Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam by Title
Now showing 1 - 20 of 4244
Results Per Page
Sort Options
Item 7-HIDROKSI-6-METOKSIKUMARIN (SKOPOLETIN) DARI EKSTRAK METANOL KULIT BATANG Chisocheton cumingianus (MELIACEAE)(2020-10-26) TIARA PRIMA AMALYA; Euis Julaeha; NurlelasariKeanekaragaman hayati hutan tropis Indonesia adalah sumber senyawa organik bahan alam seperti limonoid, triterpenoid, seskuiterpenoid, steroid, serta senyawa-senyawa fenolik yang mempunyai struktur molekul beranekaragam dengan aktivitas baik. Salah satu senyawa yang menarik diteliti adalah senyawa fenolik karena memiliki keberagaman baik fungsi maupun strukturnya. Senyawa fenolik pada tumbuhan dapat dijumpai pada famili Meliaceae. Genus Chisocheton merupakan salah satu tumbuhan dari famili Meliaceae yang memiliki sekitar 53 spesies, diantaranya adalah Chisocheton cumingianus. Chisocheton yang telah banyak diteliti memiliki aktivitas antikanker, antimalaria, antivirus, anti-oksidan, anti-inflamasi, anti-insektisida dan antimikroba. Senyawa-senyawa yang telah banyak diisolasi meliputi limonoid, triterpenoid, dan steroid. Sampai tahun 2016, senyawa yang telah berhasil diisolasi dari genus Chisocheton ini sebanyak 130 senyawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa kelompok fenolik dari kulit batang C. cumingianus dan menentukan struktur kimianya. Serbuk kulit batang C. cumingianus diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan n-heksana, etil asetat, dan metanol, yang selanjutnya dievaporasi pada suhu 40°C hingga diperoleh ekstrak pekat, lalu dipisahkan serta dimurnikan dengan berbagai teknik kromatografi. Struktur kimia yang diperoleh ditentukan dengan metode spektroskopi IR, 1H-NMR, 13C-NMR, dan DEPT. Isolat F4 yang diperoleh berbentuk amorf berwarna kuning pucat sebanyak 9,1 mg. Berdasarkan hasil spektroskopi IR, 1H-NMR, 13C-NMR, DEPT, serta dibandingkan dengan literatur, maka diidentifikasi bahwa isolat F4 merupakan senyawa 7-hidroksi-6-metoksi kumarin (skopoletin)Item 8,14-SEKOGAMMASERA-7,14-DIEN-3,21-DION DARI EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT BUAH Lansium domesticum Corr. cv Kokosan (Meliaceae) DAN AKTIVITAS SITOTOKSIKNYA TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7(2019-11-18) WINA AULIA; Tri Mayanti; DarwatiTriterpenoid adalah kelompok senyawa bahan alam dengan struktur yang beragam dan memiliki berbagai sifat farmakologis, seperti sitotoksik, antikanker, dan antioksidan. Senyawa triterpenoid banyak ditemukan dalam tumbuhan Lansium domesticum Corr. Tumbuhan L. domesticum Corr. cv kokosan merupakan salah satu tumbuhan dari keluarga Meliaceae yang telah diketahui mengandung senyawa-senyawa triterpenoid dengan berbagai aktivitas seperti antifeedant, antimikroba, antimalaria, penghambat tumbuhnya tumor kulit, penginduksi kontraksi usus babi, toksisitas terhadap Artemia salina, antikanker. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa triterpenoid dari ekstrak etil asetat kulit buah L. domesticum Corr. cv kokosan serta aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kanker payudara MCF-7. Kulit buah L. domesticum Corr. cv kokosan (1,70 kg) dimaserasi berturut-turut dengan nheksana, etil asetat, dan metanol selama 3x24 jam secara bergantian, diuapkan dengan alat evaporator pada suhu ±45°C hingga diperoleh ekstrak pekat. Ekstrak pekat etil asetat (39 g) dipisahkan dan dimurnikan dengan teknik kromatografi hingga diperoleh isolat C2. Isolat C2 (81,2 mg) berupa kristal tidak berpendar di bawah sinar UV λ=254 nm dan 365 nm. Isolat C2 dikarakterisasi menggunakan metode spektroskopi (inframerah, 1H-NMR, 13C-NMR, 2D-NMR; HSQC, HMBC, 1H-1H COSY, dan massa) Berdasrakan data-data spektroskopi dan literatur, isolat C2 ditetapkan sebagai senyawa 8,14-sekogammasera-7,14-dien-3,21-dion. Isolat C2 memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan nilai IC50 sebesar 456,4 μg/mL.Item β-SITOSTEROL GLUKOSIDA DARI EKSTRAK METANOL KULIT BATANG Aglaia angustifolia (MELIACEAE)(2021-03-12) ATIKA AYU PERMATASARI; Desi Harneti Putri Huspa; Unang SupratmanSteroid adalah senyawa triterpenoid yang telah dimodifikasi terdiri atas sistem cincin tetrasiklik lanosterol, tetapi kehilangan tiga gugus metil pada posisi C-4 dan C-14. Senyawa golongan steroid menunjukkan berbagai macam aktivitas farmakologi, seperti anti-inflamasi, immunosupresan, agen progestasional, diuretik, anabolik, kontrasepsi, pengobatan kanker prostat dan kanker payudara, insufiensi adrenal, pencegahan gangguan hati, antijamur, dan pengobatan obesitas. Aglaia adalah genus terbesar dari famili Meliaceae dengan jumlah lebih dari 150 spesies. Tumbuhan Aglaia banyak mengandung senyawa metabolit sekunder salah satunya adalah steroid yang banyak memiliki aktivitas biologis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi dan mengarakterisasi senyawa steroid ekstrak metanol dari kulit batang Aglaia angustifolia. Metode yang digunakan adalah ekstraksi dengan tiga pelarut yaitu n-heksana, etil asetat dan metanol, lalu ekstrak metanol dipisahkan dan dimurnikan dengan kromatografi sehingga diperoleh isolat murni. Struktur isolat ditentukan dengan metode spektroskopi 1H-NMR, 13C-NMR dan DEPT-135 serta perbandingan dengan literatur. Struktur isolat menunjukkan bahwa senyawa yang diisolasi adalah β-sitosterol glukosida.Item ABSTRACTIVE TEXT SUMMARIZATION PADA ULASAN BUKU BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE SEQUENCE-TO-SEQUENCE LSTM DAN PEGASUS(2023-07-10) RAHMA BATARI; Aditya Pradana; Afrida HelenBerdasarkan hasil riset World’s Most Literate Nations Ranked, Indonesia berada pada tingkat 60 dari 61 negara dalam hal minat membaca. Salah satu cara agar menyukai membaca adalah dengan menemukan bacaan yang diinginkan dengan tepat. Melalui ulasan buku pada media yang bernama GoodReads, masyarakat dapat mengenal lebih dalam isi bahasan dalam sebuah buku. Sayangnya beberapa ulasan buku tersebut sangat panjang. Sehingga diperlukan sistem peringkasan teks untuk meringkas hal tersebut. Dengan maksud agar mudah memahami inti dari tiap ulasan dari banyaknya ulasan yang ada. Penelitian ini mengimplementasikan Abstractive Summarization dengan model Sequence-to-Sequence pada LSTM dan BiLSTM juga dengan metode fine- tuning model PEGASUS. Keduanya dilatih dengan dataset data ulasan buku Berbahasa Indonesia dari situs GoodReads dan dataset benchmark yaitu IndoSum. Serta juga mengembangkan sebuah Web App yang bekerja untuk meringkas teks menggunakan model yang telah dibangun. Didapatkan hasil terbaik dari metode Seq2Seq LSTM yaitu dengan menggunakan jenis Bidirectional LSTM (BiLSTM), tiga lapisan, dan attention mechanism. Kemudian pada metode fine-tuning PEGASUS didapati hasil terbaik dengan data pelatihan sebanyak 4000 data dan pelatihan sebanyak 10 epoch. Dari kedua metode tersebut, hasil yang terbaik adalah model PEGASUS yang dilatih menggunakan dataset benchmark (IndoSum) yaitu ROUGE-1 sebesar 0.74 dan ROUGE-2 0.67. Skor hasil model PEGASUS lebih tinggi dibandingkan dengan skor yang dihasilkan model LSTM dan BiLSTM.Item ADAPTIVE BOOSTING LOGISTIC REGRESSION DALAM MODEL KLASIFIKASI UNTUK MENGELOMPOKKAN PENERIMA RASKIN DI PROVINSI JAWA BARAT(2019-02-14) MOHAMAD IBNU RUSDIE; Zulhanif; Yusep SuparmanKondisi kesejahteraan sosial di Jawa Barat perlu mendapatkan perhatian khusus terutama dari pemerintah daerah Jawa Barat karena dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup masyarakat. Salah satu upaya untuk menjamin kesejahteraan sosial masyarakat khususnya dalam hal penanggulangan kemiskinan adalah Program Beras Miskin atau Raskin. Program Subsidi Beras untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang populer dengan nama Program Raskin sudah dilaksanakan sejak 2002 di Indonesia. Tujuan utama program Raskin yaitu mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan beras. Namun menurut estimasi data survei sosial ekonomi nasional (Susenas) BPS, jumlah rumah tangga penerima Raskin selama pelaksanaan 2002 – 2010 jauh lebih besar daripada jumlah sasaran, bahkan pada 2002 – 2007 mencapai lebih dari dua kali lipat.Dengan adanya permasalahan ini, maka diperlukan suatu klasifikasi agar program tersebut diterima oleh rumah tangga sasaran yang tepat. Variabel yang digunakan untuk pengklasifikasian pada penelitian ini didasarkan pada keadaan sosial ekonomi rumah tangga miskin Jawa Barat. Variabel-variabel tersebut memiliki skala pengukuran kategorik dan kontinu, sehingga metode statistika yang digunkan adalah teknik klasifikasi data mining dengan algoritma Adaptive Boosting Logistic Regression . Dengan menggunakan algoritma Adaptive Boosting Logistic Regression pada penelitian ini didapatkan tingkat akurasi sebesar 89,29% persen.Item Adsorpsi Logam Pb dengan menggunakan Arang Aktif dari Cangkang Kelapa Sawit(2021-01-20) FITRI LESTARI SHOLIHAH; Sri Suryaningsih; Nowo RiveliBeberapa industri khususnya industri tekstil pada umumnya menggunakan bahan pewarna tekstil yang mengandung logam berat timbal (Pb). Timbal adalah logam yang bersifat neurotoxin (racun pada sistem saraf) dan bersifat akumulatif karena sifatnya yang stabil serta memiliki waktu paruh yang lama, sehingga dapat berbahaya bagi lingkungan dan perlu dilakukan filterisasi dengan menggunakan adorben. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivator H_3 PO_4 dan KOH pada arang aktif cangkang kelapa sawit dan mengetahui kemampuan daya serap arang aktif cangkang kelapa sawit pada limbah larutan Pb. Metode yang digunakan dengan memvariasikan konsentrasi larutan aktivator H_3 PO_4 dan KOH dengan konsentrasi masing-masingnya 20%, 30% dan 40%. Metode Batch dilakukan untuk mencampurkan arang aktif ke dalam larutan Pb dengan variasi waktu kontak. Pengujian yang dilakukan adalah Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengetahui struktur morfologi dari arang, Atomic Absorption Spectophotometer (AAS) untuk mengetahui presentase daya serap limbah Pb oleh arang aktif dan spektrometer Ultra Violet-Visible (UV-Vis) untuk mengetahui nilai absorbansi dan panjang geombang maksimum. Hasil uji SEM menunjukkan bahwa aktivator terbaik adalah KOH dengan konsentrasi 30% memiliki rata-rata luas area pori yang paling besar yaitu 0,743783 µm2. Berdasarkan data konsentrasi daya serap dan nilai absorbansi arang aktif terhadap limbah Pb, aktivator yang paling baik menyerap limbah logam Pb adalah larutan KOH 30% dengan konsentrasi daya serap sebesar 98,59 % pada waktu kontak 60 menit dan nilai absorbansi sebesar 2,773 pada panjang gelombang 434 nm pada waktu kontak 30 menit.Item AKTIVASI ARANG SEKAM PADI MELALUI EKSTRAKSI SILIKA DENGAN LARUTAN KALIUM KARBONAT(2009) DWI OKTA PUTRIANA; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenIndonesia merupakan negara penghasil padi. Proses penggilingan padi menghasilkan limbah sekam padi yang biasanya digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk pembakaran batubata atau dibakar begitu saja di area penggilingan padi. Padahal, sekam dapat juga digunakan untuk keperluan lain, misalnya sumber karbon, media penyaringan, dan media penyerapan. Karbonisasi dari sekam padi menghasilkan arang sekam yang dapat diaktivasi menjadi karbon aktif. Untuk menghasilkan karbon aktif yang baik, perlu dilakukan proses aktivasi. Ada dua metode penting yang digunakan untuk membuat karbon aktif dari sekam padi, yaitu aktivasi secara fisik dan aktivasi secara kimiawi. Aktivasi secara kimiawi umumnya dilakukan dengan mengkondisikan bahan dasar dengan zat pengaktivasi, misalnya kalium karbonat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui rasio mol silika dengan kalium karbonat, waktu refluks, dan suhu kalsinasi serta mengetahui karakteristik karbon aktif dari sekam padi yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah ekstraksi silika dengan larutan kalium karbonat dengan cara refluks, dan dilanjutkan dengan proses kalsinasi. Hasil aktivasi karbon kemudian dikarakterisasi dengan uji kadar abu, uji adsorpsi metilen biru, uji bilangan iodin, uji konduktivitas, XRD, FTIR, dan SEM-EDS. Pada penelitian ini dapat diketahui rasio mol kalium karbonat dengan kadar silika sebesar 1:3, waktu refluks selama 2 jam, dan suhu kalsinasi pada 900oC serta karbon yang dihasilkan berupa amorf.Item Aktivitas Anti Mycobacterium tuberculosis Strain H37Rv Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Secara In Vitro(2016-10-12) KANIA AULIA D; Ida Indrawati; Mas Rizky Anggun Adipurna SyamsunarnoBakteri penyebab tuberkulosis, Mycobacterium tuberculosis (Mtb), membutuhkan zat besi untuk tumbuh dan beraktivitas. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak kayu secang (EKS) diketahui mempunyai kemampuan mengkelat zat besi. Oleh karena itu, diduga EKS dapat mengkelat zat besi sehingga dapat menghambat aktivitas Mtb. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas EKS sebagai anti Mtb strain H37Rv. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap konsentrasi hambat minimum (minimum inhibitory concentration; MIC) dan konsentrasi bunuh minimum (minimum bactericidal concentration; MBC). Penelitian MIC dan MBC dilakukan menggunakan metode proporsi dengan 4 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol positif (medium Lowenstein Jensen (LJ) yang diinokulasi Mtb), kelompok kontrol negatif (medium LJ), kelompok EKS (konsentrasi 50, 100, 250, 500, 750, 1000, 2000, 4000, 8000, dan 16000 ppm yang ditambahkan ke medium LJ), dan kelompok kontrol obat antituberkulosis (OAT) (rifampisin, isoniazid, ethambutol, kanamisin). Pengamatan pertumbuhan Mtb dilakukan selama 8 minggu. Pada penelitian ini dilakukan pula pengujian kadar besi menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) pada medium LJ, medium LJ yang diinokulasi Mtb, dan medium LJ yang mengandung EKS, dan medium LJ yang mengandung EKS serta diinokulasi Mtb. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil pengujian MIC dan MBC menunjukkan bahwa MIC EKS terdapat pada konsentrasi 100 ppm sedangkan MBC EKS terdapat pada konsentrasi 250 ppm. Hasil pengukuran kadar besi menunjukkan bahwa EKS pada konsentrasi 100 ppm mampu menghambat jumlah Mtb sebesar 86,5% pada medium LJ yang diinokulasi Mtb pengenceran 10-3 dan menghambat jumlah Mtb sebesar 70,4% pada medium LJ yang diinokulasi Mtb pengenceran 10-5. Kemampuan kelasi besi dan sifat antimikrobial yang dimiliki EKS dapat dijadikan sebagai basis anti Mtb di kemudian hari.Item Aktivitas Anti Mycobacterium tuberculosis Strain H37Rv Senyawa Brazilin Secara In Vitro(2016-10-13) AYA SOFA NOVIA W; Ratu Safitri; Mas Rizky Anggun Adipurna SyamsunarnoABSTRAK Senyawa brazilin diketahui memiliki kemampuan antimikrobial terhadap beberapa bakteri patogen, namun penelitian antimikrobial terhadap Mycobacterium tuberculosis belum pernah diteliti. Brazilin diketahui memiliki kemampuan mengkelasi besi. Sedangkan pertumbuhan Mtb sangat dipengaruhi oleh kehadiran besi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi senyawa brazilin sebagai antituberkulosis. Penelitian ini dilakukan dengan menguji konsentrasi hambat minimum (Minimum inhibitor concentration; MIC) dan konsentrasi bunuh minimum (Minimum bactericidal concentration; MBC). MIC dan MBC dilakukan menggunakan metode proporsi dengan 4 kelompok perlakuan, yaitu kelompok medium Lownstein-Jensen (LJ), kelompok medium LJ yang diinokulasi oleh Mtb, kelompok senyawa brazilin (1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 8 ppm, 16 ppm, 32 ppm, 64 ppm, 128 ppm, 256 ppm, 512 ppm, dan 1024 ppm) yang diinokulasi oleh Mtb, serta kelompok kontrol OAT (rifampisin, isoniazid, etambutol dan streptomisin) yang diinokulasi oleh Mtb, penelitian diamati selama 8 minggu. Sedangkan kemampuan senyawa brazilin dalam mengkelasi besi pada dilakukanPada penelitian ini dilakukan pula pengujian kadar besi terhadap medium LJ, medium LJ yang diinokulasi Mtb, medium LJ yang mengandung senyawa brazilin, dan medium LJ yang mengandung senyawa brazilin dan diinokulasi oleh Mtb dilakukan secara Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil pengujian MIC dan MBC menunjukkan bahwa MIC senyawa brazilin terdapat pada konsentrasi 128 ppm sedangkan MBC senyawa brazilin terdapat pada konsentrasi 256 ppm. Pada MIC 128 ppm senyawa brazilin mampu mengkelasi besi hingga 32,96% dan mengurangi pertumbuhan Mtb hingga 64%;80% pada Mtb 10-3 dan 55%;65% pada Mtb 10-5. Potensi antituberkulosis senyawa brazilin diduga disebabkan oleh kemampuan senyawa brazilin dalam mengeklasi besi serta sifat antimikrobial senyawa brazilinItem Aktivitas Antibakteri dan Mekanisme Aksi Fraksi Ekstrak Daun Bakau Merah (Rhizophora stylosa Griff.) terhadap Klebsiella pneumoniae ATCC 700603(2023-08-08) KARINA KALASUBA; Mia Miranti Rustama; Sri Rejeki RahayuningsihKlebsiella pneumoniae merupakan bakteri multi drug resistant (MDR) penyebab berbagai penyakit pada manusia, termasuk pneumonia. Untuk menangani bakteri MDR ini, diperlukan terapi alternatif dari senyawa bioaktif tumbuhan. Rhizophora stylosa Griff secara tradisional telah dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan dan diketahui mengandung senyawa bioaktif dengan sifat antibakteri. Meskipun menawarkan potensi besar, penelaahan senyawa bioaktif R. stylosa masih dalam tahap awal. Dengan demikian, teknik ekstraksi maserasi dan teknik pemisahan senyawa dengan ekstraksi cair-cair digunakan untuk mengekstraksi senyawa bioaktif dari daun R. stylosa. Aktivitas antibakteri dari fraksi juga dievaluasi terhadap K. pneumoniae ATCC 700603 menggunakan difusi sumuran dan pengukuran kebocoran komponen sel. Penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi n- heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi aqueous daun R. stylosa menghambat pertumbuhan K. pneumoniae secara sedang, nilai MIC 60% pada fraksi n-heksana, nilai MIC 40% pada fraksi etil asetat dan fraksi aqueous. Efek ini sejalan dengan adanya penghambatan sintesis protein dan asam nukleat, seperti yang ditunjukkan oleh pengukuran absorbansi dengan spektrofotometer UV-Vis terhadap pelepasan bahan sel pada 260 dan 280 nm. Selain itu, mikrograf elektron sel K. pneumoniae yang diperlakukan dengan fraksi aqueous daun R. stylosa menegaskan bahwa fraksi tersebut merusak formasi sel. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi aqueous daun R. stylosa memiliki potensi untuk bertahan dalam penelitian tambahan untuk menentukan senyawa bioaktif yang berkontribusi terhadap aktivitas antibakteri, serta serangkaian uji aktivitas dan toksisitas.Item AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK (n-heksana) DAUN MANGROVE (Rhizophora stylosa Griff ) TERHADAP BAKTERI PATOGEN PADA IKAN(2021-10-13) SIVA SITI PATIMAH; Sri Rejeki Rahayuningsih; Mia Miranti RustamaTanaman mangrove (Rhizophora stylosa) merupakan tumbuhan yang diketahui mengandung metabolit sekunder seperti alkaloid, steroid, terpenoid, saponin, tanin, flavanoid dan quinon. Ekstrak n-heksana daun mangrove digunakan untuk menghambat bakteri pathogen Vibrio spp dan A. hyrdophila yang menyebabkan penyakit infeksi pada Ikan. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak (n-heksana) daun mangrove R. stylosa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio spp dan A.hydrophila. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), pola factorial dengan 5 x 2 dengan 3 ulangan. Faktor perlakuan pertama adalah jenis bakteri Vibrio sp dan A. hyrdophila dan faktor perlakuan kedua adalah konsentrasi ekstrak 5000ppm,10.000ppm, 15.000 ppm, 20.000ppm, dan kontrol positif (amoxicillin). Parameter penelitian adalah luas diameter zona hambat yang diukur sekitar kertas cakram yang mengandung ekstrak. Data hasil dianalisis menggunakan analisis variansi (ANAVA) dan bila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara rentang konsentrasi ekstrak n-heksana daun mangrove dan jenis bakteri. Perbedaan nyata ditunjukan pada pengaruh konsentrasi ekstrak n-heksana daun mangrove dengan kontrol positif amoxicillin yang menunjukkan bahwa rentang konsentrasi ekstrak menunjukkan rata-rata nilai diameter hambat yang sama antara 10,1 mm dan 15,9 mm pada bakteri Vibrio dan bakteri A. hyrophila. Namun demikian, dari hasil penelitian ini diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak akan menghambat bakteri dengan kategori kuat, namun masih dengan diameter hambat kurang dari 30 mm, belum setara dengan amoxicillin.Item AKTIVITAS ANTIBAKTERI NANOPARTIKEL SENG OKSIDA HASIL BIOSINTESIS MENGGUNAKAN Saccharomyces cerevisiae TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli(2022-03-22) FITRY MULYANI; Diana Rakhmawaty Eddy; Safri IshmayanaBakteri patogen Gram positif atau Gram negatif merupakan salah satu penyebab penyakit infeksi sehingga diperlukan suatu agen antibakteri untuk menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Nanopartikel seng oksida adalah salah satu material yang memiliki aktivitas antibakteri. Aktivitas antibakteri ini akan meningkat apabila seng oksida dalam ukuran nanopartikel. Salah satu metode yang digunakan untuk menyintesis nanopartikel seng oksida adalah metode biosintesis. Metode biosintesis merupakan metode yang ramah lingkungan dibandingkan dengan metode secara fisika maupun kimia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh waktu inkubasi terhadap ukuran nanopartikel seng oksida hasil biosintesis menggunakan Saccharomyces cerivisiae (S. cerevisiae) serta menentukan persentase inhibisi bakteri S. aureus dan E. coli dengan adanya penambahan nanopartikel seng oksida hasil biosintesis. Biosintesis nanopartikel seng oksida dilakukan secara ekstraselular menggunakan ragi S. cerevisiae, kemudian nanopartikel seng oksida dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscopy/Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDS) dan X-Ray Diffraction (XRD). Uji aktivitas antibakteri dilakukan terhadap bakteri Gram positif Staphylococcus aureus (S. aureus) dan bakteri Gram negatif Escherichia coli (E. coli) menggunakan metode turbidimetri. Pada penelitian ini didapatkan nanopartikel seng oksida berstruktur heksagonal dengan fase kristal seng oksida berupa zincite melalui analisis XRD. Hasil analisis SEM-EDS menunjukkan morfologi nanopartikel seng oksida berbentuk bulat (spherical) dan memiliki ukuran partikel sebesar 39,2 nm pada waktu inkubasi 120 jam. Nanopartikel seng oksida hasil biosintesis memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Gram positif Staphylococcus aureus (S. aureus) dan bakteri Gram negatif Escherichia coli (E. coli) yang ditunjukkan dengan adanya penurunan nilai OD bakteri tersebut ketika ditambahkan nanopartikel seng oksida. Konsentrasi nanopartikel seng oksida yang semakin besar akan menurunkan nilai optical density (OD) bakteri dan memberikan aktivitas antibakteri yang lebih baik.Item Aktivitas Antifeedant Ekstrak Daun Lantana camara Yang Diekstraksi Dengan Fraksi Etanol, Etil Asetat dan N-Heksan Terhadap Larva Instar III Crocidolomia pavonana Fabricius (1794)(2018-12-20) AZKA HAYYUNA KHOLIFA; Hikmat Kasmara; Wawan HermawanCrocidolomia pavonana merupakan serangga hama tanaman kubis yang menyebabkan kegagalan panen sebesar 10% hingga 100%. Di Indonesia, strategi pengendalian yang sangat umum dilakukan oleh petani untuk menekan populasi serangga tersebut adalah dengan aplikasi insektisida sintetik. Namun penggunaan insektisida sintetik berdampak negatif bagi lingkungan, kesehatan manusia, kematian musuh alami dan resistensi terhadap hama. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dikembangkan sarana pengendalian hama yang efektif tetapi ramah lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama ulat kubis tersebut adalah menggunakan ekstrak tumbuhan Lantana camara sebagai biopestisida. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antifeedant dan konsentrasi minimum yang paling baik dari fraksi-fraksi ekstrak daun L. camara terhadap larva instar III C. pavonana. Penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium menggunakan metode uji hayati Guided Bioassay Test dengan metode daun cakram (leaf disk method) uji pilihan (choice test) dan uji tanpa pilihan (no choice test). Pembuatan ekstrak daun L. camara dilakukan dengan (metode maserasi) menggunakan pelarut etanol serta (metode fraksinasi) menggunakan pelarut yang saling tidak bercampur, yaitu pelarut n-heksan, pelarut etil asetat dan pelarut etanol. Konsentrasi yang digunakan adalah 500 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm, 3000 ppm, 4000 ppm, 5000 ppm, dan kontrol. Parameter yang diukur adalah rata-rata luas daun yang dikonsumsi oleh larva instar III selama 24 jam dan perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistika non-parametrik U Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi yang mempunyai sifat antifeedant paling tinggi terhadap larva instar III C. pavonana adalah fraksi etil asetat. Konsentrasi minimum yang bersifat antifeedant dari fraksi etil asetat adalah 1000 ppm pada uji pilihan (choice test) dan uji tanpa pilihan (no choice test). Berdasarkan total koefisien aktivitas antifeedant, fraksi etil asetat pada konsentrasi 1000-5000 ppm termasuk kategori aktivitas antifeedant kuat.Item AKTIVITAS ANTIFIDAN EKSTRAK DAUN LIMA JENIS TUMBUHAN TERHADAP LARVA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura Fabricius, 1775)(2016-08-16) FAKHRUR ROZI; Melanie; Wawan HermawanPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antifidan ekstrak daun lima jenis tumbuhan terhadap larva Spodoptera litura F. Jenis tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pterocarpus indicus, Centella asiatica, Calophyllum inophyllum, Alstonia scholaris, dan Lantana camara. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental uji hayati terpandu (guided bioassay test) dengan metode cakram (leaf disk method) uji pilihan dan uji tanpa pilihan. Data yang didapatkan adalah rata-rata luas daun yang dikonsumsi. Data yang didapat dianalisis menggunakan statistik nonparametrik Mann-Whitney U. Berdasarkan Hasil penelitian didapatkan bahwa konsentrasi minimum efektif bersifat antifidan, ekstrak C. asiatica pada uji pilihan konsentrasi 625 ppm, ekstrak C. inophyllum pada uji pilihan konsentrasi 625 ppm, ekstrak A. scholaris pada uji pilihan konsentrasi 625 ppm, ekstrak L. Camara pada uji pilihan konsentrasi 625 ppm. Pada ekstrak P. indicus tidak terdapat konsentrasi minimum efektif antifidan. Berdasarkan total koefisien antifidan tumbuhan terbaik yang bersifat antifidan adalah C. asiatica. Pada konsentrasi 2500 koefisien aktivitas antifidan masuk kedalam kategori bagus dengan nilai total koefisien antifidan berada diantara 101%-150%.Item AKTIVITAS ANTIFIDAN EKSTRAK ETANOLIK LICHEN Ramalina usnea (L.) R. HOWE. TERHADAP HAMA ULAT KROP KUBIS (Crocidolomia pavonana (Fabricius, 1794) DAN ULAT GRAYAK (Spodoptera litura (Fabricius, 1775))(2024-01-16) DHIYA SABRINA; Wawan Hermawan; Joko KusmoroLichen adalah simbiosis mutualistik antara jamur dan alga yang memiliki pertumbuhan lambat namun dapat melindungi diri dari herbivora karena metabolit sekundernya. Ramalina usnea diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder asam usnat yang terbukti dapat menghambat pertumbuhan dan kematian terhadap larva Spodoptera littoralis. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ekstrak lichen R. usnea memiliki aktivitas antifidan dan konsentrasi minimum yang dibutuhkan terhadap larva instar 3 Crocidolomia pavonana dan Spodoptera litura. Metode yang digunakan adalah eksperimental di laboratorium dengan leaf disk method- choice and no choice test dengan parameter luas daun yang dikonsumsi larva. Konsentrasi yang digunakan adalah 1000, 3000, 6000, 12500, 25000 dan 50000 ppm. Analisis data menggunakan uji parametrik image-J dan non-parametrik Mann-Whitney U. Hasil uji antifidan ekstrak lichen R. usnea menunjukkan aktivitas antifidan yang tidak signifikan pada no-choice test di semua konsentrasi dan signifikan pada choice test di konsentrasi 3000 hingga 50000 ppm terhadap larva C. Pavonana dengan kategori antifidan baik. Ekstrak lichen R. usnea mempunyai aktivitas antifidan yang signifikan pada no-choice test di konsentrasi 3000 hingga 50000 ppm dan tidak signifikan pada choice test di semua konsentrasi terhadap larva S. litura dengan kategori antifidan secara berurutan dari konsentrasi terkecil adalah baik, buruk, buruk, sedang, buruk dan buruk.Item AKTIVITAS ANTIFIDAN FORMULA NANOEMULSI EKSTRAK DAUN Lantana camara FRAKSI ETIL ASETAT TERHADAP Crocidolomia pavonana Fabricius (1794) INSTAR III(2021-04-22) FAUZIAH YASMIN KOSASIH; Hikmat Kasmara; Wawan HermawanCrocidolomia pavonana merupakan salah satu hama serangga tanaman kubis yang menyebabkan kerusakan tanaman. Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan memanfaatkan tanaman Lantana camara yang dikembangkan dalam bentuk nanoemulsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula emulsi fraksi etil asetat ekstrak daun L. camara berukuran nano dalam air dengan surfaktan terhadap minyak (SOR) terbaik, dan menguji efektifitas bahan antifidan dari formula emulsi ekstrak daun L. camara, fraksi etil asetat terhadap larva C. pavonana instar III. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen uji bioassay terpandu dengan metode cakram daun dengan tes pilihan dan tanpa pilihan. Pembuatan nanoemulsi dengan metode emulsifikasi fase inversi dan distabilkan menggunakan surfaktan Tween-80, kemudian dikarakterisasi dengan Particle Size Analyzer. Formula yang digunakan adalah; 0,5 SOR; 0,6 SOR; 0,7 SOR; 0,8 SOR, dan fraksi etil asetat ekstrak daun L. camara. Parameternya adalah rata-rata luas daun yang dikonsumsi larva setelah 24 jam. Data kemudian dianalisis menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula nanoemulsi sebesar 0,5 dan 0,6 SOR memiliki aktivitas antifidan yang kuat dan dapat membentuk butiran berukuran nano dalam air.Item Aktivitas Antifidan Formula Nanosuspensi Ekstrak Daun Kipait (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dengan Metode Emulsifikasi terhadap Ulat Krop Kubis Instar III (Crocidolomia Pavonana Fabr. 1794)(2022-10-13) ZULFA MAULIDAH; Melanie; Wawan HermawanTithonia diversifolia memiliki potensi untuk mengendalikan serangan Crocidolomia pavonana terhadap kubis. Melalui kegiatan penelitian, dilakukan studi aktivitas antifidan formula nanosuspensi ekstrak daun T. diversifolia terhadap larva instar III C. pavonana. Nanosuspensi diformulasi dengan metode emulsifikasi kemudian dilakukan analisis distribusi ukuran partikel, zeta potensial, dan sudut kontak. Kandungan bahan aktif dianalisis dengan analisis fitokimia dan FTIR. Uji hayati antifidan dilakukan secara eksperimental menggunakan metode pilihan dan tanpa pilihan dengan parameter luas area daun yang dimakan larva instar III C. pavonana. Analisis statistik dihitung melalui uji Mann Whitney-U (P<0,05). Perlakuan non-nanosuspensi menghasilkan ukuran partikel diatas 600 nm, sedangkan nanosuspensi berukuran 23,6-352 nm dengan indeks polidispersitas di bawah 0,7 sehingga tersebar lebih merata pada permukaan daun kubis. Hasil analisis sudut kontak terkecil pada perlakuan t1 (48,8°) menunjukkan tingkat keterbasahan yang tinggi dibandingkan dengan sudut kontak akuades (88,2°). Perlakuan non-nanosuspensi menunjukkan aktivitas antifidan yang rendah, sedangkan perlakuan nanosuspensi menunjukkan aktivitas antifidan sedang dengan koefisien 54,52%–74,27%. Nanosuspensi ekstrak daun T. diversifolia cenderung meningkatkan aktivitas antifidan terhadap larva instar III C. pavonana.Item aktivitas antifidan formulasi nanopartikel ekstrak Daun Lantana camara terhadap serangga hama kubis Crocidolomia pavonana (1794)(2017-10-05) YANAH MARDIANA; Melanie; Wawan HermawanCrocidolomia pavonana merupakan salah satu serangga hama tanaman kubis yang menyebabkan gagal panen sebesar 78,81% hingga 100%. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu menggunakan tumbuhan Lantana camara yang dikembangkan dalam bentuk nanopartikel. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antifidan formulasi nanopartikel ekstrak daun L. camara dan konsentrasi minimum efektif terhadap serangga hama kubis C. pavonana. Penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium menggunakan metode Guided Bioassay Test dengan metode cakram (leaf disk method) uji pilihan (Choice test) dan uji tanpa pilihan (No choice test). Pembuatan formulasi nanopartikel melalui tahapan ekstraksi, stabilitas dengan surfaktan tween 80 dan dikarakterisasi dengan PSA (Particle size analyzer). Konsentrasi yang digunakan adalah 0 (kontrol), 250, 500, 1000, 2000, 3000, 4000, dan 5000 ppm. Parameter yang diukur adalah rata-rata luas daun yang dikonsumsi oleh larva selama 24 jam. Perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistika non-parametik U Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi nanopartikel ekstrak daun L. camara memiliki aktivitas antifidan terhadap larva instar III C. pavonana pada setiap konsentrasinya. Berdasarkan total koefisien antifidan konsentrasi terbaik yang bersifat antifidan adalah konsentrasi 4000 dan 5000 ppm dan termasuk kategori antifidan kuat. Konsentrasi minimum efektif bersifat antifidan yaitu 500 ppm pada uji pilihan dan 1000 ppm pada uji tanpa pilihan.Item AKTIVITAS ANTIFIDAN NANOSUSPENSI EKSTRAK DAUN Lantana camara L. TERHADAP Crocidolomia pavonana Fabr. 1794 DENGAN FORMULASI TWEEN 80 DAN KITOSAN SEBAGAI AGEN PENDISPERSI(2022-10-13) RISMA ARSYSTA; Wawan Hermawan; MelanieEkstrak daun Lantana camara berpotensi sebagai biopestisida untuk mengendalikan Crocidolomia pavonana yang dilaporkan telah resisten terhadap insektisida sintetik. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan formula nanosuspensi ekstrak etil asetat L. camara dengan surfaktan yang mendispersikan suspensi paling stabil dan mengetahui aktivitas antidannya terhadap larva C. pavonana instar III. Formulasi nanosuspensi ekstrak etil asetat L. camara menggunakan metode emulsifikasi dengan kitosan dan Tween 80 sebagai surfaktan. Karakterisasi PSA, zeta potensial, dan sudut kontak dilakukan untuk karakterisasi fisik formula. Senyawa bioaktif dianalisis dengan analisis fitokimia dan FTIR. Aktivitas antifidan diujikan secara eksperimental menggunakan metode uji pilihan dan tanpa pilihandengan parameter luas area daun yang dimakan larva instar III C. pavonana. Analisis statistik dihitung melalui uji Mann Whitney-U (P < 0,05) dan nilai total koefisien antifidan. Hasil yang diperoleh menunjukan formula paling stabil dan memiliki pengaruh aktivitas antifidan yang lebih baik terhadap larva instar III C. pavonana adalah formula nanosuspensi T3 (kitosan) karena memiliki rata-rata ukuran partikel 681,8 nm, nilai PI dibawah 0,7 yaitu 0,543 sehingga tersebar merata pada permukaan daun kubis, nilai zeta potensial dan total koefisien antifidan tertinggi yaitu 35,1 mV dan 82,980%, serta sudut kontak dibawah 900 yaitu 47,580 .Item AKTIVITAS ANTIFUNGI DARI EKSTRAK ETIL ASETAT METABOLIT Penicillium citrinum TERHADAP JAMUR PATOGEN PADA TANAMAN RAMI(2022-10-26) KARTIKA SARI; Vira Kusuma Dewi; Asri Peni WulandariJamur patogen pada tanaman merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang dapat menyebabkan penurunan potensi hasil yang secara langsung karena menimbulkan kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan biokimia atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya. Jamur endofit Penicillium citrinum menghasilkan metabolit sekunder aktif yang jauh lebih beragam dan terkenal dengan produksi metabolit mikotoksin. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi senyawa metabolit yang terdapat pada ekstrak etil asetat Penicillium citrinum serta uji aktivitas antifungi terhadap jamur patogen rami yaitu Fusarium spp dan Clonostachys rosea. Identifikasi senyawa metabolit dilakukan menggunakan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS). Uji antifungi dilakukan meggunakan metode difusi sumuran serta ditentukan nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC50) dan Minimum Fungicidal Concentration (MFC) menggunakan metode dilusi cair mikrodilusi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 7 senyawa dominan pada ekstrak etil asetat. Uji aktivitas antifungi menunjukkan ekstrak etil asetat Penicillium citrinum memiliki aktivitas yang kuat pada konsentrasi ekstrak 20%, 40%,60%,80%, dan 100%. Aktivitas sangat kuat ditunjukkan pada konsentrasi 100% dengan zona hambat terhadap Fusarium solani isolat 3248941, Fusarium solani isolat Colpat-359, Fusarium oxysporum isolat N-61-2, dan Clonostachys rosea strain B3042 masing – masing sebesar 30.57 ± 2.13, 29.05 ± 1.61, 29.80 ± 0.34, 31.46 ± 0.57 mm. Nilai MIC50 terkecil diperoleh pada penghambatan ekstrak etil asetat terhadap F. solani 3248941 dan C. rosea strain B3042 yaitu sebesar 6.3 mg/mL. Ekstrak etil asetat P. citrinum menujukkan aktivitas antifungi yang sangat kuat yang dapat menghambat pertumbuhan jamur patogen tanaman rami.