Sastra Jepang (S1)

Permanent URI for this collection

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 20 of 1005
  • Item
    STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis)
    (2012-12-11) PERWITA SARI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    Dalam penelitian ini, penulis menganalisis tentang peranan Kuribayashi Tadamichi mempertahankan Jepang pada Perang Iwojima yang tercermin dalam novel Chiruzo Kanashiki. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu metode yang menguraikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan menganalisis objek penelitian. Analisis ini menggunakan pendekatan mimesis, yang mengarah pada karya sastra yang berasal dari data-data faktual.
  • Item
    PELANGGARAN PRINSIP SOPAN SANTUN PADA SASOI HYGEN BAHASA JEPANG SATU TINJAUAN SOSIOPRAGMATIK
    (2012-08-01) RIMA KOSALIN; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    ABSTRAK Sopan santun merupakan hal yang penting dalam mewujudkan komunikasi yang harmonis antar manusia. Sopan santun dapat diaplikasikan pada hampir setiap tindak ujar, salah satunya pada tindak ajakan. Ajakan dalam Bahasa Jepang disebut sasoi hyŠgen. Dalam berkomunikasi, pembelajar bahasa terkadang melakukan kesalahan pemakaian bahasa, termasuk dalam pemakaian sasoi hyŠgen. Penelitian ini berfokus pada penggunaan sasoi hyŠgen oleh pembelajar Bahasa Jepang secara sosiopragmatik. Metode penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Dasar teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori sopan santun dari Leech (1983). Sedangkan metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah metode survey. Responden adalah mahasiswa Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran angkatan 2009. Dari segi sosiopragmatik dapat diketahui adanya beberapa maksim pada prinsip sopan santun yang dilanggar pada penggunaan sasoi hyŠgen oleh responden. Maksim-maksim tersebut adalah maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, dan maksim penghargaan. ABSTRACT Politeness is one of the most important things to create a harmonic interpersonal communication. Politeness is applicable for most of speech acts; one of them is “invitation†act. In Japanese, “Invitation†is called sasoi hyŠgen. Japanese language learner sometimes makes some mistakes in the use of language, one of the mistakes is in expressing sasoi hyŠgen. This study is focused in sasoi hyŠgen usage by Japanese language learner with sociopragmatic approachment. This study is using descriptive method in describing the result of the analysis. Ground theory which used in this study is politeness principles theory by Leech (1983). Survey Method is applied in this study as the method for data collection. The respondents are college students who are currently studying at Japanese Literature Program, Cultural Knowledge Faculty, Padjadjaran University. From sociopragmatic point of view, we can understand that some of sasoi hyŠgen that used by respondents are not observing certain maxims of politeness principle. Which are tact maxim, generosity maxim, and approbation maxim.
  • Item
    KONFLIK BATIN TOKOH PENDETA SEBASTIAN RODRIGUES DALAM NOVEL CHINMOKU KARYA SHUSAKU ENDO (Melalui Konsep Self dan Imago)
    (2012-07-12) ADHI DARMADI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    ABSTRAK Skripsi ini membahas tentang pergolakan batin yang dialami oleh tokoh utama yang terdapat dalam novel “Chinmoku†karya Shusaku Endo yang ditinjau melalui Konsep Self dan Imago. Novel “Chinmoku†(沈黙)memuat perjalanan hidup Sebastian Rodrigues sebagai seorang pendeta sampai akhirnya ia murtad. Novel “Chinmoku†(沈黙)menceritakan perjalanan Sebastian Rodrigues, yaitu seorang pendeta berkebangsaan Portugis yang ditugaskan untuk mencari kebenaran cerita yang beredar di Portugal yang mengatakan bahwa gurunya, yaitu pendeta Christavao Ferreira telah murtad saat ditugaskan ke Jepang, karena penyiksaan yang ia alami di Nagasaki, sesampainya di Jepang, Rodrigues malah mengalami hal yang sama dengan gurunya, Ferreira. Rodrigues bertemu dengan Gubernur Chikugo, Inoue, yang telah membuat gurunya murtad. Setelah mengalami penyiksaan secara psikologis dan pergolakan batin yang hebat, Rodrigues pun murtad. Ia beranggapan bahwa yang ia lakukan adalah untuk menolong umat Kristen Jepang yang sedang disiksa, dan ia juga beranggapan bahwa Kristus pun akan melakukan hal yang sama karena cinta kasihnya yang besar terhadap manusia. ABSTRACT This thesis discusses the inner turmoil experienced by the main character in the novel "Chinmoku" by Shusaku Endo is viewed through the concept of Self and Imago. This novel contains contains Sebastian Rodrigues life journey as a priest until he finally lapsed. Novel "Chinmoku" (沉 黙) recounts the journey Sebastian Rodrigues, is a Portuguese Pastor who were assigned to search for the truth of the story circulating in Portugal who said that his teacher, pastor Christavao Ferreira had lapsed when assigned to Japan, because of the torture he experienced in Nagasaki , when arrived in Japan, Rodrigues even experienced the same thing with his teacher, Ferreira. Rodrigues met with Governor of Chikugo, Inoue, which has made his teacher apostate. After experiencing the psychological torture and a great internal struggle, Rodrigues was an apostate. He thought that what he did was to help the Japanese Christians who were tortured, and he also thought that Christ would have done the same because of his great love for mankind.
  • Item
    FUKUGOUMEISHI YANG TERBENTUK DARI MAKNA UNSUR-UNSUR PEMBENTUKNYA ( TINJAUAN SEMANTIK )
    (2012-08-07) GITA VESTY A; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    ABSTRAK Skripsi ini menceritakan tentang pembentukan makna nomina majemuk bahasa Jepang. Seperti dalam bahasa Indonesia, dalam bahasa Jepang pun terdapat nomina majemuk. Dalam bahasa Indonesia sebagai contoh meja makan, maknanya terbentuk dari gabungan makna kata meja dan kata makan. Penulis dalam skripsi ini membahas tentang pembentukan makna nomina majemuk dalam bahasa Jepang. Nomina majemuk tersebut terbentuk dari gabungan unsure – unsur seperti verba, nomina, adjektiva dan garaigo. This thesis discuss about formation meaning of a plural noun in Japanese language. Just like Indonesian language, Japanese language also have a plural noun. In Indonesian language, for example is “dining table†, meaning of the word formed from combination meaning of dining and table The writer of this thesis discuss about formation meaning of a plural noun in Japanese language. The compound noun formed from the combined elements such as verbs, nouns, adjectives and garaigo.
  • Item
    KEHIDUPAN SOSIAL TOKUNAGA DALAM NOVEL SAGA NO GABAI BACHAN KARYA SHIMADA YOSHICHI (melalui pendekatan Sosiologi Sastra)
    (2012-09-04) ADI BIJAKSANA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Kehidupan sosial Tokunaga dalam novel yang berjudul Saga No Gabai Bachan karya Shimada Yoshichi†. Tokunaga adalah tokoh utama dalam novel Saga No Gabai Bachan. Hadirnya novel Saga No Gabai Bachan menghadirkan unsur-unsur konflik yang terjadi diantaranya, pada umumnya terdapat dalam setiap karya novel. Di samping itu, hubungan Tokunaga dengan tokoh lain dalam novel tersebut memperlihatkan karakter Tokunaga yang dinamis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra. Penulis menerapkan teori sosiologi sastra yang menitikberatkan pada tokoh utama. Tokoh utama adalah salah satu unsur terpenting sebuah cerita, karena merupakan media utama pengarang dalam mengemukakan gagasannya. Hasil analisis yang didapat adalah perubahan sosial Tokunaga dalam cerita yang memberikan gambaran tentang kehidupan. ABSTRACT The title of this thesis is “The Social Life of Tokunaga in the Novel Saga no Gabai Bachan by Shimada Yoshichi†. Tokunaga is the main character in the novel Saga No Gabai Bachan . The novel presents the elements of conflict that occur in each event, in generally that can be found in any novel. In addition, relationship between Tokunaga with another characters in this novel showed the dynamic character of Tokunaga. This research used Methods of sociology literature. The writer applied it that specifically focused to the main character. The main character is one of the most important elements of a story, because it is principal’s author of the media to express his/her idea. Analytical results obtained are the change of Tokunaga’s social in the story that gives an illistration of life.
  • Item
    PERJUANGAN TOKOH SHINJI DALAM MERAIH CINTA PERTAMANYA DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO (melalui pendekatan pragmatik)
    (2013-11-01) YANIE MULYANI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    PERJUANGAN TOKOH SHINJI DALAM MERAIH CINTA PERTAMANYA DALAM NOVEL “SHIOSAI” KARYA MISHIMA YUKIO (melalui pendekatan pragmatik) ABSTARK Dalam penelitian ini penulis menganalisis tokoh utama yang bernama Shinji dalam perjuangannya meraih cinta pertamanya kepada Hatsue dalam novel "Shiosai" karyaMishima Yukio. Novel adalah salah satu karya sastra. Novel merupakan bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Novel Mishima Yukio ini menceritakan tentang kisah cinta antara tokoh utama yaitu Shinji dan Hatsue yang ditentang oleh ayah Hatsue karena Shinji berasal dari keluarga yang kurang mampu, kisah cinta ini dibumbui dengan fitnahan dari pihak ketiga yaituYasuo yang juga mencintai Hatsue, tetapi Hatsue lebih memilih Shinji karna menurutnya Shinji baik dan berasal dari keluarga yang sederhana, pada awalnya kisah cinta mereka ditentang oleh ayah Hatsue tapi pada akhirnya mereka mendapat restu dan mendapatkan kebahagiaan yang mereka inginkan selama ini, karna Shinji mampu melewati gelombang fitnahan dari berbagai pihak termasuk Yasuo, dan juga karna Shinji adalah orang yang bertanggung jawab dan mau berjuang demi cintanya kepada Hatsue. Teori yang digunakan adalah pendekatan pragmatik yang lebih menitik beratkan kepada pembaca dan respon pembaca itu sendiri terhadap novel shiosai ii ini karna novel ini cukup menarik minat pembaca berkat perjuangannya yang teguh Shinji mendapatkan cintanya. Kata kunci : Mishima Yukio, Shiosai, Pragmatik. iii
  • Item
    konflik batin dan gambaran karakter amae dalam nikki ichi rittoru no namida
    (2013-01-21) MEGA NUR ADDINI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    Kitou Aya, dalam Nikki ini merupakan sosok seorang anak yang baik hati, dan pintar dalam bidang akademik. Namun masa mudanya perlahan hilang, karena sebuah penyakit langka yaitu penyakit yang menyerang saraf dalam otaknya. Selama Kitou Aya melawan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tersebut, dirinya mengalami beberapa konflik batin yang menyebabkan timbulnya emosi dan hangatnya perjuangan kasih sayang seorang ibu. Tingkat keadaan emosi seseorang dipengaruhi oleh adanya tekanan dari lingkungan maupun pertentangan dalam diri seseorang. Hal tersebut dapat memicu sebuah konflik yang dapat mempengaruhi terbentuknya karakter seseorang. Dengan melakukan metode kepustakaan, serta tinjauan psikologi individual, penulis menganalisis gambaran Amae dan konflik batin yang dialami tokoh utamanya pada Nikki “Ichi Ritoru no Namida” karya Kitou Aya.
  • Item
    Konflik Batin Tokoh Kaname dalam Novel
    (2013-01-31) OLINGGHA PIGAVETTA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data Dosen
    Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan konflik batin Kaname dalam novel Tade Kuu Mushi yang menghadapi dua pilihan berat. Sumber data dari penelitian ini adalah novel Tade Kuu Mushi karya Junichiro Tanizaki dan diterbitkan tahun 1929. Metode atau pendekatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah pendekatan psikoanalisis. Hasil dari penelitian bahwa pertama, konflik batin yang dialami tokoh utama adalah Avoidance-avoidance conflict, sehingga menimbulkan kecemasan realitas. Kedua, pemicu konflik batin adalah ketidakjujuran hubungan Misako dengan Aso, menunggu waktu yang tepat, mempertimbangkan perasaan Hiroshi. Ketiga, upaya yang dilakukan Kaname untuk mengatasi konflik batinnya adalah represi.
  • Item
    PENGGAMBARAN YOUKAI DALAM ANIME INUYASHA KARYA TAKAHASHI RUMIKO
    (2024-01-23) RATIH NUR ASIH; Nani Sunarni; Indah Fitriani
    Penelitian ini bertujuan untuk merepresentasikan penggambaran fisik youkai dan karakter youkai dari anime Inuyasha. Teori yang digunakan untuk membantu penelitian ini adalah teori representasi (Hall,1997) dan encoding/decoding (Hall,1993). Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Di dalam identifikasi masalah terdapat 4 jenis youkai yang akan diteliti dalam anime Inuyasha yang terdiri dari inugami, kitsune, nekomata dan tanuki. Dalam penelitian ini, bagaimana youkai ini ditampilkan adalah adanya perubahan dan modifikasi fisik dan karakter youkai membuat sosok youkai dalam anime ini menjadi berbeda dengan sosok youkai di dalam cerita pada umumnya. Fisik youkai pada umumnya digambarkan secara menyeramkan, namun dalam anime ini fisik youkai diubah menjadi berwajah tampan atau cantik dan ada beberapa youkai yang digambarkan dengan mungil, imut dan lucu yang ternyata itu merepresentasikan sosok yang kawaii dan unsur ini dimasukan ke dalam sosok youkai-youkai tersebut agar bisa diterima oleh anak muda zaman sekarang. Kemudian dilihat dari segi karakter, pembuat cerita masih mempertahankan sifat-sifat umum youkai tersebut seperti kejam, usil, dan suka menipu namun ada sifat-sifat youkai yang mengalami perubahan seperti youkai dengan karakter yang manja, cengeng, baik hati dan penakut. Adanya perubahan dan modifikasi baik dari karakter youkai-youkai tersebut tentunya bertujuan untuk mengubah kesan seram youkai menjadi sosok yang bersahabat sehingga bisa diterima oleh anak-anak muda zaman sekarang.
  • Item
    Intonasi Shujoshi Yo Tokoh Anime Shigatsu Wa Kimi No Uso: Kajian Fonologi
    (2023-09-28) NADINE FICHA VAHRIESYA; Pika Yestia Ginanjar; Nani Sunarni
    Yamada (2006) berpendapat bahwa shujoshi “yo” memiliki tiga fungsi yaitu petunjuk peringatan, permintaan pengakuan, dan permintaan modifikasi. Oshima (2013) juga menyebutkan bahwa shujoshi “yo” memiliki tiga macam jenis pola intonasi, yakni intonasi naik interogatif, intonasi datar, dan intonasi naik-turun. Akan tetapi, tidak pernah ada yang menyebutkan apakah masing-masing fungsi dari shujoshi “yo” tersebut memiliki intonasi khusus dari tiga macam pola intonasi pada shujoshi “yo” yang Oshima (2013) sebutkan. Atas pertimbangan tersebut, penulis menggunakan gambar intonasi shujoshi “yo” tokoh anime berjudul Shigatsu Wa Kimi No Uso dengan mengubah suara tokoh menjadi gambar menggunakan aplikasi bernama Praat sebagai data penelitian dengan menggunakan kajian fonologi. Kemudian, ditarik kesimpulan bahwa shujoshi “yo” yang terdapat pada dialog tokoh anime Shigatsu Wa Kimi No Uso memiliki semua jenis fungsi dan intonasi yang disebutkan oleh Yamada (2006) danOshima (2013). Lalu, pada fungsi petunjuk peringatan, intonasi pada shujoshi “yo” cenderung memiliki pola intonasi naik interogatif. Selanjutnya, pada fungsi permintaan pengakuan, intonasi pada shujoshi “yo” cenderung memiliki pola intonasi datar. Sedangkan pada fungsi permintaan modifikasi, intonasi pada shujoshi “yo” cenderung memiliki pola intonasi yang beragam, sesuai dengan situasi yang terjadi atau tujuan penutur.
  • Item
    Metafora Dan Hiperbola Dalam Lirik Lagu Seventeen Kajian: Linguistik Kognitif
    (2023-10-13) SHELVIA FITRI KHOIRINA; R. Agus Suherman Suryadimulya; Isye Herawati
    Penelitian ini membahas gaya bahasa yang terdapat dalam lirik lagu karya sev-enteen melalui pendekatan lingustik kognitif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan serta mengetahui makna gaya bahasa metafora dan hiperbola. Teori pada penelitian ini menggunakan teori linguistik oleh William Croft (2004), teori segitiga makna atau triangle meaning oleh (Peirce, 1991) teori met-afora oleh Haley (1980) , dan teori hiperbola Sato (1978). Metode dan teknik penelitian yang digunakan adalah metode simak dan teknik catat untuk mengumpulkan data, metode analisis dan klasifikasi data, dan metode informal untuk menyajikan hasil analisis data. Hasil analisis penulis menggunakan dua jenis gaya bahasa kiasan yang lebih dominan ditemukan dalam lagu seventeen. Selanjutnya, hasil analisis data berdasarkan teori gaya bahasa metafora dan hiperbola ditemukan (5) kategori penanda makna pada gaya bahasa metafora terdiri dari metafora being (ke-ada-an), metafora cosmos (kosmos), metafora object (benda), metafora living (kehidupan), metafora human (manusia). Dan (3) kategori penanda makna hiperbola terdiri dari chokuyu na kochouhou 論理的な誇張法 (ungkapan kias), shintaiteki na kochouhou 心情な誇張法 (bagian tubuh atau keadaan fisik), dan shinjou na kochouhou 直喩な誇張法 (perasaan).
  • Item
    TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM MANGA FATE GRAND ORDER: EPIC OF REMNANT SEVEN DUEL OF SWORDMASTER SHIMOUSA KARYA REI WATARU Volume 1 dan 2: KAJIAN PRAGMATIK
    (2023-08-15) BURHANNUDIN AJI FIRDAUS; Riza Lupi Ardiati; Nani Sunarni
    Penelitian ini berjudul “TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM MANGA FATE GRAND ORDER: EPIC OF REMNANT SEVEN DUEL OF SWORDMASTER SHIMOUSA KARYA REI WATARU Volume 1 dan 2: KAJIAN PRAGMATIK”. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan jenis, makna, konteks, dan bentuk tuturan direktif yang muncul pada percakapan antar tokoh. analisis menggunakan teori pragmatik Leech (1983). metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan sumber data berupa manga Fate Grand Order:EoR Seven Duel of Swordmaster Shimousa. Data yang telah di dapat di analisis menggunakan teori Namatame (1996) untuk mengetahui jenis tindak tutur direktif yang muncul pada percakapan antar tokoh, penelitian ini menyimpulkan bahwa jenis tindak tutur direktif yang ditemukan pada manga Fate Grand Order terdapat larangan, perintah permintaan, izin dan saran. Selanjutnya penulis mengidentifikasi skala skala kesantunan yang muncul pada tuturan direktif yang telah penulis dapat menggunakan teori Leech (1983) dan didapatkan data berjumlah 22, 22 data diantaranya skala untung-rugi(Cost-benefit scale) berjumlah 3, skala pilihan (Optionality scale) berjumlah 1, skala ketidaklangsungan (Indirectness scale) berjumlah 2, skala otoritas (Authority scale) berjumlah 14, dan skala jarak sosial (Social distance scale) berjumlah 2.
  • Item
    FUKUGOUDOUSHI V2 KOMU DAN V2 KIRU DALAM DRAMA JEPANG BERGENRE COMEDY ROMANCE: KAJIAN SRUKTUR DAN MAKNA
    (2023-07-14) SHAFANISSA ADILA; Puspa Mirani Kadir; Pika Yestia Ginanjar
    Penelitian ini adalah membahas mengenai struktur dan makna fukugoudoushi komu dan kiru sebagai V2 atau koukoudoushi. Dalam penelitian ini, data penelitian berupa kalimat dalam sumber data yang diambil dari drama Jepang bergenre comedy romance di Netflix. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sadap dan catat yang dianalisis berdasarkan tinjauan struktur dan makna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 30 data yang terbagi atas 16 data fukugoudoushi ~V2 komu dan 14 data fukugoudoushi ~V2 kiru. Kemudian dari hasil analisis tersebut penulis memperoleh kesimpulan bahwa terdapat 7 data berupa fukugoudoushi V2 komu bentuk jidoushi dalam makna naibu idou dan 1 data jidoushi dalam makna teido shinkou. Kemudian, ditemukan juga fukugoudoushi V2 komu dalam bentuk tadoushi yaitu 4 data tadoushi dalam makna naibu idou dan 4 data tadoushi dalam makna teidou shinkou. Selanjutnya, untuk fukugoudoushi ~V2 kiru, penulis memperoleh kesimpulan bahwa terdapat 1 data dalam makna setsudan ‘pemotongan’, 5 data dalam makna shuuketsu ‘selesai/berakhir’, 4 data dalam makna kansui ‘tuntas’, 4 data dalam makna kyokudo ‘luar biasa/tak terhingga’
  • Item
    Performativitas Gender dalam Anime Blue Period
    (2023-10-13) DYMITRIA AURA SABRINA; Pika Yestia Ginanjar; Amaliatun Saleha
    Gender merupakan sebuah konstruksi sosial dan kontruksi budaya yang membentuk sikap dan perilaku yang ada dalam diri baik laki-laki maupun perempuan. Teori performativitas gender Judith Butler menyatakan bahwa tidak ada gender yang sesungguhnya, melainkan serangkaian efek yang dihasilkan melalui tindakan dan perilaku yang berulang. Performativitas gender dalam anime Blue Period dapat ditemukan dalam penampilan tokoh Ryuji Ayukawa melalui cara dia berpakaian, gestur tubuh, dan gaya bahasa yang digunakannya. Ryuji Ayukawa tetap memiliki self-image sebagai seorang laki-laki kendati melakukan cross-dressing (male to female). Penelitian ditujukan untuk mencari tahu representasi performativitas Ryuji Ayukawa sebagai seorang crossdresser dalam anime Blue Period, walau bukan sebagai pemeran utama namun memiliki alur cerita tersendiri yang sangat menarik untuk diteliti. Penulis menggunakan teori representasi Hall dan performativitas Butler dalam mengkaji dan menganalisis data. Data penelitian diperoleh dari gambar, adegan, dan percakapan atau dialog di dalam anime Blue Period. Penelitian ini dikaji menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan harapan dapat memberi gambaran lebih mendalam mengenai representasi performativitas gender. Performativitas gender Ryuji merepresentasi konsep gender di Jepang, dilihat dari pandangan karakter lain terhadap cross-dressing yang dilakukan Ryuji dan pergolakkan terhadap jati diri Ryuji sendiri. Anime Blue Period cenderung menunjukkan sudut pandang positif terhadap penyajian performativitas tokoh Ryuji, dan secara keseluruhan memberi pesan dukungan pada gender non-biner lainnya.
  • Item
    Perbedaan Nil dan Zero Ekuivalen dalam Penerjemahaan Bahasa Jepang-Bahasa Indonesia: Kajian Penerjemahan
    (2023-10-24) RAFLY MUHAMMAD PASHA; Inu Isnaeni Sidiq; Pika Yestia Ginanjar
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan nil dan Zero Ekuivalen dalam penerjemahan bahasa Jepang-bahasa Indonesia. Kemudian mengetahui faktor saja yang memengaruhi pemilihan nil dan zero ekuivalen. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang menitikberatkan pada teori ekuivalen Catford (1965) dengan teknik pengumpulan data penelitian menggunakan studi pustaka berbasis deskriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah novel Kimi no Suizou wo Tabetai karya Yoru Sumino. Pada penelitian ini dapat ditemukan bahwa perbedaan spesifik pada nil dan Zero Ekuivalen sederhananya adalah Nil Ekuivalen dalam penerjemahan adalah konsep yang merujuk pada situasi ketika tidak ada keseluruhan padanan yang tepat antara dua bahasa yang berbeda. Dalam konteks ini, “nil” mengacu pada ketiadaan atau kekosongan. Artinya, terdapat kondisi ketidaktersediaan padanan terjemahan pada bahasa sasaran karena memang istilah dari bahasa sumber tersebut tidak ada di dalam bahasa sasaran sementara Zero Ekuivalen dalam penerjemahan merujuk pada ketidakmunculan padanan karena ketidaksesuaian dengan konteks bahasa sasaran. Dalam beberapa kasus, terdapat perbedaan struktural, budaya, atau konsep yang membuat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk menemukan padanan yang tepat, khususnya konteks dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Kemudian, faktor yang memengaruhi kedua ekuivalen adalah faktor sintaksis, faktor pragmatik, dan faktor leksikal.
  • Item
    Penggambaran Ikuji dalam Anime Mirai no Mirai
    (2023-10-12) ARDIA ALBITA MEITARINI; Indah Fitriani; Herdis Hikmatusadis
    Skripsi ini membahas tentang representasi dari ikuji dalam rumah tangga Jepang, baik dilakukan oleh ibu maupun ayah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara pengasuhan anak dalam rumah tangga Jepang yang dilakukan oleh ibu dan ayah dalam anime Mirai no Mirai mengingat bahwa pengasuhan anak di Jepang mulai berubah yang mana pengasuhan anak tidak dibebankan kepada ibu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana representasi ikuji yang ditampilkan dalam film animasi Mirai no Mirai. Teori utama yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori representasi menurut Stuart Hall dan teori pola asuh menurut Gordon. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya karakteristik pengasuhan anak yang direpresentasikan melalui perilaku yang ditampilkan, gestur tubuh dan cara bicara yang dilakukan oleh tokoh ibu dan ayah. Kemudian ditemukan juga bahwa pola pengasuhan anak yang dilakukan ibu dan ayah merupakan pola asuh autoritatif dan otoriter. Selain itu juga terdapat perubahan peran gender antara ibu dan ayah seperti ibu menjadi seorang pekerja dan ayah menjadi bapak rumah tangga sekaligus bekerja dari rumah, walaupun begitu mereka tetap bertanggung jawab dengan kewajibannya masing-masing sebagai orang tua.
  • Item
    Ateji Dalam Lirik Lagu Grup NEWS: Kajian Morfosemantik
    (2023-10-05) SALSABILA; Puspa Mirani Kadir; Herdis Hikmatusadis
    Melalui kajian morfosemantik, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan jenis ateji, serta perubahan makna pada ateji. Sumber data ini adalah lirik lagu yang berasal dari grup NEWS. NEWS merupakan grup idola Jepang yang dibentuk oleh agensi Johnny & Associates. Pada lirik lagu grup NEWS terdapat lagu yang bertemakan cinta, motivasi, dan fantasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode simak dan catat dalam mengumpulkan data, serta metode analisis kualitatif dalam menganalisis data. Teori yang digunakan dalam meneliti ateji adalah teori Lewis (2010) dan Shirose (2012) serta teori perubahan makna oleh Chaer (2009). Hasil penelitian yang diperoleh dalam lirik lagu grup NEWS adalah ditemukan 4 jenis ateji, yakni 4 buah ateji penerjemahan, 6 buah ateji penunjuk, 16 buah ateji pembanding, dan 4 buah ateji penerjemahan-pembanding. Penelitian ini didominasi dengan perubahan makna berupa penyempitan serta penyempurnaan makna dalam kanji dan furigana yang terdapat pada ateji. Selain itu, bentuk ateji yang ditemukan adalah nomina, verba, pronomina, dan frasa nominal.
  • Item
    SINONIM VERBA HIRAKU, OKONAU DAN KAISAISURU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG: KAJIAN STRUKTUR DAN MAKNA
    (2023-07-13) FARAH ATTAYA SETIAWAN; R. Agus Suherman Suryadimulya; Puspa Mirani Kadir
    Penelitian ini membahas sinonim verba hiraku, okonau, dan kaisaisuru dalam kalimat bahasa Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur, makna, persamaan, perbedaan dan substitusi dari masing-masing verba. Teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu teori sintaksis oleh Koizumi (1995) dan Chaer (2014). Teori semantik oleh Chaer (2009) dan Shinmura (1973). Teori sinonim oleh Chaer (2014) dan Nishio (1980). Kemudian, teori kelas kata verba oleh Kridalaksana (2008) dan Nitta (2014). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data penelitiannya berupa kalimat yang berjumlah 32 data, diambil dari situs resmi di internet yaitu shonagon.ninjal.ac.jp, nhk.or.jp, asahi.com, dan tangorin.com. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa ketiga verba ini memiliki makna yang sama yaitu ‘mengadakan pertemuan atau acara’, namun verba hiraku lebih bermakna ‘mengadakan suatu pertemuan atau acara yang sebelumnya belum pernah dilakukan’, verba okonau lebih bermakna kepada ‘melakukan’ dan ‘memproses dengan metode tertentu’, sedangkan verba kaisaisuru lebih bermakna ‘mengadakan’ namun penggunaannya lebih formal dan partisipan yang lebih terbatas. Berdasarkan hasil substitusi, verba hiraku, okonau dan kaisaisuru dapat saling menggantikan jika terdapat nomina umum sebagai objek yang diterangkan, sehingga kalimatnya bermakna ‘mengadakan pertemuan atau acara’.
  • Item
    PENGGAMBARAN KEBUTUHAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL FUNE WO AMU KARYA MIURA SHION: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN HUMANISTIK ABRAHAM MASLOW
    (2023-09-25) NYIMAS RIZKY KINNARY; Amaliatun Saleha; Herdis Hikmatusadis
    Pada penelitian ini penulis membahas tentang kepribadian tokoh utama dalam novel Fune wo Amu karya Miura Shion dengan menggunakan pendekatan psikologi humanistik menurut Abraham Maslow. Tokoh utama dianalisis berdasarkan upaya untuk mencapai pemenuhan kebutuhannya di tengah konflik yang ia hadapi selama berada di dalam cerita novel. Kebutuhan-kebutuhan yang dijelaskan berdasarkan teori psikologi humanistik menurut Abraham Maslow yaitu kebutuhan dasar dan kebutuhan sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, dengan mendeskripsikan upaya tokoh utama menggunakan pendekatan psikologi humanistik Abraham Maslow. Hasil dari penelitian ini adalah Majime mampu memuaskan kebutuhan dasar dan kebutuhan sekundernya dalam teori hierarki kebutuhan Maslow hingga dia bisa berada ditahap paling tinggi yaitu aktualisasi diri. Meski dalam proses pemenuhannya mengalami banyak hambatan, baik berasal dari eksternal maupun internal, dengan segala usaha, kerja keras, kesabaran, kegigihan, serta kerja sama hingga akhirnya Majime dapat melewati semua konflik yang ada. Melalui segala usaha dan pengorbanannya tersebut, Majime digambarkan dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti kebutuhan tempat tinggal, rasa cinta dan dimiliki, rasa aman dari kecemasan, pengakuan serta apresiasi dari potensi yang ia miliki, hingga berada di tahap aktualisasi diri. Serta dapat memenuhi kebutuhan sekundernya yaitu, kebutuhan estetika dalam menciptakan lingkungan yang rapih dan bersih, kebutuhan kognitif untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan kata-kata, dan kebutuhan neurotik yaitu rasa cemburu.
  • Item
    Onomatope Dalam Komik Non Non Biyori Volume 1 Karya Atto: Kajian Teknik Terjemahan
    (2024-01-20) NAUFAL MAULANA; Isye Herawati; Puspa Mirani Kadir
    Penelitian ini membahas jenis dan teknik terjemahan yang terdapat dalam onomatope pada komik Non Non Biyori Vol. 1 karya Atto dengan pendekatan teknik terjemahan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis dan makna onomatope serta teknik terjemahan yang dipakai penerjemah dalam komik Non Non Biyori Vol. 1 karya Atto. Teori pada penelitian ini menggunakan teori teknik terjemahan oleh Molina dan Albir (2002). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data adalah teknik simak dan catat, lalu diklasifikasikan berdasarkan jenis untuk dianalisis. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa komik Non Non Biyori Vol. 1 karya Atto di dalamnya memiliki 4 jenis onomatope yaitu giseigo, giongo, gitaigo, dan gijougo. Kemudian, ditemukan 7 teknik terjemahan yang digunakan oleh penerjemah yaitu teknik adaptasi, deskripsi, peminjaman, penerjemahan harfiah, kompensasi, padanan lazim, dan modulasi.