S2 - Magister
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S2 - Magister by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 35
Results Per Page
Sort Options
Item Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan terhadap Niat Beli Obat di Depo Farmasi Anggrek RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung(2012) PRATIWI; Emma Surahman; Ahmad MuhtadiABSTRAK Kualitas pelayanan adalah evaluasi terpusat yang mencerminkan kesadaran pelanggan pada suatu produk atau jasa yang meliputi lima aspek yaitu: bukti langsung, empati, daya tanggap, kehandalan, dan jaminan. Berdasarkan laporan bulanan Instalasi Farmasi hanya sekitar 30% pasien yang membeli obat di Depo Farmasi Anggrek dari pasien yang berkunjung ke Poli Spesialis Anggrek RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap niat beli pelanggan di depo farmasi Anggrek RSHS. Metode yang digunakan adalah metode survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional.Sampel yang digunakan 200 pasien Poliklinik Spesialis Anggrek di RSHS, terdiri dari 104 pelanggan lebih dari satu kali kunjungan dan 96 pelanggan yang satu kali kunjungan ke Poliklinik Spesialis Anggrek. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan aplikasi Smart PLS V 2.0. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berhubungan secara signifikan dengan kepuasan pelanggan (p0,05 dan α=0,05), artinya pelanggan pada saat berniat membeli obat di Depo Farmasi Anggrek mencari informasi dan menilai tentang kualitas pelayanan ditempat tersebut, ternyata hasil evaluasinya tidak mempengaruhi keputusan pelanggan terhadap niat beli obat. Kualitas pelayanan yang mempengaruhi pelanggan sehingga pelanggan tidak berniat membeli obat di depo farmasi Anggrek yaitu tidak ada konseling untuk pasien, waktu tunggu yang lama.,kebutuhan akan ruang konseling khusus, ruang tunggu kurang yang luas dan ketidaklengkapan obat. Kualitas pelayanan mempengaruhi kepuasan pelanggan yang kemudian mempengaruhi niat beli pelanggan, sedangkan kualitas pelayanan tidak mempengaruhi secara langsung terhadap niat beli di Depo Farmasi Anggrek.Item Aktivitas Imunomodulasi Ekstrak Daun Tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) Terhadap Peningkatan IL-2 Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar(2012) ASEP EDI SUKMAYADI; Sri Adi Sumiwi; Melisa Intan BarlianaDaun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) merupakan tanaman obat potensial di Indonesia yang secara empiris sering digunakan untuk mengobati asam urat, kencing batu, obat bengkak, batuk, asma, demam, peradangan dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas imunomodulasi daun Tempuyung terhadap peningkatan jumlah leukosit dan komponennya serta peningkatan IL-2 pada tikus jantan putih galur Wistar. Hewan coba diberi perlakuan ekstrak daun tempuyung dengan dosis 100, 700, 1400 mg/KgBB dan stimuno 50 mg/kgBB yang disuspensikan dengan Na CMC 0,5%. Ekstrak diberikan setiap hari sekali selama 2 (dua) minggu dan 1 (satu) minggu setelah diberikan Shigella dysenteriae secara per oral. Darah tikus diambil dari jantung kemudian dilakukan perhitungan jumlah leukosit dan komponennya dengan flow cytometry, serta IL-2 dengan Sandwich ELISA. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara aktivitas imunomodulasi ekstrak daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.) pada dosis 100 mg/kgBB terhadap peningkatan jumlah leukosit, limfosit, monosit dan IL-2 dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dengan nilai p ≤ 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun tempuyung dapat meningkatkan jumlah leukosit dan komponennya serta IL-2. Daun tempuyung berpotensi memiliki aktivitas imunomodulasi.Item UJI ANTIPROLIFERATIF EKSTRAK SERTA FRAKSI DAUN DAN BIJI KUHUNG-KUHUNG (Crotalaria pallida Aiton) TERHADAP SEL KANKER SERVIKS HeLa DAN SEL KANKER PAYUDARA MCF-7(2013) ERLADYS MELINDAH RUMONDOR; Melisa Intan Barliana; Moelyono MuktiwardoyoKanker payudara dan kanker serviks merupakan 2 jenis kanker yang paling sering menyebabkan kematian pada wanita. Pada penelitian ini dilakukan uji antiproliferasi dari daun maupun biji kuhung-kuhung (Crotalaria paliida Aiton) terhadap sel kanker payudara MCF-7 dan sel kanker serviks HeLa. Daun dan biji C. pallida diekstraksi menggunakan etanol dan fraksinasi menggunakan etil asetat, n-heksana, atau air. Skrining toksisitas daun dan biji C. pallida dilakukan dengan metode Brine Shrimp Letal Test (BSLT), dilanjutkan dengan WST assay untuk menguji aktivitas antiploriferasinya. Hasil BSLT menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun C. pallida memiliki LC50 paling rendah, yaitu 8.59 μg/mL. Hasil WST assay juga menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun, n-heksana biji, dan etil asetat biji C. pallida menghambat sel kanker payudara MCF-7 masing-masing pada IC50 29.67; 32.1 dan 44.25 µg/mL. Sedangkan pada sel kanker serviks HeLa fraksi n-heksana dan fraksi etil asetat daun memiliki nilai IC50 107.14 dan 170.83 µg/mL. Maka, dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat daun memiliki potensi terbaik penghambatan proliferasi sel kanker selektif terhadap sel kanker payudara MCF-7.Item PENETAPAN OPTIMASI GEOMETRI DENGAN METODE KIMIA KOMPUTASI KUANTUM DAN NON-KUANTUM, SERTA PENGEMBANGAN METODE EX SILICO UNTUK PERHITUNGAN LOG P, TITIK LELEH DAN SPEKTRUM KUERSETIN, GLUKOSAMIN, DAN ANDR(2013-05-16) SANDRA MEGANTARA; Jutti Levita; Tidak ada Data DosenKimia komputasi kuantum, meliputi metode ab initio dan semiempiris, dan kimia komputasi non-kuantum, metode mekanika molekul, adalah metode pendekatan untuk menyelesaikan masalah kimia secara komputasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui metode terbaik dengan membandingkan energi dan waktu perhitungan optimasi geometri secara kimia komputasi kuantum dan kimia komputasi non-kuantum, serta (2) menelaah hasil perhitungan komputasi dalam memprediksi sifat fisikokimia (log P, titik leleh) dan spektrum (ultraviolet-visible, 1H-NMR, 13C-NMR) secara ex silico. Tiga senyawa yaitu kuersetin, glukosamin dan andrografolid dipilih sebagai representasi senyawa bioaktif dari alam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa energi terkecil untuk optimasi geometri diberikan oleh metode ab initio, sedangkan waktu tercepat untuk optimasi geometri diberikan oleh metode mekanika molekul. Nilai prediksi Log P tidak dipengaruhi oleh hasil optimasi geometri, dengan tingkat kesalahan: MAD 0,19; MSE 0,06; MFE 0,16 dan MAPE 8,62%, artinya akurasinya baik, dengan koefisien korelasi r = 0,995 dan p-value = 0,05 yang menunjukkan adanya korelasi positif signifikan. Nilai prediksi titik leleh tidak dipengaruhi oleh hasil optimasi geometri, dengan tingkat kesalahan: MAD 193,33; MSE 56.734; MFE -193,33 dan MAPE 72,64%, artinya akurasi kurang baik, dengan koefisien korelasi r = 0,989 dan p-value = 0,092 yang menunjukkan adanya korelasi positif tetapi tidak signifikan. Prediksi spektrum ultraviolet-visible dipengaruhi oleh hasil optimasi geometri. Metode ab initio memberikan hasil prediksi λ maksimum terbaik dengan tingkat kesalahan: MAD 2,67; MSE 8,67; MFE 2,67 dan MAPE 1,10%, dengan nilai koefisien korelasi r = 0,997 dan p-value = 0,044. Tingkat kesalahan metode semiempiris: MAD 6,67; MSE 45,33; MFE 6,67 dan MAPE 2,79%, dengan nilai koefisien korelasi r = 0,997 dan p-value = 0,043. Tingkat kesalahan metode mekanika molekul: MAD 28,67; MSE 830; MFE 28,67 dan MAPE 11,99%, dengan nilai koefisien korelasi r = 0,979 dan p-value = 0,129. Hasil prediksi spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR tidak dipengaruhi oleh hasil optimasi geometri. Tingkat kesalahan prediksi spektrum 1H-NMR adalah: MAD 0,73; MSE 1,15; MFE 0,27 dan MAPE 18,35%, dengan nilai koefisien korelasi r = 0,942 dan p-value = 0,001. Tingkat kesalahan prediksi spektrum 13C-NMR adalah: MAD 1,58; MSE 7,41; MFE -0,69 dan MAPE 2,68%, dengan nilai koefisien korelasi r = 0,986 dan p-value = 0,001. Prediksi spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR mempunyai akurasi baik dan menunjukkan adanya korelasi positif signifikan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode terbaik untuk optimasi geometri kuersetin, glukosamin, dan andrografolid adalah ab initio walaupun membutuhkan waktu perhitungan komputasi paling lama. Metode ab initio juga menunjukkan tingkat kesalahan terkecil dan korelasi positif signifikan dengan hasil eksperimen di laboratorium dalam memprediksi log P dan spektrum kuersetin, glukosamin dan andrografolid, sehingga metode ini dapat mempermudah pekerjaan pengawasan mutu ketiga senyawa tersebut.Item PERAN EMPLOYEE ENGAGEMENT SEBAGAI PEMEDIASI KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL DAN PERILAKU INOVATIF KARYAWAN INSTALASI FARMASI PADA TIGA RUMAH SAKIT SWASTA DI KOTA BANDUNG(2013-05-28) SUSI AFRIANTI RAHAYU; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenBerdasarkan hasil observasi pada tahun 2012 di instalasi farmasi salah satu rumah sakit swasta di Bandung ada permasalahan antara lain dalam ketidakpuasan karyawan terhadap kepala instalasinya sehingga keluhan muncul dari karyawan dan menyebabkan tidak adanya inovasi yang dilakukan oleh karyawan. Serta kinerja karyawan menurun dan pelanggan pun merasa tidak puas. Untuk mengatasi masalah tersebut, karyawan dalam memberikan pelayanan seharusnya berbasiskan kinerja sesuai harapan konsumen. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja yaitu karyawan harus merasa engage terhadap pekerjaannya sehingga bisa memberikan lebih dari yang diharapkan perusahaan, dan bisa melakukan berbagai inovasi untuk perusahaan. Salah satu faktor untuk meningkatkan employee engagement adalah faktor kepemimpinan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai dampak kepemimpinan terhadap kinerja individual dan perilaku inovatif karyawan instalasi farmasi rumah sakit serta pengaruh employee engagement sebagai mediator. Sebanyak 89 karyawan instalasi farmasi dari 3 rumah sakit swasta di kota Bandung menjadi partisipan, penelitian ini menggunakan tekhnik partial least square untuk menguji hubungan hipotesis. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat signifikansi antara kepemimpinan terhadap employee engagement (t value (8,25) > t tabel (1,64)), signifikansi kepemimpinan terhadap perilaku inovatif (t value (2,05) > t tabel (1,64)), signifikansi employee engagement terhadap kinerja individual (t value (3,48) > t tabel (1,64)), signifikansi employee engagement terhadap perilaku inovatif (t value (3,40) > t tabel (1,64)). Kepemimpinan terhadap kinerja individual (t value (0,27) < t tabel (1,64)) tidak ada pengaruh dan signifikansinya. Employee engagement memediasi penuh hubungan antara kepemimpinan dan kinerja individual, oleh karena itu upaya peningkatan pelayanan instalasi farmasi merupakan serangkaian tindakan dan keterlibatan para karyawan instalasi farmasi yang bersifat konsisten, berkelanjutan dan jelas.Item ANALISIS MINIMALISASI BIAYA (COST MINIMIZATION), BIAYA KESAKITAN (COST OF ILLNESS), DAN EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFFECTIVENESS) PENGGUNAAN ANTIBIOTIK EMPIRIK KOMBINASI SEFTAZIDIM-LEVOFLOKSASIN DAN SE(2013-10-01) DIKA PRAMITA DESTIANI; Tiana Milanda; Rizky AbdulahSalah satu yang menjadi pertimbangan ketika pemilihan terapi adalah sisi ekonomi, termasuk pada sepsis dengan sumber infeksi pernafasan dimana studi farmakoekonomi dalam pemilihan terapi empiris sangat diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelompok kombinasi antibiotik yang paling efisien secara biaya (cost minimization/CMA), biaya kesakitan (cost of illness/COI) terendah, dan efektivitas biaya (cost effectiveness/CEA) yang digunakan pada terapi sepsis sumber infeksi pernafasan yang dirawat di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2010-2012. Penelitian merupakan studi observasional analisis dengan pengumpulan data secara retrospektif. Data diambil dari rekam medis pasien rawat inap sepsis sumber infeksi pernafasan dan mendapat terapi antibiotik empirik seftazidim-levofloksasin dan sefotaksim-eritromisin. Komponen biaya langsung yang dikumpulkan meliputi biaya terapi antibiotik empirik, biaya tindakan, biaya penunjang, biaya rawat inap, dan biaya pendaftaran, sedangkan biaya tidak langsung diperoleh dari data gaji per bulan pegawai/karyawan wilayah Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata total biaya perawatan pasien sepsis yang sembuh menggunakan kombinasi antibiotik seftazidim-levofloksasin sebesar Rp12.751.082,- dan kombinasi sefotaksim-eritromisin sebesar Rp21.641.678,-. Rata-rata biaya kesakitan (COI) pasien sepsis yang sembuh jika menggunakan kombinasi antibiotik empirik seftazidim-levofloksasin lebih kecil yaitu Rp. 13.369.054,- dengan rata-rata lama rawat 12 hari sedangkan sefotaksim-eritromisin yaitu Rp. 22.250.495,- dengan rata-rata lama rawat 11 hari. Berdasarkan perhitungan ICER pada CEA, biaya yang dikeluarkan per pasien yang selamat pada kombinasi seftazidim-levofloksasin lebih tinggi sebesar Rp. 11.280.974,- dibandingkan dengan antibiotik empirik lainnya sedangkan kombinasi sefotaksim-eritromisin sebesar Rp. 1.971.266,- dibandingkan dengan antibiotik empirik lainnya. Dapat disimpulkan bahwa walaupun kombinasi seftazidim-levofloksasin memiliki biaya pengobatan langsung lebih murah tetapi jika dilihat dari segi efektivitas biaya per pasien yang diselamatkan maka sefotaksim-eritromisin lebih efektif.Item Aktivitas Antiagregasi Platelet Ekstrak, Fraksi-fraksi Rumput Laut Coklat (Sargassum duplicatum) secara In Vitro dan Isolasi Senyawa dari Fraksi Aktifnya(2013-10-01) DEWANTO; Yoppi Iskandar; Melisa Intan BarlianaTelah dilakukan penelitian tentang aktivitas antiagregasi platelet rumput laut coklat jenis Sargassum duplicatum yang berasal dari Perairan Menganti-Kebumen. Uji antiagregasi platelet dilakukan secara in vitro menggunakan darah manusia dengan metode Born, yaitu berdasarkan perubahan transmisi cahaya dengan ditambahkan 10 µL Adenosine Diphosphat (ADP) sebagai induktor. Ekstraksi S. duplicatum dengan pelarut etanol 95% menghasilkan rendemen sebesar 3,07%. Hasil uji aktivitas antiagregasi platelet ekstrak S. duplicatum konsentrasi 125 µg/mL, 250 µg/mL dan 500 µg/mL masing-masing memberikan nilai penghambatan agregasi sebesar 4,68%; 6,77% dan 11,64%. Fraksi n-heksana 500 µg/mL dan fraksi etil asetat 500 µg/mL masing-masing memberikan nilai penghambatan agregasi sebesar 55,51% dan 52,10%, sedangkan fraksi air 500 µg/mL meningkatkan agregasi sebesar 1,55%. Nilai penghambatan agregasi kontrol positif asetosal 80 µg/mL sebesar 48,49%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa fraksi n-heksana menunjukkan aktivitas antiagregasi yang paling tinggi. Satu senyawa murni golongan flavonoid telah di isolasi dari fraksi n-heksana yang memberikan serapan pada λmax 263 nm dan 399 nm menggunakan spektrofotomrtri UV-Visibel serta memiliki gugus fungsi O-H, C=C aromatik, C-H dan C-O menggunakan spektrofotometri Inframerah. Kata kunci : Sargassum duplicatum, Menganti, antiagregasi platelet, ADPItem Pengaruh Faktor Sosial dan Faktor Budaya terhadap Persepsi Masyarakat Semarang dalam Mengkonsumsi Jamu Untuk Pemeliharaan Kesehatan (Studi Kasus Mengenai Kearifan Lokal di 19 Kecamatan Kota Semarang)(2013-10-24) INDRA WIJAYA; Moelyono Muktiwardoyo; SupriyatnaDengan adanya potensi yang dimiliki baik keanekaragaman hayati maupun kondisi sosial budaya yang tercermin dalam kearifan lingkungan budaya tradisional di kota Semarang, jamu mempunyai prospek untuk kembali digali dan dikembangkan. Namun perkembangan jamu tidaklah mudah, tentunya banyak faktor yang perlu diperhitungkan termasuk salah satunya adalah konsumen. Keputusan masyarakat (konsumen) dalam memilih jenis pengobatan tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengkaji persepsi masyarakat terhadap konsumsi jamu untuk pemeliharaan kesehatan ditinjau dari dimensi sosial dan budaya kearifan lokal, dimensi sosial yang dimaksud meliputi manfaat ekonomis serta manfaat medis, sedangkan dimensi budaya meliputi manfaat terhadap lingkungan, (2) mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor sosial dan budaya terhadap persepsi masyarakat dalam mengkonsumsi jamu untuk pemeliharaan kesehatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik korelasional dengan rancangan cross-sectional (studi silang). Berdasarkan hasil dari penelitian terdapat pengaruh faktor sosial dan budaya terhadap persepsi masyarakat dalam mengkonsumsi jamu untuk kesehatan. Pengaruh total faktor sosial terhadap persepsi masyarakat secara parsial adalah sebesar 41,44% , sedangkan pengaruh total faktor budaya terhadap persepsi masyarakat secara parsial adalah sebesar 14,21%. Berdasarkan nilai koefisien korelasi, hubungan antara kualitas faktor sosial (X1) dengan faktor budaya (X2) sebesar 0,431 dan masuk dalam kategori sedang. Arah hubungan positif antara faktor sosial (X1) dengan faktor budaya (X2) menunjukkan bahwa faktor sosial yang semakin tinggi cenderung diikuti dengan meningkatnya faktor budaya. Kemudian hubungan antara faktor sosial (X1) dengan persepsi masyarakat (Y) sebesar 0,705 termasuk dalam kategori kuat, demikian juga hubungan antara faktor budaya (X2) dengan persepsi masyarakat (Y) sebesar 0,525 termasuk dalam kategori sedang dengan arah positif.Item SITOTOKSISITAS BEBERAPA SPESIES Acalypha TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 DAN KARAKTERISASI SENYAWA DARI FRAKSI AKTIFNYA(2013-11-21) R MAYA FEBRYANTI; Rizky Abdulah; SupriyatnaKanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada wanita di dunia. Pada penelitian ini dilakukan uji sitotoksik tumbuhan Acalypha indica, Acalypha wilkesiana, dan Acalypha hispida terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan metode MTT assay serta karakterisasi senyawa aktif dari A.indica yang memberikan sitotoksisitas yang paling baik. Ekstraksi 3,00 kg simplisia A.indica,1,50 kg A.wilkesiana, dan 0,50 kg A.hispida dengan pelarut etanol 96% memberikan rendemen sebesar 11,54%; 22,14%; dan 16,43% berturut-turut. Hasil MTT assay menujukkan ekstrak A.indica, A.wilkesiana, dan A.hispida bersifat sitotoksik terhadap sel MCF-7 dengan IC50 225,69 µg/ml, 437,50 µg/ml, dan 366,67 µg/ml secara berturut-turut. Sedangkan hasil MTT assay terhadap fraksi ekstrak A. indica menujukkan bahwa fraksi etil asetat memberikan aktivitas yang paling baik dibandingkan fraksi n-heksana dan air dengan IC50 387,00 µg/ml. Karakterisasi senyawa sitotoksik SF IIIE7 dari fraksi etil asetat A.indica menunjukkan bahwa senyawa SF IIIE7 memberikan serapan pada λmaks 217,00 nm dan memiliki gugus fungsi O-H, C=C, C-H, dan C-O. Hasil MTT assay terhadap sel kanker payudara MCF-7, SF IIIE7 memberikan IC50 43,87 µg/ml.Item ANALISIS FARMAKOEKONOMI SIMPLISIA SAINTIFIKASI JAMU HIPERTENSI, HIPERGLIKEMIA, HIPERKOLESTEROLEMIA DAN HIPERURISEMIA DI PUSKESMAS GONDOMANAN YOGYAKARTA(2014-08-14) IMAS MAESAROH; Hadyana Sukandar; SupriyatnaABSTRAK Penelitian ini dirancang untuk mengetahui efektivitas biaya simplisia saintifikasi jamu hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia dan hiperurisemia dibandingkan obat konvensional (obat generik) atau kombinasi keduanya serta penyediaan dan penggunaannya di Puskesmas Gondomanan Yogyakarta. Metode cross-sectional digunakan dengan mengambil data rekam medis pasien hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia dan hiperurisemia periode Januari-Desember 2013. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui penyediaan dan penggunaannya. Analisis efektivitas biaya dilakukan dengan perspektif ASKES. Komponen biaya yang diukur adalah biaya medik langsung, mencakup biaya obat, biaya pemeriksaan medik, biaya pemeriksaan laboratorium dan biaya pendaftaran kunjungan puskesmas. Efektivitas terapi yang diukur adalah penurunan tekanan darah, kadar glukosa darah puasa (GDP), kadar kolesterol total dan kadar asam urat. Efektivitas biaya dihitung menggunakan Average cost effectiveness ratio (ACER) dan Incremental cost effectiveness ratio (ICER). ACER dihitung berdasarkan rasio biaya dan efektivitas terapi pada kedua kelompok terapi. ICER dihitung berdasarkan rasio antara selisih biaya dan efektivitas terapi pada kedua kelompok terapi. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi penggunaan jamu hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia dan hiperurisemia berturut-turut 37%, 25%, 18% dan 20%. Efektivitas jamu hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia dan hiperurisemia menunjukkan penurunan tekanan darah, kadar GDP, kadar kolesterol total dan kadar asam urat secara signifikan berturut-turut 19,86%; 26,97%; 9,50% dan 50,59%. Nilai ACER jamu hipertensi dan hiperurisemia berturut-turut Rp 677,47 dan Rp 691,84 lebih cost effective dibandingkan obat generik (captopril 25, amlodipin, dan allopurinol) dengan nilai ACER berturut-turut Rp 772,26; Rp 1.163,27; dan Rp 3.938,15. Nilai ACER obat generik (metformin, kombinasi metformin+glimepirid, dan simvastatin) berturut-turut Rp 987,61; Rp 1.470,06 dan Rp 2.132,30 lebih cost effective dibandingkan jamu hiperglikemia SJ dan jamu hiperkolesterolemia SJ dengan nilai ACER berturut-turut Rp 1.629,38 dan Rp 3.784,21. Kata kunci: Saintifikasi jamu, hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterolemia, hiperurisemia , efektivitas biayaItem KANDUNGAN SENYAWA ANTIBAKTERI DAUN TENDANI (Goniothalamus macrophyllus Hook. f. &Thomson.), SUATU TUMBUHAN OBAT SUKU DAYAK PUNAN DI KALIMANTAN TIMUR(2014-08-20) VIRIYANATA WIJAYA; Supriyatna; Tiana MilandaInfeksi kulit pada suku dayak Punan diakibatkan kontak langsung dengan alam. Satu bakteri yang paling sering menjadi penyebab infeksi kulit di komunitas yang kurang higienis tersebut yaitu Staphylococcus aureus. Tumbuhan tendani (Goniothalamus macrophyllus) secara empiris digunakan sebagai obat luar untuk infeksi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak, fraksi-fraksi, dan isolat dari daun G. macrophyllus terhadap S. aureus ATCC 25923. Daun G. macrophyllus diekstraksi menggunakan etanol 70% dan difraksinasi dengan n-heksan dan etil asetat. Proses pemisahan dan pemurnian menggunakan kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis preparatif. Pengukuran aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar. Zona hambat ekstrak daun G. macrophyllus pada konsentrasi 20 % adalah sebesar 22,02 mm. Fraksi etil asetat adalah fraksi teraktif yang menunjukkan diameter hambat sebesar 19,50 mm dan 22,30 mm untuk masing-masing konsentrasi 20% dan 30%. Subfraksi daun G. macrophyllus (SF IV B1.3) menunjukkan zona hambat sebesar 7,85 mm pada konsentrasi 2,4%. Isolat diidentifikasi dengan spektroskopi, dilakukan dengan UV-vis, IR, dan MS memberikan λmaks 202,9 nm, gugus fungsi O-H, C-H alifatis, C=C aromatis, C=O dan C-H aromatis, dan m/z 352,9806. Senyawa aktif diduga sebagai dimetoksi glabranin (C22H24O4).Item Penghambatan Enzim Siklooksigenase (COX) Infusa Empat Tumbuhan Obat Subetnis Kutai Secara In Vitro Sebagai Dasar Pemanfaatannya untuk Obat Herbal Antiinflamasi(2014-08-27) NISA NASPIAH; Yoppi Iskandar; Moelyono MuktiwardoyoPenelitian mengenai infusa empat tumbuhan obat subetnis Kutai sebagai penghambat enzim siklooksigenase (COX) secara in vitro telah dilakukan. Keempat tumbuhan itu adalah umbi bawang tiwai (Eleutherine americana (Aubl.) Merr.), daun patah tulang (Pedilanthus tithymaloides (L.) Poit.), batang keladi belau (Caladium bicolor (W. Ait) Vent.), dan rimpang lia berueng (Zingiber zerumbet (L.) J.E. Smith.). Aktivitas antiinflamasi secara in vitro terhadap enzim COX ditentukan dengan menggunakan metode TMPD (N,N,N’,N’-tetrametil-p-fenilendiamin) secara spektrofotometri. Enzim COX yang diuji meliputi enzim COX-1 dan COX-2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak umbi bawang tiwai mempunyai aktivitas antiinflamasi terhadap enzim COX dengan nilai IC50 sebesar 136,54 ppm terhadap COX-1 dan 161,24 ppm terhadap COX-2. Nilai IC50 ekstrak daun patah tulang adalah 311,19 ppm terhadap COX-1 dan 638,89 ppm terhadap COX-2. Ekstrak batang keladi belau mempunyai nilai IC50 sebesar 250,66 ppm terhadap COX-1 dan 255,27 ppm terhadap COX-2, sedangkan ekstrak rimpang lia berueng mempunyai aktivitas antiinflamasi dengan nilai IC50 sebesar 22,72 ppm terhadap COX-1 dan 186,47 ppm terhadap COX-2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua ekstrak lebih banyak menghambat enzim COX-1. Ekstrak rimpang lia berueng mempunyai aktivitas antiinflamasi paling kuat terhadap enzim COX-1 dan ekstrak umbi bawang tiwai mempunyai aktivitas antiinflamasi paling kuat terhadap enzim COX-2. Selanjutnya dilakukan penetapan kadar fenolat total dengan metode Folin Ciocalteu. Senyawa fenolat diduga mempunyai peran sebagai penghambat enzim COX. Hasil penetapan kadar menunjukkan kadar fenolat total ekstrak umbi bawang tiwai adalah 16,78 mg GAE/g sampel, ekstrak daun patah tulang 7,36 mg GAE/g sampel, ekstrak batang keladi belau 10,58 mg GAE/g sampel, dan ekstrak rimpang lia berueng 44,60 mg GAE/g sampel.Item Sintesis dan Karakterisasi Radiogadolinium(III)-DOTA-PAMAM G3.0-trastuzumab sebagai Molecular Imaging Agent SPECT-MRI untuk Diagnosis Kanker Payudara Positif HER-2(2015-01-22) HARDIANI RAHMANIA; Abdul Mutalib; Jutti LevitaPemeriksaan kanker dapat dilakukan melalui pencitraan molekul menggunakan hybrid modality untuk mendapatkan sensitivitas, spesifisitas, dan penggambaran lokalisasi penyakit yang lebih baik. Pada penelitian ini telah dikembangkan suatu molecular imaging agent baru, radiogadolinium(III)-DOTA-PAMAM G3.0-trastuzumab dalam bentuk 147Gd-DOTA-PAMAM G3.0-trastuzumab, untuk hybrid modality SPECT-MRI yang berperan ganda sebagai radiofarmaka spesifik-target sekaligus senyawa pengontras terarah untuk diagnosis kanker payudara positif HER-2. 147Gd merupakan radionuklida pemancar sinar- yang dapat digunakan pada SPECT, akan tetapi karena adanya kendala teknis, 147Gd disimulasikan dengan radioisotopnya yaitu 153/159Gd. Kompleks Gd-DOTA juga telah diketahui sebagai senyawa pengontras yang baik pada MRI. Dendrimer PAMAM G3.0 berguna mengonsentrasikan kompleks Gd-DOTA dalam jumlah banyak, sehingga meminimalkan jumlah trastuzumab yang digunakan. Trastuzumab merupakan antibodi monoklonal humanized yang berikatan secara spesifik dengan HER-2 yang diekspresikan berlebih pada kanker payudara positif HER-2. Sintesis radiogadolinium(III)-DOTA-PAMAM G3.0-trastuzumab dimulai dengan mengonjugasikan ligan DOTA NHS ester dengan dendrimer PAMAM G3.0. Konjugat DOTA-PAMAM G3.0 yang terbentuk dikonjugasikan dengan trastuzumab dan kemudian ditandai dengan 153/159Gd. Karakterisasi imunokonjugat DOTA-PAMAM G3.0-trastuzumab yang merupakan prekursor radiogadolinium(III)-DOTA-PAMAM G3.0-trastuzumab dilakukan dengan sistem KCKT menggunakan size exclusion column. Pembentukan imunokonjugat diindikasikan dengan waktu retensi yang lebih pendek (6,82 menit) dibandingkan dengan trastuzumab (7,06 menit). Kemurnian radiokimia radiogadolinium(III)-DOTA-PAMAM G3.0-trastuzumab mencapai 99,5% setelah proses pemurnian. Radiogadolinium(III)-DOTA-PAMAM G3.0-trastuzumab stabil pada suhu 20-25 0C dan 2-8 0C yang ditunjukkan dengan kemurnian radiokimia berturut-turut 97,6 ± 0,5% dan 98,2 ± 0,8% setelah penyimpanan selama 144 jam. Pencitraan Gd-DOTA-PAMAM G3.0-trastuzumab pada tikus normal menggunakan MRI memberikan intensitas citra yang baik dan menunjukkan pada 48 jam setelah penyuntikan, Gd-DOTA-PAMAM G3.0-trastuzumab telah tereliminasi.Item PEMBENTUKAN KOKRISTAL KETOPROFEN METODE SOLVENT DROP GRINDING DENGAN PEMILIHAN KOFORMER SECARA IN SILICO(2015-04-01) SISWANDI; Taofik Rusdiana; Jutti LevitaKetoprofen merupakan salah satu obat Antiinflamasi Non Steroid (AINS) yang mempunyai efek sebagai antiinflamasi dan antipiretik serta termasuk dalam BCS kelas II yang memiliki kelarutan rendah dan permeabilitas tinggi. Kelarutan ketoprofen yang rendah dalam air (praktis tidak larut) menyebabkan laju disolusi menjadi faktor pembatas untuk laju penyerapan obat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kelarutan dan laju disolusi ketoprofen dengan menggunakan metode kokristalisasi metode solven drop grinding dengan pemilihan koformernya menggunakan cara in silico. Dari hasil in silico dan uji kelarutannya, koformer yang mempunyai peluang untuk membentuk kokristal dengan ketoprofen adalah sakarin, asam benzoat dan asam sitrat dengan kelarutan kokristal ketoprofen-sakarin adalah paling besar. Proses ko-kristalisasi ketoprofen-sakarin dibuat dengan metode solvent-drop grinding, ketoprofen dan koformer (sakarin) masing-masing dengan ratio 1:1 ekuimol digerus selama 10 menit sambil diberikan sejumlah kecil metanol. Penambahan metanol berfungsi untuk mempercepat pembentukan ko-kristal. Ko-kristal dikarakterisasi menggunakan difraksi sinar-x, differential scanning calorimetry (DSC), mikroskop polarisasi, scanning microscope electron (SEM), uji kelarutan serta uji disolusi partikulat. Kelarutan dari ko-kristal ketoprofen-sakarin meningkat sekitar 250%. Hasil dari uji disolusi terbanding ko-kristal pada menit ke-30 dalam media air, dapar klorida pH 1,2; dapar asetat pH 4,5 dan dapar fosfat pH 6,8 terdapat peningkatan yang signifikan.Item FORMULASI GEL KOMBINASI EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) DAN DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) SERTA UJI AKTIVITAS TERHADAP PROPIONIBACTERIUM ACNE SECARA IN VITRO DAN IN VIVO(2015-04-07) RIKA YULIANTI; Emma Surahman; Marline Abdassah BratadiredjaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi dan uji aktivitas anti jerawat kombinasi gel ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) dan daun jambu biji (Psidium guajava L.) secara in vitro maupun in vivo. Daun sirsak secara tradisional digunakan untuk mengobati jerawat. Penelitian mengenai aktivitas anti jerawat ekstrak daun jambu biji telah dilakukan oleh Qa’dan et al pada tahun 2005. Penelitian yang dilakukan oleh Sousa et al tahun 2010 menyatakan bahwa ekstrak daun sirsak memiliki aktivitas anti inflamasi. Penelitian-penelitian sebelumnya tidak dilakukan formulasi gel dengan kombinasi kedua ekstrak, pengujian sediaan secara in vitro dan pengujian pada hewan secara in vivo. Ekstrak diperoleh dari daun sirsak (Annona muricata L.) dan daun jambu biji (Psidium guajava L.) menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96 %. Sediaan diformulasi dalam bentuk gel, diuji konsentrasi hambat minimum dan aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acne dengan menggunakan gel Cindala® sebagai pembanding. Studi in vivo dilakukan menggunakan tikus (Rattus novergicus) galur Wistar sebagai hewan uji dengan pemberian suspensi koloni Propionibacterium acne sebagai penginduksi. Hasil penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa gel kombinasi ekstrak daun sirsak dan ekstrak daun jambu biji memiliki aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acne dengan formulasi gel menggunakan carbomer sebagai basis. Pengujian secara in vivo menunjukkan hasil bahwa gel tersebut memiliki aktivitas antijerawat dan berbeda secara signifikan secara statistik terhadap kontrol negatif.Item ISOLASI SENYAWA ANTIHIPERTENSI DARI FRAKSI ETIL ASETAT KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR(2016-10-19) SANTI PERAWATI; Sri Adi Sumiwi; Yasmiwar SusilawatiHipertensi merupakan kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah diatas normal dengan prevalensi kejadian di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 25,8%. Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas antihipertensi terhadap subfraksi etil asetat kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) (Hs-II-A, Hs-II-B, dan Hs-II-C) pada dosis 7,2 mg/kgBB dengan induksi NaCl 2% dan metode Non-Invasive Blood Pressure. Subfraksi Hs-II-B memberikan aktivitas antihipertensi paling tinggi dengan persen inhibisi sistolik dan diastolik sebesar 20,08% dan 19,18%. Pemisahan subfraksi Hs-II-B dengan kromatografi kolom dan preparatif diperoleh 3 isolat (Hs-II-B1, Hs-II-B2, dan Hs-II-B3). Isolat tersebut diuji aktivitas antihipertensi pada dosis 2,25 mg/kgBB. Hasil pengujian menunjukkan adanya perbedaan penurunan tekanan darah yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif pada taraf kepercayaan 95% terhadap ketiga isolat dengan persen inhibisi sistolik (17,69%;4,2%; dan 9,48%), diastolik (17,07%; 3,67%; dan 11,61%). Isolat yang menunjukkan aktivitas antihipertensi paling baik adalah Hs-II-B1. Hasil identifikasi Hs-II-B1 dengan NMR menunjukkan senyawa turunan asam suksinat termetoksilasi dengan nama IUPAC dimethyl 2-(1-ethoxy-2-(2-hydroxy-4-methoxy-2-(methoxycarbonyl)-4-oxobutoxy)ethyl)-2- hydroxysuccinate, rumus molekul C17H28O12, m/z 424,16.Item Analisis Natrium dan Kalium dalam Air Laut di Sekitar Pesisir Pantai Papua Dengan Metode Spektroskopi Serapan Atom(2016-10-24) YOICE MARTINA PAWEKA; Mutakin; Jutti LevitaAbstrak Menurut Kementerian Perikanan dan Kelautan pada tahun 2014, luas lahan garam di Indonesia adalah 28.556 ha. Kebutuhan garam per tahun sekitar 3,5 juta ton sehingga untuk menutupi kebutuhan dilakukan impor garam dari beberapa negara. Propinsi Papua terletak pada koordinat 130 - 140 BT dan 9,0 - 10,45 LS dengan garis pantai sepanjang 1.170 mil laut. Air laut mengandung 86% natrium klorida (NaCl). Metode penelitian yang dilakukan secara eksperimental di laboratorium dengan menggunakan instrumen spektrofotometer serapan atom (SSA) karena selektif, spesifik, sensitivitas tinggi dalam kisaran ppm sampai ppb. Hasil kadar natrium dan kalium berturut-turut dari air laut pada tujuh lokasi pantai di propinsi Papua sebagai berikut: pantai Kali Maro Onggalie Merauke 87,4 ± 1 ppm dan 2,8 ± 0,3 ppm; pantai Lampu Satu Merauke 112 ± 0,6 ppm dan 4 ± 0,3 ppm; pantai Payum Merauke 103,2 ± 0,6 ppm dan 3,6 ± 0 ppm; pantai Pasir Dua Jayapura 91,3 ± 1,7 ppm dan 4 ± 0,3 ppm; pantai Ria Base G Jayapura 88,3 ± 0 ppm dan 3,8 ± 0,3 ppm; pantai Dok II Jayapura 88,7 ± 1,5 ppm dan 4 ± 0,6 ppm; serta pantai Hamadi Jayapura 106,4 ± 2 ppm dan 4,7 ± 0,7 ppm. Rentang hasil kadar natrium antara 88,3 ± 0 ppm sampai 112 ± 0,6 ppm, sedangkan kalium antara 2,8 ± 0,3 ppm sampai 4,7 ± 0,3 ppm. Uji statistik dengan p-value < 0,05 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada hasil kadar natrium dan kalium (Ho diterima). Disimpulkan bahwa pesisir pantai Papua dapat berpotensi sebagai sumber bahan baku garam farmasi.Item PENETAPAN KADAR s-phenylmercapturic acid (s-PMA) DALAM URIN SETELAH EKSTRAKSI FASA PADAT DAN DERIVATISASI PRE-KOLOM SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI - DETEKTOR FLUORESEN (KCKT-FLD)(2016-10-25) SRI GUSTINI HUSEIN; Muchtaridi; Aliya Nur Hasanahs-phenylmercapturic acid (s-PMA) merupakan metabolit benzene yang spesifik. s-PMA dapat digunakan sebagai biomarker dari paparan benzena tingkat rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan validasi metode analisis kadar s-PMA dalam urin. Penetapan s-PMA urin pekerja yang terpapar benzena dilakukan setelah ekstraksi fasa padat/solid phase extraction (SPE). s-PMA dihidrolisis dalam kondisi basa. Hidrolisat aril-thiol terkonjugasi dengan monobrombimane (MB) selama 15 menit pada pH 8 dalam suhu kamar. Aril-thiol (R-SH) derivat diukur dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) sistem fasa terbalik, menggunakan kolom fenil (100x4,6 mm.I.D, ukuran partikel 5µm), dengan detektor fluoresen. Koefisien panjang gelombang eksitasi dan emisi ditentukan pada 375 dan 480 nm, dengan waktu retensi s-PMA di 2,9 menit. Validasi metode analisis menunjukkan hasil uji linieritas pada rentang 0,1-10 ppb dengan persamaan regresi linier y= 0,079x + 0,023; r = 0,99; uji akurasi dengan rata-rata perolehan kembali 94,64-104,86%; uji presisi dengan koefisien varian 1,17 % - 4,38%. Batas deteksi (LOD) 1,32 ppb; batas kuantifikasi (LOQ) 2,07 ppb; nilai yang diperoleh pada penetapan kadar sampel urin pekerja drilling adalah < 1.32 – 21,93 ppb. s-PMA dalam urin dapat ditentukan menggunakan KCKT-FLD dengan parameter validasi yang tepat. Kata kunci: s-phenylmercapturic acid, urin, benzene, kromatografi cair kinerja tinggi - detektor fluoresen (KCKT-FLD), ekstraksi fasa padat.Item ISOLASI DAN KARAKTERISASI KAPPA KARAGENAN DARI Eucheuma cottonii ASAL LIMA PERAIRAN DI WILAYAH INDONESIA DAN APLIKASINYA SEBAGAI MATRIKS TABLET APUNG(2016-10-26) RIVAL FERDIANSYAH; Marline Abdassah Bratadiredja; Anis Yohana ChaerunisaaKappa karagenan merupakan polisakarida yang terkandung dalam spesies rumput laut Euceuma cottonii. Kualitas kappa karagenan yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah iklim dan geografis tempat tumbuh dari rumput laut yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaraterissasi kappa karagenan yang dihasilkan dari lima wilayah provinsi di Indonesia yang memiliki perairan berbeda yang meliputi Maluku, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kepulauan Riau. Aplikasinya sebagai matriks tablet apung dipelajari dengan model zat aktif teofilin. Pada penelitian ini pembuatan kappa karagenan menggunakan metode pressing dan hasilnya dilakukan evaluasi meliputi, Spektrum FT-IR, cemaran mikroba, kandungan logam berat, kadar abu, pH, kadar abu, kekuatan gel, kadar sulfat serta susut pengeringan. Dari hasil penelitian diketahui semua karakteristik karagenan dari semua sampel memenuhi persyaratan yang tertera pada Handbook of Pharmaceutical Excipient. Sedangkan dari hasil evaluasi tablet apung, semua formula dari berbagai sampel matriks karagenan memiliki lag waktu apung 2,34 - 4,13 menit dan lamanya waktu apung antara 3,47 - 6,35 jam. Dari hasil uji disolusi formula 1 dengan rasio zat aktif-matriks 1 ; 3,24 dari kappa karagenan wilayah Maluku dan Sulawesi Selatan memiliki profil disolusi yang paling baik sebagai sediaan lepas lambat dengan waktu puncak pelepasan selama 240 menit.Item PREPARASI DAN EVALUASI KOMPLEKS INKLUSI EKSTRAK SELEDRI (Apium graveolens L.) DAN APIGENIN DENGAN β-SIKLODEKSTRIN(2016-11-29) ASEP NURRAHMAN YULIANTO; Muchtaridi; Taofik RusdianaSeledri (Apium graveolens L.) merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan secara tradisional untuk pengobatan berbagai jenis penyakit. Masalah yang paling sering muncul ketika akan mengkonsumsi ekstrak seledri adalah rasa yang tidak mengenakan. Salah satu kandungan utama dari seledri adalah apigenin. Dilaporkan bahwa apigenin memiliki kelarutan dalam air yang sangat rendah (1,35 µg/mL). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan β-siklodekstrin sebagai bahan pengompleks dalam menutupi rasa yang tidak mengenakan dari ekstrak seledri dan peningkatan kelarutan apigenin melalui teknik kompleks inklusi. Pada penelitian ini akan dibuat kompleks inklusi ekstrak seledri dengan β-siklodekstrin dan apigenin dengan β-siklodekstrin dengan perbandingan 2 : 1, 1 : 1, dan 1 : 2 (rasio berat). Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada perbandingan 1 : 1 menghasilkan persen effisiensi penjerapan yang paling baik, dengan persentase effisiensi penjerapan sebesar 22,81% (b/b) dan 74,41% (b/b). Hasil uji kelarutan menunjukkan bahwa kompleks inklusi apigenin memiliki kelarutan dalam air yang lebih tinggi (7,77 ± 1,61% b/b) dibanding dengan apigenin murni (3,90 ± 0,93% b/b). Uji hedonik menggunakan parameter rasa dan aroma antara kompleks inklusi ekstrak seledri dengan ekstrak seledri murni menunjukkan bahwa ada peningkatan tingkat kesukaan panelis terhadap rasa dan aroma kompleks inklusi ekstrak seledri dibanding dengan ekstrak seledri murni.