orang JawaItem ADAPTASI MAHASISWA ETNIK BATAK TOBA DI BANDUNG (Studi Kasus Terhadap Mahasiwa Batak Toba Asal Sumatera Utara di Politeknik Negeri Bandung)(2019-11-04) GITA JUNITA BR SAGALA; Ade Makmur K; Tidak ada Data DosenMahasiswa Politeknik Negeri Bandung asal Sumatera Utara merupakan perantau karena jauh dari kampung halaman. Sebagai perantau, mahasiswa etnik Batak Toba asal Sumatera Utara mengalami proses adaptasi. Adaptasi merupakan hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa etnik Batak Toba untuk dapat bertahan hidup dan melanjutkan tujuan pendidikannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan mengenai proses adaptasi mahasiswa etnik Batak Toba di Bandung mulai dari tahapan pra migrasi, awal migrasi hingga adaptasi yang dilakukan sampai saat ini. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara dengan informan. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian menunjukan bahwa beberapa mahasiswa rantau etnik Batak Toba mengalami kecemasan dalam beradaptasi dikarenakan stereotip yang mereka dengar sebelum berangkat ke Bandung. Adapun faktor yang menjadi alasan mereka untuk tetap berangkat ke Bandung ialah faktor pendidikan, ekonomi, dan psikologis. Pada awal migrasinya di Bandung beberapa informan sempat mengalami tindakan bullying oleh mahasiswa lainnya. Sedangkan masalah lain yang mereka alami pada awal migrasi ialah memahami bahasa daerah dan logat Bandung yang sangat khas seperti teh, mah, dan lainnya. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa mahasiswa etnik Batak Toba beradaptasi dengan budaya baru disekitarnya, yang kemudian menentukan pemilihan tipe adaptasinya agar bisa bertahan di perantauan.Item Adaptasi Mahasiswa non Sunda dalam Tata Krama Sunda (Studi Etnografi pada Mahasiswa Perantau non Sunda Anggota Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Padjadjaran)(2022-09-07) ALVIONITA; Ira Indrawardana; Tidak ada Data DosenPenelitian ini mengenai adaptasi tata krama Sunda pada Mahasiswa non Sunda di PSM UNPAD. Penelitian ini menggunakan konsep adaptasi, sosialisasi, dan enkulturasi tata krama Sunda. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan model etnografi. Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menemukan bahwa penerapan tata krama Sunda pada mahasiswa non Sunda menunjukan adanya proses adaptasi, sosialisasi, dan enkulturasi. Tata krama Sunda yang diterapkan di PSM dengan menggunakan ungkapan kata-kata bahasa Sunda dalam berinteraksi terutama terhadap sesama anggota PSM seperti kata-kata punten, akang teteh, dan hatur nuhun. Sosialisasi dilakukan secara berulang pada Rangkaian Penerimaan Anggota Baru (RPAB) kepada anggota baru oleh seluruh elemen PSM UNPAD yang aktif. Hal tersebut membuat mahasiswa non Sunda dapat beradaptasi dengan cepat serta meng enkulturasi tata krama Sunda pada kegiatan sehari-hari di lingkungan PSM UNPAD, kampus, kosan, dengan masyarakat umum, hingga saat kembali ke kota asal.Item Adaptasi Mahasiswa Perantau Asal Minangkabau Berdasarkan Gender (Studi Etnografi pada Mahasiwa Minangkabau di Universitas Padjadjaran)(2018-08-24) MALINDA EKA W; Selly Riawanti; Tidak ada Data DosenMahasiswa Unpad asal Minangkabau merupakan perantau karena jauh dari kampung halaman. Sebagai perantau, mahasiswa Minang asal Sumatera Barat mengalami adaptasi yang berbeda-beda. Adaptasi ini penting bagi mahasiswa yang merantau sebagai proses untuk bisa bertahan di tempat tinggal yang baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan mengenai perbedaan adaptasi antara mahasiswa perantau laki-laki dan perempuan Minang asal Sumatera Barat berdasarkan gender, dilihat dari aspek gender seperti pengambilan keputusan, akses dan kontrol sumber daya, serta hubungan di luar kekerabatan. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini yaitu etnografi yang ditunjang oleh metode kuantitatif sebatas untuk melihat pola adaptasi. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa perantau asal Minang yang masuk dalam bergabung dalam komunitas Minang yang ada di Unpad dan yang tidak bergabung dalam komunitas. Pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, mahasiswa Minang laki-laki dan perempuan dapat beradaptasi di lingkungan dengan cepat tetapi dengan adanya persaingan dalam belajar pada perguruan tinggi dan faktor ekonomi membuat beberapa orang beradaptasi dengan lambat. Faktor ekonomi sangat mempengaruhi dalam beradaptasi, dalam penelitian ini mahasiswa yang ekonominya kurang lebih banyak mengalami kesulitan. Kesulitan yang dialami yaitu seperti kehidupan sosial dalam pertemanan, perkuliahan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan permasalahan ini berlangsung sampai tingkat akhir. Sedangkan bagi mahasiswa yang berkecukupan hanya memiliki masalah pada pertemanan dan perkuliahan saja dan tidak berlangsung lama. Dalam penelitian ini juga menunjukkan beberapa perbedaan berdasarkan gender, seperti (1) pengambilan keputusan, (2) nilai atau IPK, (3) cara menutupi kebutuhan, (4) pemilihan tempat tinggal, dan (5) frekuensi pulang kampung (6) di UPBM perempuan dilindungi oleh laki-laki. Adapun persamaannya yaitu dalam beradaptasi antara laki-laki dan perempuan sama-sama mempunyai kebutuhan untuk berkumpul dengan sesama Minang di rantau.Item Adaptasi Masyarakat terhadap Banjir Tahunan di Bantaran Sungai Citarum (Studi Kasus Kampung Jambatan, Kabupaten Bandung)(2021-01-30) MARIA NOVITA SITANGGANG; Oekan Soekotjo Abdoellah; Budhi GunawanBanjir seringkali disebut membawa persoalan bagi kehidupan manusia, karena menimbulkan banyak kerugian seperti rusaknya bangunan rumah, terganggunya aktivitas manusia, mengancam mata pencaharian dan lain-lain. Masyarakat Kampung Jambatan merupakan salah satu kelompok masyarakat yang menghadapi banjir setiap tahunnya. Banjir di wilayah Kampung Jambatan disebut dengan banjir tahunan, karena kejadiannya dapat terjadi saat memasuki bulan-bulan musim penghujan yaitu pada bulan penghujung tahun hingga awal tahun. Peristiwa banjir yang rutin terjadi menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang memilih untuk tetap bertahan di wilayah tersebut. Ketika bencana banjir terjadi berulang-ulang, manusia akan membentuk suatu respon sebagai tindakan penyesuaian yang dilakukan mereka untuk menyeimbangkan keselarasan hidup sehari-hari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kombinasi dari kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan sequential exploratory. Data kualitatif untuk memperoleh data awal tentang adaptasi masyarakat Kampung Jambatan dalam menghadapi banjir tahunan, kemudian data kuantitatif didapatkan untuk memperkuat hasil temuan data kualitatif dalam bentuk persentase terkait dengan adaptasi yang dilakukan masyarakat Kampung Jambatan yang rentan terhadap banjir. Hasil penelitian menunjukkan adanya berbagai tindakan adaptasi yang dilakukan dalam aspek kehidupan masyarakat yaitu adaptasi tempat tinggal, adaptasi ekonomi, dan adaptasi sosial. Tidak hanya itu, hasil penelitian juga disajikan dalam bentuk skala numerik pada berbagai pilihan tindakan adaptasi yang dilakukan dalam menghadapi banjir. Kesimpulannya adalah masyarakat Kampung Jambatan dapat menyesuaikan diri maupun kolektif dalam menghadapi banjir dengan menggabungkan sumber daya, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki untuk tetap hidup berkelanjutan. Segala tindakan penyesuaian menjadi strategi dan pola adaptasi yang terbentuk secara budaya.Item Adaptasi Mata Pencaharian Terdampak Pembangunan Waduk Jati Gede(2017-08-22) VALENTINA WIJAYANNTO; Rina Hermawati; Opan Suhendi SuwartapradjaSkripsi ini membahas tentang Adaptasi Mata Pencaharian Terdampak Pembangunan Waduk Jati Gede, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Pembangunan Waduk Jati Gede yang menggenangi lahan pemukiman dan lahan pertanian telah menyebabkan Orang Terkena Dampak (OTD) kehilangan tempat tinggal dan juga mata pencaharian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana adaptasi mata pencaharian baru OTD Dusun Ancol Pasca Penggenangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi. Metode kualitatif digunakan untuk memperoleh deskripsi mendalam mengenai proses adaptasi mata pencaharian yang dilakukan oleh OTD. Dari adanya pembangunan terdapat perubahan yang terjadi, yakni perubahan fisik yang telah turut membuat perubahan pada kondisi sosial/ekonomi. Perubahan ini disebabkan oleh berubahnya kondisi infrastruktur kebudayaan yang kemudian mengubah kondisi struktur kebudayaan, yang sesuai dengan konsep Marvin Harris tentang determinisme kebudayaan. Proses adaptasi mata pencaharian sejalan dengan proses sosial, ekonomi, dan politik OTD itu sendiri. Untuk bisa mendapatkan mata pencaharian baru mereka harus bisa memanfaatkan modal finansial dan modal sosial yang ada. Meski demikian, pembangunan yang bertujuan untuk mensejahterakan belum dikatakan berhasil, karena mata pencaharian yang dimiliki OTD pasca penggenangan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada belum dapat dimaksimalkan karena kurangnya dukungan pemerintah setempat. Kata kunci : adaptasi, mata pencaharian, OTD, pembangunan.Item Bencana Dan Kehidupan Sosial(2016-10-18) TOMMY KUMBARA; Dede Tresna Wiyanti; Tidak ada Data DosenPenelitian ini berjudul “Bencana Dan Kehidupan Sosial” (studi kasus relokasi warga pasca bencana tanah longsor di daerah Kampung Gadog, Desa Sukahurip, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang Jawa Barat). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan bagaimana bencana tanah longsor terjadi dan bagaimana proses relokasi yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Gadog, sampai semua kembali seperti awal sebelum bencana tanah longsor terjadi atau sampai semua kembali ke struktur normal. Penelitian yang dilakukan di Kampung Gadog ini bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dari informan melalui pengamatan di lapangan dan wawancara, serta untuk melengkapi data ini didukung pula oleh studi kepustakaan. Bencana tanah longsor yang terjadi di Kampung Gadog diakibatkan oleh erosi air sungai atau pengikisan bantaran sungai oleh air sungai. Proses pembongkaran rumah dilakukan oleh masyarakat Kampung Gadog dengan cara gotong-royong masyarakat, setelah dilakukannya proses pembongkaran rumah, dilakukan kembali proses relokasi atau pindah ke lokasi yang lebih aman dan nyaman. Relokasi dan pembangunan rumah kembali dilakukan dengan cara gotong-royong masyarakat Kampung Gadog. Relokasi bukan hanya sekedar memindahkan rumah saja, tapi lebih tepatnya memindahkan kehidupan dari tempat bencana ke tempat yang lebih aman. Adaptasi masyarakat terhadap lingkungan yang baru sangat penting diperhatikan dalam masalah relokasi, adaptasi yang baik sangat mempengaruhi keberhasilan relokasi yang dilakukan. Ketika adaptasi terhadap tempat yang baru sudah baik, maka semua akan berjalan dengan sendirinya dan akan kembali seperti awal sebelum bencana tanah longsor terjadi dan semua kembali ke struktur normal atau ke struktur awal kembali.Item DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL SUTAN RAJA DAN SEKOLAH YADIKA TERHADAP MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DI DESA CINGCIN(2015-10-19) SYIFA ANGGITA HARAHAP; Dede Tresna Wiyanti; SungkonoSkripsi ini membahas mengenai dampak pembangunan Hotel Sutan Raja dan Sekolah Yadika di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Pembangunan memberikan dampak pada lingkungan, sosial dan budaya masyarakat Desa Cingcin. Adanya dampak yang ditimbulkan pembangunan menimbulkan adanya adaptasi pada masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penggunaan metode kualitatif dilakukan guna memperoleh deskripsi mendalam terkait dampak pembangunan terhadap mata pencaharian masyarakat. Penggunaan metode kualitati diawali dengan cara snowball sampling hingga diperoleh lima informan kunci. Lima informan kunci adalah petani yang mengelola lahan yang digunakan untuk pembangunan dan mengalami perubahan sistem mata pencaharian. Hasil penelitian ini menunjukan dampak yang terjadi karena pembangunan Hotel Sutan Raja dan Sekolah Yadika bersifat lingkungan dan sosial budaya. Dampak pembangunan yang terjadi pada lingkungan adalah perubahan tata guna lahan yang mengubah ekosistem sawah. Hilangnya lahan persawahan menghilangkan hasil pertanian berupa gabah. Pembangunan juga menimbulkan peluang usaha baru bagi masyarakat selain itu pembangunan juga membentuk kegiatan baru sehingga menimbulkan keramaian. Dampak sosial yang ditimbulkan oleh pembangunan terkait dengan hilangnya lahan garapan adalah hilangnya lahan matapencaharian bagi masyarakat petani. Berdasarkan dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan bentuk adaptasi masyarakat terkait dengan perubahan sistem matapencaharian. Penelitian ini memberikan deskripsi dampak pembangunan terhadap lingkungan, sosial dan budaya masyarakat.Item Penyesuaian Diri Tinggal di Rumah Susun (Studi Kasus pada Ex-Warga Babakan Siliwangi di Rusunawa Sadang Serang Bandung(2017-12-18) MUTIARA FITHRAH; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenPembangunan Teras Cikapundung yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung, mengharuskan warga yang bermukim di wilayah pembangunan untuk direlokasi ke Rusunawa yang terletak di Sadang Serang. Perubahan yang terjadi membuat warga harus melakukan adaptasi. Penelitian ini menjelaskan bagaimana warga melakukan penyesuaian diri semenjak pindah ke Rusunawa, serta menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian diri warga. penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa warga yang direlokasi ke Rusunawa mengalami berbagai macam perubahan yang membuat warga akhirnya harus melakukan penyesuaian diri kembali. seluruh warga hingga saat ini bisa bertahan dengan kehidupan baru mereka di Rusunawa, dengan cara menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri mereka yaitu antara lain jarak tempat kerja, pendidikan, berubahnya bangunan mereka secara fisik, kriteria anggota keluarga, interaksi antar warga, keluarga, pendapatan, pengeluaran, dan mata pencaharian. Penelitian ini merekomendasikan gambaran mengenai bagaimana kelanjutan kehidupan warga setelah direlokasi oleh pemerintah, hal ini berguna untuk pemerintah kedepannya, agar lebih bijak ketika akan mengambil keputusan yang memiliki dampak besar bagi masyarakat. Kata kunci : Adaptasi, Pembangunan, Relokasi,Item Penyesuaian Karyawan Terhadap Lingkungan Kerja (Studi Kasus PT. Dentsu One Departemen Perencanaan Strategis)(2019-09-19) RAUFINA ZAHRA M I; Opan Suhendi Suwartapradja; Tidak ada Data DosenPenelitian ini mengenai Penyesuaian Karyawan Terhadap Lingkungan Kerja di PT. Dentsu One Indonesia, Jakarta; sebuah agensi periklanan dengan studi kasus karyawan departemen perencanaan strategis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses penyesuaian karyawan di perusahaan periklanan terhadap lingkungan kerja, termasuk mengenai pertimbangan karyawan memilih tempat bekerja, dan kaitannya dengan riwayat pendidikan serta pengalaman karyawan bekerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode life profile history melalui pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, observasi dan wawancara mendalam kepada informan kunci serta informan pendukung. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan bahwa budaya kerja, pengalaman kerja, dan berada di generasi yang sama adalah tiga hal yang dapat memudahkan karyawan menyesuaikan diri terhadap lingkungan kerja di PT. Dentsu One Indonesia. Namun berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat mengungkapkan bahwa latar belakang pendidikan tidak terlalu berpengaruh dalam upaya karyawan menyesuaikan diri terhadap lingkungan kerja. Hal ini dikarenakan skill yang dimiliki oleh karyawan di luar riwayat pendidikannya lebih penting terlebih lagi ketika pekerjaan sebagai departemen perencanaan strategis tidak terlalu mengharuskan karyawan memiliki latar belakang pendidikan tertentu. Penulis dapat menarik kesimpulan bahwasanya budaya kerja perusahaan merupakan suatu hal yang penting dalam penyesuaian karyawan terhadap lingkungan kerja. Selain budaya kerja, berada di sekeliling suku bangsa yang sama juga memudahkan karyawan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan kerjanya. Sementara pengalaman kerja dan berada di generasi yang sama memudahkan karyawan untuk melakukan interaksi sosial. Mengenai latar belakang pendidikan tidak terlalu berpengaruh pada karyawan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya karena baik yang sudah berpengalaman maupun tidak keduanya harus sama-sama menyesuaikan kembali dengan budaya kerja perusahaan mereka sekarang.Item Proses dan Pola Adaptasi Sosial Budaya Tentara Perempuan (KOWAD) di Lembaga Kedinasan TNI AD (DISJASAD) kota Cimahi(2017-12-11) RESTI PUTRI SUGIHARTI; Erna Herawati; Tidak ada Data DosenJumlah tentara perempuan TNI AD (KOWAD) di Dinas Jasmani Angkatan Darat (DISJASAD) lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah tentara laki-laki. Tentara perempuan melakukan proses adaptasi yang khas saat memasuki lingkungan kerja yang didominasi oleh laki-laki. Penelitian ini menggambarkan secara mendalam proses dan pola adaptasi yang dilakukan oleh tentara perempuan (KOWAD) di DISJASAD. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan model etnografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tentara perempuan DISJASAD yang masuk ke lingkungan maskulin tidak menemui masalah karena mereka menempati ranah kerja feminin yaitu pada bidang administrasi, kesehatan, dan bertugas masih dalam ranah perempuan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tentara perempuan melakukan proses adaptasi secara beragam dan melakukan pola adaptasi konformitas dan ritualisme saat berhadapan dengan peraturan di lingkungan kerjanya. Pola adaptasi itu dipengaruhi faktor internal (dalam) yaitu watak, kecakapan, dan sikap, juga dipengaruhi faktor eksternal (luar) yaitu perbedaan kebudayaan baru dengan kebudayaan yang lama, latar belakang kegiatan atau pekerjaan sebelumnya, suasana lingkungan kerja, dan faktor gender. Penelitian ini merekomendasikan gambaran mengenai isu gender di dalam lembaga kedinasan tentara yang dapat digunakan sebagai dasar untuk penyusunan kebijakan berwawasan gender.Item Strategi Adaptasi Pedagang Pakaian Bekas saat Pandemi Covid-19 di Pasar Gedebage Kota Bandung(2022-09-08) AMARETTO JOSE VERNON; Budiawati Supangkat; Tidak ada Data DosenPenelitian ini mengkaji strategi adaptasi pedagang pakaian bekas di Pasar Gedebage, Kota Bandung, ketika masa pandemi COVID-19. Meliputi keadaan pasar, dampak yang dirasakan pedagang, dan bagaimana mereka beradaptasi dengan keadaan. Kajian ini menggunakan kerangka konseptual adaptasi dan strategi adaptasi. Sebagai ruang berdagang, Pasar Gedebage biasanya dipenuhi oleh pedagang dan pembeli. Sementara itu, kehadiran virus corona di tengah masyarakat telah membatasi kontak fisik manusia sehingga hiruk pikuk pasar tak lagi ditemukan. Perubahan keadaan tersebut membuat para pedagang harus beradaptasi untuk tetap mendapatkan penghasilan dan bertahan hidup. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnografi dengan pengamatan terlibat, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Pasar Cimol Gedebage dapat berkembang hingga saat ini karena kondisi pasar yang menunjang kegiatan jual-beli pakaian bekas dan adanya potensi dari pakaian bekas itu sendiri. Kajian ini menemukan bahwa hiruk pikuk pasar pakaian bekas Gedebage masa pandemi cenderung menurun, meski masih dapat dijumpai kegiatan jual-beli yang dilakukan. Sementara itu, bagi para pedagang pasar pakaian bekas Gedebage di Kota Bandung, salah satu hal signifikan yang terjadi akibat pandemi adalah turunnya pendapatan para pedagang karena sepinya kondisi pasar yang disebabkan oleh menurunnya daya beli konsumen. Banyak pedagang yang kehabisan modal atau uang tabungan, dan tidak dapat melanjutkan usahanya, entah hanya untuk beberapa waktu atau secara permanen. Untuk tetap bertahan hidup, adaptasi berupa penerapan protokol kesehatan terjadi dalam aktivitas jual beli, atau komunikasi antar sesama pedagang. Orang-orang di dalam lingkup Pasar Gedebage harus memakai masker, mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer, dan menjaga jarak. Hal ini belum dilakukan secara ideal, masih banyak para pedagang yang lalai memakai masker dan menjaga jarak. Perilaku adaptasi lainnya yang dilakukan para pedagang dapat dijelaskan melalui tiga jenis strategi adaptasi: (1) strategi aktif: tetap berjualan di pasar, mengembangkan usahanya dengan cara lain (seperti berjualan online atau menjual barang dagangannya di lingkungan rumah), melakukan perubahan jam kerja (tutup lebih cepat atau menunggu pasar sampai benar-benar sepi); (2) strategi pasif: mengurangi uang belanja, menunda pembelian barang yang tidak terlalu dibutuhkan, mengurangi pemakaian listrik, makan seadanya, tidak menabung; (3) strategi jaringan: memanfaatkan bantuan dari pemerintah, meminjam uang kepada saudara atau teman yang dianggap lebih mampu. Kesimpulannya, pandemi COVID-19 yang terjadi memberikan dampak yang sangat merugikan bagi para pedagang pakaian bekas di Pasar Gedebage karena berhubungan dengan pendapatan sehari-hari. Penerapan protokol kesehatan yang seharusnya dilakukan masih belum ideal. Sementara itu, dengan melakukan strategi aktif, strategi pasif, dan strategi jaringan melalui caranya masing-masing, sedikit banyak dapat membantu mereka untuk bertahan hidup.